Está en la página 1de 46

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR LISTRIK
SUB SEKTOR INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

MEMASANG INSTALASI PLC


KTL.IK02.229.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 2 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

DAFTAR ISI

BAB I PENGANTAR Hal


1.1 Konsep Dasar Competency Based Training (CBT) 2
1.2 Penjelasan Modul 2
1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3
1.4 Pengertian-pengertian/Istilah 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI


2.1 Peta Paket Pelatihan 5
2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi 5
2.3 Unit Kompetensi yang dipelajari 6
2.3.1 Judul Unit 6
2.3.2 Kode Unit 6
2.3.3 Deskripsi Unit 6
2.3.4 Elemen Kompetensi 7
2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja 7
2.3.6 Batasan Variabel 8
2.3.7 Panduan Penilaian 9
2.3.8 Kompetensi Kunci 9

BAB III STRATEGI DAN METODE BELAJAR


3.1 Strategi Belajar 10
3.2 Metode Belajar 11

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI


4.1 Merencanakan pekerjaan 12
4.2 Mempersiapkan pekerjaan 13
4.3 Memasang instalasi PLC 13
4.4 Memeriksa pekerjaan 38
4.5 Membuat laporan 39

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK


PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1 Sumber Daya Manusia 41
5.2 Sumber-sumber Perpustakaan 42
5.3 Daftar Peralatan dan Bahan 43

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 1 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

BAB I
PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT)

Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?


Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar
dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan
oleh Kriteria Unjuk Kerja.
Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?
Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara
efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

Desain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual / mandiri :
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.

Isi Modul

Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta.

Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari
dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 2 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :


Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current


Competency)
Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi
terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 3 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah

Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu
yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi


Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan
mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti
yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan
belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang
dipelajari.

Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat
kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta
memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.

Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 4 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA

2.1. Peta Paket Pelatihan

Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul lain
yang berkaitan diantaranya:

2.1.1 Modul Memasang Sistem Pembumian

2.1.2 Modul Memasang Instalasi DC Power

2.1.3 Modul Memasang Peralatan Listrik/Elektronik

2.1.4 Modul Memasang Instalasi PLC Dan SCADA

2.1.5 Modul Memasang Instalasi PLC Dan DCS

2.1.6 Modul Melaksanakan Pemeriksaan Fungsi Peralatan

2.1.7 Modul Memasang Instalasi Otomasi Listrik Industri

2.1.8 Modul Memasang Dan Menyambung Sistem Pengawatan

2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi

Apakah Unit Standar Kompetensi?


Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Standar Kompetensi ini?
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk
Menerapkan prosedur-prosedur mutu.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 5 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Berapa lama Unit Standar Kompetensi ini dapat diselesaikan?


Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam
keterampilan tertentu.

Berapa banyak kesempatan untuk mencapai kompetensi?


Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih
Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan
Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai
dengan level yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Standar Kompetensi Kerja Yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi


peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk
kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul Unit : MEMASANG INSTALASI PLC

2.3.2 Kode Unit : KTL.IK02.229.01

2.3.3 Deskripsi Unit

Deskripsi unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan perencanaan dan


persiapan pemasangan, penerapan prosedur pemasangan,
pemeriksaan, pembuatan laporan yang dibutuhkan pada
pemasangan instalasi PLC sesuai standar konstruksi dan
persyaratan pemasangannya.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 6 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

2.3.4 Elemen Kompetensi dan


2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


01. Merencanakan 1.1 Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat
Pekerjaan. diselesaikan sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.2 Pihak terkait dihubungi untuk memastikan bahwa


pekerjaan dikoordinasikan secara efektif.

1.3 Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang


dibutuhkan direncanakan dengan benar.

1.4 Rencanakan Perlengkapan utama dan


perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan
disesuaikan dengan prosedur dan diperiksa sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.

02. Mempersiapkan 2.1 Prosedur pemasangan Instalasi Listrik fasa tunggal


Pekerjaan dan fasa tiga disiapkan dengan benar sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.

2.2 Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang


dibutuhkan disiapkan dan diperiksa untuk
memastikan berfungsi baik dan aman.

2.3 Gambar pengawatan instalasi listrik fasa tunggal


dan fasa tiga disiapkan untuk diserahkan pada
personal yang tepat.

2.4 Jenis sistem Perlengkapan utama dan perlengkapan


pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai
dengan persyaratan spesifikasi peralatan yang
berlaku.

3. Memasang 3.1 Peraturan dan prosedur keselamatan dan


Instalasi Listrik kesehatan kerja diterapkan selama pelaksanaan
pekerjaan.

3.2 Peralatan/material Instalasi Listrik dipasang sesuai


dengan spesifikasi rancangan, standar dan
persyaratan yang berlaku.

3.3 Peralatan/material Instalasi Listrik dipasang


sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 7 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

3.4 Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran


pengawatan dilakukan terus menerus sesuai
prosedur.

3.5 Setiap rangkaian listrik diuji untuk memastikan


tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas
sesuai persyaratan

04. Memeriksa Pekerjaan 4.1 Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi


lapangan ataupun hal lainnya dilakukan
pemeriksaan dengan cara pengidentifikasian.

4.2 Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif


pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

4.3 Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan


persyaratan.

05. Membuat laporan. 5.1 Laporan pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur
dan format yang berlaku.

5.2 Berita acara pemasangan dibuat sesuai dengan


prosedur dan format yang berlaku.

2.3.6 Batasan Variabel


Dalam melaksanakan unit kompentensi ini harus didukung dengan tersedianya:
1. Standar Konstruksi.
2. Persyaratan pemasangan Peralatan/material Instalasi Listrik.
3. Perlengkapan utama dan pelengkap serta instruction manual dari instalasi
sambungan pelanggan.
4. Gambar Instalasi Listrik PLC.
5. Peralatan K3 dan peralatan bantu yang terkait dengan pelaksanaan unit
kompetensi ini.
6. Sistem dan format pelaporan yang ditetapkan.
7. Kompetensi yang diketahui sebelumnya adalah :
7.1. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
7.2. Merapikan Peralatan dan tempat kerja/ sesuai dengan standar lingkungan
ditempat kerja.
7.3. Menginterpretasikan gambar teknik dan flow diagram.
7.4. Menggunakan hand tools & power tools.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 8 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

2.3.7 Panduan Penilaian


1. Pengetahuan dan Keterampilan yang dibutuhkan :
1.1. Pengetahuan :
1.1.1. Motor Listrik.
1.1.2. Teori Listrik Lanjut.
1.1.3. Instalasi Penerangan.
1.1.4. Instalasi tenaga.
1.1.5. PLC.
1.1.6. Kontrol dan Instrumen.
1.2. Keterampilan :
1.1. Dasar Konstruksi Instalasi Listrik PLC.
1.2. On Site Training Pemasangan peralatan Instalasi Listrik PLC sesuai
gambar rancangan instlasi listrik.
1.3. SNI 04 0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
1.4. Standar baik nasional maupun internasional tentang instalasi
ketenagalistrikan dan tidak bertentangan dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI).
2. Ruang Lingkup Pengujian:
Kompetensi harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
3. Aspek Penting:
3.1. Kompetensi harus diujikan ditempat kerja atau ditempat lain secara simulasi
dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal.
3.2. Kualifikasi pendidikan formal setara SLTA pengalaman minimal 1 tahun.
3.3. Melaksanakan pekerjaan yang konsisten pada setiap elemen Kompetensi.
3.4. Memenuhi kriteria unjuk kerja yang tercakup pada setiap elemen Kompetensi
dengan menggunakan, teknik-teknik dan standar perusahaan sesuai dengan
tempat kerja.
3.5. Menunjukan pemahaman terhadap pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan serta sikap kerja yang dituntut dari pekerjaan tersebut .

