Está en la página 1de 10

ANALISA HUJAN-LIMPASAN MENGGUNAKAN MODEL

ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) DI SUB DAS LESTI

Siska Widyastuti1, Ery Suhartanto2, Very Dermawan2


1. Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
2. Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
email : siskawidyastuti27091994@gmail.com

ABSTRAK
Daerah aliran sungai (DAS) Brantas telah mengalami pengembangan sumber
daya air (PSDA) semenjak tahun 1961. Namun seiring dengan laju pertumbuhan jum-
lah penduduk dan eksploitasi lahan yang tidak memperhatikan aspek konservasi, terjadi
dampak negatif seperti banjir yang terjadi tahun 2007. Terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan sebagai metode perhitungan debit puncak banjir yaitu metode
hidrograf dan nonhidrograf. Pesatnya kemajuan teknologi, pekerjaan manusia lebih
dimudahkan. Analisa hujan-limpasan menggunakan model jaringan saraf tiruan dapat
dijadikan sebuah alat untuk mempelajari perilaku dan prediksi kondisi hiologis dengan
akurasi tinggi.
Analisa hujan-limpasan Sub DAS Lesti menggunakan model jaringan saraf tiruan
dengan data input berupa curah hujan, evapotranspirasi, koefisien aliran dan debit
stasiun AWLR Tawangrejeni dijadikan data target. Keseluruhan data sepanjang 9 tahun
(2001-2009). Model tersebut untuk meramalkan 3 tahun (2011-2013) data debit sampel
model, dengan metode backpropragation, maksimum epoch 1000 dan 1 hidden layers.
Diperoleh nilai mean square error (MSE) = 0.0393 artinya data telah berkorelasi
dengan baik. Metode Nash-Sutcliffe coefficient (NSE) memiliki R2> 0.999 dan koefisien
korelasi metode regresi polinomial dengan nilai R2 > 0.9994. Hasil ini menunjukkan
data debit model dengan data debit stasiun AWLR Tawangrejeni telah memiliki korelasi
positif sempurna.
Kata Kunci : analisa hujan-limpasan, jaringan saraf tiruan, backpropragation,
kesalahan relatif.

ABSTRACT
Brantas watersheds has experienced water resources development since 1961.
But along with the rate of population growth and the exploitation of land that does not
pay attention to the aspects of conservation, causing negative impacts such as flooding
in 2007. There are several methods of flood peak discharge calculation of hidrograf
and nonhidrograf. Rapid advances in technology, more human work be facilitated.
Analysis of rainfall-runoff model using artificial neural networks can be used as a tool
to study the behaviour and prediction of hidrologic condition with quickly and high
accuracy.
Analysis of rainfall-runoff model of Lesti sub watershed using artificial neural
networks with data input of rainfall, evapotranspirasi, run off coefficient and discharge
station AWLR Tawangrejeni as target data. The overall data along 9 years (2001-
2009). The model for predicting 3 years (2011-2013) discharge sample data model.
Using the method of backpropagation, maximum epoch 1000 and 1 hidden layer. The
result shows that value of the mean square error (MSE) = 0.0393, it means data has
high correlation with either. The Nash-Sutcliffe's method (NSE) has an R2 > 0.999 and
polynomial regression method with a value of R2 > 0.9994. This result shows the data
model with discharge data of AWLR Tawangrejeni station has very good positive
correlation.
Keyword: analysis of rainfall-runoff, artificial neural networks, backpropragation,
relative error.

