Está en la página 1de 6

1

Analisa Time Cost-Trade Off Pada


Pembangunan Perluasan Rumah Sakit
Petrokimia Gresik
Hendrawan Martha Pradikta, Yusroniya Eka Putri
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: hendrawanpradikta@yahoo.com, yusroniya.putri@gmail.com
Abstrak Dalam penyusunan schedule suatu proyek I. PENDAHULUAN
konstruksi biasanya tidak langsung dihasilkan suatu schedule Pengembangan Rumah Sakit Petrokimia Gresik
yang ideal, salah satu tujuan penyusunannya adalah (RSPG) memerlukan rancangan dan rencana yang matang untuk
menghasilkan schedule yang realistis berdasarkan estimasi mencapai tujuan, dalam hal ini segi perencanaan dan
yang wajar. Schedule yang dihasilkan harus mudah pengendalian sangat perlu diperhatikan untuk meminimalkan
dimodifikasi dalam mencapai tujuan utamanya, yaitu agar resiko dan mengoptimalkan biaya. Proyek Pengembangan
durasi suatu pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan RSPG merupakan sebuah langkah untuk menaikkan kelas
oleh pemilik proyek. Hal ini dilakukan dengan berbagai Rumah Sakit yang awalnya kelas D menjadi kelas C. Akan
pertimbangan dan alasan. Salah satu cara untuk mempercepat dibangun bangunan baru RSPG setinggi 5 lantai dengan luas
durasi proyek adalah crashing. Tujuan dari proses crashing bangunan 4316 m2.Ffasilitas perawatan semula 90 kamar akan
adalah dengan mereduksi durasi suatu pekerjaan yang akan dinaikkan menjadi 150 kamar perawatan. SPK Pembangunan
berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Ada rumah sakit tersebut telah berlaku mulai bulan agustus, tetapi
berbagai cara untuk mereduksi durasi dari suatu proyek salah dikarenakan terdapat pekerjaan persiapan pembangunan dan
satunya adalah dengan menggunakan Metode Time Cost-Trade lain-lainnya maka pembangunan strukturnya baru dapat berjalan
Off. pada tanggal 25 September 2013. Hal ini menimbulkan jeda
Tujuan dilakukannya analisa Time Cost Trade Off pembangunan kurang lebih selama 1 bulan.
pada proyek pembangunan perluasan Rumah Sakit Petrokimia Metode percepatan proyek sangat dibutuhkan supaya
durasi proyek tidak terlalu jauh berbeda dari rencana awalnya,
Gresik adalah untuk menentukan alternatif total durasi dan meskipun dibutuhkan tenaga kerja dan biaya yang lebih besar
total biaya percepatan yang terendah untuk sistem pelaksanaan tetapi kebutuhan itu dapat ditekan lebih kecil lagi jika metode
yang diterapkan dapat digunakan secara maksimal dan seefisien
proyeknya. Metode ini berbasis pada pemotongan durasi suatu mungkin.
pekerjaan dalam lintasan kritis yang sebelumnya telah
ditentukan dalam analisa menggunakan program quantitative II. METODOLOGI
method (QM) for windows. Kemudian dari pemotongan durasi
pekerjaan itu, akan dicari dan didapat biaya yang diperlukan
untuk mempercepat durasi proyek secara keseluruhan.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah
didapatkannya total durasi yang menghasilkan total biaya
terendah untuk proyek pembangunan perluasan Rumah Sakit
Petrokimia Gresik sebesar Rp 9.847.794.385,00 yang terdiri
dari biaya langsung sebesar Rp 9.277.471.122,00 dan biaya
tidak langsung sebesar Rp 570.323.263,00. Hal ini
menghasilkan pengurangan durasi proyek selama 12 hari dari
405 hari waktu pelaksanaan menjadi 393 hari waktu
pelaksanaan.. Meskipun terdapat penambahan biaya untuk
lingkup pekerjaan yang dipercepat, penambahan tersebut dapat
ditekan lagi sehingga dapat memberikan gambaran pemilihan
alternatif percepatan dalam membangun proyek tersebut
maupun proyek sejenis lainnya.

