Está en la página 1de 20

BAB II

LAPORAN KASUS

II.1 Identitas Pasien


Nama pasien : Tn. FM
Usia pasien : 18 tahun
Alamat pasien : Rejosari I, Tanjunganom, Kec.
Salaman, Kab. Magelang
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMK
Suku : Jawa
Pekerjaan : Wiraswasta
Status pernikahan : Belum menikah
Kunjungan ke pelayanan kesehatan : 08 Februari 2017
Kunjungan rumah : 12 Februari 2017

II.2 Anamnesis Holistik (Autoanamnesis)


II.2.1 Aspek Klinis
1. Keluhan utama
Gatal-gatal.

2. Riwayat penyakit sekarang


Pasien mengeluh gatal-gatal hampir di seluruh tubuh yang dirasakan
kurang lebih sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya pasien mengaku muncul
bintik-bintik kemerahan kecil dan gatal di daerah paha. Semakin lama
keluhan menyebar ke daerah perut, ketiak, lipat paha dan sela-sela jari.
Rasa gatal dirasakan memberat terutama saat malam hari. Terkadang saat
menggaruk, muncul cairan dari bintik-bintik tersebut. Untuk mengurangi
rasa gatalnya pasien membeli salep gatal yang dibeli di warung.

3. Riwayat penyakit dahulu


Pasiaen belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya
4. Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan
Keluarga pasien ada yang mengalami keluhan serupa dengan pasien yaitu
adik dan ayah pasien. Dalam 1 rumah, yang memiliki keluhan gatal-gatal
terlebih dahulu adalah adik pasien. Adik pasien adalah seorang siswa SMA
yang berusia 16 tahun. Kegiatan adik pasien sepulang sekolah adalah
bermain bersama teman-teman sebaya di sekitar rumah. Dikatakan oleh
pasien, teman-teman sepermainan adiknya ada yang memiliki keluhan
gatal-gatal seperti yang dialami pasien.

5. Riwayat personal sosial


a. Riwayat pendidikan: pasien adalah lulusan SMK
b. Riwayat pekerjaan: kegiatan pasien sehari-hari adalah menjaga counter
HP
c. Riwayat perkawinan: belum menikah
d. Riwayat sosial & ekonomi: pasien merupakan seorang penjaga counter
HP yang lokasinya ada didepan rumah. Pasien dan keluarga sudah
mempunyai jaminan kesehatan.
e. Gaya hidup: pasien sehari-hari berganti baju 2 kali dalam sehari.
Penggunaan sprei di kamar tidur maupun di ruang keluarga dikatakan
oleh pasien jarang diganti. Setiap malam, pasien tidur berdua dengan
adik pasien dalam 1 tempat tidur.

6. Anamnesis sistemik
a. Sistem integumentum: gatal-gatal di sela jari, paha, lipat paha, perut dan
ketiak
b. Sistem muskuloskeletal: tidak ada keluhan
c. Sistem gastrointestinal: tidak ada keluhan
d. Sistem urogenital: tidak ada keluhan
e. Sistem neurologi: tidak ada keluhan
f. Sistem kardiovaskular: tidak ada keluhan
g. Sistem respirologi: tidak ada keluhan

5
II.2.2 Aspek Personal
Illness merupakan keadaan sakit yang dirasakan oleh manusia yang
didapat dari penyakit tersebut (bersifat subjektif). Illness terdiri dari beberapa
komponen yaitu pemahaman terhadap penyakit. Efek penyakit yang
dirasakan pasien terhadap fungsi hidupnya (pergaulan, pekerjaan), perasaan,
dan harapan.
Komponen illness pada pasien yang terdiri dari aspek :
Tabel 1. Aspek Personal
No. Komponen Pasien
1 Perasaan Pasien merasa tidak nyaman
dengan keluhannya sekarang.
2 Ide/Pemikiran Pasien merasa bahwa untuk
sembuh, dirinya perlu rajin
memakai obat yang diberi dari
dokter.
3 Harapan Agar bisa sembuh setelah
memakai obat yang didapatkan
dari Puskesmas.
4 Efek terhadap fungsi sosial Tidak ada.

