Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Wilayah binaan Puskesmas Ampenan yang ada pada Wilayah Ampenan adalah :
1. Lingkungan Otak Desa
2. Lingkungan Tempit
3. Lingkungan Pelembak
4. Lingkungan Jempong
5. Lingkungan Batu Raja
6. Lungkungan Dayan Peken
7. Lingkungan Pondok Prasi
8. Lingkungan Melayu Bangsal
Wilayah Ampenan terletak pada ketinggian 600-800 meter diatas permukaan laut dengan
topografi datar-gelombang (50 %) dan datar bukti (35 %). Keadaan geografis Wilayah Ampenan,
khususnya wilayah binaan Puskesmas Ampenan terdiri dari lahan pertanian, perkebunan serta
pemanfaatan wilayah menjadi wilayah industri. Sebagian besar wilayah desa yang ada di
Wilayah Ampenan terletak di daerah dataran dan selebihnya adalah lereng / punggung bukit.
Batas wilayah binaan Puskesmas Ampenan terdiri dari :
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat lombok
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Narmada
3. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Gunung Sari
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Parungkuda.
Pada wilayah binaan Puskesmas Ampenan secara akses jalan dapat dilalui kendaraan
roda empat. Terdapat desa yang sebagian dusun akses jalan hanya dapat dilalui kendaraan
roda dua dan jalan kaki, yaitu Dusun Cibilik yang berada di Desa Nanggerang.
PROPORSI PENDUDUK
NO WILAYAH JUMLAH
BINAAN
LAKI- PEREMPUAN
LAKI
Jumlah kepala keluarga yang ada di wilayah binaan Puskesmas Ampenan adalah 25.390.
Kondisi penduduk yang ada di wilayah binaan Puskesmas Ampenan adalah heterogen karena
Wilayah Ampenan merupakan wilayah perairan yang menyediakan banyak lahan kerja. Dengan
kondisi tersebut penduduk sebagian besar pendatang dengan berbagai suku daerah.
Tabel 2.2
Perkembangan Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Puskesmas
Ampenan Wilayah Ampenan Kab. Sukabumi
Tahun 2013-2014
TAHUN
7
2013 2014
Jml Penduduk 41.443 43.496
Laki-laki
Jml Penduduk 40.875 43.768
Perempuan
Jumlah 82.318 87.264
Jumlah penduduk Wilayah Ampenan Kota Mataram pada tahun 2014 ini mengalami
kenaikan, berdasarkan data kependudukan Wilayah Ampenan tahun 2014, penduduk Wilayah
Ampenan Kota Mataram tercatat sebanyak 87.264 jiwa, dengan komposisi penduduk laki-laki
sebanyak 43.496 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 43.768 jiwa. Dapat dilihat pada tabel
2.2 di atas.
Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin ditunjukkan dengan rasio jenis
kelamin yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Pada tahun 2014,
rasio jenis kelamin penduduk di Wilayah Ampenan Kota Mataram sebesar 99,38 % artinya dari
sebanyak 100 orang perempuan terdapat 99 orang penduduk laki-laki. Rasio ini mengalami
penurunan yang sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 101,39%. Dapat dilihat pada tabel 2.2 di
atas. Jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin didapatkan pada usia 20-24
tahun (5292 orang) dan usia 30-34 tahun (7023 orang) lebih banyak dibandingkan laki-laki. Kita
ketahui bahwa usia 20-24 dan usia 30-34 tahun merupakan usia reproduktif. Dengan keadaan ini
mempengaruhi pelayanan kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana (KB). Selain itu
berhubungan erat tingkat derajat kesehatan yang dilihat dari kematian bayi dan ibu serta
kesakitan ibu dan bayi
Berdasarkan struktur umur pada Tahun 2014, keadaan penduduk Wilayah Ampenan
Kota Mataram memiliki komposisi usia non produktif sebesar 40,6 % yaitu penduduk usia 0
14 tahun berjumlah 34.439 orang ( 39,46%) dan penduduk usia di atas 65 tahun bejumlah 2890
orang (3,27%). Sedangkan penduduk usia produktif umur 15-64 sebesar 49.965 orang (57,26 %).
Struktur umur ini mempunyai pengaruh penting terhadap tingkah laku demografi maupun sosial
ekonomi. Tinggi rendahnya Angka Beban Tanggungan dijadikan salah satu indikator terhadap
tingkat kesejahteraan penduduk, Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk
Wilayah Ampenan Kota Mataram pada Tahun 2014 sebesar 74,65 %.10
8
TAHAPAN KS
jiwa (50,31%). Penduduk yang melek huruf sebanyak 60,50% dari jumlah penduduk yang
berusia 10 tahun (41.130 jiwa), dengan proporsi terbesar pada jenis kelamin laki-laki sebesar
80.96. Masyarakat yang ada di wilayah binaan Puskesmas Ampenan rata-rata berpendidikan SD
yang sebanyak 17.318 dengan proporsi terbesar pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 30,21%.