2.3.8 Kompetensi Kunci

Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai


Kompetensi ini
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan,mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika 2
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 9 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

BAB III
STRATEGI BELAJAR DAN METODE BELAJAR

Strategi Belajar
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab
terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar
Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.

Persiapan / perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan
Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik


a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang
yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda
temukan.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 10 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

3.2 Metode Belajar


Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri


Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan
secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur
dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki
prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan
interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan
oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 11 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI

Pendahuluan
Unit kompetensi ini berkaitan dengan perencanaan dan persiapan pemasangan, penerapan
prosedur pemasangan, pemeriksaan, pembuatan laporan yang dibutuhkan pada pemasangan
instalasi PLC sesuai standar konstruksi dan persyaratan pemasangannya.

4.1 Merencanakan pekerjaan


Perencanaan ( planning ) adalah fungsi dasar manajemen. Agar resiko yang ditanggung
itu relatif kecil, hendaknya semua kegiatan/perkerjaan, tindakan dan kebijakan
direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan
lengkap tentang seluruh pekerjaan.

4.1.1. Menyusun rencana kerja


Merupakan kegiatan membuat urutan langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan yang
paling efisien. Dalam menyusun rencana kerja diprioritaskan bagian-bagian yang mudah
dikerjakan terlebih dahulu, kemudian baru bagian yang sulit. Ada banyak metoda dalam
memasang instalasi PLC. Dibawah ini diberikan beberapa panduan yang dapat
digunakan dalam memasang suatu instalasi PLC. Tentu saja anda harus mengikuti
prosedur yang ada dan juga Prosedur Kerja Standar yang telah ditetapkan.
Langkah dibawah ini hanya merupakan salah satu contoh praktis;
Mempelajari gambar pengawatan dan konfigurasi PLC yang akan dipasang
Mempelajari petunjuk pemasangan yang ada pada Installation guide PLC
Memasang Unit CPU, Unit I/O dan Unit unit tambahan
Memasang peralatan I/O (tombol, sensor, relay, motor dll)
Memasang kabel Power Suply dan pengkabelan peralatan I/O dengan Unit
I/O
Memasang koneksi peralatan komunikasi jika diperlukan
Melakukan pengecekan sambungan kabel I/O

4.1.2. Mengkoordinasikan pekerjaan


Setelah rencana kerja disusun, pihak yang terkait dalam hal ini adalah anggota tim
yang terlibat dalam penyelesaian pekerjaan dihubungi untuk memastikan bahwa
pekerjaan dikoordinasikan secara efektif sehingga tidak terjadi kesalahpahaman pada
saat pelaksanaan pekerjaan.

4.1.3. Merencanakan alat kerja, bahan, perlengkapan K3 dan alat bantu


Setiap proses perakitkan selalu di identifikasi penggunaan alat yang diperlukan dan juga
bahan yang akan dipakai termasuk alat bantu.
Peralatan dan bahan yang biasa dibutuhkan antara lain :
PLC Unit

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 12 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Tool set (obeng, tang, Alat ukur/Multimeter, dll)


Peralatan I/O(tombol, sensor, relay, motor, dll)
Lemari/box panel dan kabel
Perlengkapan K3 dan Perlengkapan daya/power suply (MCB, sekring, dll)
4.1.4. Merencanakan perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap
Selain merencanakan alat kerja dan bahan juga direncanakan perlengkapan utama dan
perlengkapan pelengkap yang mungkin diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
nantinya.

4.2 Mempersiapkan pekerjaan


Persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, antara lain
meliputi menyiapkan/mempelajari prosedur pemasangan instalasi PLC sesuai
persyaratan yang berlaku, pengumpulan dan pemeriksaan bahan dan peralatan yang
diperlukan, mempelajari gambar pengawatan instalasi.

4.2.1. Prosedur pemasangan instalasi PLC


Prosedur adalah petunjuk atau tahapan tahapan yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan pekerjaan pemasangan instalasi PLC. Prosedur pemasangan instalasi PLC
ini dapat dipelajari pada buku petunjuk pemasangan PLC yang bersangkutan.

4.2.2. Menyiapkan alat kerja, bahan, perlengkapan K3 dan alat bantu


Peralatan dan bahan bahan yang telah direncanakan dan diidentifikasi pada saat
perencanaan dikumpulkan dan disiapkan untuk kemudian diperiksa satu persatu untuk
memastikan bahwa peralatan dan bahan bahan tersebut dalam kondisi baik dan dapat
digunakan.

4.2.3. Menyiapkan gambar pengawatan instalasi


Gambar pengawatan instalasi yang telah direncanakan disiapkan sebaik mungkin.
Tujuannya agar gambar dapat dibaca dengan jelas dan mudah dipahami oleh personel
yang tepat yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan
instalasi PLC tersebut.

4.2.4. Menyiapkan perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap


Perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang telah direncanakan pada saat
perencanaan pekerjaan dikumpulkan dan kemudian diperiksa untuk memastikan
bahwa peralatan peralatan tersebut dalam kondisi baik dan dapat digunakan.

