Está en la página 1de 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ilmu kimia ada beberapa campuran yang dapat dipisahkan
antara lain adalah memisahkan zat padat dari suatu suspensi, memisahkan
zat padat dari larutan, memisahkan zat cair, memisahkan campuran dua
jenis larutan, dan kromatografi.
Dalam praktikum ini kita akan mempelajari kromatografi.
Kromatografi secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu chromas yang
berarti warna dan graphos yang berarti tulis. Jadi, kromatografi adalah
teknik pemisahan suatu zat yang didasarkan pada perbedaan kecepatan
migrasi komponen-komponen yang dipisahkan, di antara dua fasa, yaitu
fasa gerak dan fasa diam.
Kromatografi debedakan menjadi beberapa macam berdasarkan
jenis fasa yang terlibat, antara lain :
1. Kromatografi gas-cair
2. Kromatografi gas-padat
3. Kromatografi cair-cair
4. Kromatografi cair-padat
Selain itu penggolongan kromatografi yang didasarkan pada teknik
yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kromatografi kolom
2. Kromatografi planar
Kromatografi dapat digunakan sebagai alat analitik untuk
memantau reaksi atau untuk mengenali hasil reaksi, kromatografi juga
dapat digunakan sebagai alat sintesis untuk memurnikan sejumlah besar
zat. Teknik kromatografi ini bermanfaat sebagai cara untuk menguraikan
suatu campuran. Di dalam kromatografi, komponen terdistribusi suatu
campuran.

49
Percobaan ini dilakukan agar lebih mengetahui konsep
kromatografi baik secara teori maupun praktik. Untuk itu percobaan ini
dilakukan agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Percobaan


- Mengetahui kepolaran noda pada kromatografi kertas
- Mengetahui fase gerak dan fase diam pada kromatografi
- Mengetahui prinsip like dissolved like

50
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan


perbedaan kecapatan migrasi antara dua komponen. Pada kromatografi,
komponen-komponen yang dipisahkan diantara dua buah fase yaitu fase diam dan
fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran, sedangkan fase gerak
akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah larut tertahan,
fase diam akan tertinggal. Sedangkan kkomponen yang larut dalam fase gerak
akan bergerak lebih cepat. (Adnan,1997)
Kromatografi ditemui oleh Micheal Tswett, seorang ahli botani di
University Warsawa (Poland) pada tahun 1906. Perkataan kromatografi berasal
dari perkataan Yunani, yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti
menulis. Tswett telah menerangkan revolusi klorofil dan pigmen-pigmen lain
yang diekstrak dari tumbuhan dan diterangkan dalam bentuk. (Sudjadi,1998)
Jika larutan klorofil dalam petroleum eter dituras melalui satu jalur
penyerap (saya menggunakan kalsium karbonat, secara amannya yang didapatkan
dalam satu tub kaca yang sempit), maka pigmen-pigmen akan terpisah dari atas
sehingga kebawah dalam beberapa zon yang bewarna mengikuti jujukan jerapan,
yang mana pigmen yang lebih terjerap akan tersesar denagn perlahan berbanding
dengan pigmen yang kurang terjerap lalu memaksa pigmen-pigmen lain ke
bawah. Pengasingan ini adalah lengkap secara praktikal sekiranya satu zon pelarut
yang tulen mengekori suatu pigmen. Seperti spectrum cahaya, komponen yang
berbeda dalam campuran pigmen itu akan terpisah secara sismatik pada lajur
kalsium karbonat dan setiap pigmen boleh diidentifikasikan dan ditentukan
kuantitinya. Saya menamakan penyediaan sedemikian sebagai kromatogram dan
kaedah itu dinamakan kromatografi. (Sudjadi,1998)
Kromatografi terbentuk apabila terdapat satu fasa pegum dan fasa gerak.
Fasa pegum biasanya ialah cecair atau gas. Setiap molekul yang berbeda akan
terjerap pada fasa pegun dengan kekuatan yang berbeda. Pada masa yang sama,

