Está en la página 1de 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengalaman kehilangan dan duka cita adalah hal yang esensial dan normaldalam kehidupan
manusia membiarkan pergi melepaskan dan terus melangkahterus terjadi ketika individu
menjalani tahap pertumbuhan dan perkembangannormal dengan mengucapkan selamat tinggal
kepada tempat orang, impian danbenda-benda yang disayangi. Kehilangan memungkinkan
individu berupa danterus berkembang serta memenuhi potensi diri. Kehilangan dapat
direncanakandiharapkan atau terjadi tiba-tiba dan proses berduka yang mengikutinya
jarangterjadi dengan nyaman atau menyenangkan. Walaupun tidak nyamankehilangan kadang-
kadang bermanfaat dan namun kehilangan juga dapatmenghancurkan individu.Oleh karena itu,
memenuhi kebutuhan spiritual individu yang berdukamerupakan aspek Asuhan Keperawatan yang
sangat penting. Respon emosionaldan spiritual klien saling terkait ketika klien menghadapi
penderitiaan dengankesadaran akan kemampuan mengkaji penderitaan klien, perawat dapatmeningkatkan
rasa sejahtera. Memberi klien kesempatan untuk menceritakanpenderitaanya

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa pengertian dan pembagian dari kehilangan dan duka cita ?
2.Bagaimana proses pembuatan Asuhan keperawatan Jiwa pada pasien dengankehilangan dan duka cita ?

1.3 Tujuan Penyusunan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa pada semesterV, dan diharapkan bagi
mahasiswa agar mampu memahami tentang gangguan ataskehilangan dan duka cita dan dapat membuat asuhan
keperawatan pada pasiendengan kehilangan dan duka cita.

Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka


1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka
2. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka
3. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan kehilangan dan berduka
4. Mampu melaksanakan tindakan sesuai perencanaan keperawatan pada kliendengan kehilangan
dan berduka
5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan kehilangan danberduka
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar dan Teori


2.1.1.Pengertian Kehilangan (Loss)
Menurut Iyus yosep dalam buku keperawatan jiwa 2007, Kehilangan adalahsuatu keadaan Individu
berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudianmenjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan.Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiapindividu selama
rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalamikehilangan dan cenderung akan
mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.Berdasarkan penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa kehilanganmerupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang biasa terjadi pada
orang- orangyang menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaanyang sebelumya
ada menjadi tidak ada).

2.1.2. Pengertian Berduka Cita (Grieving)


Grieving adalah reaksi emosional dari kehilangan dan terjadi bersamaandengan kehilangan baik
karena perpisahan, perceraian maupun kematian.Bereavement adalah keadaan berduka yang
ditunjukan selama individu melewati rekasi

2.1.3. Bentuk-Bentuk Kehilangan


1. Kehilangan orang yang berarti.
2. Kehilangan kesejahteraan.
3. Kehilangan milik pribadi.

2.1.4. Sifat Kehilangan


1. Tiba tiba (Tidak dapat diramalkan)
Kehilangan secara tiba-tiba dan tidak diharapkan dapat mengarah padapemulihan dukacita yang
lambat. Kematian karena tindak kekerasan, bunuh diri,pembunuhan atau pelalaian diri akan sulit
diterima.
2. Berangsur angsur (Dapat Diramalkan)
Penyakit yang sangat menyulitkan, berkepanjangan, dan menyebabkan yangditinggalkan mengalami
keletihan emosional (Rando:1984).