I. PENDAHULUAN 1950 oleh seorang matematikawan ber-


1.1 Latar Belakang nama Alan Turing. Analisa hujan-lim-
Air hujan yang mengalir tipis pasan menggunakan model jaringan sa-
pada permukaan lahan akan masuk ke- raf tiruan dapat dijadikan sebuah alat
dalam parit-parit, selanjutnya masuk ke untuk monitor dan mengevaluasi neraca
sungai (Asdak, 2002:4). Limpasan per- air suatu kawasan melalui pengelolaan
mukaan (surface runoff) yang mengalir sumberdaya air permukaan yang ada.
dengan cepat melebihi kapasitas sunga-
inya akan menjadi banjir. Setiap tahun- 1.2 Identifikasi Masalah
nya Indonesia selalu mengalami banjir Pada setiap musim penghujan
yang menyebabkan banyak kerugian. sering terjadi banjir pada daerah sekitar
Daerah aliran sungai Brantas telah sungai Lesti, karena air sungai meluas,
mengalami pengembangan sumber daya hal ini mengindikasi permasalahan flu-
air (PSDA) semenjak tahun 1961. Na- ktuasi debit. Seperti banjir yang terjadi
mun seiring dengan laju pertumbuhan pada sub DAS Lesti pada tanggal 23
jumlah penduduk, lapangan kerja yang Maret 2007, bencana banjir ini menye-
terbatas, dan eksploitasi lahan yang ti- bakan tiga jembatan rusak.
dak memperhatikan aspek konservasi, Permasalahan diatas memerlukan
menyebabkan banjir. penyelesaian yang akurat dan cepat, de-
Daerah aliran sungai adalah salah ngan sajian praktis. Perkembangan tek-
satu wilayah daratan yang secara topo- nologi perangkat keras komputer dan
grafik dibatasi oleh punggung gunung matematika untuk analisis data, diha-
yang menampung dan menyimpan air rapkan dapat menyelesaikan permasala-
hujan yang kemudian menyalurkan ke han diatas melalui analisa hidrologi,
laut melalui sungai utama. Wilayah da- sehingga menghemat waktu dibanding-
ratan tersebut dinamakan daerah tang- kan metode perhitungan konvensional.
kapan air (DTA atau catchment area). Melalui model berbasis teknologi
Hujan akan menjadi debit, sehinggga artificial neural network (ANN) dengan
hubungan hujan-limpasan terkait deng- metode backpropagation diharapkan
an karakteristk DAS. Beberapa metode mampu menjawab permasalahan banjir.
yang dapat digunakan sebagai metode
perhitungan debit puncak banjir yaitu 1.3 Batasan Masalah
metode hidrograf satuan sintetis dan Untuk mencegah agar tidak keluar
nonhidrograf. Namun diperlukan waktu dari pokok permasalahan, maka dalam
yang lama untuk menganalisa seluruh studi ini diambil batasan-batasan masa-
data yang ada, meliputi data curah hu- lah sebagai berikut:
jan tahunan yang panjang, data kli- 1. Uji model jaringan saraf tiruan
matologi, data koefisien aliran dan data metode backpropagation program
lainnya. Dengan kendala lainnya seperti matlab R2010A.
kemungkinan human error. 2. Data hujan diperoleh dari stasiun
Kecerdasan buatan merupakan il- hujan Tumpukrenteng, Dampit,
mu baru yang terlahir di Inggris tahun Gondanglegi, Wajak, sedangkan
data debit diambil dari Stasiun Nash-Sutcliffe coefficient (NS),
AWLR Tawangrejeni berupa data kesalahan absolut relatif (KAR),
harian (2001-2013). dan koefisien regresi polinomial.
3. Membahas analisa hujan-limpasan Adapun manfaat yang dapat dipe-
melalui teknologi jaringan saraf roleh dari penelitian ini adalah diha-
tiruan metode backpropagation rapkan analisa hujan-limpasan ini dapat
dibandingkan kondisi debit di dijadikan referensi yang juga dapat di-
Stasiun AWLR Tawangrejeni Sub terapkan di kasus daerah aliran sungai
DAS Lesti. yang serupa. Sehingga masalah keterba-
4. Rumus-rumus yang digunakan di- tasan data hujan maupun data debit un-
anggap umum dan sudah teruji tuk pengelolaan sumber daya air dapat
keabsahannya. diselesaikan.

