Está en la página 1de 21

IUGR

Intra Uterine Growth Restriction

DEFINISI

Pertumbuhan janin yang tidak sesuai terjadi bila janin berukuran terlalu besar atau terlalu
kecil dibandingkan usia kehamilannya. IUGR dikenal juga dengan istilah Retardasi
Pertumbuhan Janin (RPJ). Hal ini biasanya mencakup:

Janin makrosomia
Kehamilan post term
Kehamilan pada ibu yang diabetes mellitus
Janin yang terlalu kecil menurut usia gestasionalnya
Pengukuran besar atau kecilnya terdiri atas pengukuran berat badan, panjang badan, dan
lingkaran kepala janin serta retardasi pertumbuhan yang lain (Warkany dkk,1961).

Bayi terlalu kecil menurut usia gestationalnya adalah kelompok bayi yang beratnya di
bawah persentil ke 10 kurva Lubchenco.

Retardasi Janin dibagi menjadi 2 tipe:

1. Tipe I atau tipe simetris


2. Tipe II atau tipe asimetris
3. Kombinasi
Perbedaan tipe ini kemungkinan terjadi karena perbedaan mula timbul dan lama kejadian
pada saat fase pertumbuhan yang mengakibatkan terjadinya RPJ. Tipe Simetris, adalah
retardasi yang terjadi pada fase hipoplasia, biasanya disebabkan karena cedera toksik
yang dini sehingga yang tersering menyebabkan kelainan struktur atau kromosom.
Sedangkan tipe asimetris biasanya terjadi jika kelainan pada fase hipertrofi sel sehingga
sel-sel pada janin mempunyai jumlah sel yang sesuai tetapi ukurannya lebih kecil dari
normal.
ETIOLOGI
Winnick (1971) mengemukakan 3 fase pertumbuhan seluler

1. Peningkatan jumlah sel


2. Peningkatan jumlah serta ukuran sel
3. Hipertrofi lebih lanjut
Sebab RPJ:
Tipe I (RPJ simetri)

a. Pertumbuhan berat maternal yang jelek, yaitu pada wanita hamil dengan berat
badan rata atau rendah, kurangnya pertambahan berat sepanjang kehamilan atau
pertambahan berat yang terhenti setelah kehamilan 25 minggu
b. Infeksi janin contoh virus rubella, CMV, hepatitis A & B, tuberculosis, sifilis,
toxoplasma, malaria
c. Malformasi congenital janin dengan kelainan kromosom atau malformasi
kardiovaskuler. Contoh: bayi anenchephalus
d. Kelainan kromosom bentuk yang paling berat adalah defek kromosom trisomi
khususnya 13 dan 18. Trisomi tidak seberapa berat kromosom 21, sindroma
Turner (45 X atau disgenesis gonad). Barlow 1973 melaporkan bahwa kromosom
X tambahan berhubungan dengan penurunan minimal berat janin.
e. Sindroma Dwarf contoh: osteogenesis imperfecta
Tipe II (RPJ asimetri)

a. Penyakit yang kronis, khususnya bila disertai komplikasi dan preeklampsi


b. Penyakit ginjal kronis pada insufisiensi renal
c. Hipoksia kronis janin dari ibu yang tinggal di tempat tinggi. Ibu dengan penyakit
jantung cyanotic
d. Anemia maternal Ibu yang menderita penyakit sel sabit atau anemia congenital
lain yang menyertai penyakit serius ibu
e. Abnormalitas plasenta dan tali pusat solusio plasenta yang kronis, infark yang
luas atau korioangioma, insersio marginal tali pusat khususnya insersio
volamentosa
f. Janin multiple
g. Kehamilan postterm
h. Kehamilan ekstra uteri

Kombinasi Simetris dan Asimetris


a. Obat-obatan teratogenik
Contoh: tembakau, narkotika yang akan menurunkan masukan makanan ibu dan
jumlah sel janin, alcohol, antikonvulsan

b. Malnutrisi berat
EPIDEMIOLOGI

3 10 % janin tumbuh terhambat (Diron and Usu, 1992)


dari IUGR merupakan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) yang aterm karena
Chronic Placental Insufficiency (Greenwauld)
20 % IUGR tipe simetris paling banyak karena kelainan struktur dan kromosom atau
infeksi congenital seperti Rubella
GEJALA KLINIK
Gejala klinik yang spesifik tidak ada. Biasanya IUGR diketahui setelah diadakan
pemeriksaan.