2.1.5.Tipe Kehilangan
1. Actual Loss Kehilangan yang dapat dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, samadengan
individu yang mengalami kehilangan. Contoh : kehilangan anggota badan,uang, pekerjaan, anggota
keluarga.
2. Perceived Loss ( Psikologis )
Kehilangan Sesuatu yang dirasakan oleh individu bersangkutan namuntidak dapat dirasakan /
dilihat oleh orang lain. Contoh : Kehilanga masa remaja,lingkungan yang berharga.
3. Anticipatory Loss Perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi.
Individumemperlihatkan perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu kehilangan yangakan
berlangsung. Sering terjadi pada keluarga dengan klien (anggota) menderitasakit terminal.
2.1.6. Lima Kategori Kehilangan
1. Kehilangan objek eksternal.
Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang telahmenjadi usang berpinda
tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam.Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang
terhadap benda yang hilangbergantung pada nilai yang dimiliki orng tersebut terhadap nilai yang
dimilikinya,dan kegunaan dari benda tersebut.
2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telahdikenal mencakup
lingkungan yang telah dikenal Selama periode tertentu ataukepindahan secara permanen.
Contohnya pindah ke kota baru atau perawatandiruma sakit.
3. Kehilangan orang terdekat Orang terdekat mencakup orangtua, pasangan, anak-anak,
saudarasekandung, guru, teman, tetangga, dan rekan kerja. Artis atau atlet terkenal mungkin
menjadi orang terdekat bagi orang muda. Riset membuktikan bahwabanyak orang menganggap
hewan peliharaan sebagai orang terdekat. Kehilangandapat terjadi akibat perpisahan atau
kematian.
4. Kehilangan aspek diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsifisiologis, atau psikologis.
Orang tersebut tidak hanya mengalami kedukaan akibatkehilangan tetapi juga dapat mengalami
perubahan permanen dalam citra tubuhdan konsep diri.
5. Kehilangan hidup
Kehilangan dirasakan oleh orang yang menghadapi detik-detik dimana orangtersebut akan
meninggal.

2.1.7. Tahapan Proses Kehilangan Dan BerdukaMenurut Kubler Ross ( 1969 ) terdapat 5 tahapan
proses kehilangan :
1. Denial ( Mengingkari )
1) Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau menolak
kenyataan bahwa kehilangan itu terjadi, dengan
mengatakan Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi, itu tidak mungkin
2) Bagi individu atau keluarga yang mengalami penyakit terminal, akan terusmenerus mencari
informasi tambahan.
3) Reaksi fisik yang terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah,pucat, mual, diare,
gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangisgelisah, tidak tahu harus berbuat apa.

2. Anger ( Marah )
1) Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinyakehilangan.
2) Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang seringdiproyeksikan kepada orang yang ada di
lingkungannya, orang tertentuatau ditujukan kepada dirinya sendiri.
3) Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan , dan menuduh
dokter dan perawat yang tidak becus.
4) Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadicepat, gelisah,
susah tidur, tangan mengepal.
3. Bergaining ( Tawar Menawar )
1) Fase ini merupakan fase tawar menawar dengan memohon kemurahanTuhan.
2) Respon ini sering dinyatakan dengan kata-
kata kalau saja kejadian itu bisa ditunda maka saya akan sering berdoa.
3) Apabila proses berduka ini dialami oleh keluarga maka pernyataannya sebagai berikut sering
dijumpai kalau yang sakit bukan anak saya.
4) Cenderung menyelesaikan urusan yang bersifat pribadi, membuat suratwarisan, mengunjungi
keluarga dsb.

4. Depression ( Bersedih yang mendalam)


1) Klien dihadapkan pada kenyataan bahwa ia akan mati dan hal itu tidak biasdi tolak.
2) Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri,tidak mudah bicara,
kadang-kadang bersikap sebagai pasien yang sangatbaik dan menurut, atau dengan ungkapan yang
menyatakan keputusasaan,perasaan tidak berharga.
3) Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makanan, ,susahtidur, letih, dorongan
libido menurun.

5. Acceptance (menerima)
1) Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan.
2) Menerima kenyataan kehilangan, berpartisipasi aktif, klien merasa damaidan tenang, serta
menyiapkan dirinya menerima kematian.
3) Klien tampak sering berdoa, duduk diam dengan satu focus pandang,kadang klien ingin
ditemani keluarga / perawat.
4) Fase menerima ini biasanya dinyatakan dengan kata- kata seperti saya betul-betul
menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manis juga, atau Sekarang saya telah
siap untuk pergi dengan tenang setelahsaya tahu semuanya baik.

Menurut Lambert and Lambert ( 1985 ) 3 fase :


1.Repudiation ( Penolakan )
2.Recognition ( Pengenalan )
3.Reconciliation (Pemulihan /reorganisasi)

Menurut Stuart and Sunden ( 1991 ) 3 fase :


1. Closed Awareness
Klien dan keluarga tidak menyadari akan kemunkinan dan tidak mengerti mengapa klien sakit
dan mereka merasa seolah-olah klien bias sembuh.
2. Mutual Pretence
Klien dan keluarga mengetahui bahwa prognosa penyakit klien adalahpenyakit terminal, namun
berupaya untuk tidak menyinggung atau membicarakanhal tersebut secara terbuka.
3.Open Awarenes
Klien dan keluarga menyadari dan mengetahui akan adanya kematian danmerasa perlu untuk
mendiskusikannya.
2.1.8. Prespektif Agama Terhadap Kehilangan
Dilihat dari perpektif agama hal-hal yang harus diperhatikan oleh individuuntuk mengatasi
kehilangan yang dialaminya adalah sabar, berserah diri,menerima dan mengembalikannya pada
Allah SWT.

