Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertemuan tiga lempeng kulit bumi aktif, yaitu Lempeng Pasifik di bagian timur,
utara menghasilkan jalur gempa bumi dan rangkaian gunung api aktif sejajar
dengan jalur penunjaman kedua lempeng sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, Bali,
api terbesar di dunia. Tahun 1815 Gunung Tambora yang berada di Pulau
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, erupsi dan memuntahkan sekitar 1,7 juta ton abu
dan material vulkanik. Tahun 1883 Gunung Krakatau juga mengalami erupsi dan
diperkirakan telah menewaskan lebih dari 120.000 jiwa (BNPB, 2010). Bencana
mematikan pada awal abad XXI juga terjadi di Indonesia. Pada tanggal 26
Desember 2004, sebuah gempabumi besar terjadi di Aceh. Gempa bumi ini
memicu tsunami yang menewaskan lebih dari 225.000 jiwa di sebelas negara dan
Pulau Bali menjadi salah satu daerah yang memiliki tingkat kegempaan cukup
tinggi. Bagian selatan Pulau Bali termasuk bagian zona aktif gempa bumi pemicu
tsunami karena bagian selatan Pulau Bali merupakan bagian Zona Subduksi
Sunda. Sedangkan bagian utara Pulau Bali termasuk zona patahan naik busur
belakang (back arc thrust) yang memicu gempa bumi dan tsunami (Septiadhi,
2012). Sejarah kegempaan yang pernah terjadi di Bali diantaranya gempa Seririt
1976 menewaskan 559 orang, gempa di Culik 1979 yang menewaskan 25 orang
Januari 2004 yang menyebabkan kerugian berupa harta benda. Hal tersebut
merupakan bukti bahwa bali merupakan daerah yang rawan terhadap gempa bumi
dan anak-anak rentan untuk menjadi korban. (Daryono, 2004 cit. Rahmasari,
2014).
Anak sekolah adalah salah satu kelompok rentan yang paling berisiko
data kejadian bencana di beberapa daerah banyak korban terjadi pada anak usia
sekolah baik di jam sekolah ataupun di luar jam sekolah, hal ini menunjukkan
yang harus dilakukan saat terjadi ancaman (Sunarto, 2012 cit. Indriasari, 2015)
Pendidikan siaga bencana dapat dilakukan sejak dini melalui program siaga
2015). Pendidikan siaga bencana sangat baik diawali pada anak usia sekolah
dasar. Menurut Jean Piaget, pada masa ini merupakan fase operasional konkret,
diberikan, selain itu kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan
pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang
bencana pada anak usia sekolah dasar merupakan langkah yang sangat strategis
karena penanaman konsep kesiapsiagaan bencana lebih baik dilakukan sejak dini.