Pada IUGR simetris terdapat pertumbuhan kepala dan tubuh yang tidak cukup, rasio
lingkar kepala dan lingkar perut mungkin normal tapi laju pertumbuhan mutlak menurun.

Pada IUGR asimetris biasanya terjadi di akhir kehamilan. Otak akan terhindar, sehingga
ukuran kepala lebih besar daripada ukuran perut.
Baik IUGR simetris maupun asimetris mengakibatkan janin kecil untuk masa kehamilan,
biasanya plasenta kecil dan jumlah cairan amnion berkurang.

DIAGNOSA
Salah satu dari pemeriksaan yang paling efektif dalam mendiagnosis IUGR adalah
evaluasi sonografik pada parameter janin.
Penilaian sonografik yang lebih menyeluruh harus dilakukan bila:
a. tinggi fundus uteri berkurang lebih dari 2 cm dibanding umur gestasi yang sudah
ditegakkan dengan baik
b. ibu menghadapi keadaan yang beresiko tinggi seperti hipertensi kronis, penyakit
ginjal kronis, diabetes, preeklamsia/eklamsia, infeksi, kebiasaan merokok atau
minum minuman beralkohol, dan adanya kelainan autoimmune.
Dan penilaian sonografik dilakukan terutama melalui serangkaian penetapan enam
parameter berikut :

a. diameter biparietal janin (DBP)


b. lingkar kepala
c. lingkar perut
d. rasio kepala terhadap tubuh
e. panjang femur
f. perhitungan berat janin

Pemeriksaan Klinis
1. Berat badan/tinggi badan ibu
2. Tekanan darah
3. Denyut nadi
4. Pemeriksaan sistemik
5. IPPA
6. Pengukuran tinggi fundus uteri dibanding estimasi umur janin

Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan gula darah bila ada indikasi diabetes mellitus
2. Screening penyakit infeksi waspada infeksi TORCH, Syphilis
3. Pengukuran kadar enzim transaminase waspada Hepatitis B dan C

Pemeriksaan Penunjang
1. USG, untuk mengetahui:
- Perbandingan perkembangan kepala dengan abdomen
- Perbandingan biparietal
2. Doppler untuk DJJ

DIAGNOSIS BANDING
Janin kecil pada ibu yang ukuran tubuhnya kecil pula
PENATALAKSANAAN

Tatalaksana tergantung dari berat ringannya dari keterbelakangan pertumbuhan dalam


rahim(IUGR) dan seberapa cepat masalah ini dimulai pada kehamilan. Pada umumnya,
semakin cepat dan semakin berat dari keterbelakangan pertumbuhan dalam rahim (IUGR)
itu terjadi, maka resiko yang dihadapi akan semakin besar pada janinnya. Monitoring
yang teliti terhadap janin dengan IUGR dan test yang terus menerus akan sangat
dibutuhkan.

Di bawah ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya masalah
yang potensial pada IUGR :

Fetal movement counting


Melihat gerakan dan tendangan dari fetus. Perubahan jumlah atau frekuensi
dapat berarti bahwa fetus sedang berada dalam tekanan.

Nonstress testing (NST) / Uji nonstress


Melihat detik jantung dari fetus yang meningkat saat fetus melakukan
gerakan, yang merupakan gambaran dari kesehatan atau kesejahteraan dari
fetus.

Biophysical profile / Profil biofisik


Test yang merupakan kombinasi dari The nonstress test dan Ultrasound, untuk
mengevaluasi kesejahteraan atau kesehatan dari fetus.

Ultrasound
Sebuah tekhnik diagnostic imaging dimana menggunakan gelombang suara
frekuensi tinggi dan computer untuk membuat gambaran tentang pembuluh
darah, jaringan, dan organ. Ultrasound digunakan untuk melihat organ dalam
sesuai fungsinya, dan untuk menilai aliran darah melalui berbagai pembuluh
darah. Ultrasound juga digunakan untuk mengikuti dari pertumbuhan fetus.

Serial ultrasound juga penting dilakukan untuk melihat progresivitas dan berat
atau ringannya dari IUGR.

Doppler flow studies


Salah satu type dari ultrasound yang menggunakan gelombang suara untuk
menilai rasio sistolik terhadap diastolic arteri umbilicalis.

