Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
11/315880/EK/18625
A. Perbedaan
No. Audit Laporan Keuangan Audit Investigatif
1. Sifat Bersifat Proaktif, yaitu untuk Bersifat reaktif, yaitu
melihat kelemahan Sistem pemeriksaan yang dilakukan
Pengendalian Internal yang sesudah ditemukan adanya
rawan terhadap indikasi awal terjadinya
penyimpangan, terutama yang penyimpangan.
berkaitan dengan safeguarding Penyimpangan yang dimaksud
of asset adalah penyalahgunaan aset,
penyuapan, korupsi, pencucian
uang, penghindaran pajak, dan
fraudulent statements.
2. Tujuan Menyatakan pendapat Pemeriksaan yang dilakukan
mengenai kewajaran laporan untuk membantu penyidik
keuangan klien dalam semua dalam membuat terang perkara
hal yang material sesuai dengan mencari bukti-bukti
dengan prinsip-prinsip yang dibuthkan untuk
akuntansi yang berlaku umum. mendukung dakwaan
jaksadan/atau mengungkap
adanya indikasi kerugian
(negara/daerah dan/atau unsur
pidana)
3. Kriteria yang Prinsip-prinsip akuntansi yang Peraturan perundang-undangan
ditetapkan berlaku umum dan peraturan hukum lainnya.
sebagai dasar
penentuan
kewajaran
4. Dasar Dilaksanakan atas permintaan Dilaksanakan berdasarkan
pelaksanaan klien informasi awal dari pihak
internal dan eksternal.
Contohnya: pengaduan dari
suatu lembaga/instansi yang
berwenang atau dari pengaduan
masyarakat.
Audit investigatif merupakan
lanjutan dari auditing secara
umum, termasuk audit laporan
keuangan. Audit investigatif
dapat dilakukan sebagai tindak
lanjut terhadap adanya
penyimpangan yang dtemukan
dalam auditing.
5. Tanggung jawab Auditor bertanggung jawab Auditor bertanggung jawab atas
auditor atas nama lembaga audit nama pribadi yang ditunjuk
atau Kantor Akuntan Publik
tempatnya bekerja.
6. Dasar/standar Standar auditing Standar Auditing juga
yang digunakan kewenangan penyidik sehingga
dapat digunakan teknik audit
yang lebih luas.
Pemeriksaan investigatif
menerapkan teknik-teknik
untuk merekonstruksi suatu
peristiwa atau transaksi untuk
memastikan fakta mengenai
siapa, apa, dimana, kapan,
mengapa, dan bagaimana di
sekitar lingkungan kejadian
atau transaksi yang sedang
diperiksa.
7. Penerapan azas Menggunakan skeptik Menggunakan skeptik
perencanaan dan profesionalisme profesionalisme juga
pelaksanaan menggunakan
Audit azas praduga tak bersalah
8. Tim Audit Bisa siapa saja yang ada di Tim audit dipilih auditor yang
KAP. sudah pernah melaksanakan
Susunan tim audit secara bantuan tenaga ahli untuk
umum adalah: kasus
(1) Seorang partner yang yang serupa atau hampir sama
memiliki tanggung dan salah satu dari tim audit
jawab keseluruhan atau harus bersedia menjadi
akir untuk suatu saksi ahli di persidangan.
perikatan Susunan tim pemeriksa
(2) Satu atau lebih manajer investigatif adalah sebagai
yang memiliki keahlian berikut:
signifikan dalam (1) Penanggung jawab
industri dan pemeriksaan
mengkoordinasikan investigatif.
serta mengawasi (2) Wakil penanggung
pelaksanaan program jawab pemeriksaan
audit investigatif (jika
(3) Satu atau lebih senior diperlukan).
yang bertanggung (3) Pengendali teknis
jawab merencanakan pemeriksaan
audit, melakukan investigatif.
program audit, dan (4) Ketua tim pemeriksa
mengawasi serta me- investigatif.
review pekerjaan (5) Anggota tim pemeriksa
asisten staf investigatif.
(4) Asisten staf yang
melakukan berbagai
prosedur audit yang
diperlukan
9. Persyaratan tim Auditor harus menguasai Auditor harus mnegetahui
audit masalah akuntansi dan juga ketentuan hukum yang
auditing berlaku di
samping menguasai masalah
akuntansi dan auditing
10. Laporan hasil Menyatakan pendapat auditor Menyatakan siapa yang
audit tentang kesesuaian laporan bertanggung jawab dan terlibat
keuangan dengan prinsip dalam kasus kecurangan yang
akuntansi berlaku umum ditangani, tetapi tetap
menerapkan azas praduga tak
bersalah
Tahapan atau Terdapat sedikitnya tujuh Garis besar langkah-langkah
langkah-langkah langkah pokok dalam dalam audit investigatif
pokok perencanaan dan pelaksanaan meliputi:
audit laporan keuangan, (1) Menganalisis data yang
meliputi: tersedia yang dilakukan
(1) Memperoleh pada tahapan pra
pemahaman tentang pemeriksaan investigatif.
bisnis dan industri (2) Mengembangkan
(2) Mengidentifikasi asersi hipotesis. Kegiatan ini
laporan keuangan yang dilakukan pada tahapan
relevan persiapan pemeriksaan.
