Está en la página 1de 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn A DENGAN GANGGUAN

SISTEM PERKEMIHAN DENGAN DIAGNOSA TUMOR


GINJAL DI RUANG PERAWATAN MELATI
ATAS RSUD POLEWALI MANDAR

OLEH :
ARNIDA
NUR ALYA ALAM
ERVIANI

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN YPPP
WONOMULYO
2017
KONSEP MEDIS

A. Pengertian
Neoplasma secara harafiah berarti pertumbuhan baru, yang terdiri dari kata
tumor/onkos dan logos/ilmu, yang diartikan sebagai massa abnormal dari sel-sel yang
mengalami proliferasi. Sel-sel neoplasma berasal dari sel-sel yang sebelumnya adalah sel-sel
normal, selama mengalami perubahan neoplastik mereka memperoleh derajat otonomi tertentu
(otonom: tumbuh dengan kecepatan yang tidak terkoordinasi dengan kebutuhan hospes dan
fungsi yang sangat tidak tergantung pada pengawasan homeostasis sebagian besar sel tubuh
lain).
Tumor seringkali digunakan sinonim dengan neoplasma. Tumor diartikan sebagai
pembengkakan sederhana atau gumpalan. Istilah Tumor sejati seringkali dipakai untuk
membedakan neoplasma dengan gumpalan lainnya.
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transmformasi dan tumbuh secara autosom
lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam
bentuk dan strukturnya (Sjamsuhidajat R, 2004). Tumor adalah proliferasi sel yang abnormal
tanpa terkendali dan bisa merupakan kelainan yang benigna atau maligna. (Brooker C., 2001)
Tumor ginjal terbagi menjadi 2, yaitu tumor ginjal padat jinak dan tumor ginjal ganas.
Tumor ginjal padat jinak ialah adenoma, onkositoma, leiomioma, lipoma, hemangioma,
hamartoma. Sedangkan Tumor ginjal ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal
dari urotelium yaitu karsinoma , sel transional atau yang berasal dari sel epitel
ginjal (Sjamsuhidajat R, 2004).