2.2 Teori Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka


2.2.1 Pengkajian
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi duka citaklien: apa yang dipikirkan,
dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku. Beberapa percakapan yang merupakan bagian
pengkajian gar mengetahuiapa yang mereka pikir dan rasakan adalah :
1. Persepsi yang adekuat tentang kehilangan
2. Dukungan yang adekuat ketika berduka akibat kehilangan
3. Perilaku koping yang adekuat selama proses

1) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah:
a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalamkeluarga yang mempunyai
riwayat depresi akan sulit mengembangkansikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan
termasuk dalammenghadapi perasaan kehilangan.
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yangteratur, cenderung
mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebihtinggi dibandingkan dengan individu yang
mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutamayang mempunyai
riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan
yang suram, biasanyasangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan.
d. Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu : Kehilangan atau perpisahandengan orang yang berarti
pada masa kana-kanak akan mempengaruhiindividu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada
masa dewasa (Stuart-Sundeen, 1991).
e. Struktur KepribadianIndividu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri
akanmenyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadapstress yang dihadapi.

2) Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan.Kehilangan kasih sayang
secara nyata ataupun imajinasi individu seperti:kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain
meliputi;
a.Kehilangan kesehatan
b. Kehilangan fungsi seksualitas
c.Kehilangan peran dalam keluarga
d.Kehilangan posisi di masyarakat
e.Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
f.Kehilangan kewarganegaraan
3) Mekanisme koping
Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara lain :
Denial, Represi, Intelektualisasi, Regresi, Disosiasi, Supresi dan Proyeksi
yang digunakan untuk menghindari intensitas stress yang dirasakansangat menyakitkan.
Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi yang dalam. Dalam keadaan
patologis mekanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan tidak tepat.

4) Respon Spiritual
a. Kecewa dan marah terhadap Tuhan
b.Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan
c. Tidak memilki harapan; kehilangan makna

5)Respon Fisiologis
a.Sakit kepala, insomnia
b. Gangguan nafsu makan
c.Berat badan turun
d.Tidak bertenaga
e. Palpitasi, gangguan pencernaan
f. Perubahan sistem imune dan endokrin

6) Respon Emosional
a.Merasa sedih, cemas
b. Kebencian
c. Merasa bersalah
d.Perasaan mati rasa
e.Emosi yang berubah-ubah
f. Penderitaan dan kesepian yang berat
g.Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu ataubenda yang hilang
h.Depresi, apati, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusasaan
i. Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri

7) Respon Kognitif
a.Gangguan asumsi dan keyakinan
b.Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan
c. Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
d. Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggaladalah pembimbing.

8) PerilakuIndividu dalam proses berduka sering menunjukkan perilaku seperti :


a. Menangis tidak terkontrol
b.Sangat gelisah; perilaku mencari
c.Iritabilitas dan sikap bermusuhan
d.Mencari dan menghindari tempat dan aktivitas yang dilakukan bersamaorang yang telah
meninggal.
e.Menyimpan benda berharga orang yang telah meninggal padahal inginmembuangnya
f.Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alcohol
g.Kemungkinan melakukan gestur, upaya bunuh diri atau pembunuhan
h.Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi

2.2.2. Analisa Data


1. Data subjektif:
1)Merasa sedih
2) Merasa putus asa dan kesepian
3)Kesulitan mengekspresikan perasaan
4)Konsentrasi menurun

2. Dataobjektif:
1) Menangis
2)Mengingkari kehilangan
3) Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
4) Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
5) Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas

2.2.3. Diagnosa keperawatanLynda Carpenito (1995), dalam Nursing Diagnostic Application to


Clinics Pratice, menjelaskan tiga diagnosis keperawatan untuk proses berduka yangberdasarkan
pada pada tipe kehilangan.

