Está en la página 1de 15

Cerita Anak Muslim - Kisah si Ravi Yang Sabar

Cerita Anak Muslim Kisah si Ravi Yang Sabar - Kisah anak muslim kali ini bercerita tentang
seorang anak yang bernama Ravi. Ravi sangat pintar bahkan ia selalu menjadi juara pertama
terus di sekolahnya. Ia selalu membantu orang tuanya berjualan di pasar sebelum ia berangkat
sekolah. Sebelum pergi ke pasar untuk membantu orang tuanya, ia selalu menyempatkan untuk
shalat subuh berjamaah di mesjid dekat tempat tinggalnya.
Setelah membantu orang tuanya berjualan di pasar, ia lalu pergi berangkat ke sekolah. Sesampai
di sekolah ia langsung belajar sebelum bel sekolah berbunyi. Ia sangat rajin dan pandai. Di kelas
ia selalu menjadi teman yang baik dan paling sering membantu temannya yang sedang
kesusahan. Tipe Ravi adalah anak Indonesia yang selalu menjadi perhatian banyak orang. Selain
pintar ia juga selalu menjadi pemimpin di kelasnya. Sepulang sekolah Ravi selalu di temani oleh
sepedanya yang sudah jelek sekali. Ia tidak khawatir kalau teman-temanya selalu mengejek
sepeda bututnya. Karena ia selalu berprinsip kalau sepedanya memang butut akan tetapi masih
bisa dipakai, jadi buat apa membeli yang baru.

Suatu hari si Ravi sedang berjalan pulang sekolah, namun ban belakang sepedanya kempes
sehingga ia tidak bisa meneruskan perjalanan ke rumahnya, terpaksa ia harus berjalan kaki
sambil menuntun sepedanya. Di tengah jalan ia bertemu dengan seorang kakek yang sedang
beristirahat di tepi jalan. Si kakek ternyata sedang beristirahat melepas lelah siang itu. Dilihatnya
oleh si Ravi kalau si kakek adalah seorang penjual daun jati.Kemudian dihampirinya si kakek
penjual daun jati tersebut, "Assalamu'alaikum kek.., kakek sedang apa disini?" tanya Ravi.
"wa'alaikum salam cu, ohh...kakek sedang beristirahat disini, oh ya apakah kamu tahu dimana
letak mushalla terdekat dari sini?" tanya si kakek kepada si Ravi."kalau mushalla itu masih jauh
kek, kira-kira 30 menit berjalan kaki" kata si Ravi menjawab pertanyaan si kakek.

"Kenapa dengan sepedamu cu, sepedamu kok seperti sepeda usang dan tidak layak pakai ?"
tanya si kakek. "Ah tidak kek, ini cuma kempes kok, aku masih bisa berjalan kok, lagi pula ini
sepeda kesayanganku" kata si Ravi menjawab dengan melihat ke arah ban belakangnya yang
kempes. Tak lama kemudian si kaki bangkit dari duduknya dan berkata, "Apakah kamu bisa
membantu kakek membawakan daun jati dalam pikulan ini?", si Ravi melongok pikulan kakek
itu yang berisi daun jati yang sangat banyak.

"oh bisa kek, tentu" kata Ravi. "Mau dibawa kemana kek daun jati ini?" tanya Ravi kembali.
"Daun jati ini ingin aku antar ke rumah seorang pedagang kota di ujung kampung ini, maukah
kamu membantu kakek?" tanya kakek itu sekali lagi. "Siap kek, dengan senang hati" Ravi
menjawab dengan sigap. "tapi bagaimana dengan ban sepeda mu yang masih kempes?" si kakek
meragukan Ravi. "tenang kek, di ujung jalan sana ada bengkel sepeda, mungkin mereka punya
pompa untuk ban sepedaku" kata si Ravi.Tidak lama kemudian si Ravi segera menaikkan daun
jati yang ada didalam pikulan kakek itu ke bagian belakang sepedanya.
Lalu ia terus menuntun sepedanya ke bengkel sepeda yang tidak jauh dari situ. Kemudian setelah
ban nya terisi angin, ia mulai mengayuh sepedanya dengan lancar.Ravi tidak peduli dengan
panas dan terik siang itu, padahal ia harus pulang ke rumah untuk shalat dan segera ke pasar
kembali untuk membantu orang tuanya membereskan toko mereka di pasar.
Sesampainya di ujung jalan, ternyata si kakek sudah sampai terlebih dahulu. Ravi agak kaget,
namun ia tidak ambil pusing, di bukanya tali pengikat pikulan daun jati dan ditaruhnya di atas
tanah. "ini kek daun jatinya, nah sekarang aku pamit yah, mau pulang dulu, karena waktu shalat
Zuhur sudah hampir tiba" si Ravi pamitan kepada si kakek. "terima kasih ya cu, atas pertolongan
mu, kau anak yang sabar sekali" si kakek berkata kepada Ravi.Waktu berlalu dengan cepat,
hingga akhirnya suatu saat Ravi sedang bekerja di toko orang tuanya, ia dikejutkan dengan
kedatangan seseorang ke tokonya. Dijawabnya salam orang tadi, lalu orang tadi bertanya
"Apakah ini tokonya Ravi?" kata orang itu kepada Ravi. "ya pak ini toko saya, saya bernama
Ravi" si Ravi menjawab pertanyaan orang itu. "Maaf ini ada titipan barang untuk mu" kata si
orang itu, ternyata orang itu adalah seorang kurir yang mengirimkan sesuatu barang kepada Ravi.
"Barang apa pak" si Ravi makin penasaran. "Tolong tanda tangan disini, de" pinta si kurir.
kemudian Ravi menandatangani surat serah terima yang ada amplopnya. Kemudian isi amplop
itu ia baca. "Terima kasih cu, kau telah membantu kakek waktu itu, nah sebagai hadiahnya aku
berikan kepadamu sepeda baru, untuk menggantikan sepeda butut-mu yang sudah usang itu"
demikian isi surat dalam amplop itu berbunyi.Sontak si Ravi kaget bukan kepalang, ternyata
kakek yang ia tolong waktu itu adalah saudagar kaya yang sering membantu orang-orang yang
sedang kesusahan, Kakek itu memang sering menyamar untuk bisa menolong orang yang miskin
dan sedang dalam kesulitan. Akhirnya Ravi senang sekali mendapatkan hadiah sepeda baru dari
si kakek penolong.
Hikmah Cerita Anak Muslim kisah si Ravi Yang Sabar kali ini adalah janganlah kita
mengeluh dengan apa yang kita miliki saat ini, bersyukurlah dan bahagialah dengan apa yang
kita miliki, sebab belum tentu apa yang kita miliki saat ini bisa membawa kita bahagia dunia dan
akhirat. Nah untuk adik-adik yuk kita baca dongeng dan cerita anak yang lain seperti Dongeng
Sebelum Tidur Kisah Kera Dan Ayam yang pastinya seru, menarik dan lucu. Salam
Cerita Katak dalam Tempurung| Dongeng
Anak Terbaru
Cerita Katak dalam Tempurung - Kali ini, blog ini akan bercerita tentang pentingnya sebuah
pengalaman. Pengetahuan yang luas serta ilmu yang banyak, sangat di butuhkan untuk menjaga diri dari
tipu daya. Baik tipu daya dari orang lain, atau tipu daya dari diri sendiri yang berakibat pada rasa
sombong dan keras kepala. Karena sifat sombong dan keras kepala, dapat berakibat celaka di kemudian

