Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/283567496
CITATIONS READS
0 2,370
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Suryani Suryani on 08 November 2015.
Abstrak
Salah satu permasalahan psikologis yang paling sering ditemukan pada pasien gagal ginjal kronis (GGK) yang
menjalani hemodialisis yaitu cemas. Kecemasan yang tidak diatasi dapat mengakibatkan dampak negatif untuk
pasien. Salah satu intervensi nonfarmakologis untuk mengurangi kecemasan, yaitu dengan teknik relaksasi.
Teknik relaksasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah relaksasi dzikir, yaitu suatu metode yang memadukan
antara relaksasi dan dzikir dengan fokus latihan pada relaksasi dan kata yang terkandung di dalam dzikir yang
dapat memunculkan respon relaksasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh relaksasi dzikir
terhadap kecemasan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis di RSUD dr. Slamet Garut. Metode penelitian
menggunakan pre experimental one group pre and post test design dengan jumlah sampel 17 responden yang
diambil berdasarkan teknik purposive sampling. Penelitian ini mengukur skor kecemasan menggunakan instrument
HAM-A (Hamilton Anxiety) sebelum dan sesudah intervensi relaksasi dzikir. Relaksasi dzikir dilaksanakan dua
kali dalam sehari selama 2 hari, selanjutnya data dianalisa menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukan terdapat
perbedaan yang bermakna antara tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi (p<0.005). Relaksasi dzikir
berdampak positif dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Penggunaan
relaksasi dzikir dapat dipertimbangkan sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi kecemasan
pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis di RSUD dr. Slamet Garut.
Abstract
Anxiety disorder can be adversely impacting to the chronic renal failure (CRF) patients undergoing hemodialysis.
Untreated anxiety could affect negatively both physiological and psychological and exacerbate the disorder. Dzikr
relaxation is a methode that combines relaxation and repetitious of prayer (dzikr) which focused on relaxation
technique and the words contained in the dzikr can be a non-pharmacological intervention to reduce anxiety
with leading relaxation respons. Thus, the purpose of this study was to examine the effect of dzikr relaxation
intervention to the anxiety level of CRF patients undergoing hemodialysis in dr. Slamet Garut Hospital. Method
and Design this research involving 17 participants, taken through purposive sampling, completed dzikr relaxation
twice a day for two days period. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) was used to assess anxiety level both
before and after treatment. Current study used One-group pretest-posttest design and T-test was used for the
analysis by the time all data have been completely gathered. The result showed there was a significant contrast
of anxiety level for all participants before and after dzikr intervention (P<0.005). The average of participant
anxiety scores is 18 (mild to moderate anxiety) before treatment whereas found 13 point (mild) in average
for anxiety score post treatment. The anxiety scores decreased 3 to 6 points from initial scoring subsequent
to participants completed dzikr relaxation. Dzikr relaxation can be considered as one of nursing intervention
in mitigating anxiety disorder for CRF patients during hemodialysis treatment in dr. Slamet Garut Hospital.
secara klinis berupa: penurunan tekanan diantaranya: usia, jenis kelamin, pendidikan,
darah, respirasi dan konsumsi oksigen pekerjaan, status perkawinan, lamanya
(Park dkk., 2013). Ditambahkan menurut menjalani hemodialisis, frekuensi menjalani
Subandi (2009) bacaan dzikir mampu hemodialisis serta ketergantungan pasien.
menenangkan, membangkitkan percaya Instrument lain yang digunakan yaitu skala
diri, kekuatan, perasaan aman, tentram, dan kecemasan dengan menggunakan Hamilton
memberikan perasaan bahagia. Secara medis rating scale for anxiety (HAM-A).
juga diketahui bahwa orang yang terbiasa HAM-A terdiri dari 14 pertanyaan
berdzikir mengingat Allah secara otomatis yang berisikan mengenai perasaan cemas,
otak akan berespon terhadap pengeluaran ketegangan, ketakutan, sulit tidur, keluhan
endorphine yang mampu menimbulkan fisik dan perilaku. Rentang nilai pertanyaan
perasaan bahagia dan nyaman (Suryani, tiap item pada HAM-A dari 04 dan
2013; Ayashi, 2012). Penelitian ini bertujuan total skornya 56. Dimana skor nya akan
untuk mengidentifikasi apakah ada pengaruh diinterpretasikan sebagai berikut : kecemasan
relaksasi dzikir terhadap tingkat kecemasan ringan kurang dari 17, kecemasan sedang
pasien GGK yang menjalani hemodialisis. 1824 serta kecemasan berat 2530.