II.3 Pemeriksaan Fisik


Kesan umum : sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Berat badan : 48 kg
Tinggi badan : 146 cm
Indeks massa tubuh : 22.51 m/kg2 (Kesan: Normoweight)
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu badan : 36,6o

6
Pernapasan : 17 x/menit
Pemeriksaan Kepala
Bentuk kepala : normocephal
Rambut : distribusi rambut merata
Pemeriksaan Mata
Palpebra : edema (-), eritema (-)
Konjungtiva : hiperemis (-)
Sklera : ikterik (-)
Pupil : isokor
Pemeriksaan Telinga : deformitas daun telinga (-), liang telinga lapang,
eritema (-)
Pemeriksaan Hidung : deformitas (-), kavum nasi dalam batas normal
Pemeriksaan Leher
Kelenjar tiroid : tidak teraba pembesaran
Kelenjar limfonodi : tidak teraba pembesaran, nyeri tekan (-)
JVP : tidak dilakukan
Pemeriksaan Thorax
Pulmo :
Tabel 2. Pemeriksaan Dada Pulmo
Anterior Posterior
Inspeksi Deformitas (-), lesi (-), Deformitas (-), lesi (-), gerak
gerak simetris simetris
Palpasi Vokal fremitus simetris Vokal fremitus simetris
Perkusi Sonor diseluruh lapang Sonor diseluruh lapang paru
paru
Auskultasi Vesikuler diseluruh lapang Vesikuler diseluruh lapang
paru paru

Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal

7
Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tampak datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Palpasi : supel, turgor baik, nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
Tabel 3. Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas Atas Ekstremitas Bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Kekuatan 5555 5555 5555 5555
Tonus Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Klonus (-) (-) (-) (-)
Reflek (-) (-) (-) (-)
patologis
Reflek (+) (+) (+) (+)
fisiologis
Edema (-) (-) (-) (-)

Status Dermatologikus
Effloresensi : Papul eritema multipel, bentuk bulat, dengan ukuran
miliar hingga lenticular
Lokasi : Pergelangan tangan kanan dan kiri, perut, ketiak dan paha

Gambar 1.Efloresensi

8
II.4 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

II.5 Diagnosis Klinis


Skabies

II.6 Diagnosis Banding


Prurigo
Pedikulosis Korporis
Gigitan serangga

II.7 Penatalaksanaan medikamentosa


Permethrin cream 5% dioleskan ke seluruh tubuh selama 12 jam
(setelah mandi sore) diulangi setelah 7 hari
Cetirizine 10 mg 1x1 tablet

II.8 Kunjungan Tempat tinggal


1. Kondisi pasien
Pada saat kunjungan rumah, kondisi pasien cukup baik. Pasien dapat
berkomunikasi dengan baik dan kooperatif saat dilakukan anamnesa dan
pemeriksaan fisik. Pasien sesekali menggaruk tangannya yang dirasa gatal,
pasien juga rajin memakai obat yang diberi dari puskesmas.
2. Keadaan Tempat tinggal
a. Lokasi Tanjunganom, Salaman, Magelang.
b. Kondisi Rumah cukup sehat
c. Luas 625 m2
d. Lantai rumah Seluruh lantai dilapisi
e. Jendela rumah Luas jendela lebih dari 10% luas lantai dan selalu
dibuka
f. Pencahayaan Baik

9
g. Kebersihan dan tata letak ruang Kebersihan kurang baik, tata letak
ruang cukup baik
h. Sanitasi dasar Terpenuhi dan cukup bersih
i. Halaman Halaman cukup luas
j. Kesan kebersihan Cukup
k. Kepadatan Ponpes 520 m2/ 3 orang = 6.94 m2/orang (kesan:
memenuhi syarat kepadatan penghuni)
l. Denah Ponpes

25 m2

25 m2

Gambar 2. Denah Pondok Pesantren

10
m. Tabel indikator rumah sehat
Tabel 4. Indikator Rumah Sehat
Indikator Variabel Skor Skor rumah
pasien
(tanda )
Lokasi a. Tidak rawan banjir 3
b. Rawan banjir 1
Kepadatan a. Tidak padat (>8m2/ 3
rumah orang)
b. Padat (<8m2/ orang) 1
Lantai a. Semen, ubin, keramik, 3
kayu
b. Tanah 1
Pencahayaan a. Cukup 3
b. Tidak cukup 1
Ventilasi a. Ada 3
b. Tidak ada 1
Air bersih a. Air kemasan 3
b. Ledeng/ PAM 3
c. Mata air terlindung 2
d. Sumur pompa tangan 2
e. Sumur terlindung 2
f. Sumur tidak 1
terlindung
g. Mata air tidak 1
terlindung
h. Lain-lain 1
Pembuangan a. Leher angsa 3
kotoran kakus
b. Plengsengan 2
c. Cemplung/ cubuk 2