Kata kunci : Metode Percepatan, Rumah Sakit, Time Cost-


Trade Off
2

Setelah diketahui durasi pelaksanaan tiap-tiap aktivitas


serta hubungan antar tiap aktivitasnya, langkah selanjutnya
adalah membuat jaringan kerja (network planning) durasi
normal proyek tersebut, agar diketahui durasi secara
keseluruhan, dan dapat diketahui manakah aktivitas-aktivitas
yang kritis. Dengan didapatkannya data-data ini, maka dapat
dilanjutkan dengan proses selanjutnya, yaitu pengompresan
dengan pertukaran biaya dan waktu (Time Cost-Trade Off).

B. ASUMSI DAN BATASAN


Asumsi dan batasan untuk proyek ini meliputi :
1. Keadaan normal jam kerja yang digunakan adalah 8
jam/hari.
2. Dalam 1 minggu bekerja selama 7 hari
3. Data waktu dan biaya normal pekerjaan diperoleh dari
pihak proyek.

C. RENCANA JADWAL PROYEK


Rencana jadwal proyek yang diperoleh dari PT. Adhi
Karya berupa microsoft project dan microsoft excel. Dengan
data waktu pelaksanaan proyek yang didapat tersebut,
selanjutnya dapat diketahui hubungan aktivitas satu dan
aktivitas lain dengan menguraikan seluruh pekerjaan menjadi
suatu kelompok-kelompok pekerjaan sehingga dapat diketahui
ketergantungan masing-masing pekerjaannya.

D. MEMBUAT NETWORK DIAGRAM


Setelah didapatkan hubungan antar aktivitas, serta durasi
masing-masing aktivitas. Langkah selanjutnya yaitu membuat
jaringan kerja (Network Planning). Jaringan kerja dibutuhkan
untuk mengurutkan proses proyek dari pekerjaan awal sampai
dengan pekerjaan finishing akhir, serta merupakan langkah
krusial untuk mendapatkan lintasan kritis dari proyek tersebut.
III. PERHITUNGAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK Dimana tahap-tahap identifikasi pekerjaan dapat diuraikan
sebagai berikut, yaitu :
A. GAMBARAN UMUM PROYEK 1. Mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek,
Nama Proyek :Proyek Pembangunan Perluasan menguraikan atau memecah pekerjaan menjadi sub-sub
Rumah Sakit Petrokimia Gresik pekerjaan yang lebih kecil atau disebut dengan work
Alamat Proyek :Jl A. Yani, Kabupaten Gresik breakdown. Work Breakdown Structure (WBS) dapat
Pemilik Proyek :Rumah Sakit Petrokimia Gresik, dilihat selengkapnya pada lampiran 1.
Kabupaten Gresik 2. Menyusun kembali komponen-komponen pekerjaan
Alamat Pemilik :Jl A. Yani, Kabupaten Gresik dalam proyek tersebut menjadi mata rantai dengan
Konsultan Pelaksana :PT. Adhi Karya urutan yang sesuai dengan ketergantungan masing-
Alamat : masing pekerjaan.
Jumlah Kamar :Dari 60 kamar menjadi 150 kamar 3. Memberikan waktu pada masing-masing pekerjaan
Proyek ini dibangun untuk menambah kamar inap gedung yang dihasilkan dari penguraian lingkup kerja.
RSPG lama yang semula hanya terdiri dari 60 kamar menjadi 4. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada
150 kamar, total penambahan kamarnya adalah 90 kamar. susunan jaringan kerja.
Gedung ini terdiri dari 5 lantai.
Pada Proyek Pembangunan Perluasan Rumah Sakit E. WAKTU DAN BIAYA PROYEK
Petrokimia Gresik. Terdapat item-item yang meliputi pekerjaan Dalam perhitungan waktu dan biaya proyek, akan
galian, urugan tanah, pekerjaan beton, plat lantai, kolom beton, diuraikan secara terinci langkah-langkah perhitungan biaya
balok beton, dan lain-lainnya. Dan diantara item-item pekerjaan proyek. Yaitu crash duration dan crash cost, sedangkan untuk
tersebut, terdapat beberapa pekerjaan yang berulang-ulang tiap normal duration dan normal cost tidak menggunakan
lantainya. perhitungan karena langsung didapatkan dari pihak kontraktor.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari proyek tersebut, Pada proyek pembangunan perluasan Rumah Sakit Petrokimia
baik melalui interview secara langsung maupun data tertulis. Gresik ini biaya total pekerjaan adalah Rp 24.900.000.000,00
Langkah pertama yaitu dilakukan pengumpulan data durasi tiap tetapi karena batasan masalah yang saya ambil hanya sampai
item pekerjaan yang telah disusun oleh pihak konsultan pekerjaan struktur maka didapat biaya total adalah Rp
perencana. 9.854.590.456,00. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Rencana Anggaran Biaya Proyek pada lampiran Rencana
Anggaran Biaya.
3

