Está en la página 1de 57

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas,2006). Empat
kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
adalah membaca, menulis, menyimak dan berbicara.

Dalam kemampuan membaca, siswa kelas V SD diharuskan memiliki


kompetensi untuk mampu membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Hal ini dikarenakan pusi merupakan salah satu karya sastra yang menggunakan
kata-kata indah dan kaya makna yang lahir sebagai karya dari seorang putra
bangsa. Puisi dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur tingkat peradaban suatu
bangsa.

Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran


apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru
dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan penghayatan.
Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan di
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam
kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya
pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang
memerlukan kemampuan khusus.

Namun pembelajaran puisi dengan pelafalan dan intonasi yang tepat sering
mengalami kendala.Kendala tersebut antara lain : 1) pengaruh dialek bahasa lokal,
2) kurang adanya percaya diri dan 3) minimnya contoh pembacaan puisi yang
benar. Guru bahasa Indonesia sendiri belum tentu memiliki kemampuan membaca
puisi yang baik dan benar.

Kuatnya pengaruh dialek bahasa lokal, menjadikan pembacaan puisi


sebagai bahan tertawaan karena terdengar lucu. Kurangnya rasa percaya diri

1
2

menyebabkan siswa malu untuk maju ke depan kelas dan merasa terpaksa.
Minimnya contoh membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat membuat
siswa tidak memiliki acuan atau gambaran tentang membaca puisi yang tepat.
Kendala-kendala di atas menyebabkan siswa belum dapat membaca puisi dengan
baik dan benar sesuai kompetensi dasar yang ditentukan.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
membaca puisi siswa kelas V SDN IV Sungaiselam adalah menerapkan model
pembelajaran kontekstual atau Contekstual Teaching Learning (CTL). Nurhadi
(2003:13) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual (CTL) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dan usaha siswa
mengkonstruksi sendini pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran produktif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya
(Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan jawaban bagaimana cara
meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN IV Sungaiselam dalam membaca
puisi dengan pelafalan dan intonasi yang tepat dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia melalui penerapan strategi pembelajaran kontekstual (CTL). Dengan
penerapan CTL diharapkan timbul semangat dan kepercayaan diri siswa sehingga
dapat menghayati dan membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang baik dan
benar.

1.2 Identifikasi Masalah


Peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berdasarkan
kondisi objektif di lapangan, sebagai berikut :
a. Kemampuan membaca puisi siswa kelas V SDN IV Sungaiselam masih
belum sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat
3

b. Guru belum menerapkan strategi pembelajaran efektif dan tepat untuk


meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal dan
intonasi yang tepat

1.3 Pembatasan Masalah


Peneliti membatasi masalah penelitian pada usaha untuk mencari jawaban
atas identifikasi masalah yang diajukan. Batasan masalah yang dirumuskan
adalah:
a. Kemampuan membaca siswa kelas V SDN IV Sungaiselam masih
belum sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat
b. Memperbaiki strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru untuk
meningkatkan kemampuan membaca puisi kelas V SDN IV
Sungaiselam semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 dengan
penerapan strategi pembelajaran kontekstual (CTL).

1.4 Rumusan Masalah


Peneliti mengajukan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Mengapa kemampuan membaca puisi siswa kelas V SDN IV Sungaiselam
tahun pelajaran 2009/2010 masih belum sesuai lafal dan intonasi tepat?
2. Bagaimanakah hasil penerapan strategi pembelajaran kontekstual (CTL) dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca
puisi siswa kelas V SDN IV Sungaiselam semester ganjil tahun pelajaran
2009/2010 ?

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : ingin mengetahui
efektifitas penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) terhadap kemampuan siswa
kelas V SDN IV Sungaiselam semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 dalam
membaca puisi sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat.

1.6 Manfaat Penelitian


4

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif


kepada sejumlah pihak berikut :
a. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan profesional dan menjadikan pembelajaran
kontekstual (CTL) sebagai bahan referensi dalam pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat bagi siswanya sesuai karakter dan kemampuan mereka
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi.
b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi
guru bidang studi lain untuk turut melaksanakan model pembelajara yang sama.
c. Bagi siswa, dengan penerapan strategi pembelajaran kontekstual (CTL), mereka
diharapkan dapat lebih percaya diri dalam menghayati dan membaca puisi
dengan lafal fan intonai yang tepat.
d. Bagi Dinas Pendidikan dapat mensosialisasikan dan merekomendasikan hasil
penelitian ini untuk dapat diterapkan di sekolah-sekolah di wilayah terkait dan
memberikan penghargaan bagi guru-guru yang inovatif dalam pembelajaran
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)


Dalam peraturan menteri pendidikan nasional no 22 tahun 2006 lampiran 3
tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, mata pelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar tersistematisasi sebagai berikut :
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu
peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan
sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik
untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.
Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini
diharapkan:
1. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap
hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
2. guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa
peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber
belajar;

5
6

3. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta
didiknya;
4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan
program kebahasaan daan kesastraan di sekolah;
5. sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang
tersedia;
6. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan
sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional.

B. Tujuan
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan
7

berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.


1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis.
Pada akhir pendidikan di SD, peserta didik telah membaca sekurang-
kurangnya sembilan buku sastra dan nonsastra. Dalam penelitian ini, Kompetensi
Dasar yang yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar


3. Memahami teks dengan membaca 3.3 Membaca puisi dengan lafal dan
teks percakapan, membaca cepat 75 intonasi yang tepat
kata/menit, dan membaca puisi

2.2 Definsi Puisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), Puisi adalah ragam sastra
yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait;
atau gubahan dalam bahasa yg bentuknya dipilih dan ditata secara cermat
sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan
tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Nuraini
(2008:39) menyimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang menggunakan
kata-kata indah, singkat, padat, dan kaya makna Singkat karena diungkapkan
tidak panjang lebar seperti prosa. Padat, maksudnya puisi digarap dengan pilihan
kata yang mengandung kekuatan rasa dan makna. Yakni dengan memilih kata
yang mempunyai majas, lambang, rima, sajak dan ungkapan yang menarik. Jadi,
puisi berbeda dengan bahasa keseharian. .

2.2.1 Unsur-unsur puisi antara lain:

1. Tema, yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Tema di
dalam keseluruhan isi puisi.

2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung didalam
8

puisi.

3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacaannya. Nada berkaitan erat dengan

tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap merayu, mengadu

mengkritik, dan sebagainya.

4. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi itu.

2.2.2 Jenis-jenis Puisi

a Jenis-jenis puisi berdasarkan bentuknya:

1. Puisi yang terkait aturan-atur an bait dan baris. Antara lain: pantun, syair ,
dan soneta. Dikenal juga puisi yang berbentuk distikon, terzina, kuatren, kuint,
sektet septima, dan oktaf.

2. Puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan bait, baris,
maupun rima. Contoh: puisi karangan Chairil Anwar, Taufik Ismail, W.S.
Rendra.

b. Jenis puisi berdasarkan zamannya :

1. Puisi lama

Puisi lama adalah puisi yang merupakan peninggalan sastra melayu lama.
Puisi lama terdiri atas puisi asli dan puisi pengaruh asing. Contoh puisi asli
masyarakat melayu adalah pantun dan contoh puisi asing pengaruh bahasa
Arab adalah syair. Yang termasuk puisi lama adalah:

a) Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk puisi.
Sebagaimana bentuk puisi lainnya, pantun mementingkan keindahan bahasa,
pemadatan makna kata, serta bentuk penulisannya yang berbait-bait.

Ciri-ciri pantun:

1) Satu bait terdiri atas empat baris;


9

2) Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga


dan keempat merupakan isi;

3) Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata;

4) Rima akhir berpola a-b-a-b.

b) Syair

Syair termasuk dalam jenis puisi lama.Hampir sama dengan pantun, syair
terikat akan aturan-aturan baku. Ciri-cirinya adalah:

1) Setiap bait terdiri atas empat baris;

2) Setiap baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata;

3) Syair tidak memiliki sampiran, semua barisnya merupakan isi;

4) Rima akhir berpola a-a-a-a.

c) Mantra, yaitu puisi yang mengandung kekuatan gaib.

d) Talibun, yaitu pantun yang tediri atas 6, 8 atau 10 baris.

e) Karmina (pantun kiat), yaitu pantun yang hanya terdiri atas 2 baris.

2. Puisi baru

Puisi baru adalah puisi yang lahir pada tahun dua puluhan. Menurut
bentuknya

puisi baru terdiri atas:

a) Distikon, sajak dua seuntai.

b) Terzina, sajak tiga seuntai.

c) Kuatren, sajak empat seuntai.

d) Kuint, sajak lima seuntai.

e) Sektet, sajak enam seuntai.


10

f) Septima, sajak tujuh seuntai.

g) Stanza, sajak delapan seuntai.

h) Soneta, sajak empat belas seuntai. Soneta adalah bentuk puisi yang
berasal dari Italia. Masuknya soneta ke Indo nesia dimulai sekitar
zaman angkatan pujangga baru. Pelopor soneta adalah Moh. Yamin
dan Rustam Effendi.