1.4 Rumusan Masalah II.TINJAUAN PUSTAKA


Berdasarkan latar belakang dan 2.1. Umum
identifikasi masalah, maka rumusan Dalam praktek analisis hidrologi
masalahnya sebagai berikut : dalam tahun-tahun terakhir ini, Perke-
1. Berapa nilai mean square error mbangan model hidrologi demikian pe-
(MSE) debit model hasil dari jar- sat sehingga sangat sulit untuk menye-
ingan saraf tiruan dengan metode butkan satu demi satu. Namun dalam
backpropagation ? praktiknya menjadi sangat sulit untuk
2. Berapa nilai kesalahan absolut memilih model mana yang harus digu-
rerata (KAR) hasil prediksi debit nakan dalam mengevaluasi atau menga-
sampel model (2011-2013) dari nalisis suatu sistem DAS tertentu. Da-
jaringan saraf tiruan dengan me- lam kaitan ini pula sebenarnya semua
tode backpropagation ? model dapat digunakan pada sistem
3. Bagaimana hubungan antara debit DAS yang dianalisis terlebih dahulu,
sampel model (2011-2013) dan agar memenuhi syarat-syarat yang di-
debit Stasiun AWLR Tawangrejeni tentukan untuk berlakunya suatu model.
(2011-2013) dengan metode Model jaringan dipilih dalam penelitian
Nash-Sutcliffe coefficient (NS) dan ini, yang diharapkan mampu mengana-
koefisien regresi polinomial ? lisis secara cermat keadaan hidrologi
suatu DAS
1.5 Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah 2.2. Pengujian Data Curah Hujan
diatas maka tujuan dari studi ini dapat A. Uji konsistensi data hujan
diuraikan sebagai berikut: Uji kosistensi merupakan uji ke-
1. Mengetahui hasil debit model dari benaran data lapangan yang meng-
jaringan saraf tiruan dengan me- gambarkan keadaan sebenarnya. Data
tode backpropagation. tidak konsisten dapat disebabkan oleh
2. Mengetahui nilai mean square faktor seperti perubahan mendadak pa-
error (MSE) debit model hasil da- da lingkungan, pemindahan alat ukur
ri jaringan saraf tiruan dengan me- dan perubahan cara pengukuran. Uji ko-
tode backpropagation dibanding- nsistensi data dapat dilakukan dengan
kan dengan nilai debit Stasiun menggunakan kurva massa ganda (dou-
AWLR Tawangrejeni. ble mass curve). Langkah yang dilaku-
3. Menganalisa hubungan antara kan adalah membandingkan harga aku-
debit sampel model (2011-2013) mulasi curah hujan tahunan pada sta-
dan debit Stasiun AWLR Tawang- siun hujan yang diuji dengan akumulasi
rejeni (2011-2013) dengan metode curah hujan tahunan rerata dari suatu ja-
ringan dasar stasiun hujan yang ber- yang menyimpang dari dua batas am-
kesesuaian, kemudian diplotkan ada bang, yaitu ambang bawah (XL) dan
kurva. ambang atas (XH) akan dihilangkan.
B. Curah hujan rerata daerah 2.3. Membangkitkan Data Debit
Hujan sangat bervariasi terhadap Masalah umum hidrologi yang
tempat (space), maka untuk kawasan sering dihadapi adalah kekurangan data
yang luas, satu alat penakar hujan be- untuk menganalisa peluang banjir. De-
lum dapat menggambarkan hujan wila- ngan data yang terbatas dibutuhkan su-
yah tersebut. Dalam hal ini diperlukan atu metode untuk memperoleh rekaman
hujan kawasan yang diperoleh dari har- data yang diperlukan. Untuk mengisi da
ga rata-rata curah hujan beberapa sta- ta debit yang kosong akibat kerusakan
siun penakar hujan yang ada di dalam alat atau gangguan lainnya metode reg-
atau disekitar kawasan tersebut (Sur- resi linear dipilih. Metode ini hanya di-
ipin, 2004:26). Metode ini memberikan anggap sederhan auntuk mengetahui
proporsi luasan daerah pengaruh pos hubungan linear antara curah hujan de-
penakar hujan untuk mengakomodasi ngan debit yang pernah terjadi sebe-
ketidakseragaman jarak. lumnya sehingga diperoleh persamaan
untuk memperkiraan data debit yang hi-
C. Uji ketiadaaan trend
lang. Selanjutnya data akan diuji pula
Data berjangka waktu panjang
dengan uji ketiadaan trend, uji stasioner
umumnya menunjukan kecenderungan
dan uji inlier outlier.
menuju kesuatu arah (trend). Uji ini di-
peruntukan bagi data lebih dari 10 ta-
hun. Apabila suatu data menunjukan su- 2.4. Menghitung Evapotranspirasi
Peristiwa berubahnya air menjadi
atu trend maka dapat diuji dengan ana-
uap dan bergerak dari permukaan tanah
lisa lanjutan yaitu analisis regresi.
dan permukaan air ke udara disebut
Uji trend ini dapat menggunakan
evaporasi. Peristiwa penguapan dari ta-
beberapa metode, menurut (Soewarno,
naman disebut transpirasi. Kedua proses
1995:85):
tersebut evaporasi dan transpirasi saling
a) Metode Spearman
berkaitan sehingga dinamakan evapo-
