Está en la página 1de 10

Komponen AC mobil dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu komponen utama, komponen pendukung, dan komponen kelistrikan.

A. KOMPONEN UTAMA
Komponen utama AC mobil terdiri dari kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Gambar di bawah ini menunjukan rangkaian
komponen-komponen tersebut. Warna merah untuk sisi tekanan tinggi, dan warna biru untuk sisi tekanan rendah.

1. KOMPRESOR
Kompresor merupakan komponen utama AC yang berfungsi untuk mensirkulasikan refrigerant ke seluruh unit AC dengan cara menaikkan
tekanan refrigerant. Fungsi kompresor mirip dengan fungsi jantung pada tubuh manusia dan refrigerant sebagai darahnya. Kompresor
memiliki dua saluran, yaitu saluran hisap (suction) dan saluran buang (discharge). Saluran hisap dihubungkan dengan evaporator dan
merupakan sisi tekanan rendah, sedangkan saluran buang dihubungkan dengan kondensor dan merupakan sisi tekanan tinggi. Refrigeran
dalam fase gas pada tekanan dan temperature rendah dihisap oleh kompresor melalui saluran hisap kemudian dimampatkan sehingga
tekanan dan temperaturnya naik selanjutnya mengalir ke kondensor melalui saluran buang.
Tipe kompresor dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tipe resipro (crankshaft), tipe swash plate, dan tipe wooble plate.
a. Kompresor tipe resipro (Crank Shaft)
Kompresor tipe ini bekerja dengan memanfaatkan gerak putar dari mesin yang diterima oleh crank shaft kompresor. Di dalam kompresor
gerak putar dari crank shaft diubah menjadi menjadi gerak bolak balik torak untuk menghisap dan memampatkan refrigerant.
Prinsip kerja kompresor torak terdiri dari dua langkah, yaitu langkah hisap dan langkah kompresi. Saat langkah hisap torak bergerak turun
dari titik mati atas ke titik mati bawah, volume silinder mengembang sehingga tekanan di dalam silinder turun atau terjadi kevakuman di
dalam silinder. Akibatnya katup hisap membuka dan refrigerant masuk ke dalam silinder. Proses ini berlangsung sampai torak mencapai titik
mati bawah.
Pada langkah kompresi, torak bergerak naik dari titik mati bawah ke titik mati atas. Refrigerant mengalami pemampatan sehingga tekanan
dan temperaturnya naik. Akibat tekanan refrigerant yang tinggi, katup hisap akan menutup dan katup buang membuka sehingga refrigerant
keluar dan mengalir ke kondensor. Gambar 2 memperlihatkan cara kerja kompresor torak.

b. Kompresor tipe Swash Plate


Pada kompresor jenis ini, gerakan torak diatur oleh swash plate pada jarak tertentu dengan 6 atau 10 silinder. Ketika salah satu sisi pada
torak melakukan langkah tekan, maka sisi yang lainnya melakukan langkah isap. Pada dasarnya, proses kompresi pada tipe ini sama
dengan proses kompresi pada kompresor tipe crank shaft. Perbedaannya terletak pada adanya tekanan oleh katup isap dan katup tekan.
Selain itu , perpindahan gaya pada tipe swash plate tidak melalui batang penghubung (connecting rod), sehingga getarannya lebih kecil.
Gambar dibawah ini memperlihatkan bagian-bagian dari kompresor tipe swash plate.

c. Kompresor tipe Wobble Plate


Sistem kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate,
penggunaan kompresor tipe wobble plate lebih menguntungkan, diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat diatur secara otomatis
sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain itu, pengaturan kapasitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan
oleh kopling magnetic (magnetic clutch). Cara kerjanya, gerakan putar dari poros kompresor diubah menjadi gerak bolak-balik oleh plat
penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan guide ball. Gerakan bolak-balik ini selanjutnya diteruskan ke torak melalui batang
penghubung. Berbeda dengan jenis kompresor swash plate, kompresor jenis wobble plate hanya menggunakan satu torak untuk satu
silinder.
Meskipun jenis kompresor di atas mempunyai cara kerja dan konstruksi yang berbeda, namun pada prinsipnya sama, yaitu menekan
refrigerant dan menghasilkan laju aliran massa refrigerant. Sebenarnya masih ada tipe kompresor lainnya, yaitu kompresor tipe rotary vane
dan tipe scroll, namun jarang digunakan. Berikut ini gambar kompresor tipe wobble plate.

2. KONDENSOR
Kondensor merupakan alat penukar kalor yang berfungsi memindahkan kalor dari refrigerant ke udara lingkungan dengan bantuan ekstra
fan. Konstruksi kondensor sama dengan konstruksi radiator, terdiri dari susunan pipa-pipa persegi dan sirip-sirip-sirip yang berfungsi untuk
memperbesar laju perpindahan kalor. Kondensor ditempatkan di depan radiator agar memperoleh aliran udara maksimum. Gambar di
bawah ini menunjukkan konstruksi kondensor.