Penduduk yang berumur di atas 10 tahun dengan berpendidikan Akedemik dan S1 sebanyak
1777 orang dengan proporsi terbesar pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 3,49%. Dapat dilihat
pada tabel di bawah ini. 11
Tabel 2.4 Distribusi Penduduk Usia 10 Tahun Di Puskesmas Ampenan Wilayah Ampenan Tahun 2016
LAKI- % %
PENDIDIKAN PEREMPUAN % (TOTAL)
LAKI TOTAL (LAKI-LAKI) (PEREMPUAN)
TIDAK MEMILIKI 1,09
1,146 1,094
IJAZAH SD 4 2,240 3.24 3.35
SD/MI 10,206 7,112 17,318 30.21 20.79 10,21
SMP/ MTs 8,967 1,216 10,183 26.55 3.56 8,967
SMA/ MA 5,897 3,715 9,612 17.46 10.86 5,897
AKADEMI/DIPLOMA III 589 350 939 1.74 1.02 1.38
UNIVERSITAS/DIPLOMA
IV 592 246 838 1.75 0.72 1.23
Sumber : Data BKKBD Kec. Cicurug tahun 2014 & Data Kec. Cicurug Tahun 2014
menghasilkan 100-300 ml ASI dalam sehari, dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga
mencapai sekitar 300-450 ml/hari pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Pada hari ke 10
sampai seterusnya volume bervariasi yaitu 300850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi
saat laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah 400850 ml/hari, tahun kedua 200400
ml/hari, dan sesudahnya 200 ml/hari. 13.
Tabel 2.5 Ringkasan perbedaan antara ASI, Susu Sapi, Susu formula
Properti ASI Susu Sapi Susu Formula
Kontaminasi bakteri Tdk ada Mgkn ada Ada bila
dicampurkan
Anti Infeksi Ada Tidak ada Tidak ada
Faktor pertumbuhan Ada Tidak ada Tidak ada
Protein Jml sesuai dan mdh Terlalu banyak dan Sebagian diperbaiki
dicerna sukar dicerna
Kasein:whey 40:60 Kasin:whey 80:20 Disesuaikan dgn
ASI
Whey : alfa Whey:
betalactoglobulin
Lemak -Cukup asam lemak - Kurang ALE -Kurang ALE
esensial (ALE), - Tdk ada lipase -Tdk ada DHA dan
DHA / AA AA
-Mengandung lipase - Tdk ada lipase
Zat besi Jumlah kecil tapi Banyak tdk dpt Ditambahkan ekstra
mudah dicerna diserap dgn baik tdk diserap dgn baik
Vitamin Cukup Tdk cukup vit A,C Vit ditambahkan
Air Cukup Perlu tambahan Mungkin perlu
tambahan
14
Sumber: Konseling menyusui: Pelatihan untuk tenaga kesehatan : kerjasama WHO/UNICEF/BK.PP.ASI /2000.
Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa komposisi ASI yang diproduksi oleh ibu
yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI prematur) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh
ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur). Pada bayi yang lahir sebelum waktunya
(preterm) ASI yang dihasilkan ibu memiliki kuantitas IgA, laktoferin dan lysozym yang lebih
banyak dibandingkan ASI dari ibu yang melahirkan tepat waktu karena kondisi bayi masih
12
belum dalam keadaan optimal untuk beradaptasi dan lebih rentan terhadap permasalahan
kesehatan. 15
Selanjutnya komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusu dan akhir fase
menyusu. Pada awal fase menyusu ASI (5 menit pertama) yang dikeluarkan disebut foremilk, air
susu encer dan bening yang hanya mengandung
sekitar 1 2g/dl lemak, susu ini berasal dari payudara yang berisi, air susu yang encer ini akan
membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut
hindmilk yang merupakan ASI yang dihasilkan pada saat akhir menyusui (setelah 15-20 menit),
air susu yang kental dan putih ini berasal dari payudara yang keriput/mulai kosong, mengandung
sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar
energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh
air susu ini.16
bakteri usus yang baik yaitu lactobacillus bifidus karena proses pertumbuhan dibantu oleh
glukosamin. 17
2. Protein
Protein dalam ASI merupakan bahan baku pada pertumbuhan dan pekembangan bayi.
Protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh
sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan karena protein ASI merupakan kelompok protein
Whey, protein yang sangat halus, lembut, dan mudah dicerna sedangkan komposisi protein yang
ada di dalam susu sapi adalah kasein yang kasar bergumpal dan sangat sukar dicerna oleh bayi.
