Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TESIS
ERWINSYAH
1006793403
FAKULTAS EKONOMI
MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTA
JUNI 2012
TESIS
ERWINSYAH
1006793403
FAKULTAS EKONOMI
MAGISTER MANAJEMEN
MANAJEMEN KEUANGAN
JAKARTA
JUNI 2012
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat-Nya penulis akhirnya
berhasil menyelesaikan tesis ini pada waktunya yang diajukan untuk memperoleh
gelar Magister Manajemen. Segala tantangan dan hambatan dalam penulisan tesis
ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis ucapkan
terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. selaku Ketua Program Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2. Bapak Imo Gandakusuma, MBA. sebagai pembimbing tesis yang sangat sabar
memberikan bimbingan, sangat bersabar terutama di menit-menit terakhir
batas waktu pengumpulan.
3. Bapak Eko Rizkianto, ME. dan Bapak Edward Tanujaya, MSc. selaku penguji
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji tesis ini.
4. Seluruh dosen dan staf akademik di MMUI yang telah berjasa terutama dalam
penulis menjalani kegiatan perkuliahan.
5. Almarhumah Mama dan Almarhum Papa, who indirectly speed me up.
6. Bapak BRLP dan Ibu MW yang telah memberikan banyak masukan dalam
penulisan tesis ini.
7. Rekan-rekan kelas G101, tiada lagi teman sekelas di MMUI selain kalian.
Terutama untuk teman-teman senasib, Maria Magdalena dan Isyana Diah.
8. Veronica Rhizka Carolina, who got me into this.
9. Sahabat-sahabat Goggle dan Manis-Manja, terima kasih banyak atas segala
doa dan dukungan selama ini.
Penulis
iv Universitas Indonesia
Nama : Erwinsyah
Program Studi : Magister Manajemen
Judul : Analisis Kelayakan Proyek Minyak dan Gas
(Studi Kasus: Wilayah Kerja Whiskey Alpha)
Tesis ini merupakan penerapan dari studi kelayakan dengan metode capital
budgeting untuk menghitung keekonomian pada investasi proyek gas alam
cair di wilayah kerja Whiskey Alpha milik AP Indonesia selama usia
proyek 30 tahun. Perhitungan arus kas dilakukan pada Net Present Value,
Internal Rate of Return, Payback Period, dan Profitability Index. Dalam tesis
ini juga digambarkan secara singkat bagaimana penerapan sistem bagi hasil
dengan pemerintah dengan mengunakan model PSC yang berlaku saat ini
pada laporan rugi laba atas investasi itu. Berdasarkan analisis kuantitatif
menunjukkan bahwa proyek investasi Whiskey Alpha adalah layak untuk
dijalankan karena menghasilkan Net Present Value yang positif, Internal
Rate of Return yang melebihi biaya, Payback Period dalam kisaran 13
tahun, dan Profitability Index lebih dari 1. Analisis sensitivitas menunjukkan
bahwa investasi Whiskey Alpha ini cenderung sensitif terhadap jumlah
produksi dan harga gas alam cair. Sehingga perlu diusahakan secara
maksimal supaya jumlah produksi tidak kurang dari 8 TCF.
Kata kunci:
Capital Budgeting, Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Period,
Profitability Index
vi Universitas Indonesia
Name : Erwinsyah
Program : Master of Management
Title : Feasibility Analysis of Oil and Gas Project
(Case Study: Whiskey Alpha Work Area)
Keywords:
Capital Budgeting, Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Period,
Profitability Index
DAFTAR LAMPIRAN
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
Tuntutan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas semakin kuat seiring
dengan meningkatnya kebutuhan akan energi baik di masyarakat maupun di
kalangan konsumen industrial. Pembangunan prasarana dan industri yang
sekarang banyak dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi
energi rata-rata meningkat dalam 10 tahun terakhir. Seperti yang dijelaskan
oleh Direktur Konservasi Energi, Maryam Ayuni bahwa berdasarkan data
historis penyediaan dan pemanfaatan energi selama 20 tahun, angka
konsumsi energi Indonesia terus meningkat rata-rata sebesar 6 persen per
tahun (http://www.esdm.go.id).
Kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan minyak dan gas yang baru
terus dilakukan untuk mendorong berkembangnya sektor hulu minyak dan
gas bumi. Indonesia masih memiliki potensi minyak dan gas bumi yang
cukup besar untuk dikembangkan. Masih banyak daerah-daerah terpencil, laut
dalam, sumur-sumur (wells) tua dan kawasan Indonesia Timur yang selama
ini belum dieksplorasi secara intensif. Sumber minyak dan gas bumi dengan
tingkat kesulitan eksplorasi terendah kini telah habis dieksploitasi, dan hanya
menyisakan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Pengelolaan ladang minyak
sendiri memang menjanjikan keuntungan yang besar. Namun untuk dapat
mengetahui potensi tersebut diperlukan teknologi yang mahal, modal yang
besar, faktor waktu yang memadai, dan memerlukan efisiensi yang
1 Universitas Indonesia
maksimal serta expertise dari sumber daya manusia terbaik (Biro Riset LM
FEUI, 2011).
Salah satu perusahaan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi
terbesar di dunia adalah AP, dengan produksi 3,4 juta barel per hari dari
21.800 service station di 80 negara (Tharoor, 2010).
Suatu proyek minyak dan gas dimulai dengan kegiatan ekplorasi, banyak
dana yang dikeluarkan untuk kegiatan survey seismic dan pengeboran
ekplorasi dengan harapan mendapat sumber daya minyak dan gas yang
prospektif. Setelah melakukan pilihannya untuk eksplorasi, perusahaan
dihadapi pilihan apakah meneruskan ke tahap pengembangan atau tidak.
Yaitu mengembangkan peralatan dan fasilitas di area yang memiliki sumber
daya minyak dan gas dengan segala cost yang menyertainya. Setelah tahap
pengembangan ini, perusahaan kemudian dihadapi pilihan lagi untuk
melakukan produksi atas potensi sumber daya minyak dan gas di daerah
yang telah dikembangkan tadi. Produksi ini dilakukan jika perusahaan sudah
melihat bahwa segala ketidakpastian dapat ditangani. Dapat dilihat bahwa
Universitas Indonesia
investasi dalam proyek minyak dan gas merupakan urut-urutan sequential yang
kompleks. Pada tiap tahap, perusahaan mengumpulkan informasi untuk
memutuskan apakah proyek itu layak untuk diteruskan ke tahap berikutnya
dengan risiko kehilangan dana jika salah satu tahap gagal mencapai tujuannya
(Cout, et. al., 2003).
Risiko dasar kerap timbul dalam kegiatan investasi, yaitu risiko terjadinya
perbedaan actual return dengan expected return. Saat ketidakpastian timbul, dan
menghalangi kegiatan investasi, yang dapat dilakukan perusahaan adalah
mencari informasi untuk meminimalisasi ketidakpastian tadi. Perusahaan
melakukan analisis sektor mana yang memiliki lebih banyak keuntungan dan
kerugian, dan memutuskan untuk rencana jangka panjang (Macmillan, 2000).
Tulisan ini merupakan analisis kelayakan atas sebuah proyek minyak dan
gas di salah satu wilayah kerja milik AP Indonesia yaitu Whiskey Alpha.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Studi literatur juga akan digunakan sebagai landasan teori dan perbandingan.
Literatur diperoleh dari berbagai sumber, di antaranya; buku teks, jurnal
ilmiah, artikel media cetak dan media online.
Data yang didapat dari hasil wawancara akan digunakan untuk melihat
kebutuhan dana untuk investasi, pengembalian dan beban operasional beserta
proyeksinya. Kemudian Net Present Value, Internal Rate of Return,
Payback Period, dan Profitability Index, yang kemudian akan dijabarkan
dengan suatu spreadsheet yang merupakan hasil dari proyeksi cash flow
selama 30 tahun ke depan. Selanjutnya akan dilakukan Analisis Sensitivitas
terhadap perubahan harga minyak dan gas, dan kelayakan investasi akan
dilakukan kembali dengan menghitung kembali Net Present Value, Internal
Rate of Return, Payback Period, dan Profitability Index.
Universitas Indonesia
Rencana Investasi
Pengolahan Data
(Input)
Asumsi Pendapatan
Kuantitatif
(Proses)
Keputusan Investasi
(Output)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Secara umum investasi terbagi dalam dua bentuk, yaitu investasi riil dan
investasi finansial. Investasi riil misalnya membeli tanah, bangunan, mesin,
dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Sementara investasi finansial dapat berupa saham, obligasi, dan kontrak-
kontrak tertulis lainnya. Dalam hal ini, suatu proyek yang diharapkan dapat
memberikan pengembalian di kemudian hari merupakan salah satu investasi
riil (Bodie, et al., 2011).
8 Universitas Indonesia
1. Risiko atas nilai riil dari uang yang akan diterima di masa mendatang
tersebut.
2. Risiko mengenai ketidakpastian menerima uang itu dalam jumlah yang
sesuai dengan yang diperkirakan diterima di masa datang tadi.
Universitas Indonesia
Menurut Peterson dan Fabozzi (2002), terdapat lima tahap dalam kegiatan
capital budgeting:
1. Penyaringan dan pemilihan investasi
Proyek investasi harus konsisten dengan strategi perusahaan. Setelah
diidentifikasi, proyek kemudian dievaluasi dan disaring dengan
melakukan estimasi atas pengaruhnya terhadap arus kas yang masa
mendatang dari perusahaan.
2. Proposal anggaran modal
Anggaran modal diajukan atas proyek yang lulus proses penyaringan dan
seleksi. Anggaran tadi kemudian memberikan daftar proyek yang
direkomendasi dan nilai uang yang dibutuhkan untuk tiap investasi.