Ocytocin Challenge Test (OCT) / Uji tantangan oxytocin


- Pada IUGR yang ringan, pengujian setiap minggu diindikasikan.

- Pada IUGR yang sedang, pengujian dua kali setiap minggu diindikasikan.
Kalau NST reaktif atau OCT negative dan volume cairan amnion memadai,
kehamilan harus dibiarkan berlanjut, karena tidak ada data untuk menyokong
kelahiran dini dari bayi ini dengan tidak adanya bukti gawat janin. Rangkaian
penilaian ultrasonic untuk pertumbuhan janin harus dilakukan tiga kali seminggu.
Kalau NST menjadi nonreaktif disertai dengan OCT yang positif dan terdapat
paru-paru janin yang matang, penghentian kehamilan diperlukan.
Pengobatan

Sebelum Kehamilan :
Yang paling penting adalah memperkirakan resiko yang dapat terjadi sebelum
wanita menjadi hamil.

Perbaikan nutrisi dan berhenti merokok adalah dua pendekatan yang pasti
memperbaiki pertumbuhan janin pada wanita yang terlalu kurus atau yang
merokok atau keduanya.

Aspirin dosis rendah (81 mg/hr) pada kehamilan dini dapat mengurangi
kemungkinan berulangnya IUGR pada wanita yang antibody fosfolipidnya
berhubungan dengan kelahiran dari bayi penderita IUGR sebelumnya.

Antepartum :
Karena tidak memungkinkan untuk meniadakan IUGR, maka ada beberapa terapi
yang dapat membantu untuk memperlambat progresivitas atau meminimalkan
efeknya.

Terapi spesifik untuk IUGR didasarkan pada :

1. Kehamilan, kesehatan secara keseluruhan, dan riwayat pengobatan


2. Tingkat dari penyakit
3. Toleransi terhadap pengobatan yang spesifik, prosedur atau terapi
4. Perjalanan penyakit
Yang termasuk dalam terapinya :

1. Nutrisi
Dengan meningkatkan nutrisi dari si ibu, maka akan meningkatkan
berat badan lahir dan pertumbuhan fetus

2. Merokok
Karena merokok mempengaruhi berat lahir pada setengah kehamilan,
maka penghentian merokok dapat mempunyai suatu dampak positif

3. Bed rest
Istirahat di rumah sakit atau di rumah pada posisi lateral kiri dapat
membantu memperbaiki sirkulasi dari fetus dengan meningkatkan
aliran darah rahim dan mempunyai potensi untuk memperbaiki nutrisi
janin yang menghadapi resiko
4. Persalinan
Jika IUGR membahayakan atau mengancam kesehatan dari fetus,
maka mempercepat kelahiran akan dibutuhkan

Prevensi

IUGR tetap dapat terjadi walaupun si ibu sedang dalam kondisi kesehatan yang baik.
Bagaimanapun, beberapa factor dapat meningkatkan resiko dari IUGR, seperti merokok
dan nutrisi maternal yang buruk. Dengan menghindari gaya hidup yang
buruk(membahayakan untuk kesehatan), mengkonsumsi makanan yang sehat, dan
mendapatkan pelayanan prenatal dapat membantu menurunkan resiko dari IUGR. Deteksi
dini juga dapat membantu terapi dan hasilnya.

PROGNOSIS
Pada IUGR tipeI (simetris) pertumbuhan bayi lambat sesudah kelahiran
Pada IUGR tipe II (asimetris) akan mengejar ketertinggalan pertumbuhan sesudah
kelahiran
Untuk perkembangan kognitif dan neurology akan berjalan lebih baik daripada
perkembangan somatic
Resiko berulangnya IUGR meningkat pada wanita dengan lingkungan sosioekonomi
yang rendah
KOMPLIKASI

A. Pada persalinan dan kelahiran

Kegawatan obstetri karena terjadi kelainan frekuensi denyut jantung janin


dan adanya mekonium dalam jumlah yang nyata didalam cairan amnion. Hal ini
terjadi akibat dari fungsi plasenta yang tidak memadai sebagai konsekuensi
perfusi maternal yang salah atau disebabkan oleh ablasio plasenta yang masih
berfungsi.
Janin akan menghadapi resiko hipoksia dan aspirasi mekonium kedalam
paru dimana hal itu perlu perawatan yang intensif
Bayi baru lahir dengan retardasi pertumbuhan rentan terhadap hipothermia
dan gangguan metabolisme lain, terutama hipoglikemia
Polisitemia dan hiperviskositas darah

