Está en la página 1de 146

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KEDELAI STUDI KASUS

SL-PTT KEDELAI
(Studi Kasus di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan)

Oleh :

ALIEF ASLAMSYAH

G 311 08 262

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
ANALISIS PENDAPATAN PETANI KEDELAI STUDI KASUS
SL-PTT KEDELAI
(Studi Kasus di Kelurahan Leang Leang , Kecamatan Bantimurung,Kabupaten
Maros, Propinsi Sulawesi Selatan)

Oleh :

ALIEF ASLAMSYAH
G 311 08 262

Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pertanian

Pada

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar
2015

Disetujui Oleh,

Dr. Ir. Saadah, M.Si Ir. Tamzil Ibrahim, M.Si


Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Mengetahui,
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin

Muh. Hatta Jamil, S.P., M.Si.


NIP. 19671223 199512 1 001

Tanggal Pengesahan : Agustus 2015


PANITIA UJIAN SARJANA
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

JUDUL : ANALISIS PENDAPATAN PETANI KEDELAI


STUDI KASUS SL-PTT KEDELAI
(Studi Kasus di Kelurahan Leang-Leang
Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros,
Propinsi Sulawesi Selatan).

NAMA : ALIEF ASLAMSYAH

NIM : G 311 08 262

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

SUSUNAN TIM PENGUJI

Dr. Ir. Saadah, M. Si.


Pembimbing

Ir. Tamzil Ibrahim, M. Si.


Pembimbing

Dr. Ir. Rahmadanih, M. Si.


Panitia Ujian

Dr. Ir. Mahyuddin, M. Si.


Penguji
Dr. Muhammad Arsyad, SP., M. Si
Penguji

Tanggal Ujian : 06 Agustus 2015


ABSTRAK
ALIEF ASLAMSYAH, G311 08 262. Analisis Pendapatan Petani Kedelai
Studi Kasus SLPTT Kedelai (Studi Kasus di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan), dibawah bimbingan
Dr. Ir. Saadah M.Si dan Ir. Tamzil Ibrahim M.Si.
Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri, cukup besar, mengingat
ketersediaan sumber daya lahan yang cukup luas, tersedia teknologi yang sesuai.
Sulawesi Selatan sebagai penghasil kedelai memiliki produksi yang cukup tinggi di
mana dalam lima tahun terakhir mampu memproduksi kedelai sekitar 29.465
ton/tahun sehingga mampu mensuplai kebutuhan kedelai di berbagai wilayah tanah
air. Hal tersebut dikarenakan Sulawesi Selatan termasuk provinsi yang mengikuti
pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dengan mengikutkan petani
sekolah lapang. Kabupaten Maros saat ini telah mengikutkan sebagian besar
kelompok tani dalam kegiatan SLPTT di empat belas kecamatan. Salah satu
kecamatan yang telah mengikuti SLPTT yaitu kecamatan Bantimurung yang terdiri
dari 8 Kelurahan/Desa. Berdasarkan uraian tersebut, penulis terdorong untuk
melakukan penelitian mengenai Analisis Pendapatan Petani Kedelai Studi Kasus
SLPTT Kedelai di Kelurahan Leang Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten
Maros, Sulawesi Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini
dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan April sampai Mei 2014, dengan
tujuan untuk (1) Untuk mengetahui pendapatan usahatani petani SL-PTT Kedelai
dan petani non-SLPTT Kedelai, dan (2) Untuk mengetahui pelaksanaan SL-PTT
Kedelai.
Populasi penelitian adalah petani pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan
Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Kelompok Tani Tombolo
terdiri dari 75 petani, dimana 36 petani telah mengikuti kegiatan SLPTT dan 39
petani yang tidak mengikuti kegiatan SLPTT. Sehingga, jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 75 petani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani petani program
SL-PTT meningkat setelah mengikuti kegiatan program SL-PTT yaitu sebesar Rp.
6.718.874, dengan total penerimaan (TR) Rp. 9.134.729, total biaya variabel Rp.
2.264.288, total biaya tetap Rp. 151.566, dan total biaya (TC) Rp. 2.415.855.
Sedangkan, pendapatan usahatani petani non-SL-PTT adalah sebesar Rp.
4.092.297, dengan rincian total penerimaan (TR) Rp.6.223.739, total biaya variabel
Rp. 1.958.669, total biaya tetap Rp. 172.773, dan total biaya (TC) Rp. 2.131.442.
Pelaksanaan program SL-PTT kedelai di Kelurahan Leang-Leang telah
sesuai dengan petunjuk teknis program SL-PTT. Petani yang mengikuti program SL-
PTT diwajibkan untuk menggunakan benih kedelai dari varietas unggul. Benih
diperoleh melalui bantuan pemerintah, atau dibeli dari produsen benih swasta.
Selanjutnya, pemberian pupuk telah dilakukan secara seimbang berdasarkan
kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara tanah dengan pripsip tepat jumlah, jenis,
cara, dan waktu aplikasi.

Sesuai anjuran dalam program SL-PTT, jumlah dan waktu pemberian air
dilakukan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman dan jenis iklim. Tanaman
kedelai sangat memerlukan air saat fase perkecambahan, setelah tanam, dan
pertumbuhan awal vegetatif. Pemberian air dilakukan dengan cara digenangi air
selama 30-60 menit. Pengairan dilakukan pada waktu pagi atau sore hari.
Selanjutnya, perlindungan tanaman dilakukan berdasarkan prinsip dan strategi
Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Untuk proses pemanenan, hasil kedelai
dipanen pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur. Pemanenan
dilakukan dengan cara memotong tanaman dengan menggunakan sabit yang tajam
agar pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat
goncangan bisa ditekan.
RIWAYAT HIDUP PENULIS

ALIEF ASLAMSYAH. Lahir di Ujung Pandang pada tanggal 7 September

1990. Anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan (Alm) Abd. Razak Tahir SH

dan Ir. Hamsinah Nur Husain.

Tingkat pendidikan formal yang telah dilalui adalah Taman Kanak-Kanak

Aisyah Busthanul Atfal Makassar tamat tahun 1996. Kemudian melanjutkan ke

Sekolah Dasar (SD) Negeri Mangkura I Makassar tamat tahun 2002. Pada tahun

yang sama penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3

Makassar dan selesai tahun 2005, kemudian tamat di Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 3 Makassar pada tahun 2008.

Melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN),

pada tahun 2008, penulis melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri Universitas

Hasanuddin pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.

Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi penulis aktif dalam

kegiatan perkuliahan juga aktif dalam bidang keorganisasian. Selain itu penulis juga

aktif dalam mengikuti seminar-seminar baik tingkat lokal, nasional, maupun

internasional.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, penulis panjatkan kalimat puji syukur kehadirat


Allah SWT Yang Maha Kuasa, atas Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir pada Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Tak lupa pula shalawat dan
salam kepada Junjungan Kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberi tauladan
bagi kita semua.
Skripsi ini berjudul Analisis Pendapatan Petani Kedelai Studi Kasus SLPTT
Kedelai, dibawah bimbingan Dr. Ir. Saadah M.Si dan Ir. Tamzil Ibrahim M.Si. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Skripsi ini berisi uraian mengenai seberapa besar pendapatan usahatani
petani SL-PTT Kedelai dan petani non-SLPTT Kedelai, serta penjabaran mengenai
proses pelaksanaan program SL-PTT Kedelai di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan.
Menyadarai keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, dengan penuh
kerendahan hati penulis mengakui bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Semoga
segala amal kebaikan dan bantuan dari semua pihak yang diberikan kepada penulis
mendapat balasan setimpal dan bernilai pahala di sisi-Nya, dan semoga apa yang
tersaji dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Makassar, Juni 2015

Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini mulai dari

tahap penyusunan proposal sampai pada saat perbaikan, penulis telah banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.

Dengan syukur yang mendalam, saya ingin berterima kasih kepada orang tua

saya tercinta, ayahanda (Alm) Abdul Razak Tahir SH, dan ibunda

Ir. Hamsinah Nur Husain yang telah melahirkan dan membesarkan penulis dengan

penuh kasih sayang dan doa yang terus mengalir untuk keberhasilan penulis dalam

meraih tujuan hidup.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan

terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak baik moril

maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menghanturkan

penghargaan dan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Saadah, M.Si. dan Ir. Tamzil Ibrahim, M.Si., selaku dosen pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Mahyuddin, M.Si. dan Dr. Muhammad Arsyad, SP., M.Si., selaku dosen

penguji, yang telah banyak memberikan masukan dan kritikan untuk

penyempurnaan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Rahmadanih, M.Si., selaku panitia ujian yang telah memberikan masukan

untuk kesempurnaan skripsi ini.


4. Prof. Dr. Ir. Didi Rukmana, M.S., selaku Penasehat Akademik atas segala

nasehat dan bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian.

5. Dr. Muh. Hatta Jamil, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian, atas nasehat dan arahan Beliau yang memotivasi penulis untuk lebih

baik serta seluruh Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian yang telah

memberikan ilmu pengetahuan untuk bekal penulis meraih tujuan hidup.

6. Seluruh staff tata usaha Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dan staff akademik

Fakultas Pertanian yang telah banyak membantu segala pengurusan

administrasi untuk kelancaran penyelesaian skripsi.

7. Pemkab Maros, Penyuluh Pertanian Kabupaten Maros, BPS Maros kanda

Fakhruddin, kanda Amy Gita Safitri dan segenap warga dan petani yang telah

membantu demi kelancaran pelaksanaan penelitian ini dan telah memberikan

informasi dan bantuan yang sangat berharga bagi penulis.

8. Penghargaan teristimewa kepada Ibunda tercinta

Ir. Hamsinah Nur Husain, atas segala doa, dukungan, kasih sayangnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini (Semoga tulisan ini dapat

menjadi kebanggan bagi Ibu). Dan Saudaraku Dinul Pradana yang paling

kusayangi, serta keluargaku yang selalu menjadi semangatku.

9. Teruntuk buat sahabat seperjuangan sekaligus teman bercanda diwaktu kosong:

Wawan Hermawan, Nur Chaerul, Edi Yusnawar, Arief Rahman,

Oki Ardiansyah, Rizal Smith, Fahri Adha Saite, Andi Wewang, Huzair

Syahran, Nurul Mukhlishah, Cinthya Suci Riyana, Reski Ayu Aldilah, Asty

Prilly Ramadhani dan Ria Asti Kartini. Meskipun kadang mengiris hati dengan
candaannya kalian memberikan makna perjuangan dalam kebersamaan yang

penuh dengan warna-warni dengan satu tujuan demi kebaikan kita bersama.

10. Untuk dukungan dari teman-teman Sikopang 08 yang telah bersama dari

mahasiswa baru hingga akhir masa studi.

11. Untuk kemurahan hati telah berbagi kisah dan kasih, teman-teman

KKN Reguler Unhas gelombang 80 khususnya Posko Desa Bonto Sunggu,

Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Uki, Asdar, Taha, Imma, Ade dan

Stacia.

12. Most Wanted & Cialestig SMA Negeri 3 Makassar yang membantu memberi

semangat dan motivasi kepada penulis, Dulla, Pally, Tito, Glend, Unang, Udhi,

Jame, Amad, Pman, Ugha, Adit, Wawan, Aldi, Aming, Maulana, Kulli, Tian,

Fajar, Tami, Asni, Fani, Dian, Galuh, Niar, Indah dan Chibi.

13. Teman-teman MISEKTA, Pirnas Las Vegas yang namanya tak dapat penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih atas doa, semangat dan dukungannya.

Kepada pribadi-pribadi tersebut di atas dan juga kepada pribadi-pribadi yang

belum dan tidak dapat disebutkan satu-persatu, sekali lagi penulis mengucapkan

terima kasih. Semoga segala perhatian, bantuan dan budi baik yang telah diberikan

kepada penulis, akan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT dan menjadi

tabungan amal ibadah untuk hari akhir nanti. Amin ya rabbal alamin.
Ada pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak kiranya juga

berlaku pada skripsi ini, oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kesalahan

dan kekhilafan yang ada pada penulisan skripsi ini. Akhirnya, sebuah asa dan doa

semoga skripsi ini bermanfaat adanya. Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Juni 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii

SUSUNAN PANITIA UJIAN SARJANA .............................................. iii

RINGKASAN ....................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

KATA PENGANTAR............................................................................ vi

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................... x

DAFTAR TABEL.................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang........................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 7

1.3. Tujuan dan Kegunaan ............................................................ 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9

2.1. Petani dan Usahatani.............................................................. 9

2.2. Budidaya Kedelai .................................................................... 10

2.2.1 Syarat Tumbuh .............................................................. 10

2.2.2 Pengolahan Tanah......................................................... 10

2.2.3 Pembuatan Bedengan ................................................... 11

2.2.4 Pengapuran ................................................................... 11

2.2.5 Penentuan Pola Tanam ................................................ 12

2.2.6 Waktu Tanam ................................................................ 12


2.2.7 Pemupukan ................................................................... 13

2.2.8 Panen ........................................................................... 13

2.3. SL-PTT Kedelai ..................................................................... 14

2.4. Produksi dan Pendapatan ...................................................... 18

2.5. Kerangka Pikir ....................................................................... 21

2.6. Hipotesis ................................................................................. 23

III. METODE PENELITIAN .................................................................. 24

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 24

3.2. Populasi dan Sampel .............................................................. 24

3.3. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 25

3.4. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 26

3.5. Analisis Data .......................................................................... 26

3.6. Konsep Operasional ............................................................... 27

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................................... 30

4.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah ........................................ 30

4.2. Keadaan Iklim dan Topografi .................................................. 30

4.3. Pola Penggunaan Lahan ........................................................ 31

4.4. Keadaan Penduduk ............................................................... 32

4.4.1 Jumlah Penduduk Menurut Umur ................................. 32

4.4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ............. 33

4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana ........................................... 35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 37

5.1. Identitas Petani Responden .................................................... 37

5.1.1 Umur ............................................................................. 37

5.1.2 Pendidikan .................................................................... 39


5.1.3 Pengalaman Berusaha Tani ......................................... 40

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga ...................................... 42

5.1.5 Luas Lahan ................................................................... 43

5.2. Biaya Usahatani Kedelai ........................................................ 44

5.3. Pendapatan Usahatani Kedelai Petani SL-PTT dengan

Petani Non SL-PTT ................................................................. 47

5.4. Pelaksanaan SL-PTT Kedelai ................................................ 49

5.4.1 Komponen Teknologi Dasar ......................................... 49

5.4.2 Komponen Teknologi Pilihan ........................................ 51

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 59

6.1. Kesimpulan .............................................................................. 59

6.2. Saran ....................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

LAMPIRAN ..........................................................................................
DAFTAR TABEL

No. Teks Hal

1. Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas tanaman kedelai

di Provinsi Sulawesi Selatan, 2009 2013 ....................................... 3

2. Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas tanaman kedelai

di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun

2009-2013 ..................................................................................... 4

3. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Kedelai

Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Bantimurung 2014 ......... 6

4. Luas dan pola penggunaan lahan di Kelurahan Leang-Leang,

Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros 2014 ....................... 31

5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kelurahan

Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros 2014 32

6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan

Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros 2014 . 34

7. Jenis dan Jumlah Sarana, Prasarana yang Tersedia di Kelurahan

Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros 2014 . 35

8. Distribusi Responden Menurut Umur Pada Kelompok Tani

Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,

Kabupaten Maros, 2014 ................................................................ 38

9. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pada Kelompok

Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,

Kabupaten Maros, 2014 ................................................................ 39


10. Distribusi Responden Menurut Pengalaman Berusahatani Pada

Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan

Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014 ......................................... 41

11. Distribusi Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga

Pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,

Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014 ...................... 42

12. Distribusi Responden Menurut Luas Lahan Pada Kelompok

Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,

Kabupaten Maros, 2014 ................................................................ 43

13. Biaya Tetap Rata-rata Per Hektar Petani Responden SL-PTT

dan Petani Responden Non-SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo

di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten

Maros, 2014 .................................................................................. 45

14. Biaya Variabel Rata-rata Per Hektar Petani Responden

SL-PTT dan Non-SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo

di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten

Maros, 2014 .................................................................................. 46

15. Pendapatan Bersih Rata-rata Per Hektar Petani Responden SL-PTT

dan Petani Responden Non-SLPTT pada kelompok Tani Tombolo

di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten

`Maros, 2014 ................................................................................. 48


DAFTAR GAMBAR

No. Teks Hal

1. Kerangka Berpikir Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai Petani

SL-PTT Studi Kasus pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan

Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros ......... 22


DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks
1. Identitas Petani Responden SL-PTT Kedelai Kelompok Tani Tombolo,
di Kelurahan Leang-Leang, Kabupaten Maros, 2014
2. Identitas Petani Responden Non-SLPTT Kedelai Kelompok Tani Tombolo , di
Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014
3. Jumlah dan Nilai Produksi Usahatani Kedelai Responden SLPTT Kedelai
Kelompok Tani Tombolo , di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
4. Jumlah dan Nilai Produksi Usahatani Kedelai Responden Non-SLPTT Kedelai
Kelompok Tani Tombolo , di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
5. Faktor Produksi Benih Usahatani Kedelai Petani Responden SLPTT Pada
Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
6. Faktor Produksi Bibit Usahatani Kedelai Petani Responden Non-SLPTT Pada
Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
7. Faktor Produksi Pupuk Usahatani Kedelai Petani Responden SLPTT Pada
Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
8. Faktor Produksi Pupuk Usahatani Kedelai Petani Responden Non SLPTT Pada
Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
9. Faktor Produksi Pestisida Usahatani Kedelai Responden SLPTT pada
Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
10. Faktor Produksi Pestisida Petani Kedelai Responden Non SLPTT pada
Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
11. Jenis dan Nilai Penyusutan Alat Petani Responden SLPTT pada Kelompok
Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
12. Jenis dan Nilai Penyusutan Alat Petani Responden Non SLPTT pada Kelompok
Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
13. Pajak Lahan Petani Responden SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di
Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014
14. Pajak Lahan Petani Responden Non-SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di
Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014
15. Jumlah dan Nilai Biaya Karung Petani Responden SLPTT pada Kelompok Tani
Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten
Maros, 2014
16. Jumlah dan Nilai Biaya Karung Petani Responden Non-SLPTT pada Kelompok
Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
17. Biaya Upah Tenaga Kerja Petani Responden SLPTT pada Kelompok Tani
Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten
Maros, 2014
18. Biaya Upah Tenaga Kerja Petani Responden Non-SLPTT pada Kelompok Tani
Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten
Maros, 2014
19. Nilai Biaya Variabel Per Hektare Petani Responden SLPTT Pada Kelompok
Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
20. Nilai Biaya Variabel Per Hektare Petani Responden Non-SLPTT Pada
Kelompok Tani Tombolo Di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
21. Nilai Biaya Tetap Per Hektare Petani Responden SLPTT Pada Kelompok Tani
Tombolo Di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten
Maros, 2014
22. Nilai Biaya Tetap Per Hektare Petani Responden Non-SLPTT Pada Kelompok
Tani Tombolo Di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
23. Pendapatan Bersih Per Hektare Petani Responden SLPTT Pada Kelompok
Tani Tombolo Di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten
Maros, 2014
24. Pendapatan Bersih Per Hektare Petani Responden Non-SLPTT Pada
Kelompok Tani Tombolo Di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara agraris, pembangunan pertanian Indonesia tetap

yang terpenting dan keseluruhan pembangunan yang ada. Beberapa

alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia: (1) Potensi

sumberdayanya yang besar dan beragam, (2) Pangsa terhadap

pendapatan nasional cukup besar, (3) Besarnya penduduk yang

menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, (4) Menjadi basis

pertumbuhan di wilayah pedesaan (Jati, 2009)

Tanaman kedelai ialah tanaman multiguna karena bisa digunakan

sebagai pangan, pakan maupun bahan baku berbagai industri manufaktur

dan olahan. Adanya upaya penghematan devisa oleh negara

menyebabkan kedelai menjadi komoditas yang penting. Kebutuhan

kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan

pertumbuhan penduduk dan perbaikan pendapatan per kapita. Namun

perkembangan tanaman kedelai selama 10 tahun terakhir menunjukkan

penurunan yang cukup besar, lebih dari 50 %, baik dalam luasan areal

maupun produksinya. Pada tahun 1995, luas areal tanaman kedelai

mencapai 1,4 juta ha, sedangkan pada tahun 2005, luas areal hanya

500.000 ha. Total produksi selama periode yang sama menurun dari 1,9

juta ton menjadi 700.000 ton (Adisarwanto, 2005).

1
Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri, cukup

besar, mengingat ketersediaan sumber daya lahan yang cukup luas,

tersedia teknologi yang sesuai antara lain varietas unggul yang potensi

produksinya diatas 2,00 ton/ha, pupuk hayati, dsb, sumberdaya manusia

yang sudah berpengalaman, pasar yang cukup besar dan membaiknya

harga kedelai.

Salah satu upaya dalam meningkatkan hasil panen dan

pendapatan petani melalui penerapan teknologi yang sesuai dengan

kondisi petani dan lingkungan setempat yaitu pendekatan PTT

(Pengelolaan Tanaman Terpadu). Pendekatan ini dikenal dengan

pendekatan partisipatif karena disesuaikan dengan kondisi spesifikasi

lokasi. Peningkatan produktivitas antara lain dilakukan dengan cara

mensinergikan komponen teknologi seperti penggunaan benih unggul

bermutu yang mempunyai potensi produksi tinggi, pemupukan berimbang,

pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), penggunaan

pupuk organik, pupuk bio hayati, kapur pertanian, dan pengelolaan air

serta melaksanakan pengawalan dan pendampingan.

