Está en la página 1de 45

TUGAS 1

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III

14B11C704
SISTEM INSTALASI AIR KOTOR

ANDIKA YASIN

1421042004

ARSITEKTUR S1

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR
Pengertian Jaringan Air Kotor

Jaringan Air Kotor adalah sebuah jaringan atau saluran pembuangan air bekas yang sudah tidak
terpakai lagi ke riol kota. Berikut beberapa istilah dalam jaringan air kotor :

Air buangan atau Air Limbah (Waste Water) adalah air yang telah selesai digunakan oleh berbagai
kegiatan manusia (rumah tangga, industri, bangunan umum dll.).
Sewer adalah jaringan perpipaan yang pada umumnya tertutup dan secara normal tidak
membawa aliran air
buangan secara penuh.
Sewage adalah cairan buangan yang dibawa melalui Sewer.
Sewerage System adalah suatu sistem pengelolaan Air Limbah mulai dari pengumpulan (sewer),
pengolahan (treatment) sampai dengan pembuangan akhir (disposal).
Combined Sewer (sistem kombinasi) adalah sistem yang direncanakan untuk membawa
domestic sewage,
industrial waste dan storm sewage (air hujan).
Self Purification adalah kemampuan alamiah dari suatu badan air atau sungai untuk
menguraikan zat-zat
organik menjadi zat yang stabil.
DO (Disolved Oxygen) adalah oksigen yang terlarut dalam air yang digunakan untuk
metabolisme binatang
dan tumbuh-tumbuhan di dalam air.
BOD (Biological Oxigen Demand) adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri
untuk menguraikan zat organik pada kondisi aerob.
Kondisi Aerob adalah kondisi suatu badan air yang mengandung O2.
Kondisi Anaerob adalah kondisi suatu badan air yang tidak mengandung oksigen.

Sistem plumbing air buangan diperlukan untuk mengalirkan air buangan dari fasilitas saniter
terpasang dalam bangunan menuju ke saluran pembuangan kota. Definisi dari air buangan disini
ialah air bekas pakai, yaitu air yang sudah keluar dari kran atau suplai air minum lainnya. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam plumbing air buangan adalah :

Pengalirannya pada tekanan atmosfir, artinya garis energinya sama dengan kemiringan muka air,
atau sama dengan kemiringan ( slope ) pipa
Dimensinya selalu dinyatakan dalam diameter dan slope pipa ( kemiringan pipa )
Sambungan dalam perpipaan air buangan harus menggunakan Y-tee atau Y-cross
Harus ada water trap ( perangkap air ) dari setiap alat plumbing
Harus dibarengi dengan perpipaan ven ( ven sistem ), terutama untuk bangunan berlantai banyak

Fungsi Saluran Pembuangan Air Kotor


Fungsi Saluran Pembuangan Air Kotor ada tiga, yaitu :
Fungsi kenyamanan. Sebagai bagian dari sebuah bangunan, saluran air kotor berfungsi
sebagai penunjang kegiatan yang sedang berlangsung dalam bangunan.
Fungsi estetika. Dengan adanya jaringan saluran pembuangan air kotor, maka penampilan fisik
bangunan akan lebih estetis karena secara keseluruhan penampilan bangunan akan lebih teratur.
Fungsi utilitas. Saluran pembuangan air kotor merupakan suatu saluran yang berfungsi sebagai
pengangkut bahan-bahan limbah dari kegiatan yang sedang berlangsung dalam suatu bangunan.

Karakteristik Air Buangan


Karakteristik Air Buangan dibedakan menjadi tiga, yaitu karakteristik fisik, kimia, dan biologis.

A. Karakteristik Fisik
Warna
Bau
Suhu
B. Karakteristik Kimia
Zat Organik merupakan zat yang dapat terurai atau mudah terurai menjadi zat yang stabil oleh
manusia secara alamiah. Umumnya terdiri dari senyawa C.H.N.O.P.S (protein dan Karbohidrat).
Zat Anorganik
Raksa (Hg), Timah Hitam (Pb),

C. Karakteristik Biologi

Bakteri Aerob adalah jenis bakteri yang dapat hidup bila tersedia O 2.

Bakteri Anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa adanya O 2


dengan atau tanpa O2.

Jenis Zat Buangan


Jenis zat buangan dari dalam bangunan atau suatu lingkungan pada umumnya digolongkan dalam
dua macam yaitu zat padat dan zat cair. Zat buangan padat adalah kotoran yang berasal dari kloset
dan berupa tinja. sedangkan zat buangan cair adalah air kotor yang berasal dari lavatory, urinoir, bak
mandi, dll. Air buangan dapat dibagi dalam empat golongan:
Air tinja, yaitu air sisa buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air
buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat plumbing lainnya.
Air bekas pakai / air sabun, yaitu air buangan yang berasal dari bak mandi, wastafel, bak dapur,
dan sebagainya.
Air hujan, yaitu air dari atap dan halaman yang berasal dari hujan.
Air buangan khusus, yaitu air buangan yang mengandung bahan kimia atau bahan-bahan berbahaya
lainnya. Air buangan tersebut biasanya berasal dari pabrik, laboratorium, tempat pengobatan,
rumah pemotongan hewan, dll.

Klasifikasi Sistem pembuangan Air

Menurut Jenis Buangan


Sistem pembuangan air kotor. Adalahsystem pembuangan untuk air buangan yang berasal dari
kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing
lainnya (black water ).
Sistem pembuangan air bekas.Adalah system pembuangan untuk air buanganyang berasal dari bathtub,
wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang
dapat menampung air bekas, maka dapat digabungkan keinstalasi air kotor terlebih dahulu.
Sistem pembuangan air hujan.Sistem pembuangan air hujan harus merupaka nsystem terpisah dari
system pembuanganair kotor maupun air bekas, karena bila dicampurkan sering terjadi penyumbatan pada
salurandan air hujan akan mengalir balik masuk kealat plambing yang terendah
Sistemair buangan khusus.Sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah
pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.

Menurut Cara Pembuangan Air Kotor

Dalam membuang atau menampung air kotor harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan pencemaran disekitar lingkungan gedung, terutama mengenai bau dari air kotor
dan genangan kotor dihalaman rumah akibat saluran pembuangan air kotor. Oleh karena itu pada
prinsipnya ada 2 cara yaitu :

Sistem pembuangan campuran


Dalam sistim pembuangan ini adalah antara air kotor dan air bekas dikumpulkan dan
dialirkan kesatu aliran.

