Está en la página 1de 12

4.

1 TINDAKAN NONYUDISIAL DAN TINDAKAN YUDISIAL


1. Tindakan Nonyudisial yang utama adalah restruktrisasi utang yang diilustrasikan di
Lampiran 17A.
a) Perjanjian Restrukturisasi Utang
Bentuk perjanjian restruksisasi utang adalah perjanjian komposisi (composition
agreement).
b) Manajemen Komite Kreditur
Pembentukan komite kreditur merupakan tindakan nonyudisial yang umumnya diawali
dengan rencana penyelesaian yang diajukan oleh pihak debitur.
c) Pengalihan Aset
Beberapa debitur dalam kesulitan keuangan dapat mengalihkan aset, seperti piutang
atau instrumen keuangan lainnya, dalam upaya untuk memperoleh uang tunai.
2. Tindakan Yudisial yaitu kepailitan atau kebangkrutan merupakan tindakan yudisial yang
dilakukan oleh pengadilan dan hakim pengadilan niaga dengan menggunakan pedoman dalam
Undang-undang No.37/2004 Kepailitan menyediakan kerangka yang diperlukanuntuk
pengajuan kepailitan.
4.2 PENUNDAAN PEMBAYARAN
Penundaan pembayaran memungkinkan untuk perlindungan legal dari tindakan kreditur
selama periode waktu yang diperlukan untuk mereorganisasi perusahaan debitur dan
mengembalikan operasi perusahaan ketingkat yang menguntungkan. Umumnya reorganisasi
dapat dijelaskan melalui 4P yaitu Petition ( mengajukan petisi), Protection ( perlindungan),
Plan of reorganization ( rencana reorganisasi), dan Proceeding ( proses reorganisasi)

4.3 RENCANA REORGANISASI


Rencana reorganisasi umumnya terdiri dari sebuah dokumen terperinci dengan
pembahasan penuh mengenai tindakan-tindakan utama yang akan ditempuh selama proses
reorganisasi.
Ilustrasi Reorganisasi
Neraca induk pada tanggal 31 Desember 20x6 disajikan dalam figur 17-1. Pada tanggal
2 Januari 20X7, manajemen PT. Induk mengajukan petisi pada pengadilan niaga dalam rangka
penundaan pembayaran untuk memperoleh penangguhan pembayaran utang dan waktu untuk
merehabilitas perusahaan serta mengembalikannya pada operasi yang menguntungkan.
Berikut ini adalah garis waktu yang menunjukkan tanggal-tanggal yang relevan untuk contoh
ini.
Figur 17-1

PT INDUK
NERACA
31 DESEMBER
20X6
ASET
KAS 2.000.000
EFEK YANG
DIPASARKAN 8.000.000
PIUTANG USAHA 20.000.000
DIKURANGI: PENYISIHAN PIUTANG
TAK TERTAGIH (2.000.000) 18.000.000
PERSEDIAAN 45.000.000
ASET DIBAYAR
DIMUKA 1.000.000
KJUMLAH ASET
LANCAR 74.000.000
ASET TETAP
AKUMULASI BIAYA BELUM
BIAYA
PENYUSUTAN DISUSUTKAN

TANAH 10.000.000 0 10.000.000


BANGUNAN 75.000.000 20.000.000 55.000.000
PERALATAN 40.000.000 4.000.000 36.000.000
TOTAL 125.000.000 (24.000.000) 101.000.000 101.000.000
TOTAL ASET 175.000.000

KEWAJIBAN
UTANG USAHA
WESEL BAYAR :
DIJAMINKAN
SEBAGIAN 10.000.000
TIDAK DIJAMINKAN, BUNGA 10% 80.000.000 90.000.000
AKRUAL BUNGA 3.000.000
UPAH YANG MASIH HARUS
DIBAYAR 14.000.000
JUMLAH
KEWAJIBAN
LANCAR 133.000.000
UTANG HIPOTEK 50.000.000
TOTAL KEWAJIBAN 183.000.000
EKUITAS
PEMEGANG SAHAM
SAHAM ISTIMEWA 40.000.000
SAHAM BIASA (NILAI NOMINAL RP
1.000) 10.000.000
SALDO LABA
(DEFISIT) (58.000.000)
TOTAL EKUITAS PEMEGANG SAHAM (80.000.000)
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS
PEMEGANG SAHAM 175.000.000
Figur17-2

