Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
KEPERAWATAN
Minggu, 07 Agustus 2011
1. Fisiologi Neonatus.
Fisiologi neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus, yaitu
satu organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga faktor yang mempengaruhi perubahan
fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.
1) Respirasi Neonatus.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus melalui paru
bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan
anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerob. Rangsangan untuk gerakan
pernafasan pertama ialah tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan
PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang kemoreseptor terletak disinus karotikus, rangsangan
dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi,
hering breus, selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu
inspiratory gasp. Respirasi pada masa demalus terutama diafragmatik dan abdominal dengan
biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan, setelah paru
berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena
bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air tropping.
3) Traktus Digestivus.
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang dibandingkan orang
dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan
yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya
dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa.
Enzim traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas,
aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7 8 bulan.
5) Produksi Panas.
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu: aktifitas otot,
shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara untuk meninggikan suhu
terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran Brown Fat yang memberikan lebih banyak
energi per gram dari pada lemak biasa.
6) Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih
besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraselular luas. Fungsi ginjal
belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa, ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerolus dan volume tubulus proksimal Renal
Blood Flow pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
7) Kelenjar Endokrin.
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir
kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat pembesaran
kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat With
Drawal misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan,
kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak
beberapa hari sebelum lahir.
9) Imunoglobulin.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina
proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan
stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gamma G, yaitu imunologi dari
ibu yang dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang
dapat melalui plasenta seperti illeus, taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus
lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti body gamma
A, gamma G, gamma M, imunologi dalam kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam
traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa strain E. Colli.
1. Pengertian.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur 36 minggu sampai 42 minggu
dengan berat badan lahir 2500 4000 gram.
ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI BARU LAHIR
1. Biodata.
1) Identitas bayi.
2) Identitas orang tua.
2. Riwayat Kesehatan.
1) Riwayat penyakit sekarang.
Cara lahir, apgar score, cara lahir, kesadaran.
2) Riwayat perinatal.
Lama kehamilan, penyakit yang menyertai kehamilan.
3) Riwayat persalinan.
Cara persalinan, trauma persalinan.
3. Pemeriksaan Fisik.
1) Keadaan umum.
Kesadaran.
Vital sign.
Antropometri.
2) Kepala.
Apakah ada trauma persalinan, adanya caput, chepal hematom, tanda forcep.
3) Mata.
Apakah ada katarak, neonatal, btenorhoe.
4) Sistem gastrointestinal.
Apakah palatum keras dan lunak, apakah bayi menolak untuk disusui, muntah / distensi
abdomen, stomatitis, BAB.
5) Sistem pernafasan.
Apakah ada kesulitan bernafas, takipneu, bradipneu, teratur / tidak, bunyi nafas
6) Tali pusat.
Periksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah pembuluh darah ( 2 arteri,
1 vena ).
7) Sistem genitourinaria.
Apakah hipospadia, epispadia, testis, BAK,
8) Ekstrimitas.
Cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak, posisi / postur normal / abnormal.
9) Sistem muskuluskletal.
Tonus otot, kekuatan otot, kaku ?, lemah ?, asimetris.
10) Kulit
Pustula, abrasi, ruam ptekie.
4. Pemeriksaan Fisik.
1) Apgar Score.
2) Frekuensi kardiovaskuler.
Apakah takikardi, bradikardi / normal.
3) Sistem neurologis.
Refleks moro = tidak ada, asimetris / hiperaktif.
4) Refleks mengisap = kuat / lemah.
Refleks menjejak = baik / buruk.
Koordinasi refleks menghisap dan menelan.
5. Pemeriksaan Laboratorium.
1) Sampel darah tali pusat.
2) Jenis ketonuria.
3) Hematokrit.
6. Diagnosa Keperawatan.
1) Resiko hipotermi b.d transisi lingkungan ekstra uterus.
2) Resiko infeksi b.d sistem imun yang belum sempurna, peningkatan kerentanan bayi.
3) Resiko terhadap aspirasi.
8. Intervensi Keperawatan.
1) Diagnosa I.
Kurangi / hilangkan sumber-sumber kehilangan panas pada bayi.
Pantau suhu bayi tiap hari.