Sistem pembuangan terpisah

Dimana dalam sistim ini adalah antara air kotor dan air bekas masing-masing dikumpulkan
dan dialirkan secara terpisah.

Sistem pembuangan air secara tak langsung

Yaitu sistem pembuangan, dimana air buangan dari beberapa lantai gedung bertingkat
digabungkan dalam satu kelompok. Pada setiap akhir gabungan perlu dipasang pemecah aliran.

3. Menurut Cara Pengalirannya

Sistem gravitasi

Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke
saluran umum yang letaknya lebih renda
Sistem bertekanan
Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat
plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan,
kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada
bangunan yang mempunyai alat alat plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat
banyak Menurut Letaknya
4. Klasifikasi menurut letaknya

Sistem pembuangan gedung Yaitu sistem pembuangan yang terletak dalam gedung, sampai
jarak satu meter dari dinding paling luar gedung tersebut.
Sistem pembuangan di luar gedung atau roil gedung Yaitu sistem pembuangan di luar
gedung, di halaman, mulai satu meter dari dinding paling luar gedung tersebuutr sampai ke
riol umum

Jenis jenis saniter

Urinoir

Urinoir Installation (src: www.topsante.com)

Urinoir ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai tempat pembuangan air kecil bagi pria.
Nah pada umumnya, Pemasangan urinoir digantung pada dinding. Jika urinoirnya lebih dari
satu biasanya antar urinoir dipasang sekat urinoir.

Closet

Closet duduk dan jongkok Closet ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai tempat
pembuangan air besar. Garis besarnya, closet sendiri di bagi menjadi dua, yakni closet duduk
serta closet jongkok.
Bidet

Bidet ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai tempat pembuangan air kecil khusus
untuk perempuan. Dan di Indonesia sendiri bidet sangat jarang dipakai.

Wastafel

Wastafel ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai tempat mencuci tangan. Umumnya
wastafel dapat dibedakan menjadi dua, yakni wastafel gantung serta wastafel meja.

Bathub

Bathub (src: www.homegoid.com)

Bathub ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai tempat mandi maupun untuk
berendam.
Shower

Shower ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai saluran ujung air yang dipakai untuk
menyemprotkan air untuk mandi. Umumnya, showeer dapat dibedakan menjadi dua, yakni
hand shower serta fix shower.

Jet Washer

Jet washer ialah salah satu aksesoris pelengkap closet duduk yang memiliki fungsi sebagai
tempat mengeluarkan air. Dan untuk closet jongkok biasanya tidak memakai jet washer.

Robe Hook
Robe hook ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai tempat menggantungkan baju atau
celana di kamar mandi maupun toilet.

Towel Bar

Towel bar ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai menggantungkan handuk di kamar
mandi.

Whirlpool and Jacuzzi

Whirlpool and Jacuzzi ialah alat sanitair yang memiliki bentuk seperti bathub namun
mempunyai fasilitas pengaturan air yang lumayan lengkap. Kekuatan pancar dan suhu air
dapat diatur. Biasanya alat sanitair ini dipakai untuk berendam.

Kran Air
Kran air ialah alat sanitair yang memiliki fungsi untuk membuka serta menutup aliran air
dalam pipa.

Floor Drain roof drain

Floor drain roof drain

Floor drain ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai saringan dalam saluran
pembuangan air bekas di kamar mandi.

Clean Out

Clean out ialah alat sanitair yang memiliki fungsi sebagai tempat pengecekan apabila saluran
air bekas mampet. Nah Biasanya clean out dipasang pada instalasi yang berbelok. Clean out
dapat ditutup dengan baut serta dapat dibuka bila terjadi mampet saluran air pembuangan.

Jenis pipa

Pipa pembuang adalah suatu alat pembawa air kotor dari alat-alat saniter ke pipa pembuang halaman
(di bawah tanah ).
Pipa-pipa disambung dengan alat-alat penyambung yang sesuai dan dikuatkan pada dinding
bangunan dengan klip penguat.
Pipa-pipa pemb uang dibuat dari bahan :
- Pipa besi tuang
- Pipa baja
- Pipa asbestsemen
- Pipa plastik
a. pvc ( polyvinyl chloride )
b. pe ( polyethylen )
c. pp ( polypropylen )

1. Pipa besi tuang :

2. Pipa baja

3. Pipa asbestsemen
Perangkap dan Penangkap (Interceptor)
Bagian terpenting dari system pembuangan adalah perangkap dan pipa ven. Tujuan utama dari system
pembuangan adalah mengalirkan air buangan dari dalam gedung keluar, ke dalam instalasi pengolahan atau
riol umum, tanpa menimbulkan pencemaran kepada lingkungannnya dalam gedung itu sendiri.

Syarat syarat perangkap

Kedalaman air penyekat berkisar antara 50 100 mm.

Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga tak terjadi pengendapan atau
tertahannya kotoran dalam perangkap.

Konstruksi perangkap harus sederhana sehingga mudah di pe rbaiki bila ada kerusakan dan dari
bahan tak berkarat.

Tidak ada bagian bergerak atau bersudut dalam perangkap yang dapat menghambat aliran air.

Jenis-jenis perangkap :
Perangkap alat plambing dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Yang dipasang pada alat plambing

Yang dipasang pada pipa pembuangan

Yang menjadi satu dengan alat plambing

Yang dipasang di luar gedung lihat gambar 4.2

Sekat perangkap
Sekat perangkap
Gambar 4.2 (a) Perangkap P Gambar 4.2 (b) Perangk
Sekat perangkap

Gambar 4.2 (c) perangkap u


Gambar 4.2 (d) perangkap drum

a. Perangkap yang dipasang alat plambing


- Perangkap jenis P
Perangkap jenis ini bentuknya menyerupai huruf P dan banyak digunakan. Perangkap jenis
ini dapat diandalkan dan sangat stabil kalau dipasang pipa ven.
- Perangkap jenis S
Perangkap ini bentuknya menyerupai huruf S dan seringkali menimbulkan kesulitn akibat
efek sifon. Di Amerika Serikat jenis ini dilarang dipasang.