Pengadilan niaga menerima petisi tersebut dan PT.Induk menyusun rencana


reorganisasi. Rencana ini diajukan pada tanggal 1 Juli 20X7, dan pernyataan pengungkapan
dikirimkan kepada seluruh kreditor dan pihak-pihak yang terpengaruh. Pada tanggal 31
Desember 20X7, perusahaan menyajikan laporan keuangan untuk periode fiskal tahun 20x7
yang tercantum didalam penundaan pembayaran. Pengadilan niaga menyetujui rencana
reorganisasi pada tanggal 2 Januari 20X8 dan dan selesai 1 April 20X8.
FIGUR 17-3

PT INDUK
RENCANA REORGANISASI
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG KEPAILITAN TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN
DIAJUKAN PADA TANGGAL 1 JULI 20X7
utang usaha sebesar Rp 26.000.000 diperlakukan sebagai berikut (1) sebanyak Rp6.000.000 akan
a. dihapuskan
(2) sebanyak Rp4.000.000 akan dibayarkan secara tunai, (3) sebanyak Rp12.000.000 dari utang yang
ada ditukarkan
dengan utang subordinasi dan (4) utang sebesar Rp4.000.000 akan dipertukarkan dengan 4.000
lembar saham biasa
yang baru dikeluarkan.
Wesel bayar yang sebagian dijamin sebesar Rp10.000.000 akan doperlakukan sebagai berikut (1)
b. sebanyak Rp2.000.000
akan dibayar secara tunai dan (2) sisanya sebesar Rp 8.000.000 akan ditukarkan menjadi utang
prioritas
yang dijamin dengan peralatan
Wesel bayar yang tidak dijamin sebesar Rp80.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut : (1)
c. sebanyak
Rp12.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak Rp14.000.000 akan dibayar tunai , (3) sebanyak
Rp49.000.000
akan ditukarkan menjadi utang prioritas yang dijamin dengan agunan terhadap aset tetap , dan (4)
sebanyak
5.000.000 akan ditukarkan dengan 5.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp3.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut : (1)
d. sebanyak
Rp2.000.000 akan dihapuskan dan (2) sisanya sebesar rp1.000.000 akan dibayar tunai
beban upah yang masih harus dibayar Rp14.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut :
e. (1)sebanyak
Rp12.000.000 akan dibayar tunai, (2) sisanya sebesar Rp2.000.000 akan ditukarkan dengan 2.000
lembar
saham biasa yang baru dikeluarkan
pemegang saham istimewa akan menerima 80000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan sebagai
f. ganti
saham istimewa yang mereka miliki.
pemegang saham biasa sekarang akan menerima 1.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan
g. sebagai ganti
saham biasa yang mereka miliki sekarang

PT INDUK
(BERADA DIBAWAH PENGUSAAN DEBITOR)
NERACA
31 DESEMBER 20X6
ASET
KAS 40.000.000
PIUTANG PENGEMBALIAN PAJAK
PENGHASILAN 12.000.000
EFEK YANG DAPAT DIPASARKA 8.000.000
PIUTANG USAHA 6.000.000
DIKURANGI : PENYISIHAN
PIUTANG TAK TERTAGIH (1.000.000) 5.000.000
PERSEDIAAN 37.000.000
JUMLAH ASET LANCAR 102.000.000
ASET TETAP 104.000.000
DIKURANGI : AKUMULASI (26.000.000
PENNYUSUTAN ) 78.000.000
TOTAL ASET 180.000.000