b) Mann dan Whitney
transpirasi. Evaporasi merupakan faktor
c) Tanda dari Cox dan Stuart
penting dalam studi tentang pengem-
D. Uji stasioner bangan sumber daya air.
Uji stasioner ini bertujuan untuk Besarnya nilai evapotranspirasi da
menguji kestabilan nilai varian dan rata- pat dihitung menggunakan metode Bla-
rata dari deret berkala. Terdiri atas dua ney-Criddle (Triatmodjo, 2010:81).
pengujian yaitu:
1. Uji-F (fisher test) 2.5. Koefisien Aliran (C)
2. Uji-T student Untuk menggambarkan karakte-
Kedua uji diatas digunakan untuk ristik masing-masing DAS faktor koe-
mengetahui apakah kedua kelompok fisien aliran merupakan faktor yang
data berbeda secara nyata atau tidak. menjadi salah satu pertimbangan. De-
ngan mengetahui hubungan antara volu-
E. Uji inlier outlier me curah hujan yang terjadi dengan lua-
Uji ini berguna untuk mengetahui san DAS yang diamati di kalikan volu-
apakah data maksimum dan minimum me debit yang terjadi, kita dapat mem-
dari rangkaian data yang ada layak di- perkirakan volume air yang terinfiltrasi
gunakan atau tidak. Uji yang digunakan dan air yang melimpas.
adalah uji inlier-outlier, di mana data
2.6. Jaringan Saraf Tiruan dan (format propagation) harus dikerjakan
Matlab R2010A terlebih dahulu. Algoritma backpropa-
Jaringan saraf tiruan adalah salah gation terdiri atas:
satu representasi buatan dari otak manu- A. Inisialisasi bobot (dengan meng-
sia yang selalu mencoba untuk men- gunakan nilai random yang cukup
simulasi proses pembelajaran pada otak kecil sebagai bobot awal).
manusia tersebut (Kusumadewi, 2003: B. Apabila dalam kondisi berhenti
207). Istilah buatan digunakan karena bernilai salah (false), maka perlu
jaringan saraf ini diimplementasikan dilakukan langkah-langkah seba-
dengan menggunakan program kompu- gai berikut (Sutodjo, 2010:79):
ter yang mampu menye-lesaikan sejum-
lah proses perhitungan selama proses III. METODOLOGI PENELITIAN
pembelajaran. 3.1. Lokasi Daerah Studi
Software matlab (matriks labo- Daerah aliran sungai (DAS) Bran-
ratory) merupakan bahasa pemograman tas bagian hulu dimulai dari sumber su-
matematika lanjutan yang mengadopsi ngai Brantas yang terletak di sebelah
sifat dan bentuk matriks. Matlab meng- Timur kaki Gunung Anjasmoro yang
gunakan bahas C++ dan asse-mbler. selanjutnya mengalir melalui 8 Kabu-
Kelebihan dari matlab dari program paten (Malang, Blitar, Tulungagung,
serupa adalah: Kediri, Nganjuk, Jombang, Mojokerto,
1. Memiliki fungsi built-in, penggu- dan Sidoarjo) dan 6 Kota (Batu, Ma-
na dapat memasukan sendiri fung- lang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Su-
si yang hendak dirancang pada li- rabaya). Sungai Brantas bagian hulu
brary. meliputi anak-anak sungai utama se-
2. Merupakan operasi matematika perti Kali Amprong, Bango, Lesti, dan
elemen, matriks, optimasi, apro- Metro sampai titik outlet di Waduk Se-
ximasi dan lainnya. Sehingga se- ngguruh atau Karangkates. Lokasi dae-
ring digunakan untuk melalukan rah studi adalah salah satu anak sungai
pekerjaan seperti, pemograman utama dari sungai Brantas hulu yaitu
modeling, simulasi dan pembuatan sungai Lesti dengan outlet di Stasiun
prototipe serta analisa data dan AWLR Tawangrejeni.
analisa numerik. Sub DAS Lesti secara astronomis
3. Memiliki banyak option tambahan terletak pada 704000 LS - 705500
untuk menampilkan data dalam LS dan 11201000 BT - 11202500
bentuk 2 dimensi dan 3 dimensi. BT, dan secara administratif terletak pa-
da Kabupaten Malang.
2.7. Jaringan Backpropagation 3.2. Metode Pengumpulan Data
Backpropagation adalah metode Dalam penyusunan studi ini
penurunan gradient untuk meminimal- diperlukan data-data yang mendukung
kan kuadrat error keluarannya (Sutodjo, baik itu data primer maupun data se-
2010:77). Terdapat 3 tahapan pemode- kunder.
lan jaringan backpropagation. Tahap 1. Data curah hujan tahun 2001-
perambatan maju (forward propaga- 2013.
tion), tahap perambatan balik, dan tahap 2. Data debit tahun 2001-2013
perubahan bobot bias. 3. Data klimatologi tahun 2001-
Algoritma backpropagation me- 2013.
nggunakan error output untuk meng- 4. Peta rupa bumi.
ubah nilai bobot-bobotnya dalam arah 5. Peta administrasi.
mundur (backward). Untuk mendapa- 6. Peta batas DAS.
tkan error ini, tahap perambatan maju 7. Peta lokasi stasiun hujan.
8. Peta tata guna lahan tahun 2001,
2005 dan 2010.
9. Peta jenis tanah.
10. Peta geologi batuan

