Está en la página 1de 27
PETUNJUK DESAIN DRAINASE PERMUKAAN JALAN NO. 008/T/BNKT/1990 De DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Dalam rangka mewujudkan peranan penting jalan dalam mendorong perkembang- an kehidupan bangsa, sesuai dengan U.U. no. 13/1980 Tentang Jalan, Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan yang menjurus ke arah profesionalisme dalam bidang pengelolaan jalan, baik di pusat maupun di daerah. Adanya buku-buku standar, baik mengenai Tata Cara Pelaksanaan, Spesi- fikasi, maupun Metoda Pengujian, yang berkaitan dengan perencanaan, pe- laksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan merupakan kebutuhan yang men- desak guna menuju ke pengelolaan jalan yang lebih baik, efisien dan seragam. Sambil menunggu terbitnya buku-buku standar dimaksud, buku "Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan" ini dikeluarkan guna memenuhi kebutuhan intern di lingkungan Direktorat Pembinaan Jalan Kota. Menyadari akan belum sempurnanya buku ini, maka pendapat dan saran dari semua pihak akan kami hargai guna penyempurnaan di kemudian hari. Jakarta, Januari 1990. DIREKTUR PEMBINAAN JALAN KOTA R02 DJOKO ASMORO DAFTAR ISI L _-DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan ... 1.2, Ruang Lingkup....... 13. Definisi dan Istilah ........ I. DRAINASE PERMUKAAN 2.1 Fungsi Drainase Permukaan . . 2.2. Sistem Drainase Permukaan . . 23. Prinsip-prinsip Umum Perencanaan Drainase..... 5 2.4. Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan 2.5, Selokan Samping....... : aeeeeeen 2.6. Gorong-gorong ........ : 2.7. Penyederhanaan Desain Penampang Saluran Samping . LAMPIRAN-LAMPIRAN 1, Sistem Drainase Permukaan 2. Kemiringan Melintang Normal pada daerah yang datar dan lurus 3. Kemiringan Malintang pada daerah tikungan 4. Contoh-contoh tipe penampang selokan samping yang lainnya (Pasangan batu/beton bertulang) 5. Diagram penentuan debit untuk saluran persegi yang kecil 6. Diagram Penentuan debit untuk saluran trapesium kecil (Dengan kemiringan dinding 1 : 1) 7. Diagram Penentuan debit. untuk saluran trapesium kecil (Dengan kemiringan 1: 1'/,) 8 Diagram Penentuan debit untuk saluran trapesium kecil (Dengan kemiringan 1 : 2) 9, Diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil (Dengan kemiringan 1: 3) Halaman aoe nee Li. 1.2, 1.3. I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan 1.1.1, Petunjuk ini dimaksudkan sebagai petunjuk dalam merencanakan sistemdrainase jalan raya agar memenuhi persyaratan keandalan teknis dan ekonomis. 1.1.2. Petunjuk ini bertujuan sebagi pembimbing secara prinsip teknis dalam mende- sain drainase jalan, sehingga dapat dicapai suatu keseragaman dalam cara mendesain. Ruang Lingkup 1.2.1. Buku ini hanya mencakup ketentuan dasar tentang persyaratan teknis untuk mendesain drainase jalan raya, 1.2.2. Sehubungan dengan butir 1.2.1 sub bab: ini, petunjuk ini menyesuaikan beberapa ketentuan perencanaan sistem drainase yang meliputi drainase permukaan. 1.2.3, Pemakaian Petunjuk Petunjuk ini dapat dipakai bersama-sama dengan Standar lain yang berlaku. Definisi dan Istilah 1.8.1. Drainase Permukaan Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air per- mukaan. 1.8.2. Drainase Bawah Permukaan Adalah sistem drainase yang berkaitan dengan pengendalian aliran air dibawah permukean tanah. 