Está en la página 1de 8

KLASIFIKASI GENRE PADA LAGU

DENGAN METODE NAIVE BAYES


Ardi Priagung1, Siti Kurniawati F.2, Hendry A.3, I Dw Gede A.4 , Oscar Sampras T.5*)

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
Universitas Brawijaya, Malang, 65145, Indonesia.

*)
E-Mail: ardhi.pria@gmail.com1,hanggariawan@gmail.com 2, cicikelinci11@gmail.com3,
antax666@gmail.com4,oscar.tundan21@gmail.com5

Abstrak
Kenyataan bahwa musik terkait dengan suatu genre seperti pop, rock dan sebagainya
adalah fakta yang umum dan tidak dapat dibantah. Penggunaan musik berdasarkan genre
yang terkandung di dalamnya telah digunakan pada kehidupan sehari-hari. Akan tetapi,
analisa genre suatu musik di komputer adalah hal yang sulit dilakukan [1]. Makalah ini
menjabarkan hasil studi sistem klasifikasi genre pada suatu lagu secara otomatis. Tujuan studi
ini adalah untuk membuat sebuah sistem yang dapat mendeteksi secara otomatis genre yang
terkandung di dalam musik. Studi literatur dilakukan terhadap setiap bagian dari sistem,
kemudian dirumuskan pendekatan yang dinilai terbaik pada rancangan ini. Sistem ini
menggunakan metode naive bayes untuk menarik kesimpulan berdasarkan data yang
diperoleh. Data yang diperoleh termasuk data latih dan data tes. Prosentase akurasi
keakuratan sistem ini sebesar 83,3% untuk data latih dan 60% untuk data tes.

Kata kunci : musik, genre, sistem, klasifikasi, naive bayes

Abstract
The fact that music concerned with its genre like pop, rock and many more cannot be denied.
The use of genre based on music in daily life has been done oftenly. However, the analysis of
genre based music in computer is the hard things to do[1]. This paper exposed the result
study from automatic genre classification system. The purpose of this study is to make the
suggestion of system which can detect genre of the music automaticaly. Reference study is
done to each this design. This system uses naive bayes method to obtain conclusion based on
data we have received. Used data include training data and test data. Percentage of obtained
accuracy is 83,3% for training data and 60% for testing data.