b. Perangkap yang dipasang pada pembuangan


- Perangkap jenis U
Perangkap jenis ini bentuknya menyerupai huruf U dan dipasang pada pipa pembuangan mendatar,
umumnya untuk pembuangan air hujan. Kelemahan jenis ini adalah karena dapat memberikan
tambahan terhadap aliran. Karena perangkap jenis P, S dan U tersebut diatas dibuat dengan
membengkokkan pipa, seringkali disebut pula perangkap pipa. Kelebihan jenis-jenis ini adalah
ukurannya yang relative kecil dan mempunyai efek membersihkan diri yang cukup baik.
- Perangkap jenis tabung
Perangkap jenis ini mempunyai sekat air yang berbentuk tabung, sehingga mengandung air
lebih banyak dibandingkan dengan jenis-jenis yang telah disebutkan di atas. Air penutup
tidak mudah hilang. Diameter tabung bagian dalam biasanya sekitar 2,5 kali diameter pipa
pembuangannya.

c. Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing


Perangkap ini merupakan bagian dari alat plambing iti sendiri, misalnya pada kloset duduk
dan beberapa jenis peturasan.

d. Bak perangkap
Jenis ini dipasang di luar gedung. Sebagaimana terlihat pada Gbr. 4.5, bak ini berfungsi
sebagai perangkap bila ujung pipa pembuangan terbenam dalam air di dalam bak
tersebut.Kalau

digunakan penutup yang berlubang, Gbr. 4.5 (a) gas yang berbau masih mungkin masuk dari riol
gedung. Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknyadigunakan cara seperti yang dinyatakan
dalam Gbr. 4.5 (b).
e. Perangkap yang terlarang
- Beberapa jenis kloset (umumnya jenis jongkok), peturasan, dan bak cuci telah dibuat
tanpa perangkap dialamnya.
Pemasangan perangkap pada kloset dan peturasan dari jenis tersebut sebenarnya tidak
menjamin terhadap kemungkinan timbulnya pencemaran, dan oleh karena itu dilarang.
Kloset dan peturasan harus mempunyai perangkap yang di buat didalamnya. Tetapi untuk bak
cuci masih dapat dibenarkan, selama pemasangannya sedekat mungkin pada lubang keluar
bak cuci tersebut.
- Perangkap mangkuk dan lubang buangan lantai
Lubang buangan lantai (floor drain) dengan perangkap yang berbentuk mangkuk banyak
sekali digunakan, karena harganya murah dan dikatakan mudah dibersihkan. Lihat Gbr.
4.2
(e) dan 4.6. Walaupun demikian, jenis ini sebenarnya kurang memenuhi syarat sebagai
perangkap, karena mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

Hampir semuanya telah dibuat tanpa memenuhi syarat kedalaman air penutup. Kalau
kedalaman airnya dibuat cuku, maka pembersihannya agak sulit 9ini bertentangan dengan
pernyataan yang biasannya diiklankan oleh produsen).

Air penutup mudah hilang karena kedalamannya yang kurang, terutama kalau jarang dialiri air.
Hal inimakin nyata pada ruang yang kering atau dipanaskan.

Fungsi penyekat dilaksanakan oleh bagian yang dapat bergerak, yaitu bagian mangkuk
yang dibalik, sehingga kalau diangkat tidak berfungsi lagi ebagai perangkap.

Faktor terpenting dalam suatu perangkap adalah kedalaman air penutup, yang merupakan
pencegah masuknya gas dan sebagainya dari pipa pembuangan jumlah air yang terlalu
sedikit tidak akan berfungsi dengan baik sebagai penut
Perangkap jenis mangkuk umumnya dipasang pada lubang buangan lantai dalam kakus, kamar
mandi dan sebagainya. Kesulitan yang timbul umumnya karena pemasangan yang tidak rapi dan
cara penggunaan yang kurang tepat.

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada waktu lantai ruangan tersebut dibersihkan dan di cuci dengan air, biasanya tutup dan
mangkuk diangkat kalau ada kotoran yang agak aliran. Dengan demikian gas dari pipa
pembuangan akan masuk kedalam ruangan. Setelah selesai pembersihan, seringkali tidak
dipasang kembali dengan benar dan perangkap tidak diisi lagi dengan air.
2. Akhir-akhir ini banyak digunakan bahan lantai jenis baru, yang pembersihannya tidak dengan
disiram air melainkan dilap dengan kain pel basah. Dengan cara ini seringkali perangkap lup
tidak diperiksa dan diisi dengan air lagi. Banyak ditemukan perangkap jenis ini yang telah kering
airnya, baik di kamar mandi hotel maupun dikamar operasi rumah sakit yang cukup baik.
3. Di daerah dimana jalan kotor atau banyak tanah, perangkap jenis ini mudah sekali tersumbat,

akibat kotoran atau tanah yang menempel pada sepatu atau kaki.

Apabila diperlukan memasang lubang buangan lantai, perangkap dengan kedalaman air yang
cukup harus dipasang, dan air dalam perangkap harus selalu diisi. Pengisian air ini dapat juga
dilakukan dengan air yang berasal dari bak cuci tangan atau dari pipa air penggelontor otomatik
untuk peturasan. Lihat Gbr. 4.7, 4.8 dan 4

Gbr. 4.8 a Contoh katup pengisi air perangkap


Gbr. 4.8 (b dan c) Contoh katup pengisi air perangkap

Gbr. 4.9 Contoh dari pipa pengisi


Penggunaan perangkap jenis mangkuk pada bak cuci dapur jelas akan menimbulkan
kesulitan-kesulitan seperti dikemukakan diatas.

- Perangkap terpisah
Contoh perangkap jenis ini dapat dilihat pada Gbr. 4.10. Konstruksi perangkap ini mempunyai dua
pelat pemisah yang tersembunyi. Kalau terjadi kerusakan, misalnya ada lubang pada pelat
tersebut, air tidak lagi dapat berfungsi sebagai penutup jalannya gas dari pipa pembuangan.

Gb

Gbr 4.10
Contoh dari perangkap dinding
Pemisah

- Perangkap pipa yang tidak dibenarkan


Pipa pembuangan bak cuci dapur yang dibuat dari bahan plastic lunak (vinyl misalnya), seringkali
dibengkokkan sehingga seakan-akan membentuk suatu perangkap. Sebagai contoh lihat Gbr.
4.11

Gbr 4.11 Contoh konstruksi yang dapat


diterima sebagai perangkap (perangkap
terbuat dari selang vinil atau sesamanya)
- Perangkap tanpa air sebagai penutup
Ada beberapa produk yang oleh pembuatnya dikatakan berfungsi sebagai perangkap tanpa
menggunakan air sebagai penutup. Ada yang menggunakan bahan karet dan sebangsa
plastic lunak, yang setelah sekian lama dipakai menjadi getas dan tidak dapat lagi berfungsi
sebagai perangkap. Selama kelemahan ini belum diatasi, jenis ini juga tidak dibenarkan.

f. Pengecualian pemasangan perangkap.