hari. Seperti dongeng berikut ini..

Dahulu kala, ada sebuah kolam kecil di pinggir sebuah hutan. Kolam ini sangat tersembunyi karena di
kelilingi rumput dan ilalang yang cukup tinggi dan lebat. Hanya dapat di lihat dengan jelas dari angkasa
saja. Di kolam ini, terdapat sebuah kerajaan katak. Di huni hingga ratusan katak yang berada dalam satu
tempat. Tiap tahun, di kerajaan itu di adakan pertandingan gulat untuk menentukan gelar terkuat. Dan
tiap tahun yang menjadi pemenang adalah pangeran pertama yang selalu andil dalam turnamen gulat
itu. Sang raja memiliki tiga orang anak.

Dan ketiganya adalah lelaki, mereka adalah pangeran yang akan menjadi pewaris tahta kerajaan itu.
Semenjak lahir ketiga pangeran itu tumbuh dan besar di kolam itu. Mereka sama sekali belum pernah
menjajakan kaki ke dunia luar, dunia di balik rimbunya rumput dan ilalang. Sebagaimana turnamen yang
sudah-sudah, turnamen kali ini di menangkan juga oleh pangeran pertama. Hal tersebut menumbuhkan
rasa sombong yang terus menerus tumbuh subur seiring waktu. Dia menjadi sangat angkuh, dan merasa
dia adalah mahluk tak terkalahkan di dunia ini. Karena selama ini, tak ada satupun yang mampu
menandingi kekuatanya, apa lagi mengalahkanya.

Tentu saja sifat sombongnya membuat para rakyatnya menjadi membencinya. Karena dia selalu
memamerkan kekuatan dan menantang siapa saja yang di temuinya, karena dia yakin, dia tak
terkalahkan. Hingga pada suatu hari ketika dia tengah termenung bosan di pinggir kolam, secara tak
sengaja dia melihat ada burung yang terbang melintas di atas kawasan kolam itu. "Wah.. Mahluk apa itu?
Bagaimana caranya dia bisa melayang begitu? Ah, andai aku bisa menaikinya dan menjadikanya sebagai
pelayan, pasti semua mahluk di sini akan sangat menghormati ku.. Hahaha ". Fikir pangeran katak itu
dengan naif. Tapi untuk mengejar burung itu, dia harus keluar dari area kolam dan menembus rimbunya
rumput dan ilalang, itu adalah kawasan asing yang sama sekali belum pernah di masukinya. Tapi sifat
sombongnya yang mengatakan dia mahluk terkuat, membuat dirinya tetap melangkah.

