Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TINJAUAN PUSTAKA
4
Dalam Suatu proyek konstruksi terdapat tiga hal penting yang harus
diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu (Kerzner, 2006). Pada umumnya, mutu
konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai
dengan perencanaan. Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadi
pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan (Proboyo, 1999;
Tjaturono, 2004). Dengan demikian, sering kali efisiensi dan efektivitas kerja
yang diharapkan tidak tercapai. Hal itu mengakibatkan pengembang akan
kehilangan nilai kompetitif dan peluang pasar (Mora dan Li, 2001).
5
e. Prinsip kenyamanan bangunan
Untuk mendukung maksud ini, bangunan komersial sebaiknya dirancang
dengan kelengkapan kenyamanan bangunan seperti:
1. Kenyamanan thermal.
2. Kenyamanan pencahayaan.
3. Kenyamanan audio.
4. Kenyamanan sirkulasi dalarn bangunan.
6
untuk menenangkan diri. Villa juga biasa dibangun pada tempat yang
masih alami (Ensiklo, 2014).
3. Villa adalah tempat istirahat milik perorangan yang terletak jauh dari
keramaian dan bersifat tidak komersil (Answers.yahoo, 2014).
Dari berbagai macam pengertian villa yang dijelaskan di atas, maka secara
umum villa dapat diartikan sebagai rumah atau tempat hunian milik perorangan
yang sengaja disewakan atau digunakan sendiri dan biasanya dibangun di
kawasan obyek wisata serta bersifat tidak komersil.
7
Dari pengertian diatas, maka secara umum pengertian atau definisi hotel
adalah badan usaha akomodasi atau perusahaan yang menyediakan pelayanan bagi
masyarakat umum dengan fasilitas jasa penginapan, penyedia makanan dan
minuman, jasa layanan kamar, serta jasa pencucian pakaian. Fasilitas ini
diperuntukan bagi mereka yang bermalam di hotel tersebut atau mereka yang
hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
8
tempat tinggalnya dimana terdapat fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai
ataupun berolahraga, serta dapat dinikmati potensi alamnya.
9
2.8 Biaya Proyek
Untuk membangun kawasan perumahan tentunya diperlukan dana yang
tidak sedikit, mulai dari pembelian lahan, pembersihan lahan yang nantinya
didirikan unit-unit rumah diatasnya dan biaya konstruksi. Jumlah rumah yang
dapat dibangun juga tergantung dari dana yang ada begitu pula dengan tipe apa
saja yang akan dikembangkan dan berapa tipe rumah yang akan dikembangkan
pada suatu kawasan perumahan.
Biaya-biaya proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi 3 macam
yaitu :
1. Biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi
komponen permanen hasil akhir proyek/ biaya uang langsung berhubungan
dengan konstruksi/bangunan. Biaya langsung terdiri dari :
a. Bahan / material
b. Upah buruh
2. Biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya pengeluaran untuk manajemen,
supervisi, dan pembayaran material serta jasa untuk pengadaan bagian proyek
yang tidak akan menjadi produk permanen dan secara tidak langsung
berhubungan dengan konstruksi tapi diperlukan dalam rangka proses
pembangunan proyek. Atau dengan kata lain, biaya tidak langsung terdiri dari :
a. Biaya tak terduga / Contiencies
b. Biaya peralatan / equipments
3. Keuntungan (profit)
Profit ialah laba/keuntungan. Dalam melakukan motif ekonomi para
pelaku ekonomi pasti akan mempertimbangkan dari segi profit. Apapun
kegiatannya baik produksi atau jasa. Prinsip dasar yang biasanya dipakai adalah
modal yang digunakan haruslah kembali penuh ditambah lagi dengan untung yang
dicapai. Jika seorang produsen sangat mengerti apa selera pasar yang sedang
disenangi maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak
akan bisa terwujud. Dan biasanya bagi produsen yang bisa memprediksi
keinginan, kebutuhan dan selera masyarakat, ia juga bisa menahan suatu barang
10
yang memang sangat dicari oleh konsumen dan menjadikannya barang yang
langka, hal ini akan membuat harga menjadi naik, dan keuntungan bisa dicapai
lebih banyak (Setiadi D., 2011).