2.2.4.IntervensiIntervensi untuk klien yang berduka


1. Kaji persepsi klien dan makna kehilangannya. Izinkan penyangkalan yangadaptif.
2.Dorong atau bantu klien untuk mendapatkan dan menerima dukungan.
3.Dorong klien untuk mengkaji pola koping pada situasi kehilangan masa lalusaat ini.
4. Dorong klien untuk meninjau kekuatan dan kemampuan personal.
5. Dorong klien untuk merawat dirinya sendiri.
6. Tawarkan makanan kepada klien tanpa memaksanya untuk makan.
7. Gunakan komunikasi yang efektif.
1) Tawarkan kehadiran dan berikan pertanyaan terbuka
2) Dorong penjelasan
3) Ungkapkan hasil observasi
4) Gunakan refleksi
5) Cari validasi persepsi
6) Berikan informasi
7) Nyatakan keraguan
8) Gunakan teknik menfokuskan
9) Berupaya menerjemahkan dalam bentuk perasaan atau menyatakan hal yang tersirat
8. Bina hubungan dan pertahankan keterampilan interpersonal seperti :
1)Kehadiran yang penuh perhatian
2)Menghormati proses berduka klien yang unik
3) Menghormati keyakinan personal klien
4)Menunjukan sikap dapat dipercaya, jujur, dapat diandalkan, konsisten
5) Inventori diri secara periodik akan sikap dan masalah yang berhubungandengan kehilangan
a. Prinsip Intervensi Keperawatan pada Pasien dengan Respon Kehilangan
1)Bina dan jalin hubungan saling percaya
2)Diskusikan dengan klien dalam mempersepsikan suatu kejadian yangmenyakitkan dengan
pemberian makna positif dan mengambil hikmahnya
3)Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka
4)Kurangi atau hilangkan faktor penghambat proses berduka
5)Beri dukungan terhadap repon kehilangan pasien
6)Tingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga
7)Ajarkan teknik logotherapy dan psychoreligious therapy
8)Tentukan kondisi pasien sesuai dengan fase berikut :
a)Fase Pengingkaran
Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkanperasaannya.
Dorong pasien untuk berbagi rasa, menunjukkan sikap menerima,ikhlas dan memberikan
jawaban yang jujur terhadap pertanyaanpasien tentang sakit, pengobatan dan kematian.
b) Fase marah
Beri dukungan pada pasien untuk mengungkapkan rasa marahnyasecara verbal tanpa melawan
dengan kemarahan.
c) Fase tawar menawar
Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaantakutnya.d) Fase depresi
Identifikasi tingkat depresi dan resiko merusak diri pasien.
Bantu pasien mengurangi rasa bersalah.
e) Fase penerimaan
Bantu pasien untuk menerima kehilangan yang tidak bisa dihindari.

2.2.5.Evaluasi
1.Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara spontan
2.Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan terhadap kehilangan
3.Klien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain
4.Klien mempunyai koping yang efektif dalam menghadapi masalah akibat kehilangan
5. Klien mampu minum obat dengan cara yang benar
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Askep Kasus
Kasus :
Ny. M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatuperusahaan sebagai tulang
punggung keluarga. Seminggu yang lalu suami Ny.M meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian
tersebut, Ny. M seringmelamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum meninggal. Selain
itu,Ny. M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisahsehingga susah tidur.
1.Pengkajian
I. Identitas KlienNama : Ny. M Tanggal Pengkajian : 20 11 2011
Umur : 33 Tahun RM No. : 09.02.01.0570II.

Alasan Masuk Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. M mengalami stress setelah seminggu yang
lalu suami Ny. M meninggal.III.

Keluhan Utama
Pasien mengalamimerasa putus asa dan kesepian,tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang
lain, mengingkari kehilangan, tidak berminat dalamberinteraksi dengan orang lain.IV.

Faktor Predisposisi
1.Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak
2.Pengobatan sebelumnya : tidak berhasil
3. Trauma
Jenis trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Kehilangan 30 tahun Anak Ny. M NY. M
Aniaya fisik
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan criminal
Lain lain

Jelaskan No. 1, 2, 3 :

Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya

Pasien belum pernah dibawa ke RSJ atau pengobatan lainnya


Pasien perana kehilangan anaknya saat berumur 30 tahun,

Masalah keperawatan : Berduka disfungsional4.

Adakah anggota keluarga yang gangguan jiwa : Tidak ada5.

Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?Pasien pernah mengalami kehilangan suami dan
anaknya.