3.3. Metode Pengolahan Data


Tabel 1. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data input
1 Data curah hujan rerata bulanan (tahun 2001-2013)
Uji konsistensi dengan metode kurva massa ganda
Data curah hujan rerata daerah bulanan (tahun 2001-2013)
Gambar 1. Grafik Stasiun Dampit
a Dengan metode poligon thiessen
b Uji ketiadaan trend
c Uji stasioner (uji F dan uji T)
d Uji inlier-outlier
B. Curah Hujan Rerata Daerah
2 Data debit rerata bulanan (tahun 2001-2013)
a Dibangkitkan menggunakan metode Markov-Chain Metode yang digunakan untuk
b Uji ketiadaan trend
c Uji stasioner (uji F dan uji T) menghitung hujan rata-rata kawasan ad-
d Uji inlier-outlier
3 Data temperatur udara rerata bulanan tahun 2001-2013
Dicari nilai ET0 nya menggunakan metode Blaney-Criddle
alah poligon thiessen, yang dianggap
4 Data koefisien aliran
Dihitung nilai rerata koefisien aliran bulanannya
sesuai dengan karakteristik daerah Ka-
Pengolahan data menggunakan program matlab R2010A
bupaten Malang yang datar dan ber-
1 Pembagian data (load data)
Data input bulanan tahun 2001-2013 (curah hujan, jumlah hari hujan
gunung dengan stasiun penakar hujan
a
evapotranspirasi, koefisien aliran)
b Data sample tahun 2011, 2012, dan 2013
yang cukup.
Data target bulanan tahun 2001-2013 (debit stasiun AWLR
c
Tawangrejeni)
2 Normalisasi (prepocessing)
Data pelatihan untuk input layers (curah hujan, hari hujan,
evapotranspirasi, dan koefisien aliran
3 Perancangan jaringan arsitektur ( 4 - 1 - 1)
a 4 input layers, 1 hidden layers, dan 1 output layers
b Metode pembelajaan terawasi (backpropagation)
Maksimum error 1 x 10-5, epoch 1000, perumusan dalam bentuk tan,
c
metode output error MSE dalam bentuk R
5 Postprocessing/denormalisasi
Proses pelatihan (training), testing, validasi dan digrafikkan dalam bentuk
6
regresi
7 Proses simulasi model pada data sampel 2011, 2012, dan 2013

Penyimpangan Hasil Model


1 Nash coefficient efficiency (NSE), KAR, koefisien regresi polinomial (r)
(data sampel 2011, 2012, dan 2013)

Gambar 2. Poligon Thiessen


IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengolahan Data Curah Hujan C. Uji ketiadaaan trend
Data hujan yang digunakan dalam Uji ini bertujuan untuk mengeta-
studi ini adalah data hujan yang berasal hui terdapat perubahan nyata atau tidak
dari 4 stasiun hujan di Sub DAS Lesti. pada data yang diamati. dari hasil uji
Data tersebut diperoleh dari Jasa Tirta I. metode Spearman dengan derajat ke-
Dengan jangka waktu 13 tahun yakni percayaan 5%, data diterima dengan
antara tahun 2001-2013. Adapun stasi- nilai t = -0.4520. Hasil metode Mann
un yang dimaksudkan adalah: dan Whitney menyatakan bahwa data
a) Stasiun hujan Tumpukrenteng bersal dari populasi yang sama dengan
b) Stasiun hujan Dampit nilai Z= 0.322. Sedangkan uji tanda dari
c) Stasiun hujan Gondanglegi Cox dan Stuart menghasilkan kesimpu-
d) Stasiun hujan Wajak lan bahwa data tidak menunjukkan ada-
nya trend.
A. Uji Konsistensi Data
Uji konsistensi dilakukan untuk D. Uji Stasioner
data masing-masing stasiun hujan terha- Data curah hujan stasiun hujan
dap data stasiun lainnya. Keseluruhan Tumpukrenteng, Dampit, Gondanglegi
data menunjukkan bahwa data dari ke- dan Wajak selama 13 tahun akan dibagi
empat stasiun konsisten. Seperti pada menjadi dua kelompok data. Kelompok
tabel dan grafik stasiun Dampit. pertama data dari bulan januari tahun
2001-2007 dan kelompok data kedua
dari bulan januari tahun 2008-2013.
Diperoleh nilai Fhitung = 3.666 <
Ftabel = 4.207. sehingga dengan derajat
kepercayan 5% tersebut data dapat dite-
rima atau dinyatakan bersifat homo-gen
dan independent. Sedangkan hasil uji T
diperoleh nilai Thitung = 0.7989. Nilainya
tersebut berada diantara nilai Ttabel= - Gambar 3. Grafik Regresi Linear
2.201/+2.201. Sehingga data dianggap Tabel 3. Data Debit yang Hilang
Tahun Bulan Curah Hujan (mm) Debit (m3/det)
seragam. 2008 Sept 0.00 1.0742
Okt 5.51 4.263
Nov 12.38 8.24
Des 10.07 6.903
E. Uji inlier-outlier 2009 Jan
Feb
11.67
15.95
7.829
10.306
Data yang menyimpang dari dua 2010
2012
Juli
Nov
7.24
7.19
5.265
5.236
batas ambang, yaitu ambang bawah
(XL) dan ambang atas (XH) akan dihi- B. Uji ketiadaaan trend
langkan. Data debit yang telah dilengkapi
Tabel 2.Uji Inlier-Outlier dengan data yang hilang selanjutnya ha-
No. Tahun Curah Hujan (mm) Log X
1
1
2
2010
3
113.0
4
2.053
rus diuji ketiadan trend. Dari hasil uji
2
3
2007
2004
79.5
75.5
1.900
1.878
metode Spearman dengan derajat ke-
4
5
2011
2013
75.3
71.5
1.877
1.854
percayaan 5%, data diterima dengan ni-
6 2005 71.3 1.853 lai t = -0.7570. Hasil metode Mann dan
7 2008 68.0 1.832
8 2009 64.6 1.810 Whitney menyatakan bahwa data bersal
9 2006 64.5 1.810
10 2002 64.4 1.809 dari populasi yang sama dengan nilai
11 2001 62.1 1.793
12 2003 61.3 1.787 Z= 0.740. Sedangkan uji tanda dari Cox
13 2012 55.8 1.747
Stdev = 0.075 dan Stuart menghasilkan kesim-pulan
Mean = 1.832
Kn = 2.175 bahwa data tidak menunjukkan adanya
Nilai Ambang Atas (XH)
Nilai Ambang Bawah (XL)
=
=
99.16
46.61
trend.