Di samping itu juga dikembangkan kemitraan yang melibatkan

institusi Pemerintah, BUMN/swasta, Dekopin dengan kelompok

tani/petani, dan optimalisasi pembinaan kepada kelompok tani/petani yang

sudah terbiasa berusaha tani kedelai sehingga penyediaan sarana

produksinya dilakukan secara swadaya.

2
Sulawesi Selatan sebagai penghasil kedelai memiliki produksi yang

cukup tinggi di mana dalam lima tahun terakhir mampu memproduksi

kedelai sekitar 29.465 ton/tahun sehingga mampu mensuplai kebutuhan

kedelai di berbagai wilayah tanah air, khususnya di Kawasan Indonesia

Timur. Hal tersebut dikarenakan Sulawesi Selatan termasuk provinsi yang

mengikuti pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dengan

mengikutkan petani sekolah lapang. Berikut Tabel Luas Lahan, Produksi

dan Produktivitas tanaman kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun

2009-2013 :

Tabel 1. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas tanaman kedelai di


Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2009 - 2013
Luas Lahan Produksi Produktivitas
Tahun
( Ha ) ( Ton ) ( Ton / Ha )
2009 29.965 41.278 1,6
2010 15.778 35.710 1,51
2011 23.909 33.716 1,57
2012 30.100 44.926 2,03
2013 40.073 45.693 1,47
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, 2014

Tabel 1 menunjukkan adanya penurunan luas areal pertanaman

kedelai di provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2009 2010 yaitu 29.965

hektar hingga 15.778 hektar dan mengalami peningkatan pada tahun

2011 menjadi 23.909 hektar. Produksi tanaman kedelai juga mengalami

penurunan pada tahun 2009 2011 yaitu dari 41.278 ton hingga 33.716

ton. pada tahun 2011 luas areal pertanaman meningkat namun tidak pada

produksi. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan luas lahan sebesar 30.100

3
hektar, serta produksi dan produktivitas yang meningkat. Pada tahun 2013

terjadi peningkatan luas lahan dan produksi sebesar 40.073 hektar dan

45.693 ton namun terjadi penurunan pada produktivitas dari 2,03

ton/hektar hingga 1,47 ton/hektar (BPS, Maros, 2015).

Kabupaten Maros sebagai salah satu penghasil kedelai yang

menjadi bahan pangan pokok di daerah Sulawesi Selatan sangat

menyadari pentingnya penerapan teknologi dalam usahatani ini. Hal ini

didasarkan pada kenyataan yang ada bahwa sebagian besar penduduk

Kabupaten Maros mata pencaharian utamanya adalah di bidang

pertanian. Sehingga secara tidak langsung keikutsertaan teknologi dalam

usahatani kedelai menjadi mutlak untuk peningkatan hasil yang maksimal.

Potensi luas lahan dan hasil produksi tanaman pangan Kabupaten Maros

tahun 2009 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas tanaman kedelai di


Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2009 -
2013
Luas Lahan Produksi Produktivitas
Tahun
( Ha ) ( Ton ) ( Ton / Ha )
2009 1.778 2.081 1, 23
2010 1.753 1.751 1, 07
2011 2.117 3.461 1,65
2012 2.776 4.583 1,65
2013 4.507 8.477 1,88
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros, 2014

4
Tabel 2 menunjukkan adanya penurunan produktivitas pada tahun

2009 2010 yaitu dari 1,23 ton/hektar menjadi 1,07 ton/hektar.

Sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 1,65

ton/hektar. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan luas lahan dan jumlah

produksi kedelai, namun tidak terjadi peningkatan produktivitas secara

signifikan dan kembali mengalami peningkatan pada tahun 2013 yaitu

sebanyak 1,88 ton/hektar.

Kabupaten Maros saat ini telah mengikutkan sebagian besar

kelompok tani dalam kegiatan SLPTT di empat belas kecamatan. Salah

satu kecamatan yang telah mengikuti SLPTT yaitu kecamatan

Bantimurung yang terdiri dari 8 Kelurahan/Desa yaitu Alatengae, Minasa

Baju, Kalabbirang, Tukamasea, Mattoangin, Mangeloreng, Baruga dan

Leang Leang. Luas tanam, luas panen dan produksi tanaman kedelai di

Kecamatan Bantimurung dijelaskan pada Tabel 3.

5
Tabel 3. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Kedelai
Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Bantimurung Tahun
2014
Tanaman Kedelai
Desa / Kelurahan Luas Tanam Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Ton / Ha)
1. Alangtae 70 94 1.34
2. Minasa Baji - - -
3. Kalabbirang 20 27 1.35
4. Tukamasea - - -
5. Mattoangin - - -
6. Mangeloreng 40 47 1.17
7 . Baruga 25 32 1.28
8. Leang Leang 217 308 1.42
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros, 2014

Pada tabel 3 menunjukkan Kelurahan Leang Leang merupakan

produksi tanaman kedelai terbesar di Kecamatan Bantimurung yaitu 308

ton dengan luas tanam dan luas panen 217 hektar sedangkan desa

Kalabbirang merupakan daerah produksi kedelai terkecil yaitu 27 ton

dengan luas tanam 20 hektar.

Untuk menunjang peningkatan produksi kedelai secara

berkelanjutan maka SL-PTT diharapkan menjadi ajang bagi petani dalam

mengaplikasikan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input

yang efisien menurut spesifik lokasi dengan mengikuti pola yang sudah

diterapkan selama ini berupa 1 Ha sebagai laboratorium lapangan

mendapat faktor produksi lengkap.

6
Berdasarkan uraian tersebut, penulis terdorong untuk melakukan

penelitian mengenai Analisis Pendapatan Petani Kedelai Studi Kasus

SLPTT Kedelai di Kelurahan Leang Leang, Kecamatan Bantimurung,

Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah adalah suatu kesenjangan atau penyimpangan dari suatu

ketidakseimbangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang

sebenarnya terjadi. Untuk memecahkan masalah perlu dilakukan suatu

analisis yang berguna untuk dapat menemukan penyebabnya dan diakhiri

dengan pengambilan keputusan.

Masalah dalam peningkatan produksi kedelai khususnya sebelum

tahun 2008 terutama disebabkan tingginya impor kedelai sehingga

mengakibatkan usahatani kedelai didalam negeri menjadi tidak kompetitif

serta rendahnya produktivitas kedelai ditingkat petani, karena belum

berkembangnya penerapan teknologi anjuran.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah yang

diangkat dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana pelaksanaan SL-PTT Kedelai di Kelurahan Leang Leang

Kecamatan Bantimurung?

2. Berapa pendapatan usahatani petani SL-PTT kedelai?

7
1.3 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Berapa pendapatan usahatani petani SL-PTT Kedelai dan

petani non-SLPTT Kedelai?

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan SL-PTT Kedelai

Sedangkan kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Meningkatkan kemampuan untuk mengkaji dan memecahkan

masalah yang dihadapi oleh petani dalam pelaksanaan sistem SL-

PTT kedelai.

2. Menambah pengetahuan penulis tentang masalah yang sedang

dikaji dan dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti lain.

8
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Petani dan Usahatani

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk

memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian

dimulai dari proses pengolahan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan

sampai pemanenan. Energi matahari menimpa permukaan bumi di mana-

mana dengan atau tanpa manusia. Di mana saja terdapat suhu yang tepat

serta air yang cukup, maka tumbuhlah tumbuh-tumbuhan dan hiduplah

hewan. Manusialah yang datang mengendalikan keadaan ini, ia

mengecap kegunaan dari hasil tanaman dan hewan, ia mengubah

tanaman-tanaman dan hewan serta sifat tanah supaya lebih berguna

baginya, dan manusia yang melakukan semua ini adalah petani (Mosher,

1991).

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang

terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti

tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan di atas

tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah

dan sebagainya. Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam atau

memelihara ternak (Mubyarto, 1989).

9
2.2 Budidaya Kedelai

Ketergantungan terhadap kedelai impor sangat memprihatinkan,

karena seharusnya kita mampu mencukupinya sendiri. Ini karena

produktivitas yang rendah dan kebutuhan akan kedelai yang terus

meningkat.

2.2.1 Syarat Tumbuh

Tanaman dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal drainase

(tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400

mm/bulan, suhu udara 230C - 300C, kelembaban 60% - 70%, pH tanah

5,8 - 7 dan ketinggian kurang dari 600 mdpl.

2.2.2 Pengolahan Tanah

a. Terdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni:

persiapan tanpa pengolahan tanah di sawah bekas ditanami padi

rendeng dan persiapan dengan pengolahan tanah (intensif).

Persiapan tanam pada tanah tegalan atau sawah tadah hujan

sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.

b. Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5 - 7 hari,

pencangkulan ke 2 sekaligus meratakan, memupuk,

menggemburkan dan membersihkan tanah dari sisa - sisa akar.

Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman

sekitar 3 minggu.

10
2.2.3 Pembuatan Bedengan

Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan

ataupun dengan bajak lebar 50 - 60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan

dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang satu dengan

lainnya sekitar 3 - 4 m.

2.2.4 Pengapuran

a. Tanah dengan keasaman kurang dari 5,5 seperti tanah podsolik

merah-kuning, harus dilakukan pengapuran untuk mendapatkan

hasil tanam yang baik. Kapur dapat diberikan dengan cara

menyebar di permukaan tanah, kemudian dicampur sedalam

lapisan olah tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan

sebelum musim tanam, dengan dosis 2 - 3 ton/ha. Diharapkan

pada saat musim tanam kapur sudah bereaksi dengan tanah, dan

pH tanah sudah meningkat sesuai dengan yang diinginkan.

b. Kapur halus memberikan reaksi lebih cepat daripada kapur kasar.

Sebagai sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur

tembok. Pemberian kapur tidak harus dilakukan setiap kali tanam,

tetapi setiap 3 - 4 tahun sekali. Dengan pengapuran, tanah menjadi

kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan pH-nya

meningkat. Selain itu peningkatan pH dapat menaikkan tingkat

persediaan Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk

produksi kedelai dan golongan tanaman kacang-kacangan, karena

erat hubungannya dengan perkembangan bintil akar.

11
2.2.5 Penentuan Pola Tanam

a. Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar

antara 20 - 40 cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30 x 20

cm, 25 x 25 cm, atau 20 x 20 cm.

b. Jarak tanam hendaknya teratur, agar tanaman memperoleh ruang

tumbuh yang seragam dan mudah disiangi. Jarak tanam kedelai

tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan sifat tanaman yang

bersangkutan. Pada tanah yang subur, jarak tanam lebih renggang,

dan sebaliknya pada tanah tandus jarak tanam dapat dirapatkan.

2.2.6 Waktu Tanam

a. Pemilihan waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang

masih muda tidak terkena banjir atau kekeringan. Karena umur

kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar antara 75 - 120

hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim

penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung

cukup air.

b. Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat

berbeda. Bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah

permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu

tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di

lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal

sampai pertengahan musim kemarau.

12
2.2.7 Pemupukan

a. Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan

dan kondisi tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami

padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada

tanah yang kurang subur, pemupukan dapat meningkatkan hasil.

Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai berikut:

- Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.

- Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha,

TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.

- Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha,

TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.

- Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk

kandang=2000 - 5000 kg/ha; Urea=50 - 100 kg/ha, TSP=50 -

75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.

2.2.8 Panen

a. Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah

menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu

gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning

kecoklatan dan retak - retak, atau polong sudah kelihatan tua,

batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang

terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua

13
dan kering, sehingga kulit polong retak - retak atau pecah dan biji

lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai

buah mengering dan lepas dari cabangnya.

b. Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar

75 - 110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat.

Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan

konsumsi dipetik pada usia 75 - 100 hari, sedangkan untuk

dijadikan benih dipetik pada umur 100 - 110 hari, agar kemasakan

biji betul - betul sempurna dan merata.

2.3 SLPTT Kedelai

PTT adalah pendekatan dalam pengelolaan lahan, air, tanaman,

organisme pengganggu tanaman (OPT), dan iklim secara terpadu dan

berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, pendapatan petani

dan kelestarian lingkungan. Prinsip PTT mencakup empat unsur, yaitu

integrasi, interaksi, dinamis, dan partisipatif.

Integrasi

Dalam implementasinya di lapangan, PTT mengintegrasikan

sumber daya lahan air, tanaman, OPT, dan iklim untuk mampu

meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman sehingga dapat

memberikan manfaat yang sebesar - besarnya bagi petani.

14
Interaksi

PTT berlandaskan pada hubungan sinergis atau interaksi antara

dua atau lebih komponen teknologi produksi.

Dinamis

PTT bersifat Dinamis karena selalu mengikuti perkembangan

teknologi dan penerapannya disesuaikan dengan keinginan dan pilihan

petani. Oleh karena itu, PTT selalu bercirikan spesifik lokasi. Teknologi

yang dikembangkan melalui pendekatan PTT senantiasa

mempertimbangkan lingkungan fisik, biofisik, iklim, dan kondisi sosial

ekonomi petani setempat.

Partisipatif

PTT juga bersifat partisipatif, yang membuka ruang bagi petani

untuk memilih, mempraktekkan, dan bahkan memberikan saran kepada

penyuluh dan peneliti untuk menyempurnakan PTT, serta menyampaikan

pengetahuan yang dimiliki kepada petani yang lain.

Komponen Teknologi Unggulan PTT Kedelai terdiri dari komponen

tekonologi dasar dan komponen teknologi pilihan disesuaikan spesifik

wilayah setempat yang paling tepat diterapkan.

15
Komponen Teknologi Dasar

Komponen teknologi dasar (compulsory) adalah komponen

teknologi yang relatif dapat berlaku umum di wilayah yang luas, antara lain

1. Varietas unggul baru

2. Benih bermutu dan berlabel

3. Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara

tanah

Komponen Teknologi Pilihan

Komponen teknologi pilihan yaitu komponen teknologi yang lebih

bersifat spesifik lokasi, antara lain :

1. Penyiapan Lahan

2. Pemberian pupuk organik

3. Pembuatan saluran drainase pada lahan kering

4. Pengendalian hama dan Penyakit

5. Panen tepat waktu

Definisi, Tujuan, dan Azas SL-PTT Kedelai

SL-PTT adalah sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya

dilakukan dilapangan. Hamparan sawah milik petani peserta program

penerapan PTT disebut hamparan SL-PTT, sedangkan hamparan sawah

tempat praktek sekolah lapang disebut laboratorium lapang (LL). Sekolah

lapang seolah olah menjadikan petani peserta sebagai murid pemandu

lapang (PL) sebagai guru (fasilitator). Namun pada sekolah lapang tidak

16
dibedakan antara guru dan murid, karena aspek kekeluargaan lebih

diutamakan, sehingga antara "guru dan murid" saling memberi

pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman.

SL-PTT juga mempunyai kurikulum, evaluasi pra dan pasca

kegiatan, dan sertifikat. Bahkan sebelum SL-PTT dimulai perlu dilakukan

registrasi terhadap peserta yang mencakup nama dan luas lahan sawah

garapan, pembukaan, dan studi banding atau kunjungan lapang (field trip)

Penciri SL-PTT adalah sebagai berikut :

1. Peserta dan pemandu saling memberi dan menghargai

2. Perencanaan dan pengambilan keputusan dilakukan bersama

dengan kelompok tani (poktan) atau gabungan kelompok tani

(gapoktan)

3. Komponen teknologi yang akan diterapkan berdasarkan hasil PRA

yang dilakukan oleh petani peserta

4. Pemandu tidak mengajari petani, tetapi petani belajar dengan

inisiatif sendiri pemandu sebagai fasilitator memberikan bimbingan

5. Materi latihan, praktek, dan sarana belajar ada dilapangan

6. Kurikulum dirancang untuk satu musim tanam, sehingga dalam

periode tersebut diharapkan terdapat 10-18 kali pertemuan antara

peserta dengan pemandu

17
2.4 Produksi dan Pendapatan

Produksi merupakan kombinasi faktor-faktor produksi yang

dibutuhkan untuk memproduksi satuan-satuan produksi. Produksi

dianggap sebagai suatu aktivitas yang bersifat teknologi ekonomi dalam

berbagai input dipadukan untuk menghasilkan output dengan suatu

hubungan tertentu yang dapat diramalkan.

Soekartawi (1986), mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan

faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman

agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik.

Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi.

Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi

yang diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk,

obat-obatan dan biaya tenaga kerja.

Nilai akhir dari beroperasinya suatu usaha dengan menggunakan

kombinasi faktor produksi adalah output, diharapkan dapat memberikan

hasil yang maksimal. Output (produksi) adalah hasil dalam bentuk barang

dan jasa yang digunakan untuk komsumsi maupun investasi atau untuk

melakukan proses produksi selanjutnya.

Menurut Daniel (2002) untuk meningkatkan produksi diperlukan

penambahan jenis input lain. Ini berupa input-input yang berasal dari

kehidupan ekonominya lebih luas dimana petani hidup dan bekerja, selain

bibit, pupuk dan obat-obatan perlu adanya keterampilan, perlengkapan

18
dan pengangkutan, serta teknologi baru yang dapat meningkat

kemampuan petani. Jika produksi meningkat maka harga jual yang

diterima petani akan meningkat.

Salah satu tujuan petani dalam melaksanakan usahataninya adalah

memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya. Pendapatan dalam

pengertian umum adalah hasil produksi yang diperoleh dalam bentuk

materi dan dapat kembali digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan

sarana dan prasarana produksi. Pendapatan ini umumnya diperoleh

dari hasil penjualan produk atau dapat pula dikatakan bahwa

pendapatan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya

yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha selama satu periode.

Pendapatan adalah keuntungan atau hasil bersih yang diperoleh

petani dari hasil produksinya. Seorang petani dapat memperoleh

keuntungan yang maksimum asalkan petani melakukan tindakan dengan

cara meningkatkan hasilnya dengan menekan harga petani melakukan

efisiensi teknis dan efisiensi harga yang bersamaan (Daniel, 2002)

Menurut Soekartawi (1986), pendapatan usahatani dapat terbagi

dua pengertian yaitu antara lain pendapatan kotor (gross farm income)

dan pendapatan bersih (net farm income).

a. Pendapatan Kotor

Pendapatan kotor (Gross Farm Income) merupakan pendapatan

yang diterima petani dari hasil penjualan produk tanpa adanya

pengurangan dengan biaya produksi. Persamaannya :

19
TR = Y. Py

Dimana : TR = Pendapatan kotor (Rp/ha)

Y = Total produksi (kg/ha)

Py = Harga produksi (Rp/kg)

b. Pendapatan bersih

Pendapatan bersih (Net Farm Income) adalah pendapatan yang

diterima petani setelah adanya pengurangan dengan biaya produksi.

Persamaannya yaitu :

= TR TC

Dimana : = Pendapatan (Rp/ha)

TR = Total penerimaan (Rp/ha)

TC = Total pengeluaran (Rp/ha)

Pengeluaran usahatani meliputi biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh produksi,

sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan

besarnya produksi. Selain biaya tetap dan biaya variabel, pengeluaran

juga mencakup nilai inventaris usahatani yang disebabkan karena hilang,

rusak, atau penyusutan.

Pendapatan yang diterima oleh petani dalam satu tahun berbeda

dengan pendapatan diterima petani lainnya. Berbagai faktor yang

mempengaruhi pendapatan petani yang masih bisa diubah dalam batas

kemampuan petani adalah luas usahatani, efisisensi kerja, dan efisiensi

produksi. Sedangkan faktor yang tidak bisa diubah, yaitu iklim dan jenis

tanah (Soeharjo dan Patong, 1978).

20
2.5 Kerangka Pikir

Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat

diperlukan untuk meningktakan gizi masyarakat, karena memiliki

kandungan protein nabati yang tinggi dan kandungan lemak dengan

kolesterol yang rendah. Kebutuhan akan kedelai terus meningkat tiap

tahunnya, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk serta

berkembangnya industri pangan dan pakan ternak yang berbahan baku

kedelai.

Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) adalah

sebuah pendekatan percepatan pengembangan teknologi sekaligus

pembangunan pertanian wilayah. SLPTT merupakan bentuk nyata dari

konsep pendekatan PTT yang mengacu kepada upaya untuk

mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi kedelai secara

berkelanjutan dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia serta

kemauan dan kemampuan petani. Pengelolaan Tanaman Terpadu

menggabungkan semua komponen usahatani terpilih dan serasi dan

saling komplementer, untuk mendapatkan hasil panen optimal dan

kelestarian lingkungan. Dalam usahatani kedelai terdapat komponen

teknologi yang dapat mempengaruhi produksi sekaligus pendapatan baik

antara petani SLPTT dengan petani Non-SLPTT.

21
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dapat dilihat pada
gambar 1.

SLPTT Kedelai

Usahatani Kedelai

Petani SLPTT

Komponen Teknologi Pilihan


1. Penyiapan Lahan
2. Pemberian Pupuk Organik Komponen Teknologi Dasar
3. Pembuatan saluran drainase Komponen 1. Varietas unggul baru
pada lahan kering Teknologi 2. Benih bermutu dan
4. Pengendalian Hama dan berlabel
Penyakit 3. Pemupukan berdasarkan
5. Panen tepat waktu kebutuhan tanaman

Produksi dan
Produktivitas

Pendapatan Petani Harga

Gambar 1. Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai Petani SLPTT Studi


Kasus pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

22
2.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian

ini yaitu pendapatan usahatani petani SL-PTT kedelai lebih besar

dibandingkan dengan petani non-SLPTT Kedelai di Kelurahan Leang -

Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

23
III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan

Bantimurung, Kabupaten Maros. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

sengaja (Purposive) dengan dasar pertimbangan bahwa lokasi ini

merupakan salah satu lokasi penerapan Sekolah Lapang Pengelolaan

Tanaman Terpadu (SLPTT) kedelai. Penelitian ini akan berlangsung mulai

dari bulan April sampai Mei 2014.