4.3 Memasang instalasi PLC


4.3.1. Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk pencegahan
supaya tidak terjadi kecelakaan pada waktu melakukan atau tidak suatu kegiatan
pekerjaan yang mungkin dapat terjadi kepada si pekerja maupun kepada orang lain,
mesin, alat dan lingkungan kapan saja dan dimana saja.
Alat-alat keselamatan kerja antara lain:
1. Pakaian kerja atau baju pelindung;
2. Safety shoes

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 13 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

3. Topi atau helm


4. Sarung tangan (Gloves)
5. Kacamata
6. Masker
Pencegahan terjadinya kecelakaan ditempat kerja/praktek harus memperhatikan
beberapa factor antara lain :
Pastikan sempurna alat-alat
Pastikan sempurna pakaian kerja
Harus disiplin dalam menggunakan alat-alat
Harus hati-hati dan konsentrasi pada pekerjaan
Pastikan sudah memahami & menguasai cara kerja suatu mesin atau alat
Pastikan kondisi tubuh sebelum bekerja dalam keadaan sehat

Disiplin pribadi saat kerja


Setiap pekerja (siswa), dalam suatu industri maupun institusi pendidikan harus
mempunyai disiplin terutama pribadinya sendiri seperti :
Disiplin terhadap waktu kerja
Disiplin terhadap janji baik pribadi ataupun dalam pekerjaan
Disiplin dalam menempatkan suatu kebenaran dalam tempatnya
Tidak menyimpang dari apa yang ditugaskan
Hormat pada atasan maupun bawahan

Tanggung jawab pekerja atau siswa terhadap K3


Pekerja atau siswa mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
Harus mentaati peraturan dan intruksi yang benar dari atasannya
Bertindak benar dan tepat pada waktu terjadinya kecelakaan
melaporkan segera, bila mana terjadi kecelakaan
menyelidiki dan menerangkan penyebab terjadinya kecelakaan atau kerusakan
pada mesin
Bekerja dengan penuh konsentrasi dan hati-hati

4.3.2. Peralatan dan material instalasi PLC dipasang sesuai dengan


spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku
PLC(Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat pengendali otomatis yang
berbasis mikrokontroler dan mudah diprogram yang digunakan untuk menggantikan
kendali konvensional atau kendali berbasis relay. Setiap merk PLC mempunyai
bentuk/model dan spesifikasi yang berbeda beda. Tetapi secara prinsip, prosedur
pemasangan instalasinya hampir sama karena hardware PLC hanya terdiri dari tiga
bagian utama yaitu Power Suplay, Unit CPU, dan Unit I/O. Pemasangan instalasi PLC
harus sesuai dengan petunjuk operasional (manualnya) karena pemasangan yang salah
dapat mengakibatkan kerusakan pada PLC. Berikut ini contoh pemasangan instalasi
PLC.

4.3.2.1. Pembahasan Hardware PLC


Harware PLC dibagi menjadi tiga bagian utama, yakni Power supply, Unit CPU, dan
Unit I/O. Pada PLC tipe kecil CPU, memory, Unit I/O, dan power supply berada dalam
Judul Modul: Memasang Instalasi PLC
Halaman: 14 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

satu paket PLC contohnya Omron CPM2, sedangkan PLC tipe besar terbagi dalam
bentuk modul modul / unit unit yang terpisah contohnya PLC Omron C200 dan PLC LG
GM4.

Gambar 4.1. Blok diagram sebuah PLC

Gambar 4.2. PLC Omron tipe CPM2A

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 15 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.3. PLC Omron tipe C200H

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 16 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.4. PLC LG tipe GM4

Unit Power Supply


Untuk PLC Omron power supply bekerja pada tegangan input 100 240 VAC dan
menyediakan tegangan output 24 VDC yang digunakan untuk memberikan daya ke
peralatan I/O. Power supply ini biasanya menyatu dengan CPU tetapi ada juga
terpisah dalam Unit tersendiri. Power supply juga dilengkapi dengan battery backup,
sehingga pada saat terjadi kegagalan power, maka secara otomatis battery akan
menggantikan power supply utama ke CPU, agar program memori user tidak hilang.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 17 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Unit CPU (Central Processing Unit)


Tanpa melihat pada tipe PLC (kecil, sedang, besar) prosesor dan memori selalu
dalam satu unit yang sama. Unit ini biasa disebut dengan CPU. Unit pengolah pusat
atau CPU merupakan otak dari sebuah PLC yang merupakan sebuah mikrokontroler 8
bit, 16 bit atau 32 bit. CPU bertugas menangani komunikasi dengan piranti eksternal,
interkonektivitas antarbagian bagian internal PLC, eksekusi program, manajemen
memori, mengawasi atau mengamati sinyal masukan dan memberikan sinyal
keluaran (sesuai dengan proses atau program yang dijalankan). Pada CPU juga
dilengkapi dengan lampu indikator sebagai indikator terjadinya kesalahan dan
kerusakan.

Gambar 4.5. CPU PLC C200H

Gambar 4.6. Indikator CPU

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 18 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Unit I/O
Unit I/O merupakan unit antarmuka yang berfungsi mengkonversikan atau
mengubah sinyal sinyal masukan dan keluaran agar CPU dapat berkomunikasi
dengan piranti luar seperti tombol, saklar, sensor, motor listrik, selenoid, relay,
lampu dan lain sebagainya.

Gambar 4.7. Unit I/O

Secara singkat cara kerja dan rangkaian internal dari unit I/O dapat dijelaskan
sebagai berikut;

Unit input
Unit input terdiri atas dua macam yaitu input DC dan input AC. Bagaimana
rangkaian input pada PLC?, berikut akan kita pelajari pengertian yang baik
tentang rangkaian input tersebut karena kemungkinan ada kesalahan sambung
pada input yang cukup fatal.

Modul input DC dibuat untuk bekerja dengan tegangan 5, 12, 24, dan 48 volts,
hati-hati untuk pembelian PLC sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan anda
tentang rangkaian input yang akan digunakan.
Modul input DC memungkinkan kita menghubungkan rangkaian transistor baik
dari jenis PNP berupa rangkaian sourcing atau NPN yaitu rangkaian sinking. Jika
kita gunakan rangkaian saklar atau saklar limit yang umum dapat kita abaikan
apakah PNP atau NPN. Kita harus ingat bahwa kebanyakan PLC tidak
memberikan kemungkinan mencampur untuk rangkaian NPN dan PNP. Ketika
menggunakan sensor seperti photo-eye, prox, dll. Kita harus lebih berhati-hati
dan melihat dengan cermat tentang jenisnya NPN atau PNP. (cek pada data dari
pabrik)
Perbedaan kedua tipe adalah sambungan ke input PLC apakah ke positip
sumber atau ke ground sumber tegangan. Untuk NPN sensor pemberian
tegangan adalah dengan ground dan PNP sensor diberikan tegangan dari
tegangan positip.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 19 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Berikut gambar sambungan output sensor ke input PLC untuk NPN dan PNP.

Gambar 4.8. Sensor tipe NPN

Pada sensor tipe NPN kita menghubungkan outputnya ke input PLC melalui
pemberian tegangan ground sumber. Jika sensor tidak diberikan dari sumber
yang sama maka diharuskan untuk menghubung ground kedua sumber
tegangan. Tipe ini umumnya dipakai di daerah Amerika utara.
Banyak perancang system pengendali mengatakan bahwa jenis PNP adalah
lebih aman dan lebih baik karena diberikan tegangan sumber melalui ground.
Pada sensor tipe PNP kita menghubungkan outputnya ke input PLC melalui
pemberian tegangan positip sumber. Jika sensor tidak diberikan dari sumber
yang sama maka diharuskan untuk menghubung positip kedua sumber
tegangan. Tipe ini umumnya dipakai di daerah Eropa.