Universitas Indonesia
Net present value dari suatu proyek memberikan ukuran dari nilai bersih
suatu proposal investasi dalam hal nilai uang saat ini. Karena seluruh arus
kas didiskontokan kembali ke masa sekarang, maka kemudian perbedaan
nilai arus kas bebas tahunan saat ini dibandingkan dengan pengeluaran
Universitas Indonesia
investasi. Perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas bebas tahunan
dengan pengeluaran awal akan menentukan nilai bersih uang saat ini dalam
hal menerima proposal investasi (Keown, et. al., 2002).
IRR ini digunakan untuk menentukan apakah suatu investasi layak untuk
dijalankan atau tidak, dalam hal ini tingkat pengembalian investasi yang
dijalankan harus lebih tinggi dari minimum acceptable rate of return atau
minimum attractive rate of return. Selanjutnya minimum acceptable rate of
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Walaupun kriteria net present value dari suatu investasi memberikan ukuran
dari jumlah uang yang diinginkan atas sebuah proyek, profitability index ini
memberikan ukuran relatif dari sebuah investasi yang diajukan, yaitu
melihat rasio present value dari keuntungan di masa yang akan datang
dengan pengeluaran biaya di awal investasi. PI ini berguna sebagai alat
untuk melakukan ranking dari beberapa proyek, karena nilai yang timbul
atas setiap investasi itu akan dikuantifikasi (Keown, et. al., 2002).
Universitas Indonesia
PBP akan berarti setelah masa (cut-off) suatu proyek sudah ditentukan.
Indikator PBP dalam keputusan investasi adalah sebagai berikut:
1. Suatu proyek layak dijalankan jika PBP lebih kecil dari cut-off.
2. Suatu proyek tidak layak dijalankan jika PBP lebih besar dari cut-off.
Universitas Indonesia
IO
PBP = (2.4)
CF
IO : Investasi awal.
CF : Arus kas masuk.
Istilah arus kas perusahaan (cash flow of the firm) atau arus kas bebas
(free cash flow) sering digunakan pada jumlah kas yang dimiliki perusahaan
yang dapat bebas dibagikan kepada kreditur dan pemegang saham karena
kas itu tidak digunakan sebagai modal kerja atau investasi pada aset tetap
(Ross, et. al., 2010).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
18 Universitas Indonesia
Akuisisi asset ARC pada tahun 2000, dan persetujuan dari pemerintah
Indonesia pada Maret 2005 untuk memulai konstruksi LNG di wilayah kerja
TGH telah memperbesar secara signifikan posisi AP pada sektor energi di
Indonesia. AP Indonesia merupakan kombinasi dari lima perusahaan (AP
BR, Ltd., AP WJ, Ltd., VCO, CST, JTP, dan AMT) dengan rentang bisnis
upstream, downstream, dan industri kimia. Tahun 2009 AP Indonesia
menjual seluruh hak partisipasinya atas wilayah kerja WJ kepada PT. HE.
Sejak saat itu PT. HE WJ merupakan operator dari blok WJ.
19 Universitas Indonesia
Australia dan Selandia Baru, Malaysia, Thailand dan Vietnam, Cina dan
Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan dan Jepang .
Universitas Indonesia
Tidak seperti halnya CST yang menjual produk downstream dari AP, JTP
merupakan satu perusahaan sendiri yang memilki bisnis downstream di luar
produk AP, namun seluruh aspek manajemen dan operasional JTP
terintegrasi di dalam AP Indonesia.
Universitas Indonesia
CHIEF
PROCUREMENT VP
OFFICER DEVELOPMENT
22 Universitas Indonesia
Walaupun dapat terletak di mana saja di lapisan bawah tanah, minyak dan
gas bumi biasanya dapat ditemukan di kedalaman ribuan kaki di bawah
permukaan tanah. Namun para geologis akan sulit melakukan identifikasi
dengan tepat tanpa melakukan pengeboran eksplorasi mengenai terdapatnya
kandungan minyak dan gas pada suatu lokasi tertentu sehingga dapat
diproduksi secara ekonomis (Ortoleva, 1994).
Data yang didapat dari hasil analisis permukaan tanah hanya akan
memberikan informasi awal saja, namun data itu tidak cukup memadai
untuk digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk
keperluan komersial. Saat ini terdapat beberapa metode yang lebih memadai
untuk menganalisis data komposisi di bawah permukaan tanah, termasuk
Core Drilling (pengeboran untuk mengambil contoh batuan), Gravity Meters
(untuk mengukur gravitasi), Seismic Survey, Magnetic Survey, dan
penginderaan jarak jauh dengan menggunakan satelit. Metode-metode tadi
23 Universitas Indonesia
Wright (2008) menjelaskan bahwa masa produksi minyak dan gas dibagi
dalam 3 periode:
1. Produksi awal atau alamiah (primary production).
Minyak dan gas bumi dikeluarkan secara alamiah. Dengan menggunakan
tekanan pada perangkap secara alami mendorong minyak dan gas untuk
ditampung pada fasilitas produksi di permukaan.
2. Produksi sekunder (secondary recovery).
Metode yang digunakan adalah dengan menginjeksi kembali gas atau
Universitas Indonesia
Gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) merupakan gas alam yang
telah dikonversi menjadi cairan supaya mudah untuk disimpan atau dikirim
ke tempat lain. LNG ini tidak berbau, tidak berwarna, tidak beracun, dan
tidak bersifat korosif.
Proses produksi dimulai dari ekstraksi gas alam yang kemudian dibawa ke
area pemrosesan, yaitu membersihkan gas alam dari air, lumpur, dan
kondensat dari jenis gas lain. Kemudian sebuah train LNG akan
Universitas Indonesia
mendinginkan gas alam itu secara bertahap sehingga gas tadi berubah
menjadi cairan. LNG akhirnya dapat disimpan di tanki, dan dapat dimuat
dan dikapalkan. Produk LNG dapat digunakan sebagai bahan pendukung
pembuatan pupuk, bahan bakar kendaraan, dan sebagai pembangkit tenaga
listrik untuk keperluan industri (Fan, et. al., 2005).
Saat ini Indonesia memiliki tiga kilang untuk refinery gas alam cair, yaitu
Arun, Bontang, dan TGH.
Proyek TGH dijelaskan dalam tulisan ini mengingat pentingnya proyek ini
bagi AP Indonesia untuk melakukan ekpansi ke wilayah-wilayah kerja
lainnya di sekitar TGH, termasuk wilayah kerja Whiskey Alpha yang akan
menggunakan fasilitas dan terminal pengilangan di TGH.
Universitas Indonesia
kemajuan untuk masuk ke pangsa pasar di tahun 2008. Pada akhir Oktober
2007, proyek senilai 5 milyar dolar Amerika ini telah mencapai tahap
penyelesaian sebesar 82,7%. Proyek TGH meliputi fasiltas dan sarana
pengilangan LNG, dengan infrastruktur seperti pelabuhan laut dan bandar
udara. Proyek TGH berpusat di Teluk BTN yang berada di wilayah
kecamatan BBO dan ARN, namun aktivitas proyek diperluas sampai ke Fak
Fak, Sorong, dan Manokwari.
Cadangan yang telah terbukti pada tiap lapangan, dengan pembagian dari
tiap rekanan yang porsi participating interest masing-masing, dijabarkan
dalam tabel 3.1. di bawah ini. Gabungan dari lapangan-lapangan ini masih
menggunakan dua train untuk proses pencairan gas, dan proyek TGH akan
terus dikembangkan di kemudian hari.
Universitas Indonesia
LNG diekspor melalui terminal tanker ke pasar wilayah Asia Pasifik dan
Amerika Utara. Pengiriman kargo LNG hasil produksi dari TGH pertama
kali pada Juli 2009 menuju Foja di Korea Selatan. Pengiriman pertama itu
Universitas Indonesia
Struktur PSC umumnya sudah terancang, namun untuk hal-hal rinci yang
menyangkut profit sharing split, bonus, dan lain-lain akan dirundingkan
lagi kemudian melalui negosiasi. Beberapa istilah pokok dalam suatu PSC
adalah cost recovery, profit oil, dan tax, dan beberapa hal lain yang
spesifik bergantung pada negara asal kontraktor. PSC di Indonesia tidak
mengenal royalti, namun jika dilihat sebenarnya konsep FTP (First Tranche
Petroleum) memiliki pengertian yang mendekati dengan royalti.
Universitas Indonesia
Kegiatan eksplorasi ini sangat tergantung pada hasil perolehan data. Jika
analisis teknik menunjukkan bahwa kegiatan eksplorasi tidak dapat
dilanjutkan, kontraktor dapat mengajukan pemutusan kontrak tanpa
melakukan klaim cost recovery.
Universitas Indonesia
Seluruh peralatan yang dibeli atau dimiliki kontraktor dalam rangka PSC ini akan
menjadi milik negara saat PSC selesai. Kemudian di dalam PSC terdapat
kewajiban kontraktor untuk menjual sebagian tertentu dari hasil produksi ke
dalam negeri yang dikenal dengan Domestic Market Obligation (DMO).
Penggantian biaya belum tentu langsung dapat dilakukan pada tahun awal
kegiatan produksi. Recoverable cost adalah biaya yang dapat diganti untuk
pembayaran pada tahun itu, sementara sisa biaya yang belum dapat diganti
disebut unrecoverable cost.
Biaya kontraktor akan mulai diganti oleh pemerintah maksimal 33% bila
wilayah kerja yang dikerjakan sudah dinyatakan ekonomis. Jadi biaya-biaya
pada tahap eksplorasi tidak akan diganti jika wilayah kerja itu belum
dinyatakan ekonomis secara komersial, yaitu memenuhi kriteria ekonomis
untuk dieksploitasi selanjutnya.