3.2. Populasi dan Sampel

Kelompok tani di desa Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan

Bantimurung terdapat 8 kelompok tani yaitu kelompok Tani Tombolo ,

Siparingerang, Borongpaoe, Tinggiada, Lambatorang, Taroada,

Sugimanai, dan Bontolabu.

. Populasi penelitian adalah petani pada Kelompok Tani Tombolo

di Kelurahan Leang-Leang,Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

Kelompok Tani Tombolo terdiri dari 75 petani, dimana 36 petani telah

mengikuti kegiatan SLPTT dan 39 petani yang tidak mengikuti kegiatan

SLPTT. Berdasarkan hal tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian

ini adalah sebanyak 75 petani.

24
3.3. Teknik Pengumpulan Data

Tiap peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan satu atau

lebih teknik. Teknik pengumpulan data kuantitatif umumnya menggunakan

survei dan eksperimen. Pengertian survei dibatasi pada penelitian yang

datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh

populasi dan informasi dikumpulkan dari sampel atau responden atas

populasi untuk mewakili seluruh populasi dengan menggunakan kuesioner

dan wawancara (Ulber, 2010).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi, teknik ini dipergunakan sebagai salah satu alat

pengumpulan data berdasarkan pengamatan secara langsung

terhadap unsur-unsur yang berhubungan dengan kegiatan usahatani

kedelai di lokasi penelitian.

2. Wawancara, merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data

secara langsung antara peneliti dan responden dengan menggunakan

instrumen kuisioner.

3. Kuisioner, merupakan alat yang digunakan dalam bentuk pertanyaan

tertulis yang diberikan kepada responden pada saat wawancara yang

berfungsi sebagai komponen utama dalam memperoleh data yang

sesuai dengan keperluan penelitian.

25
3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan adalah data primer dan data

sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara

langsung dengan petani yang mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan

Tanaman Terpadu dengan menggunakan kuisioner untuk menghimpun

data tentang karakteristik petani, kepemilikan sumber daya, penerapan

teknologi, dan biaya dan pendapatan.. Data sekunder, yaitu data yang

diperoleh dari pihak terkait yaitu dari Badan Pusat Statistik Kabupaten

Maros, Kantor Lurah Leang-Leang, Dinas Pertanian Kabupaten Maros,

dan UPT BPP Kecamatan Bantimurung mengenai kecamatan yang

mengikuti SLPTT serta jumlah kelompok tani yang sudah mengikuti

kegiatan SLPTT, jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian, umur,

tingkat pendidikan, sarana dan prasarana, letak geografis, dan topografi.

3.5. Analisis Data

Untuk menguji hipotesis mengenai tingkat pendapatan usahatani

kedelai petani digunakan analisis pendapatan. Analisis pendapatan

diperoleh dengan mengurangi total penerimaan dengan total biaya.

26
Analisis pendapatan dapat dibuktikan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut (Soekartawi (1986) :

= NP TC = (Y. Hy) (VC + FC)

Dimana :

= Pendapatan bersih (Rp/ha)

NP = Nilai produksi (Rp/ha)

TC = Total biaya (Rp/ha)

Y = Jumlah produksi (kg/ha)

Hy = Harga produksi yang diterima (Rp/kg)

FC = Total biaya tetap yang dikeluarkan petani selama proses

produksi (Rp/ha)

VC = Total biaya variabel yang dikeluarkan petani selama proses

produksi (Rp/ha)

3.6. Konsep Operasional

Untuk memudahkan dalam pengumpulan data, maka batasan

konsep operasional sebagai berikut :

1. Petani adalah penduduk yang melakukan kegiatan bercocok tanam

kedelai melalui program SL-PTT di Kelurahan Leang-Leang,

Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros pada musim tanam April

sampai Mei 2014

27
2. Usahatani Kedelai adalah kegiatan petani pada lahan sawah yang

mengusahakan kedelai sebagai komoditinya di Kelurahan Leang-

Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

3. Kelompok Tani Tombolo adalah salah satu kelompok tani yang ada di

Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

4. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) adalah

salah satu sosialisasi mengenai penerapan pengelolaan tanaman

terpadu melalui pendekatan sekolah lapang.

5. Komponen Teknologi adalah komponen teknologi pengelolaan

tanaman terpadu kedelai yang diterapkan oleh petani dalam

membudidayakan usahatani kedelai.

6. Produksi adalah Jumlah produksi fisik yang diperoleh dari usahatani

kedelai dalam satu kali siklus produksi yang diukur dengan satuan

kilogram (kg);

7. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh usahatani kedelai

yang penggunaannya mempengaruhi jumlah produksi dan dinyatakan

dengan rupiah (Rp);

8. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh usahatani kedelai

yang penggunaannya tidak mempengaruhi jumlah produksi dan

dinyatakan dengan rupiah (Rp);

9. Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh usahatani

kedelai selama setahun terakhir yang terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel dan dinyatakan dengan rupiah (Rp);

28
10. Penerimaan adalah nilai produksi kedelai (kg) dikalikan dengan harga

per satuan produksi (Rp) yang dinyatakan dengan rupiah (Rp).

11. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total

yang dikeluarkan oleh usahatani kedelai yang dinyatakan dengan

rupiah (Rp).

29
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kelurahan Leang-Leang merupakan salah satu kelurahan yang

terletak sekitar kurang lebih 15 km dari Ibukota Kabupaten Maros, dengan

luas wilayah 1.650 Ha. Adapun batas batas wilayah Kelurahan Leang-

Leang sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Balocci (Kab.

Pangkep),

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel. Kalabbirang (Kec.

Bantimurung),

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mangeloreng (Kec.

Bantimurung),

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Labuaja (Kec. Camba)

4.2 Keadaan Iklim dan Topografi

Keadaan iklim dan curah hujan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pertanian pada daerah tersebut. Kelurahan

Leang-Leang memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 25C - 30C.

Keadaan topografi Kelurahan Leang-Leang terbagi dua yaitu : terdiri dari

dataran rendah (dengan ketinggian 70 mdpl) dan dataran tinggi (dengan

ketinggian 500 mdpl)

30
4.3 Pola Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan di Kelurahan Leang-Leang secara umum

meliputi sawah, pemukiman, tegalan, perkebunan, dan bagunan

sekolah/kantor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Luas dan pola penggunaan lahan di Kelurahan Leang-Leang,


Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)


1 Sawah 668 40,48
2 Pemukiman 91 5,52
3 Tegalan 161 9,76
4 Kebun 58 3,51
5 Hutan 663 40,18
6 Industri, kantor, dan sekolah 9 0,55
Jumlah 1650 100,00
Sumber : Kantor Badan Pelaksana Penyuluhan Maros 2014

Tabel 4 menunjukkan bahwa di Kelurahan Leang-Leang mayoritas

pemanfaatan lahannya adalah sawah yaitu sebesar 668 ha (40,48%), ini

disebabkan karena topografi di Kelurahan Leang-Leang lebih cocok

dimanfaatkan sebagai lahan sawah dan mayoritas penduduknya sebagai

petani, sehingga bila dibandingkan dengan tegalan lebih sedikit karena

hanya berapa pada pinggiran hamparan sawah atau lahan kering, begitu

juga pada lahan yang digunakan untuk pemukiman, kebun dan industri

lebih sedikit dari pada lahan sawah. Wilayah lainnya dari Kelurahan

Leang-Leang adalah kawasan hutan alami yang luasnya 663 ha (40,18%)

dan masih produktif untuk dimanfaatkan.

31
4.4 Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan modal dasar dalam suatu pelaksanaan

pengembangan nasional, karena selain sebagai objek, penduduk juga

merupakan subjek dalam pembangunan. Mengenai keadaan penduduk

yang berada di wilayah Kelurahan Leang-Leang dapat dilihat dari segi

umur, pendidikan dan mata pencaharian.

4.4.1 Jumlah Penduduk Menurut Umur

Kelurahan Leang-Leang memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.209

jiwa dengan jumlah laki-laki sebesar 961 jiwa dan perempuan sebesar

1.248 jiwa. Umur dapat mempengaruhi kemampuan untuk berpartisipasi

dalam berbagai aktivitas dalam berusaha. Pada umumnya petani yang

memiliki umur yang masih muda dan masih sehat jasmaninya mempunyai

kemampuan fisik yang lebih kuat dan lebih cepat menerima inovasi dan

teknologi yang sedang berkembang dibanding dengan petani yang telah

berumur tua. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5 . Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Leang-


Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.
Kelompok Umur Persentase
No Jumlah (jiwa)
(tahun) (%)
1 0 - 14 346 26
2 14 65 843 63,33
3 >65 142 10,67
Jumlah 1.331 100
Sumber : Kantor Badan Pelaksana Penyuluhan Maros 2014.

32
Menurut Wirosuhardjo (2004 : 14) bahwa usia produktif berada

pada kisaran 15-65 tahun dan usia non produktif 0 14 tahun dan > 65

tahun. Tabel 5 menunjukkan bahwa pengelompokan penduduk di

Kelurahan Leang-Leang, berdasarkan usia yang tidak produktif dan

produktif. Usia yang tidak produktif yaitu mulai dari 0-14 tahun yaitu

sebanyak 346 jiwa (26%), dan umur 65 tahun ke atas sebanyak 142 jiwa

(10,67%) dari jumlah penduduk di Kelurahan Leang-Leang, sedangkan

untuk usia produktif mulai dari umur 14 65 tahun sebayak 843 jiwa

(63,33%), sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk di Kelurahan

Leang-Leang dominan berada pada usia produktif, dan pada usia tersebut

umumnya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dan lebih cepat

menerima inovasi dan teknologi yang sedang berkembang, dibanding

dengan petani yang lebih berumur tua seperti pada usia 65 tahun keatas.

4.4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap cepat lambatnya

seorang petani menerima teknologi baru yang dapat menambah

pengetahuan dalam rangka perubahan usahataninya. Selain umur,

pendidikan juga sangat penting dalam hal pengelolaan usahatani. jumlah

penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.

33
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan
Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros,
2014.

No Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)


1 Belum sekolah/Tidak 904 60,42
pernah sekolah
2 SD 183 12,23
3 SMP 170 11,37
4 SMA 174 11,63
5 Program diploma 34 2,28
D3
6 Program sarjana 31 2,07
S1

Jumlah 1,496 100,00


Sumber : Kantor Badan Pelaksana Penyuluhan Maros 2014.

Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan

Leang-Leang masih tergolong rendah, karena mayoritas tingkat

pendidikannya hanya setingkat SD, yakni sebesar 904 jiwa (60,42%), ini

disebabkan karena penduduk di Kelurahan Leang-Leang dominan

bermata pencaharian sebagai petani, sehingga mereka terbentur oleh

biaya untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi,

sehingga rata rata penduduk di Kelurahan Leang-Leang hanya sampai

tamat SD. Walaupun begitu masih ada penduduk yang tingkat

pendidikannya sampai S1 tetapi jumlahnya masih sangat sedikit

dibandingkan dengan yang bersekolah sampai SMP dan SMA, karena

34
penduduk yang berpendidikan sampai sarjana setingkat strata 1 (S1)

hanya 31 jiwa (2,07%).

4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang memadai merupakan faktor yang

dapat menunjang aktifitas penduduk di segala bidang yaitu bidang

pendidikan, kesehatan, dan lain lain sehingga memberikan kemajuan

dan perkembangan di wilayah tersebut. Jumlah sarana dan prasarana

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jenis Dan Jumlah Sarana, Prasarana yang Tersedia di


Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten
Maros, 2014.

No Jenis sarana dan prasarana Jumlah (unit)


1 Sarana pendidikan
SD 5
SLTP 2
SLTA 1
2 Sarana beribadah
Mesjid 6
Mushola 1
3 Sarana kesehatan
Puskesmas 1
Posyandu 3
Prasarana pertanian
4 14
Penggilingan padi
27
Traktor
3
Pompa air 12
Perontok gabah
Sumber : Kantor Badan Pelaksana Penyuluhan Maros 2014.

. Tabel 7 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang terdapat

di Kelurahan Leang-Leang, cukup beragam dan memadai bagi

masyarakat dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari baik kegiatan

35
sosial budaya, maupun ekonomi. Hal ini dapat dilihat dengan tersedianya

fasilitas seperti sarana pendidikan, sarana peribadatan, sarana kesehatan

dan sarana pertanian. Dengan demikian sarana dan prasarana tersebut

cukup menunjang kegiatan masyarakat di Kelurahan Leang-Leang,

Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Petani Responden

Identitas seseorang menggambarkan kondisi dan status orang

tersebut. Responden merupakan sumber informasi dalam mengumpulkan

data. Identitas petani responden meliputi umur, tingkat pendidikan,

pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga serta luas lahan.

5.1.1 Umur

Umur mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berpikir dalam

kaitannya dengan usahatani. Kemampuan berpikir dan bekerja sangat

ditentukan oleh umur petani. Pada umumnya semakin tua umur petani

maka kemampuan fisiknya untuk bekerja relatif berkurang. Sementara

petani yang berumur muda dan sehat jasmaninya memiliki kemampuan

fisik yang lebih kuat.

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa semakin tinggi umur,

produktivitas kerjanya semakin tinggi pada batas tertentu, akan tetapi

kemampuan tersebut akan menurun setelah melewati titik jenuh. Selain itu

petani yang masih muda juga akan lebih cepat menerima ide-ide baru

yang dianjurkan karena biasanya lebih berani menanggung resiko

walaupun masih kurang memiliki pengalaman yang cukup dibanding

dengan petani usia tua. Oleh karena itu, usia sangat mempengaruhi

kematangan seseorang dalam berpikir dan bertindak. Demikian pula

halnya dalam usahatani kedelai, petani yang berusia relatif muda memiliki

kemampuan fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan petani yang lebih

37
tua. Umur petani responden bervariasi antara petani yang satu dengan

petani yang lainnya. Kelompok umur muda dan dewasa termasuk usia

produktif dan kelompok umur tua termasuk usia non-produktif. Jumlah

berdasarkan umur responden ini dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Distribusi Responden Menurut Umur Pada Kelompok Tani


Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.
No. Umur (tahun) Petani

SL-PTT Non-SL-PTT

Jumlah Persentase Jumlah Persentase


(orang) (%) (orang) (%)

1. 0 14 0 0 0 0
2. 15 64 36 100,00 39 100,00
3. 64 tahun ke atas 0 0 0 0

Jumlah 36 100,00 39 100,00

Tabel 8 menunjukkan bahwa pada umumnya masih tergolong usia

produktif yakni antara 15-64 tahun sebanyak 36 orang (100%) petani SL-

PTT dan 39 orang (100%) petani Non-SL-PTT. Hal tersebut menunjukkan

bahwa responden yang tergolong dalam usia produktif mempunyai

kemampuan fisik yang optimal dan memiliki respon yang baik dalam

menerima hal-hal yang baru untuk perbaikan usahataninya. Tidak terdapat

petani yang memiliki umur diatas 64 tahun (usia non produktif). Menurut

Rogers dalam Kartasapoetra (1994) Petani yang berusia lanjut biasanya

fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian-pengertian

yang dapat merubah cara berfikir, cara kerja, cara hidupnya, dan bersikap

apatis terhadap adanya teknologi baru.

38
5.1.2 Pendidikan

Pendidikan formal responden merupakan jenjang sekolah yang

ditempuh oleh responden yang diperhitungkan dari sistem pendidikan

sekolah yang telah berhasil ditamatkan oleh responden. Tingkat

pendidikan petani umumnya mempengaruhi pola berpikir mereka terutama

dalam hal adopsi teknologi khususnya pada bidang pertanian. Seseorang

yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, semakin cepat

memperoleh dan menerapkan inovasi yang bermanfaat dibanding dengan

seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Disamping itu, lebih

mengerti dan berani menerapkan inovasi baru dan pada akhirnya

berpengaruh terhadap usaha yang dikelolanya. Identitas responden

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pada


Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.
No. Tingkat Pendidikan SL-PTT Non-SL-PTT

Jumlah Persentase Jumlah Persentase


(orang) (%) (orang) (%)

1. Tidak Tamat SD 4 11,12 2 5,12


2. SD 14 38,88 12 30,76
3. SMP 9 25 4 10,25
4. SMA 9 25 21 53,84
5. D3 0 0 0 0
6. Sarjana 0 0 0 0

Jumlah 36 100,00 39 100,00

39
Tabel 9 menjelaskan bahwa pada umumnya tingkat pendidikan

petani responden SL-PTT adalah SD yang berjumlah 14 orang

(38,88%), sedangkan petani responden Non-SL-PTT adalah tamat

SMA yang berjumlah 21 orang (53,84%). Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan formal petani responden tergolong rendah karena

sebagian besar petani hanya mampu mengenyam pendidikan selama 6

tahun. Namun hal tersebut bukan berarti bahwa tingkat keterampilan

petani juga tergolong rendah, karena selain pendidikan formal terdapat

juga pendidikan non formal yang dapat membantu petani dalam

meningkatkan usahataninya. Rendahnya tingkat pendidikan disebabkan

karena kurangnya kesadaran petani mengenai pentingnya pendidikan.

Tingkat pendidikan seseorang menentukan keberhasilan dalam

mengelola usahataninya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Padmowihardjo (2002), bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan petani

maka pola pikir juga semakin luas dan tentunya akan lebih cepat dalam

menerima suatu inovasi yang disampaikan

5.1.3 Pengalaman Berusaha Tani

Lama berusahatani petani responden mempengaruhi perilakunya

dalam mengelola usahataninya. Bagi petani yang memiliki pengalaman

berusahatani lebih lama atau banyak, cenderung memiliki banyak

pengetahuan berusahatani dibanding yang tidak, sehingga mereka lebih

berhati-hati untuk mengambil keputusan. Pengalaman berusahatani petani

responden di Kelurahan Leang-Leang diuraiakan pada Tabel 10.

40
Tabel 10. Distribusi Responden Menurut Pengalaman Berusahatani Pada
Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.
No. Pengalaman SL-PTT Non-SL-PTT
Berusahatani
(tahun) Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(orang) (%) (orang) (%)

1. 10 1 2,77 10 25,64
2. 11 20 3 8,33 9 23,07
3. > 20 32 88,89 20 51,28

Jumlah 36 100,00 39 100,00

Tabel 10 Menunjukkan bahwa petani responden SL-PTT yang

memiliki pengalaman berusahatani di atas 20 tahun memiliki jumlah yang

paling banyak, yaitu sebesar 32 orang (88,89%). Meskipun pengalaman

berusahatani mereka di bawah 20 tahun, namun mereka selalu mencari

informasi baru yang berhubungan dengan pembudidayaan kedelai mereka

yang nantinya dapat meningkatkan produksi mereka sendiri. Untuk

responden yang memiliki pengalaman berusahatani di bawah 10 tahun

memiliki jumlah paling sedikit yaitu 1 orang (2,77%). Rata rata mereka

yang memiliki pengalaman berusahatani cukup lama, menekuni profesi

sebagai petani dari kecil. Seseorang yang telah lama berusahatani sangat

berhati-hati dalam menyerap teknologi baru yang ditawarkan dari luar,

sebaliknya petani dengan pengalaman yang relatif sedikit cenderung lebih

mudah menyerap teknologi baru dan lebih cepat mencoba teknologi baru

tersebut pada usahatani yang dikelolanya. Dengan demikian, pengalaman

berusahatani akan mencerminkan perilaku seseorang dalam kegiatan

usahataninya.

41
5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga mempengaruhi pendapatan petani.

Semakin besar jumlah tanggungannya, semakin besar pula pengaruhnya

terhadap pendapatan yang diterima petani tersebut. Semakin besar

jumlah tanggungan keluarganya, maka mereka semakin bersemangat

dalam mengelola usahataninya karena adanya dorongan untuk rasa

tanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggungan keluarga yang

dimaksud disini adalah semua orang yang ditanggung oleh petani

responden sebagai kepala keluarga. Dalam hal ini yang dimaksud adalah

jumlah istri, anak, cucu maupun anggota keluarga lainnya yang dinafkahi

oleh responden. Banyaknya tanggungan keluarga petani responden

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Distribusi Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga


Pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

No. Jumlah SL-PTT Non-SL-PTT


Tanggungan
Keluarga (orang) Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(orang) (%) (orang) (%)

1. <3 6 16.66 9 23.08


2. 3 5 26 72.22 24 61.53
11.12 15.39
3. >5 4 6

Jumlah 36 100,00 39 100,00

42
Petani responden yang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang

lebih banyak, memiliki rasa tanggung jawab untuk memenuhi tugasnya

sebagai kepala keluarga yaitu untuk menafkahi keluarganya dan kondisi

dimana semakin banyak tanggungan keluarga, maka makin tinggi motivasi

seorang petani untuk meningkatkan produksi usahataninya.

