Está en la página 1de 4

Analisa Potensi Bahaya Ditempat Kerja

Didalam Program K3, metode Analysis Potensi bahaya ini diperuntukkan agar dapat
meminimalisasi bahaya ditempat kerja yang dapat merugikan perusahaan. Bahaya Pada
dasarnya diproteksi kedalam 3 faktor utama dilingkungan kerja diantaranya:

1. Manusia atau Karyawan.


2. Material, alat atau Mesin.
3. Lingkungan Kerja atau Lingkungan Sekitar.

Apa bila ketiga elemen kerja diatas diabaikan dapat menimbulkan berbagai kerugian baik
langsung maupun secara tidak langsung. Adapun kerugian yang ditimbulkan adalah sebagai
berikut:

A. Kerugian Secara Langsung.

Kerugian ini timbul akibat kecelakaan kerja, sehingga langsung dirasakan oleh pihak
perusahaan melalui:

Biaya Pengobatan dan Kompensasi;


Kerusakan sarana atau fasilitas akibat dari bahaya yang timbul

B. Kerugian Tidak langsung.

Meskipun resiko yang ditimbulkan secara tidak langsung, namun dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan serta dapat merugikan perusahaan, kerugian yang ditimbulkan
sebagai berikut:

Kerugian Jam Kerja.


Kerugian Produksi.
Kerugian sosial.
Kerugian dari efect Kurangnya Citra dan kepercayaan Konsumen.

Analysis Potensi Hazard atau Penilaian potensial bahaya pada umumnya menyertakan

aktivitas sebagai berikut:

Mengidentifikasi tugas/task
Membentuk team (untuk task yg sederhana satu orang)
Membagi tugas/ task menjadi beberapa steps
Mengidentifikasi potential hazards
Membuat solusi/ mengontrol untuk memitigasi hazards.

Tujuan dari Penilaian potensi Bahaya ini adalah untuk:

Menyediakan pedoman saat melakukan analisis potensi bahaya dengan mengikuti tiga
tahap analisis potensi bahaya;

1. Tahap Perencanaan (JHA)&Risk Assesment


2. Tahap Perizinan (Job Safety Analysis)
3. Tahap Pelaksanaan (Self Assesment)

Alat Identifikasi Bahaya sangat penting untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan
mengembangkan tindakan dan strategi untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Susunan Penerapan Tahap Analysis Potensi bahaya Sebagai Berikut:

Tahap Perencanaan Job Hazard Analysis (JHA) bertujuan untuk


Untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan tindakan pencegahannya
Untuk memastikan bahwa jumlah orang, pengaturan keahlian, peralatan dan APD
sudah termasuk dalam perencanaan.
Memberikan kesempatan untuk menyesuaikan rencana kerja untuk mengurangi
risiko.
Untuk mengidentifikasi jenis perizinan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
Digunakan sebagai titik awal (starting point) untuk Onsite JSA.
Q-SOP dapat digunakan sebagai analisis potensi bahaya untuk perencanaan
pekerjaan
2. Tahap Perizinan - Onsite Job Safety Analysis (Onsite JSA)
Dilakukan dilapangan sesaat sebelum pekerjaan dimulai.
Melibatkan tim untuk memastikan bahwa orang yang melakukan pekerjaan
mengertipekerjaan yang akan dilakukan, potensi bahaya yang ada serta tindakan
pencegahannya
Mengidentifikasi potensi bahaya pada waktu pekerjaan akan dimulai dan tindakan
pencegahan yang spesifik.
JSA yang sudah dibuat bisa disimpan sebagai referensi untuk operasi yang serupa
dimasa yang akan datang.
Dikembangkan dalam bahasa yang sesuai untuk tim yang bekerja (terjemahaan
secara verbal mungkin diperlukan) untuk mengatasi kondisi dilapangan pada hari
pekerjaan dilakukan
3. Tahap Pelaksanaan Self Assessment

Setiap pekerja bertanggungjawab terhadap kesehatan dan keselamatan dirinya sendiri dan
tim di seluruh aktifitas termasuk melindungi lingkungan.
Untuk itu, semua karyawan diberikan hak untuk menghentikan pekerjaannya atau SSWA
(Self Stop Work Authority) bila kondisi pekerjaan tersebut tidak aman atau tidak
memungkinkan dilakukanbila ditinjau dapat membahayakan keselamatan, dengan
memikirkan langkah yang aman untukbekerja. Dalam hal ini perlu melibatkan orang yang
berwenang untuk mengambil keputusan.

También podría gustarte