F. NORMAL DURATION DAN NORMAL COST


Karena data Normal Duration dan Normal Cost langsung
didapatkan dari pihak proyek, maka tidak dilakukan perhitungan
lagi untuk menentukan biaya tersebut. Berikut adalah tabel
Normal Duration dan Normal Cost dari bagian struktur proyek
pembangunan perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik.

Tabel 1 Normal Duration dan Normal Cost

G. ALTERNATIF PERCEPATAN
Sebelum melakukan perhitungan crash duration dan crash
cost, terlebih dahulu dilakukan rencana crashing atau skenario
crashing.
Rencana crashing atau skenario crashing dilakukan
berdasarkan kebutuhan sumber daya pada tiap-tiap pekerjaan
agar durasinya dapat dipercepat. Tetapi dapat juga berdasarkan
lama durasi dan besar volume pekerjaannya. Pada waktu
melakukan skenario crashing pada proyek ini, alternative
percepatan yang digunakan ada dua (2) alternative, yaitu
penambahan tenaga kerja dan penambahan jam kerja. Dengan
asumsi :
1. Tidak ada kesulitan dalam mendatangkan tenaga kerja
karena tenaga kerja yang ada cukup untuk memenuhi
kebutuhan proyek.
2. Menambah jam kerja tidak ada masalah dalam area
sekitar lapangan.

H. CRASH DURATION DAN CRASH COST


Karena alternatif yang digunakan hanyalah penambahan
tenaga kerja dan penambahan jam kerja, berikut akan dijelaskan
2 rumus utama dalam metode percepatan menggunakan
alternatif penambahan tenaga kerja maupun jam kerja dengan
contoh masing-masing pekerjaannya :
Yang pertama adalah metode percepatan dengan
penambahan tenaga kerja. Diambil contoh yaitu pekerjaan
galian dengan volume pekerjaan sebesar 1513,208 m3, durasi
penyelesaian normalnya adalah 25 hari dengan jumlah pekerja
normal sebanyak 25 orang dan biaya per orang adalah Rp
50.000,00/hari. Direncanakan akan ditambahkan tenaga kerja
sebanyak 25 orang dengan produktivitas pekerja baru sama
dengan produktivitas pekerja lama yaitu 2,5 m3/hari/orang yang
mengakibatkan biaya penambahan sebesar Rp 101.250,00.
Pertama-tama dicarilah produktivitas crashnya yaitu :

Kemudian setelah itu dicari durasi percepatan yang dicapai


dengan produktivitas crash tersebut, yaitu :

Karena durasi percepatan telah diketahui maka langkah


selanjutnya adalah mencari biaya yang diakibatkan oleh
percepatan tersebut, yaitu :
4