3. Lemak
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan
lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang
cukup tinggi. Docosahexaenoic acid (DHA) dan Arachidonic acid (AA) merupakan asam lemak
tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-
sel otak (myelinasi) yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk
menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Selain itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
disintesa dari substansi prekusornya yaitu asam linolenat (Omega 3) dan asam linoleat (Omega
6).
Sumber utama kalori dalam ASI adalah lemak. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi
tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol oleh enzim lipase dalam ASI. 18.
4. Mineral
Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya
tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak sebesar susu sapi tetapi dapat
diserap secara keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan susu sapi yang jumlahnya tinggi
namun sebagia besar harus dibuang melalui sistem urinaria maupun pencernaan karena tidak
dapat dicerna. Kadar mineral yang tidak dapat diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk
mengeluarkan, menganggu keseimbangan dalam usus bayi, dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang
merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal sehingga bayi kembung, gelisah
karena konstipasi atau gangguan metabolisme.
5. Vitamin
14
Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI
dalam jumlah yang cukup. Namun pada minggu pertama usus bayi belum mampu membentuk vitamin
K, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami pendarahan perifer yang perlu dibantu dengan
pemberian vitamin K untuk proses pembekua darah. Dalam ASI vitamin A, D, C ada dalam jumlah yang
cukup, sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan pantotenik sangat kurang. Tetapi tidak perlu
ditambahkan karena bisa diperoleh dari menu yang dikonsumsi ibu.
Tabel 2.6 Komponen unggul yang terkandung dalam ASI yang dapat melindungi bayi dari
berbagai penyakit
NO Komposisi Peranan
2. Laktoferin & Transferin Mengikat zat besi sehingga zat besi tidak
digunakan oleh bakteri patogen untuk
pertumbuhannya.
3. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 0-6
bulan pertama
4. ASI tidak mengandung betalactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
5. ASI eksklusif sampai enam bulan menurunkan resiko sakit jantung anak pada masa
dewasa.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui bayi juga memberikan manfaat pada
ibu, yaitu :
1. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke
bentuk semula.
2. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
3. Menunda kesuburan. Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara mencegah
kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu: bayi belum diberi
makanan lain; bayi belum berusia enam bulan; dan ibu belum haid.
4. Menimbulkan perasaan dibutuhkan dan memperkuat hubungan batin antara ibu dan
bayi.
5. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
Manfaat lain dari pemberian ASI pada bayi untuk keluarga, antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.
2. ASI sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
3. Mengurangi biaya pengobatan. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat
menghemat biaya untuk berobat.
2.3 Laktasi
2.3.1 Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui yaitu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Proses laktasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor hormonal. Mulai dari bulan ketiga
17
kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem
payudara progesteron, estrogen, prolaktin, oksitosin, human placental lactogen (HPL)
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Pada fase
terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara
memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat
progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya.
Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron,
estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan
produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II. Apabila payudara
dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan
kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin
menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam
ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi
apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level
prolaktin rendah saat payudara terasa penuh. Proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam
setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam
(2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah
melahirkan.
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa
hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin
dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan,
payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila
payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan
demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap,
dan juga seberapa sering payudara dikosongkan. Terdapat dua refleks pada ibu yang sangat
penting dalam proses laktasi yaitu :
a. Refleks prolaktin
Dalam puting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang,
maka timbal impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis anterior
sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin, hormon inilah yang berperan pada
produksi ASI. Prolaktin dibentuk lebih banyak pada malam hari.
18
Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri dan rasa tertekan dan
berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Penggunaa Alat Kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron
Bagi ibu yang dalam menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang
mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI
bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat
kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan hormon oksitosin yang dapat merangsang produksi ASI.
Kurang sering menyusui atau memerah payudara
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:
o Struktur mulut dan rahang yang kurang baik
o Teknik perlekatan yang salah
Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
Jaringan payudara hipoplastik
Pada saat bayi berumur enam bulan sistem pencernaannya mulai matur. Setelah berumur enam
bulan usus bayi mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk. Hal ini dikarenakan pori-pori
jaringan usus bayi yang pada awalnya berongga seperti saringan pasir yang memungkinkan bentuk
protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan
alergi, akan tertutup rapat setelah bayi berumur enam bulan..13
Tabel 2.7 Kebutuhan cairan, kalori dan protein bayi menurut U/BB
Kebutuhan per hari
Umur Cairan (ml) Kalori (kkal) Protein (gr)
1 bulan 500 350 8,75
3 bulan 600 600 15
4 bulan 650 650 16,25
5 bulan 700 700 17,5
6 bulan 750 750 18,75
7 bulan 800 800 20
8 bulan 850 850 21,25
9 bulan 900 900 22,5
10 bulan 950 950 23,75
11 bulan 1000 1000 25
12 bulan 1050 1050 26,25
2 tahun 1600 1600 32