Está en la página 1de 5

Nama mahasiswa : Dewi Arisanti

Tanggal : 08 Juli 2017


Nim : G3A016049
Tempat : IGD RSUD. Kraton Pekalongan

1. IDENTITAS KLIEN
Tn. K, 58 Tahun

2. DIAGNOSA MEDIS
CHF

3. DATA FOKUS
Tn. K umur 58 Tahun, dibawa ke IGD RSUD. Kraton Pekalongan dengan
diagnosa sementara CHF. Pasien mengeluh lemas separuh badan. Saat bekerja
sebagai buruh tiba-tiba lemas. Klien terjatuh, lemas, nyeri dada. Kesadaran
composmentis, GCS 15 E 4 M 6 V 5. Keadaan umum lemah, klien tampak
kesakitan, klien menegluh nyeri ulu hati dan pusing. Pemeriksaan : TD : 130/110
mmHg, HR : 110 x/m, RR : 25 x/m.

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan cairan paru akibat
oedem

5. DASAR PEMIKIRAN
Gagal jantung akan mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang
efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup,
dan meningkatkan volume residu ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume
akhir diastolik ventrikel), maka terjadi pula peningkatan tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan tergantung dari kelenturan
peningkatan
ventrikel. Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi pula tekanan
atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama
diastol. Peningkatan LAP diteruskan ke belakang kedalam anyaman vaskuler
paru-paru dan meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru. Jika tekanan
hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik vaskuler,
maka akan terjadi terjadi transudasi cairan kedalam intersisial. Jika kecepatan
transudasi cairan melebihi kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema
intersisial.

6. TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN


Pemberian O2 10 L/menit melalui NRM (non rebreathing mask), (Normal
pemberiannya: 10-12 L/menit)

7. ANALISA SINTESA
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen yang
adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2. Dengan
mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat diharapkan masalah gangguan
pemenuhan oksigen di miokard dapat teratasi. Faktor yang menentukan
oksigenasi jaringan termasuk konsentrasi oksigen alveolar, difusi gas (oksigen)
pada membran alveokapilar, jumlah dan kapasitas yang dibawa oleh hemoglobin,
dan curah jantung.
Pada klien dengan CHF terjadi penurunan COP karena kontraktilitas otot
miokard mengalami penurunan, kondisi ini mengakibatkan suplai darah ke
jaringan tubuh mengalami penurunan. Pemberian O2 pada klien dengan CHF
bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi yang adekuat pada miokardium dan
jaringan tubuh sehingga suplai O2 untuk metabolisme di jaringan tubuh bisa
terpenuhi. Pemberian O2 yang adekuat maka dapat mengurangi kelelahan dan
sesak nafas pada klien.
Pemberian oksigen lewat non rebreathing mask dimaksudkan untuk
mencukupi kebutuhan oksigen miokard dan seluruh tubuh mencapai 80-90%. O2
non rebrething mask 10 L/menit ini cocok untuk pasien CHF dengan disertai
komplikasi edema paru karena pola napas klien tidak efektif dan difusi O 2 di
alveoli paru-paru mengalami gangguan (penimbunan cairan di lapisan pleura).

8. PRINSIP-PRINSIP TINDAKAN
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 melalui non rebreathing mask 10 L/menit:
e. Cuci tangan
f. Jelaskan tindakan
g. Pasangkan alat non rebreathing mask ke saluran humidifier
h. Atur tekanan O2 yang akan diberikan yaitu 10 L/menit
i. Pasangkan alat non rebreathing mask hingga tepat di hidung dan mulut klien
j. Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan klien.

9. BAHAYA YANG MUNGKIN MUNCUL


Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah
timbulnya kondisi Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang terlalu
tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori diantaranya
adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar penularan
penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga memperbesar penularan
penyakit melalui secret dari satu pasien ke pasien lain. Penggunaan cairan
humidifier yang tidak steril meningkatkan kemungkinan kuman-kuman yang
terkandung dalam air akan terhirup oleh klien.

10. HASIL YANG DI DAPAT DAN MAKNANYA


S :-
O :Terdengar bunyi ronkhi basah di kedua lapang paru kanan dan kiri
Hasil pengukuran tanda-tanda vital:
TD = 90/50 mmHg
HR= 100 kali/menit
RR= 32 kali/menit
Suhu= 36.5C
Saturasi oksigen= 95%

11. EVALUASI DIRI


Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah
pemasangan oksigen kaji respon klien dan dilakukan pengambilan BGA.

12. Kepustakaan
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, 2008,
EGC, Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2012, EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 2009, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta
ANALISA SINTESA

PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN NON REBREATHING MASK

DISUSUN OLEH:

DEWI ARISANTI

G3A016067

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2017

También podría gustarte