Crash Cost = Rp. 32.601.250,00

Yang kedua adalah metode percepatan dengan J. BIAYA TIDAK LANGSUNG


penambahan jam kerja. Diambil contoh yaitu pekerjaan Oleh karena pekerjaan yang ditnjau pada tugas akhir ini
pembesian balok lantai 2 dengan volume pekerjaan sebesar hanya pada struktur bangunan utama, maka didapat dari
35043,75 kg dan harga bahan adalah Rp 128.190,00/kg, durasi Rencana Anggaran Biaya untuk pekerjaan bangunan utama
penyelesaian normalnya adalah 8 hari. Direncanakan jam kerja adalah Rp 9.854.590.456,00.
lembur yang diterapkan adalah 4 jam/hari dengan durasi kerja Data yang diperoleh dari lapangan hanya data mengenai
normal per hari adalah 8 jam, hal ini mengakibatkan penurunan besarnya biaya pelaksanaan pekerjaan sehingga untuk
produktivitas sebesar 25% pada jam kerja lemburnya. Upah perhitungan biaya tidak langsung pekerjaan struktur bangunan
normal pekerja Rp 6.250,00/pekerja dan upah pada saat lembur utama dilakukan perhitungan sendiri yang berdasarkan pada
sebesar 2x lipat upah jam kerja normal yaitu sebesar Rp biaya yang terdapat di anggaran biaya proyek.
12.500,00/jam. Dari seluruh upah pekerja tersebut dapat Sehingga didapatkan rincian biaya untuk penyelesaian
dihitung jika upah pekerja per harinya adalah Rp proyek adalah sebagai berikut :
100.000,00/pekerja. Pertama-tama dicari terlebih dahulu besar Biaya Langsung : Rp 9.266.852.742,00
produktivitas per jamnya : Biaya Tidak Langsung : Rp 587.737.714,00
Total Biaya : Rp 9.854.590456,00
Perhitungan biaya tidak langsung normal diasumsikan
sama setiap harinya. Durasi normal untuk pekerjaan struktur
adalah 405 hari kerja. Perhitungan biaya tidak langsung perhari
didapatkan dengan membagi keseluruhan biaya tidak langsung
Setelah didapatkan produkivitas/jam maka langkah dengan durasi pekerjaan struktur, yaitu :
selanjutnya adalah mencari produktivitas crashnya :

K. ANALISA TCTO DENGAN QUANTITATIVE


METHOD (QM) PROGRAM
Karena produktivitas crash telah didapatkan, maka dapat Program Quantitative Method For Windows (QM)
diketahui durasi percepatannya : digunakan untuk mempermudah dalam menentukan aktivitas
mana saja yang akan dipercepat dimulai dengan nilai cost slope
terendah. Normal cost, normal duration, crash cost, dan crash
duration tiap aktivitas dianalisa dengan program QM.
Karena durasi percepatan telah diketahui maka langkah
selanjutnya adalah mencari biaya yang diakibatkan oleh L. TOTAL BIAYA PERCEPATAN PROYEK
Total biaya percepatan proyek merupakan total biaya
percepatan tersebut, yaitu :
langsung dan tidak langsung yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek dalam waktu tertentu.
Dalam menentukan biaya dan waktu yang optimum,
dipengaruhi oleh besarnya biaya komponen proyek yaitu :
1. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang langsung
I. COST SLOPE berhubungan dengan konstruksi/bangunan. Biaya
Cost slope merupakan hasil pengurangan antara crash cost
dengan normal cost kemudian dibagi dengan hasil pengurangan langsung didapat dengan mengalikan volume/kuantitas,
antara normal duration dengan crash duration. Jika dirumuskan suatu pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan
adalah sebagai berikut : tersebut. Harga satuan pekerjaan tersebut terdiri dari
harga bahan, upah tenaga kerja dan perawatan.
2. Biaya Tak Langsung
Biaya tak langsung terdiri dari :
Dimana : Crash Cost = Biaya Proyek Dipercepat Kontigensi (Biaya Tak Terduga)
Normal Cost = Biaya Normal Proyek Adalah salah satu dari biaya tak langsung.
Crash Duration =Waktu Proyek Dipercepat Kontigensi adalah biaya untuk kejadian-
Normal Duration = Waktu Normal Proyek kejadian yang mungkin bisa terjadi, mungkin
Contoh perhitungan cost slope : tidak. Misalnya naiknya muka air tanah,
Pekerjaan galian dengan alternative penambahan tenaga banjir, longsornya tanah dan sebagainya.
Overhead Cost
kerja

