Está en la página 1de 65

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang
kesehatan, ketrampilan hubungan antar manusia dan keterampilan organisasi dalam
hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan
kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat (Ruth B.
Freeman, 1961). Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok yang mempengaruhi kesehatan keseluruhan penduduk
meliputi: peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan sebagai suatu
pendeketan yang komperhensif.
Selain itu komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan, yang
bertujuan mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan
kerjasama sebagai suatu mekanisme untuk mempermudah pencapaian tujuan yang
berarti masyarakat atau komunitas dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan
tersebut.
Dalam pelaksanaannya Nursing Process Community diupayakan dekat dengan
masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan utama merupakan pendekatan
yang juga menjadi acuan. Artinya upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan
merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan komunitas dan secara
universal upaya tersebut mudah dijangkau. Dengan demikian didalam keperawatan
komunitas penggunaan teknologi tepat guna sangat ditekankan. Contoh: seorang
perawat community dapat menstimulus pada masyarakat diwilayah binaannya
apabila bisa memilih alat edukatif sederhana yang tersedia di wilayah tersebut.
Peran serta komunitas tersebut diartikan sebagai suatu proses dimana: individu,
keluarga, dan komunitas bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri dengan
berperan sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatannya berdasarkan
asas kebersamaan dan kemandirian. Bantuan yang diberikan karena
ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan dengan menggunakan potensi
lingkungan untuk memandirikan masyarakat, sehingga pengembangan wilayah
setempat (locality Development) merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat
digunakan. Didalam praktek keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang

1
digunakan adalah proses keperawatan komunitas yang terdiri dari empat tahap
yaitu : assesment (pengkajian), planning (perencanaan), implementasi
(pelaksanaan), dan evaluating (evaluasi). Intervensi keperawatan yang dilakukan
haruslah yang dapat dilakukan oleh perawat secara mandiri, maupun dengan
berkolaborasi dengan tim kesehatan lain melalui lintas program dan lintas sektoral.
Namun demikian pada kenyataannya belum semua tenaga keperawatan
komunitas mampu memberikan pelayanan sesuai konsep, hal ini dapat disebabkan
pemahaman yang belum sama tentang konsep dasar keperawatan komunitas dan
perannya dalam keperawatan komunitas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kesehatan lingkungan?
2. Bagaimana konsep pendidikan kesehatan lingkungan (rumah sehat)?
3. Bagaimana aplikasi teori asuhan keperawatan keluarga ?

C. Tujuan
1. Memahami konsep kesehatan lingkungan.
2. Memahami konsep pendidikan kesehatan lingkungan (rumah sehat).
3. Memahami aplikasi teori dari asuhan keperawatan keluarga.

BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kesehatan Lingkungan


a. Pengertian kesehatan lingkungan
Ilmu kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari
dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat
dengan segala macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies
kehidupan, bahan, zat atau kekuatan di sekitar manusia, yang menimbulkan

2
ancaman, atau berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat,
serta mencari upaya-upaya pencegahan.

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu


menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan
lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat,
sejahtera dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan).Kesehatan
lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui
pengolahan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang
dapat mengganggu kesehatan manusia, kesehatan lingkungan adalah ilmu dan
seni dalam mencapai keseimbangan, keselarasan dan keserasian lingkungan
hidup melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat dan pengelola
lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat dan
sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan,
sesuai dengan harkat dan martabat manusia.Kesehatan lingkungan adalah
ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu, menanggulangi kerusakan dan
meningkatkan atau memulihkan fungsi lingkungan melalui pengelolaan
unsur-unsur atau faktor-faktor lingkungan yang beresiko terhadap kesehatan
manusia dengan cara identifikasi, analisi, intervensi atau rekayasa
lingkungan, sehingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi derajat
kesehatan manusia secara optimal.

Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling


berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak
faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individuataupun
kesehatan masyarakat.Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau
keaadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya suatu kasus yang optimalpula.Usaha kesehatan lingkungan
adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan
hidup manusia agar dapat menyediakan media yang baik untuk terwujudnya
kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya.

b. Ruang lingkup

3
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologis yang harus
ada antara manusia dengan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia.Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi:
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolahan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pengelolaan sampah padat
4. Pengendalian vector
5. Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan ekskreta manusia
6. Hygiene makanan
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan permukiman
12. Perencanaan daerah perkotaan
13. Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut, dan darat
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan epidemic, bencana,
kedaruratan tindakan pencegahan agar lingkungan bebas dari resiko
gangguan kesehatan (WHO, 1979)

c. Unsur Kesehatan Lingkungan


1. Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
Rumah atau tempat tinggal manusia dari zaman ke zaman selalu mengalami
perubahan perkembangan bentuk rumah. Misal saja pada zaman purba
manusia tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan
rumah sebagai tembat tinggal dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan
dibawah pohon. Setelah manusia memasuki zaman modern ini meskipun
rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan setempat, tetapi kadang
desainnya masih mewarisi kebudayaan generasi sebelumnya. Sampai pada
abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan telah
dilengkapi dengan peralatan yang serba modern.

4
Faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah:
a. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan
social.
Maksudnya membangun sebuah rumah harus memperhatikan tempat
dimana rumah itu didirikan.
b. Tingkat kemampuaan ekonomi masyarakat
Hal inidimaksudkan rumah di bangun berdasarkan kemampuan
keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang
rumah kisanya dari bamboo, kayu atap rumbia, dan sebagainya,
merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah.

5
c. Teknologi yang dimiliki oleh masyarakat
Dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu modern.
Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah meiliki teknologi
perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun. Dalam rangka
penerapan teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah dipunyai
oleh masyarakat tersebut dimodifikasi.
d. Kebijakan (peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan
problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang besar.
Adapun syarat-syarat rumah sehat adalah :
a. Bahan bangunan
1) Lantai
Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi
ekonomi pedesaan. Syarat yang terpenting disini adalah lantai

6
tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada saat
musim penghujan.

2) Dinding
Tembok adalah baik, namun di samping mahal, tembok
sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis lebih-lebih bila
ventilasinya kurang. Dinding rumah didaerah tropis khususnya
pedesaan, lebih baik dinding atau papan, sebab meskipun jendela
tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan
tersebut dapat merupakan ventilasi dan dapat menambah
penerangan alamiah.

7
3) Atap genteng
Adalah umum dipakai baik di perkotaan atau pedesaan.
Disamping atap genteng cocok untuk daerah tropis juga dapat
terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat telah dapat
membuatnya sendiri.

4) Lain-lain (tiang, kaso dan reng)


Kayu untuk tiang dan bamboo untuk kaso dan reng adalah umum
di pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan tersebut tahan
lama. Tetapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang pada
bamboo merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari
ini maka cara memotongnya harus disesuaikan menurut ruas-ruas
bamboo tersebut, apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada
ujung-ujung bamboo yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup
dengan kayu.

b. Ventilasi

8
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah
untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar.
Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam
rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi
penghuninya meningkat. Kurangnya ventilasi udara akan
menyebabkan kelembaban udara dalam ruangan akan naik. Fungsi
kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari
bakteri-bakteri terutama bakteri pathogen.Ada dua macam bentuk
ventilasi, yakni:
1) Ventilasi alamiah
Yaitu dimana aliran udara dalam ruangan tersebut terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang
pada dinding, dan lain-lain.

2) Ventilasi buatan
Yaitu menggunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara
tersebut, misalnya: kipas angin dan mesin penghisap udara.

c. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan pencahayaan yang cukup, tidak


kurang dan tidak terlalu banyak. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2,
yakni:

9
1) Cahaya alamiah, yakni sinar matahari. Cahaya ini sangat
pathogen dalam rumah, misalnya basil TBC. Jalan masuknya
cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.
2) Cahaya buatan, yakni menggunakan sumber cahaya yang bukan
alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.

d. Luas bangunan rumah

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di


dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan
dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding
dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan
(overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan
kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga
terkena penyakit infeksi, akan mudah menularkan penyakitnya ke
anggota keluarga yang lainnya.

e. Fasilitas dalam rumah


Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai
berikut:
1) Penyediaan air bersih yang cukup
2) Pembuangan tinja
3) Pembuangan air limbah
4) Pembuangan sampah
5) Fasilitas dapur
6) Ruang berkumpul keluarga

Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi


muka atau belakang). Disamping fasilitas tersebut diatas ada fasilitas
yang lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan,
yakni:

a) Gedung merupakan tempat untuk menyimpan hasil panen


b) Kandang ternak, karena ternak adalah bagian dari para petani,
maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh di dalam rumah.

2. Penyediaan air bersih


a. Air bersih

10
Merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Kebutuhan
air bersih adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari misalnya mandi, mencuci,
memasak, menyiram tanaman, mencuci mobil, dan lain sebagainya. Kualitas
air adalah standar kualitas yang terdapat dalam peraturan Menteri Kesehatan
RI NO 82/2001 yang digunakan sebagai parameter air yang meliputi aspek
fisik, kimia, biologi
b. Air minum
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan.
Kebutuhan manusia akan air sangat komplek antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian), dan sebagainya.
Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah
kebutuhan untuk minum.
syarat-syarat air minum yang sehat :
1) Syarat fisik
a) Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat
ditimbulkan karena adanya zat organic atau bakteri/unsur lain yang
masuk ke dalam air.
b) Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini
dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organic sepertio bakteri serta
kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan,
terutama system sanitasi.
c) Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan
aktivitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi.
Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh
aktivitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut,
sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk
tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak
langsung.
d) Kekeruhan

11
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organic
dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari
segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan
hadirnya pencemaran melalui buangan dan air tergantung pada warna
buangan yang memasuki badan air.
e) TSD atau jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solids)
Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada
penguapan dan pengeringan pada suhu 1030-105o C, dalam portable
water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang
terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut.
Kandungan total solids pada potable water biasanya berkisar antara
20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai satu pedoman kekerasan
dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua
bahan cair jumlah koloid yang tidak terlarut dan bahan yang
tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran.
Zat padat selalu terdapat dalam air dan kalau terlalu banyak
tidak baik untuk air minum, banyaknya zat padat yang disyaratkan
untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/l. pengaruh yang
menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan kualitas air
minum dalam hal total solids ini yaitu bahwa air akan memberikan
rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual.
2) Syarat bakteriologis
Syarat air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala
bakteri, terutama bakteri pathogen.
3) Syarat kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat
beracun.
a) pH (derajat keasaman)
penting dalam proses penjernihan air karena keasamaan air pada
umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama
karbondioksida. Pengeruh yang menyangkut aspek kesehatan dari
pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang
lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat
menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang
sangat menganggu kesehatan.
b) Kesadahan

12
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan
kesadahan nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat
keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan
dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur
dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh
sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan
Kalsium disamping Besi dan Alumunium.
Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75
mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan
konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan
korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil
magnesium dibutukan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan
tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan
rasa mual.
c) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan
menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi
pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur
yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak
ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung di
dalam air adalah 1,0 mg/l
d) Alumunium
Batas maksimal yang terkandung di dalam air menurut Peratura
Menteri Kesehatan No 82/2001 yaitu 0,2 mg/l. air yang mengandung
banyak alumunium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila
dikonsumsi.
e) Zat organic
Larutan zat organiki yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur
hara makanan maupun sumber energy lainnya bagi flora dan fauna
yang hidup di perairan.
f) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan
kerak air yang keras pada alat merubus air (panic/ketel) selain
mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan
dengan penanganan dan pengelolaan air bekas.
g) Nitrat dan nitrit

