Está en la página 1de 6

BAB II

TEORI KEUANGAN PUBLIK

A. Maksimalisasi Manfaat yang Terbatas


1. Inti dari Teori Analisis Keuangan Publik
Inti dari teori analisis keuangan publik adalah asumsi bahwa individu mempunyai
pemahaman tentang manfaat barang dengan beberapa pilihan terhadap
kesejahteraannya. Ekonom kemudian berasumsi bahwa individu akan melakukan
maksimalisasi manfaat yang sebenarnya terbatas berdasarkan sumber daya yang
tersedia.
Dibekali dengan asumsi ini, ekonom mengembangkan model bagaimana cara
memaksimalisasi manfaat yang terbatas dengan membuat keputusan-keputusan.
Model ini memiliki dua komponen kunci :
a. Selera individu atas semua pilihan barang;
b. Keterbatasan anggaran atau jumlah sumber daya yang ada.
Pembuat model kemudian bertanya : mengingat keterbatasan anggaran,
bagaimana cara konsumen memilih suatu barang?
Terdapat empat langkah cara membuat pilihan :
a. Menentukan urutan pilihan;
b. Menentukan manfaat setiap pilihan;
c. Gambaran tentang batasan anggaran yang ada;
d. Bagaimana individu memaksimalkan manfaat.

2. Kurva Ketertarikan dan Ketidakpedulian


Dalam model tentang kesukaan orang, kita belum mengaitkan dengan
keterbatasan anggaran, kita hanya menanyakan tentang apa yang diinginkan
seseorang dan mengabaikan dulu kemampuannya untuk membeli. Baru setelah itu
dikaitkan dengan keterbatasan anggaran.
Model tentang kesukaan seseorang didasarkan pada asumsi yang sederhana,
yaitu berlebih adalah lebih baik. Berdasarkan asumsi ini dapat dilihat :
a. Contoh Gambar 2-1 :

1
Gambar tersebut di atas beranggapan bahwa Andrea tertarik terhadap dua jenis
barang, yaitu CD sejumlah Qc dan film sejumlah Qm, berarti terdapat tiga
pilihan:
Bundel A yang terdiri dari 2 CD dan 1 film
Bundel B yang terdiri dari 1 CD dan 2 film
Bundel C yang terdiri dari 2 CD dan 2 film

Berdasarkan asumsi bahwa berlebih adalah lebih baik, maka Andrea akan
memilih bundel C sehingga dalam Gambar 2-1 di atas Andrea akan memilih
kurva C (kurva ketidakpedulian yang lebih tinggi) dan tidak memilih kurva A
dan B (kurva ketidakpedulian).
Kurva ketidakpedulian memiliki dua sifat yang penting :
1) Konsumen lebih memilih kurva ketidakpedulian yang lebih tinggi;
2) Kurva ktidakpedulian selalu miring ke bawah karena kalau miring ke atas
akan melanggar asumsi berlebih adalah lebih baik

b. Contoh Gambar 2.2.

Gambar di atas menjelaskan kurva ketidakpeduliaan dalam memilih pekerjaan.


Anggaplah bahwa seorang lulusan sedang mempertimbangkan dua atribut
dalam pekerjaan, yaitu gaji awal dan lokasi pekerjaan.
Sam suka gaji yang lebih tinggi dan lokasi kerja yang lebih tinggi (cerah)
dan Sam memiliki tiga pilihan pekerjaan :
1) Bundel/paket A : gaji awal $ 30.000 di Phoenix AZ (panas)
2) Bundel/paket B : gaji awal $ 50.000 di Minneapolis MN (dingin)
3) Bundel/paket C : gaji awal $ 40.000 di Washington DC (sedang)
Dalam hal ini Sam akan memilih C dan tidak peduli terhadap A dan B karena
gaji di C lebih tinggi dari A dan cuaca lebih baik dari B

2
3. Memetakan Utilitas dari Ketertarikan
Dasar dari kurva ketidaktertarikan adalah gagasan bahwa setiap invidu memiliki
pengertian yang jelas tentang fungsi utilitas. Fungsi utilitas adalah beberapa
representasi matematika U= f(x1, x2,x3,,dalam arti x1, x2. X3 adalah barang-
barang yang dikonsumsi oleh individu, sedangkan f menjelaskan bagaimana
konsumsi barang-barang tersebut diterjemahkan ke dalam utilitas sehingga
memungkinkan kita membandingkan manfaat dari konsumsi barang yang berbeda.
Misalkan, fungsi utilitas dari contoh Andrea atas CD dan film, maka
U= dengan fungsi ini dia tidak peduli dengan 4 CD dan 1 film, 2 CD
dan 2 film, 1 CD dan 4 film karena masing-masing bundel ini akan memberikan
utilitas 2. Dia akan lebih menyukai 3 CD dan 3 film karena akan memberikan
tingkat utilitas 3

