Está en la página 1de 15

KUMPULAN ASUHAN

KEPERAWATAN
Minggu, 07 Agustus 2011

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

1. Fisiologi Neonatus.
Fisiologi neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus, yaitu
satu organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga faktor yang mempengaruhi perubahan
fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.
1) Respirasi Neonatus.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus melalui paru
bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan
anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerob. Rangsangan untuk gerakan
pernafasan pertama ialah tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan
PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor terletak disinus karotikus, rangsangan
dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi,
hering breus, selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu
inspiratory gasp. Respirasi pada masa demalus terutama diafragmatik dan abdominal dengan
biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan, setelah paru
berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena
bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air tropping.

2) Jantung Dan Sirkulasi.


Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian
langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari bilik darah dipompa
melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian
melalui duktus arteriosus aorta. Setelah bayi lahir paru akan berkembang mengakibatkan
menutupnya foramen ovale secara fungsional, hal ini terjadi pada jam-jam pertama, setelah
kelahiran. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh sejumlah darah yang melalui
transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan
menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.

3) Traktus Digestivus.
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang dibandingkan orang
dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan
yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya
dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa.
Enzim traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas,
aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7 8 bulan.

4) Hati Dan Metabolisme.


Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu
kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai
berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas permukaan neonatus terlahir lebih
besar daripada orang dewasa, sehingg metabolisme basal per kg BB lebih besar, pada jam
pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari
pembakaran lemak, setelah mendapatkan susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60 %
didapatkan dari lemak dan 40 % dari karbohidrat.

5) Produksi Panas.
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu: aktifitas otot,
shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara untuk meninggikan suhu
terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran Brown Fat yang memberikan lebih banyak
energi per gram dari pada lemak biasa.
6) Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih
besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraselular luas. Fungsi ginjal
belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa, ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal Renal
Blood Flow pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.

7) Kelenjar Endokrin.
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir
kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat pembesaran
kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat With
Drawal misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan,
kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak
beberapa hari sebelum lahir.

8) Susunan Saraf Pusat.


Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir jumlah cairan
otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.

9) Imunoglobulin.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina
proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan
stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gamma G, yaitu imunologi dari
ibu yang dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang
dapat melalui plasenta seperti illeus, taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus
lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti body gamma
A, gamma G, gamma M, imunologi dalam kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam
traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa strain E. Colli.

2. Pemeriksaan Fisik Neonatus.


Tujuan pemeriksaan fisik neonatus segera setelah lahir ialah untuk menemukan
kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan sehingga dasar untuk pemeriksaan
selanjutnya. Sebelum memeriksa neonatus sebaiknya pemeriksaan mengetahui riwayat
kehamilan dan persalinan.
1) Keadaan Umum.
a) Keaktifan.
Bila bayi diam, mungkin bayi sedang tidur nyeyak atau mungkin pula ada defresi
susunan saraf pusat karena obat atau karena sesuatu penyakit. Bila bayi bergerak aktif
dipertahankan apakah pergerakan itu simetris atau tidak. Keadaan yang asimetris dapat dilihat
misalnya pada keadaan patah tulang, kerusakan saraf, leukosia dsb.
b) Keadaan Gizi
Dapat dinilai dari berat badan, panjang badan, dan kerut pada kulit, ketegangan kulit
hati-hati terhadap edema, karena dapat disangka gizi baik.
c) Rupa.
Kelainan kongenital tertentu sering sudah dapat dilihat pada rupa neonatus. Misal
sindrom down, kretinisme, agenesis ginjal bilateral dsb.
d) Posisi.
Sering bergantung pada letak presentase janin intravena. Posisi yang biasa ialah
dalam keadaan fleksi tungkai dan lengan.
e) Kulit.
Normal warna kulit ialah kemerah-merahan, dilapis oleh verniks caseosa yang
melindungi kulit bayi dan terdiri dari campuran air dan mineral dan mengandung sebum
lainnya. Sel peridermal dan debis lain. Warna kulit menggambarkan beberapa keadaan
misalnya warna pucat terdapat anemia, renjatan, warna kuning terdapat pada inkompatibilitas
antara darah ibu dan bayi, sepsis. Warna biru ditemukan pada aspiksia livida. Kelainan jantung
kongenital dengan pirau dari kanan dan kiri.
2) Kepala Dan Leher.
Tulang kepala sering menunjukan moulage yaitu tulang parietal biasanya
berhimpitan dengan tulang oksipitas dan frontal, sehingga mengukur lingkaran kepala
sebaiknya ditunggu setelah moulage itu hilang, lingkaran kepala besar ialah melalui glabela
dan oksipitalis biasanya antara 33 38 cm. Perhatikan juga kaput suksdanium,perdarahan,
subaponeurotik, hematoma cepal.
BAYI BARU LAHIR NORMAL

1. Pengertian.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur 36 minggu sampai 42 minggu
dengan berat badan lahir 2500 4000 gram.