Refrigeran dalam fase uap pada tekanan dan temperatur tinggi, mengalir ke dalam kondensor melalui saluran masuk yang terletak di bagian
atas. Di dalam kondensor, refrigerant mengalami proses pendinginan dan perubahan fase dari gas menjadi cair akibat pelepasan kalor ke
udara lingkungan, sehingga keluar dari kondensor, refrigerant ada dalam fase cair pada temperature rendah.
3. Katup Ekspansi
Komponen ini berfungsi menurunkan tekanan dan temperature refrigerant, sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator. Ada 2 jenis
katup ekspansi yang digunakan dalam system AC mobil, yaitu katup ekspansi jenis termostatik dan katup ekspansi jenis pipa orifice.
Gambar di bawah ini menunjukkan kostruksi katup ekspansi termostatik.

Bagian-bagian katup ekspansi terdiri dari orifice, sensor, pipa kapiler, diafragma, pen penekan, plat dan bola, dan pegas. Di dalam sensor
dan pipa kapiler berisi gas yang mudah mengembang (refrigerant, CO2). Selain menurunkan suhu dan tekanan refrigerant, katup ekspansi
termostatik juga berfungsi mengatur banyaknya refrigerant yang mengalir di dalam system AC mobil. Banyaknya aliran refrigerant
disesuaikan dengan beban panas pada evaporator.
Prinsip kerja katup ekspansi termostatik dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada kondisi beban panas normal, refrigerant cair bertekanan
tinggi masuk ke dalam katup ekspansi melewati orifice dalam jumlah yang sesuai dengan di atur pembukaannya oleh pegas. Pada kondisi
ini tekanan di sisi atas diafragma sama dengan tekanan di sisi bawah. Saat melewati orifice, refrigerant mengalami proses pengabutan
sehingga tekanan dan temperaturnya turun yang selanjutnya mengalir ke evaporator.
Ketika beban panas di evaporator meningkat, refrigerant yang mengalir pada saluran keluar evaporator akan mengalami kenaikan
temperature. Kondisi ini menyebabkan gas yang ada di dalam sensor dan pipa kapiler akan mengembang dan mengalami kenaikan tekanan.
Selanjutnya, gas akan menekan diafragma dan mendorong plat dan pegas melalui pen penekan. Ini menyebabkan saluran orifice terbuka
lebih lebar sehingga lebih banyak refrigerant yang mengalir ke evaporator. Kondisi ini akan berlangsung terus sampai beban panas kembali
normal.
Kondisi sebaliknya terjadi saat beban panas berkurang. Pada kondisi ini, refrigerant pada saluran keluar evaporator mengalami penurunan
temperature. Hal ini menyebabkan gas yang ada di dalam sensor dan pipa kapiler mengalami penyusutan. Akibatnya tekanan di sisi atas
diafragma menjadi lebih kecil dari pada tekanan di sisi bawah. Pegas akan menekan plat dan bola ke atas. Akibatnya saluran orifice akan
mengecil sehingga hanya sedikit refrigerant yang mengalir ke evaporator. Kondisi ini akan berlangsung terus sampai beban panas kembali
normal.
Gambar di bawah menunjukkan katup ekspansi jenis pipa orifice.

Berbeda dengan katup ekspansi termostatik, katup ekspansi pipa orifice hanya berfungsi menurunkan tekanan refrigerant dan tidak
mengatur jumlah aliran refrigerant ke evaporator. Oleh karena itu, pada system AC yang menggunakan katup jenis ini, di saluran sebelum
masuk evaporator di pasang akumulator yang berfungsi untuk menampung sementara refrigerant sebelum masuk evaporator.
Pada katup ekspansi pipa orifice terdapat sebuah lubang kecil yang berdiameter tetap sebagai media untuk menurunkan tekanan refrigerant
dan kasa penyaring (filter screen) di sisi masuk dan keluar untuk menyaring kontaminan yang terbawa oleh refrigerant. Namun, katup pipa
orifice jarang sekali digunakan pada unit AC mobil di Indonesia. Biasanya digunakan pada mobil-mobil keluaran Eropa atau Amerika.