B Perkembangan janin dengan retardasi pertumbuhan

Tidak dapat diramalkan hanya berdasarkan hasil antropometri yang dilakukan saat
lahir
Bayi dengan retardasi pertumbuhan in utero kemampuan neurologi dan
intelektual selanjutnya tidak dapat diramalkan dengan tepat
Anak-anak dengan gambaran senografik yang membuktikan kelambatan
pertumbuhan kepala yang mulai terjadi sebelum trimester ketiga mengalami
kelambatan dalam perkembangan neurologi dan intelektual.
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

Definisi

Bayi digolongkan ke dalam kecil menurut masa kehamilan (KMK) bila : memiliki

berat badan kurang dari persentil ke 10 untuk masa kehamilan. Bayi demikian

memiliki risiko kematian neonatus yanh lebih tinggi. Tidak semua bayi dengan BB

kurang dari pesentil ke 10 terhambat pertumbuhannya secara patologis, karena

beberapa disebabkan oleh beberapa faktor : ras/etnik, paritas, tinggi serta BB ibu.

(meliputi 25 60 % dari semua bayi yang dinyatakan KMK). Ibu ibu yang

melahirkan di daerah dataran tinggi memiliki bayi dengan BB relatif lebih rendah

daripada bayi yang dilahirkan di daerah setinggi permukaan laut.

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

IUGR sangat berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas perinatal. Kematian

janin, lahir dengan asfiksia, aspirasi mekoneum, hipoglikemia neonatal dan hipotermi

serta perkembangan neurologi yang abnormal merupakan risiko yang dapat terjadi.

Beberapa kasus IUGR berat disebabkan oleh infeksi virus pada awal kehamilan

atau adanya perkembangan genetik abnormal. Pada kasus demikian prognosa jangka

panjang sangat dipengaruhi oleh perjalanan dan parahnya penyakit yang mendasari.

Beberapa IUGR disebabkan oleh adanya kegagalan plasenta walaupun janin

normal, sehingga diagnosis dan penangnan obstetri dan neonatal yang tepat dapat

mengurangi risiko outcome yang jelek.


Bayi dengan IUGR tampaknya memiliki keuntungan sendiri, misalnya : proses

pematangan parunya lebih cepat. Seperti kita ketahui, janin memberikan respo

terhadap stress lingkugan yag dihadapi dengan meningkatka produksi glukokortikoid

adrenal yang menyebabkan pematangan paru berjalan lebih awal atau lebih cepat.

IUGR SIMETRIK DAN ASIMETRIK

1 Pertumbuhan janin dibagi dalam tiga fase.


0 Fase I (sejak konsepsi sampai awal tr. II) : hiperplasi seluler (penambahan sel
sel dari semua otgan)
1 Fase II : hiperplasi dan hipertrofi sel (multiplikasi dan pertumbuhan organ).
2 Fase III (> 32 mgg) : didomonasi oleh hipertrofi seluler. (ukuran sel dengan
cepat bertambah, disertai deposisi lemak dan BB janin dapat bertambah sampai
200 gr/mgg
2 Dikatakan, perbandingan antara kepala dan abdomen pada janin IUGR dapat
mengungkapkan kapan terjadinya dan perjalanan penyakit yang menyebabkan IUGR.
Mis : penyebab pada awal kehamilan (paparan kimia, infeksi virus, kelainan
kromosom) menyebabkan berkurangnya jumlah dan ukuran sel, sehingga
menghasilkan janin IUGR simetrik. Sebaliknya penyebab yang timbul pada akhir
kehamilan (insufisiensi plasenta pada preeklampsia) akan mempengaruhi ukuran sel
saja. Adanya insufisiensi plasenta akan mengurangi transfer glukosa dan
penyimpanannya di hepar dan lingkaran abdomen janin berkurang. Bersamaan
dengan itu terjadi pengalihan nutrisi dan oksigen ke otak menyebakan pertumbuhan
otak dan kepala tetap tumbuh normal. Dalam hal ini timbul IUGR yang asimetrik
(ukuran otak yang relatip tumbuh secara abnormal dibandingkan dengan hepar yang
kecil)
3 Pengenalan adanya IUGR yang simetrik dan asimetrik penting dalam disgnosis
antepartum karena kedua hal ini dapat secara potensial mengungkapkan
penyebabnya.