Universitas Indonesia
Dalam industri minyak dan gas, terdapat dua pendekatan dalam hal waktu
pengakuan biaya:
1. Succesful Effort Approach
Seluruh biaya yang terjadi ditangguhkan dan akan dikapitalisasi sebagai
bagian dari cadangan minyak/gas yang ditemukan. Dalam hal ini,
seluruh biaya yang dikeluarkan atas kegiatan eksplorasi yang tidak
berhasil sampai tahap produksi harus dibebankan (expense) pada tahun
yang bersangkutan. Biaya-biaya yang terkapitalisasi disusutkan
(amortisasi) menggunakan metode unit produksi, dalam hal ini biaya
akuisisi atas wilayah kerja disusutkan atas jumlah cadangan yang
terbukti, dan biaya pengembangan disusutkan atas jumlah cadangan
terbukti yang dikembangkan.
2. Full Cost Approach
Seluruh biaya yang terjadi langsung dikapitalisasi walaupun tidak
berhasil menemukan cadangan minyak/gas. Biaya-biaya ini kemudian
disusutkan (amortisasi) menggunakan metode unit produksi berdasarkan
jumlah volume yang berhasil diproduksi dan jumlah cadangan yang
terbukti. Jumlah biaya yang belum disusutkan, yang berhubungan dengan
tertundanya pajak penghasilan, tidak boleh melebihi batas atas dari
present value atas proyeksi arus kas di masa depan yang didapat dari
perhitungan cadangan terbukti setelah pajak penghasilan.
Universitas Indonesia
Dalam hal ini Signature Bonus tidak dapat dianggap sebagai bagian dari
biaya operasi yang cost recoverable, namun biaya itu dianggap sebagai
beban sehingga dapat dikurangkan di dalam rugi laba untuk keperluan
perpajakan.
Universitas Indonesia
Pada model PSC, penentuan suatu investasi itu menjadi investasi modal atau
non-modal umumnya tidak didasarkan pada acuan yang baku. Penentuan
itu dihasilkan dari negosiasi dan perjanjian antara kontraktor dan
pemerintah, sehingga dapat menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.
Biaya ini juga timbul atas perolehan, pembangunan, dan pemasangan fasilitas
produksi, seperti pipa jalur aliran minyak/gas, proses pemisahan, tangki
penyimpanan, siklus dan pemrosesan gas alam cair, dan sistem pembuangan.
Universitas Indonesia
Metode penyusutan yang umumnya sering digunakan antara lain garis lurus,
saldo menurun, dan saldo menurun berganda dengan cross over dan write-
off, dan metode unit produksi. Walaupun penyusutan ini tidak memiliki
pengaruh langsung terhadap perhitungan arus kas, namun pengaruh
penyusutan akan terlihat pada rugi laba. Depreciation, Depletion, and
Amortization (DD&A) akan dihitung pada awal tahun saat aset mulai
digunakan. Metode yang digunakan untuk menghitung DD&A ini adalah
dengan saldo menurun , yaitu bila di tahun terakhir nilai sisa sudah penuh
terganti sehingga tidak perlu memperhitungkan jumlah cadangan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tujuan utama dari proyek Whiskey Alpha ini adalah untuk mengeksplorasi
cadangan gas yang kemudian dieksploitasi untuk mendapatkan revenue.
Dalam studi kasus ini, proyek Whiskey Alpha masih pada tahap
pengeboran eksplorasi dalam suatu rangkaian eksplorasi minyak dan gas.
Dengan memanfaatkan fasilitas TGH LNG yang sudah ada, Whiskey
Alpha diharapkan dapat memproduksi gas alam cair 300 juta kubik kaki
per hari.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Biaya operasi sebesar AS$ 1.052.440 paling banyak diserap oleh bagian
teknik untuk mendukung aktivitas pengeboran dan produksi sebanyak
AS$ 714.398. Pengapalan, pekerjaan subsurface, dan fungsi-fungsi
administratif lain akan menyerap dana sebesar AS$ 338.041.
Universitas Indonesia
(CF). Saat diproduksi, gas alam itu mengandung metan, ditambah dengan
hidrokarbon lain, dan beberapa jenis gas kotor (seperti karbondioksida dan
lain-lain). Menurut Fan (2005), semakin sedikit kandungan gas kotor akan
meningkatkan jumlah energi yang akan dihasilkan sehingga membuat harga
gas alam tersebut menjadi tinggi.
Proyeksi produksi wilayah kerja Whiskey Alpha selama periode PSC dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2040 dengan jumlah sumur 78 buah
ditunjukkan pada Tabel 4-2. Terlihat bahwa Whiskey Alpha akan
mengalami peak production mulai tahun 2018 sampai dengan 2026. Pada
kurva penurunan plot produksi Whiskey Alpha (Gambar 4-1) menunjukkan
bahwa jumlah produksi turun mulai tahun 2027 yang sebagian besar
dikarenakan menurunnya cadangan, kemudian ditambah dengan turunnya
tekanan reservoir setelah cadangan gas dipompa dari berbagai sumur
walaupun sudah menggunakan teknologi tinggi.
Produksi gas di sini ditunjukkan dalam satuan BCF (billion cubic feet),
sementara hasil lifting gas akan dijual dalam satuan MMSCF (million
standard cubic feet). Meningkatnya jumlah produksi sebagian besar
dikarenakan meningkatnya tekanan reservoir saat cadangan gas dipompa
dari berbagai sumur.
Universitas Indonesia
Pada saat Pertamina menjadi regulator untuk industri hulu migas, seluruh
gas domestik harus dijual dahulu ke Pertamina melalui perjanjian suplai
gas. Kemudian Pertamina menjual gas itu kepada end-user. Harga dan
jumlah gas yang dijual ditetapkan di awal perjanjian, dan berlaku
seterusnya sampai perjanjian berakhir. Namun sekarang kontraktor dapat
menjual langsung ke end-user, dengan melakukan negosiasi atas syarat dan
ketentuan dengan pembeli yang kemudian disetujui oleh BP Migas.
Universitas Indonesia
1,100.00
1,000.00
900.00
800.00
700.00
600.00
500.00
400.00
300.00
200.00
100.00
-
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Gambar 4-1 Kurva Penurunan Plot Produksi Whiskey Alpha
Sumber: Olahan Penulis dari Plan of Development Whiskey Alpha, AP Indonesia
44 Universitas Indonesia
3.9
3.8
3.7
3.6
Price (US$)/mmscf
3.5
Price
3.4
3.3
3.2
3.1
3
May-11 Jun-11 Jul-11 Aug-11 Sep-11 Oct-11 Nov-11 Dec-11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12
Month
Gambar 4-2 Harga Gas Alam Cair Mei 2011 April 2012
Sumber: IndexMundi.com
45 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
47
menjadi fungsi risiko dari proyeksi arus kas, dengan tingkat yang lebih
tinggi pada aset yang berisiko dan tingkat lebih rendah pada proyek yang
aman (Damodaran, 2006).
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
48
Dari indikator Net Present Value, proyek Whiskey Alpha ini dapat
dikatakan layak untuk dijalankan karena dengan tingkat diskonto 14%,
didapat nilai Net Present Value yang positif sebesar AS$ 1.726.578.726,52,
yang lebih besar dari present value atas arus kas keluar. Dengan indikator
Internal Rate of Return juga terlihat bahwa proyek Whiskey Alpha ini
layak untuk dijalankan. Proyeksi arus kas menghasilkan Internal Rate of
Return 18,13%. Jangka waktu pengembalian atas investasi pada proyek
Whiskey Alpha ini adalah 13,03 tahun. Mengingat jangka waktu ekonomis
dari proyek ini adalah 30 tahun, maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan
jangka waktu pengembalian proyek ini layak untuk dijalankan. Dari Tabel
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
49
4-5 terlihat bahwa arus kas kumulatif pada 13 tahun pertama proyek
bernilai negatif, dan belum ada pengembalian investasi. Kemudian pada
tahun ke 14, terjadi arus kas masuk dengan nilai kumulatif
AS$ 56.663.680,58, sedangkan arus kas masuk yang aktual adalah sebesar
AS$ 1.774.607.056,24.
56.663.680,58
13 + = 13,03 tahun
1.774.607.056,24
4.750.416.029,32
= 1,57
3,023,837,000
Setelah menerapkan berbagai tingkat diskonto, dapat dilihat pada Tabel 4-6
bahwa Net Present Value menjadi negatif jika tingkat diskonto sama dengan
atau lebih besar dari 19%.
Tabel 4-6 Proyeksi Net Present Value dengan Tingkat Diskonto 19%
Diskonto NPV
16% 776.023.515,90
17% 386.046.915,81
18% 42.566.909,34
19% -260.715.923,34
Sumber: Olahan penulis
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
50
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
51
Bagian untuk AP
FTP 1,746,197,930
Ekuitas 6,863,234,936
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
52
Terhadap harga gas alam cair sebesar AS$ 4/MMSCF, Net Present Value
meningkat menjadi AS$ 2.400.149.926,75, dan Internal Rate of Return
meningkat menjadi 19,43%. Payback Period proyek menjadi 12,09 tahun,
dan Profitability Index menjadi 1,79. Seperti yang terlihat pada Tabel 4-8.