4. Evaporator
Evaporator merupakan alat penukar kalor yang berfungsi memindahkan kalor dari udara yang dikondisikan ke refrigerant. Seperti kondensor,
evaporator tersusun dari pipa-pipa dan sirip-sirip dalam jumlah yang banyak. Refrigeran masuk evaporator dalam bentuk kabut pada
tekanan dan temperature rendah. Udara dari kabin dihembuskan oleh blower melewati kisi-kisi evaporator. Udara yang bertemperatur lebih
tinggi daripada refrigerant yang mengalir dalam evaporator, akan melepaskan kalor dan diserap oleh refrigerant, sehingga temperature
udara turun menjadi lebih dingin yang selanjutnya akan mendinginkan udara dalam kabin. Refrigeran keluar dari evaporator dalam fase uap

B. KOMPONEN PENDUKUNG
Komponen pendukung pada system AC mobil terdiri dari receiver (filter dryer), accumulator, minyak pelumas (oli kompresor), shaft seal, pipa
refrigerant, idle up, pulley dan belt, dan ekstra fan.
1. Receiver (Filter Dryer)
Komponen ini sering digunakan pada AC mobil yang menggunakan katup ekspansi termostatik untuk menurunkan tekanan refrigerant.
Komponen ini diletakkan di antara kondensor dan evaporator sebelum katup ekspansi. Di dalam receiver terdapat saringan dan pengering
yang berfungsi menyerap kotoran dan air yang terbawa bersirkulasi bersama refrigerant. Filter terpasang pada saluran keluar receiver
bagian dalam. Filter ini terbuat dari kasa tembaga dan berfungsi menyaring kotoran agar tidak masuk ke katup ekspansi. Pada bagian atas
receiver terdapat sight glass yang berfungsi untuk mengetahui kondisi refrigerant dalam system AC. Di dalam dryer berisi desiccant (zat
yang dapat menyerap uap air) yang berupa silicagel untuk penggunaan R-12 dan zeolit untuk penggunaan R-134a.
Receiver merupakan tempat penyimpanan sementara refrigerant setelah dicairkan oleh kondensor dan sebelum masuk ke katup ekspansi.
Fungsi lainnya adalah sebagai penyaring kotoran dalam system sirkulasi AC. Receiver juga berfungsi memisahkan kadar air dan kotoran
yang terbawa saat bersirkulasi bersama refrigerant.

2. Accumulator
Accumulator biasanya digunakan pada system AC mobil yang menggunakan pipa orifice sebagai alat penurun tekanan refrigerant.
Accumulator terletak diantara evaporator dan kompresor. Accumulator berfungsi sebagai alat penampung sementara refrigerant cair yang
bertemperatur rendah, serta campuran minyak pelumas dari evaporator. Refrigeran yang telah disimpan berupa gas, dialirkan dari bagian
atas accumulator melalui saluran isap menuju ke kompresor. Accumulator juga berfungsi mencegah refrigerant cair agar tidak mengalir ke
kompresor. Di dalam accumulator terdapat desiccant seperti pada receiver.
3. Minyak Pelumas (Oli kompresor)
Oli kompresor pada system AC berfungsi sebagai pelumas bagian-bagian kompresor yang bergesekan, untuk meredam panas dan
melancarkan pergerakan bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil oli kompresor bercampur dengan refrigerant dan ikut bersirkulasi
melewati kondensor dan evaporator. Minyak pelumas kompresor harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a. Mempunyai struktur kimia yang stabil, tidak mudah berreaksi dengan refrigerant atau benda lain yang digunakan pada system pendingin.
b. Tidak merusak bahan tembaga pada suhu 120oC.
c. Tidak mengandung air, ter, lilin, dan kotoran lainnya.
d. Mempunyai titik beku yang rendah.
e. Tidak berbusa.
f. Mempunyai tahanan listrik (dielektrik) yang kuat.
g. Dapat memberikan pelumasan yang baik pada temperature tinggi maupun rendah.
Proses penyaluran dan jenis minyak pelumas pada tiap-tiap kompresor berbeda. Untuk kompresor jenis resipro, penyaluran minyak pelumas
dari bagian bawah kompresor (di bak alas kompresor) yang diisap oleh pompa yang terpasang di bagian belakang kompresor. Kemudian
minyak pelumas yang masuk ke dalam saluran poros engkol dialirkan kedua jurusan, yaitu ke bagian bearing muka-belakang dan ke dinding
piston melalui pena piston. Minyak pelumas yang sudah disalurkan ke bagian-bagian tersebut akan kembali lagi ke bak alas kompresor
untuk sirkulasi berikutnya.
Pada kompresor tipe swash plate, terdapat plat rotasi miring yang menggerakkan torak ke kana dan ke kiri. Minyak pelumas yang keluar dari
saluran dalam poros penggerak mengalir hingga ke permukaan plat rotasi miring akibat gaya sentrifugal. Minyak pelumas yang terhambur
dengan putaran plat rotasi miring ini mampu melumasi torak sehingga tidak cepat aus.
4. Shaft seal
Refrigeran dan minyak pelumas dalam kompresor sangat rentan terhadap kebocoran, baik saat kompresor sedang beroperasi maupun tidak.
Untuk mencegah kebocoran, digunakan penyekat (seal) yang dipasang pada poros kompresor. Komponen ini terdiri dari dua bagian, yaitu
shaft seal dan plate seal. Shaft seal ada dua jenis, yaitu mechanical seal dan lip seal. Shaft seal terdiri dari gelang penahan, O-ring, ring
karbon, dan plate seal. Plate seal yang tertahan rapat oleh gelang penahan dengan ring karbon akan tertekan oleh pegas, sehingga mampu
mencegah kebocoran refrigerant dan minyak pelumas.
5. Pipa refrigerant
Pipa refrigerant AC terbuat dari karet (pipa elastic) dan pipa logam yang tahan terhadap tekanan dan temperature tinggi serta tahan
terhadap getaran. Bagian dalam pipa logam terbuat dari tembaga dan alumunium yang diproses dengan baik sehingga lebih tahan terhadap
unsur kimia dalam refrigerant. Pipa karet dibuat berlapis-lapis agar lebih kuat menahan kebocoran dan reaksi unsur kimia.