FAKTOR RISIKO TERJADINYA IUGR

1 1. ibu mungil.
2 2. Nutrisi dan kenaikan berat badan ibu yang jelek.
Kurangnya kenaikan BB ibu pada tr II sangat mempengaruhi menurunnya BB lahir.

Bila sang ibu besar / gemuk dan sehat, maka kenaikan BB kurang dari rata - rata

tanpa disertai suatu penyakit ibu, tidak akan berpengaruh pada terjadinya IUGR.
Berkurangnya kenaikan BB tr III tidaklah banyak berpengaruh (restriksi intake

sampai < 1500 kcal/hr, hanya sedikit mempengaruhi berat lahir)

3. Penyimpangan sosial

BB lahir juga dipengaruhi oleh gaya hidup : merokok, alkoholik atau penyalahgunaan

obat.

4. Infeksi janin

Infeksi virus yang banyak diketahui menyebabkan IUGR : virus rubella (

insufisiensi vaskuler dengan rusaknya endotel pemb drh kecil ; juga berkurangnya

pembelahan sel) dan sito megalo ( sitolisis langsung dan hilangnya fungsi sel)

infeksi virus hepatitis B persalinan preterm dan IUGR. Listerosis, tuberkulosis dan

sifilis IUGR. Pada sifilis didapatkan ukuran dan berat plasenta bertambah ok

edema dan inflamasi perivaskuler. Toxoplasma dan malaria kongenital IUGR.

5. Kelainan kongenital

Secara umum, semakin parah malformasi semakin kecil janin menurut usia

kehamilan. Hal ini nyata pada kelainan kromosom atau adanya kelainan

kardiovaskuler yang serius.

6. Kelainan kromosom

Plasenta janin dengan trisomi autosomal memiliki jumlah arteri kecil yang berkurang

pada stem vili tersier. Jadi baik adanya plasenta insufisiensi dan kelainan kromosom

sangat berarti dalam menyebabkan IUGR, hal ini sering berkaitan dengan adanya kel

karyotipe. Adanya IUGR dan kelainan janin prevalensi kelainan kromosom semakin

besar.
7. Kelainan tulang dan tulang rawan primer

Mis : osteogenesis imperfecta dan kondrodistrofi.

8. Bahan kimia teratogen

Beberapa antikonvulsan (fenitoin dan trimetadion )

Tembakau hipoksia janin dan iskemia.

Narkotik berkurangnya intake makanan pada ibu dan sel janin.

Kokain IUGR lebih disebabkan oleh seringnya ibu merokok dan jeleknya

perawatan antenatal dibandingkan dengan akibat langsung dari kokainnya.

9. Penyakit kardiovaskuler

Penyakit kardiovaskuler kronik yang diperberat dengan superimpsed PEB IUGR.

Adanya IUGR menunjukan parahnya preeklampsia.

10. Penyakit ginjal kronik

Insufisiensi renal IUGR

11. Hipoksia kronik

Ibu pada dataran tinggi IUGR. Ibu dengan penyakit janung sianotik IUGR.

12. Anemia ibu

Tidak menyebabkan IUGR kecuali pada anemia sickle cell atau anemia bawaan yang

disebabkan oleh penyakit ibu yang serius

13. Kelainan talipusat dan plasenta

Separasi plasenta yang kronik, infark yang luas dan chorioangioma IUGR.
Insersi marginal talipusat dan vilamentosa IUGR.

Pada beberapa kasus IUGR didapatkan janin dan plasenta normal. Hal ini mungkin

disebabkan oleh insufisiensi utero-plasental. IUGR yang tidak dapat dijelaskan

penyebabnya seringkali dijumpai adanya aliran darah utero plasental yang menurun

empat kali lipat.

14. Janin multipel

15. Sindroma antibodi antifosfolipid

Yang sering menyebabkan IUGR : antibodi dan anti-koagulan lupus. Seringkali

menghasilkan outcome yan jelek ( PE timbul lebih dini atau IUFD pada tr II / III)

Mekanisme thd janin : disebabkan oleh adanya agregasi platelet dan trombosis

plasenta.