Ada keadaan istimewa di mana tidak diharuskan pada setiap alat plambing
dipasang perangkap. Contoh keadaan ini dapat dilihat pada Gbr. 4.12.

Gbr. 4.12. Contoh penggunaan satu perangkap untuk beberapa kepentingan

(g) Larangan memasang perangkap berganda


Yang dimaksud dengan perangkap berganda di sini dalah pemasangan dua perangkap
berturutan dalam arah aliran air buangan dari alat plambing. Misalnya, memasang
perangkap pada bak cuci dapur dan kemudian pipa pembuangannya masuk ke dalam suatu
penangkap lunak, yang juga berfungsi sebagai perangkap.
Dalam pemasangan demikian, udara akan terperangkap ke dalam pipa di antara dua
perangkap tersebut, dan akan mendorong air penutup dalam perangkap sebagai hilir pada
waku air buangan mulai masuk ke dalam perangkap setelah hulu. Pada waktu air buangan
akhirnya melewati perangkap setelah hilir, air penutup dalam perangkap sebelah hulu akan
tersedot. Disamping itu adanya udara yang terperangkap dalam pipa juga akan
menghambat aliran air buangan.
Oleh karena itu penggunaan perangkap ganda dilarang.

(h)Perangkap dalam pembuangan air hujan


Apabila pipa pembuangan air hujan akan disambungkan kepada pipa air kotor atau air
bekas, perlu dipasang perangkap pada bagian mendatar pipa buangan air hujan tersebut.
Ada dua cara yang dapat ditempuh,, yaitu memasang perangkap pada setiap pipa mendatar
( lihat Gbr 4.13 a ) atau memasang perangkap pada gabungan pipa mendatar pembuangan
air hujan (lihat Gbr 4.13 b)
Kalau tidak dipasang perangkap, gas dan bau dari riol gedung atau riol umum akan mengalir
keluar talang atap dan akhirnya dapat masuk melalui jendela yang berdekatan. Terlebih lagi
apabila atap gedung juga digunakan, misalnya, untuk restoran atau keperluan lain.
Perangkap yang harus digunakan untuk ini dari jenis U.Gbr.4.14.a, memperlihatkan
perangkap yang dipasang pada pipa besi cor, Gbr. 4.14 b
untuk pipa baja (terutama dalam gedung) dan Gbr. 4.15 untuk diluar gedung.

Lubang pembersih perlu disediakan pula pada pipa pembuangan air hujan, demikian pula
pada perangkapnya (gbr 4.16)

Pada pipa pembuangan yang dipasang dalam tanah, dengan kedalaman sampai 70 cm, satu atau
kedua lubang pembersih pada perangkap U harus disambungkan ke atas sampai permukaan tanah
agar mudah dilakukan pembersihan pipa. Kalau hanya salah satu yang diperpanjang, harus dipilih
yang bagian hilir. LIhat Gbr.4.16.
Kalau kedalamannya lebih dari 70 cm, dapat ditambahkan bak pemeriksa lubang pembersih
diatasnya. Lihat Gbr 4.15 (d). Ukuran bak tersebut harus cukup besar untuk memudahkan
pembersihan, dan tutupnya harus rapat. Pipa pembuangan air hujan tidak boleh disambungkan
kepada tangki septic atau instalasi pengolah air kotor dan air bekas.

kemiringan pipa dan kecepatan aliran

Sistem pembuangan harus mampu mengalirkan dengan cepat air buangan yangbiasanya
mengandung bahan-bahan padat. Maka pipa pembuangan harus mempunyai ukuran kemiringan
yang cukup sesuai dengan banyak dan jenis buangan yang dialirkan.
Aliran di dalam pipa dianggap tidak penuh dengan air buangan, tidak lebih dari 2/3
terhadap penampang pipa, sehingga bagian atas yang kosong cukup untuk sirkulasi
udara.
Kemiringan pipa dapat dibuat sama atau lebih dari satu per diameter pipanya (dalam mm).
Kemiringan pipa pembuangan dan riolnya dapat dibuat lebih landai daripada kemiringan
standar, dengan kecepatan tidak kurang dari 0,6 m/detik. Dalam hal ini jika kurang dari
kecepatan tersebut, kotoran dalam air buangan akan mengendap dan menyumbat pipa.
Kecepatan terbaik dalam pipa antara 0,6-1,2 m/detik. Jika aliran terlalu cepat akan
menimbulkan turbulensi aliran yang dapat menimbulkan gejolak-gejolak tekanan dalam
pipa. Hal ini akan mengganggu fungsi seal trap.
Kemiringan yang lebih dari 1/50 cenderung menimbulkan efek siphon yang akan
menyedot air penutup dalam seal trap.
Pada jalur pipa yang cukup panjang, ukuran pipa sebaiknya tidak kurang dari 50 mm.

lubang pembersih dan bak kontrol


1. Lubang pembersih dan bak kontrol digunakan untuk pembersihan pipa dari
sumbatan dan kotoran yang mengganggu aliran dalam pipa.
2. Lubang pembersih dipersyaratkan harus mudah dicapai dan pada area
sekelilingnya harus cukup luas untuk memudahkan pembersihan. Untuk pipa ukuran
sampai dengan
62 mm jarak sekelilingnya minimal 30 cm, dan untuk ukuran pipa 75 mm atau
lebih jarak sekelilingnya minimal 45 cm.
3. Lubang pembersih harus dipasang pada lokasi sebagai berikut :
Awal cabang mendatar atau pipa pembuangan gedung.
Pada pipa mendatar yang panjang.
Pada tempat dimana pipa pembuangan membelok dengan sudut lebih dari 45
derajat.
Bagian bawah dari pipa tegak dan

di dekatnya

pertimbangan pemilihan bahan


A. Pertimbangan Umum
Beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan untuk jenis komponen
yang digunakan:

Harga komponen
Tingkat keawetan komponen
Kemudanan dalam pemasangan
Kemudahan dalam perawatan
Kemudahan dalam penggantian
Kemudahan memperoleh bahan di pasaran
Selera pemakai

B. Pertimbangan Arsitektural.
Pertimbangan dalam segi arsitektural adalah:
Pemilihan bahan berdasarkan pada fungsi yang lebih spesifik
Potensi dari komponen yang dipakai
Pemilihan bahan berdasarkan pada proporsi ruang
secara umum. ukuran-ukuran pipa pembuangan