11
yang penting bagi penilai. Dalam penugasan penilaian, khususnya dalam mencari
estimasi nilai pasar, pemahaman penilai atas pasar dari suatu properti tertentu
memberikan kriteria yang digunakan dalam melakukan penelitian, memilih dan
menginterprestasikan perbandingan dari properti lain. Untuk tiba pada suatu
estimasi nilai pasar, penilai harus mengidentifikasi dan menganalisa pasar atau
pasar yang mempengaruhi properti yang dinilai.
Pasar properti tidak mempunyai ciri seperti pasar untuk barang dan jasa,
yaitu bahwa pasar properti itu tidak efisien. Tingkat efisiensi suatu pasar
didasarkan kepada asumsi tentang perilaku dari pembeli dan penjual sebagaimana
ciri dari barang perdagangan. Barang-barang dan jasa-jasa yang diperdagangkan
pada pasar yang efisien merupakan artikel yang homogen yang siap disubtitusikan
dengan yang lain. Tidak ada properti yang secara fisik itu sama.Pada pasar yang
efisien disana ada banyak pembeli dan penjual yang menciptakan adanya
kompetisi, pasar bebas dimana tak seorangpun yang mampu mempengaruhi secara
langsung harga yang terjadi di pasar. Pada pasar efisien, harga relatif sama dan
stabil.
Harga sering menjadi pertimbangan utama dalam keputusan pembelian
atau penjualan karena kualitas properti cenderung sama pada harga tertentu. Di
dalam pasar properti, harga relatif tinggi dan sangat sedikit pembeli mempunyai
cukup uang untuk membeli secara tunai. Dan banyak ciri-ciri lain yang
membedakannya dengan pasar efisien.
Perbedaan pasar properti diciptakan oleh kebutuhan, keinginan, motivasi,
lokasi dan usia dari para pelaku pasar dan jenis, lokasi, desain serta pembatasan
zoning dari properti. Jenis pasar properti dapat diidentifikasikan sesuai dengan 5
kategori dari properti, yakni:
1. Residensial, rumah untuk keluarga yang terpisah, rumah untuk keluarga
yang bergandengan, bangunan apartemen dengan beberapa penyewa.
2. Bangunan komersial: bangunan perkantoran, industri pelayanan dan pusat
profesional, mal, pasar grosir, hotel dan motel.
3. Industri: pabrik/manufaktur, bangunan penelitian dan pengembangan.
4. Pertanian: perkebunan, gudang, peternakan, pengolahan kayu dan
pertambangan.
12
5. Untuk tujuan khusus: properti dengan desain yang unik yang mempunyai
sifat yang membatasi penggunaannya untuk mana mereka itu dibangun
seperti sekolahan, bandar udara, ruang pertemuan, lapangan golf, tempat
hiburan dan sebagainya (Alumniundipjualrumah, 2010)
= a + bX (2.1)
13
Dimana:
= pengunjung pada tahun proyeksi-X
Y = pengunjung tahun ke-X
a = intercept = pengunjung pada tahun dasar
b = koefisien = rata-rata pertambahan pengunjung
X = periode waktu proyeksi = selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar
Rumus yang digunakan untuk menentukan intercept dan koefisien adalah sebagai
berikut:
a=
Y (2.2)
n
b=
XY (2.3)
X 2
Hasil proyeksi akan berbentuk suatu garis lurus. Model ini berasumsi
bahwa pengunjung akan bertambah/berkurang sebesar jumlah absolute yang
sama/tetap (b) pada masa yang akan datang sesuai dengan kecenderungan yang
terjadi pada masa lalu. Klosterman (1990), mengacu pada Pittengar (1976),
mengemukakan bahwa model ini hanya digunakan jika data yang tersedia relatif
terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan model lain.
Selanjutnya, Isserman (1977) mengemukakan bahwa model ini hanya dapat
diaplikasikan untuk wilayah kecil dengan pertumbuhan yang lambat, dan tidak
tepat untuk proyeksi pada wilayah-wilayah yang lebih luas dengan pertumbuhan
penduduk yang tinggi.