Ciri-ciri soneta adalah:

1) Terdiri dari 14 baris;

2) Terbagi atas dua kuatren (oktaf) dan dua terzina (sektet);

3) Oktaf sebagai sampiran dan sektet merupakan kesimpulannya.

c. Jenis puisi berdasarkan i sinya:

1 Romansa, yaitu puisi yang berisi curahan cinta.

2 Elegi, yaitu puisi yang berisikan cerita sedih (dukacita).

3 Ode, yaitu puisi yang berisikan sanjungan kepada tokoh (pahlawan).

4 Himne, yaitu puisi yang berisikan doa dan pujian kepada Tuhan.

5 Epigram, yaitu puisi berisikan slogan, semboyan, untuk membangkitkan


perjuangan dan semangat hidup.

6 Satire, yaitu puisi yang berisikan kisah atau cerita.

2.3 Kemampuan Membaca Puisi Kelas V SD

Siswa kelas V SD diharuskan memiliki kemampuan membaca puisi


dengan lafal dan intonasi yang tepat . Kemampuan membaca puisi yang tepat bagi
kelas V SD adalah pembacaan puisi yang memenuhi 3 unsur :

a. Lafal, yaitu cara pengucapan bunyi.


11

b. Jeda, yaitu hentian sebentar dalam ujaran.

c. Intonasi, yaitu ketepatan penyajian tinggi rendah nada.

2.4 Pembelajaran Kontekstual/ Contextual Teaching Learning (CTL)


Nurhadi (2003:13) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual (CTL)
adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dan
usaha siswa mengkonstruksi sendini pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia
belajar.
Pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama
pembelajaran produktif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya
(Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community),
pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
2.4.1. Komponen-komponen dalam CTL
Ada tujuh komponen CTL yang saling terkait satu sama lain, yakni :
a. Konstruktivisme (Constructivism),
b. Bertanya (Questioning),
c. Menemukan (Inquiry),
d. Masyarakat belajar (Learning Community),
e. Pemodelan (Modeling), dan
f. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Komponen-komponen tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan atau
dapat pula diterapkan hanya satu atau beberapa komponen dalam satu
pembelajaran.

2.4.2. Strategi Pembelajaran Berjiwa Kontekstual


Apakah perbedaan CTL dengan CBSA, Pendekatan Proses, Quantum
Learning, Student Active Learning, Meaningful-Learning, Problem-Based
Learning, Cooperative Learning, Work-Based Learning, dan sejenisnya?. Jiwa
dan pendekatan-pendekatan itu sebenarnya sama dengan pendekatan CTL, yakni
12

bagaimana menghidupkan kelas. Kelas yang hidup adalah kelas yang


memberdayakan siswa atau berfokus pada siswa, yaitu kelas yang produktif dan
menyenangkan. Bedanya hanya pada aspek penekanannya.
CBSA menekankan pada menciptakan kelas di mana siswanya aktif;
Pendekatan Proses menekankan pada proses pembelajaran, bukan hasil; Quantum
Learning mengupayakan penciptaan Iingkungan belajar yang menyenangkan;
Meaningful-Learning mengupayakan agar apa yang dipelajari siswa bernrakna;
Problem-Based Learning berfokus pada strategi pemecahan masalah seagj) teknik
mengajar, Cooperative Learning mengupayakan penciptaan masarakat belajar di
kelas. Semua konsep belajar tersebut juga berjiwa kontekstual.
2.4.3. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Johnson dalam Nurhadi (2003:14) menegaskan bahwa suatu pembelajaran
dapat dikatakan sebagai pembelajaran kontekstual apabila memiliki ciri-ciri
sebagi berikut :
1. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections).
Siswa dapat mengatur sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif
dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja
sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat
(learning by doing)
2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan. (doing significan work)
Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks
yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota
masyarakat
3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning)
Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan : ada tujuannya, ada
urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan
ada produknya/hasilnya yang sifatnya nyata.
4. Bekerjasama (collaborating)
Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerjasama secara
efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling
mempengaruhi dan saling memahami
5. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking)
13

Siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis
dan kreatif : dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah,
membuat keputusan dan menggunakan logika dan bukti-bukti
6. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual)
Siswa memelihara pribadinya : mengetahui, memberi perhatian, memiliki
harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa
tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa. Siswa menghormati temannya
dan juga orang dewasa

7. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)


Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi : mengidentifikasi
tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada
siswa cara mencapai apa yang disebut excellence
8. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment)
Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata
untuk suatu tujuan yang bermakna. Misalnya, siswa boleh menggambarkan
informasi akademis yang telah mereka pelajari dalam pelajaran sains, kesehatan,
pendidikan, matematika, dan pelajaran bahasa Inggris dengan mendesain sebuah
mobil, merencanakan menu sekolah, atau membuat penyajian perihal emosi
manusia.
2.4.4. Delapan Indikator Penerapan Pembelajaran Kontekstual
Nurhadi (2003:101) menambahkan, guru dapat dikatakan telah
menerapkan pembelajaran kontekstual apabila :
a. Guru mengajarkan apa yang seharusnya diajarkan dan bukan sekedar
pengetahuan tentang X
b. Ketika guru ingin mencapai kompetensi dasar yang ditargetkan dan bukan
menyelesaikan materi
c. Ketika pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan dekat dengan kehidupan
siswa
d. Ketika siswa mencari, menemukan, dan mengkonstruksikan sendiri
pengetahuan dan keterampilannya
14

e. Ketika kelas hidup (siswa belajar dan berlatih) dan bukan guru yang beraktig di
depan kelas dan siswa hanya menonton.
f. Ketika setiap pelajaran akan dimulai, siswa terlihat senang dan antusias seperti
berteriak Hore atau asyik pelajaran akan dimulai.
g. Ketika guru menilai apa yang seharusnya dinilai, bukan hanya menilai
pengetahuan siswa
h. Ketika guru mengumpulkan nilai dari proses,produk, kinerja dan tes.

2.5 Pembelajaran Puisi dengan CTL


Dalam kegiatan penelitian ini, penulis menerapkan ketujuh komponen
pembelajaran kontekstual, yakni :
a. Konstruktivisme (Constructivism), Siswa diminta untuk menciptakan
sendiri gaya dalam membaca puisi selama masih memenuhi standar lafal
dan intonasi yag tepat.
b. Bertanya (Questioning), Siswa diberikan keleluasaan untuk
mempertanyakan berbagai hal terkait pembacaan puisi baik kepada guru
maupun kepada sesame siswa.
c. Menemukan (Inquiry), Siswa diberikan kebebasan untuk mencari,memilih
dan menentukan puisi yang ingin dibacanya
d. Masyarakat belajar (Learning Community), Siswa diberikan kesempatan
untuk berinteraksi dengan sesama siswa untuk mendiskusikan pembacaan
puisi siswa lain
e. Pemodelan (Modeling), Siswa diberikan contoh autentik tentang cara
membaca puisi yang tepat melalui pemutaran kaset dan video rekaman
f. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment), Guru melakukan penilain
terhadap kemampuan siswa dalam membaca puisi berdasarkan kompetensi
nyata siswa, yakni praktik langsung pembacaan puisi. Namun sebagai
pelengkap, juga dilaksanakan tes tulis berupa uji kemampuan teori.

2.6. Hipotesis Tindakan


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan hipotesis kerja atau hipotesis
alternatif (Ha), yakni hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel
15

X dan Y (Arikunto,1998:69). Peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :


Penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) dapat meningkatkan kemampuan
siswa kelas V SDN IV Sungaiselam semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010
dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
16

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas penyebab masih


rendahnya kemampuan membaca siswa kelas V SDN IV Sungaiselam dalam
membaca puisi dengan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran kontekstual (CTL) den tujuh komponen yakni :
a. Konstruktivisme (Constructivism), Bertanya (Questioning), c. Menemukan
(Inquiry), d. Masyarakat belajar (Learning Community), e. Pemodelan
(Modeling), dan f. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sejumlah komponen
metodologi sebagai berikut :

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan penelitian mi adalah kualitatif, yaitu penelitian yang
dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan statistik.. Data
yang akan dikumpulkan bersifat deskriptif, yaitu penjelasan tentang kondisi
kemampuan siswa dalam membaca puisi setelah mendapat perlakuan dalam
proses belajar kontekstual (CTL).
Prosedur penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
karena penelitian ini mencoba untuk memecahkan masalah yang terjadi di dalam
kelas selama pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, yakni masalah
kemampuan membaca puisi yang belum menggunakan lafal dan intonasi yang
tepat. Jenis penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas partisipan, yakni jenis penelitian tindakan kelas yang menuntut penelitinya
harus terlibat langsung di dalam proses penelitian Wibawa et.al (2003:15).
Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti merasa terlibat,
selanjutnya peneliti memantau, mencatat dan mengumpulkan data, lalu
menganalisis data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya.
Penelitian ini lebih menekankan pada proses pembelajaran daripada hasil akhir
pembelajaran itu sendiri. Proses yang diamati adalah interaksi guru dengan siswa
dan interaksi siswa dengan siswa. Data hasil penelitian berupa kata-kata dan akan
dipaparkan sesuai dengan kejadian yang terjadi dan dianalisis secara induktif.
Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen utama. Hal ini karena peneliti
yang akan merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data,
17

menganalisis data, menanik kesimpulan dan membuat laporan. Hal ini sesuai
dengan ciri-ciri pendekatan kualitatif, yaitu:
1) menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung;
2) bersifat deskriptif analitik karena data yang diperoleh tidak dituangkan dalam
bentuk bilangan statistik, namun dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar;
3) lebih menekankan proses daripada hasil;
4) analisa data bersifat induktif karena penelitian tidak dimulai dan deduksi teori,
tetapi dimulai dan lapangan; dan
5) mengutamakan makna (Sudjana dalam Hobri, 2007:8)
Proses yang ditekankan dalam penelitian ini adalah respon siswa terhadap
penyampaian materi oleh guru yang menerapkan strategi pembelajaran
kontekstual (CTL). Data akhir hasil penelitian berupa narasi dan akan dipaparkan
sesuai dengan kejadian yang terjadi dan dianalisis secara induktif.