Dalam standar Standar HASS 206-1977 disebutkan bahwa

Ukuran minimum pipa cabang mendatar Pipa cabang mendatar harus mempunyai
ukuran minimal sama dengan diameter terbesar dari perangkap alat plumbing/seal
trap yang dilayani.
Ukuran minimum pipa tegak Pipa tegak harus mempunyai ukuran sekurang-
kurangnya sama dengan diameter terbesar cabang mendatar yang disambung ke pipa
tegak tersebut.
Pengecilan ukuran pipa Pipa tegak maupun pipa cabang mendatar tidak boleh diperkecil
diameternya dalam arah air buangan. Pengecualiannya hanya pada kloset, dimana pada
lubangkeluarnya dengan diameter 100 mm dipasang pengecilan pipa (reducer) 100 /
75 mm. Cabang mendatar yang melayani satu kloset harus mempunyai diameter
minimal 75 mm dan untuk dua kloset atau lebih minimal 100 mm.
Pipa di bawah tanah Pipa pembuangan yang ditanam dalam tanah atau di bawah lantai
bawah harus mempunyai diameter minimal 90 mm.
Interval cabang Interval cabang adalah jarak pada pipa tegak antara dua titik dimana
cabang mendatar disambungkan pada pipa tersebut minimal berjarak 2,5 m.

Sistem pipa ven

Tujuan system ven


Bersama-sama dengan alat perangkap, pipa ven merupakan bagian penting dari suatu system
pembuangan.
Tujuan pemasangan pipa ven adalah sebagai berikut :
1) Menjaga sekat perangkap dari efek sifon atau tekanan
2) Menjaga aliran yang lancar dalam pipa pembuangan
3) Mensirkulasikan udara dalam pipa pembuangan

Hilangnya sekat air dan perlunya ven

Hilangnya sekat air terjadi pada waktu muka air dalam perangkap turun sampai di bawah
lekuk atas, dan ini terutama disebabkan oleh hal-hal berikut ini :

1. Efek sifon sendiri timbul apabila seluruh perangkap dan pipa pengering alat plambing
terisi penuh dengan air buangan pada akhir proses pembuangan. Sehingga air perangkap juga
akan ikut mengalir ke dalam pipa pengering.

2. Efek hisapan dapat terjadi pada air perangkap alat plambing yang dipasang dekat dengan
pipa tegak, dan dalam pipa tegak tersebut tiba-tiba ada aliran air buangan yang cukup besar
yang masuk dari cabang mendatar di bawahnya. Akibatnya, dalam perangkap alat plambing
dapat timbul tekanan vakum yang akan menghisap air dalam perangkap.

Efek tiupan keluar (blow-out) dapat terjadi pada air perangkap alat plambing yang dipasang
dekat dengan pipa tegak, dan dalam pipa tegak tersebut tiba-tiba ada aliran air buangan yang
cukup besar yang masuk dari cabang mendatar di atasnya. Akibatnya, dalam perangkap
alat plambing dapat timbul tekanan positif yang akan mendorong air dalam perangkap
bahkan keluar dari alat plambing.
Efek kapiler terjadi kalau ada rambut atau benang yang tersangkut dalam perangkap
dan menjurai ke dalam pipa pengering alat plambing. Akibatnya air dalam perangkap
lama-kelamaan akan habis terbuang
Penguapan air dalam perangkap biasanya terjadi kalau alat plambing tidak dipergunakan
untuk waktu yang cukup lama, apalagi kalau alat plambing tersebut berada dalam ruangan yang
agak kering udaranya.
Lubang pembuangan lantai yang sekarang ini banyak digunakan, mempunyai kedalaman
sekat air yang kurang dari 50 mm, dan sering terjadi dalam waktu yang tidak terlalu
lama sudah banyak air nya yang menguap sehingga air sebagai sekat tidak cukup lagi.

Efek momentum biasanya jarang terjadi. Efek ini bisa timbul kalau ada pembuangan
air mendadak atau terjadi perubahan tekanan yang cepat dalam pipa pembuangan.
Diantara berbagai sebab yang dapat menghilangkan sekat air dalam alat plambing,
yang sering terjadi adalah disebabkan oleh efek sifon-sendiri, hisapan, dan tiupan-
keluar. Pencegahan dilakukan dengan memasang pipa ven.
Tetapi efek kapiler, penguapan, dan momentum, tidak dapat dicegah walaupun dipasang pipa
Ven

Jenis pipa vend dan penjelasannya


(a) Ven tunggal
Pipa ven ini dipasang untuk melayani satu alat plambing dan disambungkan kepada
system ven lainnya atau langsung terbuka ke udara luar.

(b) Ven lup


Pipa ven ini melayani dua atau lebih perangkap alat plambing, dan disambungkan
kepada ven pipa tegak.

(c) Ven pipa tegak


Pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air buangan, di atas cabang mendatar
pipa air buangan tertinggi.

(d) Ven bersama


Pipa ven ini adalah satu pipa ven yang melayani perangkap dari dua alat plambing
yang dipasang bertolak belakang atau sejajar dan dipasang pada tempat di mana kedua
pipa pengering alat plambing tersebut disambung bersama.

(e) Ven basah


Pipa ven basah adalah pipa ven yang juga menerima air buangan berasal dari alat
plambing selain kloset.
(f) Ven pelepas
Pipa ven ini adalah pipa ven untuk melepas tekanan udara dalam pipa pembuangan.

(g) Pipa ven balik


Pipa ven balik adalah bagian pipa ven tunggal yang membelok ke bawah, setelah bagian
tegak ke atas sampai lebih tinggi dari muka air banjir alat plambing, dan yang kemudian
disambungkan kepada pipa tegak ven setelah dipasang mendatar di bawah lantai. Lihat Gbr.
4.31
(h) Pipa ven yoke
Pipa ven ini suatu ven pelepas, yang menghubungkan pipa tegak air buangan kepada pipa
tegak ven, untuk mencegah
perubahan tekanan dalam pipa tegak air buangan yang bersangkutan.

