Está en la página 1de 5

Anakku, dalam kehidupan ini kamu akan bertemu dan bergaul dengan banyak orang yang memilki latar

belakang keluarga dan pendidikan yang berbeda-beda, kamu harus bisa bergaul dan menyesuaikan diri
dengan mereka.
Anakku, kamu harus memiliki pengetahuan untuk bergaul dengan sesamamu, maka jangan pernah kamu
berkata aku sudah selesai belajar.

Anakku, jika kamu merasa tidak tahu, maka carilah orang yang berilmu untuk kamu jadikan panutan dan
guru.

Anakku, jika kamu merasa segan dan takut kepada seorang guru, maka dekatilah beliau agar kamu
mendabapat keberkahan karenanya, sebab orang yang berilmu adalah para penghulu dalam kehidupan ini.

Anakku, jangan kamu memilih-milih teman dan membeda-bedakannya dalam kehidupanmu, sebab kamu
takkan mau jika dipilih-pilih dan dibeda-bedakan oleh temanmu.
Anakku, jika kamu berteman dengan orang yang baik, pelajarilah perilakunya dan ikutilah, niscaya kamu
menjadi orang yang baik pula.

Anakku, jika kebetulan kamu memiliki teman yang kurang baik, maka renungkanlah perilakunya, agar kamu
terhindar melakukan hal yang sama dengannya, untung-untung jika kamu bisa menasihatinya.

Anakku, ketahuilah jika aku sekarang mendidikmu dengan keras, itu semata-mata karena aku sangat
menyayangimu.

Anakku, jika kamu merasa kamu terangsingkan karena selalu jauh dariku, yakinlah kamu selalu di hatiku.

Anakku, kerasnya pendidikanmu dan keterasinganmu dariku, itu karena aku ingin mengajarimu menjadi
dewasa, jangan kamu bersusah hati, sebab kamu takkan selamanya berada di sisiku.

Anakku, banyak hal yang ingin aku ajarkan kepadamu, kamu akan lebih cepat mengerti jika kamu tidak
selalu berada di sisiku.

Anakku, dimanapun kamu berada, seberapa jauh kita terpisah, hakikatnya kita bersama, sebab kita masih
berpijak di bumi yang sama, terlebih kita sama-sama menyembah pada Dzat Yang Satu.

Anakku oh anakku, bukan karena aku mulai tua dan cerewet jika banyak berkata kepadamu, itu semata
sebagai bekal untuk kehidupanmu.

Anakku, setelah ini aku takkan lagi banyak mendektemu, itu bukan karena aku sudah bosan menasihatimu,
tapi karena kamu aku yakin- mengerti meskipun tak aku sampaikan dengan kata-kata kepadamu.

Anakku, bentangkan akalmu, matangkan budimu, agar engkau semakin arif dan bijaksana, karena kelak
kamu akan berkata seperti kataku, pada saatnya nanti kau dipanggil mama oleh anakmu.

Anakku, sekarang aku merasa senang, karena berbicara denganmu seperti seorang kawan, bukan lagi
menasihatimu seperti dulu, namun sekali lagi kita takkan lama bersama, sebab tempat lain telah
menantiku.

Anakku, semoga kelak kita bersama kembali, sekarang janganlah bersedih, tatap masa depanmu, ayunkan
langkahmu tanpa ragu, karena aku yakin kamu mampu.
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu
setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama
untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu
bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja
dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu
dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......


Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di
sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya"
,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?


Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu
mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru,
Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak
sekarang"
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak
yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit
membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja....


Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa
bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangatluar
biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting
pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah
Mama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak
dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS
menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke
rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua
di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan
untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam
malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang
dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan
Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera
datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter
atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata
hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai
dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....


Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk
berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan
menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi
dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu,
orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan
teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia
tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa
belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya
tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.


Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak
manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada
Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki


yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang
panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Tuhan tugasku telah
selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya


yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...


Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam
segala hal..

También podría gustarte