B. Etiologi
Kategori agen atau faktor-faktor tertentu telah memberikan implikasi dalam proses
karsinogenik, yaitu:
1. Virus, Misalnya: Herpes simplex virus (HPV) tipe 16,18 menyebabkan Ca servix uteri
2. Agen fisik, Misalnya : Pajanan sinar matahari, Radiasi, Iritasi kronis/inflamasi dan
Penggunaan tembakau Contoh : Ca epidermis, insidensinya meningkat pada individu yang
mempunyai resiko terkena pajanan sinar Ultraviolet yang berlebihan (misalnya: gaya
berpakaian, penggunaan tabir surya, pekerjaan, kebiasaan rekreasi, variabel lingkungan seperti
kelembaban dan ketinggian), Leukimia, mieloma multipel, Ca paru, Ca mammae,
osteosarkoma dan Ca tiroid dapat dipicu oleh adanya terapi radiasi dalam pengobatan penyakit
atau adanya pajanan terhadap bahan radioaktif pada tempat-tempat senjata nuklir, Ca Labia
dapat terjadi oleh karena mutasi sel sekunder terhadap iritasi atau inflamasi kronik
3. Agen kimia, Misalnya : Tembakau merupakan karsinogen kimia paten yang menyebabkan
sedikitnya 35% kematian akibat kanker pada paru-paru, kepala, leher, esofagus, pankreas,
serviks dan kandung kemih. Tembakau bekerja sinergis dengan substansi lain seperti alkohol,
asbestos, uranium dan virus. Kondisi ini seringkali menyebabkan insidensi Ca cavum oris
meningkat. Agen kimia lain seperti zat warna amino aromatik dan anillin, arsenik, jelaga, tar,
asbestos, benzen, pinang dan kapur sirih, kadmium, senyawa kromium, nikel, seng, debu kayu,
senyawa berilium dan polivinil klorida. Agen-agen kimia ini dalam dosis yang berlebihan
membahayakan tubuh karena akan merusak struktur DNA terutama pada bagian-bagian tubuh
yang jauh dari pajanan zat kimia seperti hepar, paru, dan ginjal karena organ-organ ini berperan
untuk melakukan detoksifikasi zat-zat kimiawi.
4. Faktor genetik dan keturunan: Kerusakan DNA pada sel yang pola kromosomnya abnormal
dapat membentuk sel-sel mutan. Pola kromosom yang abnormal dan kanker berhubungan
dengan kromosom ekstra, jumlah kromosom yang terlalu sedikit dan adanya translokasi
kromosom. Contoh: limfoma burkitt, leukimia mielogenus, meningioma, retinoblastoma,
tumor wilm.
5. Faktor makanan: 40-60% kejadian kanker berhubungan dengan lingkungan. Substansi
makanan dapat proaktif atau protektif, dan karsinogenik atau ko-karsinogenik. Resiko kanker
meningkat jika terdapat ingesti karsinogenik atau kokarsinogenik dalam jangka waktu yang
lama dan terus-menerus, juga dapat terjadi jika makanan yang dikonsumsi tidak mengandung
substansi proaktif, misalnya lemak, alkohol, asinan terutama daging, nitrat/nitrit dan makanan
yang berkalori tinggi. Contoh makanan yang mengurangi resiko kanker adalah sayuran
kruriferus (kol, brokoli, kembang kol dan toge), makanan tinggi serat, karotenoid (wortel,
tomat, bayam, aprikot, sayur hijau), vitamin E, vitamin C, dan selenium.
6. Agen humoral, Misalnya: Endogenus atau pembentukan hormon tubuh sendiri dan Eksogenus
atau adanya pemberian hormon tambahn masuk kedalam tubuh. Gangguan keseimbangan ini
mempercepat pertumbuhan tumor, misalnya: Ca mammae, Ca prostat dan Ca uteri berkaitan
dengan kadar hormon endogen untuk pertumbuhannya. Ca hepatoseluler, Ca vaginal dan Ca
mammae berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal dan terapi penggantian estrogen
jangka panjang
Sedangkan menurut Muttaqin dan Sari (2011) penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi
ada beberapa faktor lingkungan dan genetik yg menjadi predisposisi terbentuknya karsinoma
sel ginjal, meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Merokok
2. Obesitas, menjadi faktor resiko, terutama pada wanita, berat badan yang meningkat memiliki
hubungan liner dengan meningkat kan risiko
3. Hipertensi, dikaitkan dengan peningkatan insiden carcinoma sel ginjal
4. Penyakit kritis ginjal pada pasien yang menjalani dialisis ginjal jangka panjang. Hal
ini predisposisi untuk kanker sel ginjal
5. Transplantasi ginjal, predisposisi pada penerima transplantasi ginjal
6. Penyakit sindrom von Hippel-Lindau (VHL) merupakan penyakit bawaan terkait dengan
karsinoma ginjal

C. Patofisiologi
Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks maupun daerah
medulla. Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedaerah sekitar ginjal. Tumor ini
mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan parenkim yang tertekan serta jaringan
fibrous dan sel-sel inflamasi. Infiltrasi tumor ke daerah luar menyebabkan tonjolan yang dapat
digunakan sebagai tanda diagnostik pada pemeriksaan USG atau CT scan. Ukuran sangat
bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9 cm. Secara makroskopik akan
terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh karena mengandung banyak lemak.
Permukaan tumor yang lebih kecil tampak homogen sedang yang besar biasanya disertai kista
sekunder di dalamnya dengan daerah perdarahan dan daerah nekrosis serta kadang ditemukan
kalsifikasi didaerah perifer. (Afif, 2011)
Salah satu penyebab utama tumor ginjal adalah merokok, karena didalam rokok
terdapat zat karsinogen. Karsinogen itu akan menyebabkan kerusakan pada DNA atau mutasi
DNA yang ada pada inti sel. Unit fungsional DNA disebut gen yang terkenal sebagai pembawa
sifat keturunan. Sebenarnya fungsi DNA ini adalah pengatur semua kehidupan sel. DNA yang
menentukan struktur dan fungsi sel juga pembelahannya. Kerusakan-kerusakan pada DNA
akan diperbaiki oleh yang namanya DNA repair mechanism, bila repair ini gagal maka sel
akan mengalami Apoptosis.Apoptosis ini adalah kematian sel dengan cara bunuh diri akibat
terpapar asap rokok. (Erna. 2008)
Mutasi ini dapat mengaktivasi gen-gen yang diberi nama oncogenes(dinamakan
demikian karena aktivasi berlebihan dari gen ini menyebabkan sel akan terus membelah dan
menjadi kanker) seperti gen RAS atau menginkativasi tumoursuppressor genes (gen yang
menekan timbulnya tumor jadi kerjanya berlawanan dengan oncogene). Banyak bukti telah
didapatkan bahwa carcinogen dapat secara langsung bereaksi dan menyebabkan perubahan
pada RAS. (Erna. 2008)
Karena oncogen seperti RAS teraktivasi akhirnya sel-sel jadi membelah tak terkendali
dan membentuk sel-sel dengan struktur yang lebih primitif, semaunya sendiri (otonom), tidak
mematuhi aturan-aturan yang berlaku secara alami, bahkan dengan gampang terlepas. Sel-sel
yang terlepas paling sering masuk aliran limfe dalam pembuluh limfe, juga darah dan kemudian
bila dia berhenti pada suatu tempat dia akan berkembang biak disitu menimbulkan yang disebut
dengan anak sebar (metastases). (Erna. 2008)