1.3.3. Intensitas Hujan (1) Intensitas hujan adalah besarnya curah hujan maksimum yang akan diper- hitungkan dalam desain drainase 1.3.4. Waktu Konsentrasei (Te) Waktukonsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh butiran air untuk bergerak dari titik terjauh pada daerah pengaliran sampai ke titik pembuangan. Dalam Perencanaan, waktu konsentrasi minimum biasanya diambil 5 menit. 1.3.5. Debit (Q) Adalah volume air yang mengalir melewati suatu penampang melintang saluran atau jalur air per satuan waktu. 1.8.6. Koefisien Pengaliran (C) Adalah suatu koefisien yang menunjukkan perbandingan antara besarnya jum- lah air yang mungkin dialirkan oleh suatu jenis permukaan terhadap jumlah air yang ada. 1.3.7. Desain, Adalah perencanaan teknis. 2.1. 2.2. 2.3. 1.3.8. Perencanaan Adalah kegiatan yang mencakup survai, penyelidikan dan desain. 1.3.9. Japat Jalan agregat padat tahan cuaca IL DRAINASE PERMUKAAN Fungsi Drainase Permukaan Sistem drainase permukaan pada konstruksi j sebagai berikut: Jan raya pada umumnya berfungsi 2, Mengalirkan air hujan/air secepat mungkin keluar dari permukaan jalan dan selanjutnya dialirkan lewat saluran samping; menuju saluran pembuang akhir. 2.1.2. Mencegah aliran air yang berasal dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk ke daerah perkerasan jalan. 2.1.3, Mencegah kerusakan lingkungan di sekitar jalan akibat aliran air. Sistem Drainase Permukaan Sistem drainase permukaan pada prinsipnya terdiri dari: 2.2.1. Kemiringan melintang pada perkerasan jalan dan bahu jalan. 2.2.2. Selokan samping. 2.2.3, Gorong-gorong. 2.2.4. Saluran penangkap (Catch-drain) Gambar tentang sistem drainase permukaan terlihat pada lampiran 1 buku ini. Prinsip-prinsip Umum Perencanaan Drainase 2.3.1. Daya Guna dan Hasil Guna (Efektif dan Efisien) Perencanaan drainaseharuslah sedemikian rupa sehingga fungsifasilitasdrainase sebagai penampung, pembagi dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna dan berhasil guna. 2.3.2. Ekonomis dan Aman. Pemilihan dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan faktor ekonomis dan faktor keamanan. 2.3.3. Pemeliharaan. Perencanaan drainase haruslah mempertimbangkan pula segi kemudshan dan nilai ekonomis dari pemeliharaan sistem drainase tersebut. 2 2.4, Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan 2.4.1, Pada daerah jalan yang datar dan lurus. Penanganan pengendalian air untuk daerah ini biasanya dengan membuat kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari tengah perkerasan menurun/ melandai kearah selokan samping. Besarnya kemiringan bahu jalan biasanya diambil 2% lebih besar daripada Kemiringan permukaan jalan. Besarnya kemiringan melintang normal pada perkerasan jalan dapat dilihat seperti tercantum pada Tabel (1) dibawah ini. Tabel (1) Kemiringan melintang normal perkerasan jalan No.| denis lapis permukaan jalan Kemiringan melintang normal-i (%) 1. | beraspal, beton 2% - 3% 2. Japat M% - 6% 3. | Kerikil 3% - 6% Tanah | M% - 6% Gambar kemiringan melintang bisa dilihat pada lampiran 2 buku ini. 2.4.2. Daerah Jalan yang lurus pada tanjakan/penurunan. Penanganan pengendalian air pada daerah ini perlu mempertimbangkan pula besarnyakemiringan alinyemen vertikal jalan yang berupa tanjakan dan turunan; iran air secepatnya bisa mengalir ke selokan samping. Untuk itu maka kemiringan melintang perkerasan jalan disarankan agar menggunakan nilai-nilai maksimum dari Tabel 1 di atas. 2.4.3. Pada Daerah Tikungan. Kemiringan melintang perkerasan jalan pada daerah ini