Macam-macam Sistem ven


(a) Sistem ven tunggal
Ini adalah system ven di mana pada setiap alat plambing dipasang sebuah ven. Walaupun
sistem ini yang terbaik, tetapi system ini paling banyak menggunakan bahan (pipa).
(b)Sistem ven lup
Dalam system ini pipa ven melayani dua atau lebih alat plambing (sebanyak-banyaknya 8)
dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan dan disambungkan kepada ven pipa tegak.
Pipa ven tersebut dipasang pada cabang mendatar pipa air buangan yang mempunyai
ukuran tetap, di depan alat plambing yang paling jauh dari pipa tegak air buangan.
Kalau pada cabang mendatar pipa air buangan tersebut ada cabang lagi, maka pada
cabang tambahan tersebut perlu pula dipasang pipa ven lup lainnya.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan pada sistem ven lup adalah sebagai berikut :
1) Bagian pipa pengering alat plambing yang tidak dipasang ven, maksimum panjangnya 1,8
m untuk diameter 75 mm atau kurang dari 3,0 m untuk diameter 100 mm ke atas.
2) Pipa ven lup harus disambungkan kepada ven pipa tegak atau pipa tegak ven, atau
langsung terbuka ke udara luar.
3) Pada setiap lantai kecuali untuk gedung satu tingkat, cabang mendatar yang melayani
lebih dari 8 kloset dan sejenisnya, harus dipasang ven pelepas di depan tempat sambungan
pipa pengering alat plambing pada cabang mendatar tersebut.
4) Walaupun diterapkan system ven lup, sebaiknya untuk bak cuci tangan dan bak cuci lainnya
dipasang ven tunggal untuk mencegah efek sifon sendiri, karena ada kekhawatiran bahwa ven
lup tidak cukup.

(c) Sistem ven sistem tegak


Dalam gedung yang menggunakan sistem ini, hanya ada ven pipa tegak saja dan tidak
dipasang pipa ven jenis lainnya. Semua pipa pengering alat plambing disambung langsung
kepada pipa tegak air buangan. Sistem ini disebut juga sistem pipa tegak tunggal atau
sistem pipa pembuangan tunggal.
Sistem ini dapat diterapkan pada gedung di mana pipa tegak air buangan dapat
dipasang dekat alat-alat plambing, seperti pada gedung rumah susun (apartment).
Menurut percobaan yang dilakukan di Amerika Serikat, system semacam ini masih cukup
memuaskan untuk gedung sampai dengan tiga lantai.

(d) Sistem ven lainnya


1) Sistem ven bersama adalah system ven dimana pipa ven bersama dipasang untuk melayani
dua alat plambing yang dipasang bertolak belakang (misalnya bak cuci) pada kedua sisi
dinding pemisah. Sistem ini banyak diterapkan pada rumah susun, hotel dsb.
2) Sistem ven basah : Dalam system ini pipa pembuangan juga berfungsi sebagai pipa Ven,
oleh karena itu beban air buangan sebaiknya hanya setengahnya dibandingkan dengan pipa
pembuangan sejenis dari ukuran yang sama.
Lihat Gbr. 4.32. Bagian pipa antara titik (A) dan (B) berfungsi sebagai pipa pembuangan
air dari bak cuci tangan dan juga sebagai pipa ven bak mandi. Bagian pipa inilah yang
disebut pipa ven basah.

3) Sistem ven balik : Sistem ini diterapkan kalau pipa ven tunggal tidak dapat disambung ke
pipa ven lainnya yang lebih tinggi ataupun langsung ke udara luar, sehingga harus dibelokkan ke
bawah lebih dahulu. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa cara ini kurang alamiah. Lihat Gbr.
4.33.
4) Sistem ven yoke : Pipa tegak air kotor atau bekas yang melayani lebih dari 10 interval cabang
harus dilengkapi dengan pipa ven yoke untuk setiap 10 interval cabang dihitung dari cabang
lantai paling atas.

(e) Pipa tegak ven


Pipa tegak ven harus dipasang dalam hal di mana pipa tegak air kotor atau air bekas melayani dua
interval cabang atau lebih, dan dalam hal di mana alat-alat plambing pada setiap lantai
mempunyai pipa ven tunggal atau pipa ven jenis lainnya. Bagian atas dari pipa tegak ven ini harus
terbuka langsung ke udara luar di atas atap tanpa di kurangi ukurannya atau langsung
disambungkan kepada ven pipa tempat yang letaknya 150 mm atau lebih tinggi di atas muka air
banjir dari alat plambing tertinggi. Bagian bawah dari pipa tegak ven ini harus disambungkan
kepada pipa tegak air buangan, tanpa dikurangi ukurannya, pada tempat yang lebih rendah dari
cabang terendah atau disambungkan kepada pipa pembuangan gedung. Ven pipa tegak dan pipa
tegak ven tidak harus dibuat masing-masing langsung terbuka ke udara luar, melainkan boleh
digabungkan lebih dahulu baru dibuat terbuka ke udara luar

Persyaratan untuk pipa ven


(1) Kemiringan pipa ven
Pipa ven harus dibuat dengan kemiringan cukup agar titik air yang terbentuk atu air yang
terbawa masuk ke dalamnya dapat mengalir secara grafitasi kembali ke pipa pembuangan.
(2) Cabang pipa ven
Dalam membuat cabang pipa ven harus diusahakan agar udara tidak akan terhalang
oleh masuknya air kotor atau air bekas manapun.
Pipa ven untuk cabang mendatar pipa air buangan harus disambungkan kepada pipa Cabang
mendatar tersebut pada bagian tertinggi dari penampang pipa cabang tersebut secara vertical
; hanya dalam keadaan terpaksa boleh disambungkan dengan sudut tidak lebih dari
45 terhadap vertical.
Syarat ini untuk mencegah masuknya air buangan ke dalam pipa ven dalam keadaan pipa
air buangan, di mana pipa ven tersebut disambungkan, kebetulan sedang penuh dengan air
buangan.