5.1.5 Luas Lahan

Luas lahan merupakan kepemilikan lahan oleh petani yang

digunakan untuk usahatani kedelai yang biasanya dinyatakan dalam

hektar (Ha). Dalam pertanian faktor produksi lahan (tanah) mempunyai

kedudukan paling penting. Hal ini terbukti besarnya balas jasa yang

diterima oleh lahan (tanah) dibanding faktor produksi lainnya. Identitas

responden menurut luas lahan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Distribusi Responden Menurut Luas Lahan Pada Kelompok


Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

No. Pengalaman SL-PTT Non-SL-PTT


Berusahatani
(tahun) Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(orang) (%) (orang) (%)

1. < 0,5 2 5,56 12 30,77


2. 0,5 1 30 83,33 27 69,23
3. >1 4 11,11 0 0

Jumlah 36 100,00 39 100,00

Tabel 12 menunjukkan bahwa petani responden SL-PTT pada

umumnya memiliki luas lahan antara 0,5 - 1 hektar yakni 30 orang

(83,33%), demikian pula pada petani responden Non-SL-PTT memiliki

43
luas lahan antara 0,5-1 hektar yakni 27 orang (69,23%). Luasnya lahan

garapan menyebabkan petani lebih memungkinkan untuk memaksimalkan

tingkat produksi sekaligus dapat meningkatkan kualitas

produksinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Rogers dalam Kartasapoetra

(1994) yaitu petani yang memiliki sebidang lahan pertanian antara 0,5-2,5

ha akan bera47ni menanggung resiko dalam menghadapi kegagalan dari

setiap percobaabbya dan mampu membiayai sendiri dalam mencari

informasi-informasi guna melakukan inovasi teknologi tersebut.

5.2 Biaya Usahatani Kedelai

Biaya adalah nilai korbanan ekonomi yang diperlukan, yang dapat

diperkirakan, dapat diukur atau dihitung yang digunakan dalam proses

produksi untuk menghasilkan produksi (output). Biaya mempunyai

peranan yang amat penting dalam pengambilan keputusan usahatani.

Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan

biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya relatif tetap dan

terus dikeluarkan, walaupun yang diproduksi banyak atau sedikit. Jadi

besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh.

Biaya tetap misalnya pajak yang dipungut pemerintah, dan nilai

penyusutan alat (NPA). Untuk lebih jelas mengenai biaya tetap rata-rata

petani responden, dapat dilihat pada Tabel 13.

44
Tabel 13. Biaya Tetap Rata-rata Per Hektar Petani Responden SL-PTT
dan Petani Responden Non-SL-PTT Pada Kelompok Tani
Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Jumlah Biaya (Rp)


No Uraian Petani
Petani Non-SLPTT
SLPTT
1 Pajak tanah 100.000 100.000
Penyusutan alat
Cangkul 5.878 9.068
Parang 4.142 6.881
2 Sabit 3.367 5.039
Sekop 7.693 9.864

30.486 41.920
Handsprayer
NPA 51.566 72.773
Total Biaya Tetap 151.566 172.773
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Biaya tetap rata-rata petani responden SL-PTT dan petani

responden non-SLPTT pada kelompok tani tombolo diperoleh dari hasil

penjumlahan biaya pajak tanah dan biaya penyusutan alat (cangkul,

parang, sabit, sekop dan sprayer).

Tabel 13 menunjukkan bahwa biaya tetap yang dikeluarkan dalam

usahatani kedelai meliputi pajak tanah dan biaya penyusutan alat. Biaya

pajak tanah pada petani responden SL-PTT sama besarnya dengan

petani responden Non-SL-PTT, yaitu sebesar Rp. 100.000,00/Ha. Hal ini

disebabkan karena pajak tanah sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah.

Rata-rata biaya penyusutan alat petani responden SL-PTT sebesar

Rp. 51.566 dan rata-rata biaya penyusutan alat petani responden

Non-SL-PTT sebesar Rp. 72.773 Sedangkan rata-rata total biaya tetap

45
petani responden SL-PTT sebesar Rp.151.566 dan Rp.172.773 pada

petani responden Non-SL-PTT.

Biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi oleh besar kecilnya

produksi yang diperoleh. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani

responden adalah bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, biaya pengolahan

tanah, biaya penanaman, biaya pemupukan, biaya panen, dan biaya

pembelian karung. Untuk mengetahui besarnya biaya variabel yang

dikeluarkan oleh petani responden dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Biaya Variabel Rata-Rata Per Hektar Petani Responden


SL-PTT dan Non-SL-PTT Pada Kelompok Tani Tombolo di
Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten
Maros, 2014.
Petani SLPTT Petani Non-SLPTT
Harga
No. Uraian Satuan Jumlah Nilai Jumlah Nilai
(Rp/unit) (Satuan) (Rp) (Satuan) (Rp)

1 Benih (Kg) 5.581 42,08 210.388 42,96 214.783


Pupuk
Urea (Kg) 1.800 52,25 94.047 51,96 93.522
2
NPK Pelangi (Kg) 2.300 49,92 114.822 29,49 115.000
Pupuk Organik (Kg) 500 498,76 249.380 - -
ZA (Kg) 1.400 51,38 71.932 49,61 69.452
3 Pestisida
Decis 25 EC 220.000 0,54 118.016 0,40 82.261
Spontan 400 SL 120.000 0,51 51.907 0,62 74.609
Tenaga Kerja
4 Pengolahan Tanah 24.806
81.248
Penanaman 105.426
Pemeliharaan 688.279 676.174
Panen 433.426 460.609
5
Lain-lain
Pembelian Karung 3.000 101.860 71.739
Jumlah 2.264.288 1.939.396
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

46
Tabel 14 menunjukkan bahwa biaya variabel yang dikeluarkan petani

petani responden SL-PTT adalah sebesar Rp. 2.264.288/Ha sedangkan

petani responden Non-SL-PTT sebesar Rp 1.939.396/Ha. Artinya biaya

petani responden Non-SL-PTT lebih besar dibandingkan biaya petani

responden SL-PTT. Biaya variabel dengan jumlah biaya tertinggi pada

petani SL-PTT yaitu biaya tenaga kerja pemeliharaan yaitu sebesar

Rp. 688.279/Ha. Sedangkan biaya variabel dengan jumlah biaya terendah

terdapat pada biaya pengolahan tanah yaitu sebesar Rp 24.806/Ha. Biaya

variabel dalam biaya tertinggi pada petani Non SL-PTT yaitu sebesar Rp.

676.174/Ha sedangkan biaya variabel dengan jumlah terendah yaitu

sebesar Rp 69.452/Ha.

5.3. Pendapatan Usahatani Kedelai Petani SL-PTT dengan Petani

Non-SL-PTT

Pendapatan usahatani kedelai meliputi pendapatan kotor atau

penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor atau

penerimaan total adalah nilai produksi kedelai keseluruhan sebelum

dikurangi dengan biaya produksi keseluruhan. Untuk lebih jelas analisis

pendapatan usahatani kedelai petani responden dapat dilihat pada

tabel 15.

47
Tabel 15. Pendapatan Bersih Rata-Rata Per Hektar Petani Responden
SL-PTT dan Petani Responden Non-SL-PTT pada Kelompok
Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.
.
Petani SLPTT Petani Non-SLPTT
No. Uraian
Nilai (Rp) per Hektar
Jumlah Produksi (kg) 1.200 820
Harga 7.600 7.600
1. Penerimaan (TR) 9.134.729 6.223.739
Total Biaya Variabel 2.239.482 1.939.396
Total Biaya Tetap 151.566 172.773
2 Total Biaya (TC) 2.391.048 2.112.169
3 Pendapatan Bersih 6.743.680 4.111.570
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2014.

Tabel 15 menunjukkan bahwa pendapatan bersih petani responden

SL-PTT (Rp. 6.743.680) lebih tinggi dibandingkan petani responden Non-

SL-PTT yang hanya menghasilkan (Rp. 4.111.570). Hal ini disebabkan

karena rata-rata jumlah produksi yang diperoleh petani SL-PTT lebih tinggi

dibandingkan dengan petani non-SL-PTT yang berarti bahwa jumlah

penerimaan petani SL-PTT lebih besar dibandingkan dengan petani Non-

SL-PTT. Perbedaan jumlah produksi disebabkan karena petani SL-PTT

sudah menerapkan komponen teknologi pengelolaan tanaman terpadu.

Komponen teknologi unggulan pada PTT kedelai dibagi atas 2 yaitu

komponen teknologi dasar dan komponen teknologi pilihan. Komponen

teknologi dasar meliputi pemilihan penggunaan varietas unggul,

penggunaan benih bermutu dan berlabel serta pemupukan yang

berdasarkan kebutuhan dan unsur hara tanah. Sedangkan komponen

teknologi pilihan disesuaikan dengan spesifik wilayah setempat melalui

48
Pemahaman Masalah dan Peluang (PMP) atau Kajian Kebutuhan dan

Peluang (KKP) yang telah dilakukan oleh pemandu lapangan bersama

petani peserta SL-PTT.

5.4. Pelaksanaan SL-PTT Kedelai

5.4.1. Komponen Teknologi Dasar

a. Benih Varietas Unggul dan Berlabel

Pemilihan benih kedelai sangat menentukan kualitas dan jumlah

hasil panen, sehingga sangat disarankan untuk memilih benih dari

varietas unggul. Varietas unggul dihasilkan melalui kegiatan penelitian

oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Setelah varietas

tersebut dirilis oleh pemerintah, selanjutnya benih diproduksi oleh petani

produsen yang telah ditunjuk khusus oleh pemerintah. Selain itu, benih

dari varietas unggul juga dapat diperoleh dari produsen benih swasta yang

telah mendapatkan sertifikasi dari pemerintah untuk memproduksi benih.

Petani yang mengikuti program SL-PTT diwajibkan untuk

menggunakan benih kedelai dari varietas unggul. Benih diperoleh melalui

bantuan pemerintah, atau dibeli dari produsen benih swasta. Benih dari

varietas unggul akan menghasilkan daya perkecambahan yang tinggi dan

seragam, tanaman yang sehat dengan perakaran yang baik, tanaman

tumbuh lebih cepat, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, potensi

hasil panen yang tinggi, dan kualitas hasil yang lebih baik

49
Petani yang tidak mengikuti program SL-PTT, menggunakan benih

yang beragam. Sebagian besar petani menggunakan benih yang diambil

dari hasil panen sebelumnya atau dibeli dari petani lainnya, dan sebagian

kecil lainnya menggunakan varietas unggul yang dibeli dari produsen

benih swasta

b. Pemupukan

Pemberian pupuk secara berimbang berdasarkan kebutuhan

tanaman dan ketersediaan hara tanah dengan pripsip tepat jumlah, jenis,

cara, dan waktu aplikasi sesuai dengan jenis tanaman akan memberikan

pertumbuhan yang baik dan meningkatkan hasil produksi tanaman.

Takaran pupuk pada tanaman kedelai berbeda untuk setiap jenis

tanah. Pemberian pupuk berdasarkan hasil analisis tanah dan sesuai

kebutuhan tanaman. Rekomendasi umum dosis pupuk kedelai dalam

program SL-PTT adalah: 200 kg NPK + 50 kg urea + 500 kg pupuk

organik per hektar. Setelah dilakukan analisis tanah dan kebutuhan

tanaman, ditemukan bahwa lahan sawah petani responden masih

mengandung unsur NPK yang cukup banyak. Unsur NPK tersebut

merupakan sisa dari usahatani padi sawah yang dilakukan sebelumnya.

Oleh karena itu, petani responden mengurangi dosis penggunaan NPK

menjadi 50 kg/ha.

50
Pemberian pupuk petroganik sebanyak 500 kg/ha dilakukan pada

saat olah tanah, yang bertujuan untuk menambah unsur hara organik

pada tanah. Pemberian pupuk NPK sebagai starter pada awal

pertumbuhan kedelai dilakukan untuk pertumbuhan dalam satu minggu

pertama. Pada keadaan tersebut, akar tanaman belum berfungsi sehingga

tambahan nitrogen diberikan agar dapat merangsang pembentukan akar.

Pemberian pupuk susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 20-3-

hari setelah tanam. Pupuk yang digunakan berupa urea sebanyak 50

kg/ha. Pupuk diberikan dalam larikan di antara barisan tanaman kedelai,

selanjutnya ditutup dengan tanah.

Petani yang tidak mengikuti program SL-PTT memberikan jenis dan

dosis pupuk yang bervariasi pada pertanaman kedelainya. Selain itu, tidak

ada komposisi khusus dalam pemberian pupuk, serta tidak menggunakan

jenis pupuk organik. Petani memberikan pupuk pada tanamannya

berdasarkan pengalaman usahatani.

5.4.2. Komponen Teknologi Pilihan

c. Pemberian Air

Kebutuhan air disetiap fase pertumbuhan tanaman berbeda-beda,

pemberian air secara tepat akan meningkatkan hasil dan menekan

terjadinya stress pada tanaman yang diakibatkan karena kelebihan dan

kekurangan air. Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tapi

51
tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga

pengisian polong. Saat menjelang panen, kondisi tanah dalam keadaan

kering.

Sesuai anjuran dalam program SL-PTT, jumlah dan waktu

pemberian air dilakukan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman dan

jenis iklim. Tanaman kedelai sangat memerlukan air saat fase

perkecambahan (0-5 hari) setelah tanam, pertumbuhan awal vegetatif (15-

20 hari). Pemberian air dilakukan dengan cara digenangi air selama 30-60

menit. Pengairan seperti ini diulangi setiap hari hingga polong telah terisi

penuh. Pada fase pembungaan dan pembentukan biji (35-65 hari) hingga

fase pembentukan buah, pengairan dilakukan dengan menggenangi

saluran drainase selama 15-30 menit. Pengairan dilakukan pada waktu

pagi atau sore hari.

d. Perlindungan Tanaman

Perlindungan tanaman dilaksanakan untuk mengantisipasi dan

mengendalikan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

dengan meminimalkan kerusakan atau penurunan produksi akibat

serangan OPT. Pengendalian dilakukan berdasarkan prinsip dan strategi

Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT adalah suatu pendekatan atau

cara pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan

efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan.

52
Ulat grayak (Spodoptera Litura) dan penggerek polong (Etiella

Zinckenella Treitschke) adalah hama yang paling sering menyerang

tanaman kedelai di Kelurahan Leang-Leang. Adapun pengendalian hama

ulat grayak dengan sistem PHT yaitu:

- Pengendalian secara teknis

Pengendalian hama secara teknis dilakukan dengan

melakukan teknis budidaya yang benar. Beberapa upaya teknis

untuk mengurangi serangan ulat grayak adalah menjaga

sanitasi kebun, pengolahan tanah (pencangkulan dan

penggaruan), penggiliran tanaman.

- Pengendalian mekanis

Pengendalian secara mekanis yaitu dengan melakukan

penangkapan secara manual, terutama terhadap larva.

Pengendalian ini efektif dilakukan pada malam hari. Jika

ditemukan sekumpulan telur yang berada di permukaan daun

dan diselimuti seperti benang kelamat, segera musnahkan.

- Pengendalian secara biologi

Pengendalian secara biologi menitikberatkan pada

pemanfaatan musuh alaminya. Terdapat beberapa musuh

alami ulat grayak baik dari jenis predator, parasitoid, maupun

patogen. Jenis predator yang dimanfaatkan oleh petani untuk

menekan populasi ulat grayak adalah Lycosa pseudoannnulata

(Araceae) atau laba-laba pemangsa ulat grayak.

53
- Pengendalian kimiawi

Upaya pengendalian kimiawi dalam PHT hanya dilakukan

apabila serangan tidak terkendali setelah dilakukan upaya-

upaya pengendalian di atas. Ulat grayak tergolong jenis ulat

yang mudah resisten atau kebal terhadap suatu jenis bahan

aktif pestisida. Oleh karena itu, penggiliran bahan aktif

pestisida setiap kali penyemprotan merupakan kunci

keberhasilan pengendalian ulat grayak. Penggantian bahan

aktif dapat memutus resistensi ulat grayak terhadap pestisida.

Hama penggerek polong adalah salah satu hama utama pada

tanaman kedelai, bagian tanaman yang diserang yaitu polong dan biji.

Kerusakan polong muda mengakibatkan biji kedelai tidak berkembang dan

polong rontok. Pengendalian hama penggerek polong yang dilakukan oleh

petani SL-PTT dengan sistem PHT yaitu:

- Pengendalian secara teknis

Pengendalian hama secara teknis dilakukan dengan

melakukan teknis budidaya yang benar. Beberapa upaya teknis

untuk mengurangi serangan hama penggerek polong adalah

menjaga sanitasi kebun, penggiliran tanaman, dan

54
- Pengendalian secara biologi

Pengendalian secara biologi dilakukan dengan

pemanfaatan tanaman perangkap yaitu tanaman jagung yang

berbagai umur yang ditanam di sekeliling pematang areal

pertanaman.

- Pengendalian secara kimia

Pengendalian secara kimia yaitu dengan penyemprotan

insektisida. Dalam prinsip PHT, penyemprotan pestisida

merupakan cara terakhir yang digunakan apabila pengendalian

secara teknis dan biologi tidak mampu untuk mengendalikan

hama, dan kerugian yang ditimbulkan dalam jumlah besar.

e. Panen & Pascapanen

Penentuan waktu panen yang tepat akan memberikan hasil yang

optimal. Pelaksanaan pemanenan yang tepat dilakukan pada saat

tanaman masak fisiologis berdasarkan umur tanaman, kadar air dan

penampakan visual sesuai dengan deskripsi varietas. Panen tanaman

kedelai di Kelurahan Leang-Leang dilakukan pada waktu tanaman bermur

kurang lebih 90 hari. Ciri fisiologi tanaman kedelai yang siap panen yaitu

daun menguning dan mulai gugur, warna buah menjadi kuning kecoklatan

dan retak-retak, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.

55
Pemanenan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar

hasilnya segera dapat dijemur. Pemanenan dilakukan dengan cara

memotong tanaman dengan menggunakan sabit yang tajam agar

pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok

akibat goncangan bisa ditekan. Cara ini juga bisa meningkatkan

kesuburan tanah karena akar dengan bintil-bintil menyimpan banyak

senyawa nitrat tidak ikut tercabut.

Ada lima tahapan penanganan pasca panen kedelai yaitu:

- Pengumpulan dan Pengeringan

Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen segera

dijemur, tidak ditunda terlalu lama. Dalam proses pengeringan

ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dan

menggunakan para-para. Pengeringan secara alami

brangkasan kedelai dijemur langsung di bawah sinar matahari.

Dilakukan dengan dijemur diatas tikar atau anyaman bambu,

sebaiknya dipilih yang berwarna gelap/hitam untuk

mempercepat pengeringan. Pengeringan dilakukan selama 3-7

hari bila cuacanya baik, semua buah yang masih menempel

pada batang diusahakan dijemur di tempat penjemuran. Agar

kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran dilakukan

pembalikan berulang kali, hal ini menguntungkan karena

dengan pembalikan banyak polong pecah dan biji terlepas dari

polongnya. Penjemuran dilakukan sampai kadar air 10% - 15%

56
dan di pagi hari pukul 10.00 sampai 12.00 siang. Brangkasan

kedelai yang baru dipanen tidak boleh ditumpuk dalam

timbunan besar, terutama pada musim hujan, untuk mencegah

kerusakan biji karena kelembaban yang tinggi. Pengeringan

dengan menggunakan mesin dryer dilakukan terutama bila

panenan dilaksanakan waktu musim hujan.

- Perontokan

Perontokan biji kedelai oleh petani SL-PTT di Kelurahan

Leang-Leang menggunakan alat mekanis (thresher) yang biasa

digunakan untuk merontokkan padi. Pada waktu perontokan

dikurangi hingga mencapai kurang lebih 400 rpm. Brangkasan

kedelai yang dirontokkan dengan alat ini hendaknya tidak

terlalu basah. Kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan biji

rusak dan peralatan tidak dapat bekerja dengan baik. Setelah

biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah

kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya.

Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Pembersihan juga bisa

dilakukan dengan menggunakan mesin pembersih (winower),

mesin ini merupakan kombinasi antara ayakan dengan blower.

57
- Penyimpanan

Biji yang bersih selanjutnya dijemur kembali sampai kadar

airnnya 9% - 11%. Setelah itu, kedelai disimpan di tempat

kering dalam karung goni. Karung-karung ditumpuk pada

tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh

tanah.

58
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil pembahasan penelitian ini maka

disimpulkan :

1. Pendapatan usahatani petani program SL-PTT adalah

Rp. 6.743.680, lebih besar dibandingkan dengan pendapatan

usahatani petani non-SL-PTT adalah Rp. 4.111.570.

2. Pelaksanaan program SL-PTT kedelai di Kelurahan Leang-Leang

telah sesuai dengan petunjuk teknis program SL-PTT.

6.2. Saran

1. Disarankan kepada setiap petani kedelai agar mengikuti program

SL-PTT karena terbukti dapat meningkatkan pendapatan usahatani

kedelai.

2. disarankan kepada petani yang telah mengikuti program SL-PTT

agar tetap mengadopsi program SL-PTT.

59
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2005. Kedelai (Budidaya dengan Pemupukan yang Efektif


dan Pengoptimalan Peran Bintil Akar). Penebar Swadaya. Jakarta pp.
104.

Anonim 2008. Sistem Komoditas Kedelai di Indonesia. Di akses Pada


http://warintek.ristek.go.id pertanian/kedelai.pdf melalui
www.google.com tanggal 21 Oktober 2012.

Anonim 2010. Lahan Masam. Di akses pada


http://warintek.org.com.kedelai melalui www.google.com tanggal 21
Oktober 2012.

Anonim 2012. Perbaikan Teknologi Budidaya Kedelai Tingkatkan


Pendapatan Petani. Di akses melalui www.google.com pada tanggal
21 Oktober 2012.

Anonim 2007. Teknis Budidaya Kedelai. Di akses pada http://teknis-


budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kedelai.html melalui
www.google.com pada tanggal 21 Oktober 2012.

Daniel, Moehar., 2002, Pengantar Ekonomi Pertanian, PT Bumi Aksara,


Jakarta.
Deptan. 2008. Sekolah Lapang PTT Kedelai, Bantu Petani Mempercepat
Alih Teknologi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Dinas Pertanian. 2008. Petunjuk Teknis Sekolah Lapang Pengelolaan dan


Sumberdaya Tanaman Terpadu. Dinas Pertanian Makassar.
Jati, Harrizal. 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Produktivitas
Rumah Tangga Pertanian. Universitas Indonesia. Jakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta

Mosher, A.T., 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV.