Antibodi tersebut sering dijumpai pada wanita dengan IUFD berulang pada tr II atau

IUGR sering yang terjadi pada awal kehamilan, khususnya bila disertai preeklamsia

berat yang dini.

16. Kehamilan ekstrauterine

17. Kelainan / malformasi uterus

Pengambilan sampel darah melalui umbilikus untuk pemeriksaan karyotipe pada

IUGR sering dapat menjelaskan patofisiologi terjadinya IUGR. Juga pengukuran pO 2,

pCO2, pH, konsentrasi laktat dan glukosa. Derajat keparahan hipoksia janin

berkorelasi erat dengan adanya hiperkapnea, asidosis, laktat asidemia, hiperglikemia

dan eritroblastosis janin.


Hipoglikemia pada IUGR sering disebabkan oleh menurunnya suply (bukan oleh

karena peningkatan konsumsi janin atau menurunnya produksi endogen). Pada janin

tsb juga terjadi hipoinsulinemia (ok disfungsi pankreas). Pada janin IUGR juga terjadi

peningkatan konsentrasi adenosin dalam plasma sebagai respon thd asfiksia kronis.

Adanya deselerasi denyut jantung yang berulang merupakan indikator terbaik adanya

IUGR yang mengalami hipoksia.

SCREENING DAN IDENTIFIKASI IUGR

1 1. Tentukan usia kehamilan (cek ulang HPHT bila perlu).


2 2. perhatikan kenaikan BB ibu.
3 3. pengukuran tinggi fundus secara cermat.
4 4. identifikasi adanya faktor risiko, termasuk adanya IUGR pada kehamilan
sebelumnya.
5 5. serial USG : saat kunjungan pertama, kemudian dilanjutkan pada 32 34 mgg.

1 6. Ingat : diagnosis definitif IUGR biasanya baru dapat ditegakan setelah janin lahir.

Tinggi fundus uteri (hanya dapat mendeteksi adanya IUGR 40 %).

Antara kehamilan 18 30 mgg, tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan

dalam minggu. (dengan selisih 2 3 cm)

Pengukuran secara ultrasonik

Pemeriksaan awal pada usia kehamilan 16 20 mgg untuk menentukan usia

kehamilan dan adanya kelainan yang tampak, kemudian diikuti pada 32 34 minggu

untuk mengevaluasi pertumbuhan janin. Metode yang optimal adalah mengkombinasi

ukuran kepala, abdomen dan femur untuk memprediksi ukuran janin secara akurat.

(lingkar abdomen paling dapat dipercaya ; juga dalam deteksi IUGR). Metode

screening ini penting untuk penegakaan diagnosis namun tidak memperbaiki outcome
janin. Adanya oligihidramnion juga sering berkaitan dengan IUGR (disebabkan oleh

berkurangnya produksi urine karena hipoksia)

Dopler velocimetri

Dengan alat ini dapat dilihat aliran darah umbilikus sehingga dapat diukur aliran

darah pulsatil melalui melalui arteri umbilikalis. Pada keadaan dimana resistensi

vaskuler plasenta meningkat, akan terjadi penurunan tekanan selama diastolik janin,

sehingga rasio sistolik diastolik meningkat. Walaupun outcome perinatal tidak dapat

diperbaiki, namum angka operasi sesar dapat dikurangi pada janin- janin distress yang

dipantau dengan dopler velocimetry.

PENANGANAN IUGR

Begitu dicurigai adanya KMK, harus segera dipastikan adanya IUGR, juga jenis dan

penyebabnya. Bila pada USG tampak ada anomali. Kordosintesis segera dilakukan

untuk karyotiping. Adanya aneuploidi letal akan memerlukan operasi sesar atas

indikasi janin.

1 a. IUGR mendekati usia aterm.


Persalinan yang tepat akan dapat menghasilkan outcome yang terbaik. Bila

didapatkan oligihidramnion yang bermakna, persalinan dilakukan pada usia 34

mgg. Dengan pemantauan ketat denyut jantung janin, persalinan pervaginam dapat

dilakukan. Karena janin IUGR lebih tidak tahan terhadap his, seringkali dilakukan

operasi bila terjadi gawat janin.

b. IUGR pada usia preterm.