(3) Letak bagian mendatar pipa ven


Dari tempat sambungan pipa ven dengan cabang mendatar pipa air buangan, pipa ven
tersebut harus dibuat tegak sampai sekurang-kurangnya 150 mm di atas muka air banjir
alat plambing tertinggi yang dilayani ven tersebut, sebelum dibelokkan mendatar atau
disambungkan kepada cabang pipa ven
Walaupun demikian, cukup banyak ditemukan keadaan dimana terpaksa dipasang pipa ven di
bawah lantai. Pipa ven semacam ini melayani cabang mendatar air buangan dan dari tempat
sambungannya dengan cabang mendatar air buangan dan dari tempat sambungannya dengan
cabang mendatar tersebut pipa ven hanya dibuat pendek dalam arah tegak kemudian langsung
dibelokkan mendatar masih di bawah lantai (tetapi letaknya masih berada di atas cabang
mendatar tersebut). ditunjukkan empat cara pemasangan pipa ven di bawah lantai
tersebut
Pada dasarnya kalau terjadi penyumbatan pada cabang mendatar pipa air buangan yang dilayani
pipa ven semacam ini, maka air buangan akan masuk ke dalam pipa ven sehingga pipa ven
seakan-akan menjadi semacam cabang pipa pembuangan. Akibatnya, kalau ada bagian padat
dalam air buangan yang masuk kedalam pipa ven tersebut mungkin akan tertinggal dan
akhirnya mengurangi penampang pipa ven atau bahkan dapat menyumbat sama sekali.
(4) Ujung pipa ven
Ujung pipa ven harus terbuka ke udara luar, tetapi harus dengan cara yang tidak
menimbulkan gangguan kesehatan. Berikut ini adalah persyaratan untuk pembukaan ujung
pipa tersebut. (a) Ujung terbuka
1) Pipa ven yang menembus atap; ujung yang terbuka ke udara luar harus berada
sekurang-kurangnya 15 cm di atas bidang atap tersebut.
2) Kalau atap digunakan sebagai taman, tempat bermain, jemuran pakaian dsb di daerah
mana pipa ven akan menembus, ujung yang terbuka ke udara luar harus berada
sekurang-kurangnya 2 m di atas bidang atap tersebut.
3) Ujung pipa ven tidak boleh di gunakan sebagai tiang bendera, antenna televise dsb.

(b)Lokasi ujung pipa ven


Seringkali ujung pipa ven terpaksa ditempatkan dekat pintu masuk, jendela,
lubang masuk udara ventilasi ruangan dsb.

1) Ujung pipa ven tidak boleh berada langsung di bawah pintu, lubang masuk udara ventilasi
dsb, dan juga tidak boleh berada dalam jarak 3 m horizontal dari padanya kecuali
kalau sekurang-kurangnya 60 cm di atasnya.
2) Konstruksi bagian pipa ven menembus atap harus sedemikian hingga tidak
mengganggu fungsinya.
3) Ujung pipa ven tidak boleh ditempatkan di bawah bagian atap yang menjorok keluar karena
gas-gas dari pipa pembuangan mungkin akan terkumpul dan dapat menimbulkan gangguan.
4) Di lingkungan tertentu mungkin perlu dipasang kawat saringan untuk mencegah
masuknya daun-daun kecil atau burung bersarang di dalamnya.

Penentuan Dimensi Pipa


Pipa merupakan alat yang baik untuk transportasi air/ cairan, karena cairan mempunyai berba-
gai karakteristik maka pipa juga terdapat berbagai jenis untuk berbagai jenis cairan.

Misalnya :
- Air bersih menggunakan pipa galvanis
- Air kotor menggunakan pipa PVC
- Cairan kimia menggunakan pipa plastik khusus untuk cairan kimia

Dengan adanya berbagai problem di atas maka pipa diproduksi juga bermacam-macam
sesuai dengan fluid yang dialirkan dan tentunya juga akan bervariasi tentang tehnik
penyambungan.

Macam-macam pipa :
1. Pipa baja
Pipa baja merupakan produk pertama dari industri pipa yang kemudian dikerjakan lagi
sesuai dengan penggunaanya sepertinya :
Pipa baja dilapisi dengan galvanis disebut pipa galvanis dan pipa ini yang paling
sering dipergunakan unutk instalasi air bersih.
Namun masih ada pipa baja yang lain juga dipergunakan didalam instalasi air bersih; yaitu
pipa baja tuang dan pipa baja tahan
karat

Penggunaanya :
- Pipa baja digunakan pada instalsi gas, uap, air.
- Pipa baja galvanis digunakan pada instalasi air dan gas bumi.
- Pipa baja tuang dipergunakan pada instalasi air dengan diameter besar lebih dari 4
dan instalasi di bawah jalan raya.
- Pipa baja tahan karat dipergunakan pada instalasi air dekat dengan laut atau tanah yang
banyak mengandung garam.

Keuntungan :
-Kuat
-Tahan benturan
-Tahan karat
-Tahan terhadap perubahan cuaca
Kelemahan :
-dalam kasar
-Berat
-Bersifat konduktor listrik
-Cairan tidak boleh bersifat asam

2. Pipa Tembaga

Penggunaanya :
-Instalasi air bersih
- Instalasi air panas
Keuntungan :

Cepat didalam pemasangan

Mudah dibengkokkan

Sistem sambungan solder

Tidak mudah korosi

Gesekan kecil karena dinding dalam halus

Baik untuk instalasi air panas


Kelemahan :
- Harga terlalu mahal
- Angka muai panjang besar
- Tidak tahan terhadap asam
Panjang pipa :
1. Pipa tembaga keras setiap batang 5 m
2. Pipa tembaga lunak 1 roll : 25 m ( pipa tembaga fluxible)

3. Pipa Plastik
Penggunaanya :
-Instalasi air bersih
-Instalasi air kotor
-Instalasi air di industri kimia

Keuntungan :
- Ringan
- Mudah sekali didalam pengerjaan
- Tidak korosi
- Permukaan dalam pipa sangat licin
- Tidak menghantar arus listrik
-Tahan terhadap zat-zat kimia
Kekurangan :
- Tidak tahan terhadap perubahan cuaca
- Tidak tahan terhadap benturan terhadap paku, pecahan batu

Klasifikasi Pipa PVC dari Rucika


- Class AW adalah pipa untuk saluran air bertekanan 10 kg/cm 2
- Class AZ adalah pipa untuk saluran air bertekanan 8 kg/cm 2
- Class D adalah pipa untuk saluran air buangan
- Class C adalah pipa untuk saluran kabel
- Class Telkom adalah pipa untuk saluran Telkom Indonesia
- Class P adalah pipa untuk saluran air atau pompa air

4. Pipa Tegak Untuk Air Kotor


Pipa tegak adalah pipa yang tegak lurus, dimana pipa tersebut melawati satu tingkat atau
lebih pada bangunan dan pipa tersebut melewati atap untuk mendapatkan pengudaraan. Pada
pipa tegak dimungkinkan adanya belokan. Batas pipa tegak bagian bawah adalah pipa
pengumpul atau pipa buangan.