51
dua molekul yang berlainan juga mempunyai kelarutan yang berbeda dalam fasa
bergerak. (Extoby,2004)
Katakanlah kita mempunyai campuran dua bahan A dan B. A akan terjerap
pada fasa pegun dengan kuat manakala B tidak A juga mempunyai kelarutan
dalam fasa bergerak yang lebih rendah berbanding dengan B. Justru apabila
campuran A dan B dibiarkan melalui satu jalur kromatografi, B dapat bergerak
dengan lebih cepat berbanding dengan A karena A mengalami rintangan yang
kuat dalam perjalanannya. (Adnan,1997)

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif


Salah satu metode pemisahan yang memerlukan pembiayaan yang paling
murah dan memakai peralatan yang paling dasar ialah kromatografi lapis tipis
preparatif. Walaupun kromatografi lapis tipis preparatif bersama-sama dengan
kromatografi terbuka, masih dijumpai dalam sebagian besar publikasi mengenai
isolasi bahan alam, terutama dari laboratorium yang tidak dilengkapi dengan cara
pemisahan modern. (Extoby,2004)
Pengembangan pelat kromatografi lapis tipis preparatif biasanya dilakukan
dalam bejana kaca yang dapat menampung beberapa pelat. Bejana dijaga tetap
jenuh dengan pelarut pengembangan dengan bantuan sehelai kertas saring yang
tercelup kedalam pengembang.(Extoby,2004)
Koefisien pemisahan dapat ditingkatkan dengan cara pengembangan
berulang. Jika pemisahan secara kromatografi lapis tipis preparatif telah dicapai,
pelat dikeringkan dan kemudian dimasukkan lagi kedalam bejana. Bergantung
pada Rf pita, proses ini dapat diulang beberapa kali, walaupun ada kerugian
waktu.(Extoby,2004)
Fase gerak biner (dalam berbagai perbandingan) sangat sering dipakai
pada pemisahan secara kromatografi lapis tipis preparatif n-heksan-etil asetat, n-
heksan-aseton,klorofom-metanol. Penambahan sedikit asam asetat atau
dietilamina berguna untuk memisahkan, berturut-turut, senyawa asam dan
senyawa basa. (Extoby,2004)

52
Kromatografi Lapis Tipis Sentifugal
Kromatografi lapis tipis preparatif klasik mempunyai beberapa
kekurangan, kekurangan yang utama ialah pengambilan senyawa dari pelat yang
dilanjutkan dengan pengekstraksian dari penyerap. Jika senyawa beracun harus
dikerok dari pelat, dapat menimbulakan masalah serius. Kekurangan lainnya
adalah jangka waktu yang diperlukan untuk pemisahan dan adanya pencemar dan
adanya sisa dari plat sendiri. Setelah pengekstraksian pita yang mengandung
senyawa yang dipisahkan dengan pelarut. Untuk mengatasi beberapa masalah
tersebut,beberapa pendekatan yang melibatkan kromatografi sentrifugal ialah
kromatografi klasik dengan aliran fase gerak yang dipercepat oleh gaya
sentrifugal. (Extoby,2004)

Kromatografi Cair Tekanan Preparatif


Kromatografi cair tekanan diistilahkan untuk mencakup semua metode
yang menggunakan tekanan pada kolom kromatografi yang berbeda denga
pemisahan secara kromatografi kolom yang aliran fase geraknya disebabkan oleh
gaya gravitasi. (Extoby,2004)
Kromatografi yang biasa sering tidak cukup efisien untuk memisahkan
senyawa yang struktur kimianya sering disebut sebagai kromatografi preparatif
dan kromatografi analitik. Ialah bahan kromatografi preparatife harus mengisolasi
senyawa murni dan campuran. (Extoby,2004)

Prinsip Dasar
Keefektifan kromatografi cair tekanan didasarkan pada kecepatan dan
daya pisah. Kromatografi cair tekanan preparative memerlukan faktor lain yaitu
beban. Ini disebut beban kolom berlebihan yang disebabkan oleh volume cuplikan
yang berlebihan atau massa cuplikan berlebihan, Kapasitas beban bergantung
pada peubah seperti jari-jari kolom, panjang kolom, diameter partikel, dan
kerapatan kemasan penyerap. (Sudjadi,1998)
Untuk pemisahan yang dilakukan kadang-kadang tujuannya ialah
mengisolasi senyawa tertentu dalam jumlah yang memadai dengan tingkat

