Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
A. Pendahuluan
Pembuluh-pembuluh darah pertama kali muncul pada umur janin 2
minggu diantaraektoderm dan membentuk daerah vaskuler yang terpisah-pisah.
Kemudian terbentuk suatu jenis sel baru, yaitu angioblast, yang seperti mesoblast
berasal langsung dari primitive streak. Sel-sel ini akan berkumpul dan membentuk
suatu masa yang padat dan kemudian membentuk suatu pleksus. Di dalam pleksus
ini akan berbentuk lumen dan di dalamnya terkumpul plasma. Sel-sel yang di tepi
berbentuk lumen dan di dalamnya terkumpul plasma. Sel-sel yang ditepi
berbentuk gepeng menjadi endotel, sedangkan sel-sel darah merah terbentuk dari
sisa angioblast yang sebelah lumen. Sel darah merah akan melepaskan diri dan
terbawa oleh plasma. Dengan demikian terjadilah apa yang disebut pulau-pulau
vaskuler dengan sedikit demi sedikit di dalamnya akan terkumpul hemoglobin.
Semua pembuluh darah dalam tubuh dibentuk dari pleksus ini.
Menurut Hertig (1935) sirkulasi di dalam embrio sudah mulai tampak pada
hari ke 13. Pada deferensiasi selanjutnya berkembang menjadi sistem arteri vena,
dapat terjadi malformasi dimana satu atau lebih hubungan arteri vena ini menetap
atau tidak diserap. Maka terjadilah hubungan anomali antara arteri dan vena. Hal
ini dapat pula terjadi sepanjang hidup seseorang oleh banyak hal, seperti trauma
dan lain-lain.
Malformasi vaskuler bawaan relatif jarang ditemukan pada pasien, tetapi
luas serta beratnya manifestasi klinik dapat mengejutkan. Sistem arteri, vena dan
limfe dapat terlibat sendiri-sendiri atau bersamaan seperti pada sindrom Parker-
Weber, Malfucci, dan Klippel-Trenaunay. Diagnosis dan manajemen dari
malformasi vaskuler bawaan ini membutuhkan pendekatan multidisipliner dan
meliputi pengetahuan patofisiologi pembuluh darah. Kitaharus menentukan
berapa jauh investigasi yang diperlukan pada pasien malformasi vaskuler. Bila
gejala klinik menunjukkan bahwa sesuatu dapat dilakukan maka tantangan
pertama adalah menentukan pendekatan masalahnya. Bila tidak, maka keinginan
untukinvestigasi sebaiknya diganti dengan pikiran sehat serta pertimbangan demi
1
kebaikan pasien. Harus diingat bahwa tumor dengan kaya vaskularisasi mungkin
menyerupai malformasi vaskuler, dan harus dibedakan dengan biopsi.
Malformasi vaskuler, diklasifikasikan lagi atas dasar tipe pembuluh darah
yangdominan dan sifat aliran :
1. Kelainan dengan aliran lambat, termasuk kapiler, limfe, dan malformasi
vena
2. Kelainan dengan aliran cepat, termasuk malformasi arteri, fistel arteri
vena, danmalformasi arteri vena.
Pembuluh serebral dan dural berkembang dari pembuluh darah primitif yang
berasal dari jaringan mesodermal sekeliling tabung neural. Perkembangan
vaskuler serebral dibagi kedalam lima tahap oleh Streeter pada 1918:
1. Pembentukan pleksus primitif kanal dari cord angioblas.
2. Diferensiasi menjadi kapiler, arteri dan vena primitif.
3. Stratifikasi vaskulatur kedalam sirkulasi eksternal, dural, dan
leptomeningeal atau pial.
4. Penyusunan kembali kanal vaskuler untuk membentuk penyesuaian
terhadapperubahan besar pada struktur kepala sekitar
5. Diferensiasi histologis lanjut kebentuk pembuluh dewasa
B. Klasifikasi
Beberapa klasifikasi telah diajukan sejak Virchow (18- 51), yang membagi
tumorserebrovaskuler ke dalam angioma kavernosum dan angioma karena
perubahanvaskuler, yang terakhir disubkelompokkan kedalam telangiektasia dan
angiomarasemosum.Cushing dan Bailey (1928) mempercayai bahwa angioma
kavernosumadalah neoplasma sejati dan mengklasifikasikan malformasi vaskuler
kedalam (1) telangiektasia, (2) angioma venosa, dan (3) angioma arterial
(arteriovenosa).