13
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan
tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari
pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri
dari kelompok Nitrobacter. Jumlah nitrat yang lebih besar dalam
usus cenderung untuk berubah menjadi nitrit yang dapat bereaksi
langsung dengan hemoglobin dalam daerah membentuk
methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen di
dalam tubuh.
h) Chloride
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia.
Chloride dalam jumlah kecil dibutuhan apabila berlebihan dan
berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi
pada pipa air.
i) Zink atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit,
sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur
yang penting untuk metabolism, karena kekurangan Zink dapat
menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.

c. Sumber air minum, yaitu :


1) Air hujan : air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air
minum, tetapi air hujan tidak mengandung kalsium, sehingga perlu
ditambahkan kalsium.
2) Air sungai dan danau : menurut asalnya sebagian dari air sungai
dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-
saluran ke dalam sungai atau danau tersebut. Kedua sumber air
tersebut mudah mengalami pencemaran sehingga harus di olah
terlebih dahulu sebeleum dijadikan air minum.
3) Mata air : air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air
tanah yang muncul secara alamiah. Sehingga air dari mata air bila
belum tercemar sudah dapat dijadikan air minum langsung
4) Air sumur dangkal : air ini keluar Dario dalam tanah yang berasal
dari lapisan air di dalamn tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan
air ini dari permukaan tanah berbeda-beda, biasanya berkisar antara
5-15 m dari permukaan tanah. Air sumur dangkal belum terlalu

14
sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih
ada.
5) Air sumur dalam : air ini berasal dari lapisan kedua air di dalam
tanah. Dalamnya biasanya 15 m dari permukaan tanah. Sehingga
air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum
langsung (tanpa melalui proses pengolahan)
d. Sumber air berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi 3 :
1) Air hujan : air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air
di bumi dan merupakan jenis air yang paling murni. Namun, air
tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di
atmosfir. Air hujan akan melarutkan partikel-partikel debu dan gas
yang terdapat di dalam udara, misalnya gas CO2, gas N203 dan gas
S2O3 sehinggan beberapa reaksi kimia berikut dapat terjadi dalam
udara.

1 Gas CO2 + Air hujan Asam karbonat

2 Gas S203 + Air hujan Asam sulfat

3 Gas N2O3 + Air hujan Asam nitrit

Dengan demikian air hujan yang sampai kepermukaan bumi


sudah tidak murni dan reaksi diatas dapat mengakibatkan
keasaman pada air hujan, sehingga akan terbentuk hujan asam
(acid rain).
2) Air permukaan : air permukaan merupakan salah satu sumber
penting bahan baku air bersih. Factor-faktor yang harus
diperhatikan, antara lain:
a. Jumlah atau kuantitasnya air permukaan
b. Mutu atau kualitas baku air permukaan
c. Kontunuitas air permukaan

Air permukaan tersebut dapat berupa sungai, telaga, rawa,


danau, waduk, air tejun atau sumur permukaan sebagian besar
berasal dari air hujan yang jatuh kepermukaan bumi. Jenis air
permukaan ini sering kali merupakan sumber air yang paling
tercemar, baik karena kegiatan manusia, fauna, flora dan zat-zat

15
lainnya. Karakteristik air bersih dari berbagai sumber tersebut
secara garis besar dpat dijelaskan sebagai berikut :

a. Sumber air permukaan yang berasal dari sungai, selokan dan


parit biasanya dapat tercemar karena terhanyutnya berbagai
bahan pemcemar yang masuk kedalamnya.
b. Sumber air permukaaan yang berasal dari danau,bendungan,
rawa, mempunyai karakteristik air yang tidak mengalir serta
tersimpan dalam waktu yang lama, dan mengandung sisa-sisa
pembusukan alam, misalnya pembusukan tumbuhan, ganggang,
fungi, dan lain-lain.
c. Air permukaan yang berasal dari air laut mengandung kadar
garam yang tinggi sehingga jika akan digunakan untuk minum,
air tersebut harus menjalani proses ion-exchange.

3) Air tanah : air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang
jatuh kepermukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau
penyerapan kedalam tanah dan mengalami proses filtrasi. Proses
filtrasi ini berlangsung secara alamiah dengan melewati beberapa
lapisantanah sehingga dapat menyebabkan terjadinya kesadahan
pada air (hardness of water). Kesadaran tersebut menyebabkan
berbagai zat dapat terkandung didalamnya, seperti mineral (seperti
kalsium, magnesium, dan logam berat seperti Fe dan Mn).
Berbagai proses tersebut menyebabkan kualitas air tanah
cenderung lebih baik atau lebih murni dibandingkan air
permukaan.

e. Pengolahan air minum secara sederhana


Ada beberapa cara pengolahan air minum antara alin sebagai berikut :
a) Pengolahan secara alamiah ini dilakukan dalam bentuk
penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh dari berbagai
macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumber dan
sebagainya. Cara ini dengan cara dibiarkan untuk beberapa jam
ditempatnya.
b) Pengolahan air dengan menyaring

16
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan krikil,
ijuk dan pasir.
c) Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia
Zat kimia yang dapat digunakan dapat berupa dua macam, yaitu zat
kimia yang berfungsi sebagai kongulasi dan mempercepat
pengendapan misalnya tawas.
d) Pengolahan air dengan mengalirkan udara
Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak
enak, menghilangkan gas-gas yang tidak diperlukan.
e) Pengolahan air minum untuk umum
Tujtuan untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air.

f. Penggolongan air
Berdasarkan pengaturan pemerintah RI nomor 20 tahun 1990, kualitas
air dikelompokkan menjadi beberapa golongan menurut peruntukkan
atau kegunaannya, antara lain :
a) Golongan A : air yang dapat digunakan sebagia air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
b) Golongan B : air yang dapat digunakan sebagi air baku air minum.
c) Golongan C : air yang dapat dipergunakan untuk keperluan
perikanan dan perternakan.
d) Golongan D : air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha diperkotaan, industry dan pembangkit listrik tenaga air.

3. Pembuangan kotoran manusia


Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagi olleh tubuh dan yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Zat-zat yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berupa tinja (feses), air seni (urine) dan
CO2.Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area
pemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari
segi kesehatan masyarakat, maslah pembuangan kotoran manusia menjadi
masalah pokok, sehingga perlu diatasi sedini mungkin. Karena kotoran
manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang multi kompleks.
Kurnagnya perhatian terhadap pengelolahan tinja disertai dengan cepatnya
pertambahan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit-
penyakit yang ditularkan melalui tinja.Beberapa penyakit yang dapat
disebarkan oleh tinja manusia antara lain : tifus, disentri, kolera, bermacam-
macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita) dan lain sebagainya.

17
Pengelolahan tempat pembuangan kotoran manusia adalah jamban.
Jamban yang sehat apabila memliki syarat-syarat sebagai berikut :
a. Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut.
b. Tidak mengotori air permukaan disekitar jamban tersebut.
c. Tidak mengotori air tanah disekitar.
d. Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa.
e. Tidak menimbulkan bau.
f. Mudah digunakan dan dipelihara.
g. Sederhana designnya dan murah.
h. Dapat diterima oleh pemakainnya.

Hal-hal yang perlu untuk diperhatikan lagi yaitu :

a. Sebaiknya jamban tertutup


b. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak
yang kuat
c. Bangunan jamban sedapat mungkin di tempatkan pada lokasi yang tidak
mengganggu pemandangan dan tidak menimbulkan bau
d. Sebaiknya jamban juga di sediakan alat pembersih seperti air atau kertas
pembersih.

Beberapa dibawah ini adalah tipe-tipe jamban yang sesuai tekhnologi


pedesaan antara lain :

1. Jamban cemplung, kakus (pit latrine)


Jamban cemplung ini sering kita jumpai didaerah perdesaan di jawa.
Tetapi sering di jumpai jamban cemplung yang kurang sempurna misalnya
tanpa rumah jamban dan tutup jamban. Sehingga serangga dapat mudah
masuk dan bau tidak dapat dihindari. Selian itu bila musim hujan jamban
tersebut akan terisi air dengan penuh.
2. Jemban cemplung berventilasi (ventilasi improvet pit latrine)
Jamban ini hampir mirip dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap
yaitu menggunakan ventilasi pipa. Ventilasi pipa ini dapat dibuat dengan
bamboo.
3. Jamban empang (fishpond latrine)
Jamban ini dibuat diatas empang ikan. Dalam system jamban ini disebut
daur ulang (reclying) yakni tinja bisa langsung dimakan oleh ikan, ikan
dimakan oleh manusia dan selanjutnya seterusnya. Jamban ini mempunyai
fungsi yaitu disamping mencegah pencemaran lingkungan oleh tinja, juga
dapat menambah protein bagi masyarakat (menghasilkan ikan).

18
4. Jamban pupuk (the compost privy)
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal
galiannya. Disamping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran
binatang dan sampah juga daun-daunan.
5. Septic tank
Latrin jenis ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oelh
sebab itu, cara pembunagan tinja yang semacam ini sangan di anjurkan.

Secara teknis desain atau konstruksi utama septic tank sebagai berikut:

1) Pipa ventilasi. Pipa ventilasi secara fungsi dan teknis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Mikroorganisme dapat terjamin kelangsungan hidupnya dengan
adanya pipa ventilasi ini, karena oksigen yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidupnya dapat masuk ke dalam bak pembusuk,
selain itu juga berguna untuk mengalirkan gas yang terjadi karena
adanya proses pembusukan. Untuk menghindari bau gas dari septic
tank maka sebaiknya pipa pelepas dipasang lebih tinggi agar bau
gas dapat langsung terlepas di udara bebas.
b) Panjang pipa ventilasi 2 meter dengan diameter pipa 175 mm dan
pada lubang hawanya diberi kawat kasa.
2) Dinding septic tank:
a) Dinding septic tank dapat terbuat dari batu bata dengan plesteran
semen.
b) Dinding septic tank harus dibuat rapat air.
c) Pelapis septic tank terbuat dari papan yang kuat dengan tebal yang
sama.
3) Pipa penghubung:
a) Septic tank harus mempunyai pipa tempat masuk dan keluarnya air.
b) Pipa penghubung terbuat dari pipa PVC dengan diameter 10 atau
15 cm.
4) Tutup septic tank:
a) Tepi atas dari tutup septic tank harus terletak paling sedikit 0,3
meter di bawah permukaan tanah halaman, agar keadaan
temperature di dalam septic tank selalu hangat dan konstan
sehingga kelangsungan hidup bakteri dapat lebih terjamin.
b) Tutup septic tank harus terbuat dari beton (kedap air).