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN YANG TIDAK
DIKOMPROMIKAN :
KEWAJIBAN LANCAR
(PASCAPETISI)
PINJAMAN JANGKA
PENDEK 15.000.000
UTANG USAHA 10.000.000
KEWAJIBAN TIDAK
LANCAR :
UTANG HIPOTEK, DIJAMIN
PENUH 48.000.000
TOTAL KEWAJIBAN YANG TIDAK
DIKOMPROMIKAN 73.000.000
KEWAJIBAN YANG
DIKOMPROMIKAN :
UTANG USAHA 28.000.000
WESEL BAYAR, SEBAGIAN
DIJAMINKAN 10.000.000
WESEL BAYAR, TIDAK DIJAMIN 80.000.000
AKRUAL BUNGA 3.000.000
UPAH YANG MASIH HARUS
DIBAYAR 14.000.000
TOTAL KEWAJIBAN YANG
DIKOMPROMIKAN 133.000.000
TOTAL KEWAJIBAN 206.000.000
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
SAHAM ISTIMEWA 40.000.000
SAHAM BIASA (NILAI NOMINAL
RP. 1000) 10.000.000
(76.000.000
SALDO LABA (DEFISIT) )
TOTAL EKUITAS PEMEGANG
SAHAM (26.000.000)
TOTAL KEWAJIBAN DAN
EKUITAS PEMEGANG SAHAM 180.000.000
Satu-satunya pembayaran yang disetujui pengadilan untuk kewajiban prapetisi adalah
pembayaran sebesar Rp. 2.000.000,00 atas hutang hipotek. Pada tanggal 2 Januari 20X8,
pengadilan niaga menyetujui rencana reorganisasi, seperti yang diajukan PT.Induk
menjalankan rencana sebagaiman disajikan figur 17-6.
FIGUR 17-4
Setelah analisis yang lengkap, nilai reorganisasi sebesar Rp. 195.000.000,00
ditetapkan untuk aset PT. Induk.
PT INDUK
(BERADA DIBAWAH PENGUSAAN DEBITOR)
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER
20X7
PENDAPATAN
PENJUALAN 120.000.000
BIAYA DAN BEBAN :
BEBAN HARGA POKOK PENJUALAN 110.000.000
PENJUALAN, OPERASI DAN ADMINISTRASI 21.000.000
BUNGA(BUNGA KONTRAKTUALRP
6.000.000) 3.000.000 134.000.000
KERUGIAN SEBELUM POS REORGANISASI DAN
MANFAAT PAJAK PENGHASILAN (14.000.000)
KERUGIAN PENGHAPUSAN ASET (10.000.000)
IMBALAN JASA PROFESIONAL (8.000.000)
BUNGA YANG DIHASILKAN DARI
AKUMULASI KAS 2.000.000
DARI PENUNDAAN PEMBAYARAN
TOTAL POS REORGANISASI (16.000.000)
KERUGIAN SEBELUM MANFAAT PAJAK
PENGHASILAN (30.000.000)
MANFAAT PAKJAK PENGHASILAN 12.000.000
KERUGIAN BERSIH (18.000.000)

Pemegang saham biasa sesaat sebelum rencana reorganisasi disepakati untuk


memiliki hanya 5% dari saham biasa entitas yang akan muncul. Oleh karena itu akuntansi
permulaan baru digunakan oleh PT. Induk .
Setelah mempelajari dengan seksama maka struktur modal perusahaan yang timbul
adalah sebagai berikut.

Kewajiban pasca petisi Rp 25.000.000


Utang hipotek pascapetisi 48.000.000
Utang senior 57.000.000
Utang subordinasi 12.000.000
Saham biasa (baru) 20.000.000
Total struktur modal pascapetisi Rp 162.000.000

Modal pascareorganisasi sebesarRp162.000.000 merupakan nilai reorganisasi sebesar


Rp195.000.000 dikurangi dengan Rp.33.000.000 yang dibayarkan untuk kewajiban prapetisi
sebagai bagian dari rencana reorganisasi.
FIGUR 17-5