6. Iddle Up
Alat ini berfungsi menaikkan puaran mesin ketika AC mobil dihidupkan (saat putaran mesin masih idling/stasioner) sehingga mesin mobil
terhindar dari beban yang berlebihan (overload).
Ada dua jenis Iddle up, yaitu jenis Vacuum Switch Valve (VSV) dan Throttle Position (TP).
a. Vacuum Switch Valve (VSV)
Pada vacuum switch valve terdapat komponen coil magnet, compression spring, dan moving core. Coil magnet pada VSV terhubung secara
parallel dengan magnetic clutch pada kompresor, sehingga apabila magnetic clutch bekerja, coil magnet pada VSV akan menimbulkan
tenaga magnet.
b. Throttle Position
Throttle Position (TP) terdiri atas diafragma dan throttle valve. Dalam hal ini VSV berfungsi mengatur ruang diafragma pada TP, sehingga
ruang diafragma tersebut dapat terhubung dengan sumber vacuum (vacuum tank) dan di saat tertentu terhubung dengan udara luar. Pada
saat AC mobil dihidupkan dan mesin mobil dalam keadaan stasioner, maka koil magnet pada VSV akan bekerja dan menimbulkan tenaga
magnet. Tenaga magnet tersebut akan menggerakkan moving core untuk menghubungkan ruang diafragma dengan vacuum tank.
Sistem kerja TP dimulai ketika terjadi kevakuman pada vacuum tank. Throttle set akan bergerak dan mengubah posisi venture karburator
kea rah penambahan bahan bakar, sehingga putaran mesin akan meningkat. Namun ada juga yang tidak mengandalkan tingkat kevakuman,
yaitu saat koil magnet pada VSV menimbulkan tenaga magnet, moving core pada VSV menghubungkan ruang diafragma dengan ruang
atmosfer yang sebelumnya terhubung dengan vacuum tank. Karena tidak ada kevacuman pada ruang diafragma, maka kekuatan spring
pada ruang diafragma akan mempengaruhi kerja throttle set pada TP. Dengan demikian posisi venture pada karburator akan berubah ke
arah penambahan bahan bakar, sehingga putaran mesin akan naik. Meskipun cara kerja keduanya sama, namun mengingat konstruksi
karburator pada masing-masing mobil berbeda, maka dibuat dua macam system kerja untuk mempermudah system pemasangannya.
7. Pulley dan belt
Pulley berfungsi sebagai rumah belt. Pulley dan belt merupakan komponen penerus tenaga dari mesin ke kompresor AC mobil. Jenis belt
yang digunakan pada AC mobil diantaranya adalah V belt dan ribbed belt. Perbedaan keduanya terletak pada bentuk dan kemampuan
meneruskan tenaga. Jenis ribbed belt memiliki kemampuan meneruskan tenaga lebih baik dari pada jenis V belt dan tidak mudah slip.

8. Kipas (Extra Fan)


Ekstra fan berfungsi mensirkulasikan udara di dalam dan di luar kabin. Motor blower terdapat di dalam kabin, sedangkan fan (extra fan)
terletak di luar kabin. Blower pada kabin terdiri atas motor penggerak dan blower/ sudu-sudu yang digerakkan. Umumnya, tipe blower yang
sering digunakan adalah tipe sirrocco. Extra fan yang terdapat di luar kabin (pada kondensor) juga terdiri dari motor penggerak dan fan yang
digerakkan. Jenis fan yang umum digunakan adalah jenis axial flow.