3.2 Kehadiran Peneliti


Sesuai dengan pendekatan penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian tindakan partisipan, maka kehadiran peneliti di lapangan
sangat diutamakan, karena peneliti bertindak sebagai pengajar (guru),
pewawancara dan pengamat (observer). Disamping itu peneliti juga memberikan
angket kepada subyek penelitian.
Sebagai pewawancara, peneliti akan mewawancarai subyek penelitian
dengan berpedoman pada hasil tugas dan tes masing-masing subyek. Sebagai
pengamat, peneliti mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya tindakan.
Peneliti juga melibatkan kolaborator yakni teman sejawat dan kepala sekolah
sebagai observer II dan observer III, yakni ................................ (nama kepala
sekolah/dosen/guru) dan .............................. (nama guru).
Pengamat II bertugas sebagai pembanding hasil observasi peneliti dan
pengamat III bertugas untuk membuat pengamatan dan penilaian terhadap guru
dalam menerapkan pembelajaran kontekstual (CTL), apakah sesuai dengan tujuan
atau tidak. Hasil pengamatan observer III akan digunakan oleh peneliti untuk
memperbaiki pembelajaran di siklus selanjutnya.
18

Sebagai interviewer, peneliti akan mewawancarai subyek penelitian


dengan berpedoman pada hasil tugas dan tes masing-masing subyek. Sebagai
observer, peneliti mengamati aktivitas siswa selama berlangsungnya tindakan.

3.3 Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian


Penelitian ini direncanakan dilaksanakan di SDN IV Sungaiselam yang
terletak di ................. pada tanggal ................ s.d ................... 2009. Subjek yang
dipilih adalah kelas V. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah:
1) peneliti adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V
2) kemampuan membaca puisi yang masih belum tepat ,
3) perolehan hasil belajar keseluruhan siswa yang masih kurang memuaskan,
4) belum pernah dilaksanakan penelitian yang sejenis di sekolah ini.

3.4 Data dan Sumber Data


Data yang akan diraih dalam penelitian ini adalah : (1) observasi tingkah
laku siswa pada saat pembelajaran berangsung, (2) hasil pekerjaan siswa terhadap
tugas laporan, diskusi dan tes, (3) hasil wawancara dengan siswa oleh guru
tentang PBM dan sistem pembelajaran yang diterapkan, (4) angket tentang
penilaian siswa terhadap pembelajaran, dan (5) hasil catatan lapangan sebagai
pelengkap hasil pengamatan.

3.5 Prosedur Pengumpulan data


Dalam penelitian ini, prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data
sebagai berikut : Pengamatan, angket, penilaian hasil kerja dalam bentuk tes dan
wawancara.
1) Pengamatan difokuskan pada kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran.
2) Angket diberikan kepada siswa setelah proses belajar berlangsung. Tujuan
angket ini untuk mengetahui tingkat respon siswa terhadap strategi
pembelajaran yang dipilih guru yang berujung pada timbulnya motivasi
belajar sehingga mendorong siswa untuk menguasai materi.
3) Penilaian hasil kerja digunakan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap
materi yang telah diberikan.
19

4) Analisa hasil tes/ulangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil


belajar siswa baik secara individu maupun keseluruhan.
5) Wawancara tentang hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
yang diterapkan

3.6 Teknik Analisis Data


Data penelitian yang terkumpul dinalisis dengan menggunakan analisis
kualitatif. Analisis dalam penelitian ini dilakukan pada saat tindakan dan setelah
tindakan. Data Penelitian yang akan diraih terdiri dari hasil observasi, hasil tes,
hasil wawancara, hasil angket, dan catatan lapangan. Rangkaian data yang
dianalisis adalah :
1) Pada saat tindakan
Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif, yaitu suatu teknik
pemaparan analisa data sesuai dengan hasil temuan lapangan berupa pengamatan
dengan cek list dan angket. Kedua Instrumen ini digunakan untuk mengukur
tingkat respon siswa.
2) Sesudah tindakan
Setelah proses belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran
kontekstual (CTL) selesai, siswa diberikan tes. Isi soal dan skor soal disajikan
dalam lampiran. Tes ini digunakan untuk menentukan tingkat pencapaian siswa
terhadap pokok bahasan yang diberikan. Dari data yang diperoleh, akan
disimpulkan tentang hasil belajar siswa baik per individu maupun secara klasikal.
Penerapan Pembelajaran kontekstual (CTL) dianggap berhasil untuk
meningkatkan hasil belajar siswa apabila nilai individu siswa di atas sama dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yakni 70.
Penentuan KKM ini berdasarkan pada nilai KKM ideal yang ditetapkan
oleh rapat pleno guru berdasarkan panduan penyusunan KKM dari Depdiknas.
(Depdiknas, 2006). Secara klasikal, penerapan pembelajaran kontekstual (CTL)
dianggap berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa apabila 75 % siswa
dinyatakan tuntas.

3.7 Keabsahan Data


20

Keabsahan atau Validasi data dilakukan dengan membahas hasil temuan di


lapangan bersama kolaborator (teman sejawat) yakni ............ dan .............. Semua
kontribusi informasi yang diberikan akan sangat berguna untuk memastikan
derajat kepercayaan data yang diperoleh dan kredibilitas kesimpulan yang
dilakukan. Disamping itu, peneliti juga melakukan triangulasi sumber dan
triangulasi metode. Triangulasi sumber yaitu membandingkan data yang diperoleh
dengan sesuatu yang di luar data itu, dilakukan dengan meminta konfirmasi dari
observer II dan III (teman sejawat/ kepala sekolah). Sedangkan triangulasi metode
yaitu membandingkan data hasil catatan lapangan, data hasil wawancara, data
hasil observasi dan data hasil tes. Data temuan hasil penelitian kemudian
dikonsultasikan kepada pembimbing untuk mendapatkan arahan dan masukan
yang berguna untuk keabsahan data.

3.8 Indikator Keberhasilan


Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :

a. Siswa yang merespon BAIK terhadap penerapan pembelajaran


kontekstual (CTL) minimal 75 %

b. Jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran minimal 75%

c. Jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya setelah penerapan


pembelajaran kontekstual (CTL) minimal 75 %

d. Jumlah rata-rata hasil belajar siswa minimal 75

3.9 Tahapan dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dengan tahapan : Perencanaan, Tindakan,


Observasi dan Refleksi . Secara skematis, tahapan dilihat dalam alur diagram
sebagai berikut :
21

TINDAKAN
PENDAHULUAN

PERENCANAAN

TINDAKAN
dan
OBSERVASI REFLEKSI

PERENCANAAN
PERBAIKAN

TINDAKAN
dan
OBSERVASI REFLEKSI

PERENCANAAN
PERBAIKAN

TINDAKAN
dan
OBSERVASI REFLEKSI
22

LAPORAN AKHIR
Gambar 1 : desain penelitian model Hopkins

Tahapan penelitian direncanakan dilakukan dalam III tahapan Siklus.


Meskipun dalam siklus I atau siklus II tujuan penelitian untuk meningkatkan
kemampuan siswa telah tercapai, penelitian tetap dilaksanakan dalam III Siklus, di
mana siklus III dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus
I dan II berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan observer II dan observer III.