2. Spesifikasi Bayi Baru Lahir Normal.


1) Initial ukuran dan vital sign.
Panjang : Ukuran bokong 31 55, kepala sampai tumit 48 53 cm.
Berat : 2500 4000gram.
Suhu : Ketiak = 36,5 37 C.
Rektum = 35,5 37,5 C.
Denyut Jantung : 110 160 x/m.
Respirasi : 40 60 x/m.
2) Kulit.
Kelihatan lembut, halus, hampir transparan, elastis, bermukan merah, vernik caseosa dan
lanuno sedikit.
3) Kepala.
Kepala fleksi ke dada, tengkorak bertingkat, lembut, fontanella mayor 3 6 cm, fontanella
minor 1 2 cm.
4) Leher.
Pendek dan lurus, bayi yang tiarap dapat menahan leher, dengan memutar kepala dengan satu
sisi lainnya, bayi yang dalam posisi duduk memperlihatkan kemampuan sementara waktu
untuk menegakkan kepala. Lingkar kepala OB = 35 cm, OS = 34 cm, OK = 32 cm.
5) Mata.
Pupil berbentuk bulat, respon terhadap cahaya langsung bereaksi.
6) Telinga.
Respon terhadap suara nyaring dengan terkejut, membran timpani terlihat suram.

7) Hidung, tenggorokan, dan mulut.


Bayi bernafas dengan hidung, dapat bersin dan menangis dengan kuat, lidah terletak digaris
tengah mulut, palatum lengkap, refleks isap baik.
8) Dada dan paru.
Lingkar dada 30,5 33 cm, diameter anterior posterior dan lateral adalah sama, ujung xipoie
anterior menonjol pada puncak dari sudut iga, pernafasan perut 40 60 x/m. sebentar
lambat dangkal atau dalam dan cepat dengan periode apneu 6 15 detik, suara nafas jelas,
nyaring, bronchovesikuler dan hipersonan, terkadang payudara mengeluarkan sekret.
9) Punggung dan ekstrimitas.
Tangan dan kaki mempunyai ukuran, bentuk dan letak yang simetris, tubuh fleksi dan kedua
tangan menggenggam, tulang belakang lurus saat berbaring dan menapak pada posisi
berbaring telungkup seperti huruf C punggung stabil dan tidak terjadi dislokasi, tonus otot
baik terutama ketahanan terhadap posisi fleksi yang berlawanan dan rentang penuh sendi
utama.
10) Jantung.
Mengikuti kecendrungan pernafasan, denyut jantung 110 160 x/m, bunyi jantung jelas dan
teratur, frekuensi tidak teratur, PMI mungkin terlihat dari interkosta ke 4 kiri dan garis
midklavikula, S1 lebih nyaring, S2 pada puncak dan S2 lebih nyaring dari S1 di daerah
pulmonal.
11) Perut.
Lunak dengan bentuk silinder, menonjol, pada permukaan perut terlihat permukaan vena,
ujung umbilikal kering dan agak gelap, liver teraba kenyal, ujung tajam / halus, 1 2 cm
dibawah kosta iga kanan, ujung lien sepanjang pinggir dari sudut kuadran kiri atas, ginjal bisa
dipalpasi dalam dengan menekan sekitar 1 2 cm diatas umbilikal.
12) Genetalia wanita dan pria.
Labia mayora menutup labia minora, klitoris sudah agak tetutup. Pada pria glans plenis
ditutupi oleh kulit dimana terdapat saluran uretra, tertis sudah dalam skrotum, urin terlihat
jernih.
13) Rektum.
Anus ada, mekonium ada, refleks anus jelas.
3. Perawatan Bayi Baru Lahir.
1) Pencegahan hipotermia.
Kurangi / hilangkan sumber-sumber kehilangan panas pada bayi.
Pantau suhu bayi.
2) Pemenuhan nutrisi.
Rawat gabung dan ASI ekslusif yang adekuat.
3) Pencegahan aspirasi.
Tehnik menyusui yang baik.
Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorokan.
Ebservasi vital sign dan keadaan umum.
4) Pencegahan infeksi.
Perawatan yang steril.
Personal hygent.

ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BARU LAHIR
1. Biodata.
1) Identitas bayi.
2) Identitas orang tua.

2. Riwayat Kesehatan.
1) Riwayat penyakit sekarang.
Cara lahir, apgar score, cara lahir, kesadaran.
2) Riwayat perinatal.
Lama kehamilan, penyakit yang menyertai kehamilan.
3) Riwayat persalinan.
Cara persalinan, trauma persalinan.

3. Pemeriksaan Fisik.
1) Keadaan umum.
Kesadaran.
Vital sign.
Antropometri.
2) Kepala.
Apakah ada trauma persalinan, adanya caput, chepal hematom, tanda forcep.
3) Mata.
Apakah ada katarak, neonatal, btenorhoe.
4) Sistem gastrointestinal.
Apakah palatum keras dan lunak, apakah bayi menolak untuk disusui, muntah / distensi
abdomen, stomatitis, BAB.
5) Sistem pernafasan.
Apakah ada kesulitan bernafas, takipneu, bradipneu, teratur / tidak, bunyi nafas
6) Tali pusat.
Periksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah pembuluh darah ( 2 arteri,
1 vena ).
7) Sistem genitourinaria.
Apakah hipospadia, epispadia, testis, BAK,
8) Ekstrimitas.
Cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak, posisi / postur normal / abnormal.
9) Sistem muskuluskletal.
Tonus otot, kekuatan otot, kaku ?, lemah ?, asimetris.
10) Kulit
Pustula, abrasi, ruam ptekie.

4. Pemeriksaan Fisik.
1) Apgar Score.
2) Frekuensi kardiovaskuler.
Apakah takikardi, bradikardi / normal.
3) Sistem neurologis.
Refleks moro = tidak ada, asimetris / hiperaktif.
4) Refleks mengisap = kuat / lemah.
Refleks menjejak = baik / buruk.
Koordinasi refleks menghisap dan menelan.

5. Pemeriksaan Laboratorium.
1) Sampel darah tali pusat.
2) Jenis ketonuria.
3) Hematokrit.

6. Diagnosa Keperawatan.
1) Resiko hipotermi b.d transisi lingkungan ekstra uterus.
2) Resiko infeksi b.d sistem imun yang belum sempurna, peningkatan kerentanan bayi.
3) Resiko terhadap aspirasi.

7. Tujuan Dan Kriteria.


1) Hipotermi tidak terjadi dengan kriteria:
Suhu 36,5 C 37,2 C.
Tubuh kemerahan, tidak pucat.
2) Infeksi tidak terjadi dengan kriteria:
Tidak ada tanda-tanda infeksi pada mata, kulit dan tali pusat.
Bayi bebas dari proses infeksi nosokomial
3) Aspirasi tidak terjadi dengan kriteria:
Pernafasan normal.
Sianosis (-).

8. Intervensi Keperawatan.
1) Diagnosa I.
Kurangi / hilangkan sumber-sumber kehilangan panas pada bayi.
Pantau suhu bayi tiap hari.
Ajarkan keluarga tanda-tanda hipotermi, dingin, pucat.
2) Diagnosa II.
Lakukan semua tindakan perawatan dengan steril anti septik.
Observasi mata setiap hari, bersihkan dengan air steril / garam fisiologis.
Pertahankan kulit terutama lipatan-lipatan selalu bersih dan kering.
Observasi talu pusat dan identifikasi peradangan.
Jaga personal hygent bayi.
Minimalkan perawatan tinggal di RS.
Ajarkan keluarga mengenal penyebab, resiko, tanda dan cara pencegahan, infeksi.
3) Diagnosa III.
Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorokan dengan tissue penghisap secara perlahan.
Ajarkan tehnik menyusui yang benar.
Observasi vital sign dan keadaan umum.

9. Daftar Pustaka.
Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga. DepKes RI; Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta; EGC

PENGKAJIAN
1. Identitas Data.
a) Identitas Bayi.
Nama : By. R.
Jenis Kelamin : Perempuan.
No RMK : 51 55 69.
Anak Ke :2
b) Identitas Orang Tua.

Nama ibu : Ny. R.