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
53
Tabel 4-8 Proyeksi Arus Kas dengan Harga Gas Alam Cair AS$ 4/MMSCF
Tahun Arus Kas Diskonto 14% Present Value Kumulatif
2010 (3.023.837.302,80) 1,0000 (3.023.837.302,80) (3.023.837.302,80)
2011 (29.679.000,00) 0,8772 (26.034.210,53) (3.049.871.513,33)
2012 (30.361.453,00) 0,7695 (23.362.152,20) (3.073.233.665,53)
2013 (30.916.844,42) 0,6750 (20.867.989,35) (3.094.101.654,88)
2014 (18.613.758,17) 0,5921 (11.020.839,10) (3.105.122.493,98)
2015 185.245.324,32 0,5194 96.210.616,67 (3.008.911.877,31)
2016 316.031.752,59 0,4556 143.979.815,12 (2.864.932.062,19)
2017 548.159.869,72 0,3996 219.065.142,66 (2.645.866.919,54)
2018 1.356.523.466,98 0,3506 475.541.584,47 (2.170.325.335,07)
2019 1.851.533.239,81 0,3075 569.361.177,70 (1.600.964.157,37)
2020 1.894.301.909,07 0,2697 510.976.213,33 (1.089.987.944,04)
2021 1.972.758.361,15 0,2366 466.788.908,42 (623.199.035,62)
2022 2.047.062.912,07 0,2076 424.886.540,65 (198.312.494,97)
2023 2.053.922.935,45 0,1821 373.956.492,06 175.643.997,08
2024 2.020.245.341,14 0,1597 322.653.362,34 498.297.359,42
2025 2.838.414.148,31 0,1401 397.651.836,83 895.949.196,25
2026 3.146.163.636,32 0,1229 386.637.243,39 1.282.586.439,64
2027 2.583.972.630,43 0,1078 278.551.458,36 1.561.137.898,00
2028 2.347.994.751,45 0,0946 222.029.048,48 1.783.166.946,48
2029 1.972.152.631,90 0,0829 163.586.834,30 1.946.753.780,78
2030 1.692.495.281,48 0,0728 123.148.872,47 2.069.902.653,25
2031 1.358.733.631,99 0,0638 86.722.631,45 2.156.625.284,70
2032 1.355.418.147,59 0,0560 75.886.857,11 2.232.512.141,81
2033 1.344.587.888,14 0,0491 66.035.521,84 2.298.547.663,64
2034 1.020.638.488,84 0,0431 43.969.903,22 2.342.517.566,86
2035 964.990.461,48 0,0378 36.467.142,75 2.378.984.709,61
2036 524.645.426,06 0,0331 17.391.608,73 2.396.376.318,34
2037 203.311.906,35 0,0291 5.911.964,62 2.402.288.282,96
2038 (26.859.858,94) 0,0255 (685.121,96) 2.401.603.161,00
2039 (31.330.032,77) 0,0224 (701.003,46) 2.400.902.157,54
2040 (38.326.278,09) 0,0196 (752.230,79) 2.400.149.926,75
NPV 2.400.149.926,75
IRR 19,43%
PI 1,79
PBP 12,09
Sumber: Olahan penulis
Alasan dari peningkatan ini adalah bahwa harga gas alam cair merupakan unsur
penentu utama atas pendapatan dari proyek. Semakin besar pendapatan, maka
semakin ekonomis proyek itu untuk dijalankan.
Namun ketika harga gas alam cair diturunkan menjadi AS$ 2/MMSCF,
maka terjadi penurunan yang drastis pada nilai Net Present Value menjadi
AS$ -409.109.091,25, serta perubahan Internal Rate of Return menjadi 12,76%.
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
54
Payback Period tidak akan pernah terjadi sepanjang usia proyek, dan Profitability
Index menjadi 0,86. Proyeksi arus kas dengan harga gas alam cair AS$ 2/MMSCF
diuraikan pada Tabel 4-9 di bawah ini. Skenario ini membuat proyek menjadi
tidak layak untuk dijalankan karena Net Present Value yang dihasilkan negatif,
Profitability Index lebih kecil dari 1.
Tabel 4-9 Proyeksi Arus Kas dengan Harga Gas Alam Cair AS$ 2/MMSCF
Tahun Arus Kas Diskonto 14% Present Value Kumulatif
2010 (3.023.837.302,80) 1,0000 (3.023.837.302,80) (3.023.837.302,80)
2011 (29.679.000,00) 0,8772 (26.034.210,53) (3.049.871.513,33)
2012 (30.361.453,00) 0,7695 (23.362.152,20) (3.073.233.665,53)
2013 (30.916.844,42) 0,6750 (20.867.989,35) (3.094.101.654,88)
2014 (24.333.758,17) 0,5921 (14.407.538,29) (3.108.509.193,17)
2015 85.087.565,36 0,5194 44.191.815,17 (3.064.317.378,00)
2016 145.144.510,35 0,4556 66.125.886,39 (2.998.191.491,61)
2017 260.720.509,72 0,3996 104.193.646,43 (2.893.997.845,17)
2018 665.167.076,58 0,3506 233.180.341,68 (2.660.817.503,49)
2019 912.621.239,81 0,3075 280.638.280,06 (2.380.179.223,43)
2020 933.957.589,07 0,2697 251.929.278,01 (2.128.249.945,43)
2021 973.143.641,15 0,2366 230.262.695,59 (1.897.987.249,84)
2022 1.010.241.152,07 0,2076 209.684.746,76 (1.688.302.503,08)
2023 1.013.656.695,45 0,1821 184.555.854,28 (1.503.746.648,79)
2024 996.752.487,38 0,1597 159.191.329,35 (1.344.555.319,44)
2025 1.405.744.873,72 0,1401 196.939.911,50 (1.147.615.407,95)
2026 1.559.589.556,32 0,1229 191.660.535,36 (955.954.872,58)
2027 1.278.381.590,43 0,1078 137.809.144,01 (818.145.728,57)
2028 1.160.031.871,45 0,0946 109.693.930,30 (708.451.798,27)
2029 970.374.711,90 0,0829 80.490.994,78 (627.960.803,48)
2030 829.295.281,48 0,0728 60.340.953,37 (567.619.850,11)
2031 662.798.911,99 0,0638 42.303.851,48 (525.315.998,63)
2032 661.080.867,59 0,0560 37.012.452,15 (488.303.546,48)
2033 655.558.768,14 0,0491 32.195.861,45 (456.107.685,03)
2034 493.466.648,84 0,0431 21.258.928,63 (434.848.756,40)
2035 465.574.141,48 0,0378 17.594.120,73 (417.254.635,68)
2036 245.392.946,06 0,0331 8.134.595,08 (409.120.040,59)
2037 84.685.346,35 0,0291 2.462.505,91 (406.657.534,68)
2038 (33.839.858,94) 0,0255 (863.162,78) (407.520.697,46)
2039 (36.090.032,77) 0,0224 (807.507,54) (408.328.205,01)
2040 (39.786.278,09) 0,0196 (780.886,25) (409.109.091,25)
NPV (409.109.091,25)
IRR 12,76%
PI 0,86
PBP 40,28
Sumber: Olahan penulis
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
55
Uji coba sensitivitas juga dilakukan pada pertumbuhan harga gas alam cair.
Dengan harga awal AS$ 3,52/MMSCF, dan kenaikan harga gas alam cair
0,5% setiap tahun, Net Present Value yang dihasilkan adalah AS$
1.892.048.367,09, dan Internal Rate of Return sebesar 18,44%. Payback
Period tentunya menjadi lebih cepat yaitu 13,08 tahun, dan nilai
Profitability Index menjadi 1,63. Proyeksi arus kas dengan kenaikkan harga
0,5% per tahun diuraikan pada Tabel 4-10 di bawah ini:
Tabel 4-10 Proyeksi Arus Kas dengan Pertumbuhan Harga 0,5% per Tahun
Tahun Arus Kas Diskonto 14% Present Value Kumulatif
2010 (3.023.837.302,80) 1,0000 (3.023.837.302,80) (3.023.837.302,80)
2011 (29.679.000,00) 0,8772 (26.034.210,53) (3.049.871.513,33)
2012 (30.361.453,00) 0,7695 (23.362.152,20) (3.073.233.665,53)
2013 (30.916.844,42) 0,6750 (20.867.989,35) (3.094.101.654,88)
2014 (19.900.758,17) 0,5921 (11.782.846,42) (3.105.884.501,30)
2015 164.364.349,92 0,5194 85.365.692,88 (3.020.518.808,42)
2016 279.290.995,51 0,4556 127.241.220,44 (2.893.277.587,97)
2017 487.797.604,12 0,3996 194.942.128,45 (2.698.335.459,52)
2018 1.214.795.406,95 0,3506 425.857.529,70 (2.272.477.929,83)
2019 1.663.750.839,81 0,3075 511.616.598,17 (1.760.861.331,66)
2020 1.707.034.766,67 0,2697 460.462.060,94 (1.300.399.270,71)
2021 1.782.831.564,35 0,2366 421.848.927,98 (878.550.342,73)
2022 1.855.250.886,47 0,2076 385.074.208,78 (493.476.133,95)
2023 1.866.675.012,25 0,1821 339.864.377,26 (153.611.756,70)
2024 1.841.134.091,73 0,1597 294.047.506,57 140.435.749,87
2025 2.594.860.371,63 0,1401 363.530.809,53 503.966.559,40
2026 2.884.378.913,12 0,1229 354.466.086,56 858.432.645,96
2027 2.375.078.064,03 0,1078 256.032.688,07 1.114.465.334,02
2028 2.163.860.505,05 0,0946 204.617.105,16 1.319.082.439,18
2029 1.821.885.943,90 0,0829 151.122.458,37 1.470.204.897,56
2030 1.567.331.281,48 0,0728 114.041.724,20 1.584.246.621,75
2031 1.261.302.771,19 0,0638 80.504.002,26 1.664.750.624,01
2032 1.261.682.614,79 0,0560 70.638.812,44 1.735.389.436,45
2033 1.255.014.102,54 0,0491 61.636.365,98 1.797.025.802,43
2034 954.742.008,84 0,0431 41.131.031,40 1.838.156.833,83
2035 905.060.503,08 0,0378 34.202.380,11 1.872.359.213,94
2036 492.531.390,86 0,0331 16.327.052,16 1.888.686.266,10
2037 190.262.984,75 0,0291 5.532.524,16 1.894.218.790,26
2038 (27.592.758,94) 0,0255 (703.816,25) 1.893.514.974,01
2039 (31.806.032,77) 0,0224 (711.653,87) 1.892.803.320,15
2040 (38.464.978,09) 0,0196 (754.953,06) 1.892.048.367,09
NPV 1.892.048.367,09
IRR 18,44%
PI 1,63
PBP 13,08
Sumber: Olahan penulis
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
56
Sementara pada penurunan harga gas alam cair 0,5% setiap tahun, hasil Net
Present Value adalah AS$ 1.643.843.906,24, dan Internal Rate of Return adalah
17,97%. Kemudian Payback Period dari proyek adalah 13,01 tahun, dan
Profitability Index adalah 1,54.