A. SIKLUS I
Tahapan-tahapan di dalam siklus I dalam PTK ini adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat
pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,
dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.
Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi, kaset atau
video contoh pembacaan puisi dari internet.
2. Action/ Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah menerapkan atau melaksanakan skenario
pembelajaran yang direncanakan. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah
melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kontekstual (CTL).
Setelah pembelajaran selesai, dilakukan tes hasil belajar. Maka peneliti melakukan
rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :
1. Kegiatal Awal:
- Menjelaskan tentang materi puisi dan tujuan pembelajaran
- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset
rekaman / video
2. Kegiatan Inti
- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok
23

- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan - Siswa


mengumpulkan puisinya masing-masing
- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas
- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan
puisi.
3. Kegiatan Akhir:
- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi
- Siswa menyimpulkan hasil belajar
3. Observasi
Kegiatan observasi bertujuan untuk mendokumentasikan segala sesuatu
berkaitan dengan pemberian tindakan. Data yang ingin diperoleh adalah
kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan observer II serta aktifitas guru oleh
observer III selama proses belajar mengajar berlangsung
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk mengkaji
atau memikirkan apa dan mengapa dampak dari suatu tindakan kelas. Refleksi
juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih ditemui.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu siklus, yakni
apabila :
1. Aktifitas guru dan siswa baik
2. Penilaian subjek penelitian terhadap pembelajaran baik
3. Hasil belajar subjek penelitian minimal 70
4. Ketuntasan klasikal adalah = 70 % atau lebih
Baik apabila hasil refleksi belum baik ataupun telah terpenuhi, maka
peneliti tetap akan melanjutkan penelitian pada siklus II. Tujuan siklus II adalah
untuk memperbaiki kekurangan dalam siklus I. Meskipun hasil belajar telah tuntas
dalam siklus I, Peneliti akan tetap melanjutkan pada sikus II untuk melakukan
perbaikan proses pembelajaran berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan observer
II dan III. Dengan demikian peneliti dapat melakukan perbandingan hasil belajar
siswa antara hasil dari siklus I dengan siklus II.

B. SIKLUS II
24

Tahapan-tahapan di dalam siklus I dalam PTK ini adalah sebagai berikut :


1. Planning /Perencanaan
Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat
pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,
dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.
Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi, kaset atau
video contoh pembacaan puisi dari internet.
2. Action/ Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah menerapkan atau melaksanakan skenario
pembelajaran yang direncanakan. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah
melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran berbasis pengamtan
langsung. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan tes hasil belajar. Maka peneliti
melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :
1. Kegiatal Awal:
- Mengulang sekilas tentang materi puisi sebelumnya dan menyampaikan
tujuan pembelajaran
- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset
rekaman / video
2. Kegiatan Inti
- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok
- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan
- Siswa mengumpulkan puisinya masing-masing
- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas
- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan
puisi.
3. Kegiatan Akhir:
- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi
- Siswa menyimpulkan hasil belajar
3. Observasi
Kegiatan observasi bertujuan untuk mendokumentasikan segala sesuatu
berkaitan dengan pemberian tindakan. Data yang ingin diperoleh adalah
25

kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan observer II serta aktifitas guru oleh
observer III selama proses belajar mengajar berlangsung
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk mengkaji
atau memikirkan apa dan mengapa dampak dari suatu tindakan kelas. Refleksi
juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih ditemui.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu siklus, yakni
apabila :
1. Aktifitas guru dan siswa baik
2. Penilaian subjek penelitian terhadap pembelajaran baik
3. Hasil belajar subjek penelitian minimal 70
4. Ketuntasan klasikal adalah = 75 % atau lebih
Baik apabila hasil refleksi belum baik ataupun telah terpenuhi, maka
peneliti tetap akan melanjutkan penelitian pada siklus III. Tujuan siklus III adalah
untuk memperbaiki kekurangan dalam siklus II. Meskipun hasil belajar telah
tuntas dalam siklus II, Peneliti akan tetap melanjutkan pada sikus III untuk
melakukan perbaikan proses pembelajaran berdasarkan evaluasi dan diskusi
dengan observer II dan III. Dengan demikian peneliti dapat melakukan
perbandingan hasil belajar siswa antara hasil dari siklus I, II dengan siklus III.

C. SIKLUS III
Tahapan-tahapan di dalam siklus III dalam PTK ini adalah sebagai berikut :
1. Planning /Perencanaan
Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat
pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,
dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.
Peneliti mengumpulkan kembali materi pelajaran berupa contoh puisi,
kaset atau video contoh pembacaan puisi dari internet.
2. Action/ Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah menerapkan atau melaksanakan skenario
pembelajaran yang direncanakan. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah
melaksanakan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran berbasis pengamtan
26

langsung. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan tes hasil belajar. Maka peneliti
melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :
1. Kegiatal Awal:
- Mengulang sekilas tentang materi puisi sebelumnya dan menyampaikan
tujuan pembelajaran
- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset
rekaman / video
2. Kegiatan Inti
- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok
- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan
- Siswa mengumpulkan puisinya masing-masing
- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas
- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan
puisi.
3. Kegiatan Akhir:
- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi
- Siswa menyimpulkan hasil belajar
3. Observasi
Kegiatan observasi bertujuan untuk mendokumentasikan segala sesuatu
berkaitan dengan pemberian tindakan. Data yang ingin diperoleh adalah
kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan observer II serta aktifitas guru oleh
observer III selama proses belajar mengajar berlangsung
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk mengkaji
atau memikirkan apa dan mengapa dampak dari suatu tindakan kelas. Refleksi
juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih ditemui.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu siklus, yakni
apabila :
1. Aktifitas guru dan siswa baik
2. Penilaian subjek penelitian terhadap pembelajaran baik
3. Hasil belajar subjek penelitian minimal 70
4. Ketuntasan klasikal adalah > 75% (lebih dari atau sama dengan 75%)
27

Dalam tahap ini diharapkan seluruh kriteria dapat tercapai sehingga


tahapan siklus dapat diakhiri dan dilanjutkan dengan pembuatan laporan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Siklus I
4.1.1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat
pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,
dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.
Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi, kaset atau
video contoh pembacaan puisi dari internet.

4.1.2. Pelaksanaan Tindakan


Peneliti melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :
1. Kegiatal Awal:
- Menjelaskan tentang materi puisi dan tujuan pembelajaran
- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset
rekaman / video
2. Kegiatan Inti
- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok
- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan - Siswa
mengumpulkan puisinya masing-masing
- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas
- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan
puisi.
3. Kegiatan Akhir:
- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi
- Siswa menyimpulkan hasil belajar

4.1.3. Observasi dan Analisis


28

Data yang diperoleh adalah kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan
observer II serta aktifitas guru oleh observer III selama proses belajar mengajar
berlangsung Berdasarkan hasil observasi dan rangkaian tahapan penelitian,
didapatkan temuan-temuan sebagai berikut :
26

4.1.3.1 Respon Siswa


Penerapan instrumen untuk mengetahui respon siswa dianggap perlu oleh
peneliti karena dengan adanya respon yang baik terhadap pembelajaran, akan
mendorong siswa lebih mudah dalam memahamai materi pelajaran (Usman,
1999:82).
Berdasar angket yang diberikan peneliti kepada seluruh siswa tentnag
respon meraka terhadap strategi pembelajaran kontekstual (CTL) yang diterapkan
guru, didapat hasil data sebagai berikut.
Tabel 1 : Respon Siswa Siklus I
JUMLAH
NO NAMA JAWABAN SKOR PREDIKAT
YA TIDAK
Nama siswa
1 4 1 80 BAIK
kelas V
Nama siswa
2 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
3 4 1 80 BAIK
kelas V
Nama siswa
4 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
5 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
6 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
7 4 1 80 BAIK
kelas V
Nama siswa
8 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
9 4 1 80 BAIK
kelas V
Nama siswa
10 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
11 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
29

Nama siswa
12 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
13 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
14 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
15 4 1 80 BAIK
kelas V
Nama siswa
16 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
17 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
18 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
19 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
20 4 1 80 BAIK
kelas V
Keterangan :
Jawaban Ya diberikan skor 1 dan tidak diberikan skor 0
Skor kemudian diinterpretasi dengan rentang nilai 0-100. Rumus yang dapat
digunakan menurut Ali (1987:184) adalah :
SI
N= X 100
SD
Keterangan :
N = Nilai
SM = Skor Yang diinginkan
SP = Skor Yang didapat
Nilai 100 = Respon Sangat Baik
Nilai 80 = Respon Baik
Nilai 60 = Respon Cukup Baik
Nilai 20-40 = Respon Kurang Baik
Nilai 0 = Tidak Merespon
Berdasar data di atas dapat ditarik kesimpulan :
Siswa yang memiliki Respon Sangat Baik = 14 Siswa (70,0%)
Siswa yang memiliki Respon Baik = 6 Siswa (30,0%)
Siswa yang memiliki Respon Cukup Baik = 0 Siswa (0%)
30

Siswa yang memiliki Respon Kurang Baik = 0 Siswa (0%)


Siswa yang Tidak Merespon = 0 Siswa (0%)
Berdasarkan dari hasil angket data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mayoritas siswa memiliki respon yang BAIK terhadap penerapan strategi
pembelajaran kontekstual (CTL) yang dilaksanakan oleh guru.

4.1.3.2 Partisipasi Belajar Siswa


Berdasar lembar observasi peneliti dan observer II, didapat hasil data sebagai
berikut :
Tabel 2 : Partisipasi Belajar Siswa Siklus I

JUMLAH SISWA
NO KOMPONEN OBSERVASI
OBSERVER
PENELITI
II

1 Siswa membawa puisi sendiri 20 20

Siswa memperhatikan pengarahan


2 20 20
pengarahan yang diberikan guru

Siswa mengajukan diri untuk maju


3 20 20
membaca puisi

Siswa terlibat aktif dalam proses diskusi


4 17 18
kelompok

5 Siswa mengerjakan LKS secara individu 20 20

Siswa tampak antusias memperhatikan


6 18 18
siswa lain membaca puisi

7 Siswa dapat menyimpulkan hasil belajar 20 20


31

RATA -RATA 19.3 19.4

PROSENTASE 96.4% 97.1%

Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas kegiatan


belajar siswa dapat dikatakan Sangat Baik karena hasil observasi pengamat I/
peneliti dengan observer II (guru lain) menunjukkan angka 96,4% dan 97,1%.

