Está en la página 1de 2

Nama : Alif Algifari

NIM : 15114086
Klmpk/Kelas : A / K-02
Modul 4. Stereo Plotting 3D
Tanggal Praktikum : Selasa, 4 April 2017
A. Konsep Dasar
Stereo plotting pada Summit dengan menggunakan kacamata 3D digunakan berbagai
keperluan pemetaan seperti pembuatan peta dasar karena model telah memiliki ketinggian
yang dapat diketahui dari stereo model. Sebelum melakukan plotting, dilakukan proses
untuk mendapatkan foto yang stereo dilihat dengan kacamata 3D dan foto yang sudah
terikat dengan sistem koordinat tanah.
Orientasi dalam merupakan proses pembentuakan kembali berkas sinar yang terjadi saat
pemotretan. Dengan orientasi dalam akan diketahui kuantitas mengenai berkas atau bundel
sinar antara obyek dan lensa pada waktu pemotretan, dan yang kemudian direkonstruksi
secara geometris dari titik bayangan. Kuantitas dan bundek dari berkas sinar tersebut
dihitung menggunakan besaran-besaran yang diketahui dari spesifikasi kamera.
Orientasi relatif merupakan proses untuk menyusuaikan dua berkas dari titik eksposur
yang berbeda pada ruang yang sama, sehingga terbentuklah sebuah model 3D. Model ini
dapat terbentuk akibat adanya pertampalan antar foto. Orientasi relatif yang digunakan
pada praktikum menggunakan 6 buah model titik yang disebut dengan Von Gruber Points.
Hasil dari proses orientasi relatif adalah parameter omega, phi, kappa, X, Y, dan Z.
Orientasi absolut merupakan proses transformasi, dari koordinat model hasil dari
orientasi relatif menjadi koordinat tanah. Prose orientasi absolut digunakan model
Similiarity Transformation. Dibutuuhkan minimal 3 titik kontrol ranah sebagai parameter
yang diketahui, untuk mendapatkan 7 parameter yang dicari yaitu 3 parameter translasi, 3
parameter rotasi, dan scalling. Hasil dari orientasi absolut adalah foto yang telah sesuai
dengan koordinat tanah.
B. Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum praktikum ini proses stereo plotting menggunakan software Summit
Evolution menggunakan dua buah foto yang bertampalan. Tahap pekerjaan dalam
praktikum ini yaitu pertama melakukan import dua buah foto yang bertampalan, lalu
lakukan orientasi dalam, relatif dan absolut, terakhir baru dilakukan plotting dengan model
yang sudah stereo (3D) menggunakan kacamata 3D pada layar monitor.
Gambar 1. (Nyusul, file screenshoot masih ada pada teman praktikum)
Gambar 2. (Nyusul, file screenshoot masih ada pada teman praktikum)
C. Analisis
Pada tahap orientasi relatif dilakukan pemilihan titik-titik tie point kedua foto
menggunakan model Von Gruber Points yang dilakukan secara manual oleh praktikan
sebagai operator. Titik tie point berfungsi untuk memodelkan arah berkas sehingga
menghasilkan model 3D. Ketepatan titik tie point yang dipilih dan penyatuan kedua foto
Nama : Alif Algifari
NIM : 15114086
Klmpk/Kelas : A / K-02
pada wilayah bertampalan oleh praktikan ditunjukkan oleh nilai RMS yang muncul setelah
pemilihan titik. Semakin besar RMS menunjukkan perbedaan letak titik dipilih semakin
besar. Toleransi yang diberikan adalah 0,00099 . Tabel hasil proses orientasi relatif
yang telah dilakukan masuk toleransi untuk melakukan proses berikutnya yaitu orientasi
absolut. Orientasi absolut juga melakukan penentuan titik, namun pada titik kontrol tanah
yang telah ditentukan. Ketepatan penentuan titik yang dipilih juga ditunjukkan oleh nilai
RMS yang muncul setelah proses. Toleran RMS yang diberikan adalah pada sumbu X 0,2
, Y0,2, dan Z 0,4. Pada tabel RMS hasil orientasi absolut menunjukkan penentuan titik
kontrol sudah masuk toleransi.Setelah itu dilakukan stereo plotting pada model yang telah
mengguanakan dan terikat dengan sistem koordinat tanah.
D. Daftar Referensi
BAMBANG SYAEFUL HADI, M.SI. Diktat Fotogrametri UMY . Yogyakarta : 2007
http://geospasial.net/2014/03/titik-von-gruber/, diakses pada tanggak 6 April 2017 pukul
20.00 WIB

También podría gustarte