Yasaguna. Jakarta.

Silalahi, Ulber, 2010. Metode Penelitian Sosial. PT. Refika Aditama.


Bandung.

Soeharjo dan Dahlan Patong. 1978. Sendi sendi pokok Ilmu Usaha Tani.
Ujung Pandang. Lephas.
Soekartawi, A. Soeharjo, J.L.Dillon, J.B. Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani
dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil Universitas
Indonesia Press. Jakarta.

Wirosuhardjo, Kartomo. 2004. Dasar dasar Demografi. Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran 1. Identitas Petani Responden SLPTT Kedelai Kelompok Tani Tombolo , di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014

Jumlah
Tingkat Lama
No. Nama Responden Umur (thn) Tanggungan Luas lahan (ha)
Pendidikan Berusahatani (thn)
Keluarga (orang)
1. Rustan 40 SD 6 21 0,50
2. Abdul Azis 50 SD 5 33 1,00
3. A.Asse 53 Tidak Tamat SD 3 34 1,00
4. Asis 45 Tidak Tamat SD 6 27 0,75
5. Aminuddin 45 SMA 2 25 1,00
6. Dg.Tike 54 SD 8 28 0,50
7. Dg.Pagga 47 SMP 4 23 0,50
8. H. Muing 52 SD 6 35 1,00
9. Dg. Tangnga 54 SMP 2 34 0,80
10. Muktar 37 SMA 4 18 1,00
11. H. Rambega 40 SD 2 19 0,50
12. Saharuddin 35 SD 1 21 0,80
13. H.Masse 46 SMP 2 21 1,00
14. Abd.Wahid 43 SD 3 23 1,00
15. M. Saleh 55 SMP 5 37 0,80
16. Dg.Sakka. 55 SD 4 25 1,00
17. Dg. Mappiasse 40 SD 2 21 1,40
18. Abd. Salam 47 SMP 3 22 0,80
19. Dg. Alwi 43 SMP 1 24 0,80
20. Dg.Nuru 57 SMP 4 37 1,00
21 H. Muha 53 SD 5 35 1,50
22. Dg.Ligo 62 Tidak Tamat SD 4 40 1,50
23. Dg.Said 48 SMA 3 24 0,60
24. Dg.Tarzan 62 SD 5 43 1,00
25. Caleng 57 SD 3 38 0,70
26. Dg. Bundu 46 Tidak Tamat SMA 1 25 1,00
27. Bani 41 SMA 2 22 1,00
28. Usman 37 SMA 4 15 1,50
29. Dg. Nangka 44 SMA 3 23 1,00
30. H. Abdul Aziz 59 SD 7 45 1,00
31. Makmur 56 SMP 2 43 0,40
32. Dg. Alle 36 SMA 3 21 1,00
33. Jufri 40 SMA 6 23 0,40
34. Mallusara 43 SMP 2 26 0,80
35. Kalamang 56 SD 4 41 0,70
36. Safri Naba 34 SMA 3 9 1,00
Jumlah 130 1.001 32,25
Rata-rata 3,61 27,80
Lampiran 2. Identitas Petani Responden Non-SLPTT Kedelai Kelompok Tani Tombolo , di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014

Jumlah
Tingkat Lama
No. Nama Responden Umur (thn) Tanggungan Luas lahan (ha)
Pendidikan Berusahatani (thn)
Keluarga (orang)
1. Hamzah Samauna 42 SMA 3 7 0,50
2. Asri 60 SD 1 37 0,20
3. H. Herman 42 SMA 3 20 1,00
4. Sakka Mia 30 SMA 3 10 0,30
5. Kartini 54 SD 3 23 1,00
6. Mannang 57 SD 4 22 1,00
7. Abbas 30 SMA 2 8 1,00
8. Syarifuddin Coke 60 SMP 4 35 0,50
9. Dg. Jawa 24 SMP 2 6 0,50
10. Dg. Rase 39 SMA 4 19 0,50
11. Ambo Sakka 35 SD 2 16 0,80
12. M. Ramli 50 SD 3 31 0,40
13. Halisa 38 SMA 3 17 0,40
14. Haeruddin 45 SMA 3 23 0,50
15. Waji 45 SMA 4 25 0,50
16. Maskur 40 SMA 3 6 0,40
17. Dg. Saing 63 SD 5 35 0,60
18. Sata 42 SMA 3 20 1,00
19. Esse 50 SMA 4 30 0,50
20. H.Semmang 43 SMA 3 23 1,00
21 Rahman 42 SMP 2 17 1,00
22. Syarifuddin K 47 SMP 2 22 0.40
23. Mais 46 SMA 2 21 0,40
24. Sudirman 60 SD 3 35 1,00
25. M.Ilyas 42 SMA 2 20 0,60
26. Basri Mida 51 SD 2 35 0,50
27 Marzuki 51 SD 4 36 0,50
28 Samba 39 SMA 2 15 0,50
29 M.Basri 55 SD 3 35 0,50
30. Syamsuddin 25 SMA 2 5 0,40
31. Abdul Wahab 30 SMA 2 10 0,40
32. Alimuddin 24 SMA 1 3 0,40
33. Arifin 27 SMA 1 10 0,50
34. Dg.Matte 30 SMA 2 13 0,60
35. Asri HR 47 SD 3 30 1,00
36. Jassa 26 SMA 1 7 0,30
37. Sirajang 53 SD 2 35 0,50
38. Dasong Dg. Siga 54 SD 3 32 0,40
39. Safa 59 SD 3 37 0,50
Jumlah 104 831 23
Rata-rata 2,66 21,30
Lampiran 3. Jumlah dan Nilai Produksi Usahatani Kedelai Responden SLPTT Kedelai Kelompok Tani Tombolo , di Kelurahan
Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014

Luas Lahan Produksi Harga


No. Resp. Penerimaan (Rp)
(Ha) (Kg) (Rp)
1. 0,65 0,65 7.600 4.940.000
2. 1,50 1,50 7.600 11.400.000
3. 1,45 1,45 7.600 11.020.000
4. 1,01 1,01 7.600 7.695.000
5. 1,40 1,40 7.600 10.640.000
6. 0,70 0,70 7.600 5.320.000
7. 0,65 0,65 7.600 4.940.000
8. 1,30 1,30 7.600 9.880.000
9. 1,12 1,12 7.600 8.512.000
10. 1,35 1,35 7.600 10.260.000
11. 0,75 0,75 7.600 5.700.000
12. 1,04 1,04 7.600 7.904.000
13. 1,35 1,35 7.600 10.260.000
14. 1,40 1,40 7.600 10.640.000
15. 1,20 1,20 7.600 9.120.000
16. 1,30 1,30 7.600 9.880.000
17. 2,03 2,03 7.600 15.428.000
18. 1,08 1,08 7.600 8.208.000
19. 1,12 1,12 7.600 8.512.000
20. 1,40 1,40 7.600 10.640.000
21. 2,10 2,10 7.600 15.960.000
22. 2,03 2,03 7.600 15.390.000
23. 0,78 0,78 7.600 5.928.000
24. 1,25 1,25 7.600 9.500.000
25. 0,98 0,98 7.600 7.448.000
26. 1,35 1,35 7.600 10.260.000
27. 1,40 1,40 7.600 10.640.000
28. 2,18 2,18 7.600 16.530.000
29. 1,30 1,30 7.600 9.880.000
30. 1,40 1,40 7.600 10.640.000
31. 0,50 0,50 7.600 3.800.000
32. 1,45 1,45 7.600 11.020.000
33. 0,52 0,52 7.600 3.952.000
34. 1,20 1,20 7.600 9.120.000
35. 0,98 0,98 7.600 7.448.000
36. 1,35 1,35 7.600 10.260.000
Jumlah 32,25 44,56 273.600 338.675.000
Rata-rata 1,38 7.600 10.501.550
Lampiran 4. Jumlah dan Nilai Produksi Usahatani Kedelai Responden Non-SLPTT Kedelai Kelompok Tani Tombolo , di Kelurahan
Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014

Luas Lahan Harga


No. Resp. Produksi (Ton) Penerimaan (Rp)
(Ha) (Rp)
1. 0,60 0,60 7.600 4.560.000
2. 0,25 0,25 7.600 1.900.000
3. 1,10 1,10 7.600 8.360.000
4. 0,36 0,36 7.600 2.736.000
5. 1,10 1,10 7.600 8.360.000
6. 1,20 1,20 7.600 9.120.000
7. 1,25 1,25 7.600 9.500.000
8. 0,60 0,60 7.600 4.560.000
9. 0,60 0,60 7.600 4.560.000
10. 0,55 0,55 7.600 4.180.000
11. 0,96 0,96 7.600 7.296.000
12. 0,44 0,44 7.600 3.344.000
13. 0,52 0,52 7.600 3.952.000
14. 0,60 0,60 7.600 4.560.000
15. 0,65 0,65 7.600 4.940.000
16. 0,48 0,48 7.600 3.648.000
17. 0,75 0,75 7.600 5.700.000
18. 1,20 1,20 7.600 9.120.000
19. 0,65 0,65 7.600 4.940.000
20. 1,30 1,30 7.600 9.880.000
21. 1,20 1,20 7.600 9.120.000
22. 0,44 0,44 7.600 3.344.000
23. 0,52 0,52 7.600 3.952.000
24. 1,20 1,20 7.600 9.120.000
25. 0,66 0,66 7.600 5.016.000
26. 0,60 0,60 7.600 4.560.000
27. 0,60 0,60 7.600 4.560.000
28. 0,68 0,68 7.600 5.130.000
29. 0,60 0,60 7.600 4.560.000
30. 0,48 0,48 7.600 3.648.000
31. 0,50 0,50 7.600 3.800.000
32. 0,48 0,48 7.600 3.648.000
33. 0,65 0,65 7.600 4.940.000
34. 0,72 0,72 7.600 5.472.000
35. 1,20 1,20 7.600 9.120.000
36. 0,33 0,33 7.600 2.508.000
37. 0,65 0,65 7.600 4.940.000
38. 0,48 0,48 7.600 3.648.000
39 0,50 0,50 7.600 3.800.000
Jumlah 23 27,65 296.400 210.102.000
Rata-rata 1,20 7.600 9.134.870
Lampiran 5. Faktor Produksi Benih Usahatani Kedelai Petani Responden SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan
Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014

Luas Lahan Bibit Benih Harga Nilai Biaya


No
(Ha) (Kg) (Kg/Ha) (Rp) (Rp/Ha)
1 0,5 22 40 5.000 110.000
2 1 37 40 5.000 185.000
3 1 42 40 5.000 210.000
4 0,75 30 40 5.000 150.000
5 1 42 40 5.000 210.000
6 0,5 25 40 5.000 125.000
7 0,5 22 40 5.000 110.000
8 1 45 40 5.000 225.000
9 0,8 35 40 5.000 175.000
10 1 38 40 5.000 190.000
11 0,5 20 40 5.000 100.000
12 0,8 30 40 5.000 150.000
13 1 36 40 5.000 180.000
14 1 44 40 5.000 220.000
15 0,8 33 40 5.000 165.000
16 1 38 40 5.000 190.000
17 1,4 60 40 5.000 300.000
18 0,8 30 40 5.000 150.000
19 0,8 35 40 5.000 175.000
20 1 35 40 5.000 175.000
21 1,5 65 40 5.000 325.000
22 1,5 60 40 5.000 300.000
23 0,6 25 40 5.000 125.000
24 1 42 40 5.000 210.000
25 0,7 30 40 5.000 150.000
26 1 44 40 5.000 220.000
27 1 45 40 5.000 225.000
28 1,5 64 40 5.000 320.000
29 1 42 40 5.000 210.000
30 1 45 40 5.000 225.000
31 0,4 20 40 5.000 100.000
32 1 44 40 5.000 220.000
33 0,4 22 40 5.000 110.000
34 0,8 35 40 5.000 175.000
35 0,7 32 40 5.000 160.000
36 1 43 40 5.000 215.000
Jumlah 32,25 1.357 1.440 180.000 6.785.000
Rata-rata 42,08 44,65 5.000 210.388
Lampiran 6. Faktor Produksi Bibit Usahatani Kedelai Petani Responden Non-SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan
Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014

Bibit Benih Harga Nilai Biaya


No Luas Lahan (Ha)
(Kg) (Kg/Ha) (Rp) (Rp)
1 0,5 22 40 5.000 110.000
2 0,2 10 40 5.000 50.000
3 1 45 40 5.000 225.000
4 0,3 15 40 5.000 75.000
5 1 37 40 5.000 185.000
6 1 40 40 5.000 200.000
7 1 42 40 5.000 210.000
8 0,5 23 40 5.000 115.000
9 0,5 22 40 5.000 110.000
10 0,5 20 40 5.000 100.000
11 0,8 35 40 5.000 175.000
12 0,4 18 40 5.000 90.000
13 0,4 17 40 5.000 85.000
14 0,5 28 40 5.000 140.000
15 0,5 18 40 5.000 90.000
16 0,4 15 40 5.000 75.000
17 0,6 25 40 5.000 125.000
18 1 38 40 5.000 190.000
19 0,5 22 40 5.000 110.000
20 1 41 40 5.000 205.000
21 1 45 40 5.000 225.000
22 0,4 18 40 5.000 90.000
23 0,4 20 40 5.000 100.000
24 1 44 40 5.000 220.000
25 0,6 25 40 5.000 125.000
26 0,5 22 40 5.000 110.000
27 0,5 25 40 5.000 125.000
28 0,5 20 40 5.000 100.000
29 0,5 22 40 5.000 110.000
30 0,4 20 40 5.000 100.000
31 0,4 19 40 5.000 95.000
32 0,4 20 40 5.000 100.000
33 0,5 22 40 5.000 110.000
34 0,6 22 40 5.000 110.000
35 1 35 40 5.000 175.000
36 0,3 12 40 5.000 60.000
37 0,5 22 40 5.000 110.000
38 0,4 18 40 5.000 90.000
39 0,5 24 40 5.000 120.000
Jumlah 23 988 1560 195.000 4.940.000
Rata-rata 42,96 67,83 5.000 214.783
Lampiran 7. Faktor Produksi Pupuk Usahatani Kedelai Petani Responden SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan
Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014

Luas UREA NPK


No Lahan Jumlah Harga Nilai Biaya Jumlah Harga Nilai Biaya
(Ha) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 0,5 30 1.800 54.000 25 2.300 57.500
2 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
3 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
4 0,75 40 1.800 72.000 35 2.300 80.500
5 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
6 0,5 30 1.800 54.000 25 2.300 57.500
7 0,5 30 1.800 54.000 25 2.300 57.500
8 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
9 0,8 50 1.800 90.000 40 2.300 92.000
10 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
11 0,5 30 1.800 54.000 25 2.300 57.500
12 0,8 50 1.800 90.000 40 2.300 92.000
13 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
14 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
15 0,8 50 1.800 90.000 40 2.300 92.000
16 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
17 1,4 75 1.800 135.000 70 2.300 161.000
18 0,8 40 1.800 72.000 40 2.300 92.000
19 0,8 40 1.800 72.000 40 2.300 92.000
20 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
21 1,5 80 1.800 144.000 75 2.300 172.500
22 1,5 70 1.800 126.000 75 2.300 172.500
23 0,6 30 1.800 54.000 30 2.300 69.000
24 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
25 0,7 40 1.800 72.000 35 2.300 80.500
26 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
27 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
28 1,5 80 1.800 144.000 75 2.300 172.500
29 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
30 1 40 1.800 72.000 50 2.300 115.000
31 0,4 25 1.800 45.000 20 2.300 46.000
32 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
33 0,4 25 1.800 45.000 20 2.300 46.000
34 0,8 50 1.800 90.000 40 2.300 92.000
35 0,7 30 1.800 54.000 35 2.300 80.500
36 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
Jumlah 32,25 1.685,00 64.800 3.033.000 1.610 82.800 3.703.000
Rata-rata 0,90 52,25 1.800 94.047 49,92 2.300 114.822
Luas ZA Pupuk Organik
No. Lahan Jumlah Harga Nilai Biaya Jumlah Harga Nilai Biaya
(Ha) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 0,5 25 1.400 35.000 250 500 125.000
2 1 55 1.400 77.000 500 500 250.000
3 1 45 1.400 63.000 500 500 250.000
4 0,75 40 1.400 56.000 375 500 187.500
5 1 50 1.400 70.000 500 500 250.000
6 0,5 25 1.400 35.000 250 500 125.000
7 0,5 30 1.400 42.000 250 500 125.000
8 1 55 1.400 77.000 500 500 250.000
9 0,8 40 1.400 56.000 400 500 200.000
10 1 40 1.400 56.000 500 500 250.000
11 0,5 45 1.400 63.000 250 500 125.000
12 0,8 40 1.400 56.000 400 500 200.000
13 1 50 1.400 70.000 500 500 250.000
14 1 50 1.400 70.000 500 500 250.000
15 0,8 40 1.400 56.000 400 500 200.000
16 1 60 1.400 84.000 500 500 250.000
17 1,4 75 1.400 105.000 735 500 367.500
18 0,8 40 1.400 56.000 400 500 200.000
19 0,8 38 1.400 53.200 400 500 200.000
20 1 50 1.400 70.000 500 500 250.000
21 1,5 80 1.400 112.000 750 500 375.000
22 1,5 75 1.400 105.000 750 500 375.000
23 0,6 30 1.400 42.000 275 500 137.500
24 1 50 1.400 70.000 500 500 250.000
25 0,7 35 1.400 49.000 325 500 162.500
26 1 55 1.400 77.000 500 500 250.000
27 1 50 1.400 70.000 500 500 250.000
28 1,5 70 1.400 98.000 750 500 375.000
29 1 50 1.400 70.000 500 500 250.000
30 1 50 1.400 70.000 500 500 250.000
31 0,4 24 1.400 33.600 200 500 100.000
32 1 40 1.400 56.000 500 500 250.000
33 0,4 20 1.400 28.000 200 500 100.000
34 0,8 40 1.400 56.000 400 500 200.000
35 0,7 40 1.400 56.000 325 500 162.500
36 1 55 1.400 77.000 500 500 250.000
Jumlah 32,25 1657 50.400 2.319.800 16085 18.000 8.042.500
Rata-Rata 0,90 51,38 1.400 71.932 498,76 500 249.380
Lampiran 8. Faktor Produksi Pupuk Usahatani Kedelai Petani Responden Non SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan
Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014

Luas Urea NPK


No. Lahan Jumlah Harga Nilai Biaya Jumlah Harga Nilai Biaya
(Ha) (Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 0,5 30 1.800 54.000 25 2.300 57.500
2 0,2 10 1.800 18.000 10 2.300 23.000
3 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
4 0,3 20 1.800 36.000 15 2.300 34.500
5 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
6 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
7 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
8 0,5 30 1.800 54.000 25 2.300 57.500
9 0,5 25 1.800 45.000 25 2.300 57.500
10 0,5 25 1.800 45.000 25 2.300 57.500
11 0,8 50 1.800 90.000 40 2.300 92.000
12 0,4 25 1.800 45.000 20 2.300 46.000
13 0,4 20 1.800 36.000 20 2.300 46.000
14 0,5 25 1.800 45.000 25 2.300 57.500
15 0,5 30 1.800 54.000 25 2.300 57.500
16 0,4 25 1.800 45.000 20 2.300 46.000
17 0,6 30 1.800 54.000 30 2.300 69.000
18 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
19 0,5 25 1.800 45.000 25 2.300 57.500
20 1 40 1.800 72.000 50 2.300 115.000
21 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
22 0,4 20 1.800 36.000 20 2.300 46.000
23 0,4 25 1.800 45.000 20 2.300 46.000
24 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
25 0,6 30 1.800 54.000 30 2.300 69.000
26 0,5 30 1.800 54.000 25 2.300 57.500
27 0,5 30 1.800 54.000 25 2.300 57.500
28 0,5 25 1.800 45.000 25 2.300 57.500
29 0,5 30 1.800 54.000 25 2.300 57.500
30 0,4 20 1.800 36.000 20 2.300 46.000
31 0,4 20 1.800 36.000 20 2.300 46.000
32 0,4 20 1.800 36.000 20 2.300 46.000
33 0,5 20 1.800 36.000 25 2.300 57.500
34 0,6 30 1.800 54.000 30 2.300 69.000
35 1 50 1.800 90.000 50 2.300 115.000
36 0,3 20 1.800 36.000 15 2.300 34.500
37 0,5 20 1.800 36.000 25 2.300 57.500
38 0,4 20 1.800 36.000 20 2.300 46.000
39 0,5 25 1.800 45.000 25 2.300 57.500
Jumlah 23 1.195 70.200 2.151.000 1.150 89.700 2.645.000
Rata-Rata 0,59 51,96 1.800 93.522 29,49 2.300 115.000
Luas ZA
No. Lahan
(Ha) Jumlah (Kg) Harga (Rp/Kg) Nilai Biaya (Rp)