Gambar 4.9. Sensor tipe PNP

Dalam sensor transistor melaksanakan fungsi saklar. Dalam rangkaian sensor


membuat transistor menjadi ON ketika adanya target pada sensor. sehingga
transistor membuat rangkaian tertutup yang menghubungkan V+ dan input
PLC. seperti pada gambar diatas.

Gambar 4.10. Rangkaian internal unit input DC

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 20 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Terminal PLC yang bisa digunakan oleh pemakai adalah terminal yang berlabel
COMMON, INPUT 0000, INPUT 0001, INPUT xxxx... dan untuk terminal
common kemungkinan dihubungkan ke V+ atau ground. Dimana terminal ini
dihubungkan tergantung pada tipe sensor, ketika menggunakan sensor tipe NPN
dihubungkan ke V+ dan ketika digunakan sensor PNP maka terminal common
ini dihubungkan ke 0V (ground).
Saklar umum seperti limit switch, pushbutton, toggle, dsb. dihubungkan ke
input dengan cara yang mirip. Satu sisi saklar dihubungkan langsung ke V+ dan
sisi yang lain dihubungkan ke input PLC, dengan asumsi bahwa terminal
common dihubungkan ke 0V (ground). Dan jika terminal common terhubung ke
V+ maka hubungan ke saklar dilakukan kebalikan dari rangkaian yang pertama.
Dalam PLC biasanya sudah dilengkapi dengan rangkaian photo-coupler yang
berfungsi untuk mengisolasi rangkaian internal PLC dengan input dari luar PLC.
Hal ini dimaksudkan untuk mengeliminasi kemungkinan adanya gangguan listrik
(noise) ke dalam rangkaian internal PLC. Rangkaian photo-coupler bekerjanya
berdasarkan konversi sinyal input listrik melalui sinar (cahaya) diubah kembali
menjadi sinyal listrik untuk diproses lebih lanjut oleh rangkaian internal.
Setelah kita mengerti input DC, baiklah kita lihat bagaimana cara kerja input AC.
Catatan awal untuk input AC adalah tidak polarisasi pada tegangannya. Put
simply, this means that there is no positive or negative to " worry about".
Bagaimanapun bekerja dengan tegangan AC kita harus hati-hati karena cukup
berbahaya. Umumnya modul input AC memungkinkan dapat bekerja dengan
tegangan 24, 48, 110, dan 220 volts. Dalam pembelian juga harus hati-hati dan
pertimbangkan berdasarkan kebutuhan anda tidak haya dari segi harga tetapi
juga dari aspek teknis.
Modul input AC jarang digunakan dibandingkan modul input DC, alasannya
adalah sensor dewasa ini banyak dibuat dengan output transistor. Transistor
tidak dapat bekerja dengan tegangan AC, oleh karena itu umumnya pada
tegangan AC digunakan saklar atau saklar limit dsb. Bila system operasi
menggunakan sensor maka kemungkinannya adalah beroperasi dengan
tegangan DC.

Gambar 4.11. Unit input AC

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 21 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Umumnya kita menghubungkan input bertegangan AC seperti pada gambar


diatas, kawat yang aktif disambungkan ke input PLC dan kawat netral
disambungkan common PLC. AC ground (3 wire) sebaiknya disambungkan pada
terminal ground PLC. Untuk pemakaian kawat hubungan bertegangan AC
biasanya digunakan kawat dengan isolasi berwarna, umumnya warna coklat
(aktif), biru (netral) dan hijau/kuning (ground).

Rangkaian modul/unit input AC pada PLC digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.12. Rangkaian internal Unit input AC

Yang dapat diakses oleh pemakai adalah yang berlabel COMMON, INPUT 0000,
INPUT xxxx... terminal common dihubung ke kawat netral.
Saklar umum seperti limit switch, pushbutton, toggle, dsb. dihubungkan
langsung ke terminal input. Satu sisi saklar dihubungkan langsung ke INPUT
XXX dan sisi yang lain dihubungkan ke kawat aktif, dengan asumsi bahwa
terminal common dihubungkan ke netral.
Hal ini dimaksudkan untuk mengeliminasi kemungkinan adanya gangguan listrik
(noise) ke dalam rangkaian internal PLC. Rangkaian photo-coupler bekerjanya
berdasarkan konversi sinyal input listrik melalui sinar (cahaya) diubah kembali
menjadi sinyal listrik untuk diproses lebih lanjut oleh rangkaian internal.
Pada input AC jauh lebih lambat disbanding input DC, akan tetapi programmer
tidak terlalu pusing karena umumnya memakai sensor berupa saklar mekanik
dan saklar mekanik adalah sangat lambat. Setiap saklar membutuhkan 25 mili
detik atau lebih, sehingga dibutuhkan rangkaian internal delay dimana setiap
rangkaian internal bekerja dengan 5 volt DC.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 22 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Unit output
Setelah input kita pahami dengan benar tiba gilirannya kita pelajari bagaimana
menggunakan output pada PLC.
Satu tipe output yang paling banyak digunakan adalah output relay, dengan
relay output dapat kita hubungkan langsung baik beban bertegangan AC
maupun DC. Kita sebut beban output karena beban yang berada diluar PLC kita
hubungkan dengan terminal output PLC. Dalam merangkai harus pula kita
pahami perlakuan khusus untuk output relay karena dengan menghubungkan
sembarangan pada sumber tegangan akan menyebabkan kerusakan pada relay.
Hal ini mirip dengan kejadian pada fiting lampu seharusnya dipasang sebuah
lampu pijar akan tetapi langsung dihubungkan dengan sebuah kawat, akibatnya
arus yang cukup besar mengalir padanya dan sekering akan terbakar.
Beberapa beban yang sering digunakan adalah selenoid, lampu, motor listrik dll.
Sebelum kita menghubungkan beban pada PLC sebaiknya kita lihat terlebih
dahulu spesifikasi beban, perlu arus berapa bekerja dengan tegangan berapa
sebab bila arus dan tegangan kerja melebihi tegangan atau arus yang diijinkan
pada output relay maka akan berakibat relay terbakar.
Beberapa tipe beban adalah beban semu, beban ini disebut juga dengan beban
induktif. Beban induktif menghasilkan arus balik ketika diberikan arus pertama
kali (mulai ON)". Arus balik ini menyebabkan adanya tegangan kejut pada
system.
Contoh sederhana sebuah beban induktif adalah mesin pendingin ruangan (AC)
yang selalu mati/hidup sepanjang waktu. Kalau kita amati baik dikantor atau di
rumah ternyata dengan memasang AC saat dimana alat ini terdengar deru agak
keras maka lampu-lampu yang nyala akan terlihat redup beberapa saat
kemudian kembali ke nyala normal. Hal ini disebabkan karena AC berubah ON,
kejadian ini sangat berbahaya untuk output relay PLC disebabkan arus yang
mengalir bisa mencapai 30 kali arus rata-rata. Untuk membantu mengatasi hal
diatas dibutuhkan rangkaian diode, varistor, atau yang lain. Rangkaian berikut
menunjukan bagaimana output PLC disambungkan ke beban.