14
Dimana:
= pengunjung pada tahun proyeksi-X
Y = pengunjung tahun ke-X
a = intercept = pengunjung pada tahun dasar
b = koefisien = pertumbuhan konstan
c = perubahan tingkat pertumbuhan
X = periode waktu proyeksi = selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar
Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai a, b, dan c adalah sebagai berikut:
( Y - c X 2 )
a= (2.5)
n
b=
XY (2.6)
X 2
n X X Y
2
Y 2
c=
n X - X
4 2 2
(2.7)
15
Dimana:
= pengunjung pada tahun proyeksi-X
Y = pengunjung tahun ke-X
a = intercept = pengunjung pada tahun dasar
b = koefisien = rata-rata pertambahan pengunjung
X = periode waktu proyeksi = selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar
Koefisien a dan b diperoleh dengan:
Log a =
LogY (2.10)
n
X log Y
Log b = (2.11)
X 2
Kontrol dari hasil persamaan yang didapatkan disebut dengan nilai MAPE
(Mean Absolute Percentage Error) dan MAD (Mean Absolute Deviation). MAPE
merupakan ukuran ketetapan relatif yang digunakan untuk mengetahui
penyimpangan hasil peramalan sedangakan MAD menyatakan penyimpangan
dalam unit yang sama pada data dengan merata-ratakan nilai absolut error
(penyimpangan) seluruh hasil peramalan negatif yang saling meniadakan.
Persamaannya sebagai berikut:
Y Y /Y
t 0
MAPE = x100 % (2.12)
n
Y Y
t 0
MAD = (2.13)
n
16
2.12.1 Model Program Linier
Model program linier disebut juga dengan formulasi model. Model
program linier digunakan untuk menunjukkan proses model yang semua masalah
menyangkut usaha mencapai subjek tujuan dengan kumpulan batasan-batasan
(misal batasan-batasan sumber daya, pedoman, investasi). Model program linier
dari masalah-masalah ini memperlihatkan karakteristik-karakteristik umum
seperti:
1. Fungsi tujuan untuk dimaksimumkan atau diminimumkan
2. Kumpulan batasan-batasan
3. Variabel-variabel keputusan untuk mengukur tingkatan aktivitas
4. Semua hubungan batasan dan fungsi tujuan adalah linier
Sebagian besar dari persoalan manajemen berkenaan dengan penggunaan
sumber secara efisien atau alokasi sumber-sumber yang terbatas (tenaga kerja
terampil, bahan mentah, modal) untuk mencapai tujuan yang diinginkan (desired
objective).
Dalam keadaan sumber yang terbatas harus dicapai suatu hasil yang
optimum. Dengan perkataan lain bagaimana caranya agar dengan masukan (input)
yang serba terbatas dapat dicapai hasil kerja yaitu keluaran (outout) berupa
produksi barang atau jasa yang optimum (Supranto, 2001).
Model matematis perumusan masalah umum pengalokasian sumber daya
untuk berbagai kegiatan, disebut sebagai model Linier Programing (LP). Model
Linier Programing ini merupakan bentuk dan susunan dari dalam penyajian
masalah-masalah yang akan dipecahkan teknik Linier Program. Dalam model
Linier Program dikenal 2 macam fungsi, yaitu fungsi tujuan (objective function)
dan fungsi-fungsi batasan (constraint function).
Fungsi tujuan adalah fungsi yang menggambarkan tujuan/sasaran di dalam
permasalahan Linier Program yang berkaitan dengan pengaturan secara optimum
sumber daya-sumber daya unruk memperoleh keuntungan yang maksimal atau
biaya minimal. Atau dengan kata lain fungsi tujuan merupakan hubungan
matematika linier yang menjelaskan tujuan dari perusahaan dalam terminologi
variabel keputusan. Fungsi tujuan selalu mempunyai salah satu target yaitu
17
memaksimumkan atau meminimumkan suatu nilai. Pada umumnya nilai yang
akan dioptimumkan dinyatakan sebagai Z.
Sedang fungsi batasan atau fungsi kendala merupakan bentuk penyajian
secara matematis batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang akan dialokasikan
secara optimal ke berbagai kegiatan. Fungsi batasan juga merupakan hubungan
linier dari vaiabel-variabel keputusan. Batasan-batasan dapat berupa keterbatasan
sumber daya atau pedoman.