biasanya harus mem- pertimbangkan pula kebutuhan kemiringan jalan menurut persyaratan alinye- men horizontal jalan (Iihat buku Geometrik); karena itu kemiringan perkerasan, jalan harus dimulai dari sisi luar tikungan menurun/melandai ke sisi dalam tikungan. Besarnya kemiringan pada daerah ini ditentukan oleh nilai maksimum dari kebutuhan kemiringan alinyemen horizontal atau kebutuhan kemiringan men- : urut keperluan drainase. Besarnya kemiringan bahu jalan ditentukan dengan kaidah-kaidah seperti pada butir 2.4.1. gambar kemiringan melintang perkerasarvbahu jalan pada daerah tingkungan bisa dilihat pada lampiran 3 buku ini 3 2.5, Selokan Samping. Selokan samping adalah selokan yang dibuat disisi kiri dan kanan badan jalan. 2.5.1, Fungsi Selokan Samping. a. Menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan. b. Menampung dan membuang air yang berasal dari daerah pengaliran sekitar jalan, ¢. Dalam hal daerah pengaliran Iuas sekali atau terdapat air limbah; maka untuk itu harus dibuat sistem drainase terpisah/tersendiri. 2.5.2. Bahan Bangunan Selokan Samping Pemilihan jenis materal untuk selokan samping umumnya ditentukan oleh besarnya kecepatan rencana aliran air yang akan melewati selokan samping sedemikian sehingga material dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Kecepatan aliran air yang diizinkan berdasarkan jenis material Jenis bahan Kecepatan aliran air yang diizinkan (midetik) Pasir halus 0,45 Lempung kepasiran 0,50 Langu aluvial | 0,60 Kerikil halus 0,75 Lempung kokoh | 0.75 Lempung padat | 1,10 Kerikil kasar 1,20 Batu-batu besar | 1,50 Pasangan batu i 1,50 Beton 1,50 Beton bertulang 1150 Kecepatan aliran air ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran, salah satunya adalah kemiringan saluran. Pada Tabel 3 dapat dilihat hubungan antara kemiringan selokan samping dan tipe material yang digunakan. Tabel 3 ‘ubungan kemiringan selokan samping (i) dan jenis material poe | denis Material Kemiringan Selokan Samping L i Tanah Asli Pasir halus Napal kepasiran | o - 6 Lanau aluvial | Kerikil halus ! | Lampung padat/kokoh | 5-10 | Kerikil kasar | Batu-batu besar \ Pasangan: | Pasangan batu | Beton | 10 Beton bertulang 2.5.3. Pematah Arus/Check Dam. Pada suatu selokan samping yang relatif panjang dan mempunyai kemiringan cukup besar, kadang-kadang diperlukan pematah arus (check dam) untuk men- gurangi kecepatan sliran. Pemasangan jarak check dam (L) biasanya ditentukan sebagai berikut: 1(%) 6% [7% 8% | 9% | 10% LM [28M [10M | 8m a | om | L | 25.4. Penampang Melintang Selokan Samping Pemilihan tipe penampang melintang selokan samping didasarkan atas : a. Kondisi tanah dasar b. Kedudukan muka air tanah ¢. Kecepatan aliran air. Gambar macam-macam tipe selokan samping terlihat pada lampiran 4. 5 2.5.5. Perhitungan Dimensi Selokan Samping. Dalam garis besar, perencanaan selokan samping mencakup 3 (tiga) tahap proses sebagai berikut: a. Analisis hidrologi b. Perhitungan hidrolika c. Gambar Rencana Analisis hidrologis dilakukan atas dasar data curah hujan, topografi daerah, karakteristik daerah pengaliran serta frekuensi banjir rencana. Hasil analisis hidrologi adalah : Besarnya debit air yang harus ditampung oleh selokan samping. Selanjutnya atas 2 dasar debit yang kita peroleh maka dimensi selokan samping dapat kita renea- nakan berdasarkan analisa/perhitungan hidrolika. Rumus untuk menghitung Debit (Q) Biasanya rumus yang digunakan