C. KOMPONEN KELISTRIKAN
Komponen kelistrikan terdiri dari sakelar (Selector switch), kopling magnet (Magnetic clutch), thermostat (Thermoswitch), pengatur suhu
elektronik (Thermistor), pressure switch, relay, dan amplifier.
1. Sakelar (Selector switch)
Sakelar yang digunakan pada system AC mobil umumnya adalah jenis sakelar putar. Sakelar ini digunakan untuk mematikan dan
menghidupkan kompresor, serta memilih kecepatan putaran blower evaporator. Sakelar terdiri dari tombol putar (menunjuk posisi off, low,
medium, dan high) dan terminal listrik.
Saat tombol diputar pada posisi off, hubungan antar terminal terputus. Pada posisi low, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi
low dan kompresor. Pada posisi medium, sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi medium dan kompresor. Pada posisi high,
sakelar akan menghubungkan terminal line ke posisi high dan kompresor. Untuk mengetahui adanya arus listrik yang menghubungkan antar
terminal pada sakelar, digunakan multitester.

2. Kopling magnet (Magnetic Clutch)


Kopling magnet berfungsi memutus dan menghubungkan kompresor dengan pully penggeraknya. Saat mesin mobil bekerja, pulley berputar
karena terhubung dengan mesin melalui belt. Pada saat ini kompresor belum bekerja. Ketika system AC dihidupkan, amplifier memberikan
arus listrik ke koil stator sehingga timbul medan electromagnet yang akan menarik pressure plate dan menekan permukaan pulley. Hal ini
menyebabkan pressure plate berputar mengikuti putaran pulley sehingga kompresor akan berputar. Kopling magnet memiliki tiga bagian
utama sebagai berikut.
a. Stator
Stator merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada rumah kompresor.
b. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar yang terhubung dengan poros mesin melalui belt. Diantara permukaan bagian dalam dari rotor dan
front housing dari kompresor terpasang bantalan.
c. Pressure Plate
Pressure plate merupakan bagian yang dipasang pada poros kompresor
3. Thermostat (Thermoswitch)
Alat ini berfungsi memberikan sinyal kondisi temperature kabin ke kompresor secara otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang
akan mendeteksi suhu pada evaporator. Jika thermostat rusak, evaporator bisa membeku karena pemutus arus listrik tidak bekerja. Tanda-
tanda kerusakannya antara lain keluarnya asap dari kisi-kisi AC serta adanya tetesan air seperti embun yang keluar dari evaporator.
Thermostat juga berfungsi mengatur proses kerja kompresor AC. Pada thermostat terdapat tabung indra panas yang berisi gas yang sangat
peka terhadap perubahan suhu. Tabung ini terpasang pada evaporator di bagian saluran angin keluar. Ketika suhu penguapan refrigerant
cair di dalam evaporator naik, gas di dalam tabung indra panas akan memuai dan mendorong alas diafragma ke atas. Dengan demikian,
sakelar yang terhubung dengan magnetic clutch akan mendapat aliran listrik, sehingga kompresor bekerja. Sebaliknya, jika suhu pada
saluran angin keluar di evaporator turun melewati batas normal, gas di dalam tabung indra panas akan menyusut. Alas diafragma yang
sebelumnya terdorong oleh tekanan gas akan kembali ke bawah karena terikan pegas, sehingga sakelar memutus arus listrik ke kopling
magnet. Akibatnya kompresor berhenti bekerja.

4. Pengatur suhu elektronik (Thermistor)


Termistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien termal negative. Artinya, semakin rendah suhunya, semakin tinggi tahanannya,
dan sebaliknya. Sifat ini dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan kompresor. Pada suhu tinggi, tahanan thermistor
rendah, amplifier akan mengalirkan arus listrik dari baterai ke kopling magnet, sehingga kompresor bekerja. Pada saat suhu rendah, tahanan
thermistor tinggi, amplifier akan memutus arus listrik dari baterai ke kopling magnet, sehingga kompresor tidak bekerja.

5. Pressure Switch
Pressure switch merupakan komponen kelistrikan AC mobil yang berfungsi memutus dan menghubungkan aliran listrik yang menuju ke
kompresor yang bekerja berdasarkan tekanan refrigerant. Pada tekanan refrigerant yang tidak normal, pressure switch akan bekerja.
Pressure switch yang banyak digunakan pada system AC mobil adalah tipe dual pressure switch. Pressure switch dipasang pada pipa yang
berisi cairan diantara receiver dan katup ekspansi. Alat ini mampu mendeteksi ketidaknormalan tekanan di dalam system dan akan memutus
aliran listrik yang menuju kopling magnet jika terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga kompresor berhenti bekerja.
Pressure switch akan bekerja pada tekanan 448 psi untuk R-134a dan 378 psi untuk R-12.
Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan antar komponen sehingga tekanan dalam system cukup rendah, sekitar 28
psi untuk R-134a dan 378 psi untuk R-12, pressure switch akan mematikan kopling magnet.
6. Relay
Relay berfungsi mengalirkan arus listrik ke kopling magnet, blower motor, dan ke peralatan lain pada system AC mobil. Relay diperlukan
untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak. Aliran listrik yang langsung dari baterai ke kopling magnet atau ke blower melalui kunci
kontak akan menyebabkan titik-titik kunci kontak cepat aus dan terbakar. Jika menggunakan relay, kunci kontak hanya mengalirkan arus
listrik yang kecil ke koil relay. Kemagnetan pada koil relay akan menghubungkan titik-titik kontak relay yang akan mengalirkan arus listrik
yang cukup besar dari baterai ke kopling magnet ataupun ke motor blower. Jika kunci kontak memutuskan arus listrik ke koil relay, maka
kontaktif relay akan terputus secara otomatis sehingga arus listrik dari baterai ke kopling magnet ataupun ke motor blower akan terputus.