4.1.3.3 Hasil Observasi Pengamat III terhadap Aktifitas Guru


Berdasarkan hasil observasi pengamat III terhadap tindakan guru saat
proses pembelajaran, didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 3 : Hasil Observasi Guru Siklus I
HASIL OBSERVASI
NO KOMPONEN OBSERVASI TIDAK
DILAKUKAN
DILAKUKAN
Guru menyampaikan tujuan
1
pembelajaran dengan baik
Guru menjelaskan materi
2
dengan runtut dan sistematis
Guru memberikan contoh
3
rekaman puisi yang tepat
Guru mampu menciptakan
suasana kelas yang
4
menyenangkan dengan
pembelajaran CTL
Mimik dan gaya guru saat
5
pembelajaran baik
Suara dan intonasi guru sesuai
6
dengan kondisi kelas
Guru membangun suasana
7
komunikatif dan dialogis
Perhatian guru menyeluruh ke
8
semua siswa
9 Pertanyaan guru merata pada
32

seluruh siswa
Guru memberikan tugas
10
individu
Guru memberikan bimbingan
11 pada kelompok yang
memerlukan
Guru memberikan penguatan
12
berupa pujian secara merata
Guru berhasil mendorong
13
partisipasi aktif siswa
Guru mereview materi di akhir
14
pembelajaran
Pembelajaran sesuai dengan
15
RPP
Dari data di atas, guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan BAIK
mengingat 14 dari 15 poin pengajaran (93,3%) penilaian telah terpenuhi.

4.1.3.4 Hasil Belajar Siswa


Tes yang diberikan terdiri atas dua jenis yakni tes performan berupa
praktik membaca puisi dan tes tulis berisi 5 pertanyaan uraian. Tes ini untuk
mengukur kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi
yang. Soal dan skor soal termuat dalam lampiran. Titik tekan penilaian pada nilai
praktik. Dari hasil tes yang dilakukan oleh peneliti, didapat hasil belajar sebagai
berikut :
Tabel 4 : Hasil Belajar Siswa Siklus I

NILAI
NAMA RATA-
NO SISWA PRAKTIK PREDIKAT TULIS PREDIKAT RATA PREDIKAT
Nama siswa
1 kelas V 70.0 TUNTAS 75 TUNTAS 71.3 TUNTAS
Nama siswa
2 kelas V 75.0 TUNTAS 70 TUNTAS 73.8 TUNTAS
Nama siswa
3 kelas V 71.7 TUNTAS 75 TUNTAS 72.5 TUNTAS
Nama siswa
4 kelas V 75.3 TUNTAS 80 TUNTAS 76.5 TUNTAS
Nama siswa
5 kelas V 71.7 TUNTAS 70 TUNTAS 71.3 TUNTAS
33

Nama siswa
6 kelas V 74.0 TUNTAS 75 TUNTAS 74.3 TUNTAS
Nama siswa
7 kelas V 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS
Nama siswa
8 kelas V 71.7 TUNTAS 70 TUNTAS 71.3 TUNTAS
Nama siswa
9 kelas V 73.7 TUNTAS 75 TUNTAS 74.0 TUNTAS
Nama siswa
10 kelas V 76.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.8 TUNTAS
Nama siswa
11 kelas V 71.0 TUNTAS 70 TUNTAS 70.8 TUNTAS
Nama siswa TIDAK TIDAK
12 kelas V 69.0 TUNTAS 70 TUNTAS 69.3 TUNTAS
Nama siswa
13 kelas V 71.7 TUNTAS 70 TUNTAS 71.3 TUNTAS
Nama siswa
14 kelas V 73.3 TUNTAS 75 TUNTAS 73.8 TUNTAS
Nama siswa
15 kelas V 72.3 TUNTAS 70 TUNTAS 71.8 TUNTAS
Nama siswa
16 kelas V 71.7 TUNTAS 75 TUNTAS 72.5 TUNTAS
Nama siswa
17 kelas V 75.0 TUNTAS 70 TUNTAS 73.8 TUNTAS
Nama siswa
18 kelas V 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS
Nama siswa
19 kelas V 70.0 TUNTAS 70 TUNTAS 70.0 TUNTAS
Nama siswa
20 kelas V 70.0 TUNTAS 75 TUNTAS 71.3 TUNTAS
RATA-RATA 72.6 73 72.7
Dari data diatas, untuk nilai praktik membaca puisi dengan lafal dan
intonasiyang tepat, diambil kesimpulan :
Jumlah Siswa Tuntas = 19 (95,0 %) / Tuntas Kelasikal
Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 1 (5,0 %)
Jumlah rata-rata kelas = 72,7 (Memenuhi target KKM kelasikal SIKLUS I,
yakni 70)
Hasil ini jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelum penerapan
pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai berikut :

Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah rata-


Data
Tuntas Tidak Tuntas rata kelas
34

66,8
Sebelum
12 (60,0 %) / (Tidak
Penerapan
Tidak Tuntas 8 (40,0%) Memenuhi
Pembelajaran
Kelasikal target KKM
kontekstual
kelasikal)
72,7
Sesudah (Memenuhi
Penerapan 19 (95,0%) / target KKM
1 (5,0%)
Pembelajaran Tuntas Kelasikal kelasikal
kontekstual siklus I)

Data di atas dapat divisualisasikan dalam grafik sebagai berikut :

PERBANDINGANNILAI PRASIKLUS
danSIKLUSI

80
70
60
Jumlah Siswa
JUMLAH 50 Tuntas
SISWA/ 40 Jumlah Siswa
NILAI 30 Tidak Tuntas
20
Jumlah Nilai rata-
10 rata
0
Pra Siklus Siklus I

Gambar 2 : Grafik Perbandingan Hasil Para Siklus dan Siklus I

4.1.3.5. Hasil wawancara


Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas V SDN IV Sungaiselam
tentang mengapa kemampuan membaca puisi mereka masih belum sesuai dengan
lafal dan intonasi yang tepat pada pembelajaran pra siklus, diperoleh kesimpulan
jawaban sebagai berikut :
35

1. Siswa merasa tidak percaya diri sehingga dalam membaca puisi selalu ragu-
ragu sehingga pembacaan puisi terkesan tergesa-gesa dan tidak jelas
2. Siswa memiliki kemampuan membaca puisi yang belum sesuai dengan lafal
dan intonasi yang tepat karena belum melihat contoh nyata pembacaan puisi
yang tepat.

4.1.4. Refleksi Siklus I


Berdasarkan paparan data diatas, dapat ambil sejumlah evaluasi pada
beberapa hal sebagai berikut :
a. Tingkat respon siswa secara klasikal adalah 100 %. Namun jumlah siswa yang
dinyatakan dengan predikat Sangat Baik masih belum mencapai 75%. Hal ini
bagi peneliti perlu ditindaklanjuti untuk ditingkatkan.
b. Partisipasi belajar siswa Sangat Baik karena berdasarkan data peneliti sebanyak
96,4% siswa aktif dalam proses pembelajaran sementara observer II mencatat
sebanyak 97,1%
b. Berdasar hasil observasi pengamat III, 14 dari 15 poin observasi (93,3%) telah
dilaksanakan dengan baik oleh guru dan hanya satu poin yang belum
terlaksana.
c. Berdasar hasil analisa ulangan, didapat data sebagai berikut :
Jumlah Siswa Tuntas = 19 (95 %) / Tuntas Kelasikal
Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 1 (5%)
Jumlah rata-rata kelas = 72,7 (Memenuhi target KKM kelasika
Siklus I)
Dengan memperhatikan hasil evaluasi pada siklus I, maka peneliti
melanjutkan penelitian tindakan pada siklus II mengingat masih adanya nilai yang
belum tuntas dan ada poin kinerja guru yang belum terpenuhi,

4.2 Siklus II
4.2.1. Perencanaan Tindakan
36

Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat


pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,
dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.
Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi, kaset atau
video contoh pembacaan puisi dari internet.