PT INDUK
(BERADA DIBAWAH PENGUSAAN DEBITOR)
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31
DESEMBER 20X7
ARUS KAS YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN OPERASI :
KAS YANG DITERIMA DARI PELANGGAN 133.000.000
KAS YANG DIBAYAR KE SUPPLIER DAN
KARYAWAN (109.000.000)
BUNGA DIBAYAR (3.000.000)
ARUS KAS BERSIH YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN OPERASI SEBELUM
POS REORGANISASI 21.000.000
ARUS KAS OPERASI YANG DIGUNAKAN OLEH KEGIATAN
REORGANISASI :
IMBALAN JASA PROFESIONAL (8.000.000)
BUNGA YANG DITERIMA DARI AKUMULASI KAS DARI
PENUNDAAN PEMBAYARAN 2.000.000
ARUS KAS BERSIH YANG DIGUNAKAN UNTUK
KEGIATAN REORGANISASI (6.000.000)
ARUS KAS BERSIH YAG DIPEROLEH DARI KEGIATAN
OPERASI DAN REORGANISASI 15.000.000
ARUS KAS YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN INVESTASI
HASIL YANG DIPEROLEH DARI PENJUALAN ASET AKIBAT PENUNDAAN
PEMBAYARAN 10.000.000
ARUS KAS BERSIH YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN
INVESTASI 10.000.000
ARUS KAS YANG DIPEROLEH DARI KEGIATAN
PENDANAAN :
PINJAMAN BERSIH BERDASARKAN RENCANA
PENDANAAN JANGKA PENDEK 15.000.000
IMBALAN JASA PROFESIONAL (2.000.000)
BUNGA YANG DIHASILKAN DARI AKUMULSI KAS DAN
PENUNDAAN
PEMBAYARAN 13.000.000
PERTAMBAHAN BERSIH KAS 38.000.000
KAS PADA 1 JANUARI 20X7 2.000.000
KAS PADA 31 DESEMBER 20X7 40000000

Figur 17-7 menunjukkan kertas kerja yg menggambarkan pengaruh pelaksanaan


rencana reorganisasi terhadap akun-akun neraca PT induk ayat jurnal yang pertama (1)
mencatat restrukturisasi utang dan penyesuaian keuntungan dan pembebasan utang.
1 januari- 1 april 20x8
(1) Kewajiban yang dikompromikan 13.000.000
Kas 33.000.000
utang usaha 57.000.000
utang subordinasi 12.000.000
saham biasa (baru) 11.000.000
keuntungan pembebasan utang 20.000.000
mencatat pembebasan utang

Ayat jurnal yang kedua(2) mencatat pertukaran saham dengan saham


1 januari- 1 april 20x8
(2) saham istimewa 40.000.000
saham biasa (lama) 10.000.000
saham biasa
(baru) 9.000.000
tambahan modal setor 41.000.000

Ayat jurnal ketiga dan terakhir (3) mencatat penyesuaian baru dan nilai yang ditetapkan atas
aset entitas yang baru muncul dan penghapusan saldo laba yang ada atau defisit.
Ayat jurnal untuk mencatat revaluasi aset dan penghapusan defisit pada permulaan baru adalah
sebagai berikut

Nilai buku Nilai wajar Selisih


Kas 7.000.000 7.000.000 0
Piutang dana pajak penghasilan 12.000.000 12.000.000 0
Efek yang dapat dipasarkan 8.000.000 10.000.000 2.000.000
Piutang usaha (bersih) 5.000.000 5.000.000 0
Persediaan 37.000.000 33.000.000 (4.000.000)
Aset tetap 78.000.000 85.000.000 7.000.000
Kelebihan nilai reorganisasi atas jumlah yang
dialokasikan terhadap aset yang dapat diidentifikasikan 0 10.000.000 10.000.000
Total 147.000.000 162.000.000 15.000.000

FIGUR 17-7
Pengaruh rencana reorganisasi terhadap neraca perusahaan

PENYESUAIAN UNTUK MENCATAT


KONFIRMASI RENCANA
NERACA
PERUSAHAAN
PENGHAPUSAN PERTUKARAN SETELAH
PERMULAAN
PRAKONFIRMASI UTANG SAHAM BARU REORGANISASI
ASET
KAS 40.000.000 (33.000.000) 7.000.000
PIUTANG PENGEMBALIAN 12.000.000 12.000.000
EFEK YANG DAPAT DIPASARKAN 8.000.000 2.000.000 10.000.000
PIUTANG USAHA (BERSIH) 5.000.000 5.000.000