Russell dan Rubinstein (1971) memodifikasi klasifikasi Cushing dan
Bailey sebagai: (1) telangiektasia kapiler, (2) angioma kavernosa, (3) malformasi
arteriovenosa, dan (4) malformasi venosa. McCormick (1966) mengklasifikasikan
malformasi vaskuler kedalam lima kategori: (1) telangiektasia (angioma kapilari),
2
(2) variks, (3) malformasi kavernosa (angioma), (4) malformasi arteriovenosa, dan
(5) malformasi venosa (angioma). Klasifikasi ini paling banyak dianut saat ini.
C. Malformasi Arteriovenosa
Arterivenous malvormation ( AVM ) terjadi akibat suatu kegagalan secara
fokal perkembangan vaskuler yang terjadi umumnya pada minggu ke 4 dan ke 10
masa gestasi, hampir semua lesi ini terjad secara sporadic. AVM dapat terjadi
pada tingkat kapiler hingga pembuluh darah yang besar sehingga mempengaruhi
besar kecilnya aliran darah dari arteri ke vena. AVM ini dapat memberikan gejala
segera setelah lahir, beberapa waktu setelah lahir atau sama sekali tidak ada
gejala. Faktor yang menyebabkan percepatan timbulnya gejala klinik adalah
pubertas, kehamilan dan trauma.
AVM ditandai adanya darah yang mengalir dalam arteri ke dalam vena
melalui suatu fistula dan hanya sebagian kecil mengalir kearah distal sehingga
daerah ini terasa dingin dan agak sianotik serta membengkak terutama bagian
acral. Umumnya AVM berhubungan dengan keadaan yang abnormal anatomi
lainnya yaitu tampak pada skeletal yang abnormal.
AVM merupakan kelainan congenital yang umumnya timbul saat
kelahiran yang dapat terlihat samar samara tetapi dengan warna lesi yang tidak
pudar dan sering terlihat lebih gelap dari daerah sekelilingnya. AVM saat lahir
secara gejala klinik dapat tidak terbukti tetapi semakin besar usia semakin nyata
gejala kliniknya.
Pasien sering mengeluh pada ekstrimitas yang terkena lesi terasa nyeri dan
ini yang membawa pasien atau orang tua pasien dating ke rumah sakit. Pasien
dengan AVM biasanya dijumpai riwayat keluarganyamempunyai sejarah Varicose
veins. Trauma, baik itu secara spontan ataupun iatrogenic kadang kadang dapat
menstimuli progresifitas congenital malformasi.
Pemeriksaan Fisik
Gambaran klinik dari fistula arteri vena bawaan ini berbeda-beda dari
naevus cutaneus sampai deformitas yang luas dan dapat merusak seluruh muka,
skapula, ekstrimitas, paru, ginjal, otak, karena itu dapat memberikan gambaran
3
seperti suatu keganasan. Darah vena di daerah fistula ini lebih merah daripada
darah di vena yang sehat, karena saturasi zat asam yang lebih tinggi.
AVM gejalanya hamper mirip dengan venous malformation, perbedaannya
AVM terdengar bruit, palpasi teraba thrill atau pulsasi yang tampak terlihat.
Hipertropi yang terbentuk di ekstrimitas lebih umum terlihat pada AVM daripada
venous malformasi. Fistula dapat pula diketahui pada destruksi tulang, kelainan
kulit seperti telangiectasi. Tanda klinik kita lihat edem dan sering kali dijumpai
varices didaerah fistula.
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
- Peningkatan angiogenic growth factor seperti fibroblast growth
factor
- Gambaran platelet trapping pada pasien jika mengalami spontang
bleeding
b. Plain film
Berhubungan dengan overgrowth skeletal atau tulang yang mengalami
dertruksi akibat high-flow lesion. Dengan pemeriksaan ini dapat juga
terliahat phlebolithis.
c. USG Doppler
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan gambaran tingginya arterial flow
pada vessel feeding Arterivenous fistulae atau bisa juga menggambarkan
pulsating flow dalam vena.
d. Echocardiography
Dapat memperlihatkan peningkatan cardiac output pasien dengan arteri
vena fistula yang mayor.
