Está en la página 1de 2

Nama : Nazilatun Nimah

NIM : 13630044

Manfaat Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) sebagai Antibakteri

Sumber : https://deherba.com/apa-saja-manfaat-sambiloto-193x99.jpg

Ilmu pengetahuan meningkat seiring meningkatnya perkembangan zaman dan


teknologi. Ilmu biokimia berperan penting dalam kehidupan manusia yang sangat luar
biasa bahkan hampir mencakup dari berbagai aspek kehidupan. Misalnya, dalam bidang
farmasi yaitu memanfaatkan ekstrak tanaman sebagai obat herbal untuk mengobati
berbagai macam penyakit secara alami tanpa efek samping. Salah satu tanaman tersebut
yaitu sambiloto yang berasa pahit tetapi dapat mencegah terjadinya pertumbuhan
bakteri. Andrographis paniculata memiliki berbagai efek salah satunya adalah efek
antimikroba.1 Sambiloto mempunyai daun berwarna hijau, batang yang lunak dan
tingginya tidak mencapai 1 meter. 2
Hasil penelitian Sinaga dkk (2016) bahwa hasil ekstrak dari daun sambiloto
mampu menghambat pertumbuhan bakteri A. Hydrophila menggunakan kloramfenikol
sebagai kontrol positif dimana hasil pengujiannya membentuk zona hambat sebesar
30,15 mm. Aktivitas antimikroba disebabkan karena metabolit sekunder yang bekerja
dalam daun sambiloto. Krisnata dkk (2014) dalam Sinaga dkk (2016) mengatakan
bahwa senyawa flavonoid berperan sebagai antibakteri dan antifungi. Mekanisme kerja
flavonoid yaitu flavonoid mampu merusak dinding sel bakteri dan fungi.
Selain digunakan sebagai antibakteri, sambiloto juga dapat mencegah
pertumbuhan kanker pada payudara. Terpapar pada penelitian Sastyarina dkk (2011)
menyebutkan bahwa ekstrak dari daun sambiloto dapat meningkatkan ekspresi protein
P53 pada sel-sel kelenjar payudara yang dimungkinkan terjadinya kanker payudara
dengan 7,12-dimethlbenz(a) anthra-cene (DMBA) setelah diterapi ekstrak sambiloto
sehingga mempunyai potensi sebagai senyawa antikanker payudara.
Menurut Dr. Suharti K. Suherman dari Departemen Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, di dalam daun sambiloto terdapat kandungan
kolmegin dan lakton yang dapat memberikan efek antidepresan agar mengurangi
pembengkakan dan peradangan pada sendi.2
Menurut Sutjiatmo (2000) dalam Syafnir dkk (2014) mengatakan bahwa beberapa
tanaman di Indonesia telah digunakan sebagai obat diabetes mellitus dan telah diteliti
secara ilmiah, antara lain sambiloto (Andrographis paniculata), johar (Cassia siamea),
dandang gendis (Clinicanthus nutans), bawang putih (Allium sativum) dan cecendet
(Physalis minima).
Menurut Aini (2009) pada penelitiannya menyebutkan bahwa kultur sel dari
sambiloto dapat menghasilkan senyawa bioaktif androfolid dengan menunjukkan
peningkatan kandungan andrografolid terbesar 1,8 kali lipat dibandingkan dengan
kontrol. Andrografolid di dalam ekstrak terpurifikasi menyebabkan penurunan kadar
glukosa darah (Siswanto, 2011).

Reference:
1
Dey YN, Kumari S, Ota S, Srikanth N. Phytopharmacological review of andrographis paniculata
(Burm.f) Wall. ex Nees. International Journal of Nutrition, Pharmacology, Neurological Diseases.
2013;3(1):3-10.
2
https://www.deherba.com/apa-saja-manfaat-sambiloto.html
Aini, Noor Habibah. 2009. Efektivitas Penambahan Elisitor Asam Jasmonik dalam Peningkatan Sintesis
Senyawa Bioaktif Andrografolid pada Kultur Suspensi Sel Sambiloto. Jurusan Biologi Fakultas
MIPA Universitas Negeri Semarang. BIOSAINTIFIKA ISSN xxxx-xxxx Volume 1, Nomor 1
Maret 2009 Halaman 11 - 18
Sastyarina dkk. 2011. Efek Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata nees.) pada Ekspresi p53 dari
Kanker Payudara tikus yang diinduksi dmba. Universitas Airlangga, Surabaya. J. Trop. Pharm.
Chem. 2011. Vol 1. No. 2
Sinaga, Lihardo dkk. 2016. Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata) Dalam Mengendalikan
Pertumbuhan Bakteri Aeromonas hydrophila, Edwardsiella tarda dan Jamur Saprolegnia sp.
Secara In Vitro. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155
Siswanto, Eko. 2011. Aktivitas Antidiabetes Kombinasi Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto
(Andrographis paniculata (burn.f.) ness.) dan Metformin pada Tikus DM Tipe 2 Resisten Insulin.
Program Pascasarjana Fakultas Farmasi UGM, Skip utara 55281, Yogyakarta. Majalah Obat
Tradisional, 16(3), 124 131, 2011
Sutjiatmo AB, Sukandar EY, Ratnawati Y. 2001. Pengembangan ekstrak Herba
Ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai obat herbal terstandar antidiabetes. Hibah Bersaing
Laporan Tahunan 1, Cimahi: Unjani.
Syafnir dkk. 2014. Uji aktivitas antidiabetes ekstrak etanol kulit jengkol (archidendron pauciflorum
(benth.) I.c.nielsen). MIPA Universitas Islam Bandung. ISSN 2089-3582, EISSN 2303-2480 | Vol
4, No.1, Th, 2014

También podría gustarte