PERSEDIAAN 37.000.000 (4.000.000) 33.000.000


TOTAL 102.000.000 67.000.000
ASET TETAP (BERSIH) 78.000.000 7.000.000 85.000.000
KELEBIHAN NILAI REORGANISASI
DARI
JUMLAH YG DIALOKASIKAN PADA
ASET 10.000.000 10.000.000
YANG DAPAT
DIIDENTIFIKASI
TOTAL ASET 180.000.000 (33.000.000) 15.000.000 162.000.000

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN YANG TIDAK
DIKOMPROMIKAN :
KEWAJIBAN LANCAR :
PINJAMAN JANGKA PENDEK (15.000.000) (15.000.000)
UTANG USAHA (10.000.000) (10.000.000)
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR:
UTANG HIPOTEK (48.000.000) (48.000.000)
TOTAL (73.000.000) (73.000.000)
KEWAJIBAN YANG DI
KOMPROMIKAN: (133.000.000) 133.000.000
UTANG PRIORITAS (57.000.000) (57.000.000)
UTANG SUB ORDINASI (12.000.000) (12.000.000)
TOTAL KEWAJIBAN (206.000.000) 64.000.000 (142.000.000)

EKUITAS PEMEGANG SAHAM


SAHAM ISTIMEWA (40.000.000) 40.000.000
SAHAM BIASA (LAMA) (10.000.000) 10.000.000
SAHAM BIASA (BARU0 (11.000.000) (9.000.000) (20.000.000)
TAMBAHAN MODAL DISETOR (41.000.000) 41.000.000
SALDO LABA(DEFISIT) 76.000.000 (20.000.000) 20.000.000
(76.000.000) 0
TOTAL EKUITAS PEMEGANG SAHAM 26.000.000 (31.000.000) 0 (15.000.000) (20.000.000)
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS
PEMEGANG
SAHAM (180.000.000) 33.000.000 0 (15.000.000) (162.000.000)

4.4 UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DAN LIKUIDASI


Likuidasi dilakukan oleh pengadilan niaga untuk kepentingan kreditor dan pemegang saham
perusahaan. Maksud dilakukannya likuidasi adalah untuk memaksimalkan jumlah uang bersih yang
diperoleh dari penjualan aset debitor.
KELOMPOK KREDITOR :

Kreditor yang Dijamin


Kreditor yang dijamin memiliki keterkaitan atau kepentingan pengamanan, terhadap aset
khusus yang sering kali disebut sebagai jaminan atau agunan" (collateral). Seorang kreditor
yang memiliki kepentingan hukum terhadap suatu aset khusus memiliki prioritas paling tinggi
terhadap aset tersebut.
Kreditor dengan Prioritas
Kreditor dengan prioritas merupakan kredit yang tidak terjamin, yaitu mereka yang tidak
memiliki klaim jaminan terhadap aset tertentu, yang mcmiliki prioritas Iebih tinggi daripada
kreditor yang tidak dijamin lainnya. Kreditor dengan prioritas dibayar terlebih dahulu dari
uang yang tersisa bagi kreditor yang tidak dijamin. Dalam bisnis, kewajiban berikut ini
dianggap sebagai prioritas.
Kreditor Umum yang Tidak Dijamin
Prioritas terendah diberikan pada klaim oleh kreditor umum yang tidak dijamin. Kreditor-
kreditor ini hanya dibayar setelah kreditor yang dijamin dan kreditor yana tidak dijamin tapi
dengan prioritas telah dibayarkan sebesar ketentuan batasan hukum.

