Está en la página 1de 59

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA IBU S DI

RT 05 RW O1 KELURAHAN KEDUNG COWEK


KECAMATAN BULAK
SURABAYA

DISUSUN OLEH :

Akbar Dwi Guntoro


163.0006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2016
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA IBU S DI RT 05 RW


O1 KELURAHAN KEDUNG COWEK KECAMATAN
BULAK SURABAYA DENGAN DIAGNOSA
MEDIS HIPERTENSI

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Laporan Praktik


Stase Keperawatan Keluarga dan Komunitas di Desa Kedung Cowek
Tanggal 18 September 21 September 2016

Mahasiswa

Akbar Dwi Guntoro


163.0006

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Penanggung Jawab Mata Kulia Keperawatan


Keluarga dan Komunitas

DINI MEI W. S.KEP.Ns. M.Kep IMROATUL FARIDA, S. Kep., Ns., M.Kep


NIP NIP. 03028
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan kesehatan yang baik adalah suatu kondisi dimana

tidak hanya bebas dari penyakit. Pergeseran fokus dari sehat ke sakit

sangat berarti karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relaitif, yang

mempunyai beberapa tingkat, maka akan lebih mudah bila sehat dan sakit

ditentukan sesuai dengan titik tertentu pada skala sehat sakit. Konsep sehat

dan sakit adalah konsep yang berkompleks dan berinterpretasi. Banyak

faktor yang mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit. Sehat diartikan

sebagai kondisi yang normal dan alami, yang bersifat dinamis yang

sifatnya terus menerus berubah. Menurut WHO sehat adalah keadaaan

keseimbangan yang sempurna, baik fisik mental dan sosial, tidak hanya

terbebas dari penyakit dan kelemahan. Sedangkan sakit adalah keadaan

tidak normal atau sehat, secara sederhana dapat disebut penyakit yang

merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal

(Asmadi, 2008). Menurut Murwani (2011), Hipertensi adalah suatu

keadaaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan yang

melebihi batas normal (tekanan sistole di atas 140 mmHg, dan diastole di

atas 90mmHg). Sedangkan definisi yang lain menurut Brashers (2008),

Hipertensi di definisikan sebagai peningkatan tekanan darah arterial

abnormal yang berlangsung terus menerus.

Di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4 persen penghuni

bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6 persen pria dan 26,1
persen wanita. Angka ini kemungkinan akan terus meningkat menjadi 29,2

persen di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di

negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang

termasuk indonesia (Purwanto, 2012). Prevalansi hipertensi di pulau jawa

41,9 % , dengan kisaran di masing- masing provinsi 36,6 % sampai 47,7

persen. Prevalansi di perkotaan 39,9 % (37,0% - 45,8%) dan dipedasaan

44,1 % (36,2%-51,7%) (Setiawan, 2007). Dalam studi pendahuluan pada

Desa Kedung Cowek saat Pengkajian di dapatkan bahwa enam bulan

terakhir terhitung sejak bulan Maret sampai dengan September 2016

terdapat 86 orang yang yang mengaku menderita hipertensi.

Maka perlunya dilakukan suatu pelayanan melalui proses

keperawatan keluarga oleh tenaga kesehatan sekitar daerah setempat

melalui proses keperawatan keluarga dimana tenaga kesehatan

memberikan pelayanan kepada keluarga. Upaya yang paling penting dalam

penyembuhan hipertensi dengan mengenal dan melakukan perawatan pada

anggota keluarga yang tepat merupakan tindakan yang tepat untuk

menghadapi pasien dengan hipertensi untuk mencegah komplikasi dan

serangan berulang. Pengkajian pada keluarga Ny. S dengan hipertensi di

temukan data keluarga tidak mampu mengambil tindakan atas masalah

kesehatan yang dialami .