53
kemurnian tertentu dan nisbah perolehan kembali tertentu. Seperti pada
kromatografi skala produksi, banyaknya kuantitas komponen yang dapat
dipisahkan persatuan waktu merupakan kriteria yang penting. Hasilan bobot
masalah yakni :
1. Bagaimana cara menahan fase diam tetap pada tempatnya dengan melawan
arus aliran fase gerak yang terus menerus.
2. Bagaimana caranya membagi kolom kromatografi menjadi sejumlah satuan
partisi.
3. Bagaimana meminimumkan penyebaran aliran laminar pita cuplikan.
4. Bagaimana cara meningkatkan kontrak antar muka.
5. Bagaimana caranya memperkecil tahanan terhadap alih massa, artinya
bagaimana caranya mencampur fase gerak dan fase diam. (Sudjadi,1998)

Kromatografi lawan-arus, menggunakan system cair-cair untuk


memecahkan masalaah di atas. Kromatografi lawan-arus melibatkan proses partisi
tak berkesinambungan sinambung yang dapat dibandingkan dengan kromatografi
cair karena aliran bersifat sinambung. Ada pula keserupaan dengan distribusi
lawan-arus, yang dikembangkan tahun 1950-an untuk fraksinasi campuran secara
bertahap atau secara sinambung. Dalam praktek radas distribusi lawan-arus terdiri
atas beberapa ratus unsure atau tabung yang dalam masing-masing tabung terjadi
partisi antara dua lapisan zat cair. Sementara pengulangan proses partisi ini
menyebabkan terjadinya cuplikan yang besar, metode kromatogrfi lawan-arus
menghindari pengenceran yang berlebihan. Sebaliknya, keseimbangan dalam
lawan arus terjadi sempurna sebelum alih fase. Sedangkan dalam kromatografi
lawan-arus tidak demikian. (Adnan,1997)

Kromatografi Lawan Arus Tetes


Kromatografi lawan arus tetes adalah cara pemisahan cair-cair yang
didasarkan pada partisi linarut antara dua pelarut yang tidak bercampur,
Perbedaan nisbi linarut. Metode ini melibatkan amatan bahwa fase cair yang
ringan dengan afinitas permukaan dinding yang rendah membentuk fase tetesan

54
yang tarik menarik ke atas melalui fase berat dan terlihat adanya gerakan antar
muka yang sangat aktif. Dengan mempartisi linarut antara fase diam dan tetesan,
pemisahan dapat dicapai linarut yang diisolasi dalam jangka waktu tertentu,
tergantung pada parameter seperti ukuran kolom, dan laju aliran pengelusi, dan
sering diperbesar dengan mengorbankan kemurnian. (Adnan,1997)
Pemakaian tekanan mempunyai fungsi a atau b atau gabungan keduanya :
a. Memperbesar tekanan pada kolom yang diisi dengan bahan kemas yang
berukuran partikel tertentu memperbesar laju aliran pengelusi.
b. Kolom yang dielusi dengan pelarut memakai tekanan dapat diisi dengan
bahan kertas yang lebih halus dan dengan demikian menghasilkan daya pisah
lebih besar.
Keuntungan besar jika suatu waktu elusi pendek ialah memperkecil
penguraian senyawa peka yang mungkin terjadi selama pemisahan dalam jangka
waktu lama. Istilah preparatif mencangkup sejumlah senyawa yang diisolasi
mulai dari Mg sampai Kg dan mencakup semua pemisahan, yang tidak dipakai
hanya untuk tujuan analitik. (Adnan,1997)

Kromatografi Lawan Arus


Kromatografi lawan arus mempunyai cirri khas yaitu tanpa penyangga
padat, factor yang memberi kelebihan terpenting kepada cara ini. Linarut adalah
ditahan oleh penyangga padat dan pengaruh penyerapan ini sering terlihat pada
kurva elusi yang menunjukan pembentukan ekor senyawa yang dipisahkan. Selain
itu, penyangga padat dapat menimbulkan pencemaran dan denaturasi cuplikan.
Akan tetapi, penghilangan penyangga padat dan penggunaan system lawan arus
menimbulkan sejumlah komponen. (Extoby,2004)