Masalah keperawatan : Berduka disfungsionalV.

Pemeriksaan Fisik 1.

TD : 110/80 mmHg N : 90 x/mntS : 36


o
C RR : 24 x/mnt2.

Ukuran : BB : 46 Kg TB : 168 Cm3.

Keluhan fisik : AdaJelaskan : Pasien mengeluhkan nyeri kepala, sakit pada perut.

Masalah keperawawatan :Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhVI.

Psikososial1.

Genogram :2.

Konsep diri :a.

Citra tubuh : bagian tubuh yang disukai adalah perut karena bagianperutnya perna ada bayi buah
hatinya.b.

Identitas diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga

16
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
c.

Peran : pasien merupakan ibu rumah tangga yang hanya mengharapkanpenghasilan suaminya.d.

Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya danklien mengingkari tasa
kehilangan suaminya.e.
Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagianak dan suaminya.

Masalah keperawatan : Penginkaran kehilangan3.

Hubungan social :a.

Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunyatetapi ibunya kini sakit
sakitan karena sudah tua.
b.

Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien seringmengikuti kegiatan masyarakat,
meskipun klien seorang ibu rumahtangga.c.

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah osuami Ny. Mmeninggal, Ny. M tidak
berminat dalam berinteraksi dengan orang lain

Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial4.

Spirituala.

Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islamb.

Kegiatan ibadah : pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun

Masalah keperawatan : tidak adaVII.

Status Mental1.

PenampilanPasien memakai baju seragam pasien dengan benar (Rapi), tetapi klien tidak ada
perubahan dalam pola makan (klien tidak nafsu makan).

Masalah keperawatan : Anoreksia2.

PembicaraanLambat, pasien berkomunikasi dengan baik dengan perawat namun harussedikit


dipaksa terlebih dahulu.

Masalah keperawatan : tidak ada3.


Aktivasi motorik Lesu, pasien hanya berdiam diri di kamar atau di taman dan jarangberaktifitas.

Masalah keperawatan : devisit aktivitas


4.

Afek dan emosia.

Afek Datar, wajah pasien tanpa ekspresib.

Alam perasaan (emosi)Menangis

Masalah keperawatan : Resiko menganiaya diri5.

Interaksi selama wawancara :Kontak mata kurang

Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi6.

Persepsi

sensorik Apakah ada gangguan : adaHalusinasi : tidak adaIlusi : tidak ada

Masalah keperawatan : tidak adaa.

Proses pikir (arus dan bentuk pikir) : normalb.

Isi pikir : normal7.

Tingkat kesadaranBingung, klien menginkari kehilangan suaminya.Terdapat gangguan orientasi


orang

Masalah keperawatan : perubahan proses pikir8.

MemoriMasih ingat dengan semua kejadian termasuk saat pemakaman suaminyanamun tidak
menerima kenyataan tersebut.

Masalah keperawatan : tidak ada9.


Tingkat konsentrasi dan berhitungTidak mampu berkonsentrasi

Masalah keperawatan : perubahan proses pikir10.

Kemampuan penilaianKlien takut atau cemas, bagaimana dia hidup tanpa suaminya

Masalah keperawatan : Ansietas berhubungan dengan keadaan di masayang akan datang setelah
kehilangan suaminya

18
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
11.

Daya tilik diriMengingkari penyakit yang di deritanya, menanggap dirinya tidak mengalami sakit
dan hanya sedih saja

Masalah keperawatan : perubahan proses pikirVIII.

Kebutuhan Perencanaan Pulang1.

Kemampuan klien memnuhi kebutuhan :


2.

Kegiatan hidup sehari



Hari
a.Perawatan diri

Masalah keperawatan : tidak adab.

Nutrisi

Apakah anda puas dengan pola makan anda ? puas

Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak


Frekuensi makan sehari : 3 Kali, dan frekuensi kudapan sehari : 2kali

Nafsu makan : Menurun

Berat badan : menurunBB saat ini : 46 KgBB terendah : 46 KgBB tertinggi : 55 Kg

Masalah keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhantubuh


c.

Tidur

Apakah ada masalah tidur, Ya, susah untuk memulai tidur

Apakah merasa segar setelah bangun tidur, Tidak

Apakah ada kebiasaan tidur siang, Tidak ada

Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ? tidak ada

Tidur malam jam : 11.00 WIB bangun jam : 04.00Rata



rata tidur malam : 5 jam

Apakah ada gangguan tidur : sulit untuk tidur

Maslah keperawatan : gangguan pola tidur3.