Adapun syarat-syarat agar suatu persoalan dapat dipecahkan dengan
metode Linier Programing yaitu:
1. Fungsi objektif harus didefinisikan secara jelas dan dinyatakan sebagai
fungsi objektif yang linier. Misalnya jumlah hasil penjualan harus
maksimum, jumlah biaya transport harus minimum.
2. Harus ada alternatif pemecahan untuk dipilih salah satu yang terbaik.
3. Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat dapat ditambahkan
(additivity)
4. Fungsi objektif dan ketidaksamaan untuk menunjukkan adanya
pembatasan harus linier.
5. Variabel keputusan harus positif, tidak boleh negatif.
6. Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat dapat dibagi (divisibility)
7. Sumber-sumbr dan aktivitas mempunyai jumlah yang terbatas (finiteness)
8. Aktivitas harus proporsional terhadap sumber-sumber. Hal ini berarti ada
hubungan yang linier antara aktivitas dengan sumber-sumber.
9. Model programming deterministik, artinya sumber dan aktivitas diketahui
secara pasti (single-valued expectations).
Selain terdapat hubungan linier, model program linier juga mempunyai
beberapa sifat lainnya. Terminologi linier tidak hanya berarti bahwa fungsi dalam
model-model digambarkan sebagai garis lurus, tetapi juga berarti bahwa
hubungan memperlihatkan hubungan yang sebanding. Dengan kata lain, tingkat
perhubungan atau kecondongan fungsi adalah konstan. Oleh karena itu, perubahan
dari ukuran tertentu dalam nilai variabel keputusan akan menghasilkan perubahan
yang relatif sama dalam nilai fungsi.
18
Dalam program linier terminologi fungsi tujuan dan terminologi batasan
adalah tambahan. Sifat lain dari model linier program adalah misal pemecahan
(dan variabel keputusan) tidak dapat dibatasi dalam nilai integer (bulat). Variabel
keputusan dapat berupa nilai pecahan. Jadi variabel-variabel dapat dikatakan
sebagai terus-menerus atau tidak dapat dibagi, selain sebagai lawan integer. Yang
terakhir adalah nilai dari semua model parameter diasumsikan konstan dan
diketahui secara pasti. Dalam situasi yang sebenarnya model parameter sering kali
tidak pasti, karena kondisi sekarang dan yang akan datang jarang dapat dipastikan.
Untuk membuat formulasi batasan dan fungsi tujuan dilakukan lebih dari
sekali, setelah pendevinisian variabel-variabel keputusan. Pendekatan yang lebih
bijaksana pertama adalah menentukan fungsi tujuan (tanpa mempertimbangkan
langsung batasan-batassan). Setelah itu memperhatikan setiap batasan masalah
yang berhubungan dengan batasan-batasan model. Yang disarankan adalah
pendekatan sistematis sehingga langkah-langkah perumusan sains manajemen
dapat dilakukan satu persatu.
Linier programming sebetulnya dimulai bersamaan dengan analisis
output-input (I-O) yang dikembangkan oleh ahli ekonomi bernama W.W.
Leontief. Pemecahan persoalan dengan Linier Programming mempunyai flow
chart seperti berikut:
Model
Berbagai alternatif
pemecahan fisibel
Pemecahan optimal
19
2.12.2 Analisis Grafik
Pendekatan grafik pada pemecahan masalah program linier adalah alat
pemecahan masalah yang sangat tidak efisien. Penggambaran grafik secara akurat
akan memakan waktu. Lebih dari itu, analisis dengan pendekatan grafik hanya
terbatas pada dua variabel keputusan. Akan tetapi, analisis pendekatan grafik
memberikan pengertian dalam masalah program linier serta pemecahannya yang
sangat berguna.
Pendekatan grafik, jika daerah solusi yang layak dan titik solusi optimal
telah ditentukan dari grafik, persamaan secara simultan dipecahkan untuk
menentukan nilai X1 dan X2 pada titik solusi. Hasil dari persamaan simultan
membentuk dasar bagi metode simpleks untuk memecahkan masalah program
linier.
20
yang berbeda. Pada post optimalitas dijelaskan bagaimana perubahan-perubahan
pada model dapat dijelaskan dengan menggunakan tabel simpleks untuk
mengetahui dampaknya terhadap solusi optimal.
