Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
1
Image yang berupa televise ataulayar monitor, sehingga dokter radiolog dapat
berada diluar daerah radiasi saat pemeriksaan berlangsung (Nugrah,2011).
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Foto thorax atau sering disebut chest x ray (CXR) adalah suatu proyeksi
rediografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi kondisi yang
mempengaruhi thorax, isi dan struktur struktur di dekatnya. chest x-ray (CXR)
bertujuan menggambarkan secara radiografi organ pernafasan yang terdapat di
dalam rongga dada. Teknik radiografi thorax terdiri dari bermacam-macam
posisi yang harus dipilih disesuaikan dengan inidikasi pemeriksaan, misalnya
bronchitis kronis, KP, fleural effusion, pneumo thorax dan lain-lain.Foto thorax
digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding thorax,
tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-
paru, jantung dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung
kongestif sering terdiagnosis oleh foto thorax. CXR sering digunakan untuk
skrining penyakit paru yang terkait dengan pekerjaan di industri-industri
seperti pertambangan dimana para pekerja terpapar oleh debu (J.Lisy,2014).
Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah :
Abnormalitas atau kelainan gambaran yang biasa terlihat dari CXR adalah :
3
Biasanya disebabkan oleh neoplasma benign/malignan, granuloma
(tuberculosis), infeksi (pneumoniae), vascular infarct, varix, wegeners
granulomatosis, rheumatoid arthritis. Kecepatan pertumbuhan, kalsifikasi,
bentuk dan tempat nodul bisa membantu dalam diagnosis. Nodul juga dapat
multiple.
2. Kavitas
3. Abnormalitas pleura.
Pleural adalah cairan yang berada diantara paru dan dinding thorax.
Efusi pleura dapat terjadi pada kanker, sarcoid, connective tissue diseases dan
lymphangioleiomyomatosis (Zulkifli,2007).
1. Meja pemeriksaan
2. Film, kaset
3. Marker dan asesoris lain
4. Pesawat Rontgen(Mashari,2013).
4
2.2.2 Indikasi Pemeriksaan
Pada posisi ini film diletakkan di depan dada, siku ditarik kedepan
supaya scapula tidak menutupi parenkim paru.
5
2. Posisi AP (Antero Posterior)
6
4. Posisi Lateral Dekubitus
Foto ini hanya dibuat pada keadaan tertentu,yaitu bila klinis diduga
ada cairan bebas dalam cavum pleura tetapi tidak terlihat pada foto PA
atau lateral. Penderita berbaring pada satu sisi (kiri atau kanan). Film
diletakkan di muka dada penderita dan diberikan sinar dari belakang
arah horizontal.
7
bisa diterangkan sebabnya, dan hanya dibuat setelah foto rutin diperiksa.
Bahkan dengan foto oblique yang bagus pun, fraktur iga bisa tidak
terlihat.
7. Posisi Ekspirasi
8
7. Faktor Eksposi cukup ditunjukkan dengan terlihatnya CV
Thoracal 1-4
8. Tampak Carina (percabangan Bronkus) setinggi CV Thoracal 3
atau 4
9. Tampak gambaran vaskularisasi paru.
10. Diafragma terlihat naik, tampak gambaran jantung(
Hanifah,2014).
9
8. Melaporkan kepada dokter yang merawat tentang keadaan
pasien, bila kondisi memburuk sesudah pemeriksaan CT Scan
(Indrastati,2015).
10
3. Perawatan Kardiovaskuler Fluoroskopi kardiovaskuler biasanya
dilakukan ketika diduga ada penyumbatan pembuluh darah; tindakan ini
dapat membantu proses masuknya kateter dan pergerakannya yang
digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit (
Indrastati,2015).
11
laboratorium pencitraan yang tetap, sedangkan unit fluoroskopi C-arm berjalan
memberikan fleksibilitas dalam lokasi pelaksanaan fluoroskopi ( Zulkifli, 2007
).
12
3. Untuk proteksi radiasi hamburan di bawah tabir fluoroskopi
ketebalan tabir setara dengan 0,5 1,0 mm Pb; ukurannya tidak
boleh kurang dari 45 x 45 cm.
4. Diafragma harus diatur sedemikian, sehingga tidak dapat dibuka
sampai luas tertentu yang dapat menyebabkan berkas langsung
melebihi batas tabir ( Indrastati,2015 ).
