Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
HOME OUR SERVICES #ASKJANSEN HEALTHY TIPS VIDEO ABOUT HUBUNGI DISCLAIMER
Untuk mencetak anak Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak dini, bahkan saat
masih di dalam kandungan atau yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). 1000 HPK dimulai sejak dari fase kehamilan (270 hari) hingga anak
berusia 2 tahun (730 hari).
Seribu hari pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat yang terpenting dalam hidupseseorang. Sejak saat perkembangan janin
di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi
memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak di kemudian hari.
Fase Kehamilan
Pada fase kehamilan, perkembangan janin terjadi di setiap trimester kehamilannya, diantaranya:
Trimester 1 (minggu 1-12), Pembentukan organ-organ penting (mata, jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, paru-paru, tulang, tangan atau lengan, kaki, dan
organ tubuh lainnya)
Trimester 3 (minggu 28-40),Berat janin mulai bertambah dengan pesat, organ mulai matang
Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena sebagian organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak. Perkembangan
fungsi melihat, mendengar, berbahasa, dan fungsi kognitif juga mencapai puncaknya pada usia 0-2 tahun.
Tantangan gizi yang dialami selama fase kehamilan adalah status gizi seorang wanita sebelum hamil sangat menentukan awal perkembangan plasenta dan embrio.
Berat badan ibu pada saat pembuahan, baik menjadi kurus atau kegemukan dapat mengakibatkan kehamilan beresiko dan berdampak pada kesehatan anak
dikemudian hari. Kebutuhan gizi akan meningkat pada fase kehamilan, khususnya energi, protein, serta beberapa vitamin dan mineral sehingga ibu harus
memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsinya.
Janin memiliki sifat plastisitas (fleksibilitas) pada periode perkembangan. Janin akan menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi pada ibunya, termasuk apa yang
diasup oleh ibunya selama mengandung. Jika nutrisinya kurang, bayi akan mengurangi sel-sel perkembangan tubuhnya. Oleh karena itu, pemenuhan gizi pada anak
di 1000 Hari Pertama Kehidupan menjadi sangat penting, sebab jika tidak dipenuhi asupan nutrisinya, maka dampaknya pada perkembangan anak akan bersifat
permanen.
Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka panjang. Mereka yang mengalami kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, mempunyai
tiga resiko, diantaranya:
http://lagizi.com/1000haripertamakehidupanuntukgenerasiyanglebihbaik/ 1/4
7/25/2017 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Generasi yang Lebih Baik | Health & Nutrition Services
Resiko terjadinya penyakit tidak menular/ kronis, tergantung organ yang terkena. Bila ginjal, maka akan menderita gangguan ginjal, bila pankreas maka akan
beresiko penyakit diabetes tipe 2, bila jantung akan beresiko menderita penyakit jantung.
Bila otak yang terkena maka akan mengalami hambatan pertumbuhan kognitif, sehingga kurang cerdas dan kompetitif;
Gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting .
Keadaan ini ternyata tidak hanya bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak) tetapi bersifat trans-generasi (dari nenek ke cucunya). Sehingga diperkirakan dampaknya
mempunyai kurun waktu 100 tahun, artinya resiko tersebut berasal dari masalah yang terjadi sekitar 100 tahun yang lalu, dan dampaknya akan berkelanjutan pada
100 tahun berikutnya.
Masalah pada periode 730 hari selama pasca kelahiran bayi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sikap gizi orangtuanya yang menyebabkan tidak
berkualitasnya asupan gizi dan pola asuh yang akan berdampak pada status gizi anak. Hal tersebut dapat dicegah jika ibu memiliki status gizi, kondisi fisik dan
kesehatan yang baik. Pengetahuan gizi ibu akan mempengaruhi keseimbangan konsumsi zat gizi yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK, selain memberi kesempatan bagi anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih produktif, juga berisiko
lebih rendah dari menderita penyakit degeneratif. Analisis dari penelitian kohor di 5 negara memberikan bukti kuat bahwa gizi yang cukup di dalam kandungan dan
di usia 2 tahun pertama kehidupan sangat kritis untuk pembangunan sumber daya manusia.