adalah Rational Formula sebagai berikut: 1 ——cLA 3,6 Q imana: Debit (m'/met) Koefisien pengaliran, seperti pada Tabel 4 dibawah ini. Intensitas hujan (mnvjam) dihitung selama waktu konsentrasi (Tc) untuk periode banjir reneana. Luas daerah pengaliran (km?). di Q Cc r > " Koefisien Pengaliran (C): Koefisien pengaliran adalah koefisien yang besarnya tergantung pada kon- disi permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah, lamanya hujan di daerah pengaliran. Tabel 4 : Koefisien Pengaliran (¢) cS Kondisi Permukaan Tanah | oem 7 Pengaliran (c) 1.dalan beton dan jalan aspal | 0,70 - 0,95 2.Jalan kerikil & jalan tanah 0,40 - 0,70 3.Bahu jalan: | > Tanah berbutir halus 0,40 - 0,65 | + Tanah berbutir kasar 0,10 - 0,20 | - Batuan masif keras 0,70 - 0,85 | - Batuan masif lunak 0,60 - 0,75 4.Daerah Perkotaan 0,70 - 0,95 5.Daerah pinggir kota 0,60 - 0,70 6.Daerah Industri 0,60 - 0,90 7.Permukiman padat 0,60 - 0,80 8.Permukiman tidak padat 0,40 - 0,60 9.Taman & kebun 0,20 - 0,40 10:Persawahan 0,45 - 0,60 11.Perbukitan 0,70 - 0,80 12.Pegunungan 0,75 - 0.90 Frekuensi Banjir Rencana: Frekuensibanjirrencana ditetapkan berdasarkan pertimbangan kemungkinan- kemungkinan kerusakan terhadap bangunan-bangunan di sekitar jalan akibat banjir. Dengan asumsi "tingkat kerusaken sedang” masih dianggap wajar, maka frekuensi banjir rencana untuk selokan samping dipilih 6 tahun. Luas Daerah Pengeliran (A) Batas-batas daerah pengaliran ditetapkan berdasarkan peta topografi, pada umumnya dalam skala 1 : 50.000 - 1 : 25.000. Jika luas daerah pengeliran relatip kecil diperlukan peta dalam skala yang lebih besar. Dalam praktek sehari-hari, sering terjadi, tidak tersedia peta topography ‘ataupun peta pengukuran lainnya yang memadai sehingga menetapkan batas daerah pengaliran merupakan suatu pekerjaan yang sulit. Jika tidak memungkinkan memperoleh peta topography yang memadai, asumsi berikut dapat dipakai sebagai bahan pembanding. + L= _ Batas daerah pengaliran yang diperhitungkan 2.5.5. b. Rumus untuk menghitung dimensi Rumusumum yang dipakai untuk menghitungdimensi adalah sebagai berikut: Q Fe — v dimana F = Luas penampang basah (m?) Q = Debit (mat) V = Kecepatan aliran (m/dt) Kecepatan aliran (V) dapat dihitung dengan menggunakan Rumus Manning: i 28 v2 dimana : Kecepatan aliran Koefisien kekasaran dinding menurut Manning jari hidraulis (m) F = luas penampang basah (m?) P= keliling penampang basah (m) i = Kemiringan selokan samping Harga koefisien kekasaran dinding (n) menurut Manning bisa dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 5 Harga n untuk Rumus Manning { Sal Baik | Baik | Sedang | Jelek No. ‘Type Saluran sekali edang Saluran buatan: 1 Saluran tanah, lurus teratur 0,017 | 0,020 | 0,023 0,025 | 2 | Saluran tanah, yang dibuat dengan | 0,023 | 04028 | 0,030 | c’oae : excavator 3. | Saluran pada dinding batuan, 0,023 | 0,030 | 0,033. | 0,035 i lurus, teratur | 4, Saluran pada dinding batuan, 0,035 | 0,040 | 0,045 0,045 tidak lurus, tidak teratur | 5. | Saluran batuan yagn diledakkan, 0,025 | 0,030 | 0,035 0,040, ada tumbuh-tumbuhan 6. Dasar saluran dari tanah, 0,028 | 0,030 | 0,033 0,035 sisi saluran berbatu | 7 | Saluran lengkung, dengan kecepatan | 0,020 | 0,025 | 0,028 0,030 aliran rendah Saluran Alam 8 | Bersih, lurus, tidak berpasir, 0,025 | 0,028 | 0,030 | 0,033 tidak berlubang 9. Seperti no. 8, tapi ada tumbuhan, | 0.030 | 0,033 | 0,035 | 0,040 atau kerikil 10. | Melengkung, bersih, berlubang dan | 0,033 | 0,035 | 0,040 0,045 berdinding pasir 1h | Seperti No. 10, dangkal, tidak teratur | 0,040 | 0,045 | 0,050 0,055 32. | Seperti No. 10, berbatu dan ada 0,035 | 0,040 | 0,045 | 0/050 tumbuh-tumbuhan | 13. | Seperti No. 11, sebagian berbatu 0,045 | 0,050 | 0,055 | 0,060 14. | Alitan pelan, banyak tumbuhan dan | 0,050 | 0,060 | 0°070 0,080 i berlubang | 15.