e. Arteriography
Tanda radiologik pada angiogram adalah :
- Dilatasi pembuluh arteri yang masuk ke fistula
- Arteri yang keluar dari fistula tidak terlihat
- Daerah fistula penuh dengan tumpukan arteri
- Pengisian yang relatif cepat pada vena yang keluar dari fistula
4
f. MRI dan CT scan
- Membedakan hemangiom dari vaskuler malformation termasuk
AVM
- Memperlihatkan hubungan AVM dengan jaringan sekelilingnya
yitu otot, tulang, kulit dan jaringan lunak
- Dapat menentukan batas surgical resection
g. Nuclear medicine
Dilakukan untuk screening anomali vaskuler seluruh tubuh
Perawatan
a. Medical care
Sklerotheraphy digunakan untuk spiderveins dan varicose vein
b. Surgical care
- Komplit eksisi dari malformasi, karena bila kita melkukan subtotal
reseksi sering menimbulkan suatau rekurent.
- Simple ligation atau embolisasi adalah kontra indikasi pada AVM
karena akan terbentuk segera kolateral arteri.
D. Malformasi Vena
Malformasi vena adalah yang paling sering dijumpai, dan kira-kira dua per
tiga dari seluruh kelainan vaskuler bawaan. Kelainan ini harus dibedakan dengan
varises, tumor jaringan lunak, dan malformasi vaskuler lainnya.
Varises Malformasi vena
5
Gambaran histology Dinding vena dengan Dinding pembuluh
kerusakan jaringan dengan
elastik dan lapisan otot tipis, dan
endotel, yang makin perisit
parah yang berkurang, serta
sesuai penyakit lapisan endotel yang tipis
dan kaku.
6
dimana kumpulan kelainan vena ini bermuara dan masuk ke sistem dalam.
Descending flebografi dilakukan untuk menentukan refluks dan menemukan
ketidakhadiran katup, sedangkan ascending flebografi dipakai untuk menentukan
serta menemukan distribusi sistem kolektor perforator dan derajat aplasi atau
hipoplasi dari sistem vena.
Baik CT scan maupuan MRI dapat dipakai untuk menentukan luasnya
malformasi vena.MRI sanggup menegakkan diagnosis atresia vena besar dan
memeragakan lokalisasi kolektor vena yang abnormal serta distribusi malformasi
diantara jaringan lunak. Pemeriksaan radiologi biasa dapat dipakai untuk evaluasi
derajat osteolisis dan perpendekan atau pembesaran tulang. Limfoskintografi
dianjurkan bila ada kemungkinan terlibatnya istem limfe .
Trombosis dapat terjadi karena aktivasi protein-C, protein-S atau kelainan
antitrombin lainnya. Trombositopenia dan kelainan perdarahan sering ditemui
pada hemangiomatosis. Biopsi jaringan diperlukan, karena degenerasi keganasan
sering menghasilkan koreng menahun, seperti Enchondroma dan degenerasi ganas
pada hemangiomatosis.
Perawatan harus dilakukan oleh ahli khusus dengan memakai alat canggih,
sepertiembolisasi dengan kelereng silikon atau eksisi luas dengan ligasi bila
mungkin.
7
CASE REPORT
Abstrak
Malformasi vaskular dan kista tulang soliter pada mandibula adalah lesi
yang tidak biasa. Malformasi vaskular (AVM) membutuhkan penanganan yang
cermat karena berbahaya dan mengancam jiwa. Berikut ini adalah deskripsi dari
suatu kasus dimana malformasi vaskular disertai parestesia saraf mental. Namun,
dari gambaran radiografi tampak konsistensi seperti kista tulang soliter. Penting
bagi seorang dokter untuk memperhatikan lesi ini karena dapat menyebabkan
komplikasi yang mengancam jiwa.
Pendahuluan
Malformasi arteriovenosa (AVM) adalah lesi yang tergolong langka dan
tidak biasa. Malformasi arteriovenosa dinyatakan sangat jarang terjadi, tetapi 50%
dari kejadian AVM sering terjadi pada regio maksilofacial. Trauma yang
ditimbulkan oleh suatu biopsi atau ekstraksi pada regio yang mengalami AVM
dapat menyebabkan perdarahan intraoperatif yang serius dan dapat mengancam
jiwa. Kista tulang soliter juga termasuk lesi yang tidak biasa. Hoffmeister dan
harle melaporkan bahwa hanya 19 kasus dari 3,353 kista rahang (0,6%). Howe
menyatakan dari 60 kasus yang didapatkan, insidensi terjadinya kista ini lebih
besar pada pria dan hampir 78% dari kista tulang soliter terjadi pada dekade ke 2.