Key Word : music,genre ,system, classification, naive bayes

1. Pendahuluan berupa bentuk dan sinkronisasi suara-suara


Genre merupakan kategori dari yang membentuk harmoni nada-nada
bentuk seni, dan kata tersebut digunakan sehingga terdengar estetik [2].
untuk menyebut subset dari film, televisi, Elemen terkecil dari musik adalah
nada. Nada adalah suara yang memiliki
show, bahkan musik yang sesuai dengan
nilai frekuensi tertentu. Dalam musik, nada
kriteria [10]. berada pada ruang dua dimensi, dimensi
Musik adalah seni, hiburan dan vertikal dan horizontal.
aktivitas manusia yang melibatkan suara- Kenyataan bahwa musik dapat
suara yang teratur. Secara khusus, musik terkait dengan genre tertentu adalah fakta
diartikan sebagai ilmu dan seni suara, yaitu yang umum diketahui dan tidak dapat
dibantah. Penelitian eksperimental berbagai kesempatan oleh manusia.
memperkuat kenyataan ini [3]. Dari sudut Misalnya, pada film, musik digunakan
pandang seniman musik, genre merupakan untuk mempertegas suasana pada scene-
salah satu cara penggolongan musik yang scene tertentu: musik yang rock digunakan
paling penting, penggolongan musik yang untuk melatar belakangi scene yang
paling penting adalah : style, emosi, genre menegangkan, demikian musik dengan
dan similarity [4]. genre slow untuk suasana film yang
Aplikasi Deteksi Genre pada Lagu menyedihkan.
(Aplisitogu) adalah sistem yang dapat Klasifikasi musik berdasarkan
melakukan klasifikasi terhadap musik genre dapat dilakukan secara manual dan
berdasarkan genre yang terkait dengan subjektif oleh manusia, seperti yang
musik tersebut. banyak dilakukan pada kasus pemilihan
Sistem ini memakai pendekatan musik untuk latar belakang suatu film [6].
machine learning, sehingga sistem terbagi Biasanya pada tim pembuat film tersebut
atas dua fase, pelatihan dan penggunaan. terdapat tim kecil yang khusus bertugas
Penilaian subjektif ground truth, untuk menangani masalah pemilihan,
diberikan sebagai data pelatihan sistem bahkan pembuatan, musik latar belakang.
Aplisitogu untuk menghasilkan suatu Dapat dilihat pada film-film yang telah
model klasifikasi. Model inilah yang akan dibuat bahwa emosi di dalam genre lagu
digunakan classifier untuk yang digerakkan oleh musik latar tersebut
mengklasifikasikan musik berdasarkan seringkali benar-benar mengena sesuai
genrenya. dengan suasana yang diinginkan pada
Selanjutnya, sistem ini masuk scene-scene tertentu pada film tersebut.
dalam bahasan bidang music information Pertanyaan yang sering muncul
retrieval. Penangkapan genre dalam musik adalah apakah klasifikasi tersebut memang
bersifat subjektif. Satu individu dapat benar-benar dapat diterapkan secara
menangkap genre yang berbeda dari global, sehingga klasifikasi tersebut tidak
individu lain dari musik yang sama. Yang spesifik untuk segolongan manusia
et al. membahas khusus masalah ini. tertentu dan musik-musik tertentu. Jika hal
Sehingga, pendekatan yang dapat tersebut benar, maka dapat dibuat
dilakukan untuk mengklasifikasikan musik pengklasifikasi musik yang dibantu
ke dalam kategori genre adalah dengan dengan komputer, sehingga klasifikasi
bergantung pada pembelajaran terhadap musik berdasarkan genre dapat dilakukan
penilaian subjektif oleh manusia. secara otomatis.
Dalam makalah ini, selanjutnya
akan membahas gambaran umum sistem 3. Metodologi
Aplisitogu ini. Bagian-bagian selanjutnya Pertama, tiap-tiap data latih
akan membahas masing-masing diekstraksi menjadi fitur. Hasil ekstraksi
permasalahan yang ada pada sistem fitur tadi akan menghasilkan fitur berupa
Aplisitogu ini. frequensi minimal, maksimal dan median.
Aplikasi ini dibagun dengan Fitur yang dihasilkan pada awalnya
menggunakan bahasa pemrograman Java berbentuk data continue dimana berisi
dengan tools NetBeans 7.01, dan aplikasi angka numerik setiap fiturnya. Kemudian
ini masih menemui keterbatasan jika lagu data fitur fitur tersebut akan
yang diuji memiliki genre yang berbeda dikategorikan pada setiap fiturnya menjadi
didalamnya. 3 bagian, dengan cara menentukan range
data tersebut, dengan cara dikelompokkan
2. Latar Belakang menjadi frekuensi rendah, sedang dan
Keterkaitan antara musik dengan tinggi. Sehingga ketiga fiturnya
genre ini telah banyak digunakan dalam
merupakan fitur kategorikal yang sebagai data latih. Metode ekstraksi
ditunjukan pada tabel 1. menggunakan Big Endian dimana nantinya
menjadi 3 fitur yaitu fitur frekuensi
Pada fase pelatihan, diberikan sejumlah maksimum, frekuensi median dan
lagu (potongan atau full) musik untuk frekuensi minimum
menjadi bahan pelatihan. Kemudian Diagram proses dalam melakukan
dilakukan preprocessing untuk pelatihan data ditujukan pada gambar 1.
mempermudah pemrosesan berikutnya.
Preprocessing meliputi pengumpulan klip
lagu, kemudian merubah data ke dalam
bentuk wav. Dari hasil preprocessing ini
kemudian dilakukan ekstraksi fitur. Selain
itu, dilakukan pula evaluasi secara
subjektif untuk melabeli lagu musik
pelatihan dengan label genre tertentu [7].