| Banyak tumbuh-tumbuhan 0,075 | 0,100 | 0,125 | 0,150 | Saluran buatan, beton atau batu kali 16.) Saluran pasangan batu, tanpa 0,025 | 0,030 | 0,033 | 0,035 finishing 1B, Seperti no. 16 tapi dengan finishing | 0,017 | 0,020 | 0,025 0,030 38.) Saluran beton 0,014 | 0,016 | 0,019 | 0,021 19.| Saluran beton halus dan rata 0,010 | 0,011 | 0,012 | 0,013 70.) Baluran beton pracetak dengan acuan | 0,013 | 0014 | O14 0,015 aja 21.) Saluran beton pracetak dengan acuan | 0,015 | 0,016 | 0,016 0,018 aya Tabel 6 HargaR dari Rumus Manning 0.0 0.1 02 03 04 05 06 0.7 08 0.9 10 Ll 12 13 14 15 16 LT? 18 19 2.0 21 22 23 24 25 26 2.7 2.8 29 3.0 31 32 33 34 35 3.6 3.7 38 3.9 4.0 41 42 43 44 45 46 47 48 49 00 0.000 0.215 0.342 0.448 0.534 0.630 0.711 0.788 0.862 0.932 1.000 1.065 1.129 1.191 1.251 1.310 1.368 1.424 1.480 1.534 1.587 1.639 1.691 1.742 1.792 1.842 1.891 1.939 1.987 2.034 2.080 2.126 2.172 2.217 2.261 2.305 2.349 2.392 2.435 2.478 2.620 2.562 2.603 2.644 2.685 2.726 2.766 2.806 2.846 2.885 o1 0.046 0.229 0.353 0.458 0.552 0.638 0.719 0.788 0.869 0.932 1.007 1.065 1.136 1.197 1.257 1.316 1.374 1.430 1.485 1.539 1.593 1.645 1.697 1.747 1.797 1.847 1.896 1.944 1.992 2.038 0.285 2.181 2.176 2.221 2.265 2.310 2.353 2.397 2.439 2.482 2.524 2.566 2.607 2.648 2.689 2.730 2.770 2.810 2.850 2.889 02 0.074 0.243 0.364 0.468 0.561 0.637 0.727 0.796 0.876 0.939 0.013 1.072 1.142 1.203 1.263 1.322 1379 1.436 1.491 1.545 1.598 1.650 1.702 1.752 1.802 1.852 1.900 1.949 1.996 2.043 2.089 2.135 2.180 2.226" 2.270 2314 2.358 2.401 2.444 2.486 2.528 2.570 2611 2.653 2.693 2.734 2.774 2.814 2.854 2.893 03 0.097 0.256 0.375 0.477 0.570 0.655 0.735 0.803 0.893 -946 1.020 1.078 1.148 1.209 1.269 1.328 1.385 1.441 1.496 1.550 1.603 1.655 1.707 1.757 1.807 1.857 1.905 1.953 2.001 2.048 2.094 2.140 2.185 2.230 2.274 2318 2.362 2.405 2.448 2.490 2/532 2.574 2.616 2.657 2.698 2.738 2.778 2.818 2.858 2.897 04 0.117 0.269 0.386 0.487 0.578 0.663 0.743 0.811 0.890 0.953 1.027 1.085 1.154 1.215 1.275 1.334 1.391 1.447 1.502 1.556 1.608 1.660 1.712 1.762 1.812 1.862 1.910 1.958 2.006 2.052 2.099 2144 2.190 2.234 2.279 2.323 2.366 2.409 2.452 2.495 2.537 2.579 2.620 2.661 2.702 2.742 2.782 2.822 2.862 2.901 05 0.136 0.282 0.397 0.497 0.587 0.679 0.750 0.818 0.897 0.960 1,033 1.091 1.160 1.224 1.281 1.339 1.396 1.452 1.507 1.561 1.613 1.665 L717 1.767 1.817 1.867 1.915 1.963 2.010 2.057 2.103 2.149 2.194 2.239 2.283 2.327 2.371 2414 2.457 2.499 2.541 2.583 2.624 2.665 2.706 2.746 2.786 2.826 2.865 2.904 0.153 0.295 0.407 0.506 0.596 0.679 0.758 0.832 0.904 0.973 1.040 1.097 1.167 1.227 1.287 1.345 1.402 1.458 1.513 1.566 1.619 1.671 1.722 1.772 1.822 1.871 1.920 1.968 2.015 2.062 2.108 2.153 2.199 2.243 2.288 2.331 2.375 2.418 2.461 2.503 2.545 2.587 2.628 2.669 2.710 2.750 2.790 2.830 2.869 2.908 07 0.170 0.307 0.418 0.515 0.604 0.687 0.763 0.840 0.911 0.980 1.046 1.110 1.173 1.233 1.293 1.351 1.308 1.463 1.518 1.571 1.624 1.676 L727 1.777 1.827 1.876 1.925 1.972 2.020 2.066 2.112 2.158 2.203 