Post optimalitas menjelaskan tentang model program linier umum dan
metode simpleks, namun belum selesai menjelaskan mengenai program linier
secara lebih luas.
21
Program tujuan sering kali berguna untuk masalah pengambilan keputusan dalam
organisasi kemasyarakatan atau organisasi pemerintahan dimana tingkat jasa atau
efisiensi terdiri dari beberapa tujuan yang lebih penting dari laba atau kerugian.
22
tabel dari tabel pertama yang memberikan pemecahan dasar permulaan yang
fisibel (initial basic feasible solution) sampai pada pemecahan terakhir yang
memberikan optimal solution. Semua informasi yang diperlukan (test kriteria,
nilai variabel-variabel, nilai fungsi tujuan) akan terdapat pada setiap tabel, selain
itu nilai fungsi tujuan dari suatu tabel akan lebih besar/kecil atau sama dengan
tabel sebelumnya. Pada umumnya suatu persoalan linier programming bisa
diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu:
1. Tidak ada pemecahan yang fisibel (There is no feasible solution)
2. Ada pemecahan optimum (maksimum/minimum)
3. Fungsi objektif tidak ada batasnya (unbounded).
Pada masa sekarang masalah-masalah Linier Programming yang
melibatkan banyak variabel-variabel keputusan dapat dengan cepat dengan
bantuan komputer, tetapi bila variabel keputusan yang dikandung tidak terlalu
banyak, masalah tersebut dapat diselesaikan dengan suatu logaritma yang
biasanya sering disebut metode simpleks tabel.
Adapun langkah-langkah Metode Simpleks Tabel sebagai berikut:
a) Mengubah fungsi tujuan dan batasan-batasan fungsi tujuan diubah menjadi
fungsi implisit.
Misalnya fungsi tujuan tersebut :
Z = C1X1 +C 2 X2 +..Cn Xn diubah menjadi Z = CX +CX + CX = 0
Pada bentuk standar semua batasan mempunyai tanda Ketidaksamaan ini
harus diubah menjadi kesamaan. Caranya dengan menambah slock variabel
tambahan yang mewakili tingkat pengangguran atau kapasitas yang merupakan
batasan variabel slock ini adalah Xn+1, Xn+2, ........Xn+m seperti contoh dibawah
ini:
1. a11 X1 b1 menjadi a11 X1 + an X1 = b1
2. a21 X2 b2 menjadi a21 X2 + Xn + 2 = b2
3. am1 X1 + am2X2 bm menjadi am1 X1 + am2 X2 + am2 X = bm
Berdasarkan perubahan persamaan-persamaan di atas dapat disusun
formulasi yang diubah itu, sebagai berikut : Fungsi tujuan maksimum Z C1X1
C2X2......- CnXn batasan-batasan :
1. a11 X1 b1 menjadi a11 X1 + Xn+1 = b1
23
2. a21 X2 b2 menjadi a21 X2 + Xn+2 = b2
3. am1 X1 + am2X2 bm menjadi am1 X1 + am2 X = bm
b) Menyusun persamaan-persamaan di dalam tabel.
Setelah formulasi diubah kemudian disusun kedalam tabel dengan simbol
seperti pada Tabel 2.2
24
d) Memilih baris kunci
Baris kunci adalah baris yang merupakan dasar untuk mengubah tabel
pada langkah ke 3 (tiga). Untuk itu terlebih dahulu carilah indeks tiap-tiap baris
dengan cara membagi nilai-nilai pada kolom NK dengan nilai yang sebaris pada
kolom kunci.
(2.14)
Pilihlah baris yang mempunyai indeks positif dengan angka terkecil. Nilai
yang masuk dalam kolom kunci dan juga termasuk dalam baris kunci disebut
angka kunci.
e) Mengubah nilai-nilai baris kunci
Nilai baris kunci diubah dengan cara membaginya dengan angka kunci.
Gantilah variabel dasar pada baris itu dengan variabel yang terdapat dibagian atas
kolom kunci.
f) Mengubah nilai-nilai selain pada baris kunci
Nilai-nilai baris yang lain selain pada baris kunci dapat diubah dengan
rumus sebagai berikut: Baris baru = baris lama (koefisien pada kolom kunci) x
nilai baru baris kunci.
g) Melanjutkan perbaikan-perbaikan atau perubahan-perubahan.