Hasil menunjukkan bahwa data C. Uji Stasioner


tahu 2010 melebihi ambang batas atas, Data debit dari Stasiun AWLR
113.0 mm > 99.16 mm sehingga nilai Tawangrejeni selama 13 tahun akan di-
ambang maksimum dianggap kurang bagi menjadi dua kelompok data. Ke-
memenuhi untuk tahun 2010 sehingga lompok pertama data dari bulan januari
data tersebut tidak digunakan dalam tahun 2001-2007 dan kelompok data
analisa. kedua dari bulan januari tahun 2008-
2013.
4.2 Pengolahan Data Debit Diperoleh nilai Fhitung = 0.847 <
Terdapat 8 bulan data debit yang Ftabel = 4.207. sehingga dengan derajat
kosong sehingga sebelum diuji data ha- kepercayan 5% tersebut data dapat
rus dilengkapi. diterima atau dinyatakan bersifat homo-
A. Model Regresi Linear gen dan independent. Sedangkan hasil
uji T diperoleh nilai Thitung = 1.431.
Dari data curah hujan dan debit
Nilainya tersebut berada diantara nilai
akan dihitung nilai persamaan linearnya
Ttabel= -2.201/+2.201. Sehingga data
yang selanjutnya akan dipakai untuk
dianggap seragam.
membangkitkan data debit yang hilang.
D. Uji inlier-outlier Tabel 6. Koefisien Aliran
Tabel 4.Uji Inlier-Outlier Tahun
Jan
2001

0.90
2002

0.94
2003

0.90
2004

0.90
2005

0.95
2006

0.86
2007

0.98
2008

0.87
2009

0.47
2010

0.17
2011

0.43
2012

0.55
2013

0.73

No. Tahun Debit (m3/det) Log X Mar


Feb 0.80
0.91
0.76
0.80
0.81
0.92
0.86
0.82
0.74
0.93
0.86
0.91
0.96
0.81
0.89
0.98
0.42
0.42
0.99
0.63
0.43
0.43
0.47
0.78
0.32
0.64

1 2 3 4 Apr
Mei
0.98
0.84
0.93
0.97
0.97
0.97
0.82
0.97
0.74
0.83
0.76
0.99
0.58
0.68
0.51
0.37
0.85
0.95
0.66
0.88
0.43
0.99
0.96
0.96
0.64
0.64
1 2010 137.46 2.138 Bulan
Jun 0.54 0.95 0.97 0.73 0.65 0.63 0.40 0.37 0.40 0.95 0.99 0.96 0.64
Jul 0.38 0.95 0.97 0.98 0.72 0.63 0.40 0.54 0.93 0.51 0.99 0.96 0.64
2 2011 130.13 2.114 Agu 0.38 0.95 0.97 0.98 0.64 0.63 0.45 0.54 0.93 0.54 0.14 0.49 0.54
Sep 0.38 0.95 0.99 0.98 0.92 0.63 0.45 0.54 0.93 0.76 0.81 0.49 0.54
3 2007 118.40 2.073 Okt 0.80 0.95 0.80 0.98 0.81 0.63 0.45 0.54 0.17 0.76 0.81 0.49 0.54