2.248 2.292 2.336 2.379 2.422 2.465 2.507 2.549 2.591 2.632 2.673 2.714 2.754 2.794 2.834 2.873 2.912 08 0.186 0.319 0.428 0.525 0.613 0.695 0.773 0.847 0.918 0.987 1.053 1.119 1.179 1,123 1.299 1.387 1.413 1.469 1.523 1.577 1.629 1.681 1.732 1.782 1.832 1.881 1.929 1.977 0.024 2.071 2117 2.163 2.208 2.252 2.296 2.340 2.384 2.427 2.469 2.511 2.553 2.595 2.636 2.677 2.718 2.758 2.798 2.838 2.877 2.916 09 0.201 0.331 0.438 0.534 0.622 0.705 0.781 0.855 0.925 0.993 1.059 1.123 1.185 1.245 1.305 1362 1419 1474 1529 1.582 1.634 1.686 1.737 1.787 1.837 1.886 1.934 1.982 0.029 2.075 2.122 2.167 2.212 2.257 2.301 2.345 2.388 2.431 2.474 2.516 2.558 2.599 2.640 2.681 2.722 2.762 2.802 2.842 2.881 2.920 zoee'o 98ze'0 = TLZE'Oggze'o ozo seze'0 60ze'0 vereo = SuTe'O zara oro ovre'o osteo = ITED = B60r0 = zg0e'o 99080 osog'o e080 = LT0g'0 (0060 600 e86z'0 99670 = osez'0 eeez0 «ster 8682'0 18820 ¥98T'0 = OFBZO = azez'0 80°0 180 86Ls'0 = LLe'0 gee weuz0 oziz'0 z0z2'0 £8970 = g99z'0T9z'0 2400 2296'0 B09z'0 = BBEz'O = eagz0 oso 08920 o1sz'0 O6rz0 = OL¥O bao 900 arco Soro LBETO Ez ovez veee'o zoez'o oszzo0 = ggzz’ogezz'0 s0°0 vIez'0 T6tzo = gatzo Sv1Z0 —TaIz0 8602'0 ¥202°0 6r0z0 = $z0z'0 0080 400 S160 6rET'O = FZET'O 6 8T'O 181'0 vero 21810 esto = t9ZT'0 Ss zeLT'O £00 BOLO eto eveT'O gt testo erst'0 z1s0 esrT0 = PHO WIPO 00 szet'0 BrEr0 = ORTO Saat gzzT'0 esto ertr0 s60T'0 = 6rOT'0=—(00T'0 100 ovvor'o Z6E0T'0 = FEOT'O— gez0T'0 = LvzOT'0 ge r0T'0 6rIOT'O §—OOTOT'0 ~—ogo0T'0 ~——000T'0 or0'0 03660°0 — 66860°0 GFBGO'0 «861600 «LPLE0'0 ~—«¥¥960°0. ¥r960'0 BGO" SeSE0'0 LB FE0'O 600°0 vErE0'O Tee6o'0 = Lze60"0 = FLZGO'N = eze0'0~— ss TEN OLt60';0 = Sg060'°0 0006.0 svg 800'0 88880°0 — S480°0 — BTL800 §~—o9980'0 += z0980'0 vysso'0 = SBhE0'0 = 9zHBO'N gE RO'O 200°0 L0E80'0 = 9FZBO'|D = BBTBO'D-—PaTOBO'O©~—- 90800 ~—00080'0. 286100 ¥LBL°0 —OT8LO'O-—LLO'O 900'0 18940°0 9T9L0°0-—0990°0—eBFLO'O~=—oTHLO'0 sg ELO'O. 08ZL0°0 = TTZL0'0.— THILO’ ~—Tz0L00 s00'0 00020°0 82690'0 99890°0zg90°0 += goz90°0-~—Ssee990'0 Tg¥90'0 —-Sg90°0 = zoV90:0-—gzEB0'O ¥00'0 $r90°0 ——9T90'0—-£8090'0 ~~ 00090°0-—sgteso'0~—sTegg0'0 s¥Lso'0 = Lg9g0'0 = ggggo'0 = LL P00 £00°0 s8e90'0 %6Z90°0 — 96180°0 660800 0000°0 sg 8F0'0 964400 06900 eagrO'|O = LFFO'O z00'0 6SEr0'0 F400 = EZLHO'O = DOFO'|D~—sExBEO'D =~ aFze0'0 909800 FaFED|O §=—LTEeO'W ~—_z9T E00 1000 zoeeo'o 98260'0 TLzE0°0— gazeo'0§~—oFzEO'0~—szzeo'0 60ZE0'0 = FETED'O §— SLIGO. ~—zgTEO'D ©~— TODO SPIEO'O = OEZEO'|O = FILED'O §=— 600.0 §=—zROEO'D ~—g90E0'0 Osoe0'0 = EEDEO'? ©~—-LTOBN'O~—000E0'0 = g000'0 £86z0°0 996200 0s6z0'0-—ee6z0'0-—STEZz0'0~—géBz0'0 188z0°0 98200 grezO'|O = BzBz0"0§=— 80000 T18z0'0 861200 G1L20°0—Lgzz0'0—6ELZO.0~—ozzz0'0 20Lz0'0 —€89Z0'0-—$9z0°0 = gP9z0'0 = L0000 22920°0 809200 BBEZO.O-—G9SzO'0~—Ogezo'"0~—esz0'0 OLszo0 =~ O6FZO'0-OLPZO'O~—«GFZO'N-~—«9000'0 62bz0'0 80200 LBEZO.O-—ggEZ'D-—GFEZOIO~—seezO'O ZOEzO'O —oBezo'o-—BSzzO'N~—gEeO'N == s000'0 ¥IzzZ0'0 T6IZO'O = B9IZOO.—S¥TZO'N~—szTZO|O ~—g60z0'O L000 —-6POZ0'0-—-$zOZO'O.-—«(000z0'0 Ss P0000 SL6T0°0 SrGI0'O §=— RETO ©—LEBTO'O-TLBTO'O =~ BPBTO'O LTSTO'O —«GBLTO'"D-—_ T9LTO'O~—zELTO'O~—g£000°0 £02100 €1910°0 P9100 ZI9TO'O ~—s testo ~—SFgLO'O LISTO'O —«EBFTO'O— GPPTO'O = FIPTO'O ~—z000°0 8zet0'0 Zvetoo = PORTO —g9zio'0 = szatoo~—eBTIO'O OFTTO'O ~—S60T0 ~—-SFOTO'D~—0TO'0~—Ss T0000 be Eo Om ~Bajuuayy snunay pep Leqe Rector 10 1.6. Gorong-Gorong 2.6.1. 2.6.2, 2.6.3. 