Está en la página 1de 13

KEPERAWATAN KOMUNITAS III

MAKALAH

oleh
Auliya Hidayati
NIM 132310101001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2016
KEPERAWATAN KOMUNITAS III
KEBIJAKAN PUSKESMAS

MAKALAH

diajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas III


dengan dosen: Ns. Latifa Aini S, M.Kep, Sp. Kom

oleh
Auliya Hidayati
NIM 132310101001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNVERSITAS JEMBER
2016
A. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian
upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan,
tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas,
maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab
langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
B. Kebijakan Puskesmas
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara 3495);
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
3839);
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan
Lembaran Negara 3848);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3952);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4095);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4106);
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

C. Kedudukan
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah
Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan
unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di
tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik
dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di
wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan
berbasis dan bersumber daya masyarakat seperti posyandu, polindes, pos
obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana
pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah
sebagai pembina.

D. Organisasi
1. Struktur Organisasi Struktur organisasi puskesmas tergantung dari
kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur
organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
Peraturan Daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur
organisasi puskesmas sebagai berikut:
a) Kepala Puskesmas
b) Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan pengawasan
c) Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
1) Upaya kesehatn masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
2) Upaya kesehatan perorangan
d) Jarinangan pelayanan puskesmas
1) Unit puskesmas pembantu
2) Unit puskesmas keliling
3) Unit bidan di desa/komunitas.
2. Kriteria Personalia Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi
puskesmas disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing
unit puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
3. Eselon Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab
pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan
tanggungjawab tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan, maka
jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III-B. Dalam keadaan
tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat jabatan eselon
III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria Kepala
Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan kesehatan yang
kurikulum pendidikannya mencakup bidang kesehatan masyarakat, dengan
kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.
E. Tata Kerja
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor
kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal
pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh puskesmas,
koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dengan demikian secara teknis dan administratif, puskesmas
bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggungjawab membina serta
memberikan bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas.
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama termasuk
penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat,
puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan
sesuai kebutuhan.
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan,
jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit (kabupaten/kota) dan
berbagai balai kesehatan masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-paru,
balai kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat, balai
kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat, balai
kesehatan indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan
masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium
Kesehatan serta berbagai balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut
diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh
dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk mendapat hasil
yang optimal, penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus
dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di
tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari
berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif
terhadap kesehatan.
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut
diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh masyarakat,
tokoh agama, LSM, orgasnisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP
tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan.
SOAL KASUS

1. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang


bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Berikut ini yang bukan tugas dari Puskesmas adalah...
a. Unit Pelaksana Teknis
b. Pembangunan Kesehatan
c. Penanggungjawab Penyelenggaraan
d. Wilayah Kerja
e. Organisasi Tertinggi Kesehatan
2. Puskesmas Sumbersari turut melaksanakan kegiatan Pekan Imunisasi
Nasional pada tanggal 8 hingga 15 Maret 2016. Merupakan aplikasi dari
tugas puskesmas sebagai...
a. Unit Pelaksana Teknis
b. Pembangunan Kesehatan
c. Penanggungjawab Penyelenggaraan
d. Wilayah Kerja
e. Organisasi Tertinggi Kesehatan
3. Berikut ini kebijakan Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Pemerintah,
kecuali...
a. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara 3495)
b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Kesehatan Gigi dan
Mulut (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60)
c. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4095)
d. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4106)
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
4. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, kedudukan
puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan
Nasional, yaitu...
a. Sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
b. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
c. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.
d. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.
e. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
strata pertama ini adalah sebagai mitra.
5. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, kedudukan
puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota, yaitu...
a. Sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
b. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya
c. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.
d. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.
e. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
strata pertama ini adalah sebagai mitra.
6. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, kedudukan
puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem Pemerintah
Daerah, yaitu...
a. Sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
b. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
c. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
d. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah sebagai pembina.
e. Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
strata pertama ini adalah sebagai mitra.
7. Struktur Organisasi Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan
dan beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi
puskesmas di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan Peraturan
Daerah. Struktur organisasi tertinggi Puskesmas adalah...
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
d. Unit Puskesmas Keliling
e. Unit puskesmas pembantu
8. Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas melakukan koordinasi yang
mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian serta penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian
sumber daya masyarakat oleh puskesmas merupakan tatakerja puskesmas
dengan...
a. Kantor Kecamatan
b. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
c. Jaringan Kesehatan Strata Pertama
d. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
e. Lintas Sektor
9. Tatakerja puskesmas dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
yaitu...
a. Puskesmas melakukan koordinasi yang mencakup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian
b. Puskesmas menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan rujukan
dan memantau kegiatan yang diselenggarakan
c. Jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan
kesehatan masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta
berbagai balai kesehatan masyarakat
d. Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan
subjek pembangunan
e. Mendirikan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun
berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama,
LSM, orgasnisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha.
10. Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Kecamatan Sehat adalah gambaran masayarakat kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Terdapat dalam peraturan
kebijakan Pemerintah...
a. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara 3495)
b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Kesehatan Gigi dan Mulut
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60)
c. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4095)
d. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4106)
e. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

También podría gustarte