19
Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, sebagai
tempat tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di
dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu
tersebut tinja akan mengalami 2 proses (Notoatmodjo, 2003):

1) Proses kimiawi.
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar
(60-70%) zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagai
sludge. Zat-zat yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan
lemak dan busa akan mengapung dan membentuk lapisan yang
menutup permukaan air dalam tangki tersebut. Lapisan ini disebut
scum yang berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan
di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dapat
tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.
2) Proses biologis.
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri
anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organic
dalam sludge dan scum. Hasilnya, selain terbentuknya gas dan zat
cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge sehingga
memungkinkan septic tank tidak dapat cepat penuh. Kemudian
cairan enfluent sudah tidak mengandung begian-bagian tinja dan
mempunyai BOD yang relative rendah. Cairan enfluent ini
akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat
perembesan.
Kedua tahapan di atas berlangsung di dalam septic tank.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a) Penumpukan endapan lumpur mengurangi kapasitas septic tank
sehingga isi septic tank harus dibersihkan minimal sekali
setahun.
b) Penggunaan air sabun dan desinfektan seperti fenol sebaiknya
dihindari karena dapat membunuh flora bakteri di dalam septic
tank.
c) Septic tank baru setidaknya diisi dahulu dengan air sehingga
salurang pengeluaran, kemudian dilapisi dengan lumpur dari

20
septic tank lain untuk memudahkan proses dokomposisi oleh
bakteri.

Pendapat lain dikemukakan Suriawiria (1996), bahwa salah


satu cara pengelolaan tinja manusia adalah dengan penggunaan
tanki septic (septic tank) dan resapannya. Dengan cara ini maka
buangan yang masuk ke dalam bejana atau tangki akan
mengendap, terpisah antara benda cair dengan benda padatannya.
Benda padatan yang mengendap di dasar tangki dalam keadaan
tanpa udara akan diproses secara anaerobic oleh bakteri sehingga
kandungan organic di dalamnya akan terurai. Akibatnya, setelah
kurun waktu tertentu, umumnya kalau tangki septic tersebut sudah
penuh dan isinya dikeluarkan, maka sisa padatan sudah tidak
berbau lagi, seperti halnya kalau kotoran atau tinja tersebut
dibiarkan di luar tangki septic. Yang tetap menjadi masalah adalah
untuk benda cairan setelah padatannya dipisahkan, karena di dalam
cairan tersebut masih akan terkandung sejumlah mikroba, yang
mungkin masih bersifat pathogen (dapat menyebabkan penyakit).
Karenanya salah satu cara pemecahan yang banyak digunakan
adalah dengan mengguanakan resapan, untuk mengalirkan benda
cairan setelah benda padatnya mengendap. Cara resapan yang
digunakan adalah dengan membuat lapisan yang terdiri dari batu
kerikil di bawah tanah sehingga air yang meresap masih
mendapatkan suplai oksigen (aerobic), sehingga mikroba pathogen
akhirnya akan terbunuh.

4. Pengelolaan Sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dapat dipakai lagi
oleh manusia atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan
manusia dan dibuang.
a. Sumber-sumber sampah
1) Sampah-sampah yang berasal dari pemukiman (dekomestic wastes)
2) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
3) Sampah yang berasal dari perkantoran
4) Sampah yang berasal dari jalan raya
5) Sampah yang berasal dari industry

21
6) Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan
7) Sampah yang berasal dari pertambangan
8) Sampah yang berasal dari peternakan atau perikanan
b. Jenis-jenis sampah
Meliputi 3 jenis sampah, yaitu:
Sampah padat, sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
a) Sampah an organic adalah sampah yang umumnya tidak dapat
membusuk. Misalnya: logam atau besi, pecahan gelas, plastic dan
sebagainya.
b) Sampah organic adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk.
Misalnya: sisa-sisa makanan, daun-daun, buah-buahan, dan
sebagainya.
2) Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar
a) Sampah yang mudah terbakar, misalnya: kertas, karet, kayu, plastic,
kain bekas, dan lain-lain.
b) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng bekas, logam atau
besi, kaca, dan lain-lain.
3) Berdasarkan karakteristik sampah
a) Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan membusuk dan berasal
dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
b) Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik
yang mudah terbakar maupun yang tidak mudah terbakar, seperti
kertas,karton, plastic, kaleng bekas, klip, gelas, dan lain-lain.
c) Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah
terbakar, termasuk abu rokok.
d) Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari
pembersihan jalan yangterdiri dari campuran bermacam-macam
sampah, daun-daunan, kertas, plastic, pecahan kaca, besi, debu, dan
lain sebagainya.
e) Sampah industry yaitu sampah yang berasal dari industry atau pabrik-
pabrik.
f) Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang telah
mati karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.
g) Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) yaitu bangkai mobil, sepeda,
sepeda motor.
h) Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses
pembangunan gedung, rumh dan sebagainya, yang berupa puing-
puing, potongan-potongan kayu, besi beton, bamboo, dan sebagainya.

22
c. Pengelolaan Sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah
tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri
pathogen), dan binatang serangga sebagai penyebar penyakit (vector). Oleh
karena itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak
mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Cara-cara pengelolaan
sampah antara lain:
1) Pengumpulan dan pengelolaan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing
rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu,
mreka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk
mengumpulkan sampah. Mekanisme, system atau cara pengangkutan
sampah di perkotaan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah
setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat setempat. Sedangkan
pada daerah pedesaan pada umunya sampah telah dikelola oleh masing-
masing keluarga tenpa memrlukan TPA maupun TPS.
2) Pemusnahan dan pengolahan sampah
Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
a) Ditaman (landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang
di tanah kemudian sampah di masukkan dan di timbun di dalam tanah.
b) Dibakar (incerenation), yaitu pemusnahan sampah dengan jalan
membakar di dalam tungku pembakaran.
c) Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah menjadi
pupuk kompos, khususnya untuk sampah organic daun-daunan, sisa
makanan, dan sampah lainnya yang dapat membusuk.

5. Pengelolaan air kotor (air limbah, rumah hewan ternak, dan lain-lain)
Air limbah atau air pembuangan adalah sisa air yang di buang yang berasal
dari rumah tangga, industry maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada
umumnya mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan
manusia serta menganggu kesehatan lingkungan hidup. Air limbah adalah
kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdangan, perkantoran dan industry, bersama-sama dengan air tanah, air
permukaan, dan air hujan yang mungkin ada.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi :

23
a. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water)
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.
b. Air buangan industrial (industrial wastes water) yaitu air limbah yang
berasal dari berbagai jenis industry akibat proses produksi.
c. Air buangan kotapraja (municital wates water) yaitu air buangan yang
berasal dari daerah perkotaan, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat
umum, tempat-tempat ibadah dan sebagainya.

Karateristik air limbah meliputi :

a. Karateristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan
padatr dan suspense. Terutama air limbah rumah tangga biasanya berwarna
suram seperti larutan air sabun, sedikit berbau, kadang-kadang
mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur.
b. Karateristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia an-organiki
yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organic berasal
dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya.
c. Karateristik bakteriologis
Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli biasanya
terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya, namun
keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.

Air limbah dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan antara lain :

1) Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama :


kolera, tifus abdominalis, desentri baciier.
2) Menjadi media berkembang baiknya mikro-organisme pathogen.
3) Menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup larva
nyamuk.
4) Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
5) Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan
hidup lainnya.
6) Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak
nyaman dan sebagainya.

Cara mencegah atau mengurangi air limbah antara lain :

1) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum.

24
2) Tidak mengakibatklan pencemaran terhadap permukaan air.
3) Tidak menyebabkan pencemaran air untuk mandi, perikanan, air sungai,
atau tempat-tempat rekreasi.
4) Tidak dapat dihinggapi serangga, tikus, dan tidak menjadi tempat
berkembang biaknya berbagai bibit penyakit dan vector.
5) Tidak terbuka kena udara luar (jika tidak diolah) serta tidak dapat di capai
oleh anak-anak.
6) Baunya tidak mengganggu.

Cara pengolahan air limbah secara sederhana, antara lain :

a. Pengecenran
Air limbah yang direncakan sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah, kemudian baru di buang ke badan-badan air. Dengan makin
bertambahnya penduduk yang berarti makin meningkatnya kegiatan
manusia, maka jumlah air limbah yang harus di buang terlalu banyak, dan
di perlukan air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi. Di samping itu, cara ini menumbulkan kerugian lain
yaitu: bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,
pengendapan akhirnya menimbulkan pandangkalan terhadap badan-badan
air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat
menimbulkan banjir.
b. Kolam oksidasi
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar
matahari, ganggang, bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan
alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat
dengan kedalaman antara 1-2 meter.
Cara kerjanya,system kolam (pola system) atau sering disebut juga kolam
oksidasi merupakan salah satu jenis teknologi pengolahan air limbah
biologis aerobic. Teknologi tersebut berbentuk reactor pengolahan air
limbah secara biologis aerobic yang paling sederhana dan tertua serta
merupakan perkembangan dari cara pembuangan limbah cair secara
langsung ke badan air. Reactor ini berbentuk kolam biasa, dari tanah yang
digali dan air limbah dimasukkan ke dalamnya dengan suatu waktu tinggal
tertentu (sekitar 7-10 hari). Kedalaman kolam tidak lebih dari 1,0 m (0,4-
1,0 m). sebagian besar limbah cair dapat ditangani dengan mudah dengan

25
system biologis karena polutan utamanya berupa bahan organic, seperti
contohnya karbohidrat, lemak, protein dan vitamin. Polutan tersebut
umumnya dalam bentuk tersuspensi atau terlarut. Prinsip pengolahan
secara aerobic yang dimaksud adalah menguraikan secara sempurna
senyawa organic yang berasal dari buangan dalam periode waktu yang
relative singkat. Penguraian dilakukan terutama dilakukan oleh bakteri dan
hal ini dipengaruhi oleh jumlah sumber nutrient dan jumlah oksigen.
Pemenuhan oksigen dapat diperoleh dari absorbsi ke permukaan air di
kolam melalui proses difusi, adanya mixing atau pengadukan pada
permukaan kolam akibat pengaruh angin dan permukaan kolam yang
cukup luas dan fotosintesa dari keberadaan alga.
Kolam oksidasi juga dikenal sebagai kolam stabilisasi atau laguna.
Dalam oksidasi sebuah kolam heterotrofik bakteri mendegredasi bahan
organic dalam kotoran yang menyebabkan produksi bahan seluler dan
mineral. Produksi ini mendukung pertumbuhan alga di kolam oksidasi.
Pertumbuhan populasi alga memungkinkan further dekomposisi dari
bahan organic dengan memproduksi oksigen. Produksi oksigen ini mengisi
ulang oksigen yang digunakan oleh bakteri heterotrofik. Biasanya kolam
oksidasi harus kurang dari 10 meter untuk mendukung pertumbuhan alga,
selain itu pengguaan kolam oksidasi sebagian besar terbatas pada daerah
iklim hangat karena mereka sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu
musiman. Kolam oksidasi juga cenderung untuk mengisi, karena
pengendapan sel bakteri dan alga terbentuk selama dekomposisi limbah
tersebut. Berbagai jenis mikroorganisme berperan dalam proses
perombakan tidak terbatas mikroorganisme jenis aerobic, tetapi juga
mikroorganisme anaerobic. Mikroorganisme heterotrof aerobic dan
anaerobic berperan dalam proses konversi bahan organic; organisme
autotroph (fitoplankton, alga, tanaman air) mengambil bahan anorganik
(nitrat dan fosfat) melalui proses fotosintesis. Karena lamanya waktu
tinggal limbah cair, maka organisme dengan waktu generasi tinggi
(zooplankton, larva insekta, kutu air, ikan kecil) juga dapat tumbuh dan
berkembang dalam system kolam. Organisme tersebut hidup aktif di dalam
air atau pada dasar kolam. Komposisi organisme sangat tergantung pada

26
temperature udara, suplai oksigen, sinar matahari, jenis dan konsentrasi
substrat.
Factor pembatas system kolam adalah suplai oksigen. System kolam
umjumnya dirancang untuk tingkat pembebanan rendah sehingga laju
pasokan oksigen dari atmosfir mencukupi kebutuhan oksigen bakteri, dan
paling tidak bagian permukaan atas kolam selalu pada kondisi aerobic,
karena suplai oksigen merupakan factor pembatas, pembebanan system
serine didasarkan pada luas permukaan kolam dan dinyatakan dalam P-
BOD/m dan tidak didasarkan pada volume kolam atau jumlah biomassa.
System kolam umumnya dirancang dengan kedalaman maksimum 1,0-1,5
m, sehingga pencayaan dan pengadukan oleh angina CALIP. Waktu
tinggal hidrolik dalam kolam sekitar 20 hari. Dianjurkan untuk membagi
kolam menjadi tiga bagian, sehingga dalam tiap bagian organisme dapat
tumbuh secara optimum dan proses perombakan berlangsung lebih cepat.
Pemenuhan oksigen dapat diperoleh dari : absorbs ke permukaan air di
kolam melalui proses difusi, adanya mixing/pengadukan pada permukaan
kolam akibat pengaruh angina dan permukaan kolam yang cukup luas,
fotosintesa dan keberadaan alga.
Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini
adalah : sinar matahari, ganggang, bakteri dan oksigen.
c. Irigasi
Air limbah dialirkan kedalam parit-parit terbuka yang digali, dan air
akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dingding parit-
parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk
pengairan lanang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk
pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah
tangga, perusahaan, susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya
dimana kandungan zat-zat organic dan protein cukup tinggi yang
diperlukan oleh tanam-tanaman.

