Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
wisata utama pada kawasan tersebut, dimana para pengunjung bisa menikmati pemandangan dan
bermain air. Selain itu, terdapat permukiman nelayan yang berada di sekitar pantai. Aktivitas
nelayan dapat menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung.
Menurut Yoeti (1996), atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata
yang merupakan daya tarik agar orang ingin berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata.
Kawasan telah memiliki atraksi/daya tarik wisata sebagai komponen utama yaitu pantai pasir putih
dan permukiman nelayan. Namun, kondia dengan baik.si daya tarik masih belum terkelola
Tempat Peristirahatan
Terdapat dua unit tempat peristirahatan yang dilengkapi dengan toilet, tetapi kondisinya yang tidak
terawat sehingga kurang memberikan kenyamanan bagi pengguna
Warung
Terdapat empat warung yang merupakan usaha milik masyarakat yang bermukim di sekitar pantai.
Warung ini menyediakan makanan dan minuman serta kebutuhan sehari-hari masyarakat serta
pengunjung.
Peribadatan (Masjid)
Terdapat 1 unit masjid yang digunakan masyarakat pada dusun ini dan juga untuk para pengunjung
Kesehatan (Poskesdes)
Terdapat 1 (satu) unit poskesdes sebagai sarana kesehatan yang melayani masyarakat sekitar pantai,
namun pelayanannya hanya 2 kali seminggu dikarenakan tidak terdapat tenaga kerja
Fasilitas sebagai salah satu komponen wisata untuk penunjang aktivitas wisata terbagi menjadi dua,
yaitu sarana dan prasarana. Pada ODTW Pantai Kuri telah terdapat beberapa sarana penunjang
kegiatan seperti tempat peristirahatan, warung, musholla, kesehatan. Namun kondisinya masih
kurang terawat dan pelayanan yang kurang serta belum terdapat tempat makan, toko cenderamata
(something to buy), fasilitas rekreasi dan sebagainya. Hal ini masih belum memenuhi komponen
wisata dari aspek sarana.
PRASARANA
Persampahan
Tidak terdapat tempat sampah yang di sediakan di sekitaran Pantai Kuri sehingga masyarakat
membuang sampah di lahan kosong yang berada di sekitar lingkungan mereka. Sampah yang terdapat
di Pantai Kuri berasal dari aktivitas masyarakat, pengunjung dan bawaan dari laut.
-Pasal 29 ayat (1) huruf e : setiap orang dilarang membuang sampah tidak pada tempat yang
telah ditentukan dan disediakan.
Berdasarkan kebijakan tersebut, maka prasarana persampahan di sekitar Pantai Kuri belum sesuai
standar karena belum tersedianya prasarana persampahan dan masyarakat yang membuang sampah
tidak pada tempatnya.
Air Bersih
Sumber air bersih di Pantai Kuri berasal dari air hujan dan air yang di beli. Penggunaan air hujan
dilakukan dengan menampung air sedangkan air di beli seharga Rp. 3.000 per 20 liter. Belum
tersedianya jaringan air bersih yang berasal dari PDAM.
MCK
MCK yang terdapat di Pantai Kuri terdiri dari MCK privat dan MCK umum 1 (satu) unit. Beberapa MCK
tidak dilengkapi dengan sanitasi sehingga air limbah langsung terbuang ke tanah. Sedangkan kondisi
MCK umum yang tidak terawat serta telah mengalami kerusakan.
Aksesibilitas
Menurut Trihatmodjo dalam Yoeti (1997: 5) bahwa aksesibiltas adalah kemudahan dalam mencapai
daerah tujuan wisata baik secara jarak geografis atau kecepatan teknis, serta tersedianya sarana
transportasi ke tempat tujuan tersebut.
Berdasarkan teori tersebut, Pantai Kuri memiliki akses (jarak) yang dekat dengan IbuKota Kabupaten
Maros dan Kota Makassar. Namun, moda transportasi yang dapat digunakan hanya kendaraan
pribadi atau mobil sewa karena belum tersedianya angkutan umum yang mengakses wilayah sekitar
Pantai kuri. Oleh karena itu, hal ini tidak sesuai dengan persyaratan komponen sebagai objek wisata.
Jl. Ahmad Yani Jl. Urip Sumohardjo Jl. Perintis Kemerdekaan Tol Ir. Sutami Jl. Pattene (Maros)
Jl. Poros Daya Maros (Kantor Bupati) Jl. Kampala Jl. Pattene
Kondisi jalan menuju Pantai Kuri masih belum mengalami perkerasan. Terdapat 8 jembatan yang
dilalui yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat dari bahan kayu. Lebar jalan masuk ke Pantai
Kuri, yaitu 4 meter yang masih berupa bebatuan dan tanah yang termasuk jenis jalan lokal. Dilihat
dari lebar jalan belum sesuai standar yakni 7 meter (SNI 03-1733-2004). Perkerasan jalan masuk ini
terhalang oleh pembebasan lahan.
Sedangkan kondisi jalan di sekitar permukiman Pantai Kuri terdapat jalan yang berupa perkerasan
pavin blok serta masih terdapat jalan berupa tanah. Lebar jalan yang ada, yaitu 2 meter, hal ini telah
sesuai dengan standar lebar jalan menurut SNI 03 1733 2004.