Kemampuan klien dalam hal



hal berikut ini :
Mengantisipasti kebutuhan sendiri : Ya

19
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
c.

Tidur

Apakah ada masalah tidur, Ya, susah untuk memulai tidur

Apakah merasa segar setelah bangun tidur, Tidak

Apakah ada kebiasaan tidur siang, Tidak ada

Apakah ada yang menolong anda mempermudah untuk tidur ? tidak ada

Tidur malam jam : 11.00 WIB bangun jam : 04.00Rata



rata tidur malam : 5 jam

Apakah ada gangguan tidur : sulit untuk tidur

Maslah keperawatan : gangguan pola tidur3.

Kemampuan klien dalam hal



hal berikut ini :

Mengantisipasti kebutuhan sendiri : Ya

Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : Tidak


Mengatur penggunaan obat : Tidak

Melakukan pemeriksaan kesehatan : Tidak

Masalah keperawatan : konflik pengambilan keputusan4.

Klien memiliki system pendukung

Keluarga : Ada

Terapis : Ada

Teman sejawat : Tidak ada

Kelompok social : Tidak adaJelaskan : keluarga dan perawat mendukung kesembuhan pasien
denganmemotivasi bahwa dia bisa sehat kembali dan bisa gembira lagi5.

Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?Tidak Menikmati, pasien
lebih senang berdiam diri

Masalah keperawatan : Defisit aktifitas

ix. mekanisme koping

X.

Masalah Psikososial Dan Lingkungan1.

Masalah dengan dukungan kelompok : Tidak ada2.

Masalah berhubungan dengan lingkungan3.

Spesifiknya : lebih suka menyendiri4.


Maslah dengan pendidikan : Tidak ada5.

Masalah dengan pekerjaan : Tidak ada6.

Masalah dengan perumahan : Tidak ada7.

Masalah dengan ekonomi : ada8.

Masalah dengan pelayanan kesehatan : Tidak ada

Masalah keperawatan : Tidak adaXI.

Pengetahuan Kurang TentangApakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan
yangkurang tentang suatu hal ?Koping, pasien belum mampu melaksanakan koping terhadap
dirinya

Masalah keperawatan : Kurang pengetahuanXII.

Aspek MedisDiagnose medic :DepresiTerapi medic :Diazepam

Masalah keperawatan : Tidak adaXIII.

Daftar Masalah Keperawatan1.

Sindroma trauma perkosaan2.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


XIV.

Daftar Diagnosa Keperawatan1.

Berduka disfungsional2.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh3.

Pengingkaran kehilangan4.

Kerusakan komunikasi social5.

Anoreksia6.

Devisit aktivitas7.
Resiko menganiaya diri8.

kerusakan komunikasi9.

perubahan proses piker10.

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

21
Askep Pada Klien Dengan Kehilangan dan Brduka
XIV.

Daftar Diagnosa Keperawatan1.

Berduka disfungsional2.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh3.

Pengingkaran kehilangan4.

Kerusakan komunikasi social5.

Anoreksia6.

Devisit aktivitas7.

Resiko menganiaya diri8.

kerusakan komunikasi9.

perubahan proses piker10.

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh11.

gangguan pola tidur12.

konflik pengambilan keputusan13.

Defisit aktifitas14.

koping individu tak efektif 15.

Kurang pengetahuan
2.
Analisa data
TGL DATA MASALAH TTD20-11-2011DS : Pasien mengatakan kenapa orang
yangdisayanginya selalu pergi meninggalkannyaDO : Pasien tanpak
menangisKehilanganDisfungsional20-11-2011DS : Pasien mengatakan nafsu makannyamenurun,
makannya juga sedikitDO : BB Pasien 46 Kg (Kurus), sisa makananpasien masih banyak,
kondisi lemasPerubahannutrisi kurangdari kebutuhanTubuh20- 11-2011DS : Pasien mengatakan
tidak semangatbahwa suaminya sekarang sedang bekerjaDO : Pasien tanpak menunggu
suaminyapulang
Pengingkaran kehilangan 20 11-2011
DS : Pasien mengatakan susah untuk memulai tidur
DO : Pasien gelisah dan tidur larut malam
Gangguan pola tidur

También podría gustarte