4 2013 117.27 2.069 Nov


Des
0.87
0.82
0.50
0.93
0.87
0.79
0.86
0.97
0.78
0.97
0.63
0.94
0.50
0.50
0.45
0.48
0.17
0.17
0.53
0.53
0.81
0.50
0.49
0.49
0.54
0.54
5 2004 106.77 2.028
6 2005 91.93 1.963
7 2006 83.70 1.923
8 2002 82.74 1.918 4.5 Pengolahan Matlab R2010A
9 2009 82.67 1.917
10 2003 80.80 1.907 Langkah untuk memodelkan debit
11 2001 77.61 1.890
12
13
2012
2008
74.33
70.71
1.871
1.849
pada jaringan saraf tiruan adalah:
Stdev
Mean
=
=
0.098
1.923
1. Menyimpan data input dalam work-
2.175
Kn
Nilai Ambang Atas (XH)
=
= 136.74
space software matlab R2010A.
Nilai Ambang Bawah (XL) = 51.24
Beberapa tipe file yang mampu
Hasil menunjukkan bahwa data disimpan oleh matlab R2010A ya-
tahu 2010 melebihi ambang batas atas, itu .exe, .dat, .mat, .txt, .tab, dan
137.46 m3/det > 136.74 m3/det sehingga
nilai ambang maksimum dianggap lainnya.
kurang memenuhi untuk tahun 2010 2. Klik new variabel dengan tanda
sehingga data tersebut tidak digunakan pada workspace. Kemudian beri
dalam analisa. nama Input untuk data input be-
rupa data curah hujan, hari hujan,
4.3 Pengolahan Temperatur Udara evapotranspirasi dan koefisien ali-
Data ini akan digunakan untuk ran tahun 2001-2009.
mencari nilai evapotranspirasi di Kabu- 3. Langkah selanjutnya adalah meng-
paten Malang selama 13 tahun (tahun import data ke dalam model jari-
2001-2013). ngan saraf tiruan. Dengan meng-
A. Metode Blaney-Criddle klik start > more > neural netwo-
Dari letak lintang dan data tem- rk > neural network tool (nntool)
peratur udara, kita dapat memperoleh 4. Tahapan selanjutnya adalah mem-
nilai evapotranspirasi. Langkahnya ada- buat arsitektur jaringan dari data
lah dengan mencari nilai kebutuhan ta- yang telah diimport ke dalam mo-
del jaringan saraf tiruan. Lang-
naman, kemudian memperkirakan La-
kahnya adalah membuka kembali
ma penyianaran matahari, kecepatan
tampilan layar network data ma-
angin, kelembapan relatif.
nager > klik new. Penuhi beberapa
Tabel 5. Blaney Criddle
Nilai ET0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des parameter dalam jaringan seperti
mm/hari
2001 10.25 10.21 10.29 10.61 10.71 10.53 10.45 10.38 10.75 10.18 10.38 10.25 train, simulate dan adapt.
2002 10.29 10.29 10.16 10.69 10.67 10.55 10.42 10.30 10.75 10.50 10.61 10.36
2003 10.31 10.34 10.33 10.85 10.65 10.45 10.34 10.36 10.59 10.38 10.36 10.51
2004 10.33 10.01 10.36 10.61 10.69 10.20 10.40 10.26 10.42 10.50 10.33 10.27
2005 10.36 10.36 10.23 10.49 10.67 10.49 10.42 10.36 10.38 10.38 10.42 10.06
2006 10.31 10.27 10.33 10.63 10.63 10.34 10.34 10.42 10.32 10.50 10.48 10.46
2007 10.33 9.82 10.33 10.55 10.79 10.40 10.36 10.24 10.26 10.34 10.19 10.18
2008 10.21 10.23 10.12 10.40 10.49 10.38 10.12 10.36 10.43 10.46 10.16 10.34
2009 10.27 10.27 10.31 10.55 10.59 10.36 10.30 10.32 10.34 10.42 10.50 10.46
2010 10.34 9.93 10.42 10.53 10.77 10.42 10.51 10.51 10.43 10.38 10.18 10.31
2011 10.32 10.28 10.25 10.57 10.60 10.28 10.24 10.23 10.47 10.40 10.34 10.35
2012 10.31 10.25 10.16 10.65 10.61 10.30 10.24 10.20 10.53 10.44 10.42 10.40
2013 10.34 10.23 10.19 10.51 10.51 10.34 10.22 10.16 10.45 10.38 10.48 10.48

Gambar 4. Arsitektur Jaringan


4.4 Pengolahan Koefisien Aliran
Keofisien Aliran dapat diperoleh 5. Maka tahapan selanjutnya adalah
dengan cara mengalikan volume curah melakukan pemrosesan data yang
hujan terdapat total luas DAS dan terdiri atas 3 bagian yaitu proses
volume debitnya. training, validation dan testing.
Sehingga diperoleh grafik regresi
hubungan data input dan traget. B. Nash-Sutcliffe Coefficient (NS)
Dari hasil perhitungan diperoleh
2
R = 0.999 yang artinya data memiliki
hubungan korelasi yang baik.