Ketika di perjalanan, dia bertemu dengan jangkrik yang tengah makan rumput. Dengan angkuhnya
pangeran katak itu bertanya pada jangkrik itu. "Hai mahluk lemah tak berguna, kau tahu kemana jalan
keluar dari lebatnya ilalang ini?". Tanya pangeran itu. Merasa dirinya di panggil, jangkrik pun menoleh ke
arah suara itu. Tapi begitu dia melihat katak yang tengah berdiri angkuh, jangkrik itu kontan tertawa
terbahak-bahak. Karena ternyata yang memanggilnya dengan sebutan lemah adalah seekor katak yang
tak jauh lebih lemah dari dirinya. Merasa tak mendapat respon, sang katak pun berlalu melanjutkan
perjalananya. " Dasar mahluk gila..". Gerutu pangeran katak itu. Dia sepanjang jalan, katak yang
sombong itu bertemu dengan belalang, keong, dan juga hewan kaki seribu. Katak itu bertanya pada
semua hewan itu dengan sikap angkuh dan pertanyaan yang sama seperti pada jangkrik, tentunya
dengan lagak sok jago dan merendahkan. Dan reaksi hewan-hewan itupun sama, mereka menertawakan
si katak yang sombong itu. Dan katak itu kembali berlalu. Tapi, pada ahirnya katak itu menghadapi nasib
yang celaka. Ketika tak sengaja dia melewati seekor ular yang sedang tidur. Dengan sombongnya dia
menendang ular itu untuk membangunkan dan bertanya padanya. Sial.. Ular yang merasa terusik karena
waktu tidurnya di ganggu, serta amarahnya timbul ketika melihat seekor katak yang berani menendang
dia dan menjulukinya dengan mahluk lemah. Kontan saja ular itu langsung menyambar sang pangeran
katak, dan ahirnya pangeran katak yang sombong itu mati di makan ular. Nah, terkadang.. Pengetahuan
sangat di butuhkan untuk mampu bertahan hidup. Ibarat katak dalam tempurung, hanya memiliki
pengetahuan terbatas hingga membuat dirinya sombong..

Cerita Malin Kundang si Anak Durhaka


Cerita Malin Kundang si Anak Durhaka - Dongeng anak kali ini adalah tentang cerita malin
kundang yaitu seorang anak yang sangat durhaka kepada ibunya. Adalah Malin Kundang nama
si anak tersebut. Sejak kecil ia dibesarkan dengan cinta oleh ibunya sampai dewasa. Suatu ketika
Malin Kundang ingin pergi merantau ke kota agar bisa merubah nasibnya, sang ibu merestui
Malin Kundang untuk pergi dan cuma berpesan jangan lupa untuk kembali ke kampung
halaman ketika sudah berhasil nanti.

Sedih hati sang ibu melepas buah hati yang sangat dicintai sejak lahir tersebut, namun memang
Malin Kundang sudah sangat bersikeras untuk pergi merantau.

Bertahun-tahun sang ibu menanti kedatangan anaknya dengan penuh sabar. Didalam doa'nya
sang ibu sering bermunajat kepada Tuhan agar melindungi Malin Kundang dari segala
marabahaya dalam perjalanannya pulang nanti.

Nun jauh disana, alkisah Malin Kundang kini sudah berhasil dalam usaha yang ia kerjakan di
perantauannya. Kini ia sudah menjadi seorang saudagar kaya yang bergelimangan harta dan
tahta.

Suatu ketika Malin Kundang hendak melakukan perjalanan dagang ke suatu tempat. Setelah
bersandar di pelabuhan, tiba-tiba ada seorang ibu yang datang dengan tiba-tiba sambil berlari dan
memeluk Malin Kundang.

"Malin ....Malin..Malin Kundang anakku, kau sudah datang, nak" sang ibu berkata sambil
menangis memeluk Malin Kundang yang baru saja turun dari kapalnya.

"Hei...siapa kau.!!" hardik Malin kepada si ibu tersebut, "Berani sekali kau mendekati ku dengan
pakaian yang sudah jelek itu, lihat pakaianku yang mahal ini menjadi kotor!", kembali Malin
Kundang menghardik ibunya dengan sangat keras.

Sang ibu yang melihat gelagat anaknya yang sudah berubah, makin sedih dan tangisnya pun
menjadi-jadi. "Oh..Malin Kundang, kenapa kau berubah menjadi seperti ini, nak?...aku ini
ibumu...ibumu", tanya sedih sang ibu kepada Malin Kundang.

Berulang-ulang sang ibu berkata kalau dialah ibu dari Malin Kundang. "Akulah ibumu
Malin...apa kau sudah lupa dengan orang yang telah membesarkanmu, nak" ratap sang ibu di
kaki Malin Kundang. "Apa...?!, aku tidak pernah punya ibu seperti kau..!!", sontak sang ibu
kaget, mukanya merah padam, darahnya serasa membeku, tangannya langsung lemas dan
melepas pelukan dari kaki Malin Kundang.

"Engkau memang anak durhaka, tidak mau mengakui aku sebagai ibumu, aku kutuk kau menjadi
batu!", murka sang ibu langsung terwujud, Malin yang mendengar sang ibu tiba-tiba berubah
wujud menjadi sebuah batu dalam posisi meminta ampun kepada sang ibu. Namun ibarat nasi
sudah menjadi bubur, kutukan sudah terucap, akhirnya Malin Kundang berubah menjadi batu
untuk selama-lamanya.
Hikmah yang bisa diambil dari cerita malin kundang kali ini adalah agar kita selalu
menghormati orang tua terutama ibu kita. Jagalah perasaannya dan janganlah sekali-kali berkata
"Ah" apalagi sampai menghardik beliau. Bersikap sopan santun dan menuruti apa yang
dinasehatinya dan selalu mendo'akan kedua orang tua agar kita bisa menjadi orang yang selamat
dan hidup dengan penuh berkah dunia akhirat. Jangan lewatkan juga membaca Kisah Pangeran
Dan Apel Ajaib yang sangat seru dan mengasyikan.

Cerita sang kancil dan kuda


Cerita sang kancil dan kuda - suatu hari si kuda bertamu ke rumah sang kancil. Sang kancil
ternyata masih asyik di kamar tidurnya. Si kuda mengetuk pintu. "Tok..tok..tok...cil..cil..kita lari
pagi yuk, cuacanya asik banget nih buat kita lari pagi di jalan pemda Bogor" kata si kuda. Si
kancil yang mendengar ketukan pintu hanya berputar badan saja.