Salah satu upaya pemecahan masalah tersebut di atas adalah

dengan memberikan pelayanan yang berfokus pada kelompok kecil dari

masyarakat yakni keluarga. Asuhan keperawatan keluarga merupakan

sebuah bentuk pelayanan keperawatan keluarga yang fokus pelayanannya


adalah keluarga yang adalah unit terkecil dari masyarakat. Upaya promotif

dan preventif merupakan fokus dari asuhan keluarga itu sendiri tanpa

mengabaikan kuratif dan rehabilitatif yang bertujuan untuk memampukan

keluarga dalam menjalankan tugasnya dalam lingkup kesehatan baik

mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga yang

sakit, memodifikasi lingkungan maupun memanfaatkan fasilitas kesehatan

terdekat sehingga upaya pencegahan akan masalah kesehatan dapat

terlaksana dengan baik dan penanganan masalah kesehatan dapat

terlaksana sedini mungkin sehingga angka kematian dan kesehatan dapat

diturunkan, dan kualitas hidup masyarakat dapat meningkat.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Agar mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada

keluarga.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat melakukan:

a. Penulis mampu melakukan Pengkajian pada keluarga

b. Penulis mampu merumuskan Diagnosa keperawatan pada

keluarga

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada

keluarga

d. Penulis mampu melakukan tindakan keperawatan yang telah

direncanakan.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi tindakan yang telah

dilaksanakan.

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Bagi Keluarga

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pada

keluarga terutama keluarga di RW 01 Kelurahan Kedung Cowek Kecamatan

Bulak dalam menjalankan tugasnya dalam bidang kesehatan baik dalam

upaya pencegahan masalah kesehatan maupun penanganan masalah

kesehatan yang terjadi.

1.3.2 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa mampu mengaplikasikan dan menambah pengetahuan

serta pengalaman tentang kasus seperti hipertensi di lingkungan masyarakat

dan keluarga.

1.3.3 Bagi Pelayanan Kesehatan

Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan ke dalam praktik

pelayanan kesehatan di Puskesmas.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Keluarga


2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-
masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan
bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga
sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah,
ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta
mempertahankan budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua
orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan
emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan
untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam
rangka mencapai tujuan bersama.
2.1.2 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985
dan Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
a. Tahap I : Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan.
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan
yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara
harmonis, merencanakan keluarga berencana.
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai
umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk
keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-
masing pasangan.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur
2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,
mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma
kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan
keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak
termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak
saat menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20
tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi
secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian,
memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,
mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
f. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
(mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang
meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan
tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga
dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya
adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-
anak, memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal
dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan
keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,
menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
2.1.3 Tipe Keluarga
Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe
keluarga, yaitu :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
2) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya
dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah,
atau ditinggalkan.
3) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak
atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
4) Bujang dewasa yang tinggal sendiri
5) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari
nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau
bekerja.
6) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih
atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah
geografis.
b. Keluarga non tradisional
1. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak
menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).
2. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai
anak
3. Keluarga gay/ lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama
hidup bersama sebagai pasangan yang menikah
4. Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu
pasangan monogamy dengan anak-anak, secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman yang
sama.
Menurut Allender dan Spradley (2001)
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
tanpa anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena
perceraian atau kematian.
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang
dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami
istri yang berusia lanjut.
b. Keluarga non tradisional
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian
darah hidup serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup
bersama dalam satu rumah tangga
Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan
Darmawan (2005)
a. Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
b. Keluarga berkomposisi yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
c. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan

2.1.4 Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya :
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan
Darmawan (2005), yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga
dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga
serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental,
dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga
serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan
tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan
generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih
saying dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota
keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga.
g. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.
2.1.5 Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap
II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
diaksud adalah:
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian,
tanda dan gejala, factor penyebab dan persepsi keluarga terhadap
masalah yang dialami keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh
mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga
menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat
atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan,
bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti
pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit
yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang
dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata
lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak
terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang
ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan,
apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

2.2 Konsep Keperawatan Keluarga

2.2.1 Konsep pelayanan keperawatan keluarga

Perawat sebagai pelaksana keperawatan pada zaman dulu dikatakan

sebagai pekerjaan vokasional dimana dalam melaksanakan kegiatannya

sebagai tim kesehatan selalu bergantung pada profesi kesehatan lain. Sejalan

dengan berkembangnya ilmu dan tuntutan kebutuhan terhadap pelayanan

kesehatan yang bermutu sejak tahun 1983, PPNI dalam lokakarya nasional

mengikrarkan bahwa keperawatan adalah professional.

Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan

masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau

kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan

sebagai sarana / penyalur, (Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya,

1978). Salah satu lingkup praktik keperawatan keluarga adalah asuhan

keperawatan keluarga karena keluarga merupakan unit terkecil dalam

masyarakat sebagai akibat pola penyesuaian keluarga yang tidak sehat

sehingga tidak terpenuhi kebutuhan keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiaitan

yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk


membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan (Padila, 2012).

2.2.2 Karakterisktik perawatan keluarga

Karakteristik perawatan keluarga adalah memprioritaskan pada

tindakan preventif dan promotif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif,

cara pelayananpun terpadu dan berkesinambungan serta pendekatan

pelayanan holistik atau menyeluruh (Padila, 2012).

Keluarga Kelompok beresiko tinggi :

a. Keluarga dengan anggotanya dalam masa usia subur dengan masalah:

Tingkat sosial ekonomi rendah.

Keluarga tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.

Keluarga dengan keturunan baik.

b. Keluarga ibu dengan resiko tiggi kebidanan waktu hamil.

Umur ibu (16 Thn/35 Thn).

Menderita kurang gizi atau anemia.

Primipara / Multipara.

Menderita Hipertensi.

Riwayat persalinan dengan komplikasi.

c. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi

Lahir premature.

BB suka naik.

Lahir dengan cacat bawaan.

Asi kurang.

Ibu menderita penyakit menular.


d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggotanya.

Anak yang tidak kehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.

Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan

seringtimbul cecok dan ketegangan.

Ada anggota keluarga yang serig sakit.

Salah satu orang tua meninggal, cerai atau lari dari tanggung

jawab.

2.2.3 Tujuan keperawatan kesehatan keluarga

Tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan

keluarga adalah:

1. Tujuan Umum:

Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara

kesehatan mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan

keluarganya.

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam

mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh

keluarga.

b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil

keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan

dasar keluarga.

c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil

keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah keluarga.


d. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan

mutu hidupnya.

2.2.4 Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (Mubarak, dkk., 2012)

1. Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang dapat

dijadikan sebagai gambaran manusia

2. Perilaku keluarga dapat menimbulkan masalah kesehatan, tetapi

dapat pula mencegah masalah kesehatan dan menjadi sumber

daya pemecah masalah kesehatan.

3. Masalah kesehatan di dalam keluarga akan saling memengaruhi

terhadap individu dalam keluarga

4. Keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk

mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga

5. Keluarga merupakan pengambil keputusan dalam mengatasi

masalah

6. Keluarga merupakan saluran yang efektif dalam menyalurkan

dan mengembangkan kesehatan kepada masyarakat.

Hambatan hambatan yang sering dihadapi dalam memecahkan

masalah kesehatan.

1. Pendidikan keluarga rendah.

2. Keterbatasan sumber daya keluarga (keuangan sarana dan

prasarana).

3. Kebiasaan yang melekat.

4. Sosial budaya yang tidak menunjang.


2.2.5 Tingkatan keperawatan keluarga

Ada 4 tingkatan dalam keperawatan keluarga (Padila, 2012):

a. Tingkatan keperawatan keluarga level I

1. Keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga

2. Fokus pelayanan keperawatan : individu

3. Individu atau anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi

4. Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan

b. Tingkatan keperawatan keluarga level II

1. Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya

2. Masalah kesehatan atau keperawatan yang sama dari masing-

masing anggota akan diintervensi bersamaan.