Ajarkan keluarga tanda-tanda hipotermi, dingin, pucat.
2) Diagnosa II.
Lakukan semua tindakan perawatan dengan steril anti septik.
Observasi mata setiap hari, bersihkan dengan air steril / garam fisiologis.
Pertahankan kulit terutama lipatan-lipatan selalu bersih dan kering.
Observasi talu pusat dan identifikasi peradangan.
Jaga personal hygent bayi.
Minimalkan perawatan tinggal di RS.
Ajarkan keluarga mengenal penyebab, resiko, tanda dan cara pencegahan, infeksi.
3) Diagnosa III.
Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorokan dengan tissue penghisap secara perlahan.
Ajarkan tehnik menyusui yang benar.
Observasi vital sign dan keadaan umum.
9. Daftar Pustaka.
Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga. DepKes RI; Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta; EGC
PENGKAJIAN
1. Identitas Data.
a) Identitas Bayi.
Nama : By. R.
Jenis Kelamin : Perempuan.
No RMK : 51 55 69.
Anak Ke :2
b) Identitas Orang Tua.
3. Genogram.
Keterangan:
= Laki-laki.
= Perempuan.
= Klien.
4. Kebutuhan Dasar.
1) Status hidrasi dan nutrisi.
Masukan cairan melalui ASI on demand. Refleks hisap menelan bayi baik.
2) Istirahat dan tidur.
Bayi tampak sering mengantuk dan tidur lelap.
3) Personal hygent.
Mandi 2 x/hr, kasa penutup tali pusat selalu diganti setelah mandi.
4) Eliminasi.
Pengeluaran urin dan mekonium ( + ).
5. Pemeriksaan Fisik.
1) Keadaan Umum.
Kesadaran compos mentis, TTV: TD : -, HR: 154 x/m, R: 45 x/m, S: 36,8C.
Pemeriksaan antropometri:
BB: 4100 gram. Lingkar kepala: OB: 41, OS: 37, OK: 31.
PB: 52 cm.
Lingkar dada: 35 cm.
2) Kulit.
Warna kulit kemerahan, turgor kulit baik (kulit kembali kurang dari 3 dtk setelah dicubit),
capilary repailling time (CRT) kurang dari 3 dtk, vernik caseosa sudah dibersihkan, warna kulit
tidak joundis dan sianosis, suhu kulit 36,8 C.
3) Kepala dan Leher.
Tidak terdapat caput dan chepal hematom, tidak terdapat mikrosepal dan hidrosepalus, tidak
terdapat moulage, lingkar kepala OB: 41, OS: 37, OK: 31.
Bentuk kepala dan leher normal.
4) Mata.
Posisi kedua mata simetris, sekret tidak ada, sklera tidak ikterik, reaksi pupil mengecil
terhadap cahaya, konjunctiva tidak anemis, tidak ada strabismus.
5) Hidung.
Tampak simetris, tidak terlihat sekret dan polip, tidak tampak peradangan dan pendarahan
hidung.
6) Telinga.
Struktur telinga kanan dan kiri simetris, tidak terlihat adanya peradangan dan pendarahan
dalam telinga , kebersihan telinga baik.
7) Mulut.
Warna mukosa mulut tampak merah, warna bibir merah, refleks hisap baik, refleks menelan
baik, tidak tampak peradangan dan pendarahan pada gusi.
8) Dada, pernafasan dan sirkulasi.
Frekuensi nafas 45 x/m, pergerakan diding dada tampak simetris, irama pernafasan teratur,
tipe pernafasan dada dan perut, tidak ada batuk produktif, tidak terpasang oksigen, frekuensi
nadi = 154 x/m.
9) Abdomen.
Tali pusat terbungkus kasa steril, tidak ada asites pada abdomen, dan tidak teraba
pembesaran hati.
10) Genetalia.
Jenis kelamin perempuan, tidak ada kelainan bentuk vagina, pengeluaran urin dan mekonium (
+ ).
11) Ekstrimitas.
Ekstrimitas atas dan bawah tampak simetris, refleks moro ( + ), rooting ( + ), graffs ( + ), tonus
leher ( + ), sucking ( + ), staffing ( + ), babinski ( + ), tidak ada fraktur, gerak aktif.
ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
2. DS : Resiko Peningkatan
- infeksi tali kerentanan bayi
DO: pusat sekunder
Kesadaran compos mentis. terhadap luka
TTV: TD: - S: 36,8 C. terbuka
HR: 154 x/m. R: 45 x/m. (umbilikus)
Antropometri:
BB: 4100 gram
PB: 52 cm.
Lingkar dada: 35 cm.
Lingkar kepala: OB: 41, OS: 37, OK: 31
Pada tali pusat tidak ada kemerahan,
bengkak, nyeri, demam dan gangguan
fungsi lokal.
Warna kulit kemerahan.
Apgar score 5 6 8.
Refleks moro (+), hisap (+), rooting (+)
Keadaan tali pusat tampak basah dan
berwarna putih segar.
Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali
pusat ( bau, pus, panas, kemerahan ).
Tidak ada pendarahan
Tali pusat terbungkus kasa
PROSES KEPERAWATAN
Perencanaan
No Dx
Tujuan Intervensi Rasional
1. I Resiko 1) Ukur suhu tubuh bayi baru 1) Mendeteksi penyimpangan
tinggi lahir. suhu tubuh dari rentang
hipotermi 2) Observasi tanda-tanda normal dan suhu tubuh
tidak hipotermi ( stress, dingin ) bayi baru lahir biasanya
terjadi seperti pucat, tremor, kulit berfluktuasi dengan cepat
dalam 3 dingin, letargi dll. sesuai perubahan suhu
hari 3) Berikan cairan oral dini lingkungan.
perawatan. pada bayi ASI on demand 2) Hipotermi mengakibatkan
Kriteria dan susu. peningkatan laju
evaluasi: 4) Pertahankan suhu tubuh penggunaan O2 dan distres
1) Suhu bayi dari pernafasan pernafasan. Pendinginan
tubuh bayi lingkungan. juga mengakibatkan
dalam Mandikan bayi setelah 6 vasokonstriksi perifer ini
batas jam pertama dengan air terlihat kulit menjadi pucat.
normal hangat dan tidak terlalu 3) Setiap peningkatan 1 C
( 36,5 lama, keringkan segera. suhu tubuh metabolisme
C 37,5 Olesi badan bayi dengan dan kebutuhan cairan
C ) minyak telon. meningkat kira-kira 10 %,
2) Tidak Beri pakaian hangat ( bahu kegagalan menggantikan
terdapat popok ). kehilangan cairan
tanda- Selimuti (bedong) bayi selanjutnya memperberat
tanda dengan selimut hangat dan status hidrasi.
hipotermi pasang kelambu pada
4) Membantu mengurangi
(stress, ranjang. kehilangan panas melalui
dingin) Letakkan keranjang bayi evaporasi dan konveksi
seperti dilingkungan yang hangat serta membatasi stress,
pucat, tidak ber AC. akibat perpindahan
tremor, 5) Menjaga lingkungan lingkungan dari intrauterus
kulit sekitar dan tubuh bayi agar ke ekstruterus.
dingin, tetap kering. 5) Mencegah kehilangan
letargi dll Mengganti kain popok panas melalui konduksi,
yang basah oleh urin dan dimana panas tubuh
mekonium sesegera dipindahkan dari kulit bayi
mungkin. baru lahir keobjek/
Membersihkan pantat, benda/permukaan yang
genetalia, lipatan paha dan lebih dingin dari pada kulit
mengeringkan nya bayi
kemudian ditaburi bedak
Ads Powered
by:KumpulBlogger.com
Demo Targeted Ads
Arsip Blog
2011 (11)
o Agustus (11)
LAPORAN PENDAHULUAN PARTUS NORMAL
LAPORAN PENDAHULUAN MOLA HIDATIDOSA
LAPORAN PENDAHULUANKISTA OVARIUM 1. Pengert...
KEP SINDROMA NEFROTIK
KEHAMILAN GANDA
LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI PADA SISTEM REFRODUKSI...
LAPORAN PENDAHULUAN CARSINOMA SERVIK
LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
ASKEP PENDARAHAN ANTEPARTUM
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS DENGAN SUBINVOL...
ASKEP LUKA BAKAR 1
Mengenai Saya
Bos Catris
Lihat profil lengkapku