Beberapa uji validitas dan reliabilitas telah
dilakukan untuk membuktikan ketepatan
Metode Penelitian instrument HAM-A. HAM-A memiliki
tingkat reliabilitas cukup tinggi yaitu 0.81
Rancangan penelitian yang digunakan dan interval scale correlation adalah 0.65,
pada penelitian ini yaitu pre experimental sedangkan untuk nilai validitas alat ini
one group pre and posttest design. Dalam sebesar 0.77.
penelitian ini intervensi untuk menurunkan Pelaksanaan relaksasi dzikir pada
kecemasan dengan menggunakan teknik penelitian ini dilaksanakan selama 2 hari,
relaksasi dzikir. dalam satu hari dilakukan selama 2 sesi
Teknik pengambilan sampel dalam masing masing sesi selama 25 menit.
penelitian ini menggunakan purposive Pengambilan responden penelitian dilakukan
sampling, yaitu menetapkan sampel di ruang hemodialisa dr. Slamet garut.
yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil Responden yang sesuai dengan kriteria
perhitungan didapatkan besar sampel inklusi selanjutnya diberikan penjelasan
sebanyak 17 responden dengan kriteria prosedur penelitian serta informed concent.
inklusi: beragama Islam; mengalami cemas Tahapan berikutnya peneliti akan
ringan dan sedang dimana sebelumnya mengunjungi responden selama 2 hari
diukur dengan instrumen HAM-A; dapat berturut turut, dalam satu hari dilakukan dua
menulis dan membaca; pasien dalam pertemuan pagi jam 09.00 dan sore jam 16.00
kondisi sadar, dapat berorientasi pada orang, WIB. Relaksasi dzikir dilaksanakan di rumah
tempat dan waktu; memiliki lingkungan responden serta didampingi oleh observer
yang mendukung (memiliki ruangan/kamar yaitu peneliti ataupun asisten peneliti dengan
sendiri) untuk melakukan terapi; bersedia menggunakan panduan protokol yang telah
menjadi responden. Adapun yang menjadi disiapkan. Adapun tahapan pelaksanaan
kriteria eksklusi antara lain: pasien GGK yang relaksasi dzikir dengan cara memastikan
sedang menjalani rawat inap; pasien ketika lingkungan atau suasana yang tenang, pasien
menjalani terapi mendapatkan kejadian tidak diminta duduk ataupun tidur dengan rileks,
terduga dan diluar kebiasaan yang dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam
meningkatkan dan menurunkan kecemasan dilanjutkan dengan teknik relaksasi otot,
pada saat dilakukan intervensi, seperti: kemudian tahapan terakhir pasien
rencana operasi, ada keluarga meninggal/ mengucapkan beberapa kalimat dzikir yaitu
sakit, berita gembira. Allah, Subhanallah, Alhamdulilah, Allahu
Instrumen yang digunakan pada penelitian Akbar, Lahaula wala quwwata illa billah.
ini menggunakan kuesioner serta instrumen Kalimat dzikir tersebut diucapkan baik secara
skala kecemasan. Kuesioner berisikan lisan maupun qolbu. Setelah lengkap
pertanyaan tentang karakteristik responden melaksanakan relaksasi dzikir selama 4 sesi
latihan peneliti mengukur kembali tingkat yaitu dengan uji t berpasangan. Berikut
kecemasan responden dengan instrumen disajikan perbedaan rerata tingkat kecemasan
HAM-A Kembali. sebelum dan sesudah intervensi.
penggabungan teknik relaksasi dengan melemaskan seluruh otot tubuh. Dilihat dari
bacaan dzikir yang diulang-ulang. Bacaan aspek fisiologis relaksasi dapat menurunkan
dzikir yang diulang-ulang merupakan kecemasan melalui mekanisme peningkatan
salah satu cara untuk memusatkan pikiran kerja saraf parasimpatis dengan menghambat
seseorang terhadap makna dari kalimat kerja saraf simpatis. Mekanisme ini dapat
dzikir. Kalimat dzikir sendiri mengandung dilihat di gambar dibawah ini:
makna positif, sehingga pikiran negatif
yang dialami seseorang yang cemas akan
digantikan dengan pikiran positif ketika
orang tersebut berfokus pada kalimat dzikir.