B. Pendidikan kesehatan lingkungan (rumah sehat)


1. Rumah
a. Pengertian Rumah

27
Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal
yang disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah,
tempat bergaul dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga,
tempat berlindung dan menyimpan barang berharga, dan rumah juga
merupakan status lambang sosial (Mukono, 2000).
Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan
determinan kesehatan masyarakat. Karena itu pengadaan perumahan
merupakan tujuan fundamental yang kompleks dan tersedianya standar
perumahan merupakan isu penting dari kesehatan masyarakat. Perumahan
yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga
penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan
prasarana dan sarana yang terkait, seperti penyediaan air bersih, sanitasi
pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan sosial (Krieger
and Higgins, 2002).
Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 1992 menjelaskan bahwa rumah
adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
dipakai sebagai tempa ttinggal dan sarana pembinaan keluarga. Menurut WHO
(2004),rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan
sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu. Menurut Dinas
Perumahan dan Pemukiman RI (2008), rumah adalah rumah sebagai tempat
tinggal yang memenuhi ketetapan atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib
dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah dari bahaya atau
gangguan kesehatan, sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Menurut WHO (2004), rumah sehat dapat diartikan
rumah berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga
menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani, sosial.
2. Standar Rumah Sehat
Menurut Depkes RI (2002), ada beberapa prinsip standar rumah sehat.
Prinsip ini dapat dibedakan atas dua bagian :
1) Yang berkaitan dengan kebutuhan kesehatan, terdiri atas :
a. Perlindungan terhadap penyakit menular, melalui pengadaan air
minum, system sanitasi, pembuangan sampah, saluran air, kebersihan

28
personal dan domestik, penyiapan makanan yang aman dengan
struktur rumah yang aman dengan memberi perlindungan.
b. Perlindungan terhadap trauma/benturan, keracunan dan penyakit
kronis dengan memberikan perhatian pada struktur rumah, polusi
udara rumah, polusi udara dalam rumah, keamanan dari bahaya kimia
dan perhatian pada pnggunaan rumah sebagai tempat bekerja.
c. Stress psikologi dan sosial melalui ruang yang adekuat, mengurangi
privasi, nyaman, memberi rasa aman pada individu, keluarga dan akses
pada rekreasi dan sarana komunitas pada perlindungan terhadap bunyi.
2) Berkaitan dengan kegiatan melindungi dan meningkatkan kesehatan terdiri
atas:
a. Informasi dan nasehat tentang rumah sehat dilakukan oleh petugas
kesehatan umumnya dan kelompok masyarakat melalui berbagai
saluran media dan kampanye.
b. Kebijakan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan harus
mendukung penggunaan tanah dan sumber daya perumahan untuk
memaksimalkan aspek fisik, mental dan sosial.
c. Pembangunan sosial ekonomi yang berkaitan dengan perumahan dan
hunian harus didasarkan pada proses perencanaan, formulasi dan
pelaksanaan kebijakan publik dan pemberian pelayanan dengan
kerjasama intersektoral dalam manajemn dan perencanaan
pembangunan, perencanaan perkotaan dan penggunaan tanah, standar
rumah, disain, dan konstruksi rumah, pengadaan pelayanan bagi
masyarakat dan monitoring serta analisis situasi secara terus menerus.
d. Pendidikan pada masyarakat profesional, petugas kesehatan,
perencanaan dan penentuan kebijakan akan pengadaan dan
penggunaan rumah sebagai sarana peningkatan kesehatan.
e. Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tingkat melalui kgiatan
mandiri diantara keluarga dan perkampungan.

Menurut Depkes RI (2002), indikator rumah yang dinilai adalah


komponen rumah yang terdiri dari : langit-langit, dinding, lantai, jendela
kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan
pencahayaan dan aspek perilaku. Aspek perilaku penghuni adalah

29
pembukaan jendela kamar tidur, pembukaan jendela ruang keluarga,
pembersihan rumah dan halaman.

2.1 Komponen Rumah


a. Lantai
Lantai harus cukup kuat untuk manahan beban di atasnya. Bahan untuk
lantai biasanya digunakan ubin,kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-
syarat tidak licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus,
permukaan lantai harus rata dan mudah dibersihkan, yang terdiri dari:
1) Lantai tanah stabilitas
Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah,pasir, semen, dan kapur, seperti
tanah tercampur kapur dan semen, dan untuk mencegah masuknya air
kedalam rumah sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan
tanah.
2) Lantai papan
Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pemasanan lantai adalah :
a) Sekurang-kurangnya 60 cm diatas tanah dan ruang bawah tanah
harus ada aliran air yang baik.
b) Lantai harus disusun dengan rapi dan rapat satu sama lain,sehingga
tidak ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa
bertepuk. Lebih baik jika lantai seperti ini dilapisi dengan perlak
atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai penahan kelembaban
yang naik dari dikolong rumah.
c) Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan
rayap serta untuk konstruksi diatasnya agar digunakan lantai kayu
yang telah dikeringkan dan diawetkan.
3) Lantai ubin
Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan
perumahan karena : Lantai ubin murah/tahan lama,dapat mudah
dibersihkan dan tidak dapat mudah dirusak rayap.
b. Dinding
Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain:
1) Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban
tekanan angin, dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat
memikul bebandiatasnya.
2) Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air
sekurang-kurangnya 15 cm di bawah permukaan tanah sampai 20 cm

30
di atas lantai bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas,
sehingga dinding tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak
bersih tidak berlumut.
3) Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m
dapat diberi susunan batu tersusun tegak diatas batu,batu tersusun
tegak diatas lubang harus dipasang balok lantai dari beton bertulang
atau kayu awet.
4) Untuk memperkuat berdirinya tembok bata digunakan rangka
pengkaku yang terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang
setiap luas 12 meter.
c. Langit langit
Dibawah kerangka atap/ kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang
disebut langit-langit yang tujuannya antara lain:
1) Untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga agar
tidak terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih.
2) Untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan
tetesan air hujan yang menembus melalui celah-celah atap.
3) Untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat
sehingga panas atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan
dibawahnya.

Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah:

a) Langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh
dari atap.
b) Langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga
dengan konstruksi bebas tikus.
c) Tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai
d) Langit-langit kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai tinggi
rumah 2,40 m,dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik
kurang dari 1,75m
e) Ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang kurangnya
sampai 2,40 m.
d. Atap
Secara umum konstruksi atap harus didasarkan kepada perhitungan yang
teliti dan dapat dipertanggung jawabkan kecuali untuk atap yang sederhana
tidak disyaratkan adanya perhitungan-perhitungan. Maksud utama dari
pemasangan atap adalah untuk melindungi bagian-bagian dalam bangunan

31
serta penghuninya terhadap panas dan hujan, oleh karena itu harus dipilih
penutup atap yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Rapat air serta padat dan Letaknya tidak mudah bergeser
2) Tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lama

Bentuk atap yang biasa digunakan ialah bentuk atap datar dari
konstruksi beton bertulang dan bidang atap miring dari genteng, sirap,
seng gelombang atau asbes semen gelombang. Pada bidang atap miring
mendaki paling banyak digunakan penutup/atap genteng karena harga
rumah dan cukup awet.

e. Pembagian Ruangan
Telah dikemukakan dalam persyaratan rumah sehat, bahwa rumah sehat
harus mmpunyai cukup banyak ruangan-ruangan seperti : ruang
duduk/ruang makan,kamar tidur, kamar mandi, jamban, dapur, tempat cuci
pakaian, tempat berekreasi dan tempat beristirahat, dengan tujuan agar
setiap penghuninya merasa nikmat dan merasa betah tinggal di rumah
tersebut. Adapun syarat-syarat pembagian ruangan yang baik adalah
sebagai berikut :
1) Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur kepala keluarga
(suami istri) dengan kamar tidur anak-anak, baik laki-laki maupun
perempuan, terutama anak-anak yang sudah dewasa.
2) Memilih tata ruangan yang baik, agar memudahkan komunikasi dan
perhubungan antara ruangan didalam rumah dan juga menjamin
kebebasan dan kerahasiaan pribadi masing-masing terpenuhi.
3) Tersedianya jumlah kamar/ruangan kediaman yang cukup dengan luas
lantai sekurang-kurangnya 6 m2 agar dapat memenuhi kebutuhan
penghuninya untuk melakukan kgiatan kehidupan.
4) Bila ruang duduk digabung dengan ruang tidur, maka luas lantai tidak
boleh kurang dari 11 m2 untuk 1 orang, 14 m2 bila digunakan 2 orang,
dalam hal ini harus dipisah.
5) Dapur (a) Luas dapur minimal 14 m2 dan lebar minimal 1,5 m2, (b)
Bila penghuni tersebut lebih dari 2 orang, luas dapur tidak boleh
kurang dari 3 m2, (c) Di dapur harus tersedia alat-alat pengolahan
makanan, alat-alat masak, tempat cuci peralatan dan air bersih, (d)
Didapur harus tersedia tempat penyimpanan bahan makanan. Atau

32
makanan yang siap disajikan yang dapat mencegah pengotoran
makanan oleh lalat, debu dan lain-lain dan mencegah sinar matahari
langsung.
6) Kamar Mandi dan jamban keluarga (a) Setiap kamar mandi dan
jamban paling sedikit salah satu dari dindingnya yang berlubang
ventilasi berhubungan dengan udara luar. Bila tidak harus dilengkapi
dengan ventilasi mekanis untuk mengeluarkan udara dari kamar mandi
dan jamban tersebut, sehingga tidak mengotori ruangan lain, (b) Pada
setiap kamar mandi harus bersih untuk mandi yang cukup jumlahnya,
(c) Jamban harus berleher angsa dan 1 jamban tidak boleh dari 7 orang
bila jamban tersebut terpisah dari kamar mandi.
f. Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan
pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun
secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari
pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu
ruangan kediaman yang tertutup atau kurang ventilasi. Pengaruh-pengaruh
buruk itu ialah (Sanropie, dkk, 1989) :
1) Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman.
2) Bertambahnya kadar asam karbon (CO2) dari pernafasan manusia.
3) Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia.
4) Suhu udara dalam ruangan naik karena panas yang dikeluarkan oleh
badan manusia.
5) Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena
penguapan air dan kulit pernafasan manusia.

Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin


adanya gerak udara yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah
dengan memasukkan kedalam ruangan udara yang bersih dan segar
melalaui jendela atau lubang angin di dinding, sedangkan udara kotor
dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang berhadapan.
Tetapi gerak udara ini harus dijaga jangan sampai terlalu besar dan keras,
karena gerak angin atau udara angin yang berlebihan meniup badan
seseorang, akan mengakibatkan penurunan suhu badan secara mendadak
dan menyebabkan jaringan selaput lendir akan berkurang sehingga

33
mengurangi daya tahan pada jaringan dan memberikan kesempatan kepada
bakteri-bakteri penyakit berkembang biak, dan selanjutnya menyebabkan
gangguan kesehatan, yang antara lain : masuk angin, pilek atau kompilasi
radang saluran pernafasan. Gejala ini terutama terjai pada orang yang peka
terhadap udara dingin. Untuk menghindari akibat buruk ini , maka jendela
atau lubang ventilasi jangan terlalu besar/banyak, tetapi jangan pula terlalu
sedikit. Agar dalam ruang kediaman, sekurang-kurangnya terdapat satu
atau lebih banyak jendela/lubang yang langsung berhubungan dengan
udara dan bebas dari rintangan-rintangan, jumlah luas bersih
jendela/lubang itu harus sekurang-kurangnya sama 1/10 dari luas lantai
ruangan, dan setengah dari jumlah luas jendela/lubang itu harus dapat
dibuka. Jendela/lubang angin itu harus meluas kearah atas sampai setinggi
minimal 1,95 diatas permukaan lantai. Diberi lubang hawa atau saluran
angin pada ban atau dekat permukaan langit-langit (ceiling) yang luas
bersihnya sekurang-kurangnya 5% dari luas lantai yang bersangkutan.
Pemberian lubang hawa/saluran angin dekat dengan langit-langit bergua
sekali untuk mengluarkan udara panas dibagian atas dalam ruangan
tersebut.

Ketentuan luas jendela/lubang angin tersebut hanya sebagai pedoman


yang umum dan untuk daerah tertentu, harus disesuaikan dengan keadaan
iklim daerah tersebut. Untuk daerah pengunungan yang berhawa dingin
dan banyak angin, maka luas jendela/lubang angin dapat dikurangi sampai
dengan 1/20 dari luas ruangan. Sedangkan untuk daerah pantai laut dan
daerah rendah yang berhawa panas dan basah, maka jumlah luas bersih
jendela, lubang angin harus diperbesar dan dapat mncapai 1/5 dari luas
lantai ruangan. Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam
ruangan kurang memenuhi syarat, sehingga udara dalam ruangan akan
berbau pengap, maka diperlukan suatu sistem pembaharuan udara
mekanis. Untuk memperbaiki keadaan udara dalam ruangan, sistem
mekanis ini harus bekerja terus menerus selama ruangan yang dimaksud
digunakan. Alat mekanis yang biasa digunakan/dipakai untuk sistem

34
pembaharuan udara mekanis adalah kipas angin (ventilating, fan atau
exhauster), atau air conditioning.

g. Pencahayaan
Menurut Sanropie, dkk (1989) dalam Mukono (2000) bahwa cahaya
yang cukup kuat untuk penerangan didalam rumah merupakan kebutuhan
manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan
dan cahaya alam.
1) Pencahayaan alam
Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke
dalam ruangan melalaui jendela, celah-celah atau bagian ruangan yang
terbuka. Sinar sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon
maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan standar cahaya alam
yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar
tidur mnurut WHO 60-120 Lux. Suatu cara untuk menilai baik atau
tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam rumah, adalah sebagai
berikut :
a) Baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil.
b) Cukup, bila samar-samar membaca huruf kecil.
c) Kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca.
d) Buruk, bila sukar membaca huruf besar.

Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat


ditentukan oleh letak dan lebar jendela. Untuk memperoleh jumlah
cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya jendela
kamar tidur menghadap ke timur. Luas jendela yang baik paling sedikit
mempunyai luas 10-20 % dari luas lantai. Apabila luas jendela
melebihi 20 % dapat menimbulkan kesilauan dan panas, sedangkan
sebaliknya kalau terlalu kecil dapat menimbulkan suasana gelap dan
pengap.

2) Pencahayaan buatan
Penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih
system penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan
tersebut dapat menumbuhkan suasana rumah yang lebih
menyenangkan. Lampu Flouresen (neon) sebagai sumber cahaya dapat
memenuhi kebutuhan penerangan karena pada penerangan yang relatif

35
rendah mampu menghasilkan cahaya yang baik bila dibandingkan
dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin menggunakan lampu pijar
sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan beberapa
lampu neon. Untuk penerangan malam hari alam ruangan terutama
untuk ruang baca dan ruang kerja, penerangan minimum adalah 150
lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40 watt dengan lampu pijar.

2.2 Sarana Sanitasi


a. Penyediaan Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air minum adalah air yang syaratnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum yang berasal dari penyediaan air minum
(Dep Kes RI,2002). Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai
sebagai sumber air bagi penghuni rumah untuk digunakan bagi penghuni
rumah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Yang perlu
diperhatikan antara lain:
1) Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank,
tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter.
2) Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap
air,yaitu dilengkapi dengan cincin dan bibir sumur
3) Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air
atau perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan
dipelihara rutin.

Jumlah air untuk keperluan rumah tangga per hari per kapita tidaklah
sama pada tiap negara. Pada umumnya dapat dikatakan dinegara-negara
yang sudah maju, jumlah pemakaian air per hari per kapita lebih besar dari
pada negara-negara yang sedang berkembang. Menurut peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990, Air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah
dimasak. Air bersih didapat dari sumber mata air yaitu air tanah, sumur, air
tanah dangkal, sumur artetis atau air tanah dalam. Air bersih ini termasuk
golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.

36
Kualitas air bersih apabila ditinjau berdasarkan kandungan bakterinya
menurut SK. Dirjen PPM dan PLP No. 1/PO.03.04.PA.91 dan SK
JUKLAK Pedoman Kualitas Air Tahun 2000/2001, dapat dibedakan ke
dalam 5 kategori sebagai berikut:

1) Air bersih kelas A ketegori baik mengandung total koliform kurang


dari 50
2) Air bersih kelas B kategori kurang baik mengandung koliform 51-100
3) Air bersih kelas C kategori jelek mengandung koliform 101-1000
4) Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung koliform 1001-
2400
5) Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung koliform
lebih 2400

b. Penggunaan Jamban
Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak
layak tanpa memenuhi persyaratan sanitasi dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran tanah dan sumber-sumber penyediaan air. Disamping itu, juga
akan dapat memberi kesempatan bagi lalat-lalat dari species tertentu untuk
bertelur, bersarang, makan bahan tersebut, serta membawa infeksi,
menarik hewan ternak, tikus serta serangga lain yang dapat menyebarkan
tinja dan kadang-kadang menimbulkan bau yang tidak dapat ditolerir. Atas
dasar hal tersebut, maka perlu dilakukan penanganan pembungan tinja
yang memenuhi persyaratan sanitasi. Tujuan dilakukannya pembuangan
tinja secara saniter adalah untuk menampung serta mengisolir tinja
sedemikian rupa sehingga dapat tercegah terjadinya hubungan langsung
maupun tidak langsung antara tinja dengan manusia, dan dapat dicegah
terjadinya penularan faecal borne diseases dari penderita kepada orang
yang sehat, maupun pencemaran lingkungan pada umumnya. Adapun
persyaratan sarana pembuangan tinja yang baik dan memenuhi syarat
kesehatan adalah:
1) Tidak terjadi kontaminasi pada tanah permukaan.
2) Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk ke mata
air atau sumur.
3) Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan.
4) Excreta tidak dapat dijangkau oleh lalat atau kuman.

37
5) Tidak terjadi penanganan Excreta segar. Apabila tidak dapat
dihindarkan, harus ditekan seminimal mungkin.
6) Harus bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap.
7) Metode yang digunakan harus sederhana serta murah dalam
pembangunan dan penyelenggaraannya.

Cara pembuangan tinja yang dianjurkan dari aspek kesehatan


lingkungan, antara lain:

a) Kakus Cubluk (pit privy)


b) Kakus cair (agua privy)
c) Kakus leher angsa atau angsa trin

Menurut Notoatmodjo (2003), yang dimaksud dengan jamban adalah


suatu bangunan yang diperlukan untuk membuang tinja atau kotoran
manusia. Ada tiga kelompok teknik pembuangan tinja dengan sistem
jamban, yaitu: (Suparmin, 2002).

1) Tehnik yang menggunakan jamban tipe utama


a) Jamban cubluk (pit privy) ialah jamban yang terdiri dari lubang
tanah yang digali dengan tangan, dilengkapi dengan lantai tempat
jongkok, dan dibuat rumah jamban di atasnya. Lubang berfungsi
untuk mengisolasi dan menyimpan tinja manusia sedemikian rupa
sehingga bakteri yang berbahaya tidak dapat berpindah ke inang
yang baru.
b) Jamban air (agua privy) ialah jamban yang terdiri dari sebuah
tangki berisi air, di dalamnya terdapat pipa pemasukan tinja yang
tergantung pada lantai jamban. Tinja dan air seni jatuh melalui pipa
pemasukan ke dalam tangki dan mengalami dekomposisi
anaerobik.
c) Jamban leher angsa (angsa trine) atau jamban tuang siram yang
menggunakan sekat air ialah Jamban yang terdiri dari lantai beton
yang dilengkapi leher angsa, dan dapat langsung dipasang diatas
lubang galian, lubang hasil pengeboran, atau tangki pembusukan.
Dengan adanya sekat air pada leher angsa, lalat tidak dapat
mencapai bahan yang terdapat pada lubang jamban, dan bau tidak
dapat keluar dari lubang itu.