Gambar 4.13. Unit outpuit

Gambar diatas merupakan cara untuk menghubungkan output relay PLC,


walaupun dalam rangkaian digambarkan dengan AC namun dapat juga
digunakan untuk rangkaian DC. Relay tidak memiliki polaritas dan biasanya
dapat digunakan sumber tegangan DC atau AC, dimana common dihubungkan
ke terminal sumber tegangan dan terminal yang lainnya disambungkan ke
beban selanjutnya dari beban disambungkan ke ke output PLC yang telah
ditentukan dalam program ladder diagram.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 23 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.14. Rangkaian internal unit output

Internal relay PLC adalah rangkaian yang menghubungkan antara terminal


output PLC dengan rangkaian internal PLC. Ketika ladder diagram membuat
output berkondisi ON, PLC akan menggerakan kumpara relay dengan tegangan.
Tegangan ini akan membuat kontak tertutup dan saat tertutup arus dari luar
masuk melalui terminal ke kontak dan kembali ke terminal luar PLC yang
selanjutnya ke beban. Dengan demikian terjadi lingkaran arus tertutup dari
sumber ke beban terus ke terminal PLC dan ke kontak kemudian kembali ke
terminal dan sumber. Apabila PLC membuat kontak tersebut terbuka akan
memutus rangkaian tertutup.

Unit Memory
Unit memory berfungsi untuk menyimpan data dan program yang akan digunakan
oleh PLC. Memory ini terbagi kedalam dua tipe yaitu ROM dan RAM. ROM berisikan
data data seperti fasilitas logic program, fasilitas edit program, fasilitas monitor
program, fasilitas untuk komunikasi dan lain lain. Data data tersebut tersimpan
secara permanen dan tidak akan hilang meskipun power supply off. Sedangkan RAM
berisikan data data program user, seperti ladder diagram, data data memori, status
I/O dan lain lain. Data data tersebut bisa ditulis dan dibaca. RAM bersifat tidak
permanen, jadi jika power suplply off maka data data tersebut akan hilang. Untuk
menghindari hal tersebut, maka pada sistem power supply dilengkapi dengan battery
backup yang akan men-supply power jika power supply utama off.

Peralatan I/O
Peralatan Input Output adalah peralatan yang dihubungkan dengan Unit I/O. Contoh
peralatan input adalah sensor, limit switch, tombol, selector dan banyak lagi
sedangkan contoh peralatan output adalah lampu, selenoid, buzzer, motor relay dan
lain lain.

Input Device

Gambar 4.15. Peralatan Input

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 24 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Output Device

Gambar 4.16. Peralatan Output

4.3.2.2. Pemilihan kondisi lokasi pemasangan instalasi PLC


Lakukan pemasangan instalasi PLC pada kondisi kondisi berikut ini:
mendapat penerangan cahaya yang cukup
memiliki temperature 0C hingga 55C
memiliki kelembaban 10% or over 90%
bebas dari pengembunan udara
bebas dari corrosive/karat dan gas berbahaya
bebas dari debu, getaran, air, oli dan bahan kimia lainnya
sediakan shielding jika pemasangan berada pada kondisi lokasi yang berdekatan
dengan kabel listrik tegangan tinggi, medan magnet yang kuat, listrik statis dan
radiasi yang kuat

4.3.2.3. Tahap tahap pemasangan Instalasi PLC


Pemasangan instalasi PLC diindustri diletakan didalam sebuah box panel atau cabinet.
Kondisi temperature yang diizinkan adalah 0C hingga 55C, ventilasi dan kipas
dipasang untuk pendinginan dan sirkulasi udara.

PLC
tipe
besar

PLC
tipe kecil

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 25 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.17. Penempatan PLC dalam sebuah box panel


a. Memasang Unit CPU dan Unit I/O
Posisi pemasangan harus sesuai dengan petunjuk yang ada seperti yang
diperlihatkan gambar dibawah ini.
benar salah salah

Gambar 4.18. Posisi pemasangan PLC

Posisi pemasangan yg benar/ correct memberikan pendinginan & sirkulasi udara


yang cukup bagi PLC agar suhu yang diizinkan tetap terjaga.

Unit CPU PLC dipasang pada sebuah Rel DIN. Untuk PLC tipe kecil seperti PLC
Omron CPM2A dimana Unit CPU, Power supply dan Unit I/O merupakan satu
kesatuan dapat langsung dipasang pada Rel DIN seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar 4.19. PLC CPM2A dipasang pada Rel DIN

Cara pemasangannya adalah dengan memiringkan PLC agar takik dibagian bawah
PLC mencengkeram bagian atas Rel DIN kemudian tekan PLC agar PLC terkunci
pada Rel DIN.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 26 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.20. Cara pemasangan pada Rel DIN


Sedangkan untuk PLC tipe besar seperti PLC Omron C200 dengan Unit unit yang
terpisah pisah, maka PLC terlebih dahulu harus disusun konfigurasinya sebelum
dipasang pada sebuah Rel DIN. Penyusunan konfigurasi PLC tipe besar ini
dilakukan pada sebuah rak PLC yang disebut backplane. Backplane untuk PLC
Omron C200 terlihat seperti gambar dibab ini.

Gambar 4.21. Backplane/Rack

Backplane adalah peralatan sederhana yang memiliki dua fungsi. Yang pertama
menyediakan dukungan fisik untuk Unit unit yang terpasang padanya. Yang kedua
untuk menyediakan sambungan dan jalur kelistrikan yang penting untuk
menghubungkan Unit unit yang terpasang padanya. Inti dari PLC adalah Unit CPU.
Unit CPU biasanya menyatu dengan power supply diletakan pada bagian paling
kanan dari backplane seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4.22. Pemasangan CPU pada Backplane

Setelah Unit CPU terpasang, selanjutnya Unit I/O dipasang satu persatu pada
backplane. Pasang Unit I/O pada backplane dengan penguncian ujung atas Unit
I/O kedalam slot pada backplane kemudian putar Unit I/O kearah bawah seperti
yang terlihat pada gambar. Tekan kebawah tab kuning pada bagian bawah slot,
tekan Unit I/O secara perlahan pada posisinya kemudian lepaskan tab kuning
tersebut.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 27 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.23. Cara pemasangan Unit I/O pada Backplane


Setelah konfigurasi PLC terpasang pada backplane selanjutnya konfigurasi tersebut
baru dapat dipasangkan pada sebuah Rel DIN. Agar dapat terpasang pada Rel DIN
diperlukan perlengkapan tambahan yaitu sebuah Mounting bracket.

