Está en la página 1de 4

Sejarah ekonomi Islam berawal dari di angkatnya Nabi Muhammad sebagai utusan Allah

pada usia ke 40. Rasulullah mengeluarkan berbagai kebijakan yang selanjutnya diikuti dan
diteruskan oleh pengganti-penggantinya yaitu Khulafaur Rasyidin. Pemikiran ekonomi Islam
didasarkan atas Al-Quran dan al-hadits. Rasulullah membentuk majelis syura yang sebagian
bertugas mencatat wahyu, kemudian pada 6 H sekretaris telah terbentuk. Demikian juga
delegasi ke negara-negara lain. Masalah kerumahtanggaan diurus oleh Bilal. Orang-orang ini
mengerjakan tugas dengan sukarela tanpa gaji. Tentara formal tidak ada di masa ini, tentara
tidak mendapat gaji tetap, Mereka mendapat ghanimah sebelum turunnya Surat Al-Anfal
ayat 41 yang menjelaskan orang-orang yang berhak mendapat bagian ghanimah. Pada masa
Rasulullah, sistem ekonomi yang diberlakukan adalah sistem ekonomi yang telah
disyariatkan dalam Islam. Sistem ekonomi di zaman rasulullah sangat kompleks dan
sempurna meskipun pada masa setelahnya tetap dilakukan perbaikan. Jenis-jenis kebijakan
baik pendapatan dan pengeluaran keuangan di masa Rasulullah lebih terfokus pada masa
perang dan kesejahteraan rakyat. Tidak seperti saat ini bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi
lebih difokuskan pada pencarian keuntungan. Sejarah ekonomi Islam pada dasarnya
bersumber dari ide dan praktik ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad Saw. dan para
Khulafaur Rasyidin serta pengikut-pengikutnya sepanjang zaman. Diversivikasikan praktik
ekonomi yang dilakukan masyarakat Muslim setelah masa Muhammad Saw, bisa dianggap
sebagai acuan sejarah ekonomi Islam selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Perekonomian di zaman Khulafaur Rasyidin banyak diwarnai dengan perluasan wilayah
kekuasaan dan inovasi-inovasi dalam bidang ekonomi. Seperti pada zaman Khalifa Umar bin
Khattab di mana beliau memfungsikan secara optimal BMT dan membentuk Diwan Islam
yang pertama. Salah seorang ekonom pada periode pertama adalah Abu Yusuf. Kitabnya
yang berjudul Al-Kharaj, banyak membahas ekonomi publik, khususnya tentang perpajakan
dan peran negara dalam pembangunan ekonomi. Kitab ini mencakup berbagai bidang
antara lain: tentang pemerintahan, keuangan negara, pertanahan, perpajakan dan
peradilan. Pada periode berikutnya, hadir Al-Ghazali dengan kitabnya yang berjudul Ihya
Ulum al-Din. Bahasan ekonomi Al-Ghazali mencakup aspek luas, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi: pertukaran dan evolusi pasar, produksi, barter dan evolusi uang,
serta peranan negara dan keuangan publik. Kemudian diikuti dengan lahirnya Mohd Iqbal,
dalam karyanya, Puisi dari Timur, ia menunjukkan tanggapan Islam terhadap kapitalisme
Barat dan reaksi ekstrem dari komunisme. Sedangkan pada periode kontemporer hadirlah
ekonom-ekonom, seperti Umer Chapra, Mannan dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa
pemikiran ekonomi Islam sudah lahir sejak jaman Rasulullah, dan mempunyai aturan yang
baik dan jelas. Banyak pemikiran-pemikiran tersebut yang di adopsi oleh sistem
perekonomian Barat, dan banyak pula yang kemudian seperti terlahir dari Barat, karena
banyak hal yang disemukan. Pemikiran ekonomi di kalangan pemikir Muslim banyak mengisi
khasanah pemikiran ekonomi dunia pada masa di mana Barat masih dalam masa kegelapan
(dark age). Pada masa tersebut dunia Islam justru mengalami puncak kejayaan dalam
berbagai bidang. Sejarah membuktikan bahwa para pemikir Muslim merupakan penemu,
peletak dasar dan pengembang dalam berbagai bidang ilmu. Nama-nama pemikir Muslim
bertebaran di sana-sini menghiasi arena ilmu-ilmu pengetahuan. Baik ilmu-ilmu alam
maupun ilmu-ilmu sosial. Mulai dari filsafat, matematika, astronomi, ilmu optik, biologi,
kedokteran, sejarah, sosiologi, psikologi, pedagogi, sampai sastra. Termasuk juga, tentunya
ilmu ekonomi.