2.6.4 Fungsi Fungsi gorong-gorong adalah mengelirkan air dari sisi jalan ke sisi lainnya. Untuk itu desainnya haras juga mempertimbangkan faktor hidrolis dan struktar supaya gorong-gorong dapat berfungsi mengalirkan air dan mempunysi daya dukung terhadap beban lalu lintas dan timbunan tanah, Tipe/Jenis Konstruksi. Mengingat fungsinya maka gorong-gorong disarankan dibuat dengan tipe kon- struksi yang permanen (pipa/kotak beton, pasangan batu, armco) dan desain umur rencana 10 tahun. Komposisi Gorong-gorong Bagian utama gorong-gorong terdiri atas: a. Pipa : kanal air utama. b. Tembok kepala: Tembok yang menopang ujung dan lereng jalan. ‘Tembok penahan yang dipasang bersudut dengan tembok kepala, untuk menahan bahu dan kemiringan jalan. ©. Apron (dasai Lantaj dasar dibuat pada tempat masuk untuk mencegah terjadinya erosi dan dapat berfungsi sebagai dinding penyekat lumpur. Bentuk gorong-gorong umumnyatergantung pada tempatyangadadan tingginya timbunan. Penempatan Gorong-gorong Dalam perencanaan jalan, penempatan dan penentuan jumlah gorong-gorong harus diperhatikan terhadap fungsi dan medan setempat. Agar dapat. berfungsi dengan baik, maka gorong-gorong ditempatkan pada : a. Lokasi jalan yang memotong aliran air. b. Daerah cekung, tempat air dapat menggenang. © Tempat kemiringan jalan yang tajam tempat air dapat merusak lereng dan badan jalan. 4. Kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap permukaan jalan minimum 60cm. Disamping itu juga harus memperhatikan faktor-faktor lain sebagai bahan pertimbangan, yaitu: ~ aliran air alamiah - tempat air masuk ~ sudut yang tajam pada bagian pengeluaran (out let) Dengan memperhatikan faktor tersebut: maka penempatan gorong-gorong dis- arankan untuk daerah datar. Disarankan dengan jarak maksimum 300 m, Penentuan Dimensi Gorong-gorong, . Untuk menentukan dimensi gorong-gorong dapat dipakai rumus: u a Luas penampang m? Q Debit (mat) v Kecepatan aliran (m/dt) dimana : 1 i @ = — CLA. (Rumus Rational) 36 23 v2 . . Ro. ou (Rumus Manning) (Lihat perencanaan saluran samping jalan halaman 8). ». Pendekatan Iain untuk menentukan ukuran gorong-gorong (Lihat halaman 19), 2.7. Penyederbanaan Desain Penampang Saluran Samping Untuk desain penampang saluran samping jalan yang berfungsi lokal dengan ‘menggunakan Tabel 8 dan Tabel 9 dengan berbagai panjang saluran dan ke-miringan. 2.7.1. Penampang saluran samping jalan tanpa pasangan, Ketentuan-ketentuan untuk menentukan dimensi saluran samping tanpa pa- sangan: fuss minimum penampang saluran samping tanpa pasangan adalah 0,50 m2 b. Tinggi minimum saluran (T) adalah 0 em. Perdasarkan asumsi-asumsi untuk mendapatkan debit air (Q) dan ketentuan- etentuan umum untuk menentukan dimensi saluran samping tanpa pasangan, ‘maka dapat dihitung penampang saluran samping. P(min) = 50 em. cn 12 Tabel 8 ‘Tinggi Saluran Samping jalan tanpa pasangan (T) (Dengan lebar dasar saluran (D) 50 cm) | L=100 m L=200 m L=300 m T@) Tinggifem) | Tinggi(em) | Tinggi(em) 5 (Kemiringan Saluran) | (Luas Cm?) | (Luas Cm?) | (Luas Cm?) 1 50 60 70 | ee | (6000) (6600) (8400) | 50 | 50 60 70 1-2 | 000) (6600) (6600) (8400) | 60 50 50 50 eae | (000) | (6000) (5000) (6600) Rena 50 50 50 50 (5000) (5000) (5000) (5000) L= PANJANG SALURAN Penampang saluran samping jalan dengan pasangan Ketentuan-ketentuan umum untuk menentukan dimensi saluran jalan dengan asanga: 4, Luas minimum penampang saluran samping dengan pasangan adalah 0.50 im. b. Tinggi