Normal Duration = 25 hari


Normal Cost = Rp. 21.982.869,00
Crash Duration = 13 hari
5

Biaya overhead meliputi biaya untuk operasi


perusahaan secara keseluruhan, terlepas dari
ada atau tidaknya kontrak yang sedang
ditangani.
Profit (Keuntungan)
Untuk inilah seseorang mau mengambil resiko
menjadi rekanan/kontraktor. Kalau tanpa
keuntungan siapa yang akan mau menjadi
rekanan. Karena itu perlu diingat bahwa
keuntungan tidak sama dengan gaji.
Keuntungan adalah hasil jerih payah dari
keahlian ditambah hasil dari faktor resiko.
Semua jenis biaya diatas (tanpa keuntungan) adalah biaya
yang mau tidak mau harus dikeluarkan. Jadi seyogjanya tidak
dapat dikurangi (kecuali mengadakan pelanggaran). Maka satu- Grafik 2. Biaya Total Proyek
satunya biaya yang dapat ditambah atau dikurangi (kalau
diperlukan) adalah keuntungan. Bila ingin memenangkan suatu Dapat dilihat dari grafik diatas jika kurva yang
menunjukkan biaya total proyek tidak terlalu berbeda dengan
tender sedangkan saingan yang cukup besar, maka harus ada biaya langsung proyek, hal ini dikarenakan besarnya biaya tidak
keberanian untuk menurunkan harga penawaran dengan langsung proyek hanya berkurang sedikit demi sedikit
mengurangi keuntungan. dikarenakan perbedaan yang sangat jauh antara biaya langsung
Dalam proyek ini, biaya tak langsung terdiri dari fixed cost dan tidak langsungnya. Dan untuk biaya optimum proyek
dan variable cost. Dimana biaya yang termasuk dalam fixed cost dimana disini diambil biaya terendah sebesar Rp
adalah biaya asuransi bahaya kebakaran, biaya resiko kerusakan, 9.847.794.385,00 yang menghasilkan durasi selama 393 hari.
Bentuk kurvanya tidak terlalu berbeda jauh dengan durasi
asuransi pekerja, biaya pengadaan fasilitas sementara proyek, normal selama 405 hari dikarenakan perbedaan biaya yang tidak
dll. Sedangkan biaya-biaya yang termasuk dalam variable cost terlalu besar.
adalah biaya overhead kantor dan biaya over head lapangan.
Biaya overhead kantor adalah seluruh pembiayaan untuk IV. KESIMPULAN
tenaga-tenaga perencana dan pelaksana yang terdiri dari Setelah dilakukan perhitungan percepatan menggunakan
pimpinan proyek, site manager, pelaksana sipil, arsitek, staf metode Time Cost-Trade Off, maka dapat ditarik kesimpulan
teknik, staf administrasi proyek, staf keamanan, dll. Sedangkan sebagai berikut, bentuk percepatan yang terbaik pada proyek
biaya untuk overhead lapangan terdiri dari biaya untuk uji pembangunan perluasan RSPG adalah alternatif dengan biaya
bahan, biaya laporan kepada direksi, biaya kebersihan, biaya total sebesar Rp 9.847.794.385,00 yang terdiri dari biaya
perawatan alat, biaya rapat lapangan, dll. Berikut adalah grafik langsung sebesar Rp 9.277.471.122,00 dan biaya tidak langsung
yang menunjukkan total biaya proyek beserta dengan grafik sebesar Rp 570.323.263,00. Hal ini menghasilkan pengurangan
biaya langsung maupun tidak langsungnya. durasi proyek selama 12 hari dari 405 hari waktu pelaksanaan
menjadi 393 hari waktu pelaksanaan.

V. DAFTAR PUSTAKA
1. Klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan fasilitas.
Peraturan Kemenkes nomor
340/MENKES/PER/III/2010
2. Nugraha. P., Natan. I., dan Sutjipto. R. (1985).
Manajemen Proyek Konstruksi 2. Surabaya : Kartika
Yudha
3. Santosa, Budi. Manajemen Proyek. Edisi Pertama
4. Soeharto, Iman. (1995). Manajemen Proyek Dari
Konseptual Sampai Operasional. Jakarta : Erlangga
5. Wikipedia. Pengertian Cost Slope. <url :
sharepdf.net/find/pengertian-cost-slope>
6. Ervianto, W. I. (2002). Manajemen Proyek Konstruksi.
Yogyakarta : Andi
Grafik 1. Hubungan Biaya dan Waktu 7. Ervianto, W. I. (2004). Manajemen Proyek Konstruksi.
Yogyakarta : And
6

También podría gustarte