Está en la página 1de 6

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS DOLOMIT

TERHADAP PANJANG AKAR TANAMAN JAGUNG

PADA MEDIA TANAH GAMBUT

Artikel Ilmiah

Oleh :

KELOMPOK 1

Dhea Oktama Rivaldo (1505115079)


Dyta Ayu Ramadhona (1505117014)
Indah Rahmawati Lius (1505115935)
Wahyu Rakhma Dhanti (1505112285)
Wan Hardiana (1505122628)

DOSEN PEMBIMBING
I. Prof.Dr.Firdaus LN, M.Si
II. Dra Sri Wulandri, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2017
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS DOLOMIT TERHADAP PANJANG AKAR
TANAMAN JAGUNG PADA MEDIA TANAH GAMBUT

Indah Rahmawati Lius1,*), Wan Hardiana1), Dyta Ayu Romadhona1),


Wahyu Rakhma Dhanti1) dan Dhea Oktama Rivaldo1)
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau, Pekanbaru 28293

*)Corresponding author: e-mail: indah.rahmawatilius@student.unri.ac.id

Abstract

Peatland contain high level of organic matter , but lack of nutrient status and the acidity level is high. This study
aims to determine the effect of dolomite-treated peat soil with different doses in each treatment against the root
length increase of Zea mays. This research was conducted at Natural Laboratory Faculty of Teacher Training
and Education University of Riau for 5 weeks and start from 24th March 2017 until 27th April 2017. The
experimental design used in this study was Completely Randomized Design (RAL) with 3 treatments (0gr, 5gr,
10gr/polyetilen (2kg)) and 3 replications. Root length is measured using a ruler. The observed data were
analyzed by one-way variance. Provision of dolomite with a dose of 10 gr / polybag gives the best effect on the
growth of corn plants (Zea mays) root length on peat soil media with an average of 5.67 cm. Sweet corn
cultivation in the peatlands of Rimbo Panjang Village, Kampar District is possible with dolomite provision prior
to planting.

Keywords: Dolomite, peat soil, root length, Zea Mays

Abstrak

Gambut mengandung bahan organik yang tinggi tetapi status haranya sangat rendah dan tingkat keasamannya
tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pertumbuhan panjang akar tanaman Zea mays pada tanah
gambut dengan memberikan dosis dolomit yang berbeda disetiap perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau selama 5 minggu terhitung
tanggal 24 Maret 27 April 2017. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3
perlakuan(0gr, 5gr, 10gr/polyetilen (2kg)) dan 3 ulangan. Panjang akar diukur dengan menggunakan mistar.
Data hasil pengamatan dianalisis melaui sidik ragam satu jalur. Pemberian dolomit dengan dosis 10gr/polybag
memberikan pengaruh yang paling baik terhadap pertumbuhan panjang akar tanaman jagung (Zea mays) pada
media tanah gambut dengan rata-rata 5,67 cm. Budidaya jagung manis di lahan gambut Desa Rimbo Panjang,
Kabupaten Kampar sangat dimungkinkan dengan pemberian dolomit sebelum penanaman.