Gambar 4.24. Mounting bracket

Pasang mounting bracket pada ujung kanan dan kiri bagian bawah backplane,
seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4.25. Pemasangan Mounting bracket pada Backplane

Kemudian pasang backplane pada Rel DIN dimana penjepit mounting bracket
mencengkeram bagian atas dari Rel DIN, seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 4.26. Pemasangan Backplane pada Rel DIN

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 28 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Caranya; kendurkan sekrup yang mengunci mounting bracket pada backplane.


Geser sedikit backplane seperti terlihat pada gambar berikut agar mounting
bracket dan backplane menjepit dengan aman pada Rel DIN, kemudian
kencangkan sekrupnya.

Gambar 4.27. Cara pemasangan Backplane pada Rel DIN

b. Memasang Unit tambahan atau Unit I/O tambahan


Unit tambahan atau Unit I/O tambahan ini biasanya dipasang ketika jumlah peralatan
I/O yang akan dikendalikan semakin bertambah jumlahnya melebihi kapasitas Unit
I/O yang ada atau dipasang ketika diperlukan untuk keperluan khusus seperti sensor
suhu. Berikut contoh contoh Unit I/O tambahan.

Gambar 4.28. Unit I/O tambahan untuk PLC Omron CPM2A

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 29 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.29. Unit I/O tambahan untuk PLC Omron C200


Pada PLC CPM2A dapat dipasangkan hingga 3 Unit I/O tambahan. Cara pemasangan
Unit I/O tambahan pada PLC CPM2A adalah sebagai berikut:
Lepaskan tutup konektor tambahan pada Unit CPU dan Unit I/O tambahan.
Gunakan obeng minus untuk membuka penutup konektor dari I/O tambahan.

Gambar 4.30. Membuka tutup konektor

Masukan kabel penghubung Unit I/O tambahan kedalam konektor tambahan Unit
CPU atau Unit I/O tambahan.

Gambar 4.31. Memasang kabel penghubung

Pasang kembali penutup pada tempatnya.

Gambar 4.32. Memasang kembali penutup konektor

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 30 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Untuk PLC C200 caranya hampir sama yaitu dengan memasang kabel penghubung
dari Unit CPU ke Unit I/O tambahan pada konektor yang terletak diujung kiri
Backplane/rack. Panjang kabel penghubung dapat mencapai 10m tetapi total panjang
kabel antar semua rack jangan lebih dari 12m.

Gambar 4.33. Memasang Unit I/O tambahan

c. Memasang peralatan I/O


Peralatan I/O dipasang pada tempat yang telah ditentukan dalam rencana kerja dan
gambar pengawatan instalasi. Untuk saklar dan tombol kendali biasanya dipasang
pada panel kendali sedangkan sensor, selenoid dan motor biasanya ditempatkan
pada mesin atau alat yang akan dikendalikan.

d. Memasang kabel
d.1. Instalasi kabel
Instalasi kabel ditempatkan pada sebuah saluran kabel (duct) yang terbuat dari
logam. Untuk menghindari interferensi atau nosie maka kabel power listrik
dipisahkan dari kabel I/O dan duct dihubungkan ke sistem pembumian. Ada tiga
jenis duct yang biasa digunakan yaitu:
Hanging duct
Pisahkan kabel Power dan kabel I/O paling sedikit pada 300mm.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 31 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.34. Hanging duct


Floor duct
Beri jarak 200mm antara kabel dengan ujung atas duct.

Gambar 4.35. Floor duct

Conduit
Pisahkan kabel power dan kabel I/O seperti gambar berikut ini.

Gambar 4.36. Conduit

d.2. Pemasangan kabel pada terminal Unit I/O


Pasangkan kabel ke terminal I/O dengan mengendurkan sekrup pengunci dengan
memakai obeng plus (+) setelah terpasang kencangkan kembali sekrup pengunci
tersebut. Sebaiknya gunakan crimp/skun kabel pada ujung kabel.

Gambar 4.37. Pemasangan kabel pada terminal I/O

Setelah kabel dipasang pada terminal Unit I/O, selanjutnya kabel dihubungkan ke
peralatan I/O. Hal yang perlu di perhatikan saat Unit I/O dihubungkan ke
peralatan I/O adalah konfigurasi instalasinya harus disesuaikan dengan pedoman
manualnya dan jangan memberi tegangan pada PLC diatas tegangan
yang telah ditentukan, karena PLC sangat sensitif tehadap kenaikan
tegangan suplay dan dapat mengakibatkan kerusakan pada PLC itu
sendiri.
Judul Modul: Memasang Instalasi PLC
Halaman: 32 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Berikut contoh pemasangan konfigurasi Input pada Unit Input PLC C200H
ID212 dan PLC CPM2A.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 33 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.38. Konfigurasi Input pada Unit Input PLC C200H ID212 & PLC CPM2A
Berikut contoh pemasangan konfigurasi Ouput pada Unit Output PLC C200H
OC225 dan PLC CPM2A.

Gambar 4.39. Konfigurasi Output pada Unit Output PLC C200H OC225

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 34 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.40. Konfigurasi Output pada PLC CPM2A

d.3. Pemasangan kabel power supply


Diagram berikut menunjukan cara pemasangan kabel power supply ke PLC C200H
dan CPM2A. Untuk kabel power supply gunakan kabel twisted untuk mencegah
noise dengan diameter 1,25mm dan crimp/skun kabel bulat berdiameter 3,5mm.
Sebelum memasang kabel power supply pastikan sumber tegangan (AC atau DC)
sesuai dengan kebutuhan Unit Power supply.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 35 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.41. Pemasangan kabel Power supply pada PLC C200H

Gambar 4.42. Pemasangan kabel Power supply pada PLC CPM2A

d.4. Grounding atau pembumian


Untuk mencegah noise, sistem PLC harus dihubungkan dengan sistem
pembumian. Sistem pembumian yang baik harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu:
Tahanan pembumian harus 80 ohm
Gunakan kawat pembumian yang cukup tebal ( diameter 2 mm2 )
Titik pembumian harus sedekat mungkin dengan PLC untuk mengurangi jarak
kabel pembumian
Gunakanlah metode pembumian yang benar seperti gambar dibawah ini;

PLC Other device PLC Other device PLC Other device

Class 3 grounding
Class 3 grounding

(A)Independent grounding : Best (B) Joint grounding : Good (C) Joint grounding : Not allowed

Gambar 4.43. Pemasangan kabel grounding

4.3.3. Peralatan/material Instalasi Listrik dipasang sedemikian rupa


sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan/ Indeks Proteksi (IP)
yang telah ditetapkan
Dalam memasang peralatan dan material harus sesuai dengan Indeks Proteksi (IP) yang
telah ditetapkan. Kode IP ini terdiri dari dua digit dan selalu tercantum pada body
peralatan dan material yang telah dikeluarkan oleh pabrik.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 36 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Klasifikasi dari Indeks Proteksi adalah sebagai berikut:

Angka pertama Angka kedua


Perlindungan terhadap benda padat Perlindungan terhadap benda cair
IP Test IP Test
0 Tanpa perlindungan 0 Tanpa perlindungan
1 Perlindungan terhadap benda 1 Perlindungan terhadap air yang jatuh secara
padat hingga 50mm seperti vertikal
tersentuh oleh tangan tanpa
sengaja
2 Perlindungan terhadap benda 2 Perlindungan terhadap semprotan air langsung
padat hingga 12mm seperti hingga 150 dari arah vertikal
tersentuh oleh jari jari tangan
tanpa sengaja
3 Perlindungan terhadap benda 3 Perlindungan terhadap semprotan 600 dari arah
padat lebih dari 2,5mm (alat alat vertikal
kerja + kabel kabel kecil)
4 Perlindungan terhadap benda 4 Perlindungan terhadap air yang disemprotkan
padat lebih dari 1mm (alat alat dari segala arah pada batas yang diizinkan
kerja + kabel kabel kecil)
5 Perlindungan terhadap debu 5 Perlindungan terhadap air jet bertekanan
terbatas pada unsur yang diizinkan rendah dari segala arah pada batas yang
( tidak berbahaya) diizinkan
6 Perlindungan total terhadap debu 6 Perlindungan terhadap air jet bertekanan
rendah seperti untuk penggunaan pada dek
kapal pada batas yang diizinkan.
7 Perlindungan terhadap efek pembenam antara
15cm dan 1m
8 Perlindungan terhadap pembenaman dibawah
tekanan dalam waktu yang lama.

Tabel 4.1. Indeks Proteksi

4.3.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan


Setelah pekerjaan pemasangan instalasi selesai dikerjakan selanjutnya dilakukan
pemeriksaan kebenaran pengawatan instalasi. Hal ini dilaksanakan dengan cara
memeriksa setiap sambungan kabel pada peralatan dan mencocokannya dengan gambar
diagram instalasi yang telah disiapkan. Pengecekan sambungan kabel dan peralatan
dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti Multimeter dan testpen.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan antara lain:
Apakah semua Unit PLC dan peralatan I/O telah dipasang dengan benar?
Apakah semua kabel kabel koneksi dan konektor telah dipasang dengan lengkap
sesuai gambar diagram pengkawatan instalasi dan terjepit dengan kencang?
Apakah ada sekrup sekrup penjepit kabel yang kendor?
Apakah ada kabel kabel pengkawatan yang letaknya semrawut?
Apakah ada koneksi kabel yang putus atau tidak hubung?
Judul Modul: Memasang Instalasi PLC
Halaman: 37 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

4.3.5. Pengujian rangkaian listrik


.a Melakukan pengujian wiring/pengkawatan I/O
Hal yang juga harus kita ketahui dalam memasang instalasi PLC, setelah PLC tersebut
kita instal maka perlu dicek wiring/pengkawatan input dan outputnya untuk
mengetahui dan meyakinkan apakah peralatan input dan output PLC mempunyai
hubungan yang baik dan benar.
a.1. Pengecekan wiring/pengkawatan input
Langkah pengecekan wiring/pengkawatan input dapat dilakukan dengan
menghubungkan (meng On kan) semua perangkat input dan melihat lampu
indikator (LED) pada sisi input PLC. Hubungan peralatan input PLC dikatakan
baik jika input masukan ON maka lampu indikator bagian input PLC akan
menyala.
a.2. Pengecekan wiring/pengkawatan output
Hubungan antara PLC dengan peralatan output (seperti selenoid, magnetik
kontaktor, lampu dsb) dapat dicek dengan perintah force ke nomor terminal
output PLC, perintah tersebut tanpa menunggu program harus sudah selesai
dimasukan kedalam PLC, namun dapat dipisah tanpa mempengaruhi program
yang ada ( jika di dalam PLC telah dimasuki program kontrol).

Langkah pengecekan wiring output dapat dilakukan dengan langkah:


Hubungkan PLC dengan alat pemrogram (Programing Console)
Hidupkan Programing Console dengan mode Program kemudian masukan
Password, yaitu dengan menekan tombol:

CLR MONTR CLR

Lakukan operasi Force dengan menekan tombol:

SHIFT CONT Nomor MONTR PLAY


# Output SET

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 38 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

Gambar 4.44. Menghubungkan PLC dengan Programming Console


.b Pengujian tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas
Pengujian/pengukuran tahanan pembumian dan polaritas dapat dilakukan dengan
menggunakan alat ukur Multimeter sedangkan untuk tahanan isolasi dapat dilakukan
dengan menggunakan alat ukur Mega ohmmeter. Untuk tahanan pembumian
sebaiknya bernilai kurang dari 100ohm. Untuk tahanan isolasi sebaiknya bernilai
1Mohm/volt. Polaritas yang berhubungan dengan tegangan dan arus DC perlu diuji
kembali untuk mencegah terjadinya polaritas yang terbalik yang dapat menyebabkan
rusaknya peralatan.

4.4 Memeriksa pekerjaan


4.4.1. Pengidentifikasian penyimpangan yang terjadi
Kegiatan ini adalah kegiatan untuk menemukan kesalahan atau kerusakan yang terjadi
dilapangan setelah dilakukan pengujian.
Contoh pengidentifikasian penyimpangan yang terjadi:
Indikator power supply tidak menyala
Indikator I/O tidak menyala
Suhu dalam ruang PLC melebihi ketentuan

4.4.2. Menetapkan alternatif solusi terhadap penyimpangan yang terjadi


Setelah ditemukan penyimpangan penyimpangan yang terjadi selanjutnya dicari
alternatif solusi untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi itu.
Contoh penetapan alternatif solusi untuk mengatasi penyimpangan yg terjadi:
Indikator power supply tidak menyala, alternatif solusinya adalah memeriksa
kembali koneksi kabel power supply dan tegangan power supply.
Indikator I/O tidak menyala, alternatif solusinya adalah periksa kembali koneksi
kabel I/O, sekrup yang kendur, peralatan I/O dan Unit I/O.
Suhu dalam ruangan PLC melebihi batas ketentuan, alternatif solusinya periksa
peralatan sirkulasi udara dalam ruang panel PLC.

4.4.3. Menerapkan alternatif solusi dengan benar


Setelah alternatif solusi ditetapkan selanjutnya alternatif solusi itu dilaksanakan dengan
benar sesuai persyaratan yang ditentukan.

4.5 Membuat laporan


4.5.1. Membuat laporan sesuai format yang berlaku
Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan / menyajikan informasi-informasi faktual
secara ringkas (concise) dan akurat, tanpa rincian-rincian yang tidak relevan. Tujuannya
untuk membantu dalam pengambilan keputusan, menetapkan perubahan dan atau
peningkatan (improvement) serta pemecahan masalah. Laporan memuat fakta logis

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 39 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

yang berurutan, yang dinyatakan tanpa keterlibatan personal dan dipengaruhi oleh
subjektivitas penulisnya.