Tabel 4-11 Proyeksi Arus Kas dengan Penurunan Harga 0,5% per Tahun
Tahun Arus Kas Diskonto 14% Present Value Kumulatif
2010 (3.023.837.302,80) 1,0000 (3.023.837.302,80) (3.023.837.302,80)
2011 (29.679.000,00) 0,8772 (26.034.210,53) (3.049.871.513,33)
2012 (30.361.453,00) 0,7695 (23.362.152,20) (3.073.233.665,53)
2013 (30.916.844,42) 0,6750 (20.867.989,35) (3.094.101.654,88)
2014 (20.029.458,17) 0,5921 (11.859.047,15) (3.105.960.702,03)
2015 161.509.081,92 0,5194 83.882.756,16 (3.022.077.945,87)
2016 272.882.723,93 0,4556 124.321.698,12 (2.897.756.247,76)
2017 474.862.832,92 0,3996 189.772.911,12 (2.707.983.336,64)
2018 1.178.499.196,45 0,3506 413.133.564,45 (2.294.849.772,19)
2019 1.607.416.119,81 0,3075 494.293.224,31 (1.800.556.547,88)
2020 1.642.211.525,07 0,2697 442.976.392,81 (1.357.580.155,07)
2021 1.707.860.460,35 0,2366 404.109.462,02 (953.470.693,05)
2022 1.769.713.091,27 0,2076 367.320.060,78 (586.150.632,27)
2023 1.773.051.050,65 0,1821 322.818.319,86 (263.332.312,41)
2024 1.741.343.538,49 0,1597 278.109.958,35 14.777.645,94
2025 2.444.430.097,80 0,1401 342.456.057,37 357.233.703,31
2026 2.705.889.329,12 0,1229 332.531.206,91 689.764.910,22
2027 2.218.407.139,23 0,1078 239.143.610,34 928.908.520,56
2028 2.012.395.237,85 0,0946 190.294.377,59 1.119.202.898,15
2029 1.686.645.924,70 0,0829 139.904.520,04 1.259.107.418,19
2030 1.444.325.281,48 0,0728 105.091.595,73 1.364.199.013,92
2031 1.156.912.563,19 0,0638 73.841.185,26 1.438.040.199,18
2032 1.152.324.493,19 0,0560 64.516.093,66 1.502.556.292,83
2033 1.141.324.297,74 0,0491 56.052.822,02 1.558.609.114,86
2034 863.804.866,44 0,0431 37.213.388,28 1.595.822.503,13
2035 815.165.565,48 0,0378 30.805.236,15 1.626.627.739,28
2036 440.171.550,86 0,0331 14.591.362,10 1.641.219.101,38
2037 167.130.805,55 0,0291 4.859.879,71 1.646.078.981,10
2038 (29.006.208,94) 0,0255 (739.869,52) 1.645.339.111,58
2039 (32.805.632,77) 0,0224 (734.019,72) 1.644.605.091,86
2040 (38.782.528,09) 0,0196 (761.185,62) 1.643.843.906,24
NPV 1.643.843.906,24
IRR 17,97%
PI 1,54
PBP 13,01
Sumber: Olahan penulis
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
57
Selanjutnya jumlah produksi juga dapat lebih besar dari yang telah diperkirakan,
tergantung dari kondisi tiap-tiap sumur, metode eksploitasi yang digunakan, dan
kesinambungan cadangan di dalam suatu wilayah kerja. Jumlah produksi bahkan
bisa lebih kecil dari yang sudah diproyeksikan karena adanya perubahan aliran
gas ke daerah batuan reservoir lain di sekitarnya yang tidak diprediksi
sebelumnya, sehingga gas tidak dapat terangkat dalam kapasitas penuh. Bahkan
jumlah produksi bisa lebih kecil dari yang diperkirakan karena kesalahan
interpretasi data reservoir.
Pada jumlah produksi mendekati 12 TCF, dihasilkan Net Present Value sebesar
AS$ 2.283.531.921,97, dengan tingkat Internal Rate of Return 19,35%. Payback
Period menjadi lebih cepat yaitu 12,10 tahun, dan Profitability Index menjadi
1,76%. Tabel 4-10 menggambarkan proyeksi arus kas pada skenario ini.
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
58
Tabel 4-12 Proyeksi Arus Kas dengan Produksi Gas 11.996,33 TCF
Tahun Arus Kas Diskonto 14% Present Value Kumulatif
2010 (3.023.837.302,80) 1,0000 (3.023.837.302,80) (3.023.837.302,80)
2011 (29.679.000,00) 0,8772 (26.034.210,53) (3.049.871.513,33)
2012 (30.361.453,00) 0,7695 (23.362.152,20) (3.073.233.665,53)
2013 (30.916.844,42) 0,6750 (20.867.989,35) (3.094.101.654,88)
2014 117.384.442,73 0,5921 69.501.013,41 (3.024.600.641,47)
2015 262.309.677,01 0,5194 136.235.426,60 (2.888.365.214,87)
2016 393.628.734,45 0,4556 179.331.956,20 (2.709.033.258,67)
2017 597.784.343,32 0,3996 238.896.934,42 (2.470.136.324,26)
2018 1.309.207.853,28 0,3506 458.954.667,65 (2.011.181.656,61)
2019 1.744.804.279,81 0,3075 536.541.174,76 (1.474.640.481,84)
2020 1.782.429.192,27 0,2697 480.799.240,52 (993.841.241,32)
2021 1.851.460.748,35 0,2366 438.087.785,47 (555.753.455,85)
2022 1.916.835.609,67 0,2076 397.856.678,65 (157.896.777,20)
2023 1.922.868.957,85 0,1821 350.095.574,55 192.198.797,35
2024 1.893.216.976,24 0,1597 302.365.663,51 494.564.460,85
2025 2.613.183.442,41 0,1401 366.097.807,28 860.662.268,14
2026 2.883.995.777,12 0,1229 354.419.002,35 1.215.081.270,48
2027 2.389.240.700,83 0,1078 257.559.415,98 1.472.640.686,46
2028 2.181.493.580,25 0,0946 206.284.508,76 1.678.925.195,22
2029 1.850.335.851,10 0,0829 153.482.331,63 1.832.407.526,85
2030 1.603.937.201,48 0,0728 116.705.234,00 1.949.112.760,85
2031 1.310.319.219,19 0,0638 83.632.529,62 2.032.745.290,48
2032 1.307.387.120,39 0,0560 73.197.706,38 2.105.942.996,86
2033 1.297.830.819,34 0,0491 63.739.184,45 2.169.682.181,31
2034 1.012.727.167,24 0,0431 43.629.077,31 2.213.311.258,61
2035 963.740.464,68 0,0378 36.419.905,18 2.249.731.163,79
2036 576.234.750,86 0,0331 19.101.756,78 2.268.832.920,57
2037 293.451.451,95 0,0291 8.533.069,38 2.277.365.989,94
2038 94.874.008,34 0,0255 2.419.977,97 2.279.785.967,91
2039 91.597.762,82 0,0224 2.049.482,33 2.281.835.450,24
2040 86.435.503,59 0,0196 1.696.471,73 2.283.531.921,97
NPV 2.283.531.921,97
IRR 19,35%
PI 1,76
PBP 12,10
Sumber: Olahan penulis
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
59
Tabel 4-13 Proyeksi Arus Kas dengan Produksi Gas 7.961,76 TCF
Tahun Arus Kas Diskonto 14% Present Value Kumulatif
2010 (3.023.837.302,80) 1,0000 (3.023.837.302,80) (3.023.837.302,80)
2011 (29.679.000,00) 0,8772 (26.034.210,53) (3.049.871.513,33)
2012 (30.361.453,00) 0,7695 (23.362.152,20) (3.073.233.665,53)
2013 (30.916.844,42) 0,6750 (20.867.989,35) (3.094.101.654,88)
2014 (30.053.758,17) 0,5921 (17.794.237,47) (3.111.895.892,36)
2015 (30.172.434,64) 0,5194 (15.670.617,08) (3.127.566.509,44)
2016 (30.969.613,01) 0,4556 (14.109.339,08) (3.141.675.848,51)
2017 100.703.889,74 0,3996 40.245.032,86 (3.101.430.815,65)
2018 809.109.586,95 0,3506 283.640.692,07 (2.817.790.123,58)
2019 1.230.827.959,81 0,3075 378.489.373,93 (2.439.300.749,65)
2020 1.268.452.872,27 0,2697 342.157.309,96 (2.097.143.439,69)
2021 1.337.484.428,35 0,2366 316.472.056,91 (1.780.671.382,78)
2022 1.402.859.289,67 0,2076 291.176.215,00 (1.489.495.167,78)
2023 1.408.892.637,85 0,1821 256.516.220,47 (1.232.978.947,31)
2024 1.379.240.656,24 0,1597 220.278.510,81 (1.012.700.436,50)
2025 2.099.207.122,41 0,1401 294.091.532,98 (718.608.903,52)
2026 2.370.019.457,12 0,1229 291.255.603,84 (427.353.299,68)
2027 1.875.264.380,83 0,1078 202.152.926,06 (225.200.373,62)
2028 1.667.517.260,25 0,0946 157.682.324,62 (67.518.049,00)
2029 1.336.359.531,10 0,0829 110.848.836,77 43.330.787,77
2030 1.089.960.881,48 0,0728 79.307.431,49 122.638.219,26
2031 796.342.899,19 0,0638 50.827.439,71 173.465.658,97
2032 793.410.800,39 0,0560 44.421.311,71 217.886.970,68
2033 783.854.499,34 0,0491 38.496.732,99 256.383.703,67
2034 498.750.847,24 0,0431 21.486.576,02 277.870.279,69
2035 449.764.144,68 0,0378 16.996.658,44 294.866.938,13
2036 62.258.430,86 0,0331 2.063.821,04 296.930.759,17
2037 (40.801.498,27) 0,0291 (1.186.438,21) 295.744.320,96
2038 (40.819.858,94) 0,0255 (1.041.203,60) 294.703.117,36
2039 (40.850.032,77) 0,0224 (914.011,63) 293.789.105,73
2040 (41.246.278,09) 0,0196 (809.541,70) 292.979.564,03
NPV 292.979.564,03
IRR 14,78%
PI 1,10
PBP 18,03
4.2.3. Analisis Multi Sensitivitas terhadap Harga Gas Alam Cair, Jumlah
Produksi, dan Tingkat Diskonto
Dari berbagai kemungkinan yang terjadi, setiap investasi tentunya memiliki
risiko. Untuk proyek minyak dan gas, risiko rentan yang dapat mempengaruhi
kelayakan investasi adalah harga komoditas dan jumlah produksi. Walaupun tiap
unsur harus diperhitungkan secara akurat sebelum proyek dijalankan, namun uji
sensitivitas perlu dilakukan lagi untuk melihat seandainya kedua unsur itu berubah
secara simultan.