Kata kunci: Dolomit, panjang akar, tanah gambut, Zea Mays

1. PENDAHULUAN
Tanaman jagung (Zea mays) merupakan jenis tanaman C4 yang mampu beradaptasi dengan baik
pada faktor-faktor pembatas seperti curah hujan rendah, suhu tinggi, dan kesuburan tanah yang
relatif rendah.
Tanaman jagung (Zea mays) dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah dengan ketersediaan air dan
hara yang mencukupi serta akar mampu tumbuh dengan baik. Jagung menyukai tanah dengan
keasaman netral (pH 5-6,5). Penanaman jagung di tanah masam seperti gambut memerlukan
pengapuran dan drainasi yang baik serta kultivar yang toleren. Tanaman jagung dapat
dibudidayakan dilahan marginal seperti kebanyakan di lahan Provinsi Riau yang didominasi oleh
tanah gambut.
Menurut Radjagukguk (1998) dalam Khairul Nazli dan Nurhayati (2016), tanah gambut
merupakan tanah yang sangat efektif digunakan dalam lahan pertanian. Tanah gambut bersifat
asam, mengandung zat organik dan kandungan air yang sangat tinggi serta unsur hara yang sangat
rendah. Alternatif untuk mengatasi kendala tanah gambut dengan pemberian dolomit.
Dolomit dapat digunakan pada tanah gambut yang berfungsi sebagai penetral pH tanah karena
mengandung mineral karbon lebih dari 50% serta kandungan pH yang lebih dari 7. Pemberian
dolomit 2-4 ton/ha dapat menaikan pH tanah antara 1-2 sehingga tanah dapat mencapai pH 5,29-
6,29 dan ini ideal untuk perkembangan tanaman Zea mays.
Menurut Rusdiana dan Fakuara (2000), panjang akar dipengaruhi oleh keadaan fisik tanah.
Dengan adanya penetralan pada tanah gambut dapat meningkatkan kesuburan tanah. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis dolomit
terhadap panjang akar tanaman Zea mays.
Organ pertama yang terbentuk pada tanaman adalah akar. Menurut Suprapto (1990) dalam Leo
Noza dan Husna Yetti (2014), tanaman jagung berakar serabut menyebar kesamping dan kebawah
sepanjang 25 cm. Menurut Danarti dan Najiyarti (1992) dalam Leo Noza dan Husna Yetti (2014),
sistem perakaran jagung terdiri atas akar primer, akar lateral, akar horizontal dan akar udara. Akar
primer adalah akar yang pertama kali muncul pada saat biji berkecambah dan tumbuh ke bawah.
Akar lateral adalah akar yang tumbuh memanjang kesamping. Akar udara adalah akar yang tumbuh
dari bulu-bulu diatas permukaan tanah.
Pertumbuhan akar pada saat perkecambahan, radikula akan tumbuh menembus kulit biji
terlebih dahulu dibanding hipokotil. Radikula tersebut akan tumbuh menjadi akar primer,
selanjutnya mengalami aktivitas dari meristem apikal dan tumbuh akar sekunder. Akar sekunder
umumnya tumbuh secara lateral (horizontal) oleh sebab itu sering pula disebut sebagai akar lateral.
Akar sekunder ini terbentuk beberapa milimeter atau beberapa sentimeter dari ujung akar primer.
Pertumbuhan akar sekunder dimulai pada sel-sel perisikel akar primer, sel-sel perisikel akar
sekunder ini sangat aktif membelah diri dan tumbuh menembus lapisan sel-sel korteks dan
epidermis akar primer. Sel-sel perisikel calon akar sekunder ini diduga menghasilkan enzim
hidrolitik yang berperan mengurai bahan-bahan penyusun dinding sel korteks dan epidermis yang
dilalui dalam proses pertumbuhannya. Melalui proses yang sama, akar-akar tersier akan tumbuh
dari sel-sel perisikel akar sekunder. Pertumbuhan akar dipengaruhi oleh tercukupinya unsur hara
dan zat organik, maka dari itu diperlukan pemberian kapur dan pupuk. Salah satunya adalah dengan
pemberian dolomit.
Menurut Kuswandi (1993) pemberian kapur yang mengandung Ca atau Mg akan mengubah
atau menggeser kedudukan H+ dipermukaan koloid, sehingga menetralisasi keasaman tanah. Selain
itu, Ca dan Mg dapat juga bergabung dengan asam terlarut yang ada, sehingga keasamannya rusak
dan pada akhirnya pH tanah meningkat.
Pengaruh pemberian dosis dolomit terhadap panjang akar perlu dikaji lebih dalam lagi, terutama
untuk mengetahui efektifitasnya. Penelitian ini menguji pengaruh pemberian dolomit dengan dosis
yang berbeda pada setiap perlakuan dan pengaruhnya terhadap panjang akar tanaman jagung (Zea
mays).

2. METODE PENELITIAN
2.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Alam Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau pada semester genap 2016/2017.
Pengamatan berlangsung selama 7 minggu (10 Maret 27 April 2017).

2.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa tanah gambut yang diambil dari Desa
Rimbo Panjang, Kec. Tambang, Kab. Kampar. Bibit tanaman jagung manis dan pupuk kimia
dolomit. Alat yang digunakan berupa polybag ukuran 2 kg, mistar dan cutter.

2.3 Desain Percobaan


Desain percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 3 perlakuan, masing-masing perlakuan 3 kali ulangan. Perlakuan terdiri
0g/polybag (D0), 5g/polybag (D1), dan 10g/polybag (D2). Penempatan unit percobaan
dilakukan secara acak dengan tata letak sebagai berikut:
D02 D01 D11

D22 D13 D12

D03 D23 D21

Gambar 1. Tata Letak Rancangan Acak Lengkap (RAL)

Parameter yang diamati adalah panjang akar. Setelah 5 minggu masa tanam, tanaman di
panen, dikeluarkan dari polybag lalu dibersihkan dan dipotong menggunakan cutter dibagian leher
akar. Selanjutnya panjang akar diukur menggunakan mistar, bagian akar yang diukur adalah akar
primer dimulai dari leher akar sampai ujung akar. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan
analisis ragam dan uji Fdengan signifikansi 95%.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian dosis dolomit berpengaruh
nyata terhadap panjang akar tanaman Zea mays dengan tingkat signifikansi 95%.