Dzikir pada beberapa penelitian dapat
menurunkan kecemasan, seperti kecemasan
pada pasien AMI (Acute Myocardial
Infarction) (Mardiyono, Songwathana &
Petpichetchian, 2011), kecemasan pasien pre
operasi bedah mayor (Mardiyono, Angraeni,
& Sulistyowati, 2007), nyeri serta kecemasan
pada pasien yang menjalani operasi abdomen
(Soliman, 2013).
Makna yang terkandung dari kalimat
dzikir Allah, Subhanallah, Alhamdulilah,
Allahu Akbar, Lahaula wala quwwata
illa billah, antara lain: bentuk kepasrahan
seseorang terhadap Tuhannya, sehingga Gambar 2 Respon Stress dan Respon
akan memunculkan harapan dan pandangan Relaksasi
positif terhadap kehidupan serta memberikan
ketenangan jiwa (Newberg & Waldman, Ketika seseorang merasa cemas maka
2013); bentuk permohonan taubat kepada sistem tubuh akan bekerja dengan
Tuhan sehingga akan menguatkan seseorang meningkatkan kerja saraf simpatis sebagai
dalam menghadapi tantangan yang akan respon terhadap stres. Sistem saraf simpatis
terjadi seperti kematian dan komplikasi bekerja melalui aktivasi medula adrenal
akibat sakit yang dialami (Nuraeni, 2012); untuk meningkatkan pengeluaran
bentuk rasa syukur kepada Tuhan, sehingga epinephrine, norepinephrine, cortisol serta
dengan bersyukur senantiasa berpikiran menurunkan nitric oxide. Keadaan tersebut
positif, selalu melihat sesuatu dari sisi positif, akan menyebabkan perubahan respon tubuh
memberi makna positif dari setiap kejadian, seperti peningkatan denyut jantung,
dan bersabar terhadap kesulitan (Sukaca, pernafasan, tekanan darah, aliran darah ke
2014). Ketika seseorang selalu mengucapkan berbagai organ meningkat serta peningkatan
kalimat positif maka kalimat positif diyakini metabolisme tubuh. Untuk menghambat
mampu untuk menghasilkan pikiran serta kerja saraf simpatis dapat dilakukan dengan
emosi positif (Newberg & Waldman, 2013). meningkatkan aktivasi kerja saraf
Emosi positif mampu merangsang kerja parasimpatis untuk menimbulkan respon
limbic untuk menghasilkan endorphine. relaksasi.
Endorphine mampu menimbulkan perasaan Respon relaksasi yang ditimbulkan
euforia, bahagia, nyaman, menciptakan oleh saraf parasimpatis bekerja dengan
ketenangan dan memperbaiki suasana hati cara menstimulasi medula adrenal untuk
(mood) seseorang hingga membuat seseorang menurunkan pengeluaran epinephrine,
berenergi (Suryani, 2013; Ayashi, 2012) norepinephrine, cortisol serta meningkatkan
Agar seseorang fokus terhadap kalimat nitric oxide. Keadaan tersebut akan
dzikir yang diucapkan, maka sebelum menyebabkan perubahan respon tubuh
membaca kalimat dzikir dilakukan teknik seperti penurunan denyut nadi, tekanan
relaksasi dengan cara; memilih posisi darah, konsumsi oksigen, metabolisme tubuh,
rileks, melakukan teknik nafas dalam, serta produksi laktat dan seseorang merasakan
perasaan nyaman (Benson, 2000; Park, dkk.,
2013). Apabila secara fisik kondisi tubuh Benson, H. ( 2000). The relaxation response.