Kista tulang soliter dari rahang sering dideteksi sebagai penemuan insidental
selama pemeriksaan radiografi pada mandibula dan tidak beresiko untuk manusia.
Berikut ini adalah deskripsi dari kasus Malformasi vaskuler dari
mandibula dimana didapatkan parestesi nervus mentalis, tetapi dari gambaran
radiografi terlihat seperti kista tulang soliter.
8
Laporan Kasus
Seorang anak perempuan kaukasian 14 tahun dikonsulkan ke Manchester
Dental Hospital oleh seorang dokter gigi. Keluhan yang ditampilkan adalah
parestesi pada bibir kanan bawah. Sensasi kebas ini baru dirasakan 3 bulan yang
lalu. Riwayat penyakit sebelumnya, pasien menyatakan bahwa tidak ada riwayat
trauma, pembengkakan, dan riwayat perawatan dental. Kondisi sistemik pasien
baik, selain asma yang terkontrol baik oleh inhaler salbutamol dan sindrom bowel.
1. Tes vitalitas ditampilkan pada gigi geligi kuadran kanan bawah dan tidak
ada respon terhadap stimulasi elekrik pada pulpa gigi 37-31
2. Dua-titik tempat telah dilakukan untuk membedakan level parestesi. Kulit
dan mukosa pada kuadran kanan bawah dilakukan dengan sentuhan
ringan, menggunakan cotton roll dan sentuhan keras dengan probe tumpul.
Parestesi lebih tampak pada daerah intraoral baik dengan sentuhan ringan
maupun keras.
9
3. Gambaran radiografi periapikal dari gigi 37-31 dan DPT dari sisi kanan
telah didapatkan.
Setelah dilakukan diskusi dengan pasien dan orang tuanya, diputuskan bahwa
rencana perawatan yang akan dilakukan adalah intervensi bedah dengan narkose
umum untuk mengkonfirmasi diagnosis sebenarnya.
Flap mukoperiosteal dibuat pada regio 46-43. Tulang yang menutupi (7x5mm)
dipotong dibawah apex gigi 46-45. Pada saat pengambilan tulang yang menutupi
tersebut, terjadi perdarahan spontan yang cepat dan menghasilkan 500ml darah.
Oxycell dan penyekaan digunakan untuk menghentikan perdarahan. Setelah
perdarahan berhenti, bone wax ditempatkan dan dilakukan penjahitan dengan
benang vicryl untuk menutup luka. Hal itu menunjukkan bahwa lesi vaskular
difus inisial (tanda lahir) pada bilateral mandibula dan leher menjadi lebih
prominen. Pasien tidak mengeluhkan apapun setelah operasi.
10
6 bulan pascaoperasi pasien menginformasikan bahwa parestesi pada sisi
kanan rahangnya telah hilang dan sensasi normal telah kembali. Hal tersebut
dipastikan dengan dua-titik perbedaan, tetapi gigi geligi pada area tersebut masih
memberikan respon negatif terhadap tes vitalitas. DPT dan radiografi periapikal
telah diambil dan menunjukkan penurunan ukuran dari radiolusensi antara akar
46-43 ketika dibandingkan dengan gambaran radiografi sebelumnya.
Diskusi
Pada literatur, AVM dan kista tulang soliter pada mandibula dapat
menggambarkan parestesi. Diagnosis AVM tidak dapat ditegakkan hanya dengan
gambaran radiografi. Seperti pada gambaran foto panoramik dimana tidak ada
gambaran khas dari AVM ini. Tetapi, Gelfand menjelaskan kemungkinan
gambaran radiografi dari AVM adalah: gambaran sunray, busa sabun atau sarang
lebah dan ill-defined radiolusen. Pada kasus ini, gambaran radiografi klasik
berhubungan dengan kista hemoragik, dilihat sebagai kumpulan perluasan well-
defined radiolusen diantara akar gigi.
Berdasarkan penemuan radiografi pada kasus ini, hal itu sangat
memungkinkan untuk menegakkan diagnosis sementara kista tulang soliter.