Tabel 1. Kenaikan pH tanah gambut pada setiap perlakuan


pH tanah gambut
Perlakuan
Aquades HCl

0 gr 3,99 2,43
5 gr 6,88 2,5

10 gr 5,65 3,16

Pada Tabel 1. menunjukkan bahwa pemberian dolomit dapat menetralisir kemasaman


tanah sehingga pH tanah dapat meningkat.
Menurut Nurhayati (2014), meningkatnya nilai pH setelah diinkubasi dengan kapur
dikarenakan kapur mengandung unsur Ca dan Mg, dimana kedua unsur ini menggeser
kedudukan H+ dipermukaan koloid, sehingga menetralisir keasaman tanah. Selain melalui
reaksi hidrolisis dapat melepaskan ion OH- yang berpengaruh terhadap peningkatan pH tanah.
Menurut Maftuah et al (2013), kapur memberikan pasokan H- ke dalam larutan tanah yang
bereaksi dengan H+ menjadi air dan menyebabkan kadar H+ berkurang sehingga pH tanah
meningkat.
6 5.67

Rata-rata panjang akar (cm)


5

3 2.33
2 1.55

0
0 5 10
Rasio gambut : dolomit (gr/polybag)
Gambar 2. Nilai rata-rata panjang akar Zea mays

Pada Gambar 2. menunjukkan bahwa pemberian dosis dolomit 10gr/polybag yang


memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan Zea mays pada media tanah gambut.
Menurut Driessen (1978) dalam Nurhayati (2008), Kapur mempengaruhi pertumbuhan
tanaman melalui dua cara yaitu penyediaan unsur Ca, Mg, dan perbaikan ketersediaan unsur-
unsur lainnya yang ketersediaannya tergantung pH tanah. Menurut Sudarsono (1996) dalam
Mansur dan Koko (2000), pemberian kapur pada tanah-tanah masam memberikan beberapa
manfaat yaitu merangsang terjadinya struktur tanah yang remah, merangsang kehidupan jasa di
tanah, mempercepat pelapukan bahan organik menjadi humus, mendorong pembentukan bintil
akar untuk mengikat nitrogen, merangsang perkembangan akar hingga akar lebih mudah
menyerap zat makanan dan dalam tanah yang membuat tanaman tumbuh lebih sehat serta
mampu memberikan hasil yang tinggi.

4. KESIMPULAN
Pemberian dolomit dengan dosis 10gr/polybag memberikan pengaruh yang paling baik
terhadap pertumbuhan panjang akar tanaman jagung (Zea mays) pada media tanah gambut
dengan rata-rata 5,67 cm. Budidaya jagung manis di lahan gambut Desa Rimbo Panjang,
Kabupaten Kampar sangat dimungkinkan dengan pemberian dolomit sebelum penanaman.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Firdaus L.N., M.Si dan Dra. Sri
Wulandari, M.Si selaku dosen mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang telah memberi izin untuk
melakukan penelitian dan menggunakan fasilitas yang tersedia, serta teman-teman yang
memberi dukungan kepada kami.

DAFTAR PUSTAKA

Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Yogyakarta:Kanisius.

Maftuah, E., A. Mas, A. Syukur dan B.H. Purwanto. 2013. Evektivitas amelioran pada lahan
gambut terdegredasi untuk meningkatkan pertumbuhan danserapan NPK tanaman jagung
manis (Zea mays L.). Jurnal Agron Indonesia 41(1): 1623.

Mansur, dan K.S. Koko. 2000. Metode Penggunaan Kapur pada Tanah Sulfat Asam.
Buletin Teknik Pertanian 5(2): 43-45.
Nazli, K., dan Nurhayati. 2016. Pengaruh Berbagai Jenis Bahan Amandemen Tanah terhadap
Beberapa Sifat Kimia Gambut. Jurnal Kawista 1 (1):15-22.
Noza, L., dan Yetti, H. 2014. Pengaruh Pemberian Dolomit dan Pupuk N,P,K Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccaharata Sturt) di Lahan
Gambut. Jom Faperta 1( 2).

Nurhayati, Razali dan Zuraidah. 2014. Peran berbagai jenis bahan pembenah tanah terhadap
status hara P dan perkembangan akar kedelai pada tanah gambut asal Sumatera Utara. Jurnal
Floratek 1(9): 29-38.

Rusdiana, O., dan Fakuara. 2000. Respon Pertumbuhan Akar Tanaman Sengon terhadap
Kepadatan dan Kandungan Air Tanah Podsolik Merah Kuning. Trop For Manage J
VI(11):43-53.

También podría gustarte