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
60
Pada skenario base optimistic, uji coba dilakukan dengan pertumbuhan harga
sebesar 0,5% per tahun dari harga saat ini AS$ 3,52/MMSCF. Jumlah produksi
dinaikkan menjadi 12 TCF, sementara tingkat diskonto diturunkan menjadi 13%.
Pada Tabel 4-14 terlihat hasilnya adalah Net Present Value menjadi AS$
3.019.658.958,80, nilai Internal Rate of Return menjadi 19,51%. Payback Period
dari proyek akan terjadi setelah 11,06 tahun, dan nilai Profitability Index adalah 2.
Tabel 4-14 Proyeksi Arus Kas dengan Uji Coba Multi Sensitivitas I
Tahun Arus Kas Diskonto 13% Present Value Kumulatif
2010 (3.023.837.302,80) 1,0000 (3.023.837.302,80) (3.023.837.302,80)
2011 (29.679.000,00) 0,8850 (26.264.601,77) (3.050.101.904,57)
2012 (30.361.453,00) 0,7831 (23.777.471,22) (3.073.879.375,79)
2013 (30.916.844,42) 0,6931 (21.426.924,04) (3.095.306.299,83)
2014 117.925.575,53 0,6133 72.325.963,95 (3.022.980.335,89)
2015 263.942.560,21 0,5428 143.257.447,09 (2.879.722.888,80)
2016 396.607.224,98 0,4803 190.497.798,27 (2.689.225.090,52)
2017 603.106.813,72 0,4251 256.356.970,49 (2.432.868.120,03)
2018 1.322.485.950,11 0,3762 497.466.132,12 (1.935.401.987,91)
2019 1.764.930.359,81 0,3329 587.518.548,76 (1.347.883.439,15)
2020 1.805.553.259,47 0,2946 531.894.952,16 (815.988.486,99)
2021 1.878.135.916,35 0,2607 489.625.625,80 (326.362.861,19)
2022 1.947.201.488,07 0,2307 449.230.848,02 122.867.986,83
2023 1.956.098.705,05 0,2042 399.365.918,91 522.233.905,74
2024 1.928.670.733,99 0,1807 348.465.575,96 870.699.481,70
2025 2.665.685.587,02 0,1599 426.218.475,70 1.296.917.957,41
2026 2.946.019.505,12 0,1415 416.850.687,57 1.713.768.644,98
2027 2.444.160.022,43 0,1252 306.052.616,79 2.019.821.261,76
2028 2.234.846.162,65 0,1108 247.648.470,91 2.267.469.732,67
2029 1.898.448.497,50 0,0981 186.169.440,52 2.453.639.173,19
2030 1.648.140.321,48 0,0868 143.029.399,34 2.596.668.572,53
2031 1.348.485.555,19 0,0768 103.561.655,80 2.700.230.228,33
2032 1.347.377.907,59 0,0680 91.572.203,66 2.791.802.431,99
2033 1.339.433.980,94 0,0601 80.559.565,01 2.872.361.996,99
2034 1.046.914.588,04 0,0532 55.722.245,31 2.928.084.242,30
2035 997.748.963,88 0,0471 46.995.924,60 2.975.080.166,90
2036 597.900.030,86 0,0417 24.922.353,13 3.000.002.520,03
2037 305.542.658,35 0,0369 11.270.777,56 3.011.273.297,59
2038 99.814.965,14 0,0326 3.258.361,32 3.014.531.658,91
2039 96.592.425,22 0,0289 2.790.411,22 3.017.322.070,13
2040 91.409.490,79 0,0256 2.336.888,47 3.019.658.958,60
NPV 3.019.658.958,60
IRR 19,51%
PI 2,00
PBP 11,06
Sumber: Olahan penulis
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
61
Selanjutnya pada skenario pessimistic, dilakukan uji coba pada perubahan harga
gas alam cair yang turun menjadi AS$ 3/MMSCF, dan jumlah produksi turun
menjadi mendekati 9 TCF, sementara tingkat diskonto dinaikkan menjadi 15%.
Hasilnya adalah Net Present Value menjadi AS$ -182.027.343,10, kemudian
Internal Rate of Return menjadi 14,47%. Selanjutnya Payback Period dari proyek
tidak pernah terjadi sepanjang usia proyek, dan Profitability Index adalah 0,94.
Sehingga dapat dikatakan pada skenario ini proyek tidak layak untuk dijalankan
karena menghasilkan Net Present Value yang negatif. Gambaran proyeksi arus
kas pada skenario ini dapat dilihat pada Tabel 4-12.
Tabel 4-15 Proyeksi Arus Kas dengan Uji Coba Multi Sensitivitas II
Tahun Arus Kas Diskonto 15% Present Value Kumulatif
2010 (3.023.837.302,80) 1,0000 (3.023.837.302,80) (3.023.837.302,80)
2011 (29.679.000,00) 0,8696 (25.807.826,09) (3.049.645.128,89)
2012 (30.361.453,00) 0,7561 (22.957.620,42) (3.072.602.749,30)
2013 (30.916.844,42) 0,6575 (20.328.327,06) (3.092.931.076,36)
2014 (30.053.758,17) 0,5718 (17.183.333,78) (3.110.114.410,14)
2015 (30.172.434,64) 0,4972 (15.001.032,55) (3.125.115.442,69)
2016 22.120.366,99 0,4323 9.563.245,08 (3.115.552.197,61)
2017 214.134.993,17 0,3759 80.501.275,47 (3.035.050.922,14)
2018 798.685.271,78 0,3269 261.091.632,09 (2.773.959.290,05)
2019 1.169.917.239,81 0,2843 332.563.496,48 (2.441.395.793,57)
2020 1.201.969.749,07 0,2472 297.108.539,19 (2.144.287.254,38)
2021 1.260.791.001,15 0,2149 270.998.480,96 (1.873.288.773,42)
2022 1.316.492.032,07 0,1869 246.061.773,96 (1.627.226.999,47)
2023 1.321.629.815,45 0,1625 214.801.793,40 (1.412.425.206,07)
2024 1.296.338.914,26 0,1413 183.209.839,05 (1.229.215.367,02)
2025 1.909.919.511,02 0,1229 234.718.575,09 (994.496.791,93)
2026 2.140.716.596,32 0,1069 228.767.186,15 (765.729.605,78)
2027 1.719.017.110,43 0,0929 159.741.189,30 (605.988.416,48)
2028 1.541.853.311,45 0,0808 124.589.640,16 (481.398.776,32)
2029 1.259.103.671,90 0,0703 88.471.323,40 (392.927.452,92)
2030 1.048.735.281,48 0,0611 64.078.018,23 (328.849.434,69)
2031 798.606.271,99 0,0531 42.430.492,16 (286.418.942,53)
2032 796.089.507,59 0,0462 36.779.804,14 (249.639.138,39)
2033 787.913.328,14 0,0402 31.653.965,07 (217.985.173,32)
2034 544.892.568,84 0,0349 19.035.431,09 (198.949.742,22)
2035 503.122.301,48 0,0304 15.283.666,75 (183.666.075,48)
2036 172.859.186,06 0,0264 4.566.133,60 (179.099.941,88)
2037 (33.941.213,65) 0,0230 (779.624,86) (179.879.566,73)
2038 (40.819.858,94) 0,0200 (815.327,27) (180.694.894,01)
2039 (40.850.032,77) 0,0174 (709.504,31) (181.404.398,32)
2040 (41.246.278,09) 0,0151 (622.944,79) (182.027.343,10)
NPV (182.027.343,10)
IRR 14,47%
PI 0,94
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
62
Rangkuman dari hasil analisis sensitivitas harga gas alam cair, jumlah
produksi, dan tingkat diskonto dapat dilihat pada Tabel 4-13 berikut ini:
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
63
Universitas Indonesia
Analisis kelayakan..., Erwinsyah, FE UI, 2012
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan proyeksi arus kas, proyek gas Whiskey Alpha ini memiliki
nilai Net Present Value yang positif yaitu sebesar AS$ 2.691.022.746,48,
dan nilai Internal Rate of Return yang melebihi biaya investasi yaitu
19,94%. Jangka waktu pengembalian investasi adalah 12,16 tahun, dan
Profitability Index lebih besar dari 1 yaitu 1,89. Dapat disimpulkan
bahwa proyek wilayah kerja Whiskey Alpha ini layak untuk dijalankan.