38
2) Tehnik yang menggunakan jamban tipe yang kurang dianjurkan
a) Jamban bor (bored-hole latrin) merupakan variasi dari jamban
cubluk yang lubangnya dibuat dengan cara dibor. Lubangnya
mempunyai penampang melintang yang lebih kecil, dengan
diameter sama dengan diameter mata bor yang digunakan dan lebih
dalam.
b) Jamban keranjang (bucket latrine), atau jamban kotak, atau kaleng
yaitu tinja ditampung sementara kemudian dibuang ketempat
pembuangan. Penggunaan jamban keranjang memungkinkan
penanganan tinja segar, akibatnya menarik lalat dalam jumlah
besar, selalu ada bahaya terjadinya pencemaran tanah, air
permukaan, air tanah, menimbulkan bau dan pemandangan yang
tidak sedap.
c) Jamban parit (trench latrine) yaitu Jamban dengan lubang diatas
tanah, biasanya berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 30 x 30 cm
dan kedalaman 40 cm. Tanah galian ditumpuk disekitar lubang dan
dimanfaatkan untuk menutup tinja yang telah dibuang.
d) Jamban gantung (overhung privy) ialah jamban yang dipasang
diatas kedalam air sedemikian rupa sehingga dasarnya tidak akan
pernah kelihatan pada musim kering atau pasang surut.
3) Tehnik yang menggunakan jamban untuk situasi khusus.
a) Jamban kompos (compost privy) yaitu jamban tempat
penampunggan tinja yang memiliki dua atau lebih lubang
penampungan, dan dicampur dengan sampah organik (jerami,
limbah dapur, potongan rumput dan sebagainya), yang produk
akhirnya dapat digunakan untuk pupuk.
b) Jamban kimia (chemical toilet) yaitu jamban yang terdiri dari
sebuah tangki logam yang berisi larutan soda kaustik. Tempat
duduk atau tempat jongkok dengan penutupnya ditempatkan
langsung diatas tangki. Tangki dilengkapi dengan pipa ventilasi
yang ujungnya menjorok sampai ke atas atap rumah.
c) Jamban kolam yaitu bentuk jamban dengan memanfaatkan tinja
yang dibuang secara langsung ke air untuk makanan ikan yang
dipelihara.

39
d) Jamban gas bio yaitu jamban yang terdiri dari rumah jamban,
tangki pencerna, penampung gas dan sistem perpipaan untuk
menyalurkan gas bio dari tangki pencernaan ke penampungan gas
dan dari penampungan gas ke tempat pemakaian gas (kompor, alat
penerangan, dan sebagainya). Jamban gas bio ini selain dapat
dimanfaatkan untuk bahan bakar juga menghasilkan kompos untuk
menyuburkan tanaman.

Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-


syarat sebagai berikut : (Depkes RI, 2002).

1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampungan


berjarak 10 15 meter dari sumber air minum.
2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamak oleh serangga maupun
tikus.
3) Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok agar tidak
mencemari tanah disekitarnya.
4) Mudah dibersihkan dan aman penggunaanya.
5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan
berwarna terang.
6) Cukup penerangan.
7) Lantai kedap air.
8) Ventilasi cukup baik
9) Tersedia air dan alat pembersih

c. Sarana Pembuangan Sampah


Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah dengan
metode tertentu dengan tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu
kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat. Ada dua istilah yang
harus dibedakan dalam lingkup pembuangan sampah solid waste
(pembuangan sampah saja) dan final disposal (pembuangan akhir).
(Sarudji. D,2006) Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman
yang perlu diperhatikan adalah:
a) Penyimpanan setempat (onsite storage)
Penyimpanan sampah setempat harus menjamin tidak bersarangnya
tikus, lalat dan binatang pengganggu lainnya serta tidak menimbulkan
bau. Oleh karena itu persyaratan kontainer sampah harus mendapatkan
perhatian.

40
b) Pengumpulan sampah
Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari sampah juga
tergantung pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh
pihak pemerintah atau oleh pengurus kampung atau pihak pengelola
apabila dikelola oleh suatu real estate misalnya. Keberlanjutan dan
keteraturan pengambilan sampah ke tempat pengumpulan merupakan
jaminan bagi kebersihan lingkungan pemukiman. Sampah terutama
yang mudah membusuk (garbage) merupakan sumber makanan lalat
dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor penyakit terutama
penyakit saluran pencernaan seperti Thypus abdominalis, Cholera.
Diare dan Dysentri (Sarudji, 2006).
d. Pembuangan Air Limbah
Air limbah adalah air yang tidak bersih mengandung berbagai zat yang
bersifat membahayakan kehidupan manusia ataupun hewan, dan lazimnya
karena hasil perbuatan manusia. sumber air limbah yang lazim dikenal
adalah :
1) Berasal dari rumah tangga misalnya air, dari kamar mandi, dapur.
2) Berasal dari perusahaan misalnya dari hotel, restoran, kolam renang
3) Berasal dari industri seperti dari pabrik baja, pabrik tinta dan pabrik cat
4) Berasal dari sumber lainnya seperti air tinja yang tercampur air
comberan, dan lain sebagainya.

2.3 Penerapan Rumah Sehat


Penerapan rumah sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai
factor yang dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep
tersebut melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor
risiko dan berorientasi pada lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi,
manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan di
sekitarnya, serta mencakup unsur apakah rumah tersebut memiliki
penyediaan air minum dan sarana yang memadai untuk memasak,
mencuci, menyimpan makanan, serta pembuangan kotoran manusia
maupun limbah lainnya (Soedjajadi, 2002).
Bertitik tolak dengan teori di atas, maka penerapan rumah sehat dapat
dilihat dari keadaan rumah tersebut. Menurut American Public Health
Association (APHA) Rumah yang sehat menurut harus memenuhi empat

41
persyaratan yang dianggap pokok. Empat syarat tersebut adalah (Depkes
RI,2002)
1) Memenuhi kebutuhan fisiologis
a. Memepertahankan temperatur lingkungan untuk menjaga
keseimbangan pengeluaran panas tubuh dan kelembaban ruangan.
b. Membuat ketentuan tentang kadar pengotoran udara yang
diperkenankan oleh bahan-bahan kimia.
c. Tentang illuminasi cahaya siang yang cukup.
d. Ketentuan tentang direct sunlight yang diperkenankan.
e. Ketentuan tentang cahaya buatan yang cukup baik.
f. Perlindungan terhadap gangguan suara/keributan yang berlebihan.
g. Adapun lapangan terbuka untuk olah raga, rekreasi dan tempat
anak-anak bermain.
2) Memenuhi Kebutuhan Pisikologis
a. Ketentuan-ketentuan tentang privacy yang cukup bagi setiap
individu.
b. Kebebasan dan kesempatan bagi setiap keluarga yang normal.
c. Kebebasan dan kesempurnaan hidup bermasyarakat.
d. Fasilitas yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan tanpa
menyebabkan kelelahan fisik dan mental.
e. Fasilitas-fasilitas untuk mempertahankan kebersihan rumah dan
lingkungan.
f. Ketentuan tentang kenyamanan dirumah dan sekitarnya.
g. Membuata indeks standar standar sosial dari masyarakat yang
secara lokal.
3) Perlindungan terhadap penularan penyakit
a. Penyediaan air sehat bagi setiap penduduk
b. Ketentuan tentang perlindungan air minum dari pencemaran
c. Ketentuan tentang fasilitas pembuangan kotoran (Jamban)
d. Melindungi interior rumah terhadap sewage contamination
e. Menghindarkan insanitary condition sekitar rumah
f. Ketentuan tentang Space dikamar tidur
g. Menghindarkan adanya sarangan tikus dan kutu busuk dalam
rumah
4) Terhindar dari kecelakaan
a. Membuat kontruksi rumah yang kokoh untuk menghindarkan
ambruk.
b. Menghindarkan bahaya kebakaran
c. Mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan jatuh dan
kecelakaan lainnya
d. Perlindungan terhadap Electrical shock
e. Perlindungan terhadap bahaya keracunan oleh gas
f. Menghindarkan bahaya-bahaya lalulintas kendaraan

42
Menurut Depkes RI (2002), suatu rumah dikatakan sehat apabila :

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan


dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, penglolaan tinja dan limbah
rumah tangga, bebas dari tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindunginya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan
yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain
persyaratan jalan, komponen yang tidak roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

43
BAB 3

APLIKASI TEORI

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama kepala keluarga : Tn. S
Umur : 35 Tahun
Alamat : Desa Situ, Kabupaten Sini
Nomor Telepon :-
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMA
Agama dan Suku : Islam/Jawa
Bahasa Sehari-hari : Indonesia
Jarak yankes terdekat : 2 km
Alat Transportasi : Sepeda Motor
a) Komposisi Keluarga
Data Anggota Keluarga
Nama Sarjo Mina Ana
Hubungan Kepala keluarga Ibu rumah Anak
dengan KK tangga
Umur 35 tahun 29 Tahun 4 tahun
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan
Suku Jawa Jawa Jawa
Pendidikan SMA SMA -
terakhir
Pekerjaan Buruh Pasar Ibu rumah Belum
saat ini tangga
Status gizi TB: 168 cm TB: 154 cm TB: 100 cm
(TB, BB, BB: 65 kg BB: 62 kg BB: 15 kg
BMI)
TTV (TD, N, TD: 120/70 mmHg TD: 125/90 N: 90x/menit
N: 75 x/menit S:360C
S, P) mmHg
S:36,0 0C
N: 70 /menit RR: 24x/menit
RR:20x/menit S: 35,90C
RR:17 x/menit
Status Lengkap Lengkap Lengkap
imunisasi
dasar
Alat bantu/ X X X

44
protesa
Penampilan Baik, menjawab Baik, Baik, menjawab
umum pertanyaan dengan menjawab pertanyaan dengan malu
jelas pertanyaan malu

dengan jelas
Status Saat ini tidak Saat ini tidak Saat ini tidak menderita
kesehatan menderita penyakit menderita penyakit
saat ini penyakit
Riwayat Tidak ada Mempunyai Tidak ada
penyakit/ alergi obat
alergi

b) Genogram :
Ayah Ibu
Th. 1993 (Tumor Th. 1991
Kandungan)

35 27

45
4

Keterangan :
Laki-Laki
= Laki-Laki = Meninggal
=
Perempuan
= Perempuan = Meninggal

Tinggal Individu yang


= Serumah =
sakit

c) Tipe Keluarga
Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu
rumah terdapat Ayah, Ibu dan 1 Anak, sehingga akan dapat
mempercepat penularan penyakit jika salah satu anggota
keluarga menderita penyakit yang dapat menular.

d) Suku Bangsa (Etnis)


Keluarga Tn. S berbudaya suku jawa dan mempunyai adat
seperti suka mengadakan megengan dan mengadakan 100 harian
pada anggota keluarga yang sudah tiada. Sebagian besar
masyarakat adalah etnis jawa, ada beberapa kegiatan lingkungan
yang masih berhubungan erat dengan nilai etnis diantaranya

46
selametan, megengan dan lain-lain. Tn. S dan Ny. M berpakaian
sesuai dengan perkembangan zaman sekarang. Pengambil
keputusan dalam keluarga Tn. S adalah siapa yang benar.
Menurut keterangan Ny. N, jika ada anggota keluarga yang sakit
di tangani sendiri seperti langsung di beri obat dan jika sampai 3
hari tidak ada perubahan di bawa ke Dokter. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia, terkadang berbahasa Jawa
dalam berkomunikasi dengan tetangga. Tidak ada hambatan
komunikasi dalam keluarga khususnya penggunaan bahasa.

e) Agama dan Kepercayaan


Semua anggota keluarga menganut agama islam dan memiliki
pandangan yang sama dalam praktik keyakinan beragama.
Menurut Tn. S penyakit itu takdir Allah dan akan selalu
mengupayakan kesembuhan semua anggota keluarga jika ada
yang sakit.

f) Status Sosial Ekonomi Keluarga


Kepala Keluarga : Rp. 1.000.000 -,/bln
Istri :-
Anak ke 1 :-
Menurut Ny. M pendapatan keluarganya cukup untuk
membiayai kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan yang dikeluarkan
meliputi pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari, listrik,
air dan makan. Keluarga mempunyai TV dan bila ada sisa
uangnya di tabung sebagian.

g) Aktivitas Rekreasi Keluarga


Setiap hari KK dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan
rekreasi dan hiburan biasanya bersih-bersih rumah, berkumpul
dengan keluarga, tetapi pada saat tertentu keluarga juga
mengadakan rekreasi bersama keluarga besar.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap keluarga saat ini
Keluarga Tn. S mempunyai 1 orang anak. Anak ke-1 berusia 4 tahun.
Maka keluarga Tn. S berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak pra sekolah.