D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejalanya menurut Nursalam, 2008 yaitu:
1. Tumor tanpa disertai gejala dan ditemukan pada pemeriksaan fisik secara teratur. Saat
melakukan palpasi ditemukan massa di daerah abdomen.
2. Lemah, anemia, BB menurun, dan demam akibat efek sistemik kanker ginjal.
3. Classical triad (gejala lambat).
4. Hematuria : intermitten atau terus menerus pada pemeriksaan mikroskopis dan kasat mata.
5. Nyeri pinggul : distensi kapsul ginjal dan invasi sekitar struktur ginjal.

E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nursalam , 2008:
1. USG membantu membedakan kista dari tumor ginjal dan digunakan sebagai komplemen untuk
IVP
2. MRI bermanfaat untuk mendeteksi kategori dan tahap massa ginjal ( bentuk, berat
dan kondisi)
Menurut Sjamsuhidajat (2004)
1. Pemeriksaan urin biasanya menunjukan proteinuria, hematuria, leukosituria,dan
kadang bakteriuria
2. Pemeriksaan darah menunjukan uremi, anemia, karna hematuria kronik
3. Foto polos perut dan pielografi biasanya ditemukan pembesaran bayangan ginjal dan
pendesakan sistem pelviokalis sehingga bentukkaliks menjadi mendatar
dan influndibulum seperti memanjang.

F. Komplikasi
Metastase yang luas ke berbagai organ (Nursalam, 2008)

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan komplikasi
dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan, radioterapi
dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang memuaskan.Jika
secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal disebelah kontra lateral normal,
dilakukan nefrektomi radikal.
Pembedahan, nefroktomi radikal di lakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan
belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneall total tidak perlu
dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada
pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut harus diangkat.
Radioterapi, tumor Wilms di kenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat
mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru.Karena itu
radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi
prognosis buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga di berikan
radioterapi.Radioterapi dapat juga di gunakan untuk metastase ke paru, otak, hepar serta tulang.
Kemoterapi, tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi.
Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat
sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel
yang normal.Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian
sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4 8
minggu. Jadi, tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko rupture intraoperatif
dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih mudah di reseksi total. Ada lima macam obat
sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms, yaitu : Aktinomisin D,
Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan Siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut adalah
menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi akibat tidak
terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak
terjadi. (Gitayulia, 2011)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn A DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN DENGAN DIAGNOSA TUMOR GINJAL DI RUANG
PERAWATAN MELATI ATAS RSUD POLEWALI MANDAR

Tanggal MRS : 11 Maret 2017


Tanggal pengkajian : 16 Maret 2017
No Register : 116950
Ruangan : Melati Atas
Diagnosa : Tumor Ginjal

1. PENGKAJIAN
A. Biodata
1) Identitas klien
Nama : Tn A
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Anreapi
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : PNS
Pendapatan : -