A. Pengumpulan Data
Musik yang dapat diolah dalam
sistem Aplisitogu ini hanya musik yang
memiliki format wav. Dengan begitu Gambar 1. Flowcart Pelatihan Data
apabila kita mempunyai format diluar wav,
harus kita ubah format lagu tersebut Berikut penjelasan tahap-tahap dalam
menggunakan tools seperti wav converter. pelatihan data :
Jika musik yang dimasukkan
berada dalam format selain wav misalnya a. Pre-processing
mp3, maka dalam console program akan
Tahapan awal dalam melakukan
ada pemberitahuan mengenai error.
pelatihan data adalah pre-processing
Kemudian kita melakukan
yang bertujuan untuk membuat lagu
pelabelan genre secara subjektif terhadap
yang akan diuji benar-benar siap
klip lagu tersebut dengan bersumber pada
untuk diuji. Seperti melakukan
situs web dari lagu tersebut sehingga genre
pengecekan bahwa ekstensi format
pada lagu tersebut bisa valid. Genre secara
lagu yang diinputkan oleh user harus
kasar dapat diartikan sebagai jenis musik
benar-benar mempunyai format .wav.
bagi orang awam. Tidak tertutup
kemungkinan sebuah musik memiliki lebih b. Ekstraksi Fitur
dari satu genre [11]. Setelah proses pre-processing
dilakukan, maka dilakukan proses
B. Pelatihan Data ekstraksi fitur dimana proses ini akan
Pada fase pelatihan, diberikan mengolah data dari lagu menjadi fitur-
sejumlah lagu (potongan atau full) musik fitur yaitu frekuensi maksimum,
untuk menjadi bahan pelatihan. Kemudian median dan minimum, sehingga
dilakukan preprocessing untuk kemudian dapat digunakan sebagai
mempermudah pemrosesan berikutnya. data untuk mendukung proses
Dari hasil preprocessing ini kemudian klasifikasi. Proses ekstraksi fitur
dilakukan ekstraksi feature. Selain itu, menggunakan Little endian dan big
dilakukan pula evaluasi secara subjektif endian.
untuk melabeli lagu musik pelatihan Big endian merupakan suatu cara
dengan label genre tertentu. untuk mengatur byte dalam suatu
Fase pelatihan diawali dengan word untuk disusun ke dalam memori.
mengektraksi setiap lagu yang dijadikan Dimana di dalam aplikasi ini, metode
ini dapat mengektraksi fitur suatu lagu Table 1. Data latih dengan data kategorikal
menjadi frekuensi. Proses Big Endian
ditunjukkan pada gambar 2.

c. Klasifikasi Naive Bayes


Gambar 2.Proses Big Endian
Fitur-fitur hasil ekstraksi sudah
Kemudian Little endian menyusun didapat, maka fitur-fitur dari data
byte LSB terletak di alamat paling training yang didapat dilanjutkan
rendah, sebaliknya Big Endian kedalam proses klasifikasi
menyusun byte LSB terletak di alamat menggunakan metode Naive Bayes.
paling tinggi. Proses Little Endian
ditunjukkan pada gambar 3. Karena data yang didapat
merupakan data kategorikal, maka kita
menggunakan metode Naive Bayes
dengan rumus seperti pada persamaan
1.

hNaive Bayes arg max P(h) P(x | h) arg max P(h) P(at | h)
h h t

(1)