PENGERTIAN DAN PRINSIP EKONOMI Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari
dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Kata Islam
setelah Ekonomi dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas tanpa
mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena definisinya lebih ditentukan
oleh perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang digunakan sebagai landasan nilai.
Sedang ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta diantara manusia, sehingga
manusia dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah
di dunia dan akherat (hereafter). Ekonomi adalah aktifitas yang kolektif. Berikut ini definisi
Ekonomi dalam Islam menurut Para Ahli : S.M. Hasanuzzaman, ilmu ekonomi Islam adalah
pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran dan aturan-aturan syariah yang mencegah
ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran sumber-sumber daya, guna memberikan
kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban
mereka terhadap Allah dan masyarakat. M.A. Mannan, ilmu ekonomi Islam adalah suatu
ilmu pengetahuan social yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang
memiliki nilai-nilai Islam. Khursid Ahmad, ilmu ekonomi Islam adalah suatu upaya
sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam
hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam. M.N. Siddiqi, ilmu
ekonomi Islam adalah respon para pemikir muslim terhadap tantangan-tantangan ekonomi
zaman mereka. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al Quran dan As Sunnah maupun akal
dan pengalaman. M. Akram Khan, ilmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari
kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya
bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi. Louis Cantori, ilmu ekonomi Islam tidak lain
merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan
berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik. Ciri
Ekonomi Islam Tidak banyak yang dikemukakan dalam Al Qur'an, dan hanya prinsip-prinsip
yang mendasar saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al Qur'an dan Sunnah banyak
sekali membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai
produsen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi.
Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap
pelaku usaha. Selain itu, ekonomi islam menekankan empat sifat, antara lain: Kesatuan
(unity) Keseimbangan (equilibrium) Kebebasan (free will) Tanggungjawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik,
karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah
kepercayaannya di bumi. Didalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat
mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti "kelebihan". Prinsip-Prinsip
Ekonomi Islam Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar: Berbagai
sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia.
Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu. Kekuatan penggerak utama
ekonomi Islam adalah kerja sama. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan
yang dikuasai oleh segelintir orang saja. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan
penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak orang. Seorang mulsim harus
takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti. Zakat harus dibayarkan atas
kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab) Islam melarang riba dalam segala bentuk.

DALIL NAQLI

Dalam Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 29 yaitu :