"Cil..cil..ayo dong kita berolahraga di minggu ceria ini" ajak si kuda. Kancil yang lama kelamaan
mendengar si kuda menjadi bangun. Kemudian dibukanya pintu lalu mempersilahkan si kuda
masuk.

"Astaga..cil, kamu belum mandi, bagaimana sih kamu ? Kita khan kemaren sudah janjian mau ke
jalan pemda Bogor terus mejeng dan makan bubur di depan CCM, soalnya kalau di bojong gede
ga ada buat lari pagi cil...lha wong jalannya ancur semua".

"Hadeeeh....kamu kok mau lari pagi sentimen banget sama bojong gede, sih" kata kancil sambil
tidur lagi di bangku depan.

Si kuda yang sudah masuk rumah kancil melihat isi rumah si kancil sangat berantakan.

"Duh cil, rumah kamu berantakan banget sih, kayak kapal pecah" si kuda masuk kedalam rumah
kancil dan mulai membereskan perabotan kancil.

"Oh ya.semalam di rumahku ada ronda. Maklum hutan kita semakin tidak aman, kemaren saja
ada yang mencuri kayu dan tidak ketahuan oleh anggota hewan di hutan ini"

Si kuda tidak mendengarkan perkataan si kancil, ia sibuk merapihkan peralatan serta perabotan
yang berserakan di rumah sang kancil.

Sang kancil akhirnya merasa malu kalau rumahnya justru dibereskan oleh temannya. Akhirnya ia
bangkit dan mulai membantu kuda.

"Nah gitu cil, kalau kamu rajin bangun pagi dan senang beberes dari kecil, nanti kamu dewasa
akan terbiasa dengan kerapihan serta disiplin tinggi" si kudapun bertuah kepada sang kancil.

Hikmah Cerita sang kancil dan kuda kali ini adalah janganlah kalian bermalas-malas ria, sebab
kemalasan akan membawa kita pada kebodohan dan menjadi pribadi yang tidak bisa
bertanggung jawab di masa depan. Yuk kita baca-baca lagi dongeng yang ada di blog
http://dongenganakindonesia1.blogspot.com ini seperti cerita si kancil kerbau dan buaya yang
pastinya membawa keceriaan dan keseruan di hati adik-adik.

"Astaga..cil, kamu belum mandi, bagaimana sih kamu ? Kita khan kemaren sudah janjian mau ke
jalan pemda Bogor terus mejeng dan makan bubur di depan CCM, soalnya kalau di bojong gede
ga ada buat lari pagi cil...lha wong jalannya ancur semua".

"Hadeeeh....kamu kok mau lari pagi sentimen banget sama bojong gede, sih" kata kancil sambil
tidur lagi di bangku depan.

Si kuda yang sudah masuk rumah kancil melihat isi rumah si kancil sangat berantakan.

"Duh cil, rumah kamu berantakan banget sih, kayak kapal pecah" si kuda masuk kedalam rumah
kancil dan mulai membereskan perabotan kancil.

"Oh ya.semalam di rumahku ada ronda. Maklum hutan kita semakin tidak aman, kemaren saja
ada yang mencuri kayu dan tidak ketahuan oleh anggota hewan di hutan ini"

Si kuda tidak mendengarkan perkataan si kancil, ia sibuk merapihkan peralatan serta perabotan
yang berserakan di rumah sang kancil.

Sang kancil akhirnya merasa malu kalau rumahnya justru dibereskan oleh temannya. Akhirnya ia
bangkit dan mulai membantu kuda.

"Nah gitu cil, kalau kamu rajin bangun pagi dan senang beberes dari kecil, nanti kamu dewasa
akan terbiasa dengan kerapihan serta disiplin tinggi" si kudapun bertuah kepada sang kancil.

Hikmah Cerita sang kancil dan kuda kali ini adalah janganlah kalian bermalas-malas ria, sebab
kemalasan akan membawa kita pada kebodohan dan menjadi pribadi yang tidak bisa
bertanggung jawab di masa depan. Yuk kita baca-baca lagi dongeng yang ada di blog
http://dongenganakindonesia1.blogspot.com ini seperti cerita si kancil kerbau dan buaya yang
pastinya membawa keceriaan dan keseruan di hati adik-adik.

Cerita Si Kancil Kerbau dan Buaya


Cerita Si Kancil Kerbau dan Buaya - Suatu ketika si kerbau sedang berjalan di pinggir sungai,
dari kejauhan tampak sang buaya sedang mengawasi si kerbau. "Hmm, bagaimana ya supaya aku
bisa menangkap si kerbau menjadi santap siangku" si buaya muncul akal jahatnya. Tiba-tiba si
kerbau dikejutkan oleh suara minta tolong.

"Tolong..tolong, tolong aku kerbau", si kerbau berlari menuju arah suara itu datang. "Lho buaya,
kenapa kamu?, kenapa kamu bisa terjepit pohon disitu? Kamu mau selfie ya?". "Dasar kerbau ga
pernah makan bangku sekolah (ya eyaa laah...), cepat bantu tolong aku sini, cepat..!" Si buaya
mengerang kesakitan akibat ia sengaja menjatuhkan pohon di atas punggungnya.

"Baiklah, sebentar ya aku mau ambil pic kamu, kayaknya bagus buat DP aku nih..hehehe
becanda". Si kerbau segera menolong si buaya yang terjebak oleh batang pohon.