7. Amplifier
Amplifier merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi mengatur kerja AC mobil agar selalu dalam kondisi aman dan sesuai dengan
keinginan pemakai. Pada prinsipnya amplifier bekerja sebagai relay otomatis yang menghubungkan dan memutus aliran listrik dari baterai
yang menuju ke kopling magnet. Terdapat dua jenis amplifier yang digunakan pada AC mobil, yaitu temperature control amplifier dan
temperature control idling stabilizer amplifier.
a. Pengatur suhu (Temperature Control)
Amplifier jenis ini bekerja mengatur suhu dari ruangan yang didinginkan sehingga selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar temperature
control adalah thermistor dan resistor pengatur temperature. Resistor pengatur temperature adalah suatu resistor yang nilai tahananya dapat
diubah-ubah secara manual. Jika tahanan resistor ditetapkan pada nilai tertentu, ini berarti sama dengan menetapkan suhu ruangan yang
didinginkan pada batas-batas tertentu.
Thermistor pada rangkaian control temperature berfungsi sebagai sensor suhu berdasarkan perubahan nilai tahanannya digabungkan
dengan nilai tahanan dari resistor pengatur temperature. Hasilnya dikirim ke amplifier berupa sinyal listrik. Pada amplifier sensor suhu diolah
lagi secara elektronik yang hasilnya dapat menutup dan membuka kontaktif relay di amplifier.
b. Idling stabilizer amplifier
Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar selalu bekerja pada batas minimal putaran mesin mobil. Ini dimaksudkan
agar pada putaran rendah mesin tidak mengalami kelebihan beban (overload) ketika system AC bekerja. Sumber sensor putaran mesin
diambil dari system pengapian, yaitu minus (-) ignition coil. Sinyal listrik yang didapat kemudian diolah secara elektronik di dalam amplifier
yang hasilnya dapat membuka dan menutup kontak relay amplifier. Selanjutnya sinyal listrik yang menghubungkan baterai dengan kopling
magnet diatur agar hanya bekerja mengalirkan arus listrik dari baterai ke kopling magnet pada batas putaran minimal (umumnya 850 1050
rpm).

Sistem Kelistrikan AC Mobil


Gambar di bawah menunjukkan rangkaian kelistrikan AC mobil.

Urutan cara kerja kelistrikan AC mobil dapat dijelaskan sebagai berikut.


a. Ignition switch dihidupkan (ON)
b. Blower switch dihidupkan (ON) mengakibatkan heater relay bekerja mengalirkan arus listrik dan memutar motor blower.
c. Saat switch AC di ON kan, amplifier akan bekerja mengeluarkan arus ke relay kopling magnet dan ECU mesin. Proses ini terjadi jika
pressure switch bekerja dengan tekanan refrigerant sesuai standar berikut.
R-134a : 28 448 psi
R-12 : 29,4 378 psi
d. Thermostat akan memberikan informasi suhu pada evaporator ke amplifier. Saat suhu evaporator di bawah 3oC 10oC, kopling magnet
akan mati dan kompresor berhenti bekerja.
e. Saat kopling magnet bekerja, amplifier akan mengirim sinyal ke ECU mesin agar VSV bekerja dan meningkatkan putaran mesin.
f. Saat kendaraan berjalan, ECU mesin akan memberikan informasi berupa sinyal ke amplifier sehingga relay kopling magnet akan OFF dan
kompresor berhenti bekerja.
Sekian Ini merupakan materi kuliah yang saya copy dari dosen saya yakni Bpk Wandi Arnandi.

Fungsi Thermostat Pada Komponen dan Sistem Kerja AC


Mobil
Ham Dhany

AC Mobil

Saturday, 24 January 2015

Tahukah kamu sobat corner akan fungsi dan manfaat akan thermostat? Sebenarnya thermostat sangat dekat dengan anda dan dapat kalian temui pada kehidupan anda

sehari-hari yaitu pada peralatan yang ada di rumah, kantor dan tempat-tempat lainnya, seperti: thermostat pada kulkas, ac rumah, ac mobil (sistem pendingin), gas

pemanas ruangan, kran air panas, microwave dan sistem pemanas lainnya. Nah pada artikel kali ini saya akan membahas tentang pengertian fungsi dan peranan

thermostat pada komponen ac mobil. Baiklah marilah kita simak berikut beberapa penjelasan yang dapat saya sampaikan:

Pengertian Thermostat

Thermostat adalah suatu rangkaian komponen yang berfungsi atau berguna untuk mengatur perubahan suhu (baik suhu panas ataupun suhu dingin) yang dapat diatur

sesuai dengan yang dikehendaki ataupun berkerja secara independent (mengikuti perubahan suhu) yang penerepannya terdapat pada macam-macam peralatan sistem

pendingin dan sistem pemanas. untuk lebih jelasnya berikut saya lampirkan gambar salah satu contoh thermostat yang diterapkan pada sistem ac mobil.

gambar thermostat model biasa atau manual:

Pada ac mobil Thermostat sendiri umumnya terbagi dalam 2 jenis yaitu thermostat biasa dan thermostat elektrik yang pada penerapan model bentuk tiap-tiap jenis

mrek kendaraan berbeda-beda, tetapi tidak menghilangkan dari fungsi thermostat tersebut. Untuk thermostat elektrik sistem fungsinya jauh lebih rumit daripada

thermostat biasa, karena pengaturannya pada Thermostat Elektrik mengikuti sistem kelistrikan sentral pada masing-masing kendaraan yang saling berkaitan satu

sama lainnya (seperti contoh: pengaturan listriknya mengikuti tinggi rendah tekanan gas kopling dan juga suhu tempratur mesin). Berbeda dengan Thermostat

Manual atau biasa sistem kelistrikannya jauh lebih sederhana dan dapat berdiri sendiri atau tidak mengikuti sistem kelistrikan pada mobil (tekanan gas, suhu

tempratur mesin, dsb).

Fungsi Thermostat
Peranan fungsi dari Thermostat pada ac mobil adalah mengatur tekanan suhu dingin yang dihasilkan pada evaporator ac mobil (cooling coil), melalui tombol switch

pada kabin kendaraan (sesuai yang dikehendaki), yaitu apabila sensor dingin pada thermostat telah mencapai titik yang di inginkan maka secara otomatis sistem

kelistrikan yang ada pada thermostat akan mengirim perintah untuk mematikan atau mengistirahatkan kerja dari komponen ac mobil yaitu Kompresor ac mobil yang

secara garis besar telah menghentikan sistem komponen ac mobil secara keseluruhan.

Letak Thermostat sendiri diletakan pada kisi-kisi evaporator (cooling coil) sehingga fungsi thermostat dapat berkerja secara efektif dan maksimal untuk menerima dan

mengatur suhu dingin yang dihasilkan pada sistem pendingin ac mobil.

gambar fungsi tiap bagian thermostat:

Sebagai contoh ilustrasi bagi sobat corner, coba perhatikan pada contoh gambar thermostat manual diatas yang mana sudah saya tandai tiap-tiap fungsi dari thermostat

agar sobat corner semua dapat lebih mudah memahami akan peranan fungsi thermostat. berikut bebarapa penjelasan dari kegunaan fungsi bagian masing-masing pada

thermostat manual ac mobil:

Pertama pada Thermostat manual (perhatikan gambar diatas tadi) terdapat pipa kapiler kecil dan panjang (pada gambar pipa melingkar tetapi pipa kapiler

tersebut dapat fleksibel dan dapat ditekuk secara perlahan), yang mana pada ujung pipa kapiler tersebut didalamnya terdapat air raksa yang berfungsi

sebagai sensor suhu.

Kedua pada thermostat manual juga terdapat 2 buah socket skun kabel yang mana socket skun tersebut berikutnya akan diletakan kabel yang tekoneksi

atau terhubung pada switch dan juga kompresor ac mobil, jadi kabel tersebutlah yang bertugas sebagai penyampai perintah.

Terakhir adalah switch pada thermostat manual adalah pengatur tinggi dan rendahnya suhu yang dinginkan, yang letak switch umumnya diletakan pada

panel atau bagian yang mudah dijangkau agar dapat mudah melakukan pengaturan.

Tips Perawatan dan Pemakaian Thermostat

Perlu diketahui juga sobat corner, bahwa cara pemakaian yang benar akan ac mobil akan dapat membuat komponen ac yang ada menjadi lebih awet. seperti contoh

pemakaian thermostat sebaiknya gunakan pada posisi maksimal ketika anda berkendara dalam waktu singkat dan gunakan pengaturan thermostat pada posisi sedang

bila anda berkendara dalam tempo waktu lama. Untuk lebih jelasnya mengenai tips pemakaian ac mobil dapat kalian baca pada artikel saya sebelumnya.
Home