Bila IUGR ditemukan saat < 34 mgg dan cairan amnion serta pemantauan

kesejahteraan janin normal, maka dilakukan perawatan konservatif. USG dilakukan

dengan interval 2 3 mgg. Beberapa klinikus menyarankan untuk bed rest dengan

tidur miring kiri, dimana curah jantun dan perfusi plasenta maksimal.

Keputusan penanganan harus selalu mempertimbangkan keuntungan melakukan

perawatn konservatif prenatal (dengan risiko relatif terjadinya kerusakan janin atau

IUFD) atau melakukan terminasi dengan risiko yang timbul karena persalinan

preterm.

Morbiditas dan mortalitas lebih ditentukan usia kehamilan dan berat lahir. Bukan oleh

adanya tes janin yang abnormal (NST, profil biofisik atau velocimetri arteri

umbilikalis).

Pemberian anti platelet awal dengan aspirin dosis rendah dapat mencegah trombosis

uteriplasental, infark palsenta dan IUGR idiopatik pada wanita dengan IUGR berat

yang berulang.

PERSALINAN

Selama proses persalinan (baik yang spontan maupun induksi), harus dilakukan

monitor ketat adanya gawat janin yang ditandai denyut jantung yang abnormal.

Adanya insufisiensi plasenta akan diperberat oleh proses persalinan. Adanya

oligohidramnion juga akan menyebabkan kompresi tali pusat. Bayi IUGR mempunyai

resiko lahir dengan hipoksia dan aspirasi mekoneum. Bila IUGR berat, mereka sangat

rentan akan hipotermi yang akan berlanjut dengan gangguan gangguan metabolik

serius, mis. Hipoglikemi, polisitemia, hiperviskositas.


PERAWATAN AWAL BAYI DENGAN IUGR

Bayi tampak keriput dengan berkurangnya jaringan subkutan, serta terdapat

mekoneum pada kulit dan tali pusat.

1 1. persiapan untuk melakukan resusitasi ok sering terjadi asfiksia pada neonatus.


2 2. bila cairan ketuban mekoneal, mekoneum harus dibersihkan dari jalan napas
segera sebelum thoraks lahir (menggunakan suction pada nasofaring). Setelah seluruh
tubuh lahir, dilanjutkan dengan suction pada nasofaring dan oro-faring. Bila ada
mekoneum hisap dengan endotracheal tube.
3 3. bila bayi lahir dengan segera bernapas dan menangis serta memiliki AS > 8
pada menit pertama, cukup dilakukan suction pada hidung dan rongga mulut.
4 4. pertahankan suhu tubuh normal ok janin IUGR memiliki angka metabolisme
yang tinggi.
5 5. pertahankan kadar glukosa serum.
1 Cek tiap 2 3 jam
2 Hipoglikemi bila < 35 mg/dl pada bayi aterm atau < 25 mg/dl pada bayi preterm
3 Pasang infus glukosa 6 mg/kg BB/menit.
6 6. karena sering terjadi polisitemia dan hiperviskositas (akibat gawat janin kronis
hormon eritropoetin timbul eritropoesis), untuk mengurangi tranfusi plasenta
postnatal, tali pusat harus segera diklem (dalam 10 15 detik setelah melahirkan dada
janin pada persalinan pervaginam, Pada SC diklem sesegera mungkin setelah bayi lahir).
1 Seringnya kejadian MAS (meconeum aspiration sindrome), HMD (Hyalin
Membrane Disease) dan stres dingin (hipotermi) akan menyebabkan distres
pernapasan. Walaupun HMD jarang terjadi pada IUGR, namun dapat terjadi pada
bayi < 32 minggu.
2 Juga adanya sirkulasi janin persistent (right to left shunt mel foramen ovale atau
duktus arteriosus) yang ditandai dengan hipertensi pulmonal dapat menyebabkan
distres pernapasan.
3 Encelopati ischemik hipoksia (ok asfiksia perinatal) sering terjadi beberapa jam
setelah lahir sampai 24 48 jam pertama. Bayi akan gelisah, iritabilitas meningkat,
sukar untuk disusui dan hipo-hipertermi bahkan kejang (Tx suportif dengan
antikolvusan)
4 Komplikasi renal (GGA dengan azotemia dan hiperkalemia) sebagai akibat
asfikisia. Tx terapi cairan konservatif.
5 Hiopkalsemia neonatal (asfiksia asidosis redistribusi kalsium dari intrasel
ke ekstrasel. Ketika pernapasan membaik pH membaik kalsium kembali ke
intrasel hipokalsemi) Tx : Ca glukonas infus atau oral.
6 Enteroklitis nekcrotizing (ok iskemia sistem pencernaan). Tx nutrisi oral dan
glukos infus untuk mencegah hipoglikemia.