Keterangan :
P = probabilitas
h = hipotesis suatu class spesifik
Gambar 3. Proses Little Endian P(h) = probabilitas hipotesis h
x = klasifikasi datum baru berupa
Selanjutnya akan dihasilkan data x = ( a1,aT)
continue pada hasil ektraksi fitur. P(x| h) = probabilitas x berdasarkan kondisi
Untuk mempermudah dalam pada hipotesis h
melakukan klasifikasi, data continue
ai = nilai fitur at dari setiap contoh datum
tersebut kita ubah menjadi data
P(ai | h)= probabilitas ai berdasarkan kondisi
kategorikal dimana rentang frekuensi
pada hipotesis h
setiap fitur dibagi manjadi kategori
rendah, sedang dan tinggi. Tabel data Untuk menghitung nilai varian (2)
latih yang telah menjadi kategorikal
maka rumus yang digunakan seperti
ditujukan pada tabel 1.
persamaan 2.

1 N
2
N 1 i 1
( xi x ) 2

(2)
Keterangan: a. Penginputan Klip Musik
N = banyak datum yang dihitung Proses ini dilakukan dengan meng-
xi = datum ke i inputkan lagu, dimana proses ini
berfungsi untuk mengambil lagu yang
x = mean dari seluruh data akan kita proses di dalam hardisk
komputer, dimana format lagu yang
diinputkan harus berekstensi .wav.
Berikut adalah algoritma dari Naive
Bayes : b. Post-Processing
Tentukan Data Latih dan Data Pada tahap ini akan dilakukan
Testing validasi terhadap hasil yang
Cari Mean didapatkan dari tahap klasifikasi.
Cari Nilai Varians Proses validasi kita lakukan dengan
Cari nilai Densitas mencocokkan bahwa inputan sebuah
Cari Posteriornya dengan rumus klip lagu apakah cocok antara genre
Naive Bayes lagu yang sebenarnya dengan
Cari Nilai maksimal dari hasil pelabelan genre yang dilakukan oleh
posteriornya, tentukan termasuk program. Dimana genre yang tersedia
class mana yaitu punk, rock, pop, slow dan
dangdut. Pada jendela aplikasi akan
tampil probabilitas genre pada lagu
C. Pengujian Data tersebut, dan nilai probabilitas yang
Untuk melakukan pengujian data terbesar merupakan genre lagu yang
dalam proses mendeteksi genre pada lagu,
diinputkan tersebut.
dilakukan beberapa tahapan mulai dari
observasi hingga validasi sehingga 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
didapatkan hasil pelabelan genre pada lagu
yang sesuai [9]. Aplikasi
Aplikasi ini merupakan aplikasi
yang bertujuan untuk mendeteksi genre
suatu lagu yakni rock, punk, pop, slow dan
dangdut. Aplikasi ini menerima inputan
berupa klip musik dalam format (.wav)
dengan menggunakan sistem open dialog
file, sehingga dapat menginputkan klip
lagu yang diinginkan.
Gambar 4.Flowcart Data Testing
Aplikasi akan menghitung peluang
Gambar 4 di atas merupakan setiap genre untuk lagu yang diinputkan
penggambaran flowchart pada saat dengan menggunakan algoritma nave
pengetesan data. Berikut adalah
bayes, dan kemudian di cari nilai yang
penjabaran tahap tahap pada flowchart :
paling masksimal pada setiap probablitas mengklasifikasikan genre pada lagu
kelas genre yang telah ditentukan yakni menggunakan metode Naive Bayes
dimana genre yang diklasifikasikan
punk, rock, slow, pop dan dangdut [8], dan adalah rock, punk, slow, pop dan
pada nilai maksimal itulah data yang diuji dangdut. Hasil akurasi kebenaran data
akan diberikan pelabelan genre sesuai didapat sebesar 83,3% untuk data latih
dan 60 % untuk data test. Hal ini
probabilitas genre yang bernilai maksimal
disebabkan dikarenakan antara satu
tersebut. lagu dengan lagu lainnya mempunyai