Statement of Affairs
Accounting statement of affairs merupakan laporan akuntansi dasar yang dimulai pada awal
proses likuidasi untuk menyajikan perkiraan jumlah yang dapat direalisasi dari penjualan aset, urutan
klaim kreditor dan perkiraan jumlah kreditor tidak dijamin yang akan menerima sebagai hasil
likuidasi.
Statement of affairs bukanlah laporan yang dibuat secara berkesinambungan, namun
merupakan laporan perencanaan yang penting untuk mengantisipasi likuidasi perusahaan. Statement
of again menyajikan nilai buku akun-akun neraca perusahaan debitor, estimasi nilai pasar wajar aset,
urutan klaim dan estimasi kekurangan untuk kreditor umum yang tak dijamin
PERTIMBANGAN TAMBAHAN
Sekarang disajikan praktik akuntansi dan pelaporan untuk trustee yang bertindak sebagai
fidusia untuk komite kreditor atau pengadilan niaga. Laporan trustee berbeda dari laporan keuangan
tradisional karena hak legal dan tanggung jawab trustee berbeda dan hak legal dan tanggung jawab
manajemen perusahaan debitor.
4.5 AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRUSTEE
Dalam UU Kepailitan dan Likuidasi, pihak trustee umumnya memiliki tanggung jawab untuk
melikuidasi dengan segera perusahaan yang pailit dan membayar kreditor sesuai dengan status legal
bagian mereka yang dijamin atau tidak dijamin..
Bentuk umum ayat illmal pembukaan pihak trustee, saat menerima aset perusahaan debitor adalah
sebagai berikut.
Aset XXX
Perusahaan Debitor-Dalam Posisi Pihak Penerima XXX
Ayat jurnal aktual menjelaskan secara rinci akun aset secara terpisah dan memasukkan nama
perusahaan debitor.
Laporan Realisasi dan Likuidasi
Sebuah laporan bulanan, yang disebut sebagai laporan realisasi dan Iikuidasi, disusun untuk
pengadilan niaga. Laporan ini menunjukkan hasil tindakan fidusia yang dilakukan oleh trustee yang
dimulai pada saat pihak trustee menerima aset debitor

Aset
Aset yang akan direalisasikan Aset yang direalisasi
Aset yang diperoleh Aset yang tidak direalisasi

Aset yang akan direalisasikan merupakan aset yang diterima dari perusahaan debitor. Aset yang
diperoleh merupakan aset yang berikutnya diperoleh trustee. Aset yang direalisasi merupakan aset
yang dijual oleh pihak trustee; aset yang tidak direalisasi merupakan aset yang masih berada di bawah
tanggung jawab pihak trustee pada akhir periode
Bagian pos-pos tambahan laporan terdiri dari dua pos berikut ini.
Pos pos Pendukung
Beban tambahan Kredit tambahan

Meskipun tidak mcncatat kewajiban debitor, pihak trustee dapat menyelesaikan beberapa
utang debitor dan juga dapat menimbulkan utang baru setelah masa penerimaan tanggung jawab.
Bagian kewajiban laporan ini dibagi sebagai berikut.

Kewajiban
Kewajiban terlikuidasi Kewajiban akan dilikuidasi
Kewajiban tidak dilikuidasi Kewajiban yang timbul

Iustrasi Akuntansi dan Pelaporan Trustee


Pada tanggal 31 Desember 20X6, Abimanyu diangkat menjadi pihak trustee untuk
bertanggungjawab atas proses likuidasi PT Induk. Abimanyu akan diperbolehkan untuk menjalankan
perushaan dalam jangka pendek untuk menentukan apakah perusahaan dapat dijual secara utuh atau
sebliknya terpecah-pecah. Selama waktu tersebut, pihak trustee harus mengurangj jumlah utang
jangka pendek yang dimiliki PT Induk Jika penjualan secara utuh tidak menggembirakan, maka
Abimanyu diarahkan untuk melikuidasi perusahaan. Abimanyu menerima aset pada tanggal 31
Desember 20X6 dan melakukan beberapa transaksi selama bulan Januari 20X7. Transaksi dan ayat
jurnal yang dibuat pada buku PT Induk dan pada buku trustee disajikan pada Figur 17-9.
1. Ayat jurnal (4) mencatat pengalihan aset dari PT Induk pada Abimanyu. Abimanyu kemudian
mengakui aset sebesar nilai bukunya seperti yang dilaporkan oleh PT Induk, Piutang usaha
tertanggal lama untuk dicatat bahwa ini merupakan bagian dari aset yang ditransfer. Kredit
sebesar Rp155.000.000 pada PT Induk-Dalam Posisi sebagai Penerima merupakan kewajlban
trustee. Pada buku PT Induk, akun resiprokal, Abimanyu-Penerima mempakan piutang.
Perhatikan, tidak ada kcwajiban yang dialihkan. Kewajiban ini tetap ada pada buku PT Induk
karena merupakan tanggung jawab legal dari PT Induk.
2. Transaksi trustee dicatat pada cara yang biasa dalam ayat jumal (5) hingga (8). Perbedaan
satu-satunya adalah pembedaan antara akun lama yang merupakan bagian dari aset yang
dialihkan, dan akun-akun baru yang berasal dari transaksi pihak trustee.
3. Plhak trustee membayar sebesar Rp20.000.000 dari utang PT Induk dan membayar
Rp10.000.000 untuk wesel bayar yang dijamin sebagian. Dalam ayat jurnal (9), debit sebesar
Rp30.000.000 dlbuat untuk akun kewajiban PT lnduk-Dalam Posisi sebagai Penerima. PT
Induk membuat ayat jurnal yang berkaitan untuk mengurangi utang usaha dan wesel bayar
dan untuk mengurangi piutang, Abimanyu-Penerima.
4. Ayat jurnal sisanya (10) hingga (14) menyelesalkan transaksi, menyesuaikan buku dan
menutup buku pada akhir periode pertama-penerimaan. Operasi tersebut menghasilkan laba
bersih sebesar Rp4.000.000 untuk periode itu. Ayat jurnal penutup mengalihkan laba bersih
pada akun penerima dalam buku trustee. Ayat jurnal yang berkaitan dengan buku PT Induk
meningkatkan akun penerima dan akun saldo laba.

