Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Abstrak
Pada tahun 2012 tercatat sebanyak 23 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur menyatakan daerahnya
dalam bencana kekeringan. Jumlah ini meliputi 60% dari jumlah daerah administratif di Provinsi
Jawa Timur. Bencana kekeringan itu tersebar di 221 kecamatan dan 852 desa. Sedangkan pada tahun
2015, sebanyak 21 daerah diprediksi akan mengalami kekeringan, salah satunya adalah Blitar.
Masyarakat kesulitan air bersih dan air irigasi menyusul menurunnya debit sumber air. Penggunaan
data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk
mengidentifikasi potensi daerah rawan kekeringan. Transformasi citra satelit Landsat OLI/TIRS
untuk mendapatkan indeks kecerahan, indeks kebasahan, dan indeks vegetasi digunakan untuk
mengetahui kondisi permukaan dalam hubungannya dengan kekeringan. Indeks kecerahan dan
indeks kebasahan diperoleh dari modifikasi tasseled cap, sedangkan indeks vegetasi diperoleh dari
nilai normalized difference vegetation index (NDVI). Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasikan
potensi kekeringan di Kabupaten Blitar. Hasil yang diperoleh adalah daerah-daerah yang secara fisik
pada permukaan minim akan vegetasi dan kandungan air (kelembapan tanah), seperti daerah
perkotaan dan Blitar bagian selatan yang merupakan daerah karst dan marine, teridentifikasi sebagai
daerah berpotensi terjadi kekeringan lahan.
Kata kunci: kekeringan, penginderaan jauh, SIG, Kabupaten Blitar
membantu pemerintah dan masyarakat =(0,33183 B2) + (0,33183 B3) + (0,55177 B4)
secara sigap menyikapi potensi bencana + ( 0,42514 B5)
kekeringan ini.
(0,48047 B6) (0,25252 B7)
METODE
Indeks Kebasahan
Motode yang digunakan dalam
=(0,13929 B2) + (0,22490 B3) + (0,40359 B4)
penelitian ini adalah menumpangsusunkan
+ (0,25178 B5) -
parameter-parameter yang berpengaruh
terhadap kekeringan dengan menggunakan (0,70133 B6) (0,45732 B7)
SIG. Bahan yang digunakan sebagai data
Indeks Vegetasi
citra satelit Landsat OLI/TIRS adalah peta
= (saluran 5saluran 4)/(saluran 5+saluran 4)
cakupan wilayah penelitian Kabupaten
Langkah penelitian ini dapat dilihat melalui diagram alir di bawah ini:
Kroping
Koreksi
Transformasi
SIG
Overlay - Layouting
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Bakung bagian selatan, sebagian besar
dilakukan, maka dapat ditarik simpulan Wates dan Binangun, Sukorejo,
bahwa penggunaan data penginderaan jauh Sananwetan, sebagian Kepanjen Kidul, dan
dan analisi menggunakan SIG dapat sebagian Kesamben. Daerah-daerah ini
digunakan untuk mengidentifikasi potensi termasuk bagian dari Blitar bagian selatan
kekeringan suatu wilayah dengan yang didominasi oleh bentuk lahan karst.
menggunakan suatu transformasi.
Solusi yang dapat ditawarkan adalah
Parameter-parameter yang digunakan
pembuatan embung-embung, terutama
untuk menentukan potensi kekeringan di
didaerah dengan kegiatan pertanian yang
Blitar ini meliputi tingkat kerapatan
masif. Embung-embung tersebut digunakan
vegetasi menggunakan analisis NDVI,
untuk menampung air hujan sehingga air
tingkat kebasahan dan tingkat kecerahan
tersebut dapat digunakan untuk irigasi dan
dari kondisi permukaan.
kebutuhan domestik ketika kemarau
Di Blitar daerah-daerah yang datang. Tindakan lainnya yang dapat
diidentifikasi mempunyai potensi dilakukan oleh pemerintah untuk
kekeringan meliputi Kecamatan membantu penduduk menghadapi krisis air
Kademangan, Wonotirto, Panggungrejo adalah pembuatan sumur bor yang relatif
dalam. Hal ini diakibatkan water table sehingga sumur warga tidak mampu
daerah-daerah kering ini relatif dalam menjangkau kedalaman muka air tanah.
Daftar Rujukan Tempo.co. 28 Juli 2015. Puncak
Kekeringan Bakal Landa 21 Daerah di
Raharjo, Puguh Dwi. 2010. Teknik
Jawa Timur, (Online),
Penginderaan Jauh dan Sistem
(https://m.tempo.co/read/news/2015/0
Informasi Geografis untuk Identifikasi
7/28/058687132/puncak-kekeringan-
Potensi Kekeringan. Makara,
bakal-landa-21-daerah-di-jawa-timur),
Teknologi. Vol. 14, No. 2, November
diakses pada 29 Maret 2016.
2010: 97-105.
Sindonews.com. 28 Agustus 2014.
Balai Hidrologi. 2003. Permasalahan
Kekeringan Landa Enam Kecamatan
Kekeringan dan Cara Mengatasinya.
di Blitar, (Online),
Bandung: Departemen Permukiman
(http://daerah.sindonews.com/read/89
dan prasarana Wilayah.
6032/23/kekeringan-landa-enam-
BMKG. 2015. Press Release Kekeringan kecamatan-di-blitar-1409222875),
2015. Jakarta: BMKG. diakses pada 29 Maret 2016.
Siwi, Sukentyas E., Anggraini, Nanin. Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam dan
2011. Pemantauan Daerah Berpotensi Rata-rata Luas Tanam Usaha
Rawan Kekeringan dan Banjir di Tanaman Pangan Menurut
Lahan Sawah Kabupaten Kebumen, Kecamatan, 2013. Badan Pusat
Jawa Tengah Menggunakan Data Statistik Kabupaten Blitar. (Online),
Penginderaan Jauh. Jurnal Inderaja, (http://blitarkab.bps.go.id/linkTabelSt
(Online), Volume 3 No. 2 Juli 2011, atis/view/id/302), diakses pada 29
(www.lapan.go.id), diakses pada 2 Maret 2016.
Februari 2016.