1 0,5 30 1.400 42.000


2 0,2 10 1.400 14.000
3 1 45 1.400 63.000
4 0,3 16 1.400 22.400
5 1 50 1.400 70.000
6 1 50 1.400 70.000
7 1 55 1.400 77.000
8 0,5 25 1.400 35.000
9 0,5 20 1.400 28.000
10 0,5 25 1.400 35.000
11 0,8 40 1.400 56.000
12 0,4 20 1.400 28.000
13 0,4 20 1.400 28.000
14 0,5 25 1.400 35.000
15 0,5 30 1.400 42.000
16 0,4 20 1.400 28.000
17 0,6 30 1.400 42.000
18 1 40 1.400 56.000
19 0,5 28 1.400 39.200
20 1 50 1.400 70.000
21 1 55 1.400 77.000
22 0,4 20 1.400 28.000
23 0,4 22 1.400 30.800
24 1 50 1.400 70.000
25 0,6 25 1.400 35.000
26 0,5 20 1.400 28.000
27 0,5 25 1.400 35.000
28 0,5 25 1.400 35.000
29 0,5 20 1.400 28.000
30 0,4 20 1.400 28.000
31 0,4 20 1.400 28.000
32 0,4 25 1.400 35.000
33 0,5 25 1.400 35.000
34 0,6 35 1.400 49.000
35 1 40 1.400 56.000
36 0,3 15 1.400 21.000
37 0,5 25 1.400 35.000
38 0,4 20 1.400 28.000
39 0,5 25 1.400 35.000
Jumlah 23 1.141 54.600 1.597.400
Rata-Rata 49,61 1.400 69.452
Lampiran 9. Faktor Produksi Pestisida Usahatani Kedelai Responden SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Pestisida Decis 25 EC Pestisida Spontan 400 SL


No. Luas Lahan (Ha)
Jumlah (L) Harga (Rp/L) Nilai Biaya (Rp) Jumlah (L) Harga (Rp/L) Nilai Biaya (Rp)
1 0,5 0,5 220.000 110.000
2 1 1 120.000 120.000
3 1 1 220.000 220.000
4 0,75 0,8 220.000 176.000
5 1 1 220.000 220.000
6 0,5 0,6 120.000 72.000
7 0,5 0,5 220.000 110.000
8 1 0,8 220.000 176.000
9 0,8 0,8 220.000 176.000
10 1 1 220.000 220.000
11 0,5 0,5 120.000 60.000
12 0,8 0,75 120.000 90.000
13 1 1 120.000 120.000
14 1 0,9 220.000 198.000 120.000
15 0,8 0,8 120.000 96.000
16 1 1 220.000 220.000 120.000
17 1,4 1,2 120.000 144.000
18 0,8 0,8 120.000 96.000
19 0,8 0,8 220.000 176.000
20 1 1 220.000 220.000
21 1,5 1,3 220.000 286.000
22 1,5 1,5 220.000 330.000
23 0,6 0,5 120.000 60.000
24 1 1 120.000 120.000
25 0,7 0,5 120.000 60.000
26 1 1 120.000 120.000
27 1 0,8 120.000 96.000
28 1,5 1,2 120.000 144.000
29 1 1 220.000 220.000 120.000
30 1 1 120.000 120.000
31 0,4 0,5 120.000 60.000
32 1 1 220.000 220.000
33 0,4 0,4 220.000 88.000
34 0,8 1 220.000 220.000
35 0,7 0,8 120.000 96.000
36 1 1 220.000 220.000
Jumlah 32,25 17,3 4.180.000 3.806.000 13,95 2.400.000 1.674.000
Rata-rata 0,54 220.000 118.015,50 0,43 120.000 51.906,98
Lampiran 10. Faktor Produksi Pestisida Petani Kedelai Responden Non SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Pestisida Decis 25 EC Pestisida Spontan 400 SL


No. Luas Lahan (Ha)
Jumlah (L) Harga (Rp/L) Nilai Biaya (Rp) Jumlah (L) Harga (Rp/L) Nilai Biaya (Rp)
1 0,5 0,5 0,6 120.000 72.000
2 0,2 0,2 220.000 44.000
3 1 1 120.000 120.000
4 0,3 0,3 120.000 36.000
5 1 0,8 120.000 96.000
6 1 1 220.000 220.000
7 1 1 220.000 220.000
8 0,5 0,5 220.000 110.000
9 0,5 0,4 220.000 88.000
10 0,5 0,5 120.000 60.000
11 0,8 0,8 120.000 96.000
12 0,4 0,4 220.000 88.000
13 0,4 0,5 220.000 110.000
14 0,5 0,5 220.000 110.000
15 0,5 0,5 220.000 110.000
16 0,4 0,4 120.000 48.000
17 0,6 0,6 220.000 132.000
18 1 0,9 120.000 108.000
19 0,5 0,5 120.000 60.000
20 1 1 120.000 120.000
21 1 0,8 120.000 96.000
22 0,4 0,5 120.000 60.000
23 0,4 0,4 220.000 88.000
24 1 1 120.000 120.000
25 0,6 0,5 220.000 110.000
26 0,5 0,5 120.000 60.000
27 0,5 0,4 120.000 48.000
28 0,5 0,4 120.000 48.000
29 0,5 0,5 120.000 60.000
30 0,4 0,4 120.000 48.000
31 0,4 0,5 220.000 110.000
32 0,4 0,5 220.000 110.000
33 0,5 0,5 120.000 60.000
34 0,6 0,5 120.000 60.000
35 1 1,2 120.000 144.000
36 0,3 0,4 120.000 48.000
37 0,5 0,5 220.000 110.000
38 0,4 0,4 120.000 48.000
39 0,5 0,6 220.000 132.000
Jumlah 23 9,1 3.520.000 1.892.000 14,3 2.760.000 1.716.000
Rata-Rata 0,40 220.000 82.261 0,62 120.000 74.609
Lampiran 11. Jenis dan Nilai Penyusutan Alat Petani Responden SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Cangkul Sabit
No. Jumlah Lama Pakai Harga Baru Harga Sisa NPA Jumlah Lama Pakai Harga Baru Harga Sisa NPA
(Unit) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp) (Unit) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp)
1 1 1 40.000 20.000 20.000 1 2 20.000 7.500 6.250
2 2 6 40.000 25.000 2.500 1 5 20.000 7.500 2.500
3 1 5 50.000 15.000 7.000 1 5 20.000 5.000 3.000
4 1 5 50.000 25.000 5.000 1 2 20.000 7.500 6.250
5 2 3 50.000 15.000 11.667 1 3 20.000 7.500 4.167
6 2 4 40.000 20.000 5.000 1 2 15.000 5.000 5.000
7 1 4 45.000 15.000 7.500 1 4 20.000 7.500 3.125
8 1 3 50.000 35.000 5.000 2 5 15.000 7.500 1.500
9 1 7 50.000 30.000 2.857 2 7 20.000 5.000 2.143
10 1 4 45.000 25.000 5.000 1 5 20.000 7.500 2.500
11 1 2 40.000 30.000 5.000 2 4 15.000 7.500 1.875
12 1 2 50.000 35.000 7.500 1 5 15.000 5.000 2.000
13 2 3,5 50.000 20.000 8.571 1 3,5 20.000 10.000 2.857
14 1 6 60.000 40.000 3.333 1 6 20.000 5.000 2.500
15 1 5 37.000 30.000 1.400 1 3 20.000 5.000 5.000
16 1 5 35.000 25.000 2.000 1 4 15.000 7.500 1.875
17 1 4 45.000 25.000 5.000 1 3 25.000 7.500 5.833
18 2 2 37.000 35.000 1.000 2 4 20.000 7.500 3.125
19 2 5 35.000 20.000 3.000 1 4 20.000 10.000 2.500
20 2 6 40.000 15.000 4.167 1 5 25.000 5.000 4.000
21 1 4 50.000 20.000 7.500 1 4 15.000 7.500 1.875
22 1 3 45.000 30.000 5.000 1 4 20.000 7.500 3.125
23 1 6 35.000 15.000 3.333 1 5 20.000 7.500 2.500
24 1 4 40.000 15.000 6.250 1 3 20.000 10.000 3.333
25 1 6 45.000 15.000 5.000 1 6 20.000 7.500 2.083
26 1 3 45.000 35.000 3.333 2 5 15.000 5.000 2.000
27 1 6 50.000 30.000 3.333 2 5 20.000 5.000 3.000
28 2 6 45.000 30.000 2.500 1 3 20.000 10.000 3.333
29 2 5 50.000 15.000 7.000 1 4 15.000 7.500 1.875
30 1 5 50.000 15.000 7.000 1 5 15.000 5.000 2.000
31 2 4 50.000 20.000 7.500 1 3 15.000 7.500 2.500
32 1 6 50.000 30.000 3.333 1 6 20.000 5.000 2.500
33 1 6 35.000 30.000 833 2 3 20.000 10.000 3.333
34 1 5 37.000 30.000 1.400 1 5 15.000 7.500 1.500
35 1 4 50.000 25.000 6.250 1 3 15.000 7.500 2.500
36 1 2 50.000 35.000 7.500 2 4 20.000 7.500 3.125
Jumlah 1.616.000 890.000 189.562 670.000 255.000 108.583
Rata-rata 49.723 27.385 5.833 20.615 7.846 3.341
Parang Sekop
No. Jumlah Lama Pakai Harga Baru Harga Sisa NPA Jumlah LamaPakai Harga Baru Harga Sisa NPA
(Unit) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp) (Unit) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp)
1 1 6 45.000 25.000 3.333 1 6 100.000 80.000 3.333
2 2 5 20.000 10.000 2.000 1 5 95.000 65.000 6.000
3 1 7 55.000 20.000 5.000 1 7 100.000 60.000 5.714
4 1 5 20.000 10.000 2.000 1 4 95.000 65.000 7.500
5 2 3 30.000 10.000 6.667 1 4 80.000 60.000 5.000
6 1 4 30.000 15.000 3.750 1 5 110.000 55.000 11.000
7 1 3,5 35.000 25.000 2.857 2 3,5 110.000 95.000 4.286
8 1 5 35.000 20.000 3.000 1 5 80.000 50.000 6.000
9 1 3 40.000 25.000 5.000 1 3 80.000 65.000 5.000
10 2 4 25.000 15.000 2.500 1 3 95.000 75.000 6.667
11 1 3 25.000 15.000 3.333 2 4 100.000 85.000 3.750
12 2 5 30.000 10.000 4.000 1 4 60.000 45.000 3.750
13 1 5 25.000 10.000 3.000 2 5 75.000 50.000 5.000
14 2 6 40.000 15.000 4.167 2 6 60.000 40.000 3.333
15 1 4 30.000 10.000 5.000 1 4 80.000 50.000 7.500
16 2 5 35.000 15.000 4.000 1 5 95.000 55.000 8.000
17 1 4 45.000 20.000 6.250 1 3 85.000 70.000 5.000
18 1 7 55.000 25.000 4.286 1 5 100.000 60.000 8.000
19 1 6 50.000 40.000 1.667 1 6 100.000 50.000 8.333
20 2 6 30.000 15.000 2.500 1 4 115.000 75.000 10.000
21 1 6 55.000 20.000 5.833 1 4 100.000 70.000 7.500
22 1 5 20.000 15.000 1.000 1 3 110.000 70.000 13.333
23 2 3 20.000 10.000 3.333 1 5 80.000 45.000 7.000
24 1 4 30.000 15.000 3.750 1 6 80.000 50.000 5.000
25 1 6 35.000 10.000 4.167 1 6 100.000 60.000 6.667
26 3 6 40.000 20.000 3.333 1 5 95.000 55.000 8.000
27 1 4 35.000 25.000 2.500 2 4 95.000 50.000 11.250
28 2 4 25.000 15.000 2.500 1 3 110.000 85.000 8.333
29 1 4 25.000 10.000 3.750 1 6 110.000 55.000 9.167
30 1 4 30.000 15.000 3.750 1 6 100.000 75.000 4.167
31 1 4 30.000 7.500 5.625 1 7 100.000 80.000 2.857
32 3 3 30.000 15.000 5.000 1 5 95.000 60.000 7.000
33 1 5 27.000 7.500 3.900 1 6 110.000 70.000 6.667
34 1 5 30.000 7.500 4.500 2 4 90.000 50.000 10.000
35 2 6 30.000 10.000 3.333 1 5 100.000 55.000 9.000
36 1 5 30.000 15.000 3.000 2 5 110.000 65.000 9.000
Jumlah 1.192.000 567.500 133.585 3.400.000 2.245.000 248.107
Rata-rata 36.677 17.462 4.110 104.615 69.077 7.634
Sprayer
No Jumlah LamaPakai
Harga Baru (Rp) Harga Sisa (Rp) NPA (Rp)
(Unit) (Tahun)
1 1 4 220.000 75.000 36.250
2 1 3 180.000 60.000 40.000
3 1 4 250.000 40.000 52.500
4 3 150.000 75.000 25.000
5 1 5 150.000 75.000 15.000
6 1 4 180.000 60.000 30.000
7 1 5 200.000 60.000 28.000
8 1 6 150.000 65.000 14.167
9 1 3 250.000 80.000 56.667
10 1 4 150.000 65.000 21.250
11 1 5 150.000 60.000 18.000
12 1 3 180.000 65.000 38.333
13
14 1 5 200.000 55.000 29.000
15 1 3 200.000 50.000 50.000
16 1 4 250.000 50.000 50.000
17 1 4 200.000 65.000 33.750
18 1 5,5 180.000 75.000 19.091
19 1 4 200.000 85.000 28.750
20 1 3 150.000 45.000 35.000
21 1 4 150.000 50.000 25.000
22 1 6 150.000 40.000 18.333
23
24 1 3 250.000 55.000 65.000
25 1 5 180.000 75.000 21.000
26 1 7 200.000 75.000 17.857
27 1 4 180.000 60.000 30.000
28 1
29 1 5 150.000 75.000 15.000
30
31 1 4,5 200.000 60.000 31.111
32 1 3 200.000 60.000 46.667
33 1 6 180.000 65.000 19.167
34 1 5 150.000 80.000 14.000
35 1 3,5 150.000 65.000 24.286
36 1 4 200.000 60.000 35.000
Jumlah 5.930.000 2.025.000 983.178
Rata-Rata 182.462 62.308 30.252
Lampiran 12. Jenis dan Nilai Penyusutan Alat Petani Responden Non SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Cangkul Sabit

No. Jumlah Lama Pakai Harga Baru Harga Sisa NPA Jumlah HargaBaru Harga Sisa NPA
LamaPakai
(Unit) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp) (Unit) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp)

1 1 7 60.000 30.000 4.286 1 7 15.000 5.000 1.429


2 1 5 50.000 25.000 5.000 1 5 15.000 5.000 2.000
3 1 3 50.000 40.000 3.333 1 6 20.000 7.500 2.083
4 3 5 50.000 25.000 5.000 1 4 20.000 7.500 3.125
5 1 6 40.000 15.000 4.167 1 3 15.000 7.500 2.500
6 2 5 40.000 35.000 1.000 2 3 20.000 7.500 4.167
7 1 2 45.000 25.000 10.000 1 4 15.000 7.500 1.875
8 1 4 40.000 15.000 6.250 1 3 20.000 10.000 3.333
9 1 6 45.000 15.000 5.000 1 6 20.000 7.500 2.083
10 1 3 45.000 35.000 3.333 2 5 15.000 5.000 2.000
11 1 6 50.000 30.000 3.333 2 5 20.000 5.000 3.000
12 2 6 45.000 30.000 2.500 1 3 20.000 10.000 3.333
13 2 5 50.000 15.000 7.000 1 4 15.000 7.500 1.875
14 1 5 50.000 15.000 7.000 1 5 15.000 5.000 2.000
15 2 4 50.000 20.000 7.500 1 3 15.000 7.500 2.500
16 1 6 50.000 30.000 3.333 1 6 20.000 5.000 2.500
17 1 6 35.000 30.000 833 2 3 20.000 10.000 3.333
18 1 5 37.000 30.000 1.400 1 5 15.000 7.500 1.500
19 1 4 50.000 25.000 6.250 1 3 15.000 7.500 2.500
20 1 2 50.000 35.000 7.500 2 4 20.000 7.500 3.125
21 2 4 35.000 20.000 3.750 1 4 20.000 5.000 3.750
22 1 7 37.000 15.000 3.143 2 3 20.000 10.000 3.333
23 2 5 50.000 20.000 6.000 1 3 15.000 7.500 2.500
24 1 4 50.000 25.000 6.250 1 4 20.000 5.000 3.750
25 1 6 35.000 15.000 3.333 1 5 15.000 5.000 2.000
26 1 7 55.000 25.000 4.286 1 5 20.000 7.500 2.500
27 1 4 50.000 35.000 3.750 1 1 15.000 7.500 7.500
28 1 1 40.000 20.000 20.000 1 2 20.000 7.500 6.250
29 2 6 40.000 25.000 2.500 1 5 20.000 7.500 2.500
30 1 5 50.000 15.000 7.000 1 5 20.000 5.000 3.000
31 1 5 50.000 25.000 5.000 1 2 20.000 7.500 6.250
32 2 3 50.000 15.000 11.667 1 3 20.000 7.500 4.167
33 2 4 40.000 20.000 5.000 1 2 15.000 5.000 5.000
34 1 4 45.000 15.000 7.500 1 4 20.000 7.500 3.125
35 1 3 50.000 35.000 5.000 2 5 15.000 7.500 1.500
36 1 7 50.000 30.000 2.857 2 7 20.000 5.000 2.143
37 1 4 45.000 25.000 5.000 1 5 20.000 7.500 2.500
38 1 2 40.000 30.000 5.000 2 4 15.000 7.500 1.875
39 1 2 50.000 35.000 7.500 1 5 15.000 5.000 2.000
Jumlah 1.794.000 965.000 208.555 695.000 270.000 115.905
Rata-rata 55.200 29.692 6.417 21.385 8.308 3.566
Parang Sekop
No. Jumlah LamaPakai Harga Baru Harga Sisa NPA Jumlah LamaPakai Harga Baru Harga Sisa NPA
(Unit) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp) (Unit) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp)
1 1 5 55.000 30.000 5.000 1 5 100.000 75.000 5.000
2 1 3 45.000 30.000 5.000 1 5 90.000 60.000 6.000
3 1 4 45.000 25.000 5.000 1 5 70.000 40.000 6.000
4 1 4 30.000 20.000 2.500 2 4 100.000 75.000 6.250
5 1 5 55.000 35.000 4.000 2 5 100.000 75.000 5.000
6 2 4 30.000 10.000 5.000 1 3 80.000 60.000 6.667
7 1 3 50.000 35.000 5.000 1 3 80.000 60.000 6.667
8 2 6 45.000 25.000 3.333 1 6 90.000 65.000 4.167
9 1 6 45.000 25.000 3.333 1 6 100.000 80.000 3.333
10 2 5 20.000 10.000 2.000 1 5 95.000 65.000 6.000
11 1 7 55.000 20.000 5.000 1 7 100.000 60.000 5.714
12 1 5 20.000 10.000 2.000 1 4 95.000 65.000 7.500
13 2 3 30.000 10.000 6.667 1 4 80.000 60.000 5.000
14 1 4 30.000 15.000 3.750 1 5 110.000 55.000 11.000
15 1 3,5 35.000 25.000 2.857 2 3,5 110.000 95.000 4.286
16 1 5 35.000 20.000 3.000 1 5 80.000 50.000 6.000
17 1 3 40.000 25.000 5.000 1 3 80.000 65.000 5.000
18 2 4 25.000 15.000 2.500 1 3 95.000 75.000 6.667
19 1 3 25.000 15.000 3.333 2 4 100.000 85.000 3.750
20 2 5 30.000 10.000 4.000 1 4 60.000 45.000 3.750
21 1 5 25.000 10.000 3.000 2 5 75.000 50.000 5.000
22 2 6 40.000 15.000 4.167 2 6 60.000 40.000 3.333
23 1 4 30.000 10.000 5.000 1 4 80.000 50.000 7.500
24 2 5 35.000 15.000 4.000 1 5 95.000 55.000 8.000
25 1 4 45.000 20.000 6.250 1 3 85.000 70.000 5.000
26 1 5 55.000 30.000 5.000 1 5 100.000 75.000 5.000
27 1 3 45.000 30.000 5.000 1 5 90.000 60.000 6.000
28 1 4 45.000 25.000 5.000 1 5 70.000 40.000 6.000
29 1 4 30.000 20.000 2.500 2 4 100.000 75.000 6.250
30 1 5 55.000 35.000 4.000 2 5 100.000 75.000 5.000
31 2 4 30.000 10.000 5.000 1 3 80.000 60.000 6.667
32 1 3 50.000 35.000 5.000 1 3 80.000 60.000 6.667
33 2 6 45.000 25.000 3.333 1 6 90.000 65.000 4.167
34 1 6 45.000 25.000 3.333 1 6 100.000 80.000 3.333
35 2 5 20.000 10.000 2.000 1 5 95.000 65.000 6.000
36 1 7 55.000 20.000 5.000 1 7 100.000 60.000 5.714
37 1 5 20.000 10.000 2.000 1 4 95.000 65.000 7.500
38 2 3 30.000 10.000 6.667 1 4 80.000 60.000 5.000
39 1 4 30.000 15.000 3.750 1 5 110.000 55.000 11.000
Jumlah 1.475.000 780.000 158.274 47 179,5 3.500.000 2.470.000 226.881
Rata-rata 73.750 39.000 4.870 2,35 8,975 175.000 123.500 6.981
Sprayer
No. Jumlah Lama Pakai Harga Baru Harga Sisa NPA
(Unit) (Tahun) (Rp) (Rp) (Rp)

1 1 4 180.000 75.000 26.250


2 1 3,5 150.000 60.000 25.714
3 1 6 200.000 40.000 26.667
4 1 3 200.000 75.000 41.667
5 1 4 150.000 75.000 18.750
6 1 3 250.000 60.000 63.333
7
8 1 6 200.000 65.000 22.500
9 1 4 150.000 80.000 17.500
10 1 5 200.000 65.000 27.000
11 1 7 200.000 60.000 20.000
12 1 4,5 180.000 65.000 25.556
13 1 4 250.000 60.000 47.500
14 1 3 150.000 55.000 31.667
15
16 1 5 150.000 50.000 20.000
17 1 3,5 150.000 65.000 24.286
18 1 3 180.000 75.000 35.000
19 1 4 150.000 85.000 16.250
20 1 4 200.000 45.000 38.750
21 1 5 200.000 50.000 30.000
22 1 6 150.000 40.000 18.333
23 1 4 200.000 50.000 37.500
24 1 4,5 180.000 55.000 27.778
25
26 1 4 250.000 75.000 43.750
27 1 6 150.000 60.000 15.000
28
29 1 3 200.000 75.000 41.667
30 1 6 200.000 75.000 20.833
31 1 4 180.000 60.000 30.000
32 1 4 150.000 60.000 22.500
33 1 5 200.000 65.000 27.000
34 1 7 200.000 80.000 17.143
35 1 3 150.000 65.000 28.333
36 1 5 180.000 60.000 24.000
37
38 1 4,5 200.000 60.000 31.111
39 1 6 180.000 55.000 20.833
Jumlah 6.260.000 2.140.000 964.171
Rata-Rata 184.118 62.941 41.920
Lampiran 13. Pajak Lahan Petani Responden SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung,
Kabupaten Maros, 2014.