Pertumbuhan anak pada periode emas berlangsung secara cepat, yaitu selama tahun pertama dan kedua usia anak. Namun, dalam kasus-kasus kekurangan gizi,
justru fakta menunjukkan bahwa penurunan status gizi terjadi pada periode ini. Oleh karena itu asupan makanan selama kehamilan sangatlah perlu untuk
diperhatikan.
Dengan meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil dan anak sejak dalam kandungan akan didapatkan generasi penerus yang lebih produktif sehingga dapat
memajukan kualitas generasi muda. Sembilan pesan inti 1000 HPK yaitu:
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk memantau status gizi ibu hamil. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 pemeriksaan
kehamilan dianjurkan dilakukan minimal empat kali selama kehamilan. Pemeriksaan yang dianjurkan minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan minimal adalah pengukuran berat badan dan tinggi
badan, pengukuran tekanan darah, skrining status imunisasi tetanus dan pemberian tetanus toksoid, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi/tablet
tambah darah (90 tablet selama kehamilan), temu wicara (komunikasi interpersonal dan konseling) serta tes laboratorium sederhana (hb, protein urin), dan atau
berdasarkan indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria dan tubercolosis (TBC)).
Zat besi merupakan mineral mikro vital yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Zat besi berperan dalam perkembangan syaraf selama janin
dan sebelum masa kanak-kanak. Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat menjadi 27 mg/hari khususnya pada kehamilan trimester kedua dan ketiga.
Pemenuhan zat besi selama kehamilan dapat diperoleh dari cadangan besi, akan tetapi jika cadangan ini sedikit dan kandungan serta penyerapan zat besi dari diet
sedikit maka diperlukan suplementasi zat besi. Dampak yang ditimbulkan akibat anemia saat kehamilan adalah perdarahan pasca melahirkan dan berat bayi lahir
http://lagizi.com/1000haripertamakehidupanuntukgenerasiyanglebihbaik/ 2/4
7/25/2017 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Generasi yang Lebih Baik | Health & Nutrition Services
rendah. Anemia yang terjadi pada ibu hamil akan berpengaruh pada fungsi imunitas tubuh. Infeksi pada ibu hamil akan meningkatkan risiko terjadinya kelahiran bayi
prematur.
Zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil meliputi karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein. Karbohidrat dan lemak bertindak sebagai sumber tenaga, yang dapat
diperoleh dari serealia, umbi-umbian. Vitamin B kompleks berguna untuk melindungi sistem saraf, otot serta jantung. Sumber vitamin B kompleks ada pada serealia,
biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, telur serta produk susu. Protein sebagai sumber zat pembangun terdapat pada daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.
Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang serta gigi janin dan membuat perlindungan ibu hamil dari osteoporosis. Jika keperluan kalsium ibu hamil tidak
tercukupi maka kekurangan kalsium dapat diambil dari tulang ibu. Asam folat berperan untuk perubahan sistem saraf dan sel darah, yang banyak ada pada sayuran
berwarna hijau gelap.
Harus dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi yang baru dilahirkan. Inisiasi menyusui dini merupakan kemampuan bayi menyusu sendiri segera setelah
lahir. Pada prinsipnya inisiasi menyusui dini merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, yaitu dengan cara menengkurapkan bayi di dada atau perut
ibu setelah seluruh badan dikeringkan (bukan dimandikan). Inisiasi menyusui dini ini dapat dilakukan sekitar satu jam sampai bayi selesai menyusu. Inisiasi menyusui
dini mempunyai beberapa manfaat di antaranya adalah mendekatkan kasih sayang antara ibu dan bayi. Menurut Unicef, inisiasi menyusui dini dapat menurunkan
risiko perdarahan pada ibu setelah melahirkan. Selain itu bagi ibu, inisiasi menyusui dini juga dapat menstimulasi hormon oksitosin yang dapat membuat rahim
berkontraksi dalam proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula.
Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada saat menyusui merupakan makanan paling kompleks yang mengandung zat gizi lengkap dan bahan bioaktif yang diperlukan
untuk tumbuh kembang dan pemeliharaan kesehatan bayi. Bagi bayi yang berumur di bawah 6 bulan ASI merupakan makanan yang paling dianjurkan. Hal ini
disebabkan sistem pencernaan bayi yang masih belum bisa menerima makanan lain. ASI mempunyai beberapa manfaat, yaitu dapat meningkatkan kondisi neurologi
bayi. Hal ini disebabkan oleh kandungan yang terdapat di dalam ASI seperti LCPUFA dapat mempercepat perkembangan otak bayi. Anak yang diberikan ASI
mempunyai perkembangan kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang diberikan susu formula. Hal ini disebabkan karena ASI dapat meningkatkan fungsi
otak dibandingkan dengan susu formula.
ASI mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan susu formula diantaranya, yaitu ASI mengandung kolostrum untuk meningkatkan imunitas tubuh bayi,
ASI mudah dicerna dan mengandung zat gizi yang berkualitas, ASI mengandung zat anti infeksi, bersih, dan bebas kontaminasi, mendekatkan hubungan kasih sayang
ibu dan bayi, meningkatkan kecerdasan anak, praktis, dan murah (Depkes 2001).
Imunisasi
Bayi juga harus diberikan imunisasi. Imunisasi yang harus didapat oleh bayi, yaitu imunisasi hepatitis B pada umur 07 hari, imunisasi BCG dan polio 1 pada usia 1
bulan, imunisasi DPT/HB 1 dan polio 2 pada usia 2 bulan, DPT/HB 2 dan polio 3 pada usia 3 bulan, DPT/HB 3 dan polio 4 pada usia 4 bulan, dan imunisasi campak
pada usia 9 bulan. Imunisasi yang diberikan bermanfaat untuk mencegah beberapa penyakit yang dapat terjangkit pada anak-anak. Imunisasi BCG berfungsi untuk
mencegah terjadinya penyakit paru-paru/TBC pada anak. Imunisasi DPT berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertussis, dan tetanus. Imunisasi campak
bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit campak. Imunisasi hepatitis B berfungsi mencegah penyakit hepatitis B dan imunisasi polio berfungsi untuk
http://lagizi.com/1000haripertamakehidupanuntukgenerasiyanglebihbaik/ 3/4
7/25/2017 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Generasi yang Lebih Baik | Health & Nutrition Services
mencegah penyakit polio (Kemenkes 2011).
Zat gizi yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan protein dan zat gizi mikro
seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai anak usia dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan dengan laju
metabolisme tinggi. Kandungan lemak pada makanan pendamping ASI anak diperlukan sebagai sumber asam lemak esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin larut
lemak. Kebutuhan lemak bagi anak dalam makanan pendamping ASI berkisar antara 30%-45% kebutuhan energi.
Bayi dan anak mempunyai kebutuhan vitamin A yang tinggi untuk membantu masa pertumbuhan dan mencegah infeksi. Kekurangan vitamin A yang parah pada
anak dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan meningkatnya risiko kesakitan dan mortalitas anak karena mudah terserang infeksi. Untuk mencegah hal
tersebut maka dilakukan pemberian suplementasi vitamin A dosis tinggi kepada bayi usia 6 bulan sampai anak usia 5 tahun. Pemberian vitamin A dosis tinggi ini
didasarkan pada vitamin A diabsorpsi tubuh dalam jumlah besar kemudian disimpan di dalam hati dan dimobilisasi di dalam tubuh pada periode yang cukup lama.
Pemberian suplementasi vitamin A diberikan setiap bulan Februari atau Agustus. Bayi berusia 611 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna biru sedangkan anak
usia 1259 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna merah. Bayi 611 bulan diberikan vitamin A dengan dosis 100.000 IU sedangkan untuk anak usia 1259
bulan diberikan vitamin A dengan dosis 200.000 IU (Kemenkes 2011).
Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam program 1000 HPK. Sanitasi merupakan penyebab tidak langsung yang berpengaruh pada
status gizi balita. Sanitasi lingkungan yang tidak baik akan mengakibatkan kejadian diare yang nantinya akan menyebabkan infeksi sehingga berpengaruh terhadap
kurang gizi.
Referensi :
Achadi EL. 2014. Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Dampak Jangka Panjang terhadap Kesehatan dan Fungsinya. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Indonesia.
http://kgm.bappenas.go.id/document/datadokumen/41_DataDokumen.pdf
http://lagizi.com/1000haripertamakehidupanuntukgenerasiyanglebihbaik/ 4/4