64 Universitas Indonesia
5.3. Saran
Berikut ini saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak:
5.3.1. Saran untuk Perusahaan
Dengan sifat cadangan yang depletive, pada saat penurunan produksi terjadi
secara alamiah, usaha optimal perlu dilakukan sehingga perusahaan perlu
melakukan antisipasi atas bertambahnya capital expenditures terutama pada
sumur-sumur eksplorasi yang mahal.
Melihat jumlah investasi yang besar pada wilayah kerja Whiskey Alpha, AP
perlu mempertimbangkan kemungkinan partnership dengan menjual sebagian
hak partisipasinya kepada pihak lain.
Tulisan ini hanya melihat arus kas pada investasi, sementara pos rugi laba
tidak terlalu dibahas. Investor sebaiknya lebih ketat dalam melihat rugi laba
dari proyek ini karena akan menentukan dividen.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
Alfian. AP plans third LNG train for TGH project in 2011. The Jakarta Post 17
December 2010.
Anthony, Robert N., David Hawkins, and Kenneth A. Merchant. Accounting: Text
and cases. New York: McGraw Hill. 2007.
AP Annual Report and Form 20-F. 2011.
Biro Riset Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Analisis industri minyak dan gas di Indonesia: Masukan bagi pengelola
BUMN. 2011. http://www.lmfeui.com/
Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus. Investments and portfolio
management. New York: McGraw-Hill. 2011.
Bredin, Don, John Elder, and Stilianos Fountas. The effects of uncertainty about
oil price in G-7. Research on Banking and Finance Subject Area. University
College Dublin: UCD Business School. 2008.
Cout, William Bailey Benot, Ashish Bhandari, Soussan Faiz, Sundaram
Srinivasan, Helen Weeds. Unlocking The Value of Real Options.
Schlumberger Oilfield Review Winter 2003/2004. 2003.http://www.slb.com
Damodaran, Aswath. On valuation (2nd ed.). New Jersey: John Wiley & Sons.
2006.
Fan, Li, Billy W. Harris, A. (Jamal) Jamaluddin, Jairam Kamath, Robert Mott,
Gary A. Pope, Alexander Shandrygin, Curtis Hays Whitson. Understanding
Gas-Condensate Reservoirs. Schlumberger Oilfield Review Winter
2005/2006. 2005. http://edces.netne.net
Fostering LNG Trade: Developments in LNG Trade and Pricing. Brussels: Energy
Charter Secretariat. 2009.
Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2.
http://www.iaiglobal.or.id/
Indonesia Harusnya Mampu Menjadi Superpower Panas Bumi. 28 Februari 2012.
http://www.esdm.go.id/berita/panas-bumi/45-panasbumi/5516-indonesia-
harusnya-mampu-menjadi-superpower-panas-bumi-.html.
Universitas Indonesia
Indonesian Liquified Natural Gas Monthly Price - US Dollars per Cubic Meter
http://www.indexmundi.com
Johnston, Daniel.International petroleum fiscal systems and production sharing
contracts. Tulsa: PennWell Publishing Company. 1994.
Keown, Arthur J., John H. Martin, John W. Petty, and David F. Scott. Financial
management: Principles and applications. New Jersey: Prentice Hall. 2002.
Ortoleva, Peter. Basin compartments and seals. Tulsa: The American Association
of Petroleum Geologist. 1994.
Pannell, D.J. Sensitivity analysis of normative economic models: Theoretical
framework and practical strategies, agricultural economics. Agricultural and
Resource Economics, University of Western Australia. 1997.
Peterson, Pamela, Frank J. Fabozzi. Capital budgeting: Theory and practice. New
York: John Wiley & Sons. 2002.
Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, and Jeffrey Jaffe. Corporate finance.
New York: McGraw-Hill. 2010.
Saltelli, A., Ratto, M., Andres, T., Campolongo, F., Cariboni, J., Gatelli, D.
Saisana, M., and Tarantola, S. Global sensitivity analysis. The primer. New
York: John Wiley & Sons. 2008.
Soenjoto, Kamellia S. Proyek TGH British Petroleum Indonesia; Upaya menjadi
model pemberdayaan masyarakat. 2007.
http://www.forplid.net/studi-kasus/3-TGH-jawab-sosial-korporasi-TGH-
jawab-s/105-proyek-TGH-british-petroleum-indonesia-.html.
Sullivan, Arthur, and Steven M. Sheffrin. Economics: Principles in Action. New
Jersey: Pearson Prentice Hall. 2003.
Tharoor, Ishaan. A Brief History of AP. Time Magazine Business. 2010.
http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,1993882,00.html
Timoty, Andreas. Industri Domestik Dapat Subsidi Gas Rp40 Triliun per Tahun.
2012. http://www.mediaindonesia.com
Weston, J. Fred, Mark L. Mitchell, J. Harold Mulherin. Takeovers, restructuring,
and corporate governance. New Jersey: Prentice Hall. 2004.
Wright, Charlotte J. and Rebecca A. Gallun. Fundamentals of oil & gas
accounting. Tulsa: PenWell Corporation. 2008.
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Laporan Rugi Laba
Income statement
For the year ended 31 December $ million
2011
Sales and other operating revenues 375,517
Earnings from jointly controlled entities after interest and tax 1,304
Earnings from associates after interest and tax 4,916
Interest and other income 596
Gains on sale of businesses and fixed assets 4,130
Total revenues and other income 386,463
Purchases 285,618
Production and manufacturing expensesa 24,145
Production and similar taxes 8,280
Depreciation, depletion and amortization 11,135
Impairment and losses on sale of businesses and fixed assets 2,058
Exploration expense 1,520
Distribution and administration expenses 13,958
Fair value (gain) loss on embedded derivatives (68)
Profit (loss) before interest and taxation 39,817
Finance costs a 1,246
Net finance expense (income) relating to pensions and other post-retirement benefits (263)
Profit (loss) before taxation 38,834
a
Taxation 12,737
Profit (loss) for the year 26,097
Attributable to
Shareholders 25,700
Minority interest 397
26,097
Earnings per share cents
Profit (loss) for the year attributable to shareholders
Basic 135.93
Diluted 134.29
Universitas Indonesia
Lampiran 2
Laporan Neraca
AP Ann ual Rep or t an d F orm 20-F 20 11
B alance sheet
At 3 1 D e ce mb e r $ m illio n
20 1 1
Non -c u rren t as s ets
Prop erty , plant and equ ip men t 119 ,214
G oodwill 12 ,100
Inta ngible as s et s 21 ,102
Inv es tm ent s in joint ly c ontrolled e ntitie s 15 ,518
Inv es tm ent s in as so c iat es 13 ,291
O ther inv es tm ents 2 ,117
Fix ed a s se ts 183 ,342
Loa ns 884
Tra de a nd othe r re ce iv ables 4 ,337
Deriv at iv e fina nc ial ins trum ents 5 ,038
Prep ay me nts 1 ,255
Defe rred tax as s ets 611
Defined be nefit p ens ion p lan s urplus es 17
195 ,484
Curren t as s ets
Loa ns 244
Inv ent ories 25 ,661
Tra de a nd othe r re ce iv ables 43 ,526
Deriv at iv e fina nc ial ins trum ents 3 ,857
Prep ay me nts 1 ,286
Current tax rec eiv ab le 235
O ther inv es tm ents 288
Cas h a nd ca sh equ iv alents 14 ,067
89 ,164
A ss e ts c las s if ied as h eld for s ale 8 ,420
97 ,584
Tot al as se ts 293 ,068
Curren t liab ilities
Tra de a nd othe r pay ables 52 ,405
Deriv at iv e fina nc ial ins trum ents 3 ,220
Ac c ruals 5 ,932
Fin anc e d ebt 9 ,044
Current tax pay ab le 1 ,941
Prov isions 11 ,238
83 ,780
Liabilities direc tly a ss oc iate d with a ss et s clas s if ied as he ld for s ale 538
84 ,318
Non -c u rren t liab ilit ies
O ther p aya bles 3 ,437
Deriv at iv e fina nc ial ins trum ents 3 ,773
Ac c ruals 389
Fin anc e d ebt 35 ,169
Defe rred tax liab ilit ies 15 ,078
Prov isions 26 ,404
Defined be nefit p ens ion p lan and oth er po st -ret irem ent ben efit plan def ic it s 12 ,018
96 ,268
Tot al liabilities 180 ,586
Net as s ets 112 ,482
E quity
Sh areho lde rs equ it y 111 ,465
Minorit y int eres t 1 ,017
Tot al equity 112 ,482