Luas Lahan Pajak Lahan Pajak Lahan


No. Responden
(Ha) (Ha) (Rp/Ha)
1 0,5 100.000 50.000
2 1 100.000 100.000
3 1 100.000 100.000
4 0,75 100.000 75.000
5 1 100.000 100.000
6 0,5 100.000 50.000
7 0,5 100.000 50.000
8 1 100.000 100.000
9 0,8 100.000 80.000
10 1 100.000 100.000
11 0,5 100.000 50.000
12 0,8 100.000 80.000
13 1 100.000 100.000
14 1 100.000 100.000
15 0,8 100.000 80.000
16 1 100.000 100.000
17 1,4 100.000 140.000
18 0,8 100.000 80.000
19 0,8 100.000 80.000
20 1 100.000 100.000
21 1,5 100.000 150.000
22 1,5 100.000 150.000
23 0,6 100.000 60.000
24 1 100.000 100.000
25 0,7 100.000 70.000
26 1 100.000 100.000
27 1 100.000 100.000
28 1,5 100.000 150.000
29 1 100.000 100.000
30 1 100.000 100.000
31 0,4 100.000 40.000
32 1 100.000 100.000
33 0,4 100.000 40.000
34 0,8 100.000 80.000
35 0,7 100.000 70.000
36 1 100.000 100.000
Jumlah 32,25 3.600.000 3.225.000
Rata-rata 100.000 100.000
Lampiran 14. Pajak Lahan Petani Responden Non-SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Luas Lahan Pajak Lahan Pajak Lahan


No. Responden
(Ha) (Ha) (Rp/Ha)
1 0,5 100.000 50.000
2 0,2 100.000 20.000
3 1 100.000 100.000
4 0,3 100.000 30.000
5 1 100.000 100.000
6 1 100.000 100.000
7 1 100.000 100.000
8 0,5 100.000 50.000
9 0,5 100.000 50.000
10 0,5 100.000 50.000
11 0,8 100.000 80.000
12 0,4 100.000 40.000
13 0,4 100.000 40.000
14 0,5 100.000 50.000
15 0,5 100.000 50.000
16 0,4 100.000 40.000
17 0,6 100.000 60.000
18 1 100.000 100.000
19 0,5 100.000 50.000
20 1 100.000 100.000
21 1 100.000 100.000
22 0,4 100.000 40.000
23 0,4 100.000 40.000
24 1 100.000 100.000
25 0,6 100.000 60.000
26 0,5 100.000 50.000
27 0,5 100.000 50.000
28 0,5 100.000 50.000
29 0,5 100.000 50.000
30 0,4 100.000 40.000
31 0,4 100.000 40.000
32 0,4 100.000 40.000
33 0,5 100.000 50.000
34 0,6 100.000 60.000
35 1 100.000 100.000
36 0,3 100.000 30.000
37 0,5 100.000 50.000
38 0,4 100.000 40.000
39 0,5 100.000 50.000
Jumlah 23 3.900.000 2.300.000
Rata-rata 100.000 100.000
Lampiran 15. Jumlah dan Nilai Biaya Karung Petani Responden SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Luas Lahan Harga Produksi Nilai


No Jumlah Karung
(Ha) (Rp) (Kg) (Rp)
1 0,5 5.000 650 10,0 50.000
2 1 5.000 1.100 25,0 125.000
3 1 5.000 1.100 24,0 120.000
4 0,75 5.000 863 15,0 75.000
5 1 5.000 1.200 20,0 100.000
6 0,5 5.000 600 12,0 60.000
7 0,5 5.000 650 11,0 55.000
8 1 5.000 1.250 22,0 110.000
9 0,8 5.000 880 19,0 95.000
10 1 5.000 1.150 23,0 115.000
11 0,5 5.000 600 13,0 65.000
12 0,8 5.000 960 18,0 90.000
13 1 5.000 1.200 22,0 110.000
14 1 5.000 1.250 24,0 120.000
15 0,8 5.000 880 17,0 85.000
16 1 5.000 1.300 22,0 110.000
17 1,4 5.000 1.680 30,0 150.000
18 0,8 5.000 960 18,0 90.000
19 0,8 5.000 920 16,0 80.000
20 1 5.000 1.300 20,0 100.000
21 1,5 5.000 1.725 32,0 160.000
22 1,5 5.000 1.875 33,0 165.000
23 0,6 5.000 780 13,0 65.000
24 1 5.000 1.200 20,0 100.000
25 0,7 5.000 910 17,0 85.000
26 1 5.000 1.300 21,0 105.000
27 1 5.000 1.250 24,0 120.000
28 1,5 5.000 1.650 30,0 150.000
29 1 5.000 1.150 22,0 110.000
30 1 5.000 1.100 24,0 120.000
31 0,4 5.000 520 9,0 45.000
32 1 5.000 1.200 25,0 125.000
33 0,4 5.000 480 9,0 45.000
34 0,8 5.000 1.040 16,0 80.000
35 0,7 5.000 840 14,0 70.000
36 1 5.000 1.250 23,0 115.000
Jumlah 32,25 180.000 38.762 713,00 3.565.000
Rata-rata 5.000 1.077 19,81 110.542
Lampiran 16. Jumlah dan Nilai Biaya Karung Petani Responden Non-SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Luas Lahan
No Harga (Rp) Produksi(Kg) Jumlah Karung Nilai
(Ha)
1 0,5 5.000 425 11,0 55.000
2 0,2 5.000 140 5,0 25.000
3 1 5.000 750 24,0 120.000
4 0,3 5.000 285 6,0 30.000
5 1 5.000 800 25,0 125.000
6 1 5.000 700 20,0 100.000
7 1 5.000 900 21,0 105.000
8 0,5 5.000 400 12,0 60.000
9 0,5 5.000 400 10,0 50.000
10 0,5 5.000 375 12,0 60.000
11 0,8 5.000 720 16,0 80.000
12 0,4 5.000 380 10,0 50.000
13 0,4 5.000 340 9,0 45.000
14 0,5 5.000 400 10,0 50.000
15 0,5 5.000 450 11,0 55.000
16 0,4 5.000 300 10,0 50.000
17 0,6 5.000 480 13,0 65.000
18 1 5.000 850 24,0 120.000
19 0,5 5.000 450 11,0 55.000
20 1 5.000 750 22,0 110.000
21 1 5.000 850 20,0 100.000
22 0,4 5.000 360 9,0 45.000
23 0,4 5.000 340 9,0 45.000
24 1 5.000 800 25,0 125.000
25 0,6 5.000 420 14,0 70.000
26 0,5 5.000 350 10,0 50.000
27 0,5 5.000 400 10,0 50.000
28 0,5 5.000 425 12,0 60.000
29 0,5 5.000 425 12,0 60.000
30 0,4 5.000 300 8,0 40.000
31 0,4 5.000 360 9,0 45.000
32 0,4 5.000 320 8,0 40.000
33 0,5 5.000 425 12,0 60.000
34 0,6 5.000 420 12,0 60.000
35 1 5.000 850 20,0 100.000
36 0,3 5.000 270 7,0 35.000
37 0,5 5.000 475 11,0 55.000
38 0,4 5.000 300 8,0 40.000
39 0,5 5.000 450 10,0 50.000
Jumlah 23 195.000 18.835 508,00 2.540.000
Rata-rata 5.000 483 13,03 110.434
Lampiran 17. Biaya Upah Tenaga Kerja Petani Responden SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Pengolahan Lahan Penanaman Pemeliharaan Panen dan Pascapanen


No. Hari Total Nilai
Upah Nilai Upah Nilai Upah Hari Kerja Nilai Upah Hari Kerja Nilai
Kerja
1 50.000 1 50.000 20.000 30 300.000 21.000 20 210.000 510.000
2 50.000 2 100.000 23.000 30 690.000 20.000 20 400.000 1.090.000
3 50.000 2 100.000 25.000 30 750.000 20.000 20 400.000 1.150.000
4 50.000 2 100.000 20.000 30 450.000 20.000 20 300.000 750.000
5 50.000 2 100.000 20.000 30 600.000 23.000 20 460.000 1.060.000
6 50.000 1 50.000 22.000 30 330.000 25.000 20 250.000 580.000
7 50.000 1 50.000 25.000 30 375.000 25.000 20 250.000 625.000
8 100.000 100.000 50.000 2 100.000 25.000 30 750.000 25.000 20 500.000 1.350.000
9 50.000 2 100.000 25.000 30 600.000 21.000 20 336.000 936.000
10 50.000 2 100.000 20.000 30 600.000 20.000 20 400.000 1.000.000
11 50.000 1 50.000 22.000 30 330.000 20.000 20 200.000 530.000
12 50.000 2 100.000 20.000 30 480.000 20.000 20 320.000 800.000
13 50.000 2 100.000 25.000 30 750.000 25.000 20 500.000 1.250.000
14 50.000 2 100.000 25.000 30 750.000 20.000 20 400.000 1.150.000
15 50.000 2 100.000 25.000 30 600.000 22.000 20 352.000 952.000
16 100.000 100.000 50.000 2 100.000 24.000 30 720.000 25.000 20 500.000 1.320.000
17 100.000 100.000 50.000 3 150.000 22.000 30 924.000 21.000 20 588.000 1.612.000
18 50.000 2 100.000 23.000 30 552.000 20.000 20 320.000 872.000
19 50.000 2 100.000 20.000 30 480.000 20.000 20 320.000 800.000
20 50.000 2 100.000 25.000 30 750.000 25.000 20 500.000 1.250.000
21 100.000 100.000 50.000 3 150.000 24.000 30 1.080.000 20.000 20 600.000 1.780.000
22 100.000 100.000 50.000 3 150.000 25.000 30 1.125.000 20.000 20 600.000 1.825.000
23 50.000 1 50.000 25.000 30 450.000 24.000 20 288.000 738.000
24 100.000 100.000 50.000 2 100.000 23.000 30 690.000 20.000 20 400.000 1.190.000
25 50.000 2 100.000 20.000 30 420.000 25.000 20 350.000 770.000
26 50.000 2 100.000 20.000 30 600.000 23.000 20 460.000 1.060.000
27 100.000 100.000 50.000 2 100.000 25.000 30 750.000 20.000 20 400.000 1.250.000
28 100.000 100.000 50.000 2 100.000 22.000 30 990.000 20.000 20 600.000 1.690.000
29 50.000 2 100.000 25.000 30 750.000 21.000 20 420.000 1.170.000
30 50.000 2 100.000 25.000 30 750.000 20.000 20 400.000 1.150.000
31 50.000 1 50.000 20.000 30 240.000 22.000 20 176.000 416.000
32 50.000 2 100.000 23.000 30 690.000 25.000 20 500.000 1.190.000
33 50.000 1 50.000 20.000 30 240.000 23.000 20 184.000 424.000
34 50.000 2 100.000 20.000 30 480.000 25.000 20 400.000 880.000
35 50.000 2 100.000 21.000 30 441.000 21.000 20 294.000 735.000
36 50.000 2 100.000 24.000 30 720.000 20.000 20 400.000 1.120.000
Jumlah 800.000 800.000 1.800.000 68 3.400.000 818.000 1.080 22.197.000 787.000 720 13.978.000 36.975.000
Rata-Rata 24.806 24.806 55.814 105.426 25.364 688.279 24.403 433.426 1.146.512
Lampiran 18. Biaya Upah Tenaga Kerja Petani Responden Non-SLPTT pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan
Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Pengolahan Lahan dan


Pemeliharaan Panen dan Pascapanen
No. Penanaman Total Nilai
Upah Hari Kerja Nilai Upah Hari Kerja Nilai Upah Hari Kerja Nilai
1 23.000 3 34.500 22.000 30 330.000 22.000 20 220.000 584.500
2 25.000 1 5.000 20.000 30 120.000 25.000 20 100.000 225.000
3 20.000 5 100.000 25.000 30 750.000 25.000 20 500.000 1.350.000
4 25.000 2 15.000 24.000 30 216.000 21.000 20 126.000 357.000
5 20.000 5 100.000 25.000 30 750.000 25.000 20 500.000 1.350.000
6 24.000 5 120.000 23.000 30 690.000 20.000 20 400.000 1.210.000
7 20.000 5 100.000 20.000 30 600.000 24.000 20 480.000 1.180.000
8 21.000 3 31.500 22.000 30 330.000 25.000 20 250.000 611.500
9 25.000 3 37.500 25.000 30 375.000 20.000 20 200.000 612.500
10 20.000 3 30.000 25.000 30 375.000 22.000 20 220.000 625.000
11 21.000 5 84.000 24.000 30 576.000 25.000 20 400.000 1.060.000
12 20.000 2 16.000 25.000 30 300.000 20.000 20 160.000 476.000
13 20.000 2 16.000 22.000 30 264.000 24.000 20 192.000 472.000
14 23.000 3 34.500 20.000 30 300.000 20.000 20 200.000 534.500
15 20.000 3 30.000 25.000 30 375.000 20.000 20 200.000 605.000
16 25.000 2 20.000 23.000 30 276.000 25.000 20 200.000 496.000
17 24.000 3 43.200 20.000 30 360.000 23.000 20 276.000 679.200
18 20.000 5 100.000 20.000 30 600.000 25.000 20 500.000 1.200.000
19 20.000 3 30.000 25.000 30 375.000 23.000 20 230.000 635.000
20 22.000 5 110.000 22.000 30 660.000 25.000 20 500.000 1.270.000
21 25.000 5 125.000 25.000 30 750.000 21.000 20 420.000 1.295.000
22 25.000 2 20.000 25.000 30 300.000 25.000 20 200.000 520.000
23 23.000 2 18.400 24.000 30 288.000 20.000 20 160.000 466.400
24 25.000 5 125.000 20.000 30 600.000 23.000 20 460.000 1.185.000
25 20.000 3 36.000 20.000 30 360.000 22.000 20 264.000 660.000
26 21.000 3 31.500 20.000 30 300.000 20.000 20 200.000 531.500
27 25.000 3 37.500 23.000 30 345.000 24.000 20 240.000 622.500
28 25.000 3 37.500 25.000 30 375.000 21.000 20 210.000 622.500
29 24.000 3 36.000 21.000 30 315.000 25.000 20 250.000 601.000
30 20.000 2 16.000 25.000 30 300.000 22.000 20 176.000 492.000
31 20.000 2 16.000 25.000 30 300.000 23.000 20 184.000 500.000
32 22.000 2 17.600 23.000 30 276.000 22.000 20 176.000 469.600
33 20.000 3 30.000 20.000 30 300.000 24.000 20 240.000 570.000
34 25.000 3 45.000 20.000 30 360.000 21.000 20 252.000 657.000
35 24.000 5 120.000 20.000 30 600.000 25.000 20 500.000 1.220.000
36 25.000 2 15.000 24.000 30 216.000 23.000 20 138.000 369.000
37 21.000 3 31.500 20.000 30 300.000 25.000 20 250.000 581.500
38 20.000 2 16.000 25.000 30 300.000 25.000 20 200.000 516.000
39 25.000 3 37.500 23.000 30 345.000 22.000 20 220.000 602.500
Jumlah 873.000 124 1.868.700 885.000 1.170 15.552.000 892.000 780 10.594.000 28.014.700
Rata-Rata 22.385 81.248 22.692 676.174 22.872 460.609 718.326
Lampiran 19 . Nilai Biaya Variabel Per Hektare Petani Responden SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Biaya Pupuk Biaya Pestisida