11
d. Kolam ikan/ sungai/ 1
kebun
e. Tidak ada 1
Septic tank a. Jarak > 10 meter 3
b. Lainnya 1
Kepemilikan a. Sendiri 3
WC
b. Bersama 2
c. Tidak ada 1
SPAL a. Saluran tertutup 3
b. Saluran terbuka 2
c. Tanpa saluran 1
Saluran got a. Mengalir lancar 3
b. Mengalir lambat 2
c. Tergenang 1
d. Tidak ada got 1
Pengelolaan a. Diangkut petugas 3
sampah
b. Ditimbun 2
c. Dibuat kompos 3
d. Dibakar 2
e. Dibuang ke kali 1
f. Dibuang sembaragan 1
g. Lainnya 1
Polusi udara a. Tidak ada 3
b. Ada gangguan 1
Bahan bakar a. Listrik, gas 3
masak
b. Minyak tanah 2
c. Kayu bakar 1
d. Arang/ batu bara 1
Total skor 37

12
Penetapan skor kategori rumah sehat:
a. Baik : Skor 35-42
b. Sedang : Skor 29-34
c. Kurang : Skor <29
Pada pasien termasuk ke dalam kategori rumah dalam kondisi baik
dengan skor 37.

II.9 Pengamatan Keluarga


I1.9.1 Demografi
Daftar anggota keluarga:
Tabel 5. Demografi
No Nama Kedudukan Jenis Umur Agam Suku Status Pendi Pekerjaan
dalam Kela (Tahu a Marital dikan
Keluarga min n/
(L/P) Bulan)
1. Suroyo Kepala L 50 Islam Jawa Duda SMP Buruh
Keluarga tahun
2. M.Fatmir Anak L 18 Islam Jawa Belum SMK Wiras
Makhroj Pertama tahun Menikah wasta
a
3. M. Anak P 16 Islam Jawa Belum SMP Pelajar
Khoirul Kedua tahun Menikah
Munah

Keterangan:
1. Pekerjaan disebutkan rinci jenis pekerjaan/ jenis aktivitas
berkaitan dengan kedokteran okupasi untuk menilai faktor risiko
gangguan kesehatan / penyakit akibat kerja.
2. Pendidikan disebutkan jenjang pendidikan terakhir yang
mendapatkan surat kelulusan.
Bentuk Keluarga: Single Parent
Siklus Keluarga: Satu persatu anak meninggalkan keluarga

13
II. 10 Family Map

Gambar 4. Family map


Kesan: Hubungan antar anggota keluarga, antara penanggung jawab pondok
pesantren dengan santrinya, maupun antara keluarga santri dengan pihak pondok
pesantren berfungsi dengan baik.

II.11 Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga (APGAR)


Tabel 6. Komponen APGAR
Komponen Indikator Hampir Kadang- Hampir
tidak kadang selalu
pernah (1) (2)
(0)
Adaptation Saya puas
bahwa saya
dapat kembali
pada keluarga
(teman-teman)
saya, untuk
membantu saya
pada waktu saya

14
Mendapat
kesusahan
Partnership Saya puas
dengan cara
keluarga
(teman-teman)
saya, untuk
membicarakan
sesuatu dengan
saya dan
mengungkapkan
masalah dengan
saya
Growth Saya puas
bahwa keluarga
(teman-teman)
saya, menerima
dan mendukung
keinginan saya
untuk
melakukan
aktifitas atau
arah baru
Affection Saya puas
dengan cara
keluarga
(teman-teman)
saya,
mengekpresikan
afek dan
berespon
terhadap emosi-

15
emosi saya
seperti marah
sedih atau
mencintai
Resolve Saya puas
dengan cara
keluarga
(teman-teman)
saya, dan saya
menyediakan
waktu bersama-
sama
Skor total 7
Klasifikasi :
Skor 8-10 : fungsi keluarga sehat
Skor 4-7 : fungsi keluarga kurang sehat
Skor 0-3 : fungsi keluarga sakit
Pada pasien termasuk ke dalam kategori fungsi keluarga kurang sehat.