Kromatografi Kertas
Pada kromatografi kertas peralatan yang dipakai tidak perlu alat-alat teliti
dan mahal. Hasil-hasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-
materi yang sederahana. Senyawa-senyawa yang dipisahkan dapat diambil dengan

55
kertas dengan jalan memotong noda yang kemudian melarutkannya secara
terpisah. (Extoby,2004)
Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada
kedudukan dari noda relative terhadap permukaan pelarut, harga Rf.

=

56
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
- Kertas saring
- Batang lidi
- Oven
- Pensil
- Penggaris
- Gelas kimia 100mL
- Gelas beaker
3.1.2 Bahan-bahan
- Tinta biru
- Tinta merah
- Tinta hijau
- Ekstrak mawar
- Ekstrak kunyit
- Ekstrak pandan
- Ekstrak suji
- Akuades
- Etanol
- N-heksan

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Pelarut akuades
- Dipotong kertas saring berbentuk persegi panjang dengan
ukuran panjang10cm dan lebar 6cm
- Diberi garis batas 1cm pada bagian atas dan bawah pada kertas
saring

57
- Diberi noda pada kertas saring antara lain tinta hitam, tinta
biru, tinta merah, ekstrak mawar, ekstrak kunyit, ekstrak
pandan, dan ekstrak suji pada garis batas bawah
- Diisi akuades (tinggi 0,5cm) dari dasar gelas
- Dimasukkan kertas saring kedalam gelas yang berisi akuades
- Dibiarkan hingga mencapai batas atas kertas, kemudian kertas
dikeringkan di oven
- Dihitung jarak tempuh masing-masing noda
- Dihitung harga Rf pada masing-masing noda
3.2.2 Pelarut etanol
- Dipotong kertas saring berbentuk persegi panjang dengan
ukuran panjang10cm dan lebar 6cm
- Diberi garis batas 1cm pada bagian atas dan bawah pada kertas
saring
- Diberi noda pada kertas saring antara lain tinta hitam, tinta
biru, tinta merah, ekstrak mawar, ekstrak kunyit, ekstrak
pandan, dan ekstrak suji pada garis batas bawah
- Diisi etanol (tinggi 0,5cm) dari dasar gelas
- Dimasukkan kertas saring kedalam gelas yang berisi akuades
- Dibiarkan hingga mencapai batas atas kertas, kemudian kertas
dikeringkan di oven
- Dihitung jarak tempuh masing-masing noda
- Dihitung harga Rf pada masing-masing noda
3.2.3 Pelarut n-heksan
- Dipotong kertas saring berbentuk persegi panjang dengan
ukuran panjang10cm dan lebar 6cm
- Diberi garis batas 1cm pada bagian atas dan bawah pada kertas
saring
- Diberi noda pada kertas saring antara lain tinta hitam, tinta
biru, tinta merah, ekstrak mawar, ekstrak kunyit, ekstrak
pandan, dan ekstrak suji pada garis batas bawah

58
- Diisi n-heksan (tinggi 0,5cm) dari dasar gelas
- Dimasukkan kertas saring kedalam gelas yang berisi akuades
- Dibiarkan hingga mencapai batas atas kertas, kemudian kertas
dikeringkan di oven
- Dihitung jarak tempuh masing-masing noda
- Dihitung harga Rf pada masing-masing noda