Berikut adalah hasil pengamatan dari laporan tersebut


FIGUR 17-9
Ayat jurnal trustee dan perusahaan debitor selama proses likuidasi
Buku trustee Abimanyu Buku PT Induk
(4) Kas 2.000.000 Abimanyu-penerima 175.000.000
Efek yang dapat dipasarkan 8.000.000 Penyisihan piutang tak tertagih 2.000.000
Piutang usaha (lama) 20.000.000 Akumulasi penyusutan 24.000.000
Persediaan 45.000.000 Kas 2.000.000
Aset dibayar dimuka 1.000.000 Efek yang dpt dipasarkan 8.000.000
Aset tetap 125.000.000 Piutang usaha 20.000.000
Penyisihan piutang tak tertagih 2.000.000 Persediaan 45.000.000
Akumulasi penyusutan 24.000.000 Aset dibayar dimuka 1.000.000
PT Induk-dlm posisi penerima 175.000.000 Aset tetap 125.000.000
Pengalihan aset PT Induk kpd trustee
(5) Persediaan 20.000.000 -
Utang usaha (baru) 20.000.000
Pembelian persediaan senilai Rp20.000.000 secara kredit oleh
truste
(6) Piutang usaha (baru) 85.000.000 -
Penjualan 85.000.000
Penjualan senilai Rp85.000.000 secara kredit oleh trustee
(7) harga pokok penjualan 50.000.000
Persedian 50.000.000
Biaya penjualan senilai Rp50.000.000, termasuk seluruh
persediaan yang dialihkan dari PT Induk
(8) Kas 56.000.000 -
Piutang usaha (lama) 12.000.000
Piutang usaha (baru) 44.000.000
Penagihan piutang oleh trustee :
Lama Rp12.000.000
Baru Rp44.000.000
(9) PT Induk-dalam posisi penerima 30.000.000 Utang usaha 20.000.000
Utang usaha (baru) 4.000.000 Wesel bayar 10.000.000
Beban oprasional 13.000.000 Abimanyu-penerima 30.000.000
Beban trustee 5.000.000
Kas 52.000.000
Pengeluaran kas oleh trustee untuk:
Utang lancar lama Rp30.000.000
Utang lancar baru Rp4.000.000
Beban operasional Rp13.000.000
Beban trustee Rp 5.000.000
(10) kas 9.000.000 -
Efek yang dapat dipasarkan 8.000.000
Keuntungan dari penjualan 1.000.000
efek
Penjualan efek yang dapat dipasarkan sebesar Rp9.000.000