Diameter pipa tegak boleh diperkecil mulai dari pipa buangan sampai
diatas atap

Air kotor dan air hujan dialirkan melalui pipa tegak secara terpisah. Pada sistem campuran,
air kotor dan air hujan boleh dialirkansecara bersama-sama pada pipa buangan setelah diluar

bangunan Diameter minimal untuk pipa tegak adalah DN 70

Sistem Pengikat/Klem Pipa

Sistem pengikat
Pada pekerjaan instalasi saniter ( kerja pipa ) cukup banyak alat-alat penunjang, satu
contoh pada saat kita akan memasang jaringan pipa baik pada tembok atau pada lantai kita
memerlukan alat pengikat agar jaringan pipa dapat kokoh kedudukannya.
Dimana alat pengikat ini banyak macamnya :
1. Pengikat (Fischer) Pada dinding beton

2. Pengikat antara dinding tembok dengan kayu

3. Pengikat Tegel keramik

4. Pengikat dengan batu

5. Pengikat antara beton dengan mesin (ringan)


6. Pengikat antara beton dengan mesin (berat)

Penggantung dan Penumpu Pipa


Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan untuk penggantung atau penumpu pipa.

Berat pipa

Jarak antara penggantung atau penumpu bergantung pada jenis bahan pipa, karena adanya
perbedaan kelenturan.

Mencegah perambatan getaran

Ekspansi pipa

Jarak antara pipa

Pertimbangan untuk pekerja lainnya

Beberapa pipa sejajar

Penggantungan pipa pada pipa lainnya

Baut penggantung pipa

Kebebasan arah lateral

Lokasi dan jarak antara penggantung

(1) Jarak antara penggantung


Jarak antara penggantung pipa sebaiknya dibuat seperti yang dimuat dalam tabel 4.12. Kalau
jarak tersebut dibuat
lebih panjang akan ada kemungkinan timbulnya lendutan pipa yang berlebihan

(2) Lokasi penggantung


Penggantung atau penumpu pipa harus dipasang pada tempat-tempat berikut ini :
Disekitar katup dan sambungan ekspansi (untuk katup ukuran 100 mm atau lebih harus dipasang
pada kedua sisinya)
Pada belokan pipa mendatar
Pada dasar pipa tegak
Pada cabang pipa
Pada pipa yang disambungkan ke mesin atau peralatan, di dekat mesin atau peralatan tersebut

Semua sistem pembuangan (air tinja dan air sabun atau air kotor lainnya) pada One Pipe
System dialirkan melalui satu pipa.
Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan disebut vent stack.
Manfaat vent stack adatah untuk menghindari terjadinya cyclone effect karena sifat pipa
merupakan bejana berhubungan.
one pipe system
two pipe system
Pada Two Pipe System,. air tinja dan air kotor/air sabun dipisahkan pembuangan dengan
dua jenis pipa.
Soil pipe mengalirkan air tinja, waste pipe mengalirkan air kotor selain air tinja.

single stack system


Pada Single Stack System, air tinja dan air kotor / air sabun dipisahkanpembuangan
dengan dua jenis
pipa pada aliran mendatar, sedangkan pipa vertikalmenjadi satu.
Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan sering disebut sebagai vent stack.
Keuntungan sistem ini adalah memudahkannya pengontrolan pipa mendatar bila terjadi
gangguan/kebuntuan dalam saluran. Selain itu, pipa tegak yang berupa vent stack cukup
satu buah saja, biasa dianggap menguntungkan.
Sistem ini banyak digunakan di Indonesia.
syarat pipa air kotor

Pipa menggunakan bahan anti korosi, tidak menimbulkan kontaminasi.


Permukaan dalam pipa harus licin, sehingga terbebas dari penggumpalan.
Sirkulasi udara dalam pipa harus lancar.
Pada ujung atas vent stack harus terbuka agar tidak terjadi cyclone effect maupunefek kapiler.
Pada setiap fixture pembuangannya harus dilengkapi dengan trap seal yang berfungsi sebagai
penyekat bau, misalnya dengan memakai prinsip leher angsa pada kloset, wastafel, dan floor drain.
Kemiringan pipa harus diperhatikan.

Diameter pipa Kemiringan minimal


< 75 inci 2%
> 75 inci 1%
Sistem Pengolahan Air Kotor
Secara umum proses penjernihan terbagi 2 tingkat :
1. Penjernihan secara mekanis
1.1. Pembersihan dengan garpu:
Dimana pembersihan dengan garpu berjalan pada permulaan air kotor ditampung maka
akan dibersihkan benda-benda kasar yang terapung, melayang misalnya : kayu,
benang, kain, sampah plastik, kertas dan lain-lain.
Garpu pembersih digerakkan secara mekanis untuk mengambil dan membuang koto-
ran yang ikut terbawa.
1.2. Pembersihan dengan saringan pasir :
Pada proses ini biasanya kecepatan aliran air dijaga agar tidak lebih dari 30 cm/det. Karena
dengan kecepatan tersebut maka akan mengendaplah mineral-mineral sepertinya pasir, batu
kecil dan sebagainya.
Endapan lumpur melalui ruang pemisah kemudian ditampung.
1.3. Pembersihan dalam bak pengendapan (awal penjernihan ) :
Air bekas buangan kemudian disalurkan melalui pipa menuju bak pengendapan sebagai
awal penjernihan. Kecepatan aliran pada bak pengendapan adalah 1,5 cm/det. Sehingga
pada proses ini akan terjadi benda halus akan mengendap misalnya : lumpur halus, serat
kayu dan lain-lain dan benda yang melayang dan ringan akan naik kepermukaan air seperti
serat benang atau kapas.
Lumpur yang mengendap ditampung ke dalam bak dan yang halus juga diambil dari
permukaan air dan ditampung.
Air buangan setelah melalui proses secara mekanis dan bisa disebut dengan air mengalami
proses awal penjernihan. Dimana air kemudian disalurkan melalui pipa untuk proses yang
berikutnya adalah proses penjernihan secara biologis.

2. Penjernihan secara biologis :


2.1. Penjernihan pada bak pengaduk :
Air buangan setelah melalui awal penjernihan ditampung pada bak pengaduk dimana pada
tempat ini air buangan diaduk sambil diberi tambahan udara melalui semprotan pada dasar
dengan tekanan tertentu dan pada permukaan air disemburkan ke udara agar air me-ngikat
oksigen lebih banyak dari udara. Dengan banyaknya udara pada air buangan dapat terpisah dari
zat lemas, posphat juga sebagian dari mikroorganis sepertinya bakteri dan mikroorganisme lain
yang menyebabkan endapan pada air.
2.2. Penjernihan akhir :
Air buangan yang masih mengandung bakteri mengalir pada bak penjernihan akhir dan air
tinggal dalam waktu agak lama sehingga lumpur yang halus sekali akan me-ngendap dan
masuk penampungan lumpur.

También podría gustarte