Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Albert EINSTEIN
Menurut Bartle dan Sherbet (1994), Analisis matematika secara umum dipa-
hami sebagai tubuhnya matematika yang dibangun dari berbagai konsep limit.
Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari limit barisan dan kekonvergenan
barisan bilangan real. Sebagaimana diketahui bahwa barisan merupakan ben-
tuk khusus fungsi, yaitu fungsi bernilai real dengan domain bilangan asli. Pada
bab ini kita memperluas konsep limit kepada bentuk fungsi bernilai real se-
cara umum. Karena konsep kekontinuan terkait erat dengan konsep limit maka
kedua topik ini dibahas secara simultan pada bab ini.
163
164 4.1. PENGERTIAN LIMIT
BABFUNGSI
4. LIMIT
DAN DAN
FUNGSI
KEKONTINUAN
KONTINU 164
Sesungguhnya pernyataan kedua lebih sesuai untuk definisi limit. Pada perny-
ataan ini ada dua kriteria untuk ukuran dekat. Kriteria dekatnya f (x) ter-
hadap L memberikan kriteria dekatnya x kepada c. Kemudian, setiap x yang
dekat dengan c dalam kriteria ini mengakibatkan nilai f (x) dekat dengan L.
Sebelum masuk ke definisi formal limit fungsi, diberikan terlebih dahulu pegertian
titik limit (cluster point ) suatu himpunan. Pengertian titik limit sudah diba-
has pada bab sebelumnya. Namun untuk menyegarkan ingatan atau barangkali
bab pengantar topologi tidak sempat dipelajari maka ada baiknya konsep ini
diberikan terlebih dahulu sebelum masuk pengertian limit fungsi.
Titik limit A boleh jadi anggota A atau bukan anggota A. Sebaliknya, suatu
anggota A dapat menjadi titik limit atau bukan titik limit A.
Sebelum diberikan contoh, diperhatikan teorema yang menjamin adanya barisan
di dalam A yang konvergen ke titik limit A. Teorema ini dapat dijadikan se-
bagai kriteria titik limit.
Teorema 4.1. Sebuah bilangan real c A adalah titik limit A bila hanya
bila terdapat barisan (an ) dalam A dengan an = c untuk setiap n N dan
lim(an ) = c.
L = xc
lim f (x) (4.1.2)
Pada definisi ini, nilai biasanya bergantung pada nilai yang diberikan se-
hingga kadang-kadang ditulis sebagai = () untuk menunjukkan ketergan-
tungan pada yang diberikan. Bila limit L ini ada maka fungsi f dikatakan
juga konvergen ke L di c. Secara praktis, dapat dikatakan f (x) mendekati
L bilamana x mendekati c. Ukuran dekat f (x) terhadap L diberikan oleh
, dan kedekatan x dengan c diukur oleh . Pada ekspresi (4.1.4) kita da-
pat membuat f (x) sedekat mungkin dengan L dengan memilih x yang dekat
dengan c.
Ilustrasi definisi limit fungsi diberikan pada Gambar 4.2. Pernyataan 0 <
|x c| < pada (4.1.4) menunjukkan bahwa untuk berlakunya |f (x) L| <
tidak memperhitungkan x yang sama dengan c. Diperhatikan pada gambar
tersebut x = c dibolongi. Artinya pada definisi limit, nilai f (c) tidak perlu ada.
Ingat, titik limit himpunan domain A tidak harus di dalam A. Oleh karena
itulah, ilustrasi grafik definisi limit menggunakan dot di titik x = c.
Contoh 4.2. Prosedur menghitung limit berikut sering dilakukan pada pela-
jaran kalkulus atau sewaktu di SMA dulu.
x2 4 (x 2)(x + 2)
lim = x2
lim = x2
lim(x + 2) = 2 + 2 = 4.
x2 x 2 (x 2)
167 4.1. PENGERTIAN LIMIT
BABFUNGSI
4. LIMIT
DAN DAN
FUNGSI
KEKONTINUAN
KONTINU 167
diberikan
V (L)
L+
L |f(x)-L|<
L-
terdapat
V (c)
c+ c c+
diberikan
V (f(c))
f(c)+
f(c) |f(x)-f(c)|<
f(c) -
terdapat
V (c)
c+ c c+
Berdasarkan definisi ini, syarat perlu agar fungsi f kontinu di c adalah f (c)
harus ada atau terdefinisi. Syarat ini tidak berlaku pada kasus limit, yakni
nilai limit fungsi di c dapat saja ada walaupun nilai f (c) tidak ada. Ilustrasi
fungsi kontinu di c diberikan pada Gambar 4.3. Perhatikan pada gambar ini
x = c tidak dibolongi alias masuk dalam interval domain syarat.
Dalam kasus c A dan c titik limit A maka kedua pengertian limit dan
kekontinuan sangat terkait seperti diungkapkan pada teorema berikut.
1. f kontinu di c
f (c)| = 0 < sehingga (4.1.3) juga dipenuhi. Terbukti limxc f (x) = f (c).
() Sebaliknya, diketahui limxc f (x) = f (c) yaitu x E1 |f (x) f (c)| <
. Karena E2 E1 maka berlaku x E2 |f (x) f (c)| < , yaitu f kontinu
di c.
Berpijak dari teorema ini kita dapatkan syarat cukup dan perlu sebuah fungsi
kontinu di x = c ada tiga syarat, yaitu
f (c) ada
Contoh 4.3. Misalkan f fungsi konstan pada R, katakan f (x) = b untuk setiap
x R. Buktikan untuk sebarang c R, berlaku limxc b = b. Kemudian
simpulkan bahwa f kontinu di c.
Jadi terbukti limxc f (x) = f (c). Karena c R merupakan titik limit maka
dengan teorema 4.2 disimpulkan f kontinu di c.
Bukti. Untuk setiap > 0 yang diberikan, ambil :=
. Diperoleh
Karena itu terbukti limxc x = c. Karena berlaku limxc f (x) = f (c) dan c
titik limit maka disimpulkan f kontinu di c.
Karena sudah ada suku |x c| maka kita perlu melakukan estimasi pada suku
|x + c|. Untuk itu diasumsikan dulu |x c| < 1, maka berlaku
Jadi jika 0 < |x c| < maka (*) dan (**) berlaku sehingga disimpulkan
|f (x) f (c)| < . Jadi, limxc f (x) = f (c), dan terbukti f kontinu di c.
Ada kalanya sebuah fungsi tidak kontinu di suatu titik c dikarenakan ia tidak
terdefinisi di c, yaitu f (c) tidak ada. Tetapi, asalkan limitnya di c ada maka
fungsi tersebut masih dapat diperluas menjadi fungsi kontinu. Diperluas di
sini berarti domainnya diperluas.
1
2
Contoh 4.6. Diberikan fungsi f (x) = xx1 , x = 0 tidak kontinu di 1 karena
f (1) tidak ada atau tidak didefinisikan. Namun, berlaku
x2 1
lim f (x) = lim = lim(x + 1) = 2.
x1 x1 x 1 x1
171 4.1. PENGERTIAN LIMIT
BABFUNGSI
4. LIMIT
DAN DAN
FUNGSI
KEKONTINUAN
KONTINU 171
Jadi fungsi ini dapat diperluas menjadi fungsi kontinu pada R sebagai berikut
x 2 1 untuk x = 0
)
f (x) =
x1
2 untuk x = 0.