Standar penanganan kista ini adalah pembedahan kista disertai flap buko-
mukoperiosteal, penghilangan tulang bukal, menghilangkan isi untuk pemeriksaan
histopatologis dan menjahit luka. Pada kebanyakan kasus, prosedur operasi ini
11
adalah bersifat kuratif. Kuretase pada dinding tulang kista juga biasanya
dilakukan.
Dari penjelasan diatas, pasien melaporkan bahwa parestesi menghilang
setelah 6 bulan dan tampilan radiolusen pada regio 46-43 tampak berkurang.
Penemuan ini, konsisten dengan diagnosis dari kista tulang soliter. Namun, derajat
perdarahan yang terjadi saat operasi tidak mendukung diagnosis tersebut.
Perdarahan intraoperatif dan peningkatan prominensia dari tanda lahir,
menunjukan lesi tersebut lebih kepada AVM. Hal ini kemudian dikonfirmasi
dengan MR scan pada mandibula. Secara historikal, AVM ditangani dengan bone
wax atau menyuntikkan agen sklerosing. Konsep terbaru untuk menangani AVM
ini adalah dengan embolisasi arteri atau embolisasi transkutaneous transosseous
dan atau enukleasi atau reseksi.
Pengantar
Malformasi arteriovenosa (AVM) merupakan kesalahan dari morfogenesis
pembuluh darah yang ada pada saat lahir dan menjadi jelas karena kejadian seperti
trauma, operasi, infeksi, dll manajemen dari kondisi ini di daerah maksilofasial
sulit karena jaringan pembuluh darah yang melimpah. Salah satu tanda yang
paling umum dari pasien, terutama pada periode pertumbuhan gigi campuran,
adalah hiper mobilitas gigi dengan perdarahan spontan dari sulkus gingiva
sekitarnya. Mandibula AVM adalah patologi yang berpotensi mengancam nyawa
yang memerlukan pengobatan radikal.
Riwayat Kasus
Seoranganak laki-lakiberusia 14 tahundilaporkanke dental
centredengankeluhanmobilitasgigi molar I dan 2 mandibula kiri sejak
beberapabulan. Pemeriksaan klinismenunjukkankondisiperiodontalbaik
denganmobilitasgigi yang bersangkutan. Lempengkortikalbukalmasih
utuhsedangkanplatlingualmemperlihatkandaeraherosi.
12
Karena tidak adapenyebab yang jelasuntuk mobilitas, sebuah
Orthodiagnostikpantomographidiambil.
Radiografimenggambarkanradiolusensidifusedi mandibulakiri denganbagian yang
jelas dari marginanteriordalam kaitannya dengangigi kaninus tetapi
denganperbatasanyang tidak jelas diposteriordi daerahretro molar.
Keduapremolardanmolar2juga menunjukkantanda-tandaresorpsi akar.
Kanalmandibulakirilebih besar daripada yang kiri jika dilihat dari ukuran. Molar
3impaksi dan mendorongke posterior.
DiagnostikAngiography
Angiographyadalahlandasan daridiagnosislesivaskulardan
menunjukkanangioarchitectureyang tepat darilesidan sangat penting
untukperencanaanterapi. Sebuahangiografitransfemoraldari
arterikarotidkirieksternaldilakukandan dikonfirmasidiagnosismalformasialiran
tinggiAVmelibatkanarteriwajah, lingualdanrahangkiri(Gambar 2).
MRIjugadilakukan untuk menyingkirkanketerlibatanjaringan
lunakdarilesidanmengkonfirmasiketerbatasanlesidalammandibula.
Iakemudianmemutuskan untukembolisefeeder
vesslesebelumpembedahanintervensi. Embolisasidariarteriwajah,
lingualdanmaksilayangdicapai dengan menggunakanbusagel danalkhoholpoly
vinyldanoklusidikonfirmasimelalui postembolisasiangiografi. Angiographydari
sisikontralateraljugadilakukan untuk
menyingkirkansetiapfeedingkontralateraldarilesi. Duahari kemudianpasienitu
harusdiambiluntukreseksilesitetapiangiografipreoperatifmengungkapkanrekanalisa
sidari pembuluhmengisilesi. Embolisasilagi-lagidilakukan
danpasiendiambiluntukreseksihari berikutnya. Hemimandibulektomi
dilakukandan selamaoperasi perdarahansebesar-besarnyaditemuiterlepas
13
darisiklusembolisasiyang dilakukan. Segera rekonstruksi
menggunakangraftiliakadilakukan(Gambar 3,4). Reseksi spesimen
menunjukkanerosilengkapdari pelatlingualdenganlebar foramenmandibula yang
abnormal.