C. Model Regresi Polinomial

Gambar 5. Hasil Regresi


Tabel 7. Hasil proses matlab R2010A Gambar 6. Regresi Polinomial
Training Testing Validation All Nilai koefisien korelasinya R =
0.99657 0.83444 0.61987 0.90391
0.9994 yang artinya data memiliki
hubungan positif langsung yang baik.
6. langkah selanjutnya adalah men-
simulasi sampel data yang akan V. KESIMPULAN
dijadikan data peramalan yaitu ta- Berdasarkan hasil analisa hujan-
hun 2011-2013. limpasan menggunakan jaringan saraf
Tabel 8. Debit Sampel Model tiruan dapat disimpulkan sebagai beri-
Tahun Bulan
Pemodelan Debit
(m3/det)
Debit Stasiun AWLR
(m3/det)
KAR
(%)
kut:
2011 Jan
Feb
4.171
28.309
4.120
28.421
1.230
0.397 1. Hasil pemodelan jaringan saraf
Mar 17.426 17.424 0.013
Apr
Mei
18.414
8.271
18.412
8.124
0.009
1.809
tiruan untuk hujan-limpasan pada
2011
Jun
Jul
7.967
5.275
7.429
5.329
7.248
1.012
Sub DAS Lesti menunjukan bah-
Agu 0.145 0.124 16.889
Sep 5.342 5.421
7.258
1.468 wa Qmax sampel model = 32.17
m3/det dengan Qmax AWLR =
Okt 7.422 2.272
Nov 21.874 21.944 0.319
Des 6.085 6.121 0.589
2012 Jan
Feb
7.649
3.419
7.655
3.413
0.089
0.173 32.32 m3/det, dan Qmin sampel
model = 0.14 m3/det dengan Qmin
Mar 9.332 9.641 3.201
Apr 14.169 14.121 0.341
Mei 6.447 6.152 4.790
Jun
Jul
1.991
1.198
1.893
1.675
5.176
28.451
AWLR = 0.12 m3/det. Memiliki
Agu 0.468 0.412 13.380
Sep 0.415 0.412 0.717 nilai kesalahan relatif rerata 3.138
Okt 5.396 5.424 0.514
Nov
Des
5.263
18.298
5.236
18.293
0.511
0.027
%. Menurut metode kesalahan ab-
2013 Jan
Feb
9.246
5.129
9.412
5.122
1.773
0.138 solut rerata (KAR), korelasi antar
Mar 8.978 8.421 6.617
Apr
Mei
15.493
10.394
15.532
10.421
0.253
0.265
kedua data memiliki kesalahan <
Jun
Jul
10.567
5.795
10.645
5.583
0.733
3.794
10%, yang artinya memiliki kean-
4.214
Agu
Sep
4.213
7.337 7.533
0.022
2.591 dalan > 90% untuk peramalan.
Okt 2.397 2.529 5.233
Nov
Des
5.565
32.175
5.540
32.320
0.463
0.449
2. Menurut metode mean square er-
Rerata 3.138
ror (MSE) yang diadopsi oleh ma-
tlab R2010A, nilai korelasi antara
4.6 Keandalan Pemodelan
data input dengan nilai target telah
A. Kesalahan Absolut Rerata mencapai MSE = 0.0393. Artinya
Setelah membandingkan hasil de- data berkorelasi dengan baik.
bit sampel model dengan debit Stasiun 3. Setelah memperoleh nilai debit
AWLR Tawangrejeni hasil yang dipe- model, maka tahapan selanjutnya
roleh adalah KAR = 3.138%. Dengan adalah membandingkan debit mo-
kesalahan <10% data dianggap layak del dengan data debit Stasiun AW-
dijadikan acuan untuk pemalan debit.
LR Tawangrejeni. Metode nash-
sutcliffe coefficient (NSE) memi-
liki R2> 0.999, telah memiliki hu-
bungan yang baik. Menurut meto-
de koefisien korelasi metode reg-
resi polinomial, data debit model
dengan data debit stasiun AWLR
Tawangrejeni telah memiliki ko-
relasi positif sempurna dengan ni-
lai R2 > 0.999.
Saran penyempurnaan untuk studi
ini adalah sebaiknya untuk melengkapi
studi ini diperlukan penelitian lanjutan.
Dengan membandingkan beberapa arsi-
tektur jaringan yang berbeda, jumlah
hidden layer 2 atau multi layer.

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan


Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Kusumadewi, Sri. 2004. Artificial


Intelegence (Teknik dan Aplikasinya).
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Soewarno. 1995. Hidrologi Jilid 2.


Bandung: Nova.

Suripin. 2004. Pelestarian Sumberdaya


Tanah dan Air. Yogyakarta: ANDI.

Sutodjo, T. Edy Mulyanto dan V.


Suhartono. 2011. Kecerdasan Buatan.
Yogyakarta:
Penerbit ANDI.

Triatmodjo, Bambang. Hidrologi


Terapan. 2010. Jakarta: Gramedia.

También podría gustarte