59
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan


Jarak Jarak
No Pelarut Noda Rf
Noda Pelarut
1. Akuades Tinta Hitam 7,7 cm 8,1 cm 0,95
Tinta Biru 7,7 cm 8,1 cm 0,951
Tinta Merah 7,5 cm 8,1 cm 0,93
Ekstrak Kunyit 7,5 cm 8 cm 0,94
Ekstrak Pandan 0 cm 8 cm 0
Ekstrak Mawar 6,5 cm 8 cm 0,81
2. Etanol Tinta Hitam 5,6 cm 6 cm 0,93
Tinta Biru 5,7 cm 6 cm 0,95
Tinta Merah 5,8 cm 6 cm 0,96
Ekstrak Kunyit 5,8 cm 6,5 cm 0,77
Ekstrak Pandan 4,8 cm 6,5 cm 0,74
Ekstrak Mawar 3,8 cm 4,9 cm 0,78
3. N-Heksan Tinta Hitam 6,9 cm 7 cm 0,9
Tinta Biru 6,9 cm 7 cm 0,9
Tinta Merah 6,6 cm 7 cm 0,93
Ekstrak Kunyit 6,4 cm 7,5 cm 0,85
Ekstrak Pandan 5,8 cm 7,5 cm 0,77
Ekstrak Mawar 6,9 cm 7,5 cm 0,92

4.2 Perhitungan
Dalam percobaan yang dilakukan, didapatkan perhitungan untuk mencari
Rf, yaitu:

1. Larutan Akuades

60
Tinta Hitam
Diketahui : Jarak noda = 7,7 cm
Jarak pelarut = 8,1 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

7,7
=
8,1
= 0,95
Tinta Biru
Diketahui : Jarak noda = 7,7 cm
Jarak pelarut = 8,1 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

7,7
=
8,1
= 0,951
Tinta Merah
Diketahui : Jarak noda = 7,5 cm
Jarak pelarut = 8,1 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

7,5
=
8,1
= 0,93
Ekstrak Kunyit
Diketahui : Jarak noda = 7,5 cm
Jarak pelarut = 8 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

61
7,5
=
8
= 0,94
Ekstrak Pandan
Diketahui : Jarak noda = 0 cm
Jarak pelarut = 8 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

0
=
8
=0
Ekstrak Mawar
Diketahui : Jarak noda = 6,5cm
Jarak pelarut = 8 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf =
Jarak pelarut

6,5
=
8
= 0,81
2. Larutan Etanol
Tinta Hitam
Diketahui : Jarak noda = 5,6 cm
Jarak pelarut = 6 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

5,6
=
6
= 0,93
Tinta Biru
Diketahui : Jarak noda = 5,7 cm
Jarak pelarut = 6 cm

62
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

5,7
=
6
= 0,95
Tinta Merah
Diketahui : Jarak noda = 5,8 cm
Jarak pelarut = 6 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

5,8
=
6
= 0,96
Ekstrak Kunyit
Diketahui : Jarak noda = 5,8 cm
Jarak pelarut = 6,5 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

5,8
=
6,5
= 0,77
Ekstrak Pandan
Diketahui : Jarak noda =4,8 cm
Jarak pelarut = 6,5 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

4,8
=
6,5
= 0,74
Ekstrak Mawar

63
Diketahui : Jarak noda = 3,8 cm
Jarak pelarut = 4,9 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

3,8
=
4,9
= 0,78
3. Larutan N-Heksan
Tinta Hitam
Diketahui : Jarak noda = 6,9 cm
Jarak pelarut = 7 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

6,9
=
7
= 0,9
Tinta Biru
Diketahui : Jarak noda = 6,9 cm
Jarak pelarut = 7 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

6,9
=
7
= 0,9
Tinta Merah
Diketahui : Jarak noda = 6,6 cm
Jarak pelarut = 7 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

64
6,6
=
7
= 0,93
Ekstrak Kunyit
Diketahui : Jarak noda = 6,4 cm
Jarak pelarut = 7,5 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

6,4
=
7,5
= 0,85
Ekstrak Pandan
Diketahui : Jarak noda = 5,8 cm
Jarak pelarut = 7,5 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf =
Jarak pelarut

5,8
=
7,5
= 0,77
Ekstrak Mawar
Diketahui : Jarak noda = 6,9 cm
Jarak pelarut = 7,5 cm
Ditanya : Rf...?
Jarak noda
Penyelesaian: Rf = Jarak pelarut

6,9
=
7,5
= 0,92

4.3 Pembahasan
Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom,
perbadaan kemampuan adsorbsi terhadap zat-zat yang sangat mirip