Kayu pohon itu segera diangkat oeh tanduk si kerbau, tapi tiba-tiba si buaya menggigit kaki si
kerbau dan kerbaupun kesakitan.

"Lho buaya, kenapa kamu gigit aku, khan aku sudah menolong kamu, aku ini ingin
membebaskan kamu dari batang pohon ini, bagaimana sih ini..?" Si kerbau menjadi heran
dengan tingkah buaya tersebut.

"Hehehe..memang aku sengaja menjatuhkan pohon ini agar kamu bisa aku makan" jawab si
buaya. "Oh begitu ya..baiklah kalau begitu, aku juga ingin minta tolong kayak kamu
deh..toloonggg...tolongggin aku" teriak si kerbau.

Tak lama kemudian, si kancil lewat di hadapan kerbau dan buaya. "Ada apa ini?, kalian kok
rukun sekali berdua?, aku jadi terenyuh" kata si kancil yang tidak tahu masalahnya.

"Rukun? Kamu bilang ini rukun? Ohh plis deh cil, si buaya ini sangat tidak tau cara berterima
kasih cil, aku ingin tolong dia..eh malah dia mau menyantap aku" kilah sang kerbau
menceritakan kejadian itu kepada si kancil.

"Oaalaaa...buaya..buaya...kok kamu ga pernah sadar sih. Coba aku bertanya kepada kamu ya
buaya, bagaimana awalnya kamu bisa menjebak si kerbau ini..dari awal lho.." Pinta si kancil
kepada buaya untuk menceritakan kejadian itu.

"Begini cil.." Si buaya mulai menceritakan sambil melepas gigitannya di kaki sang kerbau.

"Awalnya aku melihat si kerbau berjalan, lalu aku timbul ide untuk menaruh pohon ini diatas
punggungku, tapi ternyata pohon ini terlalu berat dan aku tidak bisa bergerak, kemudian aku
minta tolong si kerbau tapi si kerbau ini membuat aku lapar dan aku pun menggigit kakinya agar
tidak pergi" si buaya menceritakan panjang lebar kepada si kancil.

"Ooh begitu ya, lalu bagimana si kerbau mencoba membebaskanmu, buaya?" Tanya si kancil.

"Dia mengangkat batang pohon ini dengan tanduknya". Jawab si buaya. "Apakah kamu ingin
bebas dan tidak bohong lagi?" Tanya si kancil kepada buaya. "Iya cil, pohon ini terlalu berat dari
yang aku bayangkan..hikss..aku menyesal cil.." Si buaya mulai sedih.
"Baiklah karena kamu jujur dan mau mengakui kesalahan, baiklah kali ini kamu akan kami
lepaskan tapi ingat, jangan kamu ulangi lagi kesalahan kamu seperti ini lagi yaa" pinta si kancil.

"Baiklah aku berjanji cil, dan aku tidak akan mengulanginya lagi" si buaya berjanji. Tak lama
kemudian si buaya lepas dan kembali ke sungai.

Hikmah Cerita Si Kancil Kerbau dan Buaya kali ini adalah kita harus bisa memaafkan
kesalahan orang lain dan tidak boleh semena-mena kepada semua makhluk hidup ciptaan-Nya.
Yuk kita baca-baca lagi semua dongeng di blog dongeng di
http://dongenganakindonesia1.blogspot.com/ ini seperti Dongeng anak si Kancil Menjadi
Pemimpin yang lucu dan menarik. Sampai jumpa

Dongeng Kerbau dan Monyet Licik| Dongeng


Anak Terbaru
J
Dongeng Kerbau dan Monyet Licik - aman dahulu kala, ada seekor monyet yang sangat nakal. Di
sangat rakus dan suka mencuri tanaman dan buah para petani. Perbuatanya yang sudah sangat
keterlaluan, membuat para petani resah. Sehingga para petani mulai menjaga ladang mereka dengan
ketat dan memasang berbagai perangkap. Tentu saja hal ini membuat monyet yang nakal itu
kebingungan, karena jika sampai dia tertangkap, nyawanya bisa melayang.

Pada suatu hari ketika si monyet tengah asik termenung menahan lapar di bawah pohon, dia melihat
banyak burung-burung tengah terbang membawa buah anggur yang cukup segar. Melihat hal itu, air liur
si monyet mulai berjatuhan. Lalu si monyetpun berteriak pada burung-burung itu.." Hai kawan, dari
mana kalian dapatkan buah-buahan yang ranum itu?". Merasa di panggil, burung-burung itupun
berhenti dan bertengger di atas pohon. Sambil memakan buah anggur, burung-burung itupun
menjawab.." Kami mendapatkanya dari kebun di seberang sungai. Para petani di sana baik hati. Mereka
tak akan mengusir atau melukai mu jika kau hanya mengambil buah yang sudah terjatuh ke tanah, asal
jangan kau makan buah yang masih ada di pohonya". Jawab burung-burung itu.

Mendengar jawaban itu, si monyet menjadi sangat girang. Diapun segera menuju kebun di seberang
sungai, karena waktu itu sungai mengalir kecil karena musim kemarau, jadi si monyet dapat dengan
leluasa menyeberangi sungai itu. Tapi karena sifatnya yang rakus, maka dia memakan semua buah
anggur di kebun itu. Baik yang jatuh ke tanah, ataupun yang masih menggantung di pohon.