2) Identitas penanggung jawab


Nama : Ny C
Umur : 28 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Anreapi
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis
Pendidikan : Diploma
Pekerjaan : IRT
Pendapatan :-
Hub dengan klien : Istri klien

B. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan Utama : Nyeri Pinggang
b) Riwayat keluhan utama
P : Penumpukan massa
Q : Nyeri seperti ditusuk
R : Daerah pinggang dan perut
S : Skala nyeri 6
T : Dimulai sejak 3 minggu sebelum MRS
c) Kondisi yang memperberat : Aktivitas fisik
d) Kondisi yang meringanka : Tirah baring
e) Keluhan lain yang menyertai
Klien mengatakan merasakan nyeri pada daerah perut
Klien mengatakan nafsu makan menurun
Klien mengatakan sulit melakukan pergerakan karena nyeri
Klien mengatakan sering BAK disertai nyeri

2) Riwayat kesehatan masa lalu : Pasien sebelumnya tidak pernah mempunyai


riwayat penyakit apapun dan pasien juga belum pernah dirawat di Rumah Sakit.
3) Riwayat Keperawatan Keluarga : Pasien mengatakan bahwa keluarganya
tidak ada yang mempunyai penyakit seperti pasien

C. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tingkat Kesadaran : Composmentis
3) Vital Sign :
TD : 110/70 mmHg
RR : 20x /menit
N : 88x /menit
S : 369 C
4) Kepala
a) Inspeksi
Bentuk mesochepal
Rambut kurang bersih, hitam tidak mudah rontok, tidakmudah dicabut
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
5) Mata
a) Inspeksi
Simetris
konjungtiva tidak anemis
sklera tidak ikterik
tidak mengalami gangguan penglihatan
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

6) Hidung
a) Inspeksi
Simetris
tidak ada polip
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

7) Telinga
a) Inspeksi
Simetris
Tidak ada serumen
Tidak ada gangguan pendengaran
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

8) Muka
a) Inspeksi
Ekspresi wajah tampak meringis kesakitan
ekspresi wajah tampak tegang
bentuk wajah oval
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

9) Leher
a) Inspeksi
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
tidak ada peningkatan JVP
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

10) Thorax
a) Inspeksi
Ictus simetris ka/ki
b) Auskultasi
Tidak ada wheezing
Tidak ada ronchi
c) Palpasi
Ictus cordis teraba pada iga 4 dan 5
d) Perkusi
Vocal fremitus ka/ki sama
Sonor ka/ki
11) Abdomen
a) Inspeksi
Simetris kanan kiri
b) Auskultasi
Bunyi peristaltik 14 x/menit
c) Palpasi
Teraba adanya massa pada abdomen kuadran kanan dan kiri bawah
Terdapat nyeri tekan pada area abdomen
12) Ekstremitas
a) Inspeksi
Tidak ada oedema
terpasang infus RL 120 tetes/menit pada tangan kiri
tidak ada lesi
b) palpasi
tidak ada nyeri tekan
13) Kulit
a) Inspeksi
Turgor kulit baik
Warna coklat

D. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium
KIBC : 8.000 H/mm3 (3.500-10.000)
PLT : 228.000 H/mm3 (150.000-390.000)
Hb : 11,3 g/dl
2) Pemeriksaan Radiologi
3) Therapy pengobatan

E. Pola Fungsi Gordon


NO Pola aktivitas Sebelum sakit Saat sakit
1 Pola presepsi a. Makan makanan a. Makan 3x sehari
sensori dan yang sehat b. Klien tetap merokok
pemeliharaan b. Klien adalah
kesehatan perokok aktif
2 Pola nutrisi dana. Selera makan baika. Nafsu makan
cairan tubuh b. Tidak ada menurun
pantangan makananb. Klien diet rendah
c. Mengkonsumsi air lemak
putih dan juga kopic. Mengkonsumsi air
putih
3 Pola eliminasi a. BAB 1x sehari a. BAB 1x sehari
b. BAK 3x sehari b. BAK 6-9x sehari
4 Pola tidur dan a. Lamanya tidur 5-6a. Lamanya tidur 2-3
istrahat jam sehari jam sehari
b. Kualitas tidur baik b. Kualitas tidur kurang
baik
5 Pola aktivitas a. Klien bekerja a. Klien tidak bekerja
dan latihan sebagai PNS b. Melakukan aktivitas
b. Melakukan aktivitas dengan dibantu oleh
secara mandiri keluarga
6 Pola presepsi a. Klien adalah a. Klien adalah pasien
terhadap diri seorang ayah b. Lemah, tidak mampu
b. Ideal diri pekerja bekerja
keras