Otomotif

4 Jenis Kerusakan Dan Cara Mengatasi AC Mobil Tidak Dingin

4 JENIS KERUSAKAN DAN CARA MENGATASI AC


MOBIL TIDAK DINGIN
Caroline

Cara Mengatasi AC Mobil Tidak Dingin Permasalahan AC mobil yang tidak dingin memang kerapkali terjadi. Ada beberapa faktor penyebab AC
tidak dingin ketika dinyalakan. Akan tetapi, kebanyakan pemilik mobil tidak begitu mengetahui apa penyebab AC mobil menjadi tidak dingin lagi terutama
ketika dinyalakan di siang hari. Padahal, AC mobil sangat penting digunakan apalagi saat siang hari ketika cuaca sedang panas. Namun, kerusakan yang
terjadi pada AC mobil membuat kita menjadi jengkel. Untuk itu, perlu mengetahui penyebab dan tips mengatasi AC mobil yang tidak dingin.
Baca Juga : Cara Membersihkan Jok Mobil Dengan Mudah Dan Cepat
JENIS KERUSAKAN DAN CARA MENGATASI AC MOBIL TIDAK DINGIN

ac mobil wikipedia.org
Untuk memperbaiki AC mobil yang tidak dingin, sebaiknya kita perhatikan terlebih dahulu di bagian mana terjadi kerusakan dalam komponen AC mobil
tersebut. Ada beberapa jenis kerusakan dan cara mengatasi AC mobil tidak dingin yang harus Anda ketahui sebagai berikut:
1. AC Dalam Keadaan Hidup Tapi Tidak Dingin
Apabila Anda menjumpai kasus yang seperti ini, misalnya saja AC mobil dalam keadaan hidup namun tetap tidak bekerja dengan semestinya. Penyebab
AC tidak dingin sendiri bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti adanya kerusakan pada kompresor, sekring, magnetic cludt, penyumbatan pada
filter dryer, dan evaporator. Adapun cara memperbaiki AC Mobil tidak dingin dengan kasus seperti ini, yaitu dengan memeriksa bagian sekring atau fuse,
kemudian periksa tekanan bagian refrigerant atau pendingin apakah terdapat kebocoran. Jika terjadi kebocoran, maka Anda bisa mengetahui lokasi
kebocoran dan bisa memperbaikinya. Kemudian Anda bisa melakukan vacuum kemudian tambah oli, lalu isi lagi menggunakan refrigerant baru. Selain
memeriksa bagian refrigerant, Anda bisa mengecek kompresor apabila rusak maka Anda bisa menggantinya atau memperbaikinya. Selain itu, cara
mengatasi AC mobil tidak dingin untuk kasus ini bisa dengan cara membersihkan kotoran pada evaporator.
2. Switch AC Dengan Kondisi ON, Blower Tidak Hidup
Apabila Anda menjumpai kasus switch AC ON tapi blower tidak hidup, maka Anda bisa melakukan cara memperbaiki AC mobil tidak dingin di siang hari
dengan memeriksa bagian komponen dari motor blower yang terdapat pada evaporator. Apabila terjadi kerusakan maka Anda bisa memperbaiki atau
mengganti bagian motor blower evaporator tersebut. Selain itu, Anda bisa memeriksa bagian aliran listrik di blower evaporator tadi. Apabila terjadi kabel
yang putus atau switch blower rusak, harus segera memperbaikinya.
3. AC Mobil Yang Kurang Dingin
Apabila AC mobil Anda kurang dingin ketika dinyalakan maka Anda bisa memperkirakan penyebabnya, seperti permasalahan pada kondensor, thermostat,
kondensor maupun evaporator yang terjadi kebocoran. Cara mengatasi AC mobil tidak dingin ini bisa dengan cara memeriksa kondisi thermostat dan
memeriksa bagian stelat. Apakah masih berfungsi baik ataukah tidak. Apabila tidak berfungsi, maka Anda bisa mengganti bagian ini. Selain itu, lihat
bagian kondensor apakah tertutup oleh benda lain ataukah tidak. Hal ini bisa saja terjadi karena benda lain seperti plastik bisa menyebabkan kondensor
tidak maksimal melepaskan kalor refrigant yang berasal dari kompresor.
4. Tidak Berfungsinya Kipas Kondensor
Apabila terjadi kasus kondensor AC pada mobil tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka akan mengakibatkan AC mobil menjadi tidak dingin. Hal ini
dikarenakan kalor yang dilepaskan oleh kondensor sendiri tidak bekerja maksimal. Adapun cara mengatasi AC mobil tidak dingin pada kasus ini adalah
dengan memeriksa bagian sekring, kabel, konektor elektrik blower, dan socket kabel. Apabila ada yang rusak maka harus segera memperbaikinya. Anda
juga bisa memeriksa bagian relay pada motor kipas, jika ada kerusakan maka Anda harus mengganti relay tersebut.
Nah, itulah beberapa Cara Mengatasi AC Mobil Tidak Dingindengan mengetahui penyebab kerusakan pada komponen AC mobil tersebut. Semoga
bermanfaat!

También podría gustarte