Berkali-kali si monyet mengulangi hal yang sama, hingga para petani di seberang sungai kini mulai resah.
Mereka tak lagi seramah dulu, bahkan burung-burung kini juga di usir. Karena para petani tak tahu,
bahwa yang merusak tanaman mereka adalah si monyet. Tapi meskipun sudah mulai di jaga, tapi si
monyet tetap bisa dengan leluasa melakukan aksi nakalnya. Karena penjagaan tak begitu ketat, si monyet
masih bisa mencari kelengahan para petani. Sehingga kelakuan si monyet kian hari kian menjadi.

Tak terasa, masa sudah memasuki musim penghujan. Dan si monyet masih saja melakukan pencurian
tanpa mau mendengar keluh kesah para petani yang mulai merugi. Si monyet sangat serakah dan rakus,
sehingga yang dia fikirkan hanya kepentinganya sendiri. Tapi sial, waktu si monyet akan menyeberang
sungai, ternyata sungai itu tengah meluap karena guyuran hujan di atas bukit. Hal tersebut membuat
monyet sangat kebingungan, karena dia tak bisa berenang.

Tapi monyet juga di kenal sebagai hewan yang licik, dia pun berfikir untuk mencari cara agar bisa
menyeberang. Ahirnya, dia teringat pada sahabat lamanya, si kerbau. Kerbau adalah hewan yang cukup
terkenal bisa berenang, dia adalah perenang yang hebat. Ahirnya, monyetpun menemui si kerbau untuk
merayunya. "Hai kerbau sahabat ku, lama tak jumpa. Kenapa badan mu kini terlihat kurus?". Tanya
monyet. "Ah, masak? Perasaan dari dulu tubuh ku tetap begini. Kau saja yang sekarang terlihat tambah
gemuk". Jawab si Kerbau. "Hehehe.. Bagaimana aku tak gemuk? Aku makan enak tiap hari. Petani yang
ada di seberang sungai sana, selalu memberi ku makanan enak. Aku di perbolehkan menghabiskan
semua buah di kebunya". Kata si monyet mulai berbohong.

"Wah, benarkah itu? Beruntung sekali kau.. Pantas sekarang kau tambah gemuk". Kata si kerbau tanpa
menaruh sedikitpun curiga pada sahabatnya. "Tapi kerbau, makanan di sana terlalu banyak. Aku tak
sanggup menghabiskanya sendirian, maukah kau menemani ku ke sana dan kita makan berdua. Itu
semua karena kau sahabat ku, makanya aku mengajak mu". Si monyet mulai menipu kerbau. "Wah.. Kau
baik sekali kawan. Kalo begitu, ayo kita ke sana sekarang". Kata kerbau sangat girang. "Tapi tunggu dulu
kerbau, air sungai kini sedang meluap. Aku tak bisa berenang..". Kata monyet lagi. "Ah, itu masalah
gampang, kau bisa naik kepunggung ku. Kau tahu sendiri, aku ini perenang hebat". Jawab si kerbau.

Merasa tipu muslihatnya berhasil, si monyet merasa sangat senang. Monyet dan kerbau pun segera
menuju kebun di seberang sungai, dan ketika menyeberangi sungai, si monyet naik ke punggung kerbau.
Setelah sampai di kebun, monyetpun segera makan dengan lahapnya. Begitu pula si kerbau, karena dia
merasa semua buah itu memang sengaja di berikan untuk monyet, maka dia juga memakan semua buah
di kebun dengan lahap sama seperti monyet. Tapi tanpa mereka sadari, gerak-gerik mereka telah di
perhatikan oleh para petani dari tadi. Para petani memang sengaja bersembunyi untuk mencari tahu
siap sebenarnya yang mencuri di kebun mereka selama ini. Setelah melhat monyet dan kerbau tengah
kekenyangan, merekapun langsung berusaha menyergap kerbau dan monyet. Monyet yang sadar akan
bahaya yang datang, segera berlari menyelamatkan diri meninggalkan kerbau yang kebingungan karena
tak tahu masalah yang sebenarnya.

Tapi insting kerbau sadar akan bahaya yang mengancam, hingga ahirnya dia pun berlari menyelamatkan
diri. Para petani melempari dan mengusir mereka dengan batu, sehingga membuat tubuh kerbau
terluka, di tambah semak belukar yang penuh duri membuat si kerbau semakin kesusahan. Sedangkan si
monyet sudah tak kelihatan batang hidungnya, hal tersebut membuat kerbau sadar bahwa dia telah di
tipu. Hal itu membuat si kerbau menjadi sakit hati pada monyet.

Ahirnya, setelah beberapa lama berlari si kerbau sampai di tepi sungai. Dengan segera diapun masuk ke
dalam sungai untuk mulai menyeberang. Tapi baru beberapa langkah, tiba-tiba si monyet muncul.
Ternyata dari tadi si monyet bersembunyi di semak-semak karena tak bisa berenang. "Hai kerbau sahabat
ku, tunggu aku..! Apa kau tega meninggalkan sahabat mu di sini?". Teriak si monyet. Melihat kedatangan
si monyet, hati kerbau menjadi sangat dongkol. "Jika kau ingin ikut, cepatlah melompat ke punggung ku.
Aku sedang buru-buru, jadi kalau tak segera melompat, kau akan ketinggalan". Jawab si kerbau dengan
nada ketus. Mendengar itu, si monyetpun berlari dengan sekuat tenaga. Dia semakin panik ketika
mendengar para petani yang mengejar telah ada di belakang mereka. Ahirnya setelah sampai pinggir
sungai, si monyet segera melompat. Tapi na'as, karena perutnya terlalu kenyang, membuat tubuhnya
bertambah berat dan kurang lincah. Si monyet tidak dapat sampai di punggung kerbau, dan ahirnya
tercebur ke dalam sungai dan hanyut terbawa arus. Sedangkan si kerbau tak meperdulikan hal itu, dia
lebih memilih segera lari menyelamatkan diri. Karena para petani sudah kian dekat dan siap menangkap
mereka.