minimal saluran (T) adalah 70 em. Berdasarkan asumsi untuk mendapatkan debit air (Q) dan ketentuan-ketentuan umum untuk mendapatkan dimensi saluran samping dengan pasangan, maka dapat dihitung penampang saluran samping. Tabel 9 didapat berdasarkan pada lebar dasar saluran (D) 70 em. Untuk lebar dasar saluran (D) dan kemiringan saluran yang berbeda, Tabel 9 dapat di- gunakan dengan catatan, luas penampang yang didapat dari Tabel 8 dan kketentuan-ketentuan umum untuk mendapatkan dimensi saluran ssamping tetap terpenuhi. : T (Tinggi). 13 Tabel 9 Tinggi saluran samping jalan dengan pasangan tegak (T) (Dengan lebar dasar saluran (D) 70 cm) | t=100m [| 1=200m 1=300m_ | L=400m i (%) Tinggi(em) | Tinggiem) | Tinggi(em) | Tinggi(em) (Kemiringan Saluran)| (LuasCm*) | (Luas Cm?) | (LuasCm*) | (Luas Cm? | on | 7% | a0 90 100 2 (4900) | (6600) (6800) (7000) i e I~ | 80 90 L M (4900) | (4900) | (6600) (6300) | 25 70 70 / 70 70 j | 4900) | * 4900) (4900) (5600) Bao 70 70 70 70 (4900) (4900) (4900) (4900) L = Panjang saluran 2.7.3. Penentuan Gorong-gorong Pendekatan lain untuk menentukan ukuran gorong-gorong dan saluran kecil atau ukuran jembatan yang mempunyai bentang « 12 m (bukaan saluran tidak melebihi 30 m), dapat menggunakan Rumus Talbot: a=0,183r AS dimana ; a luas saluran gorong-gorong (m*) koefisien pengaliran untuk daerah pegunungan 0,75 untuk daerah perbukitan 0,50 untukd aerah bergelombang 0,25 untuk daerah datar A = Tuas daerah pengaliran (HA) ~ Dimensi minimum untuk luas saluran/gorong-gorong adalah 1,13 m? atau 0,60 em. berikut ini akan memberikan luas saluran secara mudsh untuk ‘acam keadaan medan dan luas daerah pengaliran yang didasar- kan pada Rumus Talbot. 14 a=LUAS SALURAN UNTUK GORONG-GORONG (NF) A=Luas | Pada Daerah |Pada Daersh| Pada Daerah| Pada Daerah Drainase | Pegunungan| Berbukit | Bergelombang| Rata (Ha) (r=1) (r=0,75) (r=0,50) (r=0,25) ; 10 1,13 1,13 1,13 113 | 20 | 1,73 | 1,29 1,13 1,13 30 235 | 47% | aT 113 | 40 2,91 2,18 | 1,45 1,13 , 50 ' 3,44 2,58 1,72 1,13 | 100 579 | 434 |g 145 | 200 | 9,73 7,30 3,65 2,43 | 300 | 13,19, | 9,89 6,60 3,30 400 16,37 | 12,28 818 =| 4,09 500 | 19,8 14,52 9,67 4,84 15 Lampiran 1 Cf nyeq uBduuTWOy = 4 unr uobeioyiod wes meee Lampiran 2 Kemiringan melintang normal pada daerah yang datar dan lurus BAHU} PERKERASAN BAHU. a TALAN JALAN i, % eal | fo 1 Lampiran $ Kemiringan melintang pada daerah tikungan BAHU PERKERASAN BAHU JALAN ‘JALAN ALAN | i ditentukan oleh nilai maksimum geometric atau kemiringan untuk drainase Lampiran 4 NVaLVavala wisvd Slav ~ NVaLVavaia utsva sav —~ ONY Inada Nowaa —} owrinse uae | ovine yous | ANLANSd Ld ANLONGd LVId 19 NVSLLVGVaIG uIsvd Slav — ‘ONVINLa NoLae — Guvinyeg uojagmyeg ueSueseg) Bhuure] Suek Buduug ueyojag Sudursusg edt], yoqucs-yoqueg Lampiran 5 Diagram penentuan debit: untuk saluran persegi yang kecil Lampiran 6 Diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil Dengan kemiringan dinging 1: ) (m/sec) LZ, 0.001 JA /y, | Ly JLo a yyy My yer | Lip 21 Lampiran 7 Diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil (Dengan kemiringan 1: 1'/,) (m/sec) Wut 3 2 2 fii | i £ _t 5S uti _B. 3 2 Lampiran 8 Diagram penentuan debit untuk saluran trapesium kecil (Dengan kemiringan 1:2) Q (m*/sec) é s Mitre Nite Mtb dm) 23 Lampiran 9 Diagram penentuan debit ; untuk saluran trapesium kecil ngan kemiringan 1:3) zy 1004 § 10.0004 | | | 0.014 Q (m/sec)

También podría gustarte