II.12 Sumber Daya Keluarga (Family Screem)


Tabel 7. Family Screem
Komponen Sumber daya Patologis
Social Pasien dan keluarga pasien, Banyak waktu pasien, yang
memiliki waktu untuk pasien habiskan tanpa
berkumpul bersama, ketika keluarga. Pasien lebih sering
pasien sedang libur dari bersosialisasi dengan teman-
kegiatan sekolah atau temannya di pondok
pesantren. pesantren.
Cultural Pasien dan teman-teman aktif Tidak ada.
dalam melakukan kegiatan di
lingkungan tempat tinggalnya

16
sesuai dengan kebudayaan
Jawa yang berlaku.
Religious Pasien, keluarga dan teman Tidak ada.
pasien semua beragama Islam
dan selalu menjalankan
ibadah dengan taat dan
ikhlas. Pasien tinggal dan
mengikuti kegiatan
keagamaan di pondok
pesantren.
Economy Ayah pasien bekerja sebagai Penghasilan tidak menentu
buruh ngaji dan petani, ibu sehingga terkadang untuk
pasien sebagai ibu rumah menyesuaikan pengeluaran
tangga. Dalam keluarga ayah keluarganya, ibu pasien juga
pasien adalah tulang menerima pesanan penjahitan
punggung keluarga yang baju.
membiayai kehidupan istri
serta keempat anaknya.
EducatIon Pendidikan terakhir orangtua Tidak ada.
pasien sudah cukup baik.
Pendidikan pasien sudah
cukup baik, dimana pasien
bersekolah di sekolah formal
juga sekolah agama. Pasien
juga memiliki cita-cita untuk
melanjutkan sekolahnya ke
jenjang perguruan tinggi dan
menjadi seorang guru agama.
Medical Jarak dari tempat tinggal ke Tidak ada.
Puskesmas cukup dekat. Jika
sakit pasien diberi biaya
untuk berobat ke puskesmas

17
oleh pihak pondok pesantren.
Pasien juga sudah memiliki
asuransi jaminan kesehatan
berupa BPJS.

II.13 Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)


Tabel 8. Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)
Tahun Usia Peristiwa Severity of Illness
2003 4 tahun Adik pertama lahir -
2006 7 tahun Adik kedua lahir -
2012 13 tahun Menjadi siswi Adaptasi dengan
pondok pesantren lingkungan dan
teman-teman baru,
harus meninggalkan
rumah dan orangtua
serta tinggal di
tempat baru,
menimbulkan stress
psikososial.
2014 15 tahun Mengalami keluhan Stress karena baru
gatal-gatal pertama kali
mengalami keluhan
seperti ini.
2017 17 tahun Mengalami keluhan Stress psikososial
gatal-gatal berulang karena keluhannya
terjadi berulang,
sehingga aktivitas
di sekolah dan
pondok pesantren
terganggu.

18
II.14 Family Life Cycle
Pada keluarga termasuk ke dalam bentuk keluarga single parent dimana
keluarga dengan suami sebagai pencari uang dan istri di rumah atau kedua-duanya
bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah Karena sekolah
atau menikah atau meniti karier. Sedangkan untuk siklus hidup keluarga termasuk
dalam family as launching dimana satu per satu anak meninggalkan keluarga,
dimulai dari anak tertua.

II.15 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Tabel 9. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
No. Indikator PHBS Ya Tidak
1 Persalinan di keluarga anda di tolong oleh tenaga
kesehatan terampil yang dilakukan di fasilitas
kesehatan (bukan di rumah sendiri)
2 Pemeriksaan kehamilan minimal selama 4 kali
selama hamil
3 Pemberian ASI eksklusif saja pada bayi sampai
usia 6 bulan
4 Balita ditimbang secara rutin (minimal 8 kali
setahun)
5 Keluarga biasa makan dengan gizi seimbang
6 Menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-
hari
7 Keluarga biasa BAB di jamban sehat
8 Membuang sampah pada tempatnya sehari-hari
9 Menggunakan lantai rumah kedap air (bukan
tanah)
10 Apakah keluarga anda biasa melakukan aktifitas
fisik minimal 30 menit perhari?
11 Tidak merokok

19
12 Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
dan sesudah BAB
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari
14 Membeli/menyimpan /menjual minum-minuman
keras (bir, alkohol, arak, anggur)/narkoba?
15 Anggota JPK/Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JAMKESMAS (peserta JKN/BPJS)?
16 Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
seminggu sekali?
Kesimpulan :Keluarga termasuk dalam strata sehat utama.