4.2.2. Pelaksanaan Tindakan


Peneliti melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :
1. Kegiatal Awal:
- Mengulang sekilas tentang materi puisi sebelumnya dan menyampaikan
tujuan pembelajaran
- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset
rekaman / video
2. Kegiatan Inti
- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok
- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan
- Siswa mengumpulkan puisinya masing-masing
- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas
- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan
puisi.
3. Kegiatan Akhir:
- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi
- Siswa menyimpulkan hasil belajar

4.2.3. Observasi dan Analisis


Data yang diperoleh adalah kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan
observer II serta aktifitas guru oleh observer III selama proses belajar mengajar
berlangsung Berdasarkan hasil observasi dan rangkaian tahapan penelitian,
didapatkan temuan-temuan sebagai berikut :
4.2.3.1 Respon Siswa
37

Berdasar angket yang diberikan peneliti kepada seluruh siswa tentang


respon meraka terhadap strategi pembelajaran kontekstual (CTL) siklus II yang
diterapkan guru, didapat hasil data sebagai berikut :
Tabel 4 : Respon Siswa Siklus II
JUMLAH
NO NAMA JAWABAN NILAI PREDIKAT
YA TIDAK
Nama siswa
1 4 1 80 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
2 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
3 4 1 80 BAIK
kelas V
Nama siswa
4 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
5 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
6 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
7 4 1 80 BAIK
kelas V
Nama siswa
8 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
9 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
10 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
11 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
12 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
13 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
14 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
15 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
16 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
17 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
18 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
19 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
38

Nama siswa
20 4 1 80 BAIK
kelas V
Berdasar data di atas dapat ditarik kesimpulan :
Siswa yang memiliki Respon Sangat Baik = 17 Siswa (85,%)
Siswa yang memiliki Respon Baik = 3 Siswa (15,0%)
Siswa yang memiliki Respon Cukup Baik = 0 Siswa (0%)
Siswa yang memiliki Respon Kurang Baik = 0 Siswa (0%)
Siswa yang Tidak Merespon = 0 Siswa (0%)
Berdasarkan dari hasil angket data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mayoritas siswa memiliki respon yang BAIK terhadap penerapan strategi
pembelajaran kontekstual (CTL) dalam siklus II yang dilaksanakan oleh guru.

4.2.3.2 Partisipasi Belajar Siswa


Berdasar lembar observasi peneliti dan observer II, didapat hasil data sebagai
berikut :
Tabel 5 : Partisipasi Belajar Siswa Siklus II
JUMLAH SISWA
NO KOMPONEN OBSERVASI OBSERVER
PENELITI
II
1 Siswa membawa puisi sendiri 20 20
Siswa memperhatikan pengarahan
2 20 20
pengarahan yang diberikan guru
Siswa mengajukan diri untuk maju
3 20 20
membaca puisi
Siswa terlibat aktif dalam proses diskusi
4 19 20
kelompok
5 Siswa mengerjakan LKS secara individu 20 20
Siswa tampak antusias memperhatikan
6 20 20
siswa lain membaca puisi
7 Siswa dapat menyimpulkan hasil belajar 20 20
RATA -RATA 19.9 20.0
PROSENTASE 99.3 100.0
39

Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi belajar


siswa dapat dikatakan Sangat Baik karena hasil observasi pengamat I/ peneliti
dengan observer II (guru lain) menunjukkan angka 99,3% dan 100,0%.

4.2.3.3 Hasil Observasi Pengamat III terhadap Aktifitas Guru


Berdasarkan hasil observasi pengamat III terhadap tindakan guru saat proses
pembelajaran, didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 7 : Hasil Observasi Guru Siklus I
HASIL OBSERVASI
NO KOMPONEN OBSERVASI TIDAK
DILAKUKAN
DILAKUKAN
Guru menyampaikan tujuan
1
pembelajaran dengan baik
Guru menjelaskan materi
2
dengan runtut dan sistematis
Guru memberikan contoh
3
rekaman puisi yang tepat
Guru mampu menciptakan
suasana kelas yang
4
menyenangkan dengan
pembelajaran CTL
Mimik dan gaya guru saat
5
pembelajaran baik
Suara dan intonasi guru sesuai
6
dengan kondisi kelas
Guru membangun suasana
7
komunikatif dan dialogis
Perhatian guru menyeluruh ke
8
semua siswa
Pertanyaan guru merata pada
9
seluruh siswa
Guru memberikan tugas
10
individu
Guru memberikan bimbingan
11 pada kelompok yang
memerlukan
40

Guru memberikan penguatan


12
berupa pujian secara merata
Guru berhasil mendorong
13
partisipasi aktif siswa
Guru mereview materi di akhir
14
pembelajaran
Pembelajaran sesuai dengan
15
RPP
Dari data di atas, guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan Sangat
Baik mengingat 15 dari 15 poin pengajaran (100%) penilaian telah terpenuhi.

4.2.3.4 Hasil Belajar Siswa


Tes yang diberikan terdiri atas dua jenis yakni tes performan berupa
praktik membaca puisi dan tes tulis berisi 5 pertanyaan uraian. Tes ini untuk
mengukur kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi
yang. Soal dan skor soal termuat dalam lampiran. Titik tekan penilaian pada nilai
praktik. Dari hasil tes yang dilakukan oleh peneliti, didapat hasil belajar sebagai
berikut :
Tabel 8 : Hasil Belajar Siklus II
NILAI
NAMA
NO RATA-
SISWA PRAKTIK PREDIKAT TULIS PREDIKAT PREDIKAT
RATA
Nama siswa
1 76.7 TUNTAS 75 TUNTAS 76.3 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
2 75.0 TUNTAS 74 TUNTAS 73.8 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
3 76.3 TUNTAS 75 TUNTAS 76.0 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
4 75.3 TUNTAS 80 TUNTAS 76.5 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
5 75.7 TUNTAS 70 TUNTAS 74.3 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
6 76.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.8 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
7 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
8 75.0 TUNTAS 76 TUNTAS 73.8 TUNTAS
kelas V
41

Nama siswa
9 76.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.8 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
10 77.7 TUNTAS 75 TUNTAS 77.0 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
11 73.3 TUNTAS 75 TUNTAS 72.5 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
12 74.7 TUNTAS 70 TUNTAS 73.5 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
13 74.0 TUNTAS 70 TUNTAS 73.0 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
14 73.3 TUNTAS 75 TUNTAS 73.8 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
15 75.7 TUNTAS 75 TUNTAS 74.3 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
16 71.7 TUNTAS 75 TUNTAS 72.5 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
17 75.0 TUNTAS 70 TUNTAS 73.8 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
18 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
19 75.3 TUNTAS 76 TUNTAS 74.0 TUNTAS
kelas V
Nama siswa
20 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS
kelas V
RATA-RATA 75.1 76 75.2
Dari data diatas, untuk nilai praktik membaca puisi dengan lafal dan
intonasiyang tepat, diambil kesimpulan :
Jumlah Siswa Tuntas = 20 (100 %) / Tuntas Kelasikal
Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 0 (0 %)
Jumlah rata-rata kelas = 75,1 (Memenuhi target KKM kelasikal Siklus II
yakni 75)
Hasil ini jika dibandingkan dengan pembelajaran pra siklus dan siklus I
sebagai berikut :

Jumlah Siswa Jumlah rata-rata


Data Jumlah Siswa Tuntas
Tidak Tuntas kelas
42

66,8
Sebelum
(Tidak
Penerapan 12 (60,0 %) /
8 (40,0%) Memenuhi
Pembelajaran Tidak Tuntas Kelasikal
target KKM
kontekstual
kelasikal)
72,7
Setelah
(Memenuhi
Pembelajaran 19 (95,0%) /
1 (5,0%) target KKM
kontekstual Tuntas Kelasikal
kelasikal
Siklus I
siklus I)
75,1
Setelah
20 (100%) / (Memenuhi
Pembelajaran
Tuntas Kelasikal 0 (0%) target KKM
kontekstual
kelasikal
Siklus II
siklus II)
Bila disajikan dalam grafik, didapatkan gambar sebagai berikut :
PERBANDINGANHASILBELAJAR
PRASIKLUS, SIKLUSI danSIKLUSII
JUMLAH SISWA /NILAI

80
70
60 JumlahSiswa
Tuntas
50
JumlahSiswa
40 TidakTuntas
30 JumlahNilai rata-
rata
20
10
0
Pra Siklus I Siklus II
Siklus

Gambar 3 : Grafik Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

4.2.3.5. Hasil wawancara


Berdasarkan hasil wawancara dengan 1 siswa kelas V SDN IV
Sungaiselam yang masih belum tuntas pada siklus I, diperoleh kesimpulan
jawaban sebagai berikut :
43

1. Siswa masih belum dapat menumbuhkan kepercayaan diri dengan baik,


sehingga pembacaan puisi tidak dapat menggunakan lafal dan intonasi yang
tepat.
2. Siswa berjanji untuk berusahan meningkatkan kemampuannya membaca puisi

4.2.4. Refleksi Siklus II


Berdasarkan paparan data diatas, dapat ambil sejumlah evaluasi pada
beberapa hal sebagai berikut :
a. Tingkat respon siswa secara klasikal adalah 100 % dan mengalami peningkatan
dibanding siklus I. Meskipun jumlah siswa yang menyatakan respon Sangat
Baik terhadap penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) yang dilakukan
oleh guru telah mencapai target 75% yakni 85%, peneliti ingin meningkatkan
kembali hingga mencapai 100%.
b. Partisipasi belajar siswa Sangat Baik karena berdasarkan data peneliti dan
observer II sebanyak 99,3% dan 100% siswa aktif dalam proses pembelajaran
c. Berdasar hasil observasi pengamat III, 15 dari 15 poin observasi telah
dilaksanakan dengan Sangat Baik dan Tuntas oleh guru.
c. Berdasar hasil analisa ulangan, didapat data sebagai berikut :
Jumlah Siswa Tuntas = 20 (100%) / Tuntas Kelasikal
Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 0 (0%)
Jumlah rata-rata kelas = 75,1 (Memenuhi target KKM kelasikal
Siklus II)
Dengan memperhatikan hasil siklus I dan siklus II, maka indikator
keberhasilan penelitian dalam 2 siklus telah tercapai. Namun demikian peneliti
melanjutkan kembali penelitian ke siklus III guna memperkuat hasil siklus I dan
II.