7 Pola hubungan a. Interaksi baik a. Interaksi baik


peran
8 Pola sensori a. Baik a. reflek daerah
kognitif pinggang menurun
9 Pola stress dan a. tidak ada a. tidak ada kecemasan
koping kecemasan
10 Pola keyakinan a. menjalankan a. tidak dapat
dan ibadah 5 waktu menjalankan ibadah 5
kepercayaan waktu

F. Lingkungan
Klien tinggal bersama dengan seorang istri dan dua orang anak, tempat tinggal
klien merupakan sebuah rumah permanent dengan sumber penerangan dari PLN
dan sumber air dari PDAM.

G. Psikososial
Klien mengatakan merasa menyesal dengan penyakit yang dideritanya dan
bersedia untuk bergaya hidup sehat kedepannya

H. Klasifikasi Data
1) Data Subjektif
Klien mengatakan merasakan nyeri pada daerah perut
Klien mengatakan nafsu makan menurun
Klien mengatakan sulit melakukan pergerakan karena nyeri
Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk
Klien mengatakan sering BAK disertai nyeri

2) Data objektif
Ekspresi klien nampak meringis
Porsi makan tidak di habiskan
Nyeri tekan daerah abdomen (+)
Klien nampak melakukan pergerakan dengan dibantu oleh keluarga
Klien nampak tirah baring
Teraba adanya massa pada daerah abdominal kuadran bawah
Klien nampak lemah

I. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Data subjektif : Tumor wilms Nyeri
Klien mengatakan
merasakan nyeri pada Tumor belum
daerah perut menembus kapsul
Klien mengatakan sulit ginjal
melakukan pergerakan
karena nyeri Berdiferensiasi
Klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk Tumor menembus
Klien mengatakan sering kapsul ginjal
BAK disertai nyeri (perineal, hilus,
Data objektif : vena renal
Ekspresi klien nampak
meringis Nyeri
Teraba adanya massa di
daerah abdominal kuadran
bawah
Nyeri tekan abdomen (+)
Data subjektif : Tumor wilms Perubahan
Klien mengatakan nafsu nutrisi: kurang
makan menurun Tumor belum dari kebutuhan
Data objektif menembus kapsul tubuh.
Porsi makan tidak di ginjal
habiskan
Klien nampak lemah Berdiferensiasi

Tumor menembus
kapsul ginjal
(perineal, hilus,
vena renal

Disfungsi ginjal

Gangguan
keseimbangan asam
dan basa

Asidosis metabolic

Mual dan muntah

Nafsu makan
berkurang
Data subjektif : Tumor wilms Gangguan
Klien mengatakan sulit mobilitas fisik
melakukan pergerakan Tumor belum
karena nyeri menembus kapsul
Data objektif ginjal
Klien nampak melakukan
pergerakan dengan Berdiferensiasi
dibantu oleh keluarga
Klien nampak tirah baring Tumor menembus
Klien nampak lemah kapsul ginjal
(perineal, hilus,
vena renal

DAFTAR ISI
Dorland, 2001, KAMUS KEDOKTERAN, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Purnomo, Basuki. 2003. Dasar-Dasar Urologi Edisi 2. Sagung Seto. Jakarta
Price, Sylvia A. 2003. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi
6. EGC. Jakarta
Panduan Penulisan Dx Kep,NOC,NIC UAP-2011, Page 26
http://en.wikipedia.org/wiki/Wilms'_tumor
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/wilmstumor.html
http://www.meb.uni-bonn.de/cancer.gov/CDR0000062937.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Renal_cell_carcinoma
http://www.emedicinehealth.com/renal_cell_cancer/article_em.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Hamartoma

También podría gustarte