65
mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang dimaksud
kromatogram. Kromatrogram juga dapat dikatakan sebagai cara pemisahan
campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen
campuran tersebut diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase
diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak berupa zat
cair atau gas. Fase gerak adalah fase yang cenderung menghanyutkan
campuran. Contohnya dalam percobaan ini adalah akuades, etanol dan n-
heksan. Fase diam adalah fase yang cenderung menahan komponen
campuran, contoh dalam percobaan ini adalah tinta hitam,biru,merah, dan
ekstrak mawar, kunyit, pandan.
Kromatografi ditemui oleh Michael Tswett, seorang ahli botani di
University Warsawa (Poland) pada tahun 1906. Perkataan kromatografi
berasal dari bahasa Yunani yaitu chromos yang artinya ialah warna dan
graphis yang berarti menulis. Tswett telah menerangkan revolusi klorofil dan
pigmen-pigmen yang diekstrak tumbuhan.
Penggolongan kromatografi yang didasarkan pada jenis fase yang
terlibat, dibedakan menjadi:

a) Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya
berupa cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert.
b) Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya
berupa padatan yang dapat menyerap.
c) Kromatografi cair-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan,
dimana fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan yang inert.
d) Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa cairan sedangkan fase
diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat menyerap.

Pada percobaan pertama, digunakan pelarut berupa akuades yang


bersifat polar. Noda tinta warna dan ekstrak mawar, kunyit, pandan dan daun
suji merembes naik ke atas kertas dengan ketinggian masing-masing. Rf tinta
merah= 0,93; Rf tinta biru= 0,95; Rf tinta hitam= 0,951; Rf ekstrak kunyit=
0,94; Rf ekstrak mawar= 0,93. Disini yang berperan sebagai fase diam adalah

66
kertas saring dengan akuades (pelarut), dan fase gerak adalah tinta spidol
warna dan ekstrak tumbuhan (mawar, kunyit). Pada percobaan kedua
digunakan pelarut etanol yang bersifat semipolar. Noda (tinta dan ekstrak
tumbuhan) merembes naik ke atas kertas dengan ketinggian yang lebih
rendah dari pelarut polar. Akibatnya nilai Rf lebih rendah. Rf tinta hitam=
0,93; Rf tinta biru= 0,95; Rf tinta merah= 0,9; Rf ekstrak mawar= 0,78; Rf
ekstrak kunyit= 0,77; Rf ekstrak pandan= 0,78. Disini yang berperan sebagai
fase diam adalah kertas saring dan etanol (pelarut). Fase geraknya adalah tinta
spidol warna dan ekstrak tumbuhan. Pada percobaan yang ketiga digunakan
pelarut N-Heksana yang bersifat non polar. Noda merembes naik ke atas
kertas saring dengan ketinggian yang lebih rendah dari pelarut polar dan semi
polar adi. Rf tinta merah= 0,93; Rf tinta biru= 0,9; Rf tinta hitam= 0,9; Rf
ekstrak mawar= 0,92; Rf ekstrak kunyit= 0,85; Rf ekstrak pandan= 0,77. Fase
diam adalah kertas saring dan N-Heksana. Sedangkan fase geraknya adalah
tinta dan ekstrak tumbuhan (mawar, kunyit dan pandan).
Like dissolves like pada prinsipnya adalah kesamaan sifatnya. Dalam
hal ini sifatnya berupa kepolaran. Zat terlarut dapat larut dalam pelarut yang
memiliki kepolaran yang sama. Jadi zat terlarut yang bersifat polar dapat
terlarut pada pelarut yang bersifat polar juga, begitu juga sebaliknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah kehadiran ion lain,
misalnya adanya klorida dalam pemisahan yang dilakukan dengan larutan-
larutan nitrat; keasaman larutan aslinya, ini dapat disebabkan oleh kebutuhan
akan asam dalam pembentukan komplek yang dapat larut dalam pelarut
organik, untuk mencegah hidrolisis garam; waktu melakukan percobaan
untuk sepotong kertas, kadang-kadang harga Rf peningkatan dengan
pertambahan waktu dan ini mungkin berpadanan dengan berkurangnya laju
gerak garis depan pelarut.
Faktor lain yang yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Rf:

1. Perubahan suhu
2. Perubahan komposisi dan pelarut tersebut

67
3. Jenis pelarut
4. Kemolaran
5. Larutan
6. Pori-pori kertas saring

- Prinsip Kromatografi
Pemisahan yang terjadi dalamkromatografi dilaksanakan sedimikian
rupa dengan memnipulasi sifat-sifat fisik umum dari suatu senyawa atau
molekul yaitu:

a) Kecendrungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan)


b) Kecendrungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk bahan
padat (adsorbsi)
c) Kecendrungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas)

Dalam kromatografi, senyawa senyawa yang akan dipisahkan


ditempatkan pada situasi dinamik (bergerak) yaitu dengan melakukan
pengairan dan selama itu akan terjadi peristiwa pelarutan, penyerapan atau
penguapan.
Aplikasi kromatografi dalam kehidupan sehari-hari antara lainsebagai
berikut:

a) Aplikasi kromatografi dalam bidang bioteknologi


Dalam bidang ini, misalnya dalam penentuan baik kualitatif maupun
kuantitaif dalam pemisahan molekul-molekul penting lain. Dengan data
yang diperoleh sebuah produk obat-obatan yang dapat ditingkatkan
mutunya.
b) Aplikasi kromatografi dalam bidang klinik
Dalam bidang klinik, teknik ini sangat berguna terutama dalam
menginvestasikan fluida badan, seperti air liur. Dari air liur seorang pasien
yang sedang sakit, dokter dapat mengetahui penyakit yang diderita.
Demikian pula dengan urine dari pasien tersebut.
c) Aplikasi kromatografi dalam bidang forensik

68
Dalam forensik, kromatografi sangat membantu, terutama dilihat dari segi
keamanan dan pelacakan serta pengumpula jejak mapun sisa-sisa fluida
badan pelaku dalam tindak kesehatan.

Tinta spidol yang beragam warnanya karena adanya perbedaan


susunan penyusun yang berbeda dari masing-masing zat pembentuk warna
tinta. Selain itu, digunakan ekstrak yang berbeda karena adanya perbedaan
zat-zat yang terkandung pada masing-masing tanaman.
Kromatografi dibedakan berdasarkan teknik yang digunakan, yaitu:

Kromatografi planar (kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas)


Yaitu apabila komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase
gerak dalam sebuah bidang datar, senyawa yang bergerak bentuk noda
(spot) yang dapat dikenali dengan bantuan metode fisika, kimia, maupun
biologis. Posisi noda menunjukkan identitas suatu komponen (senyawa)
sedangkan intensitasnya menunjukkan konsentrasinya.
Kromatografi kolom
Apabila komponen-komponen yang akan dipisahkan bergerak melalui
fase gerak melalui sebuah kolom, kemudian setiap komponen-
komponennya terpisahkan berupa zona-zona pita

69
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Jika noda terlarut dengan pelarut, noda tersebut akan terurai dan memiliki
kepolarsn yang sama dengan pelarut hasilnya. Noda tinta termasuk polar
dan ekstrak tanaman non polar.
Fase diam adalah fase pada teknik kromatografi yang berfungsi sebagai
penyerap. Fase ini cenderung menahan komponen campuran,
Fase gerak adalah fase yang membawa migrasi komponen yang akan
dipisahkan, fase ini cenderung menghanyutkan campuran.
Kromatografi didasarkan pada prinsip perbedaan kecepatan migrasi
komponen-komponen yang dipisahkan di antara dua fase yakni fase diam
dan fase bergerak, seperti pada prinsip like dissolved like yaitu
komponen polar hanya dapat dilarutkan dengan baik oleh pelarut polar
dan komponen non polar dilarutkan dengan baik oleh pelarut non polar.
Jarak yang ditempuh komponen
Rf adalah Jarak yang ditempuh pelarut

Nilai Rf berbanding terbalik dengan polaritas komponen. Semakin non


polar suatu komponen, maka akan semakin besar harga Rfnya begitu pula
sebaliknya.

5.2 Saran

Disarankan agar air jeruk digunakan juga sebagai komponen yang akan
dipisahkan. Karena air jeruk bersifat polar (dapat menghantarkan listrik).

70

También podría gustarte