Genetik

Tidak ada kelainan

Pelayana Lingkungan
Derajat kesehatan
Kesehatan Nn. H Kepadatan hunian
Jendela jarang
Jarak ponpes ke Penderita Skabies dibuka
puskesmas dekat
pencahayaan
Jumlah dokter di kurang
wilayah kerja Kebersihan
puskesmas 2 sanitasi kurang
Perilaku
orang Pengelolaan
Pasien membuang sampah sampah kurang
sembarangan baik
Pengelolaan sampah, masih dengan
cara ditumpuk lalu di bakar
Pasien tidak menyimpan bajunya
dengan benar
Kamar jarang dibersihkan dan kurang
bersih

20
Gambar 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dalam keluarga
dan tempat tinggal

II.16 Diagnosis Holistik


a. Aspek Personal
1. Aspek kedatangan
Pasien datang berobat ke puskesmas karena pasien merasa gatal-
gatal di kedua tangannya
2. Harapan
Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dan keluhan tidak
bertambah parah
3. Kekhawatiran
Pasien khawatir keluhannya bertambah parah sehingga dapat
mengganggu aktivitas sehari-harinya
b. Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik disimpulkan bahwa
diagnosis dari pasien tersebut adalah Skabies
c. Aspek Internal
1. Genetik
Tidak terdapat faktor genetik yang berkaitan dengan keluhan yang
dialami pasien
2. Pola makan
Pola makan pasien sudah memenuhi pola gizi seimbang.
3. Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan menjemur pakaiannya disembarang
tempat, pasien kurang menjaga keberihan kamarnya, pasien sering
menumpuk bajunya campur dengan baju temannya diluar lemari.
4. Spiritual
Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah ketentuan
Allah SWT, pasien juga berdoa agar selalu diberikan kesehatan.

21
d. Aspek Eksternal
Faktor pendukung kesehatan pasien adalah pihak pondok pesantren
memberi motivasi agar pasien memakai obat secara teratur serta berperilaku
hidup bersih dan sehat.

e. Derajat Fungsional
Menurut skala pasien termasuk derajat 1 dimana pasien dapat secara mandiri
melakukan perawatan diri dan melakukan seluruh aktivitasnya tanpa
dibatasi oleh masalah.

II.17 Manajemen Komprehensif


a. Promotif
1. Menjaga kondidi fisik pribadi, self hygiene.
2. Olahraga rutin
b. Preventif
1. Edukasi kepada pasien dan keluarga (minimal melibatkan satu orang
anggota keluarga jika memungkinkan) tentang skabies meliputi
penyebab, perjalanan penyakit, faktor resiko, pengobatan dan
pencegahan.
2. Edukasi kepada pasien dan keluarga (minimal melibatkan satu orang
anggota keluarga jika memungkinkan) tentang pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat serta syarat-syarat rumah sehat untuk mencegah
penularan dan berulangnya penyakit.
3. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah dan menerapkan prinsip
rumah tangga sehat yang memperhatikan syarat rumah sehat yang
merupakan faktor risiko penularan Skabies.
4. Sprei, bantal, handuk, pakaian yang digunakan di cuci bersih dan
dikeringkan dengan udara panas.
5. Karpet dibersihkan rutin.
6. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
7. Setiap anggota keluarga dan orang yang serumah dengan pasien
mendapat pengobatan yang sama dan ikut menjaga kebersihan.

22
c. Kuratif
Permethrin cream 5 % dioleskan ke seluruh tubuh selama 12 jam (setelah
mandi sore) diulangi setelah 7 hari.
Cetrizine 10 mg 1x1 tablet.

d. Rehabilitatif
Belum perlu dilakukan.

e. Paliatif
Belum perlu dilakukan.

23

También podría gustarte