Está en la página 1de 5

Analisa Sintesa Tindakan

INJEKSI INTRACUTAN
RUANG IGD RSUD Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun untuk memenuhi mata ajar Praktek Keperawatan Gawat Darurat Tahap Profesi

Disusun oleh:
PURUHITA HANITI
22020113210019

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXII


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
DI INSTALASI GAWAT DARURAT

Inisial klien (usia) : An. K (16 tahun)


Diagnosa medis : Fraktur radius ulna 1/3 distal
Tanggal masuk : 17 September 2012
Tanggal tindakan : 17 September 2012
Tempat : IMC IGD

1. Diagnosa Keperawatan dan Dasar Pemikiran


No. Data Fokus Masalah Etiologi
1 DS: Resiko infeksi
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan dirinya tersengat
kabel listrik dan terpental
- Klien mengatakan kepalanya tertancap
seng
DO :
- Suhu : 36C
- Terdapat luka combustio 26 %
- luka bakar derajat 2 berwarna
kemerahan dan berbau khas luka bakar
- terdapat luka robekan pada kepala
dengan panjang 10 cm

Diagnosa keperawatan yang mundul adalah resiko infeksi dimana kepala


klien tertancap seng sehingga rentan terhadap tetanus, oleh karena itu klien
perlu diberikan antitetanus. Antitetanus ini perlu dilakukan skin test untuk
mengurangi resiko keracunan atau alergi. Resiko keracunan yaitu peningkatan
resiko pemajanan, atau ingesti obat atau produk yang berbahaya secara tidak
sengaja dalam dosis yang cukup untuk menyebabkan keracunan atau alergi.
2. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan
Injeksi Intra Cuttan

3. Prinsip-Prinsip Tindakan
a. Nama Klien. Sebelum obat diberikan, identitas klien harus diperiksa
(papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan
langsung kepada klien atau keluarganya. Jika klien tidak sanggup
berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya klien
mengangguk.
b. Benar Obat. Sebelum memberi obat kepada klien, label pada botol atau
kemasannya harus diperiksa tiga kali.
c. Benar Dosis. Perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat
harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelum dilanjutkan ke klien.
d. Benar Rute/ Cara. Obat diberikan secara topical, tetes, sipositoria, dan
oral dengan lokasi yang sesuai.
e. Benar Waktu. Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang
efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar
darah yang memadai
- Kaji riwayat medis, riwayat alergi, dan riwayat diet.
- Kaji kondisi klien terkini.
- Kaji pengetahuan klien dan pemahaman tentang terapi obat.
- Kaji indikasi untuk menentukan rute pemberian obat yang tepat.

4. Analisa Tindakan Keperawatan


Kekebalan tubuh dan responnya terhadap lingkungan maupun apa pun
yang dimasukkan ke dalam tubuh termasuk obat (seringnya antibiotic)
memiliki respon yang berbeda tiap individu. Ada orang yang baik-baik saja
terhadap semua jenis obat namun ada juga yang alergi terhadap beberapa jenis
obat tertentu. Dalam pengobatan, sebelum klien menerima pengobatan tertentu
seharusnya dilakukan skin test atau tes reaksi tubuh terhadap obat yang
diberikan. Apakah orang tersebut alergi atau tidak. Skin test atau IC dilakukan
dengan memasukkan sedikit obat ke dalam jaringan intracuttan atau di bawah
kulit. Setelah injeksi maka perawat perlu menunggu beberapa saat (min 15
menit) untuk melihat reaksi dari obat tersebut. Jika muncul tanda-tanda alergi
maka pengobatan dihentikan. Tapi jika klien tidak alergi maka pengobatan
dapat dilakukan.

5. Resiko yang Dapat Terjadi


Tindakan ini bukan tindakan yang dapat memberikan efek samping yang
berbahaya. Tindakan ini hanya merupakan tes terhadap reaksi alergi obat yang
mungkin muncul pada seseorang terhadap obat tertentu. Karena tindakan ini
termasuk tindakan invasive yang merusak jaringan maka salah satu resiko
yang dapat terjadi adalah resiko infeksi karena luka yang ditimbulkan.

6. Hasil yang Didapat dan Maknanya


Hasil tindakan ini didapatkan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap
obat yang dimasukan. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tanda-tanda
alergi seperti kemerahan, bintik-bintik, gatal, dll yang muncul pada area
injeksi setelah 15 menit pasca injeksi. Jika tidak terdapat alergi maka
penggunaan obat dapat dilakukan. Namun bila terdapat alergi maka obat tidak
boleh digunakan.

7. Tindakan Keperawatan Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mengatasi


Diagnosa Keperawatan di atas (Mandiri dan Kolaboratif)
Karena tindakan ini merupakan tindakan yang berupa pengetesan dan
bukan untuk menyelesaikan masalah maka tidak ada tindakan lain yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
8. Evaluasi Diri
Tindakan sudah dilakukan sesuai prosedur pada daerah intracutan.
Mengecek kembali setelah 15 menit dan mengkaji apakan ada alergi atau
tidak, saat diketahui tidak ada alergi obat antitetantus langsung dimasukkan.

9. Kepustakaan
Brenda, Goerdner C.S. Dan Linda Skidmore-Roth. Panduan Tindakan
Keperawatan Kritis Praktis. Seri Pedoman Praktis. Jakarta : EGC.
Herdman, T. heather. 2009. NANDA International Diagnosis Keperawatan
2009-2011. Jakarta : EGC.
McCloskey, dkk. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). Fourth
Edition. Philadelpia: Mosby.

Nama dan tanda tangan mahasiswa,

Puruhita Haniti
(22020113210019)

También podría gustarte