Ayat jurnal penyesuaian di akhir periode


(11) beban piutang tak tertagih 3.000.000 -
Beban penyusutan 10.000.000
Penyisihan piutang 1.000.000
taktertagih (lama)
Penyisihan piutang 2.000.000
taktertagih (baru)
Akumulasi penyusutan 10.000.000
Provisi untuk piutang tidak lancar
Piutang lama Rp1.000.000
Piutang baru Rp2.000.000
Mengakui beban penyusutan Rp 10.000.000 -
(12)Penyisihan piutang tak tertagih 2.000.000
(lama)
Piutang usaha (lama) 2.000.000
Penghapusan piutang usaha lama sebesar Rp2.000.000
(13) beban dari biaya dimuka 1.000.000 -
Aset dibayar dimuka 1.000.000
Mengakui biaya dibayar dimuka yang telah berlalu
Ayat jurnal penutup akhir periode
(14) penjualan 85.000.000 Abimanyu-penerima 4.000.000
Keuntungan dari penjualan efek 1.000.000 Saldo laba 4.000.000
HPP 50.000.000
Beban operasional 13.000.000
Beban trustee 5.000.000
Beban dari biaya dimuka 1.000.000
Beban piutang tak tertagih 3.000.000
Beban penyusutan 10.000.000
PT Induk-dalam posisi penerima 4.000.000

1. Laporan ini dimulai dengan akuntansi aset yang diterima dari PT lnduk dan aset yang
diperoleh pihak trustee. Bagian aset yang dlrealisasi melaporkan penerimaan hasil penjualan
aset. Sebagai contoh, efek yang dapat dipasarkan dijual dengan harga Rp9.000.000,yang
berani lebih besar Rp1.000.000 dari nilai bukunya. Penjualan persediaan juga dilapor sebesar
jumlah penerimaan dana secara keseluruhan. Ini merupakan pendekatan tradisional yang
paling banyak dlgunakan dalam praktik, meskjpun terkadang alternatif lain yang ditemukan
adalah untuk mengakui penjualan aset sebesar nilai bukunya, dengan elemen laba atau
keuntungan yang diakui sebagai kredit tambahan. Kedua metode tersebut, yaitu penerimaan
kotor atau penggunaan nilai buku, diperbolehkan dalam praktik. Aset yang tidak direalisasi
menunjukkan nilai buku akhir dari asek yang tersisa per tanggal 31 Januari 20X7. Kas tidak
dimasukkan dalam laporan, karena telah menjadi aset yang direalisasi. Kas dilaporkan dalam
laporan yang terpisah oleh pihak trustee.
2. Pos-pos pendukung mencakup beban operasi yang dibayarkan sebesar Rp13.000.000, beban
penenma sebesar Rp5.000.000 dan keuntungan bersih sebesar Rp4.000.000 sebagai pos
penyeimbang (balancing item). Penting untuk diperhatikan bahwa alokasi biaya tidak
dimasukkan dalam pos tambahan. Sebagai contoh, pihak trustee mengakui beban depresiasi
sebesar Rp10.000.000, beban piutang tak tertagih sebesar Rp3.000.000. dan kadaluwarsa aset
yang dibayar di muka sebesar Rp1.000.000. Hal ini tidak akan terlihat secara langsung di
dalam laporan, tetapi disajikan secara tidak langsung. Sebagai contoh, di bawah aset yang
akan direalisasikan, aset yang dapat didepresiasikan dilaporkan sebesar Rp101.000.000,
sedangkan di bawah aset yang tidak direalisasi, aset yang dapat disusutkan bersih disajlkan
sebesar Rp91.000.000. Perbedaan sebesar Rp10.000.000 merupakan beban penyusutan untuk
periode berjalan. Beban piutang tak tertagih dan beban dlbayar di muka diperlakukan dengan
cara yang serupa.
3. Bagian terakhir laporan ini melaporkan kewajiban. PIhak trustee bertanggung jawab untuk
melikuidasi utang yang ada sebelumnya sebesar Rp183.000.000 dan telah menimbulkan utang
tambahan sebesar Rp20.000.000 selama bulan berjalan. Total utang sebesat Rp34.000.000
telah dilikuidasi, sehngga masih terdapat kewajiban sebesar Rp169.000.000 yang harus
dilikuidasi.
4. Saldo laporan adalah sebesar Rp503. 000. 000, yang mengindikasikan seluruh pos yang
dilaporkan.

También podría gustarte