29(

) Artinya : Wahai orang-orang yang
beriman, janagnlah kalian memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang
batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah kalian membunuh
diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kalian..(QS. An-Nisa 29)
Rasulullah saw. pun bersabda dalam sebuah hadis Artinya : Al miqdam ra. berkata,
rasulullah saw. bersabda : Tidak makan seseorang itu satu makanan yang lebih baik dari
pada hasil usaha tangannya (Sendiri) dan sesungghunya Nabi Allah Daud a.s. makan dari
usaha tangannya sendiri" (HR Bukhari) b.) Hendaklah kegiatan ekonomi teradministrasikan
dengan tertib Allah berfirman dalam surah Al-baqarah ayat 282 yang bunyinya : Artinya
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar (Qs. Al-Baqarah : 282) c.) dilakukan secara terencana
dan profesional Agar memperoleh hasil yang maksimal dan memperoleh keberkahan, umat
islam dalam melakukan kegiatan islam harus di lakukan secara terencana dan professional.
Caranya sebagai berikut : 1) Mengutamakan faktor keahlian dalam mengelola ekonomi
Pengelolaan ekonomi perlu di lakukan oleh orang orang yang memiliki keahlian. dengan
dilkakukan oleh para ahlinya, pekerjaan dapat menghasilkan ekonomi yang maksimal,
sebaliknya, kegiatan ekonomi yang di lakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian hanya
akan memperoleh kegagalan nabi Muhammad saw bersabda dalam hadis yang diriwayatkan
dari abu Hurairah ra. yaitu Artinya : Rasulullah saw bersabda : "Apabila amanah telah hilang
maka kehancuran akan datang, seseorang shabat bertanya : Bagaimana amanah tersebut
bisa hilang wahai Rasulullah. Rasul menjawab : Apaila suatu pekerjaan dii serahkan kepada
yang tidak ahli, maka akan hhancur (HR. Bukhari) 2). Dilakukan dengan penuh amanah
Setiap umat islam melakukan kegiatan ekonomi islam harus di lakukan dengan penuh
amanah, artinya masing masing dapat saling dipercaya, kekecewaan diantara kedua belah
pihak pun dapat dihindari. Firman Allah swt. dalam Al Qur'an surah Al - Muminun ayat 8 :
Artinya : Dan sunggu beruntung orang orang yang memelihara amanat amanat dan janjinya
3). Dilakukan dengan enuh tanggung jawab Kegiatan ekonomi islam yang dilakukan oleh
umat islam harus dapat dipertanggungjawabkan, baik didunia maupun di akhirat, karena
setiap orang islam adalah seorang pemimpin sehingga apapun kegiatan yang dilakaukan
termasuk kegiatan ekonomi, akan dimintai pertanggujawabannya, nabi muhammad saw
dalam hadis yang di riwayatkan oleh ibnu Umar ra. bersabda : Artinya : Ibnu umar ra pernah
mendengar Rasulullah saw bersabda : Setiap dari kamu adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan di mintai pertanggung jawabannya" 4) Dilakukan secara adil Adil berarti
melakukan sesatu sesuai norma yang berlaku atau meletakkan sesuatu pada tempatnya, adil
dalam kegiatan ekonomi adalah melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan norma aga
Islam secara konsisten . Alah swt berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-ma'idah ayat 8





Artinya : Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Jenis Praktik Ekonomi Islam

Jual beli ditinjau dari segi hukumnya dibagi menjadi dua macam yaitu : Jual beli yang syah
menurut hukum dan batal menurut hukum Dari segi obyek jual beli dan segi pelaku jual beli
Ditinjau dari segi benda yang yang dijadikan obyek jual beli dapat dikemukakan pendapat
imam Taqiyuddin bahwa jual beli dibagai menjadi tiga bentuk : jual beli benda yang
kelihatan maksudnya adalah pada wajtu melakukan akad jual beli benda atyau barang yang
diperjualbelikan ada didepan penjual dan pembeli, seperti membeli beras dipasar dan boleh
dilakukan. Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam janji Sama dengan jual beli salam
(pesanan), ataupun yang dilakukan secara tidak tunai (kontan). Maksudnya ialah perjanjian
sesuatu yang penyarahan barang-barangnya ditangguhkan hingga masa tertentu. Dalam
salam berlaku semua syarat jual beli dan syarat-syarat tambahannya ialah : Ketika
melakukan akad salam disebutkan sifat-sifatnya yang mungkin dijangkau oleh pembeli, baik
berupa barang yang dapat ditakar, ditimbang maupun diukur.Dalam akad harus disebutkan
segala sesuatu yang bias mempertinggi dan memperendah harga barang itu. Barang yang
akan diserahkan hendaknya barang-barang yang biasa didapat dipasar. Harga hendakya
dipegang ditempat akad berlangsug. Jual Beli yang dilarang dan batal hukumnya adalah :
Barang yang dihukumkan najis oleh agama seperti anjing, babi, berhala, bangkai dan
khamar. Jual beli sperma (mani) hewan, seperti mengawinkan seekor domba jantan dengan
betina agar dapat memperoleh keturunan, jual beli ini haram hukumnya karena Rasulullah
SAW bersabda : Artinya : Dari Ibn Umar ra berkata : Rasulullah SAW telah melarang menjual
mani binatang. (HR. Bukhari) Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut
induknya. Jual beli dengan mukhadharah yaitu menjual buah-buahan yang belum pantas
untuk dipanen. Jual beli dengan munabadzah yaitu jual beli secara lempar-melempar. Jual
beli gharar yaitu jual beli yang samar sehingga kemungkinan adanya penipuan, contoh :
penjualan ikan yang masih dikolam. Larangan menjual makanan sehingga dua kali ditakar,
hal ini menunjukkan kurang saling mempercayainya antara penjual dan pembeli.

También podría gustarte