sudah rileks, maka kondisi psikisnya juga Harper Collins. ISBN 0-380-81595-8.
merasakan perasaan tenang (Yamamoto
& Nagata, 2011). Salah satu teknik untuk Bherking & Whitley. (2008). Affect regulation
meningkatkan kerja parasimpatis yaitu dengan training: A practitioners. New York London:
teknik relaksasi (Benson, 2000). Teknik Springer.
relaksasi nafas dalam dan otot merupakan
jenis relaksasi yang dapat digunakan untuk Catherine & King, J. D. (2013). Problem
meningkatkan kerja parasimpatis (Catherine Solved Anxiety. Prevention, 65 (11), 62.
& King, 2013)
Teknik relaksasi yang digabungkan Cukor, D., Coplan, J., Brown, C., & Friedman,
dengan bacaan dzikir mampu menimbulkan S. (2008). Anxiety disorders in adults
respon relaksasi sehingga dapat menurunkan treated by hemodialysis. Clinical Journal
kecemasan. Hal ini sejalan dengan hasil of the American Society of Nephrology:
penelitian ini bahwa dengan intervensi CJASN: 52(1), 128136. doi:10.1053/j.
relaksasi dzikir dapat menurunkan kecemasan ajkd.2008.02.300.
pasien GGK yang menjalani hemodialisis.
Intervensi relaksasi dzikir untuk menurunkan De Sousa, A. (2008). Psychiatric issues in
kecemasan klien sangat relevan dengan peran renal failure and dialysis. Indian Journal of
perawat. dalam melaksanakan peran dalam Nephrology,18(2), 4750. doi:10.4103/0971-
memberikan asuhan keperawatan, perawat 4065.42337.
seharusnya melihat dari semua aspek yang
dimiliki pasien meliputi: aspek biologi, Finnegan, J., Jennifer, T., & Veronica,
psikologi, sosial, dan spiritual (Perry & Potter, J. (2013). The psychosocial experience
2005). Pendekatan relaksasi dzikir terhadap of patients with end-stage renal disease
pasien GGK memandang unsur spiritual and its impact on quality of life: findings
pasien, dimana seseorang dengan penyakit from a needs assessment to shape a
kronis cenderung berupaya memperkuat service. ISRN Nephrology, 308986.
aspek spiritualnya. Hal ini akan mendukung doi:10.5402/2013/308986
keberhasilan teknik relaksasi dzikir untuk
pasien penyakit kronis salah satunya Greenberg, J.S.(2002). Comprehensive stress
penyakit gagal ginjal, dalam hal ini perawat management. (7th ed) New York: McGraw
sangat berperan penting dalam memberikan Hill Companies.
asuhan keperawatan dengan pendekatan
spiritual melalui proses keperawatan (Mauk John, D., & Gregory, F. (2013). The
& Schmidt, 2004). development of a patient-centered program
based on the relaxation response: The
Daftar Pustaka relaxation response resiliency program
(3RP). Psychosomatics, 54, 165174.
Aris. (2011). Gambaran kecemasan
pasien gagal ginjal kronis yang menjalani Kaplan, B., & Sadock, V. (2003). Kaplan and
hemodialisa di RSUD dr. Slamet Garut. Sadocks synopsis of psychiatry: Behavioral
Skripsi : Stikes Karsa Husada Garut. Sciences/Clinical Psychiatry. (9th ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Arsin, S., Mardiyono, M., & Saryono, S
(2007). Pemanfaatan terapi musik untuk Kristen, L. M., & Nola, A. S. (2004). Spiritual
meningkatkan status kesadaran pasien trauma care in nursing practice.
kepala berat. Jurnal Keperawatan Soedirman
(JKS). Lee-Ellen, C. C-K., & Banasikm J. L.
Pathophysiology (text only) (4th ed.).
Ayashi, E. S. (2012). Dahsyatnya senyuman
ibadah super mudah manfaat super hebat. Mahdavi, A., Gorji, M. A. H., Gorji, A. M.
Jakarta: Qultum Media. H., Yazdani, J., & Ardebil, M. D. (2013).