Umur : 35 th.
Alamat : Jl. Rantauan.
Pendidikan : SPd.
Pekerjaan : Guru SMP.
Agama : Islam.
Nama ayah : Tn. A.
Umur : 36 th.
Alamat : Jl. Rantauan.
Pendidikan : S1 Biologi.
Pekerjaan : Guru SMU.
Agama : Islam.
2. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran.
1) Pre Natal.
Ibu klien mengatakan memeriksakan kehamilan ( ANC ) sebanyak 3 kali di puskesmas ( bulan
ke 2, 6, 8 ) ibu mendapatkan imunisasi TT. Tidak ada keluhan atau penyakit yang dirasakan
ibu.
2) Intra Natal.
Klien lahir tanggal 05 februari 2004 jam 00.10 dan masa gestasi 42 minggu, status gestasi G2
P2 A0, klien dilahirkan secara spontan dengan posisi belakang kepala yang ditolong oleh
bidan Ety N di RSUD Ulin Banjarmasin.
3) Post Natal.
Keadaan umum saat lahir = bayi tidak langsung menangis, gerak kurang aktif, kulit
kemerahan, ekstrimitas kebiruan dan nilai apgar 5 6 8 , jenis kelamin wanita, BB = 4100
gram, PB = 52 cm.

3. Genogram.

Keterangan:
= Laki-laki.
= Perempuan.
= Klien.

4. Kebutuhan Dasar.
1) Status hidrasi dan nutrisi.
Masukan cairan melalui ASI on demand. Refleks hisap menelan bayi baik.
2) Istirahat dan tidur.
Bayi tampak sering mengantuk dan tidur lelap.
3) Personal hygent.
Mandi 2 x/hr, kasa penutup tali pusat selalu diganti setelah mandi.
4) Eliminasi.
Pengeluaran urin dan mekonium ( + ).

5. Pemeriksaan Fisik.
1) Keadaan Umum.
Kesadaran compos mentis, TTV: TD : -, HR: 154 x/m, R: 45 x/m, S: 36,8C.
Pemeriksaan antropometri:
BB: 4100 gram. Lingkar kepala: OB: 41, OS: 37, OK: 31.
PB: 52 cm.
Lingkar dada: 35 cm.

2) Kulit.
Warna kulit kemerahan, turgor kulit baik (kulit kembali kurang dari 3 dtk setelah dicubit),
capilary repailling time (CRT) kurang dari 3 dtk, vernik caseosa sudah dibersihkan, warna kulit
tidak joundis dan sianosis, suhu kulit 36,8 C.
3) Kepala dan Leher.
Tidak terdapat caput dan chepal hematom, tidak terdapat mikrosepal dan hidrosepalus, tidak
terdapat moulage, lingkar kepala OB: 41, OS: 37, OK: 31.
Bentuk kepala dan leher normal.
4) Mata.
Posisi kedua mata simetris, sekret tidak ada, sklera tidak ikterik, reaksi pupil mengecil
terhadap cahaya, konjunctiva tidak anemis, tidak ada strabismus.
5) Hidung.
Tampak simetris, tidak terlihat sekret dan polip, tidak tampak peradangan dan pendarahan
hidung.
6) Telinga.
Struktur telinga kanan dan kiri simetris, tidak terlihat adanya peradangan dan pendarahan
dalam telinga , kebersihan telinga baik.
7) Mulut.
Warna mukosa mulut tampak merah, warna bibir merah, refleks hisap baik, refleks menelan
baik, tidak tampak peradangan dan pendarahan pada gusi.
8) Dada, pernafasan dan sirkulasi.
Frekuensi nafas 45 x/m, pergerakan diding dada tampak simetris, irama pernafasan teratur,
tipe pernafasan dada dan perut, tidak ada batuk produktif, tidak terpasang oksigen, frekuensi
nadi = 154 x/m.
9) Abdomen.
Tali pusat terbungkus kasa steril, tidak ada asites pada abdomen, dan tidak teraba
pembesaran hati.
10) Genetalia.
Jenis kelamin perempuan, tidak ada kelainan bentuk vagina, pengeluaran urin dan mekonium (
+ ).

11) Ekstrimitas.
Ekstrimitas atas dan bawah tampak simetris, refleks moro ( + ), rooting ( + ), graffs ( + ), tonus
leher ( + ), sucking ( + ), staffing ( + ), babinski ( + ), tidak ada fraktur, gerak aktif.

ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi

1. DS : Resiko Regulasi suhu


- hipotermi tubuh tak efektif
DO: sekunder
Kesadaran compos mentis. terhadap usia
TTV: TD: - S: 36,8 C.
HR: 154 x/m. R: 45 x/m.
Antropometri:
BB: 4100 gram
PB: 52 cm.
Lingkar dada: 35 cm.
Lingkar kepala: OB: 41, OS: 37, OK: 31
Masa gestasi 42 minggu.
Bayi menangis kuat, gerak aktif.
Warna kulit kemerahan.
Apgar score 5 6 8.
Refleks moro (+), hisap (+), rooting (+)

2. DS : Resiko Peningkatan
- infeksi tali kerentanan bayi
DO: pusat sekunder
Kesadaran compos mentis. terhadap luka
TTV: TD: - S: 36,8 C. terbuka
HR: 154 x/m. R: 45 x/m. (umbilikus)
Antropometri:
BB: 4100 gram
PB: 52 cm.
Lingkar dada: 35 cm.
Lingkar kepala: OB: 41, OS: 37, OK: 31
Pada tali pusat tidak ada kemerahan,
bengkak, nyeri, demam dan gangguan
fungsi lokal.
Warna kulit kemerahan.
Apgar score 5 6 8.
Refleks moro (+), hisap (+), rooting (+)
Keadaan tali pusat tampak basah dan
berwarna putih segar.
Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali
pusat ( bau, pus, panas, kemerahan ).
Tidak ada pendarahan
Tali pusat terbungkus kasa
PROSES KEPERAWATAN

Perencanaan
No Dx
Tujuan Intervensi Rasional
1. I Resiko 1) Ukur suhu tubuh bayi baru 1) Mendeteksi penyimpangan
tinggi lahir. suhu tubuh dari rentang
hipotermi 2) Observasi tanda-tanda normal dan suhu tubuh
tidak hipotermi ( stress, dingin ) bayi baru lahir biasanya
terjadi seperti pucat, tremor, kulit berfluktuasi dengan cepat
dalam 3 dingin, letargi dll. sesuai perubahan suhu
hari 3) Berikan cairan oral dini lingkungan.
perawatan. pada bayi ASI on demand 2) Hipotermi mengakibatkan
Kriteria dan susu. peningkatan laju
evaluasi: 4) Pertahankan suhu tubuh penggunaan O2 dan distres
1) Suhu bayi dari pernafasan pernafasan. Pendinginan
tubuh bayi lingkungan. juga mengakibatkan
dalam Mandikan bayi setelah 6 vasokonstriksi perifer ini
batas jam pertama dengan air terlihat kulit menjadi pucat.
normal hangat dan tidak terlalu 3) Setiap peningkatan 1 C
( 36,5 lama, keringkan segera. suhu tubuh metabolisme
C 37,5 Olesi badan bayi dengan dan kebutuhan cairan
C ) minyak telon. meningkat kira-kira 10 %,
2) Tidak Beri pakaian hangat ( bahu kegagalan menggantikan
terdapat popok ). kehilangan cairan
tanda- Selimuti (bedong) bayi selanjutnya memperberat
tanda dengan selimut hangat dan status hidrasi.
hipotermi pasang kelambu pada
4) Membantu mengurangi
(stress, ranjang. kehilangan panas melalui
dingin) Letakkan keranjang bayi evaporasi dan konveksi
seperti dilingkungan yang hangat serta membatasi stress,
pucat, tidak ber AC. akibat perpindahan
tremor, 5) Menjaga lingkungan lingkungan dari intrauterus
kulit sekitar dan tubuh bayi agar ke ekstruterus.
dingin, tetap kering. 5) Mencegah kehilangan
letargi dll Mengganti kain popok panas melalui konduksi,
yang basah oleh urin dan dimana panas tubuh
mekonium sesegera dipindahkan dari kulit bayi
mungkin. baru lahir keobjek/
Membersihkan pantat, benda/permukaan yang
genetalia, lipatan paha dan lebih dingin dari pada kulit
mengeringkan nya bayi
kemudian ditaburi bedak

