Está en la página 1de 1

Pendidikan merupakan sebuah proses sadar dan tersistematis dalam upaya mengembangkan

kualitas diri seorang manusia, baik itu dalam segi emosional, intelektual, maupun spritual. Sehingga
dengan perannya yang begitu besar dalam pengembangan kualitas diri manusia, menjadikan
pendidikan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia dalam hidupnya. Artinya setiap manusia
sangat membutuhkan pendidikan dalam upaya meningkatkan potensinya, sebagai contoh ketika ada
seorang anak yang dilahirkan dengan berbagai bakat dan anak itu tidak mendapatkan pendidikan
yang sebaik-baiknya, maka bakat tersebut akan sia-sia dan bahkan bakat tersebut akan menghilang
dari diri anak tersebut.

Dengan begitu pentingnya pendidikan, menjadikan pendidikan sebagai titik central dalam
pengembangan diri manusia dan mengharuskan konsep-konsep pendidikan yang terangkum dalam
kurikulum pendidikan memiliki orientasi yang jelas demi terbentuknya manusia-manusia yang
berkualitas, tentunya itu semua demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur dalam
berbangsa dan bernegara.

Dengan adanya orientasi pendidikan yang jelas, maka jelas pula capaian yang akan diperoleh dalam
menerapkan pendidikan tersebut. Tapi dalam kenyataannya dilapangan, terkadang hal hal yang
bersifat idealis seperti penetapan dan penerapan orientasi pendidikan tidak sesuai dengan kondisi
setiap individu yang ikut andil dalam dunia kependidikan. Katakanlah seperti guru,tidak sedikit guru-
guru yangberkecimpung dalam dunia kependidikan yang melenceng dari tujuan pendidikan yang
sebenarnya, sehingga dalam penerapannya tidak jarang seorang guru seakan telah merubah
orientasi pendidikan yang telah ditetapkan. memang ketika permasalahan tersebut hanya terjadi
pada beberapa pendidik saja tidak ada masalah yang urgen, tapi ketika permasalah tersebut seakan
telah mengeneralisir dalam setiap pendidik, maka itulah yang akan menjadi permasalahan yang
harus segera diselesaikan.

Permasalah tersebut akhir-akhir ini sering menjadi bahan kajian dalam berbagai kajian
kependidikan. Dalam tulisan ini, penulis membagi Perubahan orientasi pendidikan menjadi dua,
meliputi: pertama, perubahan orientasi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar baik secara
langsung maupun tidak langsung. dan kedua, perubahan orientasi seorang guru sebagai tenaga
pendidik.

Perubahan orientasi dalam KBM pada saat ini dinilai telah berubah dari makna awalnya yang dalam
pengertian idealnya untuk membentuk kepribadian peserta didik dalam menyiapkan dirinya
menjalani hidup menjadi bagaimana seorang peserta didik hanya fokus pada mata pelajaran wajib
sehingga mengenyampingkan mata pelajaran yang hanya berstatus sebagai muatan lokal saja. Hal ini
memang tidak ditemukan dalam kurikulum pendidikan kita, tapi dalam penerapannya tidak sedikit
tenaga pendidik yang telah keluar dari orientasi pendidikan itu sendiri.

Perubahan orientasi tersebut dibuktikan dengan banyaknya pendidik dewasa ini hanya melakukan
transfer pengetahuan (transfer of knowledge) saja terhadap peserta didik, tanpa memberikan
stimulus nilai-nilai (transfer of value) kepada peserta didik, sehingga output yang dihasilkan hanyalah
generasi yang minim akan nilai-nilai ketuhanan, sosial, bahkan dirinya sendiri. Hal ini tidaklah bisa
dikatakan sebagai pendidikan tapi lebih tepatnya bisa dikatakan sebagai pengajaran sebagaimana
yang dikatakan oleh hamka.

Ketika dalam pendidikan hanya

También podría gustarte