Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Seringkali kita mendengar kalimat seperti ini di sekitar kita, aduh, kok aku gendut
ya, harus ngurusin badan nih. Kemudian orang yang mengucapkan kalimat tersebut akan
mencoba untuk memulai suatu diet misalnya dengan mengurangi makan nasi, mengonsumsi
makanan yang tawar, yang berarti tidak mengandung gula sehingga tidak membuat
penambahan berat badan, maupun cara cara diet lainnya. Setelah itu, mungkin saja dietnya
berhasil atau bisa saja sebaliknya, gagal diet dan bertambah gemuk. Berbagai pemikiran pun
akan muncul setelah menjalani suatu progam diet.
Pemikiran yang muncul pada orang yang berhasil diet adalah diet itu hal
menyenangkan, dan harus sedikit dipaksakan agar berhasil. Pemaksaan diri akan diet tersebut
sering dilihat orang sebagai suatu bentuk perjuangan demi hasil yang diinginkan. Namun
bagaimana tubuh orang tersebut di waktu yang akan datang bila melakukan diet yang tidak
aman dan menyiksa ? Makronutrien dan mikronutrien bisa saja menjadi tidak seimbang.
Pemikiran lain pada orang yang gagal diet adalah diet itu suatu hal yang susah dan menyiksa,
karena tidak bisa menikmati makanan yang enak. Bila tidak berhasil seperti itu, lantas
bagaimana ? Akankah orang tersebut membiarkan dirinya tetap gemuk? Padahal, gemuk
dapat menyebabkan beberapa penyakit yang tentunya tidak diharapkan.
Melihat hal tersebut, maka seharusnya kita tidak hanya berdiam diri saja dan
membiarkan gaya hidup tidak sehat seperti itu menjadi cermin diri kita. Inilah saatnya kita
mengenal suatu diet yang sehat, yaitu diet food combining.
Food combining jaman dahulu dikenal dengan food separation atau Hay System Diet.
Food combining ini sebenarnya telah dirumuskan sejak berabad abad lalu, namun menjadi
terkenal setelah seorang dokter dari Amerika Serikat bernama dokter William Howard Hay
mempelajari dan mempraktikkan diet tersebut. Terdapat suatu kisah penyembuhan nyata
yang membuat diet food combining ini dipercaya sebagai diet yang sehat. Kisah itu bermula
ketika dr. Hay berusia 40 tahun, beliau didiagnosis penyakit tekanan darah tinggi,
pembesaran jantung, dan gangguan ginjal yang serius. Penyakit penyakit tersebut
disebabkan karena berat badannya yang hampir mencapai 100 kg. Kemudian beliau memulai
terapi terapi dengan obat dan olah raga, namun tidak menunjukkan adanya penurunan
gejala yang dialaminya. Mengetahui tidak ada yang berubah dari dirinya, beliau mencari cara
lain dengan beralih terapi menjadi terapi nutrisi. Dokter Hay memisahkan beberapa makanan,
seperti protein dan pati yang tidak dimakan secara bersamaan, karena ternyata dapat
mengganggu pencernaan dan penyerapan makanan. Kemudian hal apa yang kira kira terjadi
setelah beliau beralih terapi nutrisi ? hal yang tidak diduga, karena ternyata berat badannya
turun sebanyak 22 kg dalam beberapa bulan dan yang lebih mengaggumkan adalah gejala
gejala penyakitnya juga berkurang. Setelah mendengar dan mengetahui kisah dokter Hay,
penelitian penelitian pun bermunculan untuk mendukung dan meneliti diet tersebut, seperti
dengan menerapkan diet food combining ini, banyak gejala penyakit yang bisa diminimalkan
contohnya pada orang dengan penyakit gangguan jantung, atritis dan rematik, gangguan
pencernaan, asma dan penyakit ginjal. Setelah beberapa waktu dilewati, muncul tokoh lain
seperti dokter Herbert Shelton yang mendukung diet food combining. Menurutnya,
penggunaan obat untuk menyembuhkan penyakit memang bermanfaat, namun kebanyakan
tidak diperlukan. Lalu hal apa yang diperlukan? Hal yang diperlukan adalah memperbaiki
pola dietnya, dengan diet food combining.
Setelah melihat bagaimana diet food combining di masa lampau yang sangat
bermanfaat, kita perlu mengetahui apa dasar dari diet food combining ini. Diet food
combining ini menggunakan dasar irama tubuh (irama sirkardian) yang dikaitkan dengan
sistem pencernaan, asam basa tubuh seimbang dan metabolisme tubuh yang seimbang.
Asam dan basa tubuh mungkin terlihat sepele, namun ternyata hal tersebut harus
seimbang di dalam tubuh kita. Tingkat derajat keasaman tubuh manusia adalah 7.3 7.5 (
dengan 7.0 adalah netral), karena itu untuk mempertahankan derajat keasaman, tubuh kita
lebih memerlukan makanan pembentuk basa dibandingkan dengan makanan pembentuk
asam. Makanan pembentuk asam umumnya mengandung sejumlah besar protein dan sedikit
air, contohnya makanan yang mengandung protein (daging, ikan) dan biji-bijian (jagung).
Makanan pembentuk basa umumnya mengandung banyak air dan sedikit protein, contohnya
pada buah buahan dan sayuran. Sedangkan metabolisme tubuh yang seimbang dapat
diartikan antara asupan dan pengeluaran energi seharusnya seimbang.
Buah buahan yang dikonsumsi dipagi hari dapat bervariasi seperti anggur, apel,
kiwi, jeruk, mangga, melon, dan lainnya. Dalam seharinya, buah- buahan dapat dikonsumsi
sebanyak 3 porsi. Satu porsi dipagi hari, dan dua porsi lainnya sebelum hidangan utama
dengan jeda 10 sampai 15 menit. Protein yang dikonsumsi dapat daging ayam, daging babi,
ikan, tahu, telur. Sedangkan pati yang dikonsumsi contohnya seperti havermut, gandum, nasi,
roti tawar, roti manis, kentang, dan ubi jalar.
Sumber : Marsden, Kathryn. 2008. The Complete Book of Food Combining: Panduan Diet
Sehat, Terlengkap, Terbaru, dan Mudah Sekali Dipraktikan. Bandung : Qanita.