Nah, hikmah yang dapat kita petik dari kisah ini.. Jangan terlalu serakah, apa lagi menghianati
kepercayaan orang lain pada kita.. Karena akan membuat rugi diri sendiri pada ahirnya.. :)

DONGENG SEMUT dan BELALANG yang


MALAS| Dongeng anak Terbaru
DongengSemut dan Belalang yang Malas Di sebuah tepi hutan yang lebat, tinggalah
sekelompok koloni semut. Mereka bekerja keras siang dan malam dengan rajin dan tanpa kenal
lelah. Saling menolong dan bergantian satu sama lain, itu semua mereka lakukan demi
kesejahteraan kelompok mereka. Di tepi hutan itu juga tingal berbagai serangga lainya. Mereka
juga bekerja dengan giat sebagai mana pekerjaan masing-masing.
Ada si Ring-ring laba-laba yang berfrovesi sebagai penenun. Dia menenun berbagai kain sutera
yang indah dengan jaringnya untuk di jual dan dapat di gunakan sebagai mantel oleh
paraserangga lain. Lalu ada si Mada si kaki seribu, dia bekerja mengantar para serangga ke
tempat tujuan mereka dengan cepat.
Lalu ada juga Lola si lalat, dia bekerja sebagai tukang sampah, membersihkan sampah-sampah
agar kawasan itu tetap bersih. Dan masih banyak lagi serangga-serangga lain dengan pekerjaan
yang beragam. Tapi ada satu serangga yang sangat malas. Dia adalah si Kiko belalang. Dia
memiliki ke inginan dan cita-cita yang tinggi. Tapi dia hanya suka berhayal dan bermimpi tanpa
mau bekerja keras.

Dia sangat yakin akan kemampuanya, dan yakin akan berhasil. Sehingga pekerjaanya sehari-hari
hanya berhayal dan mencoba menulis lirik-lirik lagu dan music dengan biolanya. Tentu saja
karena dia bercita-cita menjadi seekor belalang pemusik yang terkenal. Tapi terkadang,
keyakinan yang dia miliki tak di imbangi dengan bakat yang cukup dan tak mau menerima
masukan dari orang lain. Dia merasa tak ada orang lain yang lebih tau akan music atau masa
depanya, sehingga dia tak pernah mau menerima nasehat dari orang lain.

Waktupun terus berlalu dan musim terus berganti. Tak terasa musim gugur telah hamper usai dan
mendekati musim dingin. Para semut dan binatang lain tengah giat bekerja keras untuk
menyiapkan makanan sebagai persiapan di musim dingin. Tak terkecuali para semut. Para semut
memang terkenal serangga yang paling rajin. Meski pekerjaan mereka hanya sebagai pengangku
barang, mereka sangat giat bekerja dan selalu saling tolong menolong. Sedangkan si Kiko
belalang masih saja asik dengan biolanya tanpa satu lagupun yang dapat dia ciptakan.

Hai Kiko belalang, apakah kau tidak bekerja untuk persiapan di musim dingin?. Tanya seekor
semut pada suatu hari.
Apa yang kau tahu? Kau itu tak sepintar aku. Aku ini adalah serangga yang memiliki bakat dan
di takdirkan sebagai musisi besar. Tak seperti semut seperti mu yang di takdirkan sebagai kuli
dan orang kecil. Dasar tak berguna.. hahaha. Kata Kiko belalang dengan sombongnya.
Tapi tanpa persiapan, kau akan kesulitan menghadapi musim dingin. Musim dingin sebentar
lagi dating. Jika kau kurang persiapan, kau bisa kelaparan dfan bias mati. Aku hanya mencoba
untuk menasehati mu kawan. Kata semut itu dengan sabar.

Jangan kau panggil aku dengan sebutan kawan, karena aku tak sudi berkawan dengan kasta
rendah seperti mu. Dan calon orang besar seperti ku, juga tak butuh nasehat dari semut seperti
mu. Sekarang pergi kau..!! Kau mengganggu konsentrasi ku dalam menciptakan lagu. Dengan
nada kasar si Kiko belalang mengusir semut yang baik hati itu.
Semut itupun kemudian meninggalkan si Kiko belalang dengan hati yang sangat kecewa.
Nasehat baiknya sama sekali tak di anggap. Malah di caci dan di hina dengan semena-mena.
Hingga semut itupun merasa sakit hati.

Ahirnya musim dingin tiba. Para serangga dan hewan-hewan lain tengah berhenti dari
pekerjaanya dan tinggal di rumah mereka dengan nyaman. Dengan perbekalan yang cukup,
mereka tak hawatir lagi dalam melalui musim dingin yang cukup panjang. Tapi nasib sebaliknya
di alami oleh si belalang. Dia kelaparan dan mengemis makanan dari satu tempat ke tempat lain
untuk bertahan hidup. Dia juga tak memiliki tempat tinggal sehingga dia harus tidur di
sembarang tempat dan melawan hawa dingin yang menusuk tulang.