Ulangilah langkah-langkah perbaikan mulai langkah c sampai langkah f
untuk memperbaiki tabel-tabel yang telah diubah/diperbaiki nilainya. Perubahan
baru berhenti setelah pada baris pertama, (fumgsi tujuan) tidak ada lagi yang
bernilai positif. Kalau dilihat baris pertama (Z) tidak ada lagi yang bernilai
negatif, semua positif. Berarti tabel itu tidak dapat dioptimalkan lagi, sehingga
hasil dari tabel tersebut adalah sudah merupakan hasil optimal.
Selain metode simpleks terdapat beberapa metode lain yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang bersifat linier yaitu metode Aljabar
dan metode Grafik. Penulis menggunakan metode simpleks dalam perhitungan
karena lebih praktis dan mampu menyelesaikan masalah dengan lebih dari dua
variabel keputusan.
25
2.13 Pajak-Pajak Yang Terdapat Dalam Proses Jual-Beli Properti
Pada pembelian properti ada pajak-pajak yang dikenakan dari pemerintah.
Seperti halnya sektor bisnis lain, bisnis properti pun dikenakan sejumlah pajak
yang diatur dalam hukum perpajakan. Besarnya pajak yang harus dibayarkan juga
tergantung dari jenis, nilai dan lokasi properti.
Jika kita membeli perumahan oleh pihak developer, terkadang biaya-biaya
tersebut sudah termasuk harga jual rumah namun ada pula penawaran yang
menyebutkan biaya-biaya tersebut diluar harga jual rumah, jadi kita harus bisa
memperhatikan secara teliti mengenai penawaran-penawaran yang ada.
Berikut penjelasan dari pajak-pajak tersebut (beserta contoh surat
pembayaran pajaknya) :
26
Jual Kena Pajak (NJKP). Besarnya NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh
Menteri Keuangan. Tetapi untuk daerah-daerah tertentu, sesuai dengan
perkembangan daerahnya, NJOP dapat ditetapkan setiap tahun. NJOP itu sendiri
adalah harga nilai properti yang kita miliki sesuai dengan perhitungan dari
pemerintah. Nilai Jual Kena Pajak adalah 20 % dari Nilai Jual Objek Pajak Kena
Pajak (NJOPKP) untuk properti dengan NJOP dibawah 1 miliar rupiah dan 40 %
untuk NJOP di atas 1 miliar rupiah. Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak (NJOPKP)
adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dikurangi Nilai Jual Objek Pajak Tidak
Kena Pajak (NJOPTKP). Perlu menjadi catatan kita bahwa besarnya NJOPTKP
berbeda-beda setiap daerah.
27
Sementara yang tidak dikenakan BPHTB adalah :
1. Perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan azas timbal balik.
2. Negara.
3. Badan atau Perwakilan Organisasi Internasional yang ditetapkan oleh
menteri.
4. Orang pribadi atau Organiasi karena konversi hak dan perbuatan hukum
lain dengan tidak adanya perubahan nama.
5. Wakaf.
6. Warisan.
7. Digunakan untuk kepentingan ibadah.
Bea (Pajak) ini dikenakan terhadap semua transaksi properti, baik properti
baru atau lama yang dibeli dari developer atau perorangan. Besarnya tarif pajak
(bea) ditetapkan sebesar 5% dari nilai transaksi setelah dikurangi Nilai Perolehan
Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP). Bila nilai transaksi 60 juta rupiah
atau di bawahnya tidak terkena pajak ini. Nilai NPOPTKP ini berbeda-beda di
setiap daerah, misalkan untuk dari daerah Jakarta sebesar 60 juta rupiah
sedangkan daerah tangerang sebesar 30 juta rupiah. Contoh perhitungannya
adalah sebagai berikut :
Nilai transaksi dari membeli rumah (harga beli rumah) di daerah tangerang
adalah sebesar 130 juta rupiah. Maka besarnya BPHTB adalah sebesar 5 % x (130
juta rupiah 30 juta rupiah) = 5 juta rupiah.
28
PPh = 15 % x Nilai Transaksi (2.19)
29
BBN = 2 % x Nilai Transaksi (2.21)
30