4. Marjinal Utility

Kunci untuk memahami ketertarikan konsumen adalah marjinal utilitas yaitu


kenaikan tambahan untuk utilitas dari mengkonsumsi unit barang tambahan.
Fungsi utilitas ini memperlihatkan fungsi penting dari penurunan utilitas marjinal :
konsumsi setiap unit tambahan atas barang membuat seorang individu kurang
bahagia dibandingkan dengan konsumsi atas unit sebelumnya. Dari gambar di atas
terlihat bahwa setiap film tambahan akan meningkatkan utilitas, tetapi dengan
jumlah yang lebih kecil.

5. Tingkat Marjinal dari Substitusi


Berdasarkan konsep marjinal utilitas di atas, kita dapat mendiskripsikan pilihan
pada kurva ketidakpedulian. Kemiringan kurva ketidakpedulian adalah tingkat di
mana konsumen bersedia untuk trade-off antara sumbu vertikal dengan sumbu
horisontal. Tingkat trade-off ini disebut tingkat marjinal dari substitusi.
Fungsi utilitas yang digunakan dalam kasus Andrea, MRS (Marginal Rates of
Substitution) dalam keadaan menurun, artinya barang yang direlakan untuk
substitusi makin sedikit. Keadaan tersebut terlihat pada Gambar 2-4 berikut ini :

3
6. Keterbatasan Anggaran
Prinsip mendasar : berlebihan lebih baik, tetapi hal tersebut dihentikan dengan
keterbatasan anggaran atau keterbatasan sumber daya.
Dengan asumsi bahwa konsumen membelanjakan semua pendapatan mereka
(tidak ada tabungan), maka keterbatasan anggaran Andrea dituliskan sebagai
berikut :
Y = PCQC + PMQM

Keterangan :
Y adalah Pendapatan
PC dan PM adalah harga CD dan harga film
QC dan QM adalah jumlah CD dan jumlah film yang dibeli

Selanjutnya, keterbatasan anggaran ditunjukkan dalam Gambar 2-5 berikut ini:

Keterbatasan anggaran ditunjukkan oleh garis AB

4
7. Menggabungkan Semua : Keterbatan Pilihan

Gambar di atas menunjukkan gabungan antara utilitas yang maksimal di dalam


keterbatasan anggaran.

8. Efek dari Perubahan Harga : Substitusi dan Efek Pendapatan


Apabila harga barang naik sedangkan pendapatan tetap, maka dapat digambarkan
sebagai berikut :

9. Pendapatan dan Dampak Substitusi


Apabila harga naik dan pemerintah tidak berusaha menahan utilitas tetap konstan,
maka Andrea akan menjadi lebih miskin karena dia harus membayar lebih tinggi
untuk memiliki barang.

B. Menempatkan Alat Kerja : TANF (Bantuan Sementara untuk Keluarga yang


Membutuhkan) dan Penawaran Tenaga Kerja di antara Orang Tua Tunggal

Berdasarkan konsep teori tentang manfaat tersebut di atas timbul pertanyaan


dalam kasus berikut : Apakah lebih baik mengurangi manfaat TANF atau
meningkatkan penawaran tenaga kerja ?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita
bisa menerapkan alat-alat dari maksimasi utilitas untuk menganalisisnya.
Progran TANF diciptakan di Amerika pada tahun 1996. Program ini
mendistribusikan uang bulanan kepada keluarga berpendapatan rendah. Misalkan

5
Joelle seorang ibu tunggal yang menerima bantuan. Apabila dia bekerja akan memiliki
pendapatan yang lebih besar, tetapi tidak mempunyai waktu untuk bersama anaknya di
rumah. Sekarang bagaimana Joelle memutuskan apakah harus bekerja atau menerima
bantuan TANF. Untuk itu dapat digunakan analisis maksimalisasi utilitas. Kita lihat
gambar berikut ini :

Konsumsi vs Leisure Trade-Off


Joelle memiliki pilihan mengambil lebih banyak waktu santai tetapi mengkonsumsi
lebih sedikit atau mengambil waktu santai lebih sedikit tetapi mengkonsumsi lebih
banyak. Jika tidak mengambil liburan, dia bisa memiliki konsumsi $20.000 per tahun,
tetapi jika dia mengambil 2.000 jam waktu luang, konsumsi jatuh ke 0. Hal ini
diwakili oleh budget constraint dengan kemiringan -10, harga relatif dari waktu santai
pada segi konsumsi makanan.

También podría gustarte