47
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tahap yang belum ada adalah tahap dengan keluarga usia sekolah
dan sebentar lagi mungkin terjadi sehingga keluarga sudah
memikirkan kearah sana.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat keluarga dari pihak suami: Ayah dari Tn. S tidak pernah
mengalami penyakit yang serius dan Ibu dari Tn. S mempunyai tumor
kandungan.
Riwayat keluarga dari pihak istri: Ayah dari Ny. M tidak pernah
mengalami penyakit yang serius dan Ibu dari Ny. M mempunyai
penyakit diabetes karena pola hidup bukan keturunan.
Riwayat penyakit An. A : Beberapa hari yang lalu terkena penyakit
demam berdarah.

b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini


Tn. S: Keadaan sehat, tidak pernah sakit serius. Jika merasa tubuhnya
tidak sehat, Tn. S langsung berolahraga seperti lari seminggu 3 kali
dan tubuhnya langsung membaik. Tetapi Tn. S jika merasakan
tubuhnya tidak enak biasanya di pijit dan di kerok.
Ny. M: Keadaan sehat, tidak pernah sakit serius.
An. A : Keadaan sehat.

c. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Jika sakit keluarga Tn. S dan Ny. M melakukan manajemen sendiri
misalnya dengan membeli obat di warung atau apotik terdekat, jika
tidak kunjung sembuh selama 3 hari maka langsung dibawa ke dokter.

4. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
a) Luas rumah : Panjang = 8 m , Lebar = 4 m
b) Ventilasi : Hanya ada ventilasi 1 di dapur
c) Pencahayaan : Tidak optimal dikarenakan ventilasi hanya
terletak di dapur.
d) Lantai : Plester.

48
e) Kebersihan rumah : Kurang, karena jarang mengepel sehingga
plester berdebu dan pembuangan limbah rumah tangganya
masih berdekatan dengan sumber air.
f) Jenis bangunan : Permanen.

Denah Rumah :
U
B T
S

Tempat Jemuran Kamar


Kering Mandi

Dapur

Tempat makan
Ruang Keluarga

Kamar 1

TERAS

Gambarkan kondisi rumah


Rumah terdiri dari ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 ruang keluarga, dapur,
kamar mandi. Dibagian depan depan rumah terdapat teras yang dilengkapi
dengan 2 kursi dan 1 meja yang terbuat dari kayu dan terdapat sepeda motor.
Penataan perabotan dalam rumah terkesan kurang rapi dan benda benda
berserakan, ventilasi kurang dan penerangan cukup, lantai masih dari plester,

49
tembok dari batu bata sehingga bisa melindungi suhu dingin maupun gangguan
keamanan yang lain. Kamar tidak terdapat ventilasi dan penerangan kurang.
a. Dapur terkesan kurang bersih dan cukup sempit.
b. Kamar mandi kurang bersih tetapi dikuras 1 bulan sekali dan terdapat ada
jentik-jentik nyamuk.
c. Hunian tempat tidur untuk satu kamar di huni 3 orang (ayah, ibu, Ana) dan
kamar tidak ada jendelanya.
d. Keluarga mengatakan bahwa mereka tidak puas tinggal dalam rumah dan
tidak dapat melakukan kegiatan dengan leluasa. Keluarga merasa Anggota
keluarga mengatakan bahwa mereka dapat melakukan aktivitas dengan
leluasa dan tidak merasa terganggu orang dari luar.
e. Sampah rumah tangga dikelola sendiri dan biasanya dibuang di tempat
sampah yang ada di depan rumah.
f. Anggota keluarga merasa kurang puas dengan penataan rumah karena
menyadari rumahnya sempit.

b. Karakteristik tetangga
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah selalu memperhatikan
kesehatan keluarga Tn. S dengan menjenguk bersama sama jika ada
anggota keluarga Tn. S yang sakit.

c. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga tinggal menetap sejak tahun 1990.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ny. M tidak mengikuti arisan di daerah rumahnya tetapi mengikuti
pengajian tiap minggu.

e. System pendukung keluarga


Saat sekarang anggota keluarga dalam keadaan sehat. Tetapi jika
sakit dan perlu biaya perawatan rumah sakit biasanya keluarga
memakai BPJS untuk meringankan biaya perawatan

5. Struktur Keluarga
Keluarga Tn. S merupakan keluarga inti yang terdiri dari kepala keluarga,
istri dan 1 orang anak.

a. Pola komunikasi keluarga

50
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia terkadang menggunakan bahasa
Jawa. Keluarga tidak memiliki kesulitan bahasa dalam penerimaan
pesan.
b. Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah Tn.S sebagai kepala keluarga. Keputusan
diambil oleh siapa yang benar tetapi melalui musyawarah dengan
seluruh anggota keluarga.
c. Struktur peran
Peran kepala keluarga mencari nafkah, tugas istri sebagai ibu rumah
tangga dan juga merawat anak. Pendidikan anak dilakukan bersama.
Model peran yang dianut lebih dominan pada ibu dan selama ini
tidak terjadi konflik peran keluarga.
d. Nilai atau norma keluarga
Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada
keluarga yang sakit, jika tidak terlalu parah ditangani sendiri dengan
membeli obat, tetapi jika tidak sembuh dalam 3 hari dibawa ke
dokter.

6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Tn. S dan Ny. M telah memberikan kebutuhan makan, bermain
kepada anak-anaknya.
b. Fungsi sosial
Interaksi dalam keluarga baik. Interaksi sosial dengan tetangga baik.
Keluarga juga sering bertegur sapa dengan tetangga dekat.
c. Fungsi reproduksi
Tn. S dan Ny. M memiliki satu orang anak. Anak yang pertama
berusia 4 tahun. Ny. N memakai KB spiral sejak 2012 dan belum
ganti.

d. Fungsi ekonomi
Penghasilan Tn. S dalam 1 bulan adalah satu juta rupiah untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sisanya di tabung.
e. Fungsi kesehatan
Apabila ada salah satu keluarga yang sakit, bila ada keluarga yang
sakit, jika tidak terlalu parah ditangani sendiri dengan membeli obat

51
tetapi jika tidak sembuh dalam waktu 3 hari langsung dibawa ke
Rumah Sakit Angkatan Laut atau ke dokter.

7. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek
Ibu mengatakan tidak ada masalah yang berat selama ini.
b. Stressor jangka panjang
Menurut keluarga, stressor jangka panjang tidak ada. Menurut keluarga,
bila ada masalah, mereka menyelesaikannya dengan pelan-pelan, tidak
usah di buat stress.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Jika ada masalah, keluarga menghadapi dengan tenang, mencari
alternatif penyelesaiannya. Dan meyakini setiap masalah ada jalan
keluarnya. Menurut keluarga, masalah yang sangat penting adalah
bila ada salah satu anggota keluarga yang sedang sakit. Karena
keluarga adalah bagian terpenting dalam hidup. Bila ada masalah
kesehatan yang ringan ditangani dahulu, jika tidak sembuh secepatnya
dibawa ke dokter.
d. Strategi koping yang digunakan
Koping yang digunakan adalah dengan memecahkan masalah secara
bersama-sama. Apabila tidak menemukan pemecahannya atau
mengalami kebuntuan biasanya keluarga saling berdiskusi agar
masalah akan cepat terselesaikan dengan benar.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak terlihat adaptasi yang disfungsional.

8. Pola Aktivitas Sehari-hari


Tn. S bekerja sebagai Petani dari pagi jam 07.00 sampai jam 16.00 sore
sedangkan Ny. M bekerja dirumah mengurus 1 anaknya, seperti:
menyiapkan makan, membersihkan rumah dan kebutuhan sehari-hari
lainnya.

Tn. S Ny. M T
Pola 3x sehari 3x sehari 3x sehari
makanan
Pola Minum 2 L 1L 500 ml
Istirahat 6 jam 6 jam 8 jam

52
BAK 650 ml 500 ml 650 ml
BAB 1x sehari 1x sekali 1x sehari
Kebersihan Mandi 2x Mandi 2x Mandi 2x
Diri
sehari (pagi sehari (pagi sehari (pagi
dan sore) dan sore) dan sore)
Olahraga - - -

9. Perilaku Tidak Sehat


Tn. S selalu merokok didalam rumah tetapi jika merokok pintunya di
buka jika sedang merokok.

10. Spiritual
Tn S dan Ny. M mengatakan tidak pernah beribadah di masjid atau
musholla selain sholat jumat, sholat idul fitri dan sholat idul adha.

11. Psikososial
Keadaan emosi keluarga saat ini baik. Tidak mengalami konflik dalam
keluarga namun interaksi dengan tetangga sekitar juga sangat baik.

12. Faktor Resiko Masalah Kesehatan


Dilihat dari kondisi rumah Tn. S saat ini, akan ada beberapa resiko
penyakkit yang mungkin saja timbul. Seperti DBD, TBC, Gatal-gatal.

13. Pemeriksaan Fisik

No Komponen Tn. S Ny. M An. A


.
1. Kepala Rambut Rambut hitam Rambut hitam
pendek lurus, agak keriting agak keriting
hitam, bersih, dan pendek, dan pendek,
tidak ada tidak ada tidak ada
kelainan kerontokan dan kerontokan dan
tidak ada luka tidak ada luka
pada kulit pada kulit
kepala. kepala.

53
2. Mata Sklera tidak Sklera tidak Sklera tidak
ikterus, ikterus, ikterus,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak anemis. tidak anemis. tidak anemis.
Tidak memakai Tidak memakai Tidak memakai
kaca mata. kaca mata. kaca mata.
3. Telinga Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada serumen, ada serumen, ada serumen,
dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada
luka luka luka
4. Hidung Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada sekret, ada sekret, ada sekret,
tidak ada tidak ada tidak ada
kelainan kelainan kelainan
5. Mulut Stomatitis Stomatitis Stomatitis
tidak ada, tidak tidak ada, tidak tidak ada, tidak
ada lubang ada lubang ada lubang
pada gigi, pada gigi, pada gigi, tidak
terdapat karang terdapat karang terdapat karang
gigi. gigi. gigi.
6. Leher dan Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-),
tenggoroka tidak ada tidak ada tidak ada
n pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid,
tidak ada tidak ada tidak ada
kesulitan kesulitan kesulitan
menelan menelan menelan
7. Dada dan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
paru dada simetris, dada simetris, dada simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada
penggunaan penggunaan penggunaan
otot bantu otot bantu otot bantu
pernafasan, pernafasan pernafasan,
ronkhi (-), ronkhi (-),

54
wheezing (-) wheezing (-)
8. Jantung Bunyi jantung I Bunyi jantung I Bunyi jantung
dan II normal dan II normal I dan II normal
9. Abdomen Bunyi usus: Bunyi usus: Bunyi usus:
12x/menit, 12x/menit, 18x/menit,
tidak ada nyeri
tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan
tekan. tekan.
10 Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada
. kelainan, kelainan, kelainan,
pergerakan pergerakan pergerakan
bebas, tidak bebas, tidak bebas, tidak
ada cedera. ada cedera. ada cedera.
11. Kulit Bersih, turgor Bersih, turgor Bersih, turgor
kulit baik, kulit baik, kulit baik,
tidak ada tidak ada tidak ada
sianosis, tidak sianosis, tidak sianosis, tidak
ada bekas luka, ada bekas luka, ada bekas luka,
tidak ada tidak ada tidak ada
infeksi. infeksi infeksi
12 Kuku Pendek dan Pendek dan Pendek dan
. bersih. bersih bersih.
13 BB BB = 65 kg BB = 62 kg BB =15 kg
.
14 TB TB = 168 cm TB = 154 cm TB = 100 cm
.
15 TTV TD: TD: 120590 N: 90x/menit
S:360C
. 120/70mmHg mmHg
N: 75 x/menit N: 70 /menit RR: 24x/menit
S:36,0 0C S: 35,90C
RR:20x/menit RR:17 x/menit
16 Kesimpula Saat dikaji Tn. Saat dikaji Ny. Saat dikaji
. n S dalam L dalam An.A dalam
keadaan sehat keadaan sehat keadaan sehat
dan menjawab dan menjawab dan menjawab
pertanyaan pertanyaan pertanyaan
dengan jelas dengan jelas dengan jelas

55
dan baik. dan baik. dan baik.

Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan


1 DS : Tn. S mengatakan beberapa
hari yang lalu anaknya terkena
penyakit DBD
Hambatan pemeliharaan rumah di
DO : Bak air di kamar mandi
keluarga Tn. S
terbuka, dan terdapat jentik-
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat.
jentik nyamuk, dinding rumah
Kelas 5 : Perawatan Diri
bercat coklat gelap, ventilasi
hanya ada 1 sehingga cahaya
tidak bisa masuk secara optimal.
2 DS : Ny. M mengatakan
pembuangan sisa-sisa limba di
belakang rumah.
Ny. M mengatakan kegiatan
mengepel rumah hanya
dilakukan sebulan sekali. Resiko Kontaminasi di Keluarga Tn. S
DO : Terdapat seperti sisa-sisa Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
makanan, sisa air detergen, dan Kelas 4 : Bahaya Lingkungan
lain-lain di buang di dekat
sumur, plester rumah banyak
debu, di kamar anaknya ada
bagian plesteran yang terkelupas

Skoring

1. Hambatan pemeliharaan rumah di Keluarga Tn. S

No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

56
1 Sifat masalah 1 3/3 x 1 =1 Bersifat tidak sehat
karena jika tidak
Skala : Tidak sehat
segera di tangani
maka akan beresiko
terkena penyakit
seperti demam
berdarah.

2 Kemungkinan 2 1/2 x 2 =1 Masalah dapat


masalah dapat diubah sebagian
diubah karena Tn. S juga
merasa kurang puas
Skala : Sebagian
dengan kondisi
rumahnya.

3 Potensial masalah 1 1/3 x 1 = Potensial masalah


untuk dicegah 1/3 untuk di cegah
rendah karena Tn.
Skala : Rendah
S mempunyai
sedikit biaya yang
tidak mungkin
membangun
rumahnya kembali
saat ini.

4 Menonjolnya 1/2 x 1 = Tn. S mengerti jika


masalah 1/2 penataaan
bangunan
Skala : 1
rumahnya tidak
Ada masalah, tetapi optimal, tetapi saat
tidak perlu di ini belum ada uang
tangani untuk merenovasi
kembali.

Jumlah 5 17/6

57
2. Resiko Kontaminasi di Keluarga Tn.S

No. Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1 Sifat masalah 1 2/3 x 1 Bersifat ancaman


=2/3 kesehatan karena
Skala : Ancaman
jika tidak segera di
kesehatan
tangani maka
sumur akan
terkontaminasi
dengan zat kimia.

2 Kemungkinan 2 0/2 x 2 =0 Masalah tidak


masalah dapat dapat di ubah
diubah karena tidak ada
tempat
Skala : Tidak dapat
pembuangan untuk
sisa pembuangan
detergen selain di
dekat sumur.

3 Potensial masalah 1 1/3 x 1 = Potensial masalah


untuk dicegah 1/3 untuk di cegah
rendah karena Ny.
Skala : Rendah
M sudah biasa
membuang sisa
limbah di dekat
sumur.

4 Menonjolnya 0/2 x 1 = 0 Masalah tidak


masalah dirasakan karena
Ny. M sudah
Skala : 1
terbiasa membuang
Masalah tidak di dekat sumur.
dirasakan

58
Jumlah 5 1

B. Prioritas Diagnosa
1. Hambatan pemeliharaan rumah di Keluarga Tn. S
2. Resiko kontaminasi di Keluarga Tn. S

C. Intervensi
Nama Kepala Keluarga : Tn. S
Alamat : Desa Situ, Kabupaten Sini

Diagnosis
No Keperawatan NOC Sasaran NIC
Komunitas
1 (Home NOC : Safe Home Keluarga NIC = (Environmental
Maitenance, Environment (lingkungan Tn. S Management)
Impaired) rumah yang aman) Manajemen
Hambatan Setelah dilakukan Lingkungan
Pemeliharaan tindakan keperawatan Kegiatan :
Rumah di keluarga selama 1 kali *Mempertahankan
Keluarga Tn. S kunjungan (60 menit), suasana di rumah yang
maka keluarga mampu meguntungkan
mempertahankan suasana kesehatan.
di rumah yang
meguntungkan kesehatan. 1. Menciptakan
dengan indicator : lingkungan yang
1. Pemeliharaan aman bagi keluarga
bangunan dari tidak Tn. S dengan cara
pernah menunjukkan memberikan Health
(1) menjadi kadang- Education
kadang menunjukkan mengenai Rumah
(3) sehat.
2. Ketersediaan air 2. Mengendalikan
bersih dari jarang hama lingkungan
menunjukkan (2) ke yang sesuai
sering menunjukkan (Pasokan air yang
(4) bersih dan aman

59
3. Kebersihan tempat dari hama seperti
tinggal dari jarang jentik-jentik)
menunjukkan (2) ke Dengan
sering menunjukkan menganjurkan
(4) keluarga Tn. S
untuk
Keterangan : menbersihkan bak
1= tidak pernah air bebrapa minggu
menunjukkan sekali dan menutup
2= jarang menunjukkan bak air agar tidak
3= kadang kadang didiami jentik-
menunjukkan jentik.
4= sering menunjukkan
5= selalu menunjukkan

D. Tindakan Keperawatan

No
Dx. Waktu dan
Tindakan Keperawatan Respon Keluarga
Tempat

1. Selasa, - Mendatangi rumah - Ny. M menjawab

24 November keluarga Tn. S dan salam


2015 mengucapkan salam

Pukul 15.00
WIB

Ruang tamu
keluarga Tn. S

Selasa, - Mengingatkan kontrak - Keluarga kooperatif

60
24 November dan tujuan dan menyetujui
2015 kontrak yang
Pukul 15.05 ditentukan
WIB

Ruang tamu
keluarga Tn. S

Selasa, - Menanyakan kepada - Tn. S dan Ny. N

24 November keluarga Tn. S tentang mengatakan


2015 kondisi kesehatan saat keluarganya dalam

Pukul 15.10 ini kondisi sehat saat

WIB ini.

Ruang tamu
keluarga Tn. S

Selasa, - Menciptakan - Tn. S dan Ny. M

24 November lingkungan yang aman mengatakan akan


2015 bagi keluarga Tn. S berusaha

Pukul 15.25 (Rumah yang bersih memperbaiki

WIB dan aman, udara yang rumahnya agar lebih


bersih dan aman) sehat lagi dengan
Ruang tamu merubah cat dinding
keluarga Tn. S
rumah dan ventilasi
ditambahkan.
Selasa, 3. Mengendalikan hama - Tn. S dan Ny. M

24 November lingkungan yang sesuai mengatakan akan


2015 (Pasokan air yang berusaha juga

Pukul 15.45 bersih dan aman, membuang sisa sisa

WIB perlindungan makanan air cucian maupun


dari kontaminasi makanan jauh dari
Ruang tamu biologis maupun sumur supaya airnya
keluarga Tn. S
kimiawi). tidak tercemar. Ny.
M juga mengatakan

61
akan lebih sering
menguras bak mandi
agar tidak ada jentik
nyamuk.
Selasa, - Tn. S dan Ny. M
- Menyimpulkan
24 November mengatakan sudah
pertemuan
2015 tau bagaimana cara

Pukul 16.00 mempertahankan

WIB lingkungan yang


baik.
Ruang tamu
keluarga Tn. S

Selasa, - Mengakhiri pertemuan - Keluarga Tn. S

24 November dengan kontrak jadwal menyetujui kontrak


2015 akan mendatangi waktu dan akan

Pukul 16.15 keluarga ini pada Hari menghubungi jika

WIB Sabtu 5 Desember 2015 ada perubahan


jam 15.00 jadwal
Ruang tamu
keluarga Tn. S

E. Evaluasi

No
Tanggal dan Waktu Evaluasi
Dx.

1 Sabtu, 5 Desember 2015 S : Tn. S dan Ny. M mengatakan sudah


jam 15.00 tidak membuang sampah rumah tangga
didekat sumur, selain itu Ny. M
mengatakan 3 hari sekali menguras bak
mandi dan Tn. S mengatakan sudah
mulai mengecat ulang rumahnya sedikit

62
demi sedikit.

O:
- Pemeliharaan bangunan dari tidak
pernah menunjukkan (1) menjadi
kadang-kadang menunjukkan (3)
- Ketersediaan air bersih dari jarang
menunjukkan (2) ke sering
menunjukkan (4)
- Kebersihan tempat tinggal dari
jarang menunjukkan (2) ke sering
menunjukkan (4)
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan yang
berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan denan
kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidak
mampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat. Sasarannya merupakan individu, keluarga, maupun
kelompok.
2. Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan
lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang
sehat, sejahtera dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan).
Unsur kesehatan lingkungan meliputi perumahan, penyediaan air besih,
pembuangan kotoran manusia dan pengelolaan sampah.

63
3. Millennium Development Goals(MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil
kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara,Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan
pengentasan kemiskinan. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat
dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015.Delapan tujuan umum mdgs
secara general mencakup pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesetaraan
gender, kesehatan, kelestarian lingkungan dan permasalahan global.
4. Indikator rumah yang dinilai sehat adalah komponen rumah yang terdiri
dari : langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang
keluarga dan ruang tamu, ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek
perilaku.
5. Dalam melakasanakan asuhan keperawatan komunitas pada dasarnya
menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah :
pengkajian data, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi hasil tindakan keperawatan yang dilaksanakan secara sistematis
dan berkelanjutan.

B. Saran
Sebagai perawat, kita seharusnya melaksanakan peran perawat komunitas
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan pada komunitas
kesehatan lingkungan. Dan dibutuhkan peran serta individu, keluarga maupun
kelompok masyarakat untuk mendukung keberhasilan intervensi asuhan
keperawatan pada komunitas kesehatan lingkungan.

64
DAFTAR PUSTAKA

Tanjung, H.Mastar. 2005. Syarat-Syarat Rumah Sehat. Jakarta : Letupan


Indonesia

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC

Moorhead,Sue&dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC)


Measurement ofHealth Outcomes. Edisi 5. United States of America:
Elsevier.

Bulechek, Gloria, &dkk. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). Edisi 6.


United States of America: Elsevier.

65

También podría gustarte