Hingga pada suatu hari, sampailah dia di rumah si semut yang dulu dia hina dan dia ejek.
Hai semut sahabat ku, aku kelaparan. Maukah kau berbagi sedikit makanan untuk ku?. Kata si
belalang memelas.
Maaf, aku tak punya sahabat seorang pengemis seperti mu. Makanan ku hanya cukup untuk
keluarga ku sendiri. Memang makanan mu di mana kok sampai kau mengemis?. Tanya si
semut. Sebenarnya dia mengenali belalang itu. Tapin karena rasa sakit hatinya, dia acuh dan
pura-pura tak mengenalnya.

Maaf sahabat ku.. selama musim dingin dan musim gugur, aku sibuk menulis lagu. Sehingga
aku tak sempat mencari bekal makanan. Jawab si Kiko belalang.
Apa kau sudah bias menulis lagu mu?. Tanya si semut lagi.
Aku sudah menghasilkan sebuah lagu... jawab si belalang dengan tersenyum dan sedikit
bangga.
Nah, kalau begitu.. waktunya sekarang kamu memainkan lagu ciptaan mu dan menari-nari
dengan riang. Semoga saja lagu itu bisa membuat mu kenyang. Kata si semut sambil menutup
pintu rumahnya.

Si Kiko belalang hanya dapat berdiri tertegun di depan pintu. Dia menyesal dengan segala
perbuatan dan sifat buruknya di masa lalu. Dia sangat menyesal dulu dia sangat angkuh,
sombong, dan suka merendahkan orang lain. Kini giliran baginya untuk di rendahkan oleh orang
yang dulu pernah dia hina. Tapi dia sadar, penyesalan kemudian tiada berguna. Dan mulai saat
itu, si Kiko belalang belajar banyak hal. Dan dia berjanji akan berusaha menjadi lebih baik dan
memperbaiki sifat-sifat buruknya.
Kisah Putri Malu dan Cermin Ajaib
Kisah Putri Malu dan Cermin Ajaib - Dongeng sebelum tidur untuk anak putra putri
tersayang kali ini akan diceritakan lewat blog dongeng anak dengan judul "kisah putri malu
dan cermin ajaib. Dikisahkan hiduplah seorang gadis yang tinggal sendiri di sebuah rumah
yang tidak jauh dari ladang gandum di sebuah negeri yang sangat subur. Gadis itu sangat buruk
rupa dan cacat pada bagian wajahnya , sayangnya ia terlalu malu untuk bergaul dan keluar rumah
dan bermain dengan teman-teman sebayanya sehingga ia di juluki dengan "putri malu". Yuk kita
lanjutkan baca dongeng sebelum tidur ini.

Putri malu walau wajahnya sangat buruk namun hatinya sangat baik, ia sering menolong orang
yang kesusahan dengan membantu apa yang ia bisa lakukan, ia tidak menghiraukan wajahnya
yang buruk namun ia berhati mulia dan sebenarnya banyak orang yang suka dengan kebaikan
hatinya.

Kini putri malu hidupnya sehari hanya tinggal di dalam rumah kayu dan jarang sekalu keluar
rumah. Pada suatu malam bulan purnama, si putri malu memberanikan diri untuk keluar, karena
yakin tidak ada orang yang bisa melihat rupanya dengan jelas seperti pada siang hari.

Kemudian ia duduk dibawah pohon yang rindang sambil memandangi langit yang bersih dan
terang serta bertaburan bintang seraya berkata, "Hai bintang di langit, ijinkan aku untuk meminta
sesuatu kepadamu, bisakah aku menjadi cantik seperti kebanyak gadis yang lain?". Sambil
berlinang air mata, putri malu menatap langit biru nan terang malam itu.

Kemudian setelah larut malam, putri malu kembali masuk kedalam rumah, baru sampai depan
pintu, tiba-tiba ia merakan menginjak sebuah benda. "Hey, benda apa ini?", kemudian ia
memungut benda tersebut dan ternyata adalah sebuah cermin.

Ia heran kenapa cermin ini ada di luar rumah dan tidak biasanya ia melihat cermin sebesar
wajahnya berada di luar kamarnya. Kemudian ia masuk kamar dan sebelum tidur ia mencermati
wajahnya di cermin baru yang ia temukan di depan pintu rumahnya.

"Wahai cermin, bisakah kau merubah wajahku menjadi sangat cantik sebelum aku tidur malam
ini?", tiba-tiba dari balik cermin muncul seorang peri yang tersenyum melihat wajah putri malu
yang bertanya kepada cermin.

"Tuan putri, sebenarnya kau sudah cantik dari dalam batinmu, kau sering menolong orang yang
sedang kesusahan walau dirimu sedang dalam kesusahan, ketahuilah engkau seperti tuan putri
yang sedang dalam ujian, namun akhirnya kau telah berhasil melawan karma mu karena kau
telah berbaik hati kepada sesama". peri yang ada di dalam cermin berkata sambil tersenyum
kepada putri malu.

Akhirnya karena kesabaran serta hati yang baik, putri malu berubah menjadi cantik kembali dan
kini putri malu tinggal bersama pangeran yang datang meminangnya sebagai putri kerajaan yang
berwajah cantik dan baik hatinya.
Hikmah dari dongeng sebelum tidur ini adalah bahwa kita harus tolong menolong sesama kita
walaupun kita juga berada dalam kesusahan, bantulah orang yang sedang membutuhkan
pertolongan serta janganlah menilai orang dari luar atau fisiknya saja. Semoga dongeng sebelum
tidur tentang putri malu dan cermin ajaib ini meghibur anda dan buah hati putra-putri anda
tentunya. Jangan lewatkan juga membaca Cerita Timun Emas dan Raksasa Jahat yang sangat
seru dan mengasyikan.

También podría gustarte