1) Cuci tangan sebelum1) Mencuci tangan yang


Resiko memasuki ruang perawatan benar adalah faktor tunggal
tinggi bayi dan ingin memegang yang paling penting dalam
2. II infeksi bayi. melindungi bayi dari infeksi
tidak 2) Rawat tali pusat dengan dan meminimalkan
terjadi bahan anti septik. introduksi bakteri dan
dalam 3)
3 Ganti balutan tali pusat 2 penyebaran infeksi.
hari x/hr. 2) Memelihara dan
perawatan4) Observasi tanda-tanda mempertahankan
Kriteria infeksi pada tali pusat. kebersihan area luka serta
evaluasi: 5) Jaga kebersihan mencegah terjadinya
1) Suhu lingkungan sekitar bayi. infeksi.
tubuh bayi 6) Pertahankan pemasukan 3) Mempertahankan balutan
dalam ASI on demand. baru yang bersih guna
batas 7) Pelihara peralatan menyerap cairan yang
normal ( individual dari bahan- dikeluarkan oleh tali pusat
36,5 C bahan persediaan untuk dan mencegah masuknya
37,5 C ). bayi. mikroorganisme kedalam
2) Tidak 8) Anjurkan menghindari tali pusat.
terdapat kontak dengan anggota 4) Mengetahui secara dini
tanda- keluarga atau pengunjung adanya kemungkinan
tanda yang mengalami infeksi terjadinya infeksi pada tali
infeksi atau pain terpajan dari pusat.
pada tali proses infeksi 5) Membuat
pusat ( suasana/lingkungan tidak
eksudat, cocok dengan daur hidup
bau, bakteri.
pendaraha 6) Kolostrom dan ASI
n, basah, mengandung sekretorius
pus dll ) IgA dalam jumlah tinggi
yang memberikan imunitas
bentuk pasif serta makrofag
dan limfosit yang
membantu
mengembangkan respons
inflamasi lokal.
7) Membantu mencegah
kontaminasi silang
terhadap bayi melalui
kontak langsung atau
infeksi.
8) Karena neonatus lebih
rentan bila dipajankan
pada beberapa infeksi
No Dx Implementasi Evaluasi

1. I Kamis, 05 februari 2004. (Pukul S :


11.00 WITA) -
1) Mengukur TTV: O :
R: 45 x/m. Pasien tampak merah pada
N: 154 x/m. wajah dan tubuhnya.
S: 36,8 C. A :
2) Mengukur Antropometri. Masalah resiko hipotermi
BB: 4100 gram. OB: 41 cm. teratasi sebagian.
PB: 52 cm. OS: 37 cm. P :
LD: 35 cm. OK: 31 cm. Intervensi diteruskan:
3) Membedong bayi. 1) Observasi TTV terutama suhu
tubuh.
2) Beri pakaian hangat / tebal
(dibedong).
3) Ganti pakaian jika pakaian
basah.

2. II Kamis, 05 februari 2004. (Pukul S :


11.00 WITA) -
1) Mencuci tangan sebelum O :
melakukan tindakan dan memegang Tidak tampak tanda-tanda
bayi. infeksi (pus, bau, basah,
2) Mengobservasi tanda-tanda infeksi pendarahan dan panas).
pada tali pusat bayi. Tali pusat tampak terbungkus
kasa steril.
A :
Masalah resiko infeksi teratasi
sebagian.
P :
Intervensi diteruskan:
1) Ganti balutan tali pusat 2 x/hr
sesudah mandi.
2) Jaga kebersihan.
3) Lakukan tehnik septik dan anti
septik.

Diposkan oleh Bos Catris di 23.46


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Ads Powered
by:KumpulBlogger.com
Demo Targeted Ads

FOREDI UNTUK TAHAN LAMA SEKS REKOMENDASI BOYKE!


Rekomendasi Boyke, resmi BPOM, aman, bikin istri k

Bikin Mr. P Tambah Gede dan Perkasa Secara Alami


Minyak Lintah Asli Neo ML Super Oil Membuat Mr. P

GASA UNTUK EREKSI KERAS REKOMENDASI BOYKE


Kapsul herbal untuk kuat tahan lama, BPOM, aman!

MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95 RIBU


KUNJUNGI WWW.MPRU.NET

KumpulBlogger.com:Demo Targeted Ads


Pengikut

Arsip Blog

2011 (11)
o Agustus (11)
LAPORAN PENDAHULUAN PARTUS NORMAL
LAPORAN PENDAHULUAN MOLA HIDATIDOSA
LAPORAN PENDAHULUANKISTA OVARIUM 1. Pengert...
KEP SINDROMA NEFROTIK
KEHAMILAN GANDA
LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI PADA SISTEM REFRODUKSI...
LAPORAN PENDAHULUAN CARSINOMA SERVIK
LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
ASKEP PENDARAHAN ANTEPARTUM
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS DENGAN SUBINVOL...
ASKEP LUKA BAKAR 1

Mengenai Saya

Bos Catris
Lihat profil lengkapku

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

También podría gustarte