PERTUMBUHAN SELANJUTNYA BAYI IUGR


1 Pada umumnya, IUGR simetrik yang kronis atau meyeluruh akan mengalami
hambatan dalam pertumbuhan setelah lahir.
2 Perkembangan neurologis dan intelektual janin dengan IUGR sulit diramalkan.
3 Ada hubungan yang bermakna antara IUGR dengan terjadinya cerebral palsy.

IUGR DALAM KEHAMILAN SELANJUTNYA

Terdapat risiko untuk melahirkan bayi IUGR dalam kehamilan berikunya pada wanita

yang pernah melahirkan bayi dengan IUGR.

IUGR

1 I. Mengenal faktor risiko tinggi terjadinya IUGR


IUGR : 2/3 KRT

1/3 KRR

Faktor faktor tersebut adalah

1 a. IUGR sebelumnya.
2 b. Penyakit kronis ibu.
3 c. Kehamilan multipel.
4 d. Malnutrisi.
5 e. HDK.
6 f. Perokok
7 g. Peningkatan BB ibu tak adekwat.
8 h. Pertumbuhan uterus tak sesuai umur kehamilan.
9 i. Penurunan gerak janin.
10 j. Oligohidramnion.
2 II. Mencari penyimpangan 2 terhadap parameter pertumbuhan janin normal
3 A. Evaluasi tumbuh kembang fetus
1 1. Klinis :
2 a. TFU
3 b. Peningkatan BB ibu
4 c. gerakan janin
5 d. Riwayat Peny kronis / manutrisi / perokok
6 2. USG :
7 a. UK / FL / abd / AFI FL / AC x 100 % > 24 (N : 22-24)
8 b. TBJ.
9 c. Doppler ultrasound (SD ratio > 1,5)
10 3. Biokimia.
11 a. Estriol urine
12 b. HPL darah ibu
4 B. Evaluasi kesejahteraan janin CTG / NST
CARA DIAGNOSIS IUGR

1 A. Dalam kehamilan :
1 - Fundus uteri dengan parameter umbilikal tidak sesuai dengan umur kehamilan.
2 - Peningkatan BB ibu kurang.
3 - Penurunan gerak janin.
4 - Riwayat penyakit kronis, malnutrisi, perokok.
2 B. Setelah lahir :
1 - bayi kurus dan panjang, kulit kering, lap lemak tipis dan otot hipotrofi.
2 - BB kurang dari seharusnya menurut UK normal.
3 - Hipoglikemia.

SEBAB SEBAB IUGR : dapat dibagi dalam 4 kelompok :

1 a. Kelompok A (10 20 %) kegagalan pertumbuhan janin.


1 - kelainan genetik.
2 - Kelainan kongenital
3 - Infeksi intra uterin
4 - Efek teratogenik
2 b. Kelompok B (5 10 %) kombinasi kelainan ibu dan janin.
1 - malnutrisi
2 - perokok / peminum berat
3 - obat - obatan
3 c. Kelompok C (30 35 %) penyakit ibu dan disfungsi plasenta.
1 - HDK
2 - Penyakit ginjal
3 - Penyakit kardiopulmoner
4 - Anemia berat
5 - Insufisiensi plasenta
6 - Kehamilan multipel
4 d. Kelompok D (40 %) penyebab tak diketahui
Dugaa

n
IUGR

PENATALAKSANAAN IUGR

Secara umum penatalaksanaan IUGR ditekankan pada :

1 1. diagnosis dini keadaan IUGR.


2 2. pemantauan antenatal terhadap pertumbuhan, kesejahteraan dan maturitas janin secara
intensif dan sistematik
3 3. merencanakan persalinan pada saat yang tepat

untuk IUGR tipe asimtrik, terapi antepartum yang mungkin memperbaiki outcome janin

meliputi :

1 1. mengurangi ancaman penyakit ibu.


2 2. tirah baring posisi miring fungsi plasenta
3 3. perbaiki gizi ibu.
4 4. obat obatan.

También podría gustarte