Está en la página 1de 9

Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan

Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Disusun Oleh
1. Arif
2. Dilla
3. Heni Apriani (1602109)
4. Rani

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN


TAHUN 2016/2017
Daftar Isi
BAB I
Bab I
Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan
cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada
dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti
adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan
intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler
adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma),
cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah
cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

B. TUJUAN.
Adapun tujaun dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. sebagai sumber informasi untuk mahasiswa.
2. Agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khusunya bagi mahasiswa S1 keperawatan
mengenai kebutuhan cairan & elektrolit.
3. Agar mahasiswa tahu bagaimana proses keperawatan pada klien dengan masalah keseimbangan
cairan dan elektrolit.
A. DEFINISI.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri
jarang trjadi dalam bentuk berlebihan atau kekurangan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan
dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian
dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.

B. FISIOLOGI CAIRAN DAN ELEKTROLIT.


Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk
kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut
berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara yaitu:
1. Difusi.
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit di
difusikan menembus membrane sel. Kecepatan difusi di pengaruhi oleh ukuran molekul,
konsentarsi larutan dan temperature.
2. Osmosis.
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran semipermiabel dan
larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang lebih tinggi yang sifat nya menarik.
3. Transport aktif.
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya aktif dari
tubuh seperti pompa jantung.

C. KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


No. Umur / BB (Kg) Kebutuhan cairan (mL/24 jam)
1 3 hari/ 3 kg 250-300
2 1 tahun/ 9,5 kg 1150-1300
3 2 tahun/ 11,8 kg 1350-1500
4 6 tahun/ 20 kg 1800-2000
5 10 tahun/ 28,7 kg 2000-2500
6 14 tahun/ 45 kg 2200-2700
7 18 tahun/ 54 kg 2200-2700

1. Volume cairan tubuh.


Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60% dari berat
badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada kandungan
lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan di mana lemak pada
wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga
berpengaruh terhadap TBW di mana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya. Contoh:
bayi baru lahir TBW nya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60% dari BB, usia puberitas sampai
dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria
55% dari BB dan wanita 47% dari BB, sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk pria 52% dari
BB dan wanita 46% dari BB.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT.
1. Umur.
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah
mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi
gangguan keseimbangan cairan di karenakan gangguan fungsi ginjal ataw jantung.
2. Iklim.
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan
seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L
per hari.
3. Diet.
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak
adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan
cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress.
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen
otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan
dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi sakit.
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
misalnya:
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh.
c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan pemenuhan intake cairan
karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan medis.
Banyak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
seperti: suction, NGT dan lain-lain.
7. Pengobatan.
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan
dan elektrolit tubuh.
8. Pembedahan.
pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama
pembedahan.

E. MASALAH-MASALAH GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.


1. Hipovolemik.
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES) dan dapat
terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis
(peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan
hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus,
gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor
kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan
berat badan dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya
penurunan jumlah air mata.
2. Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites, adema, adanya ronchi,
kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN.
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau resiko
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
1. Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi penyebab gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Kaji manifestasi klinik melalui:
a. Timbang berat badan klien setiap hari.
b. Monitor vital sign.
c. Kaji intake output.
3. Lakukan pemeriksaan fisik meliputi:
a. Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler irritability.
b. Auskultasi bunyi /suara nafas.
c. Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran.
4. Review nilai pemeriksaan laboratorium :
a. Berat jenis urine.
b. PH serum.
c. Analisa Gas Darah.
d. Elektrolit serum.
e. Hematokrit.
f. BUN.
g. Kreatinin Urine.

B. DIAGNOSA.
Diagnosa keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan mekanisme

pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri.


2. Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia kardio, ketidakseimbangan

elektrolit.

3. Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria.

4. Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih bwerhubungan dengan anuria,

penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan, Penumpukan cairan di


ekstraseluler.

5. Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan volume cairan.


6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau edema.
7. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema.

C. INTERVENSI.
Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit adalah :
1. Atur intake cairan dan elektrolit.
2. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter dengan
memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari tindakan.
3. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.
4. Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment.

DAFTAR PUSTAKA
Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa.

Sacharin,Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth Edition,


Mosby, St. louis, Missouri, 1999.

También podría gustarte