frekuensi yang tidak menentu. Jika
Analisa dan Pengujian
dirata-ratakan ketiga nilai fitur dari
Pengujian yang akan dilakukan frequensinya, ada yang memiliki nilai
hampir sama meskipun memiliki
terhadap aplikasi adalah dengan genre yang berbeda.
menginputkan beberapa klip lagu yang Frequensi merupakan fitur yang tidak
dipilih secara acak dan kemudian selamanya benar dalam menentukan
dilakukan preprocessing dimana mengecek genre sebuah lagu. Tetapi sudah cukup
lumayan dalam hal akurasi terhadap
bahwa inputan harus bertipe .wav menganalisa genre sebuah lagu.
Frequensi bukan satu satuya fitur
Pada pengujian ini kita melakukan
yang dapat untuk mendeteksi sebuah
dua uji akurasi data dimana yang pertama genre. Masih banyak fitur lagi yang
kita melakukan test terhadap data latih dapat dipakai.
yang berjumlah 30 lagu dan didapat hasil
DAFTAR PUSTAKA :
yakni terdapat 5 lagu yang pelabelan
genrenya salah sehingga ada 25 lagu benar [1] C.-C Liu, Y.-H. Yang, P.-H. Wu, H.-H.
dan didapat prosentase keakuratan sebesar Chen. (2006). Detecting and classifying
emotion in popular music. Proc. 9th Joint
83,3% Int. Conf. Information Sciences / 7th Int.
Untuk pengejian akurasi aplikasi yang Conf. Computer Vision, Pattern
Recognitionand Image Processing
kedua dilakukan terhadap klip lagu yang
2006(JCIS/CVPRIP'06), Kaohsiung,
dipilih secara acak dan tidak terdapat pada Taiwan, pp. 996-999.
data latih. Kita menggunakan 5 sampel
[2] B. Klein. (2007). Music Definition.
klip lagu dan didapat hasil 3 lagu benar
http://www.bklein.de/music_definition.ht
sehingga didapatkan prosentase akurasi m. Diakses: Desember 2012.
sebesar 60%.
[3] CTV News. (2002). Study explains link
between music and genre.
KESIMPULAN http://www.ctv.ca/servlet/ArticleNews/stor
Sistem Aplikasi pendeteksi Genre y/CTVNews/1039741748103_21/?hub=H
(Aplisitogu) adalah aplikasi yang ealth . Diakses: Desember 2012.
mampu mengklasifikasikan genre
musik secara otomatis dengan [4] D.Huron. (2000). Perceptual and
menggunakan komputer. Sistem ini Cognitive Applications in Music
menggunakan metode Big Endian dan Information Retrieval. International
Little Endian dalam melakukan Symposium on Music Information
ekstraksi fitur, kemudian Retrieval (ISMIR) 2000.
[5] Y.-H. Yang, Y.-F. Su, Y.-C. Lin, H.-H.
Chen. (2007). Music emotion recognition:
The role of individuality. Proc. ACM
SIGMM Int. Workshop on Human-
centered Multimedia 2007, in conjunction
with ACM Multimedia (ACM
MM/HCM'07), Augsburg, Germany, pp.
13-21.

[6] J. Skowronek, M.E. McKinney, S. van de


Par. (2006). Ground Truth for Automatic
Music Genre Classification. International
Symposium on Music Information
Retrieval (ISMIR) 2006.

[7] Caruana, R.; Niculescu-Mizil, A. (2006).


"An empirical comparison of supervised
learning algorithms". Proceedings of the
23rd international conference on Machine
learning. CiteSeerX: 10.1.1.122.5901

[8] Samson, Jim. "Genre". In Grove Music


Online. Oxford Music Online.

[9] van der Merwe, Peter (1989). Origins of


the Popular Style: The Antecedents of
Twentieth-Century Popular Music.
Oxford: Clarendon Press. p. 3. ISBN 0-19-
316121-4.

[10]http://www.wisegeek.org/what-is-a-music-
genre.htm

[11] Akbar, Ali.(2010).Sistem Automatic


Music Emotion Classification. Institut
Teknologi Bandung.

También podría gustarte