Universitas Indonesia
Lampiran 3
Laporan Arus Kas
AP Annual Report and Form 20-F 2011
Universitas Indonesia
Depreciation 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Data Acquisition 3,41 3,18 2,97 2,77 2,59 2,42 2,25 2,10 1,96 1,83
Exploration Drilling 16.411,64 15.317,53 14.296,36 13.343,27 12.453,72 11.623,47 10.848,57 10.125,33 9.450,31 8.820,29
Infill Drilling 53.008,97 49.475,04 46.176,70 43.098,25 40.225,04 37.543,37 35.040,48 32.704,44 30.524,15 28.489,20
Workovers 15.848,10 14.791,56 13.805,46 12.885,10 12.026,09 11.224,35 10.476,06 9.777,66 9.125,81 8.517,42
Facilities 12.408,27 11.581,05 10.808,98 10.088,38 9.415,82 8.788,10 8.202,23 7.655,41 7.145,05 6.668,72
Infill Well Facilities 3.178,35 2.966,46 2.768,70 2.584,12 2.411,84 2.251,05 2.100,98 1.960,92 1.830,19 1.708,18
Other Facilities 260,77 243,38 227,16 212,01 197,88 184,69 172,37 160,88 150,16 140,15
Total 101.119,50 94.378,20 88.086,32 82.213,90 76.732,97 71.617,44 66.842,95 62.386,75 58.227,63 54.345,79
72 Universitas Indonesia
Depreciation 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040
Data Acquisition 1,71 1,60 1,49 1,39 1,30 1,21 1,13 1,06 0,99 0,92
Exploration Drilling 8.232,27 7.683,45 7.171,22 6.693,14 6.246,93 5.830,47 5.441,77 5.078,99 4.740,39 4.424,36
Infill Drilling 26.589,92 24.817,26 23.162,78 21.618,59 20.177,35 18.832,20 17.576,72 16.404,94 15.311,27 14.290,52
Workovers 7.949,60 7.419,62 6.924,98 6.463,32 6.032,43 5.630,27 5.254,92 4.904,59 4.577,62 4.272,44
Facilities 6.224,13 5.809,19 5.421,91 5.060,45 4.723,09 4.408,22 4.114,33 3.840,05 3.584,04 3.345,11
Infill Well Facilities 1.594,30 1.488,01 1.388,81 1.296,22 1.209,81 1.129,15 1.053,88 983,62 918,04 856,84
Other Facilities 130,80 122,08 113,94 106,35 99,26 92,64 86,46 80,70 75,32 70,30
Total 50.722,74 47.341,22 44.185,14 41.239,47 38.490,17 35.924,16 33.529,21 31.293,93 29.207,67 27.260,49
Sumber: Olahan penulis
Universitas Indonesia
Lampiran 5
Proyeksi Rugi Laba
Description 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Revenue
LNG Liftings - - - 10.067.200 202.857.600 361.492.243 608.044.800 1.462.484.672
Operating Expenditures
Drilling & Completion 4.358.000 4.545.394 4.694.892 4.705.690 4.743.336 4.744.759 5.171.787 5.207.990
Engineering & Construction 7.259.000 7.571.137 7.661.991 7.680.379 7.695.740 7.700.358 7.854.365 7.901.491
Operations 8.276.000 8.292.552 8.425.233 8.447.981 8.481.773 8.487.710 8.742.341 8.786.053
Marine & Logistic 3.758.000 3.759.879 3.831.317 3.842.428 3.846.270 3.847.808 4.001.721 4.017.728
Subsurface 1.652.000 1.689.996 1.723.796 1.727.416 1.737.780 1.745.253 1.797.610 1.803.003
Safety & Organization Risk 843.000 859.860 878.003 879.935 886.094 893.183 902.115 903.919
Finance, Legal, Human Resources 1.679.000 1.694.111 1.698.007 1.702.592 1.707.700 1.708.895 1.777.251 1.779.028
Information Technology Infrastructure 946.000 1.038.708 1.064.676 1.067.337 1.073.741 1.079.647 1.101.240 1.103.442
Special Items 908.000 909.816 938.930 - - 762.000 792.480 -
Depreciation 201.589 188.150 175.607 163.899 152.973 142.775 133.256 124.373
Total Expenditures 29.880.589 30.549.603 31.092.451 30.217.658 30.325.407 31.112.388 32.274.167 31.627.027
Earning Before Tax (29.880.589) (30.549.603) (31.092.451) (20.150.458) 172.532.193 330.379.856 575.770.633 1.430.857.645
Income Tax 48% - - - - 10.224.327 55.503.816 96.729.466 240.384.084
Net Income (29.880.589) (30.549.603) (31.092.451) (20.150.458) 162.307.865 274.876.040 479.041.167 1.190.473.561
Universitas Indonesia
Operating Expenditures
Drilling & Completion 5.239.238 5.275.912 5.281.188 5.286.469 5.291.756 5.302.339 5.350.060
Engineering & Construction 7.925.195 7.941.046 7.956.928 7.980.799 7.988.780 8.020.735 8.084.900
Operations 8.821.197 8.830.019 8.856.509 8.900.791 8.909.692 8.963.150 9.025.892
Marine & Logistic 4.025.763 4.037.840 4.053.992 4.082.370 4.086.452 4.119.144 4.143.859
Subsurface 1.812.018 1.822.890 1.832.005 1.848.493 1.850.341 1.854.042 1.863.312
Safety & Organization Risk 904.823 911.157 916.624 917.540 920.000 923.680 927.375
Finance, Legal, Human Resources 1.787.923 1.802.227 1.814.842 1.820.287 1.822.107 1.833.040 1.838.539
Information Technology Infrastructure 1.106.753 1.115.607 1.124.532 1.130.154 1.131.284 1.140.335 1.142.615
Special Items - - - - - - -
Depreciation 116.081 108.342 101.120 94.378 88.086 82.214 76.733
Total Expenditures 31.738.992 31.845.040 31.937.738 32.061.281 32.088.499 32.238.678 32.453.286
Earning Before Tax 1.954.421.008 1.999.652.560 2.082.631.862 2.161.215.519 2.168.474.701 2.132.842.359 2.998.193.257
Income Tax 48% 328.342.729 335.941.630 349.882.153 363.084.207 364.303.750 358.317.516 503.696.467
Universitas Indonesia
Operating Expenditures
Drilling & Completion 5.366.110 5.473.000 5.475.737 6.844.671 7.529.138 7.536.667 7.551.740
Engineering & Construction 8.092.985 8.141.543 8.145.614 8.552.895 8.638.424 8.647.062 8.681.650
Operations 9.052.970 9.107.288 9.111.841 9.567.433 10.524.177 10.534.701 10.576.840
Marine & Logistic 4.148.002 4.172.890 4.174.977 5.218.721 5.740.593 5.746.334 5.769.319
Subsurface 1.868.902 1.880.116 1.881.056 2.351.320 2.586.452 2.589.038 2.599.394
Safety & Organization Risk 931.000 936.586 937.054 1.171.318 1.288.450 1.289.738 1.294.897
Finance, Legal, Human Resources 1.844.055 1.855.119 1.856.047 1.958.129 2.153.942 2.156.096 2.164.720
Information Technology Infrastructure 1.143.758 1.150.621 1.151.196 1.214.512 1.335.963 1.337.299 1.342.648
Special Items - - 850.000 877.000 964.700 - -
Depreciation 71.617 66.843 62.387 58.228 54.346 50.723 47.341
Total Expenditures 32.519.400 32.784.005 33.645.908 37.814.226 40.816.183 39.887.657 40.028.550
Earning Before Tax 3.323.695.000 2.729.043.195 2.479.352.492 2.081.331.374 1.785.183.817 1.432.281.943 1.428.761.850
Income Tax 48% 558.380.760 458.479.257 416.531.219 349.663.671 299.910.881 240.623.366 240.031.991
Universitas Indonesia
Total Revenue 1.457.561.600 1.115.171.200 1.056.457.600 590.726.400 250.940.800 12.284.800 8.377.600 2.569.600
Operating Expenditures
Drilling & Completion 7.619.706 7.673.044 7.704.120 7.707.972 7.726.471 7.729.948 7.735.977 7.811.016
Engineering & Construction 8.698.146 8.759.033 8.794.419 8.798.816 8.819.933 8.823.902 8.830.432 8.916.087
Operations 10.672.031 10.746.735 10.790.582 10.795.977 10.821.888 10.826.758 10.834.553 10.939.648
Marine & Logistic 5.791.820 5.832.362 5.855.808 5.858.736 5.872.797 5.875.440 5.879.612 5.936.644
Subsurface 2.622.789 2.641.148 2.651.951 2.653.276 2.659.644 2.660.841 2.662.810 2.688.639
Safety & Organization Risk 1.296.567 1.305.643 1.310.879 1.311.535 1.314.682 1.315.274 1.316.221 1.328.988
Finance, Legal, Human Resources 2.184.203 2.199.492 2.208.290 2.209.394 2.214.697 2.215.693 2.217.355 2.238.864
Information Technology Infrastructure 1.352.449 1.361.916 1.367.419 1.368.102 1.371.386 1.372.003 1.373.073 1.386.392
Special Items - - - - - - - -
Depreciation 44.185 41.239 38.490 35.924 33.529 31.294 29.208 27.260
Total Expenditures 40.281.895 40.560.614 40.721.958 40.739.733 40.835.027 40.851.153 40.879.240 41.273.539
Earning Before Tax 1.417.279.705 1.074.610.586 1.015.735.642 549.986.667 210.105.773 (28.566.353) (32.501.640) (38.703.939)
Income Tax 48% 238.102.990 180.534.578 170.643.588 92.397.760 35.297.770 - - -
Net Income 1.179.176.714 894.076.008 845.092.055 457.588.907 174.808.003 (28.566.353) (32.501.640) (38.703.939)
Universitas Indonesia
78 Universitas Indonesia