13
4. Penguat bayangan juga memungkinkan fluoroskopi dilakukan
dengan cahaya ruangan.
5. Dengan penguat bayangan arus listrik tidak boleh melebihi 1 mA
pada 100kV ( J.Lisy, 2014 ).
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
terutama pemeriksaan dengan kontras,Melaporkan kepada
dokter yang merawat tentang keadaan pasien, bila kondisi
memburuk sesudah pemeriksaan CT Scan
4. Fluoroskopi adalah tindakan pencitraan medis yang digunakan
oleh dokter untuk mengambil gambar dari organ tubuh tertentu
dan untuk melihat video pergerakan berbagai bagian tubuh di
layar fluoresen secara langsung. Tindakan ini menggunakan
teknologi sinar-X dan bahan pewarna pembanding, yang
membuat bagian tubuh menjadi tidak tembus pandang dan
terlihat dengan lebih jelas. Gastroenterologi Fluoroskopi yang
dilakukan untuk memantau bagian perut dan usus biasanya
menggunakan barium sebagai agen pembanding untuk menilai
kondisi organ pencernaan dan melihat pergerakannya, yang
mencakup kerongkongan, lambung, usus besar, dan usus kecil
untuk menemukan penyebab gejala gangguan pencernaan,
seperti muntah, kesulitan menelan, nyeri perut, atau gangguan
pencernaan,Ortopedi Fluoroskopi paling umum digunakan
dalam bidang ortopedi untuk melihat proses penyembuhan dari
tulang yang rusak untuk memastikan bahwa tulang tersebut telah
kembali ke posisi dan susunan yang benar selama
penyembuhan,Perawatan Kardiovaskuler Fluoroskopi
kardiovaskuler biasanya dilakukan ketika diduga ada
penyumbatan pembuluh darah; tindakan ini dapat membantu
proses masuknya kateter dan pergerakannya yang digunakan
untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit.
5. Fluoroskopi membutuhkan persiapan yang sederhana. Setelah
pasien tiba di tempat pencitraan, ia akan diminta untuk
menggunakan pakaian laboratorium, Setelah persiapan selesai
dilakukan, pemindaian fluoroskopi akan dimulai. Ada dua jenis
peralatan yang dapat digunakan dalam tindakan ini, yaitu sistem
16
tetap dan alternatif berjalan. Sistem tetap digunakan dalam
laboratorium pencitraan yang tetap, sedangkan unit fluoroskopi
C-arm berjalan memberikan fleksibilitas dalam lokasi
pelaksanaan fluoroskopi, Tindakan fluoroskopi pada dasarnya
menggunakan sinar-X, yang menghasilkan gambar dari lapisan
tubuh saat melewati tubuh dengan kecepatan maksimum 25-30
frame setiap detiknya, sehingga video dari tubuh dapat dibuat.
Hasil dari fluoroskopi akan diproses dengan peralatan khusus
yang membantu memperjelas dan mencerahkan gambar sebelum
gambar tersebut dipindahkan ke layar fluoresen.
6. Prinsip kerja peralatan Fluoroskopi di dalamnya terdapat
pembatasan ukuran berkat radiasi,prosedur pengoperasian alat
dan keselamatan pemilihan alat flourocopi.
7. Pasca Pemeriksaan Prosedur Pelaksanaan Perawatan Pasien
Pasca Pemeriksaan Fluoroscopi Melepas kalung dan anting-
anting,Mengganti baju dengan baju yang telah disediakan
dibagian radiologi,Membantu radiographer/petugas radiologi
memposisikan pasien,Membantu memberi marker untuk guiding
fungsi cairan atau FNA,Anamnesa adanya reaksi alergi terhadap
obat,Setelah selesai pemeriksaan, pasien dianjurkan untuk
banyak minum, terutama pemeriksaan dengan kontras.
3.1 Saran
1. Bagi Mahasiswa
17
2. Bagi Masyarakat
18
DAFTAR PUSTAKA
J. Lisy. (2014). X- rays and fluoroscopy. https: // www. Google. Co.id/ url?q=
https: //www. Lfz.cuni.cz/ files/ page/files/2014/ x-rays- and fluoroscopy.
Pdf. Di akses 22 september 2017 pukul 11:15 Wib.
Zulkifli, dkk. ( 2007). Indikasi dan prosedur pleurodosis. www. Academia. Eda
> indikasi_dan prosedur _pleurodosis. Diakses 24 september 2017 pukul
12:05 Wib.
19