(3) Membuat keputusan (3) Menguji dan
tentang jumlah yang memperbaiki hipotesis.
material bagi para Kegiatan ini dilakukan
pengguna laporan pada tahapan
keuangan pelaksanaan
(4) Membuat keputusan pemeriksaan
tentang komponen Pemeriksaan investigatif perlu
risiko audit menggali niat pelaku
(5) Memperoleh bukti melakukan
melalui prosedur audit, penyimpangan dan mampu
melaksanakan membuktikan apakah
pengujian penyimpangan dilakukan
pengendalian, dan di dalam pembukuan atau di luar
melaksanakan pembukuan.
pengujian substantif Dalam pelaksanaan
(6) Menetapkan pemeriksaan, pihak terkait
bagaimana diberikan kesempatan untuk
menggunakan bukti menyampaikan pendapatnya
untuk mendukung mengenai kejadian yang
suatu pendapat audit, sebenarnya berdasarkan
komunikasi kepada pendapat mereka masing
klien, serta jasa masing, dimana dan mengapa
bernilai tambah peristiwa terjadi sehingga
(7) Mengomunikasikan tersedia kesempatan untuk
temuan-temuan membenarkan atau menolak
semua indikasi, pengaduan,
tuduhan atau penyimpangan
tersebut
11. Bentuk Ketidaksesuaian dengan Berdasarkan Konvensi PBB
penyimpangan kriteria yang ditetapkan, anti korupsi atau United
seperti : prinsip-prinsip Nations Convention Against
akuntansi yang berterima Corruption (UNCAC),
umum, peraturan penyimpangan meliputi:
perundangan, atau peraturan menyuap pejabat negara
perusahaan. (bribery of national public
officials), menyalahgunakan
wewenang (abuse of
functions), dan
melakukan pencucian hasil
kejahatan (laundering of
proceeds of crime).
Berdasarkan Association of
Certified Fraud Examiners
(ACFE), penyimpangan terdiri
dari korupsi (corruption),
penyalahgunaan aset (asset
misappropriation), dan salah saji
laporan keuangan (fraudulent
statements).
B. Persamaan
1. Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja dibidang akuntansi,
keuangan, perpajakan, manajemen dan computer
Auditor pada audit laporang keuangan dan audit investigatif sama-sama
harus memiliki pengalaman dan keahlian dalam melaksanakan audit,
seperti pengalaman kerja di bidang akuntansi, keuangan, perpajakan,
manajemen serta sistem penengendaliannya, dan sistem informasi. Selain
itu, auditor juga harus memiliki pemahaman yang cukup tentang hal-hal
yang akan diaudit terutama menyangkut peraturan yang berlaku serta
proses bisnis yang berkaitan dengan hal-hal yang akan diaudit.
Menurut Tuanakotta (2010 hal :349-362), ada beberapa persyaratan yang
harus dimiliki oleh auditor untuk melaksanakan audit investigative yang
secara garis besar sama dengan persyaratan yang harus dimiliki auditor
untuk melakukan audit laporan keuangan. Persyaratan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Pengetahuan Dasar
1) Memiliki latar belakang pendidikan Akuntansi dan Auditing
2) Menguasai teknik sistem pengendalian internal
3) Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.
4) Memiliki pengetahuan tentang investigasi, diantararanya aksioma
audit investigatif, prinsip-prinsip audit investigatif dan kecurangan,
teknik audit investigative dan cara memperoleh bukti
5) Menjaga kerahasiaan sumber informasi
6) Memiliki pengetahuan tentang bukti, bahwa bukti harus relevan
dan kompeten.
7) Mengetahui masalah informasi dan teknologi (hardware,
software,maupun sistem), serta memahami tentang cyber crime
8) Memiliki jiwa skeptisme professional, sikap yang mencakup
pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi
secara kritis
9) Berwawasan luas untuk menambah pengalaman dalam meninjak
lanjuti kasus yang akan datang.
b. Kemampuan Teknis
1) Auditor menggunakan ahli Information Teknologi(IT), untuk
pengetahuan yang cukup dan luas
2) Auditor harus mengetahui kontruksi hukum (Undang-Undang)
3) Mempunyai pengetahuan tentang tindak pidana korupsi.
4) Mampu bertindak objektif dan indpenden, netral, dan menjunjung
azas praduga tak bersalah.
5) Memiliki kemampuan membuat hipotesis
6) Mampu mengumpulkan dan untuk membuktikan hipotesis.
c. Sikap Mental
1) Mengikuti standar audit investigatf
2) Bersikap independen
3) Bersifat bebas dengan skeptisme profesional
4) Bersifat kritis
Referensi:
Arisandi, T. (2013, 10 9). Beberapa Perbedaan Antara Audit Investigasi Dengan Audit Forensik.
Retrieved 11 2, 2014, from Scribd: http://www.scribd.com/doc/174890622/Beberapa-Perbedaan-
Antara-Audit-Investigasi-Dengan-Audit-Forensik
Theodorus M. Tuanakotta. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Seri Departemen Akuntansi
FEUI. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2010.
Arisandi, T. (2013, 10 9). Beberapa Perbedaan Antara Audit Investigasi Dengan Audit Forensik.
Retrieved 11 2, 2014, from Scribd: http://www.scribd.com/doc/174890622/Beberapa-Perbedaan-
Antara-Audit-Investigasi-Dengan-Audit-Forensik
Helmi, S. (2011, 12 10). Apa arti, persamaan, perbedaan investigasi dan auditing menurut
TuanaKotta? Dan ketentuan hukum (acara) yang berlaku. Retrieved 11 2, 2014, from Audit Fraud:
http://sofyanhelmi-rocketmail.blogspot.com/2011/12/apa-arti-persamaan-perbedaan.html
Johnson, B. d. (2000). Modern Auditing Edisi 7. New York : John Wiley & Sons, Inc.
Republik Indonesia. 2008. Keputusan BPK-RI nomor 17/K/I-VIII.2/12/28 tentang Petunjuk Teknis
Pemeriksaan Investigatif atas Tindak Pidana Korupsi yang Mengakibatkan Kerugian Negara/Daerah.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2011.Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan nomor 2 tentang Kode Etik Badan
Pemeriksa Keuangan. Sekretariat Negara. Jakarta.