Diskusi
14
Karenapotensi bahaya bagipasien lesi ini, intervensi bedahtelah
menjadipilihanpengobatan padalesibesarrefrakter terhadapembolisasi. Pengobatan
tradisionaltelahbiasamelibatkanpemberlakuankontrolvaskularproksimaldandistald
enganembolisasitransfemoraldiikuti denganoperasi pengangkatanlesi, jika
memungkinkan.Berbagaimodalitaskonservatif lainnyapada manajemenjuga
sedang di gemari. Pekerjatelah menggunakanoklusiintralesisebagai tambahan
untukembolisasiarteriatauisolasi denganhasil yang menggembirakan, terutama
dalammalformasiintra osseous.
Pendahuluan
15
Sebelum tahun 1980, seluruh lesi vascular disebut hemangioma. Mullikin
dan Glowacki pada tahun 1982 mengklasifikasikan lesi vascular menjadi
hemangioma dan malformasi vascular berdasarkan karakterisitik endothel.
Malformasi vascular dapat dikategorikan lesi lambat (malformasi kapiler,
malformasi limfatik, dan malformasi vena) dan lesi cepat ( AVM dan fistula arteri
vena) berdasarkan karakteristik aliran darah.
Dua kategori dari lesi vaskuler mempunyai etiologi dan tampilan klinis
yang berbeda. Hemangioma adalah tumor vascular dimana terlihat hyperplasia
endotel yang membesar karena profilerasi seluler secara cepat. Hemangioma
sering terjadi pada jaringan lunak dalam rongga mulut seperti bibir, mukosa bukal
dan lidah namun jarang terjadi pada skeleton. Malformasi vascular adalah
malformasi structural dengan endotel yang normal, dimana sudah terlihat saat
lahir dan relative statis, berubah ukuran ketika terkena trauma, infeksi atau
perubahan hormone endokrin.
Laporan Kasus
16
Pada pemeriksaan ekstra oral, wajah terlihat asimetri karena bengkak pada
bagian kanan mandibula. Pemeriksaan klinis menemukan pembengkakan difus
dengan ukuran 10 x 7 cm pada bagian kanan dari badan dan angulus mandibula.
Deviasi mandibula ke sebelah kanan. Saat inspeksi, permukaan bengkak dan
terlihat ada denyutan. Saat palpasi, temperature naik dan pembengkakan terasa
lembut, tidak keras dan dapat ditekan. Saat aukultasi, aliran darah terdengar.
Pemeriksaan intra oral, gigi 46 dan 47 mobiliti grade II dan caries pada 47.
17
CT memperlihatkan lesi osteolytic di sekitar ramus dan kondilus kanan.
MRI menunjukkan lesi jaringan lunak pada ramus dan melibatkan kelenjar
parotid. MRI juga memperlihatkan aliran di sekitar parotis, ramus dan kondilus
kanan yang mengarahkan ke malformasi vascular dengan aliran tinggi. MRA
menunjukkan pembesaran arteri dan mengkonfirmasi AVM pada parotid, ramus
dan mandibula kanan.
Diskusi
Malformasi vaskular adalah lesi yang sering terjadi. AVM adalah lesi
dengan aliran tinggi, sering terjadi di tungkai, kepala, leher dan paru-paru. Lesi
pada mulut dan maksilofasial jarang terjadi. Beberapa kasus AVM pada rahang
tidak sakit. pembesaran jaringan lunak dengan bunyi aliran dapat dipalpasi. Ketika
AVM terdapat di mandibula, perdarahan hebat dapat terjadi jika dilakukan
ekstraksi.
Varix adalah kumpulan darah bertekanan tinggi pada cabang arteri. Varix
dapat menyebabkan perubahan intraosseous, resopsi akar dan kegoyangan gigi.
Ketika gigi diekstraksi, perdarahan dapat terus terjadi. Tujuan dari pengobatan
18
adalah menghilangkan varix. Manajemen dari lesi vascular bergantung pada
lokasi, karakteristik aliran, gejala, keterbatasan fungsional dan kerusakan estetik.
Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
20