Susunan suatu laporan


Jika membuat laporan, maka maka harus jelas dalam pikiran anda, apa yang akan
disampaikan dan bagaimana susunannya

Susunan suatu laporan dapat terdiri atas:


Heading
Laporan hendaknya mempunyai heading, yang menjelaskan sementara kepada
pembaca, tentang apa laporan tersebut. Dengan heading juga ada catatan kecil
yang menyatakan kepada siapa laporan tersebut ditujukan.
Pendahuluan
Meskipun tidak terlalu panjang, pendahuluan suatu laporan adalah sangat penting,
karena akan memberikan over view tentang isi laporan, dan pembaca akan
mengetahui apakah laporan tersebut berkenaan dan berkepentingan dengannya.
Rangkuman harus akurat dan tidak boleh menyimpang, dan menyatakan secara
singkat isi dan maksud laporan
Isi laporan
Isi laporan biasanya merupakan bagian terbesar dari suatu laporan, yang secara
jelas menyatakan masalah dan segala sapek yang berkaitan dan juga berisinkan
analisis masalah, sifat masalah dan penyebabnya. Karena masalah yang dilaporkan
berbeda-beda, maka tidak ada ketentuan yang baku untuk menulis isi laporan.
Masing-masing laporan mempunyai kepentingan yang berbeda, jika perlu dibagi
kedalam judul dan sub-judul. Laporan mungkin berkenaan dengan:
Suatu test/pemeriksaan yang telah dilakukan
Suatu dimensi yang telah diambil berkenaan dengan produk
Mungkin sketch untuk menglklarifikasi atau menjelaskan
Jumlah komponen atau memerlukan komponen dari supplier
Isi laporan memuat semua informasi yang penting. Jika memuat banyak hal, jangan
ragu-ragu untuk membuat judul-judul dan sub judul, sehingga jelas bagi yang
membuatnya maupun yang harus membaca dan memahaminya.
Kesimpulan
Kesimpulan akan menyimpulkan semua informasi yang telah dikumpulkan di dalam
isi laporan. Kadang-kadang kesimpulan dapat diitemasi, sehingga pembaca dapat
lebih mudan menemukan dan mengikutinya serta memahaminya. Yang penting
adalah bahwa kesimpulan harus konsisten dengan apa yang telah ditulis dalam
laporan. Jika tidak, laporan akan kehilangan kredibilatasnya. Jika laporan cukup
singkat dan hanya berkenaan dengan satu masalah yang sederhana, maka
kesimpulannya mungkin termasuk rekomendasi dan saran-saran. Tetapi jika laporan
cukup panjang, dan berkaitan dengan sejumlah masalah dan kemungkinan, maka
rekomendasi dapat ditempatkan pada judul lain yang terpisah. Jika ada saran-saran
berkenaan dengan sejumlah point dan digabungkan dengan kesimpulan, laporan

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 40 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

akan nampak kacau balau dan pembaca tidak akan memperoleh gambaran yang
jelas tentang apa yang ingin anda sampaikan.

Rekomendasi
Rekomendasi adalah suatu saran. Rekomendasi yang anda buat haruslah
menyuarakan dan berdasarkan pada fakta yang ada pada isi laporan. Rekomendasi
dapat diitemasi . Saran yang anda ajukan harus didefinisikan dengan baik, ringkas
dan menyampaikan ide secara tepat.
Penutup laporan
Penutup laporan adalah penanda tanganan. Anda harus menuliskan nama dan
seksi/bagian dari mana anda berasal, kemudian tanda tangan atas nama anda
sendiri. Jika laporan telah selesai dibuat/ditulis, baca kembali untuk memeriksa
kesalahan ejaan, dan ketidak tepatan tata bahasa. Adalah hal yang baik jika orang
lain suruh membaca dan memeriksa. Orang lain biasanya lebih objektif dari pada
penulisnya sendiri.
Jika anda tidak puas dengan tulisan laporan anda, tulislah ulang dan yakinkan tulisan
anda bersih dan rapih. Anda dapat mengeditnya sendiri pada komputer atau
menyuruh orang lain. Jika laporan lebih dari satu lember, berilah halaman untuk
setiap halamannya dan distaple bersama-sama. Sebelum menyampaikan laporan
kepada orang yang dituju, buatlah salinan/copi untuk arsip anda sendiri.

4.5.2. Membuat berita acara kegiatan


Berita acara kegiatan adalah laporan suatu kegiatan yang memuat keterangan meliputi;
nama kegiatan, orang yang melaksanakannya, waktu pelaksanaan, dan tahap tahap
kegiatan yang dilakukan dari awal hingga selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 41 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1 Sumber Daya Manusia

Pelatih
Pelatih anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Pelatih adalah untuk :
a. Membantu anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membangtu anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk
menjawab pertanyaan anda mengenai proses belajar anda.
d. Membangtu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang anda perlukan untuk belajar anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.

Penilai
Penilai anda melaksanakan program pelatihan tertruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. melaksanakan penilaian apabila anda telah siap dan merencanakan
proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan anda.
b. Menjelaskan kepada anda mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan
anda
c. Mencatat pencapaian / perolehan anda.

Teman kerja/sesama peserta pelatihan


Teman kerja anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan
ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam
lingkungan belajar/kerja anda dan dapat meninkatkan pengalaman belajar anda.

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 42 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

5.2 Sumber - Sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses


pembelajaran ketika peserta sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :


Buku referensi (text book)
Lembar kerja
Diagram-diagram, gambar
Contoh tugas kerja
Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber


yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul : Belajar PLC


Pengarang : Anang Yulianto, ST
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2006

Judul : C200H Installation Guide


Pengarang : OMRON (nama perusahaan)
Penerbit : OMRON ASIA PACIFIC PTE.LTD
Tahun terbit : 2001

Judul : CPM2A Operation Manual


Pengarang : OMRON (nama perusahaan)
Penerbit : OMRON ASIA PACIFIC PTE.LTD
Tahun terbit : 2003

Judul : PLC Konsep, Pemrograman dan Aplikasi


Pengarang : Agfianto Eko Putra
Penerbit : Gava Media Yogyakarta
Tahun terbit : 2004

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 43 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.229.01

5.3 Daftar Peralatan / Bahan

Peralatan dan bahan yang dibutuhkan antara lain :


PLC Unit
Komputer
Programming Console
Tool set (obeng, tang, Alat ukur/Multimeter, dll)
Kabel
Peralatan I/O(tombol, sensor, relay, motor listrik, lampu dll)
Lemari/box panel
Perlengkapan daya/power suply (Kontaktor, Overload, MCB, sekring, dll)
Perlengkapan K3

Judul Modul: Memasang Instalasi PLC


Halaman: 44 dari 43
Buku Informasi Versi: 2007

También podría gustarte