Luas Lahan Benih (Rp/Ha) (Rp/Ha)
No
(Ha) (Rp/Ha) Pestisida Decis Pestisida Spontan
Urea NPK Pupuk Organik ZA
25 EC 400 SL
1 0,5 110.000 54.000 57.500 125.000 35.000 110.000
2 1 185.000 90.000 115.000 250.000 77.000 120.000
3 1 210.000 90.000 115.000 250.000 63.000 220.000
4 0,75 150.000 72.000 80.500 187.500 56.000 176.000
5 1 210.000 90.000 115.000 250.000 70.000 220.000
6 0,5 125.000 54.000 57.500 125.000 35.000 72.000
7 0,5 110.000 54.000 57.500 125.000 42.000 110.000
8 1 225.000 90.000 115.000 250.000 77.000 176.000
9 0,8 175.000 90.000 92.000 200.000 56.000 176.000
10 1 190.000 90.000 115.000 250.000 56.000 220.000
11 0,5 100.000 54.000 57.500 125.000 63.000 60.000
12 0,8 150.000 90.000 92.000 200.000 56.000 90.000
13 1 180.000 90.000 115.000 250.000 70.000 120.000
14 1 220.000 90.000 115.000 250.000 70.000 198.000
15 0,8 165.000 90.000 92.000 200.000 56.000 96.000
16 1 190.000 90.000 115.000 250.000 84.000 220.000
17 1,4 300.000 135.000 161.000 367.500 105.000 144.000
18 0,8 150.000 72.000 92.000 200.000 56.000 96.000
19 0,8 175.000 72.000 92.000 200.000 53.200 176.000
20 1 175.000 90.000 115.000 250.000 70.000 220.000
21 1,5 325.000 144.000 172.500 375.000 112.000 286.000
22 1,5 300.000 126.000 172.500 375.000 105.000 330.000
23 0,6 125.000 54.000 69.000 137.500 42.000 60.000
24 1 210.000 90.000 115.000 250.000 70.000 120.000
25 0,7 150.000 72.000 80.500 162.500 49.000 60.000
26 1 220.000 90.000 115.000 250.000 77.000 120.000
27 1 225.000 90.000 115.000 250.000 70.000 96.000
28 1,5 320.000 144.000 172.500 375.000 98.000 144.000
29 1 210.000 90.000 115.000 250.000 70.000 220.000
30 1 225.000 72.000 115.000 250.000 70.000 120.000
31 0,4 100.000 45.000 46.000 100.000 33.600 60.000
32 1 220.000 90.000 115.000 250.000 56.000 220.000
33 0,4 110.000 45.000 46.000 100.000 28.000 88.000
34 0,8 175.000 90.000 92.000 200.000 56.000 220.000
35 0,7 160.000 54.000 80.500 162.500 56.000 96.000
36 1 215.000 90.000 115.000 250.000 77.000 220.000
Jumlah 32,25 6.785.000 3.033.000 3.703.000 8.042.500 2.319.800 3.806.000 1.674.000
Rata-rata 210.388 94.047 114.822 249.380 71.932 118.016 51.907
Biaya Panen dan
Luas Lahan Biaya Pembelian Karung Biaya Pengolahan Tanah Biaya Penanaman Biaya Pemeliharaan
No Pascapanen
(Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha)
(Rp/Ha)
1 0,5 55.000 50.000 300.000 210.000
2 1 95.000 100.000 690.000 400.000
3 1 95.000 100.000 750.000 400.000
4 0,75 75.000 100.000 450.000 300.000
5 1 100.000 100.000 600.000 460.000
6 0,5 50.000 50.000 330.000 250.000
7 0,5 55.000 50.000 375.000 250.000
8 1 105.000 100.000 100.000 750.000 500.000
9 0,8 75.000 100.000 600.000 336.000
10 1 100.000 100.000 600.000 400.000
11 0,5 50.000 50.000 330.000 200.000
12 0,8 80.000 100.000 480.000 320.000
13 1 100.000 100.000 750.000 500.000
14 1 105.000 100.000 750.000 400.000
15 0,8 75.000 100.000 600.000 352.000
16 1 110.000 100.000 100.000 720.000 500.000
17 1,4 140.000 100.000 150.000 924.000 588.000
18 0,8 80.000 100.000 552.000 320.000
19 0,8 80.000 100.000 480.000 320.000
20 1 110.000 100.000 750.000 500.000
21 1,5 145.000 100.000 150.000 1.080.000 600.000
22 1,5 160.000 100.000 150.000 1.125.000 600.000
23 0,6 65.000 50.000 450.000 288.000
24 1 100.000 100.000 100.000 690.000 400.000
25 0,7 80.000 100.000 420.000 350.000
26 1 110.000 100.000 600.000 460.000
27 1 105.000 100.000 100.000 750.000 400.000
28 1,5 140.000 100.000 100.000 990.000 600.000
29 1 100.000 100.000 750.000 420.000
30 1 95.000 100.000 50.000 400.000
31 0,4 45.000 50.000 240.000 176.000
32 1 100.000 100.000 690.000 500.000
33 0,4 40.000 50.000 240.000 184.000
34 0,8 90.000 100.000 480.000 400.000
35 0,7 70.000 100.000 441.000 294.000
36 1 105.000 100.000 720.000 400.000
Jumlah 32,25 3.285.000 800.000 3.400.000 22.197.000 13.978.000
Rata-rata 0,90 101.860 24.806 105.426 688.279 433.426
Lampiran 20 . Nilai Biaya Variabel Per Hektare Petani Responden Non-SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo Di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Biaya Pupuk
Biaya Pestisida (Rp/Ha)
Luas Lahan Benih (Rp/Ha)
No
(Ha) (Rp/Ha) Pestisida Decis Pestisida Spontan
Urea NPK ZA
25 EC 400 SL
1 0,5 110.000 54.000 57.500 42.000 72.000
2 0,2 50.000 18.000 23.000 14.000 44.000
3 1 225.000 90.000 115.000 63.000 120.000
4 0,3 75.000 36.000 34.500 22.400 36.000
5 1 185.000 90.000 115.000 70.000 96.000
6 1 200.000 90.000 115.000 70.000 220.000
7 1 210.000 90.000 115.000 77.000 220.000
8 0,5 115.000 54.000 57.500 35.000 110.000
9 0,5 110.000 45.000 57.500 28.000 88.000
10 0,5 100.000 45.000 57.500 35.000 60.000
11 0,8 175.000 90.000 92.000 56.000 96.000
12 0,4 90.000 45.000 46.000 28.000 88.000
13 0,4 85.000 36.000 46.000 28.000 110.000
14 0,5 140.000 45.000 57.500 35.000 110.000
15 0,5 90.000 54.000 57.500 42.000 110.000
16 0,4 75.000 45.000 46.000 28.000 48.000
17 0,6 125.000 54.000 69.000 42.000 132.000
18 1 190.000 90.000 115.000 56.000 108.000
19 0,5 110.000 45.000 57.500 39.200 60.000
20 1 205.000 72.000 115.000 70.000 120.000
21 1 225.000 90.000 115.000 77.000 96.000
22 0,4 90.000 36.000 46.000 28.000 60.000
23 0,4 100.000 45.000 46.000 30.800 88.000
24 1 220.000 90.000 115.000 70.000 120.000
25 0,6 125.000 54.000 69.000 35.000 110.000
26 0,5 110.000 54.000 57.500 28.000 60.000
27 0,5 125.000 54.000 57.500 35.000 48.000
28 0,5 100.000 45.000 57.500 35.000 48.000
29 0,5 110.000 54.000 57.500 28.000 60.000
30 0,4 100.000 36.000 46.000 28.000 48.000
31 0,4 95.000 36.000 46.000 28.000 110.000
32 0,4 100.000 36.000 46.000 35.000 110.000
33 0,5 110.000 36.000 57.500 35.000 60.000
34 0,6 110.000 54.000 69.000 49.000 60.000
35 1 175.000 90.000 115.000 56.000 144.000
36 0,3 60.000 36.000 34.500 21.000 48.000
37 0,5 110.000 36.000 57.500 35.000 110.000
38 0,4 90.000 36.000 46.000 28.000 48.000
39 0,5 120.000 45.000 57.500 35.000 132.000
Jumlah 23 4.940.000 2.151.000 2.645.000 1.597.400 1.892.000 1.716.000
Rata-rata 0,59 214.783 93.522 115.000 69.452 82.261 74.609
Biaya Pembelian Biaya Pengolahan Tanah Biaya Panen dan
Luas Lahan Biaya Pemeliharaan
No Karung dan Penanaman Pascapanen
(Ha) (Rp/Ha)
(Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha)
1 0,5 40.000 34.500 330.000 220.000
2 0,2 15.000 5.000 120.000 100.000
3 1 65.000 100.000 750.000 500.000
4 0,3 25.000 15.000 216.000 126.000
5 1 70.000 100.000 750.000 500.000
6 1 60.000 120.000 690.000 400.000
7 1 75.000 100.000 600.000 480.000
8 0,5 35.000 31.500 330.000 250.000
9 0,5 35.000 37.500 375.000 200.000
10 0,5 35.000 30.000 375.000 220.000
11 0,8 60.000 84.000 576.000 400.000
12 0,4 35.000 16.000 300.000 160.000
13 0,4 30.000 16.000 264.000 192.000
14 0,5 35.000 34.500 300.000 200.000
15 0,5 40.000 30.000 375.000 200.000
16 0,4 25.000 20.000 276.000 200.000
17 0,6 40.000 43.200 360.000 276.000
18 1 75.000 100.000 600.000 500.000
19 0,5 40.000 30.000 375.000 230.000
20 1 65.000 110.000 660.000 500.000
21 1 75.000 125.000 750.000 420.000
22 0,4 30.000 20.000 300.000 200.000
23 0,4 30.000 18.400 288.000 160.000
24 1 70.000 125.000 600.000 460.000
25 0,6 35.000 36.000 360.000 264.000
26 0,5 30.000 31.500 300.000 200.000
27 0,5 35.000 37.500 345.000 240.000
28 0,5 40.000 37.500 375.000 210.000
29 0,5 40.000 36.000 315.000 250.000
30 0,4 25.000 16.000 300.000 176.000
31 0,4 30.000 16.000 300.000 184.000
32 0,4 30.000 17.600 276.000 176.000
33 0,5 40.000 30.000 300.000 240.000
34 0,6 35.000 45.000 360.000 252.000
35 1 75.000 120.000 600.000 500.000
36 0,3 25.000 15.000 216.000 138.000
37 0,5 40.000 31.500 300.000 250.000
38 0,4 25.000 16.000 300.000 200.000
39 0,5 40.000 37.500 345.000 220.000
Jumlah 23 1.650.000 1.868.700 15.552.000 10.594.000
Rata-rata 0,59 71.739 81.248 676.174 460.609
Lampiran 21 . Nilai Biaya Tetap Per Hektare Petani Responden SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo Di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Luas Lahan Pajak Tanah Nilai Penyusutan Alat (Rp) Jumlah Biaya Tetap
No
(Ha) (Rp/Ha) Cangkul Sabit Parang Sekop Sprayer (Rp)
1 0,5 50.000 20.000 6.250 3.333 3.333 36.250 119.167
2 1 100.000 2.500 2.500 2.000 6.000 40.000 153.000
3 1 100.000 7.000 3.000 5.000 5.714 52.500 173.214
4 0,75 75.000 5.000 6.250 2.000 7.500 25.000 120.750
5 1 100.000 11.667 4.167 6.667 5.000 15.000 142.500
6 0,5 50.000 5.000 5.000 3.750 11.000 30.000 104.750
7 0,5 50.000 7.500 3.125 2.857 4.286 28.000 95.768
8 1 100.000 5.000 1.500 3.000 6.000 14.167 129.667
9 0,8 80.000 2.857 2.143 5.000 5.000 56.667 151.667
10 1 100.000 5.000 2.500 2.500 6.667 21.250 137.917
11 0,5 50.000 5.000 1.875 3.333 3.750 18.000 81.958
12 0,8 80.000 7.500 2.000 4.000 3.750 38.333 135.583
13 1 100.000 8.571 2.857 3.000 5.000 119.429
14 1 100.000 3.333 2.500 4.167 3.333 29.000 142.333
15 0,8 80.000 1.400 5.000 5.000 7.500 50.000 148.900
16 1 100.000 2.000 1.875 4.000 8.000 50.000 165.875
17 1,4 140.000 5.000 5.833 6.250 5.000 33.750 195.833
18 0,8 80.000 1.000 3.125 4.286 8.000 19.091 115.502
19 0,8 80.000 3.000 2.500 1.667 8.333 28.750 124.250
20 1 100.000 4.167 4.000 2.500 10.000 35.000 155.667
21 1,5 150.000 7.500 1.875 5.833 7.500 25.000 197.708
22 1,5 150.000 5.000 3.125 1.000 13.333 18.333 190.792
23 0,6 60.000 3.333 2.500 3.333 7.000 76.167
24 1 100.000 6.250 3.333 3.750 5.000 65.000 183.333
25 0,7 70.000 5.000 2.083 4.167 6.667 21.000 108.917
26 1 100.000 3.333 2.000 3.333 8.000 17.857 134.524
27 1 100.000 3.333 3.000 2.500 11.250 30.000 150.083
28 1,5 150.000 2.500 3.333 2.500 8.333 166.667
29 1 100.000 7.000 1.875 3.750 9.167 15.000 136.792
30 1 100.000 7.000 2.000 3.750 4.167 116.917
31 0,4 40.000 7.500 2.500 5.625 2.857 31.111 89.593
32 1 100.000 3.333 2.500 5.000 7.000 46.667 164.500
33 0,4 40.000 833 3.333 3.900 6.667 19.167 73.900
34 0,8 80.000 1.400 1.500 4.500 10.000 14.000 111.400
35 0,7 70.000 6.250 2.500 3.333 9.000 24.286 115.369
36 1 100.000 7.500 3.125 3.000 9.000 35.000 157.625
Jumlah 32,25 3.225.000 189.562 108.583 133.585 248.107 983.178 4.888.015
Rata-rata 100.000 5.878 3.367 4.142 7.693 30.486 151.566
Lampiran 22 . Nilai Biaya Tetap Per Hektare Petani Responden Non-SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo Di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Luas Lahan Pajak Tanah Nilai Penyusutan Alat (Rp) Jumlah Biaya Tetap
No
(Ha) (Rp/Ha) Cangkul Sabit Parang Sekop Sprayer (Rp)
1 0,5 50.000 4.286 1.429 5.000 5.000 26.250 91.964
2 0,2 20.000 5.000 2.000 5.000 6.000 25.714 63.714
3 1,0 100.000 3.333 2.083 5.000 6.000 26.667 143.083
4 0,3 30.000 5.000 3.125 2.500 6.250 41.667 88.542
5 1,0 100.000 4.167 2.500 4.000 5.000 18.750 134.417
6 1,0 100.000 1.000 4.167 5.000 6.667 63.333 180.167
7 1,0 100.000 10.000 1.875 5.000 6.667 123.542
8 0,5 50.000 6.250 3.333 3.333 4.167 22.500 89.583
9 0,5 50.000 5.000 2.083 3.333 3.333 17.500 81.250
10 0,5 50.000 3.333 2.000 2.000 6.000 27.000 90.333
11 0,8 80.000 3.333 3.000 5.000 5.714 20.000 117.048
12 0,4 40.000 2.500 3.333 2.000 7.500 25.556 80.889
13 0,4 40.000 7.000 1.875 6.667 5.000 47.500 108.042
14 0,5 50.000 7.000 2.000 3.750 11.000 31.667 105.417
15 0,5 50.000 7.500 2.500 2.857 4.286 67.143
16 0,4 40.000 3.333 2.500 3.000 6.000 20.000 74.833
17 0,6 60.000 833 3.333 5.000 5.000 24.286 98.452
18 1,0 100.000 1.400 1.500 2.500 6.667 35.000 147.067
19 0,5 50.000 6.250 2.500 3.333 3.750 16.250 82.083
20 1,0 100.000 7.500 3.125 4.000 3.750 38.750 157.125
21 1,0 100.000 3.750 3.750 3.000 5.000 30.000 145.500
22 0,4 40.000 3.143 3.333 4.167 3.333 18.333 72.310
23 0,4 40.000 6.000 2.500 5.000 7.500 37.500 98.500
24 1,0 100.000 6.250 3.750 4.000 8.000 27.778 149.778
25 0,6 60.000 3.333 2.000 6.250 5.000 76.583
26 0,5 50.000 4.286 2.500 5.000 5.000 43.750 110.536
27 0,5 50.000 3.750 7.500 5.000 6.000 15.000 87.250
28 0,5 50.000 20.000 6.250 5.000 6.000 87.250
29 0,5 50.000 2.500 2.500 2.500 6.250 41.667 105.417
30 0,4 40.000 7.000 3.000 4.000 5.000 20.833 79.833
31 0,4 40.000 5.000 6.250 5.000 6.667 30.000 92.917
32 0,4 40.000 11.667 4.167 5.000 6.667 22.500 90.000
33 0,5 50.000 5.000 5.000 3.333 4.167 27.000 94.500
34 0,6 60.000 7.500 3.125 3.333 3.333 17.143 94.435
35 1,0 100.000 5.000 1.500 2.000 6.000 28.333 142.833
36 0,3 30.000 2.857 2.143 5.000 5.714 24.000 69.714
37 0,5 50.000 5.000 2.500 2.000 7.500 67.000
38 0,4 40.000 5.000 1.875 6.667 5.000 31.111 89.653
39 0,5 50.000 7.500 2.000 3.750 11.000 20.833 95.083
Jumlah 23 2.300.000 208.555 115.905 158.274 226.881 964.171 3.973.785
Rata-rata 100.000 9.068 5.039 6.881 9.864 41.920 172.773
Lampiran 23 . Pendapatan Bersih Per Hektare Petani Responden SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo Di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Nilai Produksi Jumlah Biaya Variabel Jumlah Biaya Tetap Pendapatan Bersih
No
(Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha)

1 4.940.000 1.106.500 119.167 3.714.333


2 8.360.000 2.122.000 153.000 6.085.000
3 8.360.000 2.293.000 173.214 5.893.786
4 6.555.000 1.647.000 120.750 4.787.250
5 9.120.000 2.215.000 142.500 6.762.500
6 4.560.000 1.148.500 104.750 3.306.750
7 4.940.000 1.228.500 95.768 3.615.732
8 9.500.000 2.388.000 129.667 6.982.333
9 6.688.000 1.900.000 151.667 4.636.333
10 8.740.000 2.121.000 137.917 6.481.083
11 4.560.000 1.089.500 81.958 3.388.542
12 7.296.000 1.658.000 135.583 5.502.417
13 9.120.000 2.275.000 119.429 6.725.571
14 9.500.000 2.298.000 142.333 7.059.667
15 6.688.000 1.826.000 148.900 4.713.100
16 9.880.000 2.379.000 165.875 7.335.125
17 12.768.000 3.014.500 195.833 9.557.667
18 7.296.000 1.718.000 115.502 5.462.498
19 6.992.000 1.748.200 124.250 5.119.550
20 9.880.000 2.380.000 155.667 7.344.333
21 13.110.000 3.389.500 197.708 9.522.792
22 14.250.000 3.443.500 190.792 10.615.708
23 5.928.000 1.340.500 76.167 4.511.333
24 9.120.000 2.145.000 183.333 6.791.667
25 6.916.000 1.524.000 108.917 5.283.083
26 9.880.000 2.142.000 134.524 7.603.476
27 9.500.000 2.201.000 150.083 7.148.917
28 12.540.000 3.083.500 166.667 9.289.833
29 8.740.000 2.325.000 136.792 6.278.208
30 8.360.000 2.197.000 116.917 6.046.083
31 3.952.000 895.600 89.593 2.966.807
32 9.120.000 2.341.000 164.500 6.614.500
33 3.648.000 931.000 73.900 2.643.100
34 7.904.000 1.903.000 111.400 5.889.600
35 6.384.000 1.514.000 115.369 4.754.631
36 9.500.000 2.292.000 157.625 7.050.375
Jumlah 294.595.000 72.223.300 4.888.015 217.483.685
Rata-rata 9.134.729 2.239.482 151.566 6.743.680
Lampiran 24 . Pendapatan Bersih Per Hektare Petani Responden Non-SLPTT Pada Kelompok Tani Tombolo Di Kelurahan Leang-Leang,
Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, 2014.

Nilai Produksi Jumlah Biaya Variabel Jumlah Biaya Tetap Pendapatan Bersih
No
(Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha)
1 3.230.000 960.000 91.964 2.178.036
2 1.064.000 389.000 63.714 611.286
3 5.700.000 2.028.000 143.083 3.528.917
4 2.166.000 585.900 88.542 1.491.558
5 6.080.000 1.976.000 134.417 3.969.583
6 5.320.000 1.965.000 180.167 3.174.833
7 6.840.000 1.967.000 123.542 4.749.458
8 3.040.000 1.018.000 89.583 1.932.417
9 3.040.000 976.000 81.250 1.982.750
10 2.850.000 957.500 90.333 1.802.167
11 5.472.000 1.629.000 117.048 3.725.952
12 2.888.000 808.000 80.889 1.999.111
13 2.584.000 807.000 108.042 1.668.958
14 3.040.000 957.000 105.417 1.977.583
15 3.420.000 998.500 67.143 2.354.357
16 2.280.000 763.000 74.833 1.442.167
17 3.648.000 1.141.200 98.452 2.408.348
18 6.460.000 1.834.000 147.067 4.478.933
19 3.420.000 986.700 82.083 2.351.217
20 5.700.000 1.917.000 157.125 3.625.875
21 6.460.000 1.973.000 145.500 4.341.500
22 2.736.000 810.000 72.310 1.853.690
23 2.584.000 806.200 98.500 1.679.300
24 6.080.000 1.870.000 149.778 4.060.222
25 3.192.000 1.088.000 76.583 2.027.417
26 2.660.000 871.000 110.536 1.678.464
27 3.040.000 977.000 87.250 1.975.750
28 3.230.000 948.000 87.250 2.194.750
29 3.230.000 950.500 105.417 2.174.083
30 2.280.000 775.000 79.833 1.425.167
31 2.736.000 845.000 92.917 1.798.083
32 2.432.000 826.600 90.000 1.515.400
33 3.230.000 908.500 94.500 2.227.000
34 3.192.000 1.034.000 94.435 2.063.565
35 6.460.000 1.875.000 142.833 4.442.167
36 2.052.000 593.500 69.714 1.388.786
37 3.610.000 970.000 67.000 2.573.000
38 2.280.000 789.000 89.653 1.401.347
39 3.420.000 1.032.000 95.083 2.292.917
Jumlah 143.146.000 44.606.100 3.973.785 94.566.115
Rata-rata 6.223.739 1.939.396 172.773 4.111.570

También podría gustarte

  • SALURAN PEMASARAN JERUK
    SALURAN PEMASARAN JERUK
    Documento28 páginas
    SALURAN PEMASARAN JERUK
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Tabel Analisis Pemasaran
    Tabel Analisis Pemasaran
    Documento2 páginas
    Tabel Analisis Pemasaran
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Bab II Bab III Dan Lampiran
    Bab II Bab III Dan Lampiran
    Documento7 páginas
    Bab II Bab III Dan Lampiran
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 1
    Bab 1
    Documento8 páginas
    Bab 1
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Analisis SWOT Komoditi Jeruk di Kabupaten Kampar
    Analisis SWOT Komoditi Jeruk di Kabupaten Kampar
    Documento22 páginas
    Analisis SWOT Komoditi Jeruk di Kabupaten Kampar
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • COVER
    COVER
    Documento1 página
    COVER
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Pelaku Dan Biaya
    Pelaku Dan Biaya
    Documento1 página
    Pelaku Dan Biaya
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • FUNGSI PRODUKSI
    FUNGSI PRODUKSI
    Documento10 páginas
    FUNGSI PRODUKSI
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan Kwu
    Laporan Kwu
    Documento21 páginas
    Laporan Kwu
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Tabel Margin Pemasaran
    Tabel Margin Pemasaran
    Documento1 página
    Tabel Margin Pemasaran
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Perbaikan Cover
    Perbaikan Cover
    Documento1 página
    Perbaikan Cover
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 1
    Bab 1
    Documento8 páginas
    Bab 1
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Praktek Agribisnis 2
    Praktek Agribisnis 2
    Documento2 páginas
    Praktek Agribisnis 2
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Kasus Shadow Price
    Kasus Shadow Price
    Documento7 páginas
    Kasus Shadow Price
    Septie Indrie Hapsari
    50% (2)
  • Bab II Bab III Dan Lampiran
    Bab II Bab III Dan Lampiran
    Documento7 páginas
    Bab II Bab III Dan Lampiran
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Makalah Evaluasi Proyek II
    Makalah Evaluasi Proyek II
    Documento7 páginas
    Makalah Evaluasi Proyek II
    beinhome
    Aún no hay calificaciones
  • Aplikasi Businnes Plan
    Aplikasi Businnes Plan
    Documento1 página
    Aplikasi Businnes Plan
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Format Pemesanan CV
    Format Pemesanan CV
    Documento2 páginas
    Format Pemesanan CV
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Surat Lamaran Peasanan
    Surat Lamaran Peasanan
    Documento9 páginas
    Surat Lamaran Peasanan
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Direktory Faperta
    Direktory Faperta
    Documento32 páginas
    Direktory Faperta
    Barandear Khanaro
    100% (2)
  • Siap Jadi PDF1 PDF
    Siap Jadi PDF1 PDF
    Documento81 páginas
    Siap Jadi PDF1 PDF
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • Lampiran V Permen 18 Tahun 2015
    Lampiran V Permen 18 Tahun 2015
    Documento84 páginas
    Lampiran V Permen 18 Tahun 2015
    aderizky1
    Aún no hay calificaciones
  • Lampiran Lokus DAK Afirmasi 2019
    Lampiran Lokus DAK Afirmasi 2019
    Documento192 páginas
    Lampiran Lokus DAK Afirmasi 2019
    Frederikus Hendra Mutu
    Aún no hay calificaciones
  • Doc
    Doc
    Documento29 páginas
    Doc
    paul teguh
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Isikkknknn
    Daftar Isikkknknn
    Documento2 páginas
    Daftar Isikkknknn
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • RINGKASANAKG2012
    RINGKASANAKG2012
    Documento18 páginas
    RINGKASANAKG2012
    Jumari Amg
    Aún no hay calificaciones
  • SKD BPN
    SKD BPN
    Documento6 páginas
    SKD BPN
    Rina Mariana
    Aún no hay calificaciones
  • Peran Penyuluhan Kampar
    Peran Penyuluhan Kampar
    Documento11 páginas
    Peran Penyuluhan Kampar
    Muhammad Ikhsan
    Aún no hay calificaciones
  • PDF
    PDF
    Documento6 páginas
    PDF
    Abhank Rendy N
    Aún no hay calificaciones