4.3 Siklus III


4.3.1. Perencanaan Tindakan
44

Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat


pedoman pengamatan (observasi), interview (wawancara), dan angket,
dilaksanakan pada tahap ini. Disamping itu juga disusun tes akhir tindakan.
Peneliti mengumpulkan materi pelajaran berupa contoh puisi, kaset atau
video contoh pembacaan puisi dari internet.

4.3.2. Pelaksanaan Tindakan


Peneliti melakukan rangkaian tindakan pembelajaran sebagai berikut :
1. Kegiatal Awal:
- Mengulang sekilas tentang materi puisi sebelumnya dan menyampaikan
tujuan pembelajaran
- Menyajikan contoh puisi beserta contoh pembacaan puisi dengan kaset
rekaman / video
2. Kegiatan Inti
- Siswa mendiskusikan puisi yang diberikan guru dalam kelompok
- Siswa melengkapi LKS berisi tentang pertanyaan-pertanyaan
- Siswa mengumpulkan puisinya masing-masing
- Siswa yang siap, membaca puisi di depan kelas
- masing-masing kelompok memberikan tanggapan terhadap pembacaan
puisi.
3. Kegiatan Akhir:
- Guru berdiskusi dengan siswa tentang hasil diskusi
- Siswa menyimpulkan hasil belajar

4.3.3. Observasi dan Analisis


Data yang diperoleh adalah kegiatan /aktifitas siswa oleh observer I dan
observer II serta aktifitas guru oleh observer III selama proses belajar mengajar
berlangsung Berdasarkan hasil observasi dan rangkaian tahapan penelitian,
didapatkan temuan-temuan sebagai berikut :
4.3.3.1 Respon Siswa
45

Berdasar angket yang diberikan peneliti kepada seluruh siswa tentnag


respon meraka terhadap strategi pembelajaran kontekstual (CTL) siklus III yang
diterapkan guru, didapat hasil data sebagai berikut :
Tabel 9 : Respon Siswa Siklus III
JUMLAH
NO NAMA JAWABAN NILAI PREDIKAT
YA TIDAK
Nama siswa
1 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
2 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
3 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
4 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
5 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
6 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
7 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
8 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
9 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
10 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
11 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
12 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
13 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
14 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
15 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
16 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
17 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
18 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
Nama siswa
19 5 0 100 SANGAT BAIK
kelas V
46

Nama siswa
20 4 1 80 BAIK
kelas V
Berdasar data di atas dapat ditarik kesimpulan :
Siswa yang memiliki Respon Sangat Baik = 20 Siswa (100%)
Siswa yang memiliki Respon Baik = 0 Siswa (0%)
Siswa yang memiliki Respon Cukup Baik = 0 Siswa (0%)
Siswa yang memiliki Respon Kurang Baik = 0 Siswa (0%)
Siswa yang Tidak Merespon = 0 Siswa (0%)
Berdasarkan dari hasil angket data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
mayoritas siswa memiliki respon yang Sangat Baik terhadap penerapan strategi
pembelajaran kontekstual (CTL) dalam siklus III yang dilaksanakan oleh guru.

4.3.3.2 Partisipasi belajar Siswa


Berdasar lembar observasi peneliti dan observer II, didapat hasil data sebagai
berikut :
Tabel 10 : Partisipasi belajar Siswa Siklus III
JUMLAH SISWA
NO KOMPONEN OBSERVASI OBSERVER
PENELITI
II
1 Siswa membawa puisi sendiri 20 20
Siswa memperhatikan pengarahan
2 20 20
pengarahan yang diberikan guru
Siswa mengajukan diri untuk maju membaca
3 20 20
puisi
Siswa terlibat aktif dalam proses diskusi
4 20 20
kelompok
5 Siswa mengerjakan LKS secara individu 20 20
Siswa tampak antusias memperhatikan siswa
6 20 20
lain membaca puisi
7 Siswa dapat menyimpulkan hasil belajar 20 20
RATA -RATA 20.0 20.0
PROSENTASE 100.0 100.0
47

Dari hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas kegiatan


belajar siswa dapat dikatakan Sangat Baik karena hasil observasi pengamat I/
peneliti dan observer II (guru lain) menunjukkan angka 100%.

4.3.3.3 Hasil Observasi Pengamat III terhadap Aktifitas Guru


Berdasarkan hasil observasi pengamat III terhadap tindakan guru saat
proses pembelajaran, didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 11 : Hasil Observasi Guru Siklus III
HASIL OBSERVASI
NO KOMPONEN OBSERVASI TIDAK
DILAKUKAN
DILAKUKAN
Guru menyampaikan tujuan
1
pembelajaran dengan baik
Guru menjelaskan materi
2
dengan runtut dan sistematis
Guru memberikan contoh
3
rekaman puisi yang tepat
Guru mampu menciptakan
suasana kelas yang
4
menyenangkan dengan
pembelajaran CTL
Mimik dan gaya guru saat
5
pembelajaran baik
Suara dan intonasi guru sesuai
6
dengan kondisi kelas
Guru membangun suasana
7
komunikatif dan dialogis
Perhatian guru menyeluruh ke
8
semua siswa
Pertanyaan guru merata pada
9
seluruh siswa
Guru memberikan tugas
10
individu
Guru memberikan bimbingan
11 pada kelompok yang
memerlukan
48

Guru memberikan penguatan


12
berupa pujian secara merata
Guru berhasil mendorong
13
partisipasi aktif siswa
Guru mereview materi di akhir
14
pembelajaran
Pembelajaran sesuai dengan
15
RPP
Dari data di atas, guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan Sangat
Baik mengingat 15 dari 15 poin pengajaran (100%) penilaian telah terpenuhi.

4.3.3.4 Hasil Belajar Siswa


Tes yang diberikan terdiri atas dua jenis yakni tes performan
berupa praktik membaca puisi dan tes tulis berisi 5 pertanyaan uraian. Tes ini
untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal dan
intonasi yang. Soal dan skor soal termuat dalam lampiran. Titik tekan penilaian
pada nilai praktik. Dari hasil tes yang dilakukan oleh peneliti, didapat hasil belajar
sebagai berikut :
Tabel 12 : Hasil Belajar Siklus III
NILAI
RATA-
NO NAMA SISWA PRAKTIK PREDIKAT TULIS PREDIKAT RATA PREDIKAT
Nama siswa
1 kelas V 77.3 TUNTAS 75 TUNTAS 76.8 TUNTAS
Nama siswa
2 kelas V 75.0 TUNTAS 76 TUNTAS 75.3 TUNTAS
Nama siswa
3 kelas V 76.3 TUNTAS 75 TUNTAS 76.0 TUNTAS
Nama siswa
4 kelas V 75.3 TUNTAS 80 TUNTAS 76.5 TUNTAS
Nama siswa
5 kelas V 75.0 TUNTAS 76 TUNTAS 75.3 TUNTAS
Nama siswa
6 kelas V 75.3 TUNTAS 75 TUNTAS 75.3 TUNTAS
Nama siswa
7 kelas V 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS
Nama siswa
8 kelas V 77.0 TUNTAS 76 TUNTAS 76.8 TUNTAS
9 Nama siswa 76.7 TUNTAS 79 TUNTAS 77.3 TUNTAS
49

kelas V
Nama siswa
10 kelas V 76.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.8 TUNTAS
Nama siswa
11 kelas V 74.0 TUNTAS 76 TUNTAS 74.5 TUNTAS
Nama siswa
12 kelas V 72.7 TUNTAS 77 TUNTAS 73.8 TUNTAS
Nama siswa
13 kelas V 74.7 TUNTAS 76 TUNTAS 75.0 TUNTAS
Nama siswa
14 kelas V 76.0 TUNTAS 78 TUNTAS 76.5 TUNTAS
Nama siswa
15 kelas V 75.7 TUNTAS 74 TUNTAS 75.3 TUNTAS
Nama siswa
16 kelas V 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS
Nama siswa
17 kelas V 75.0 TUNTAS 76 TUNTAS 75.3 TUNTAS
Nama siswa
18 kelas V 75.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.0 TUNTAS
Nama siswa
19 kelas V 74.7 TUNTAS 76 TUNTAS 75.0 TUNTAS
Nama siswa
20 kelas V 76.0 TUNTAS 75 TUNTAS 75.8 TUNTAS
RATA-RATA 75.4 76 75.5
Dari data diatas diambil kesimpulan :
Dari data diatas, untuk nilai praktik membaca puisi dengan lafal dan
intonasi yang tepat, diambil kesimpulan :
Jumlah Siswa Tuntas = 20 (100 %) / Tuntas Kelasikal
Jumlah Siswa Tidak Tuntas = 0 (0 %)
Jumlah rata-rata kelas = 75,4 (Memenuhi target KKM kelasikal Siklus III
yakni 75)
Hasil ini jika dibandingkan dengan hasil pra tindakan, siklus I, Siklus II
dan hasil siklus III, sebagai berikut :

Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah rata-rata


Data
Tuntas Tidak Tuntas kelas
50

Sebelum 66,8
Penerapan 12 (60,0 %) / (Tidak
Pembelajaran Tidak Tuntas 8 (40,0%) Memenuhi
Kontekstual
Kelasikal target KKM
kelasikal)
Setelah 72,7
Pembelajaran (Memenuhi
Kontekstual 19 (95,0%) /
1 (5,0%) target KKM
Siklus I Tuntas Kelasikal
kelasikal
siklus I)
Setelah 75,1
Pembelajaran 20 (100%) / (Memenuhi
PAKEM Tuntas Kelasikal 0 (0%) target KKM
Siklus II
kelasikal
siklus II)
Setelah 75,4
Pembelajaran 20 (100%) / (Memenuhi
Kontekstual Tuntas Kelasikal 0 (0%) target KKM
Siklus III kelasikal
siklus II)

Bila disajikan dalam grafik, didapatkan gambar sebagai berikut :

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PRA SIKLUS,


SIKLUS I, SIKLUS II dan SIKLUS III

80

70
JUMLAH SISWA/NILAI

60

50
J umlah Siswa Tuntas
40 J umlah Siswa Tidak Tuntas
J umlah Nilai rata-rata
30

20

10

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
51

Gambar 4 : Grafik Perbandingan Hasil Para Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus
III

4.3.4. Refleksi Siklus III


Berdasarkan paparan data diatas, dapat direfleksikan bebarapa hal sebagai
berikut :
a. Tingkat respon siswa secara klasikal adalah 100 % dan mengalami peningkatan
dibanding siklus I dan siklus II. 100% siswa merespon Sangat Baik terhadap
penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) yang dilakukan oleh guru.
b. Partisipasi belajar siswa Sangat Baik karena berdasarkan data peneliti dan
observer II sebanyak 100% siswa aktif dalam proses pembelajaran
c. Berdasar hasil observasi pengamat III, 15 dari 15 poin observasi (100%) telah
dilaksanakan dengan Sangat Baik dan Tuntas oleh guru.
c. Berdasar hasil tes praktik kemampuan membaca, jika dibandingkan dengan
hasil pra tindakan, siklus I dan Siklus II maka kemampuan siswa dalam membaca
puisi lafal dan intonasi yang tepat terus meningkat, yakni dari 72,7 pada siklus I
menjadi 75,1 pada siklus II menjadi 75,4 pada siklus III.
Dengan memperhatikan hasil siklus I, siklus II dan siklus III, maka target
peneliti dalam melaksanakan penelitian dalam 3 siklus telah tercapai sesuai
dengan indikator keberhasilan yang telah dirumuskan dalam BAB III, yakni
a. Siswa yang merespon Baik terhadap penerapan pembelajaran kontekstual
(CTL) minimal 75 %

b. Jumlah siswa yang tuntas hasil belajarnya setelah penerapan pembelajaran


kontekstual (CTL) minimal 75 %

c. Jumlah rata-rata hasil belajar siswa untuk kemampuan membaca puisi


minimal 75
52

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab III dan IV, dapat diberikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kemampuan membaca puisi siswa dengan lafal dan intonasi yang tepat masih
rendah dikarenakan siswa merasa tidak percaya diri sehingga dalam membaca
puisi selalu ragu-ragu sehingga pembacaan puisi terkesan tergesa-gesa dan
tidak jelas serta tidak adanya contoh nyata pembacaan puisi yang tepat.
Pengaruh dialek bahasa lokal juga mempengaruhi ketepatan pembacaan puisi.
53

2. Guru mampu meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa dengan lafal dan
intonasi yang tepat melalui proses pembelajaran yang menggunaan
pembelajaran kontekstual (CTL) Hal ini terbukti dengan hasil data yang
diperoleh sebagai berikut :
Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah
siswa yang siswa yang siswa yang
Hasil siswa yang siswa yang
merespon merespon merespon
Angket merespon Tidak
Sangat Cukup Kurang
Baik Merespon
Baik Baik Baik
14 6 0 0 0
Siklus I
(70 %) (30%) (0%) (0%) (0%)

17 0 0 0
Siklus II 3 (15%)
(85%) (0%) (0%) (0%)

20 0 0 0 0
Siklus III
(100%) (0%) (0%) (0%) (0%)

4. Berdasarkan hasil observasi pengamat III terhadap tindakan guru saat proses
pembelajaran, guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan BAIK pada
siklus I dan menjadi SANGAT BAIK pada siklus II dan III. Hal ini
membuktikan bahwa guru telah berhasil menerapkan teori pembelajaran
dengan benar ke dalam kelas. Data observasi pengamat III sebagai berikut :

52

Hasil Observasi Siklus I Siklus II Siklus III

Komponen pembelajaran 14 item 15 item 15 item


yang terlaksana (93,3%) (100 %) (100 %)
54

5. Kemampuan siswa kelas V SDN IV Sungaiselam tahun pelajaran


2009/2010 dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat
meningkat melalui penerapan pembelajaran kontekstual (CTL). Hal ini dapat
disimpulkan dari data sebagai berikut :

Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah rata-rata


Data
Tuntas Tidak Tuntas kelas

Sebelum 66,8
Penerapan 12 (60,0 %) / (Tidak
Pembelajaran Tidak Tuntas 8 (40,0%) Memenuhi
PAKEM
Kelasikal target KKM
kelasikal)
Setelah 72,7
Pembelajaran (Memenuhi
PAKEM 19 (95,0%) /
1 (5,0%) target KKM
Siklus I Tuntas Kelasikal
kelasikal
siklus I)
Setelah 75,1
Pembelajaran 20 (100%) / (Memenuhi
PAKEM Tuntas Kelasikal 0 (0%) target KKM
Siklus II
kelasikal
siklus II)
Setelah 75,4
Pembelajaran 20 (100%) / (Memenuhi
PAKEM Tuntas Kelasikal 0 (0%) target KKM
Siklus III kelasikal
siklus II)

Sehingga secara keseluruhan, berdasar penelitian tindakan kelas yang


dilaksanakan peneliti dalam III siklus, dapat diambil kesimpulan sekaligus
menjawab rumusan masalah yang diajukan sebelumnya bahwa :
1. Siswa kelas V SDN IV Sungaiselam tahun pelajaran 2009/2010 memiliki
kemampuan membaca puisi yang belum tepat dalam hal lafal dan intonasi
55

karena adanya pengaruh dialek bahasa lokal, kurang adanya percaya diri dan
minimnya contoh pembacaan puisi yang benar.
2. Penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia dapat meningkatkan secara signifikan kemampuan siswa kelas V
SDN IV Sungaiselam semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 dalam
membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti memberikan
saran kepada :
1. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, untuk turut menerapkan dan
mengembangkan strategi pembelajaran menyenangkan dengan penerapan
strategi pembelajaran kontekstual (CTL) khususnya bagi siswa SD.
2. Pihak sekolah, untuk lebih mendorong guru-guru untuk menerapkan
pembelajaran kontekstual (CTL) baik untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia
ataupun mata pelajaran lain serta menyediakan kebutuhan pembelajaran
tersebut bagi guru-guru.
3. Siswa, untuk dapat lebih termotivasi dalam mempelajari Bahasa Indonesia
khususnya bila dilakukan dengan rasa senang dan karena menggunakan
strategi pembelajaran kontekstual (CTL).
4. Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan, untuk dapat
mensosialisasikan dan merokemendasikan hasil penelitian ini ke seluruh
sekolah di wilayah Bangka dan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ali. M. 1987. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa

Arikunto, Suharsimi. Prof Dr. 1995. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta Jakarta

Arikunto, Suharsimi. Prof Dr 1998. Prosedur Penelitian : Sebuah Pendekatan


Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi Prof Dr. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :


Bumi Aksara

Depdiknas. 2003. Pembelajaran Efektif SD. Jakarta


56

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SD. Jakarta

Depdiknas. 2006. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta

Dryden, Gordon dan Vos, Jeannette. 2003. Revolusi Cara Belajar. Bandung :
Kaifa

Hadjar, Ibnu. Drs,M.Ed. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif


dalam Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers

Hidayat, Sholeh. 2009. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran KTSP. Makalah


Pelatihan KTSP. Diakses dari www.google.com.

Hobri, H. M.Pd. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jember

Nuraini, Umri. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas V Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Nurhadi dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.


Malang : UNM

Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia On Line.

Rustam dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas (Direktorat


Pembinaan TKKPT.

Suyatno,H. 2008. Ilmu Indahnya Bahasa dan Sastra Indoensia untuk SD dan MI
Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud

Usman, Uzer. 1999. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosda Karya

Undang-undang no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wardhani, Igak, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka,


Jakarta.

Wibawa, Basuki. Dr. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas

Warsidi, Edi. 2008. Bahasa Indoensia Membuatku Cerdas untuk SD dan MI


Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
57

También podría gustarte