3. Masing-masing anggota keluarga dilihat sebagai unit yang

terpisah

c. Tingkat keperawatan keluarga level III

1. Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah subsistem

dalam keluarga

2. Anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang

berinteraksi

3. Fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak, hubungan ayah

dengan anak, hubungan pernikahan, dll.

d. Tingkat keperawatan keluarga level IV

1. Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus

utama dari pengkajian dan perawatan

2. Keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang


3. Keluarga dipandang sebagai interaksi system

4. Fokus intervensi : dinamika internal keluarga, hubungan dalam

keluarga, struktur dan fungsi keluarga, hubungan subsistem

keluarga dengan lingkungan luar.

2.2.6 Kriteria keluarga mandiri

Keluarga mandiri adalah keluarga yang mengetahui dengan kriteria :

a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari masalah

kesehatan yang ada

b. Keluarga dapat menyebutkan faktor penyebab masalah kesehatan

c. Keluarga dapat menyebebutkan faktor yang mempengaruhi masalah

kesehatan

d. Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap masalah keluarga, mau

mengambil keputusan untuk mengatasi masalah

e. Masalah kesehatan dirasakan keluarga

f. Keluarga dapat mengungkapkan/menyebutkan akibat dari masalah

kesehatan tersebut

g. Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan

masalah kesehatan tersebut

h. Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas

yang diperlukan untuk perawatan

i. Keluarga dapat terampil melaksanakan perawatan pada anggota keluarga

j. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.


Catatan :

Apabila keluarga mampu menjawab kriteria 1-4 disebut keluarga

mandiri I

Apabila keluarga mampu menjawab kriteria 5-7 disebut keluarga

mandiri II

Apabila keluarga mampu menjawab kriteria 8-10 disebut keluarga

mandiri III

2.2.7 Tanggung jawab perawat dalam asuhan keperawatan keluarga

Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai

tanggung jawab sebagai berikut (Mubarak, dkk., 2012) :

1. Memberikan pelayanan secara langsung

Pelayanan keperawatan meliputi : pengkajian fisik atau psikososial,

menunjukan pemberian tindakan secara terampil, dan memberikan

intervensi. Adannya kerja sama dari klien, keluarga dan perawat

sebagai pemberi perawatan utama di keluarga pada tahap

perencanaan sangat penting. Perawat hanya memberikan perawatan

dalam waktu yang terbatas, sedangkan perawatan yang dilakukan di

rumah merupakan tanggung jawab dari keluarga. Oleh karena itu,

pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam

perawatan di rumah.

2. Dokumentasi

Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah

sangat penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan yang dialaminya.


3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus

Perawat bertanggung jawab untuk mengoordinasikan para

professional lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga.

Fokus peran perawat menjadi manager kasus adalah kemampuan

untuk mengkaji kebutuhan, menentukan prioritas kebutuhan,

mengidentifikasikan cara memenuhi kebutuhan, dan

mengimplementasikan rencana yang telah disusun.

4. Menentukan frekuensi dan lama perawatan

Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan

selama periode waktu tertentu, sedangkan lama perawatan adalah

lamanya waktu perawatan yang dilakukan di rumah.

5. Advokasi

Peran perawat sebagai penasihat berhubungan dengan masalah

pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

2.3 Konsep Dasar Hipertensi


2.3.1 Pengertian

Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan tensi
yang artinya tekanan darah. Menurut American Society of Hypertension
(ASH), pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala
kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks
dan saling berhubungan (Sani, 2008).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari
140mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau lebih dari 90mmHg
(WHO, 1999). Pada populasi manula hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Mansjoer Arief, 1999).
2.3.2 Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:


hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya
disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor
yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas susunan
saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi Na,
peningkatan Na dan Ca interseluler, dan faktor-faktor yang risiko seperti
obesitas, alkohol, merokok.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui
seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal,
hipertensi aldosteronisme primer, dan sindrom chusing, feokromositoma,
koarkfasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-
lain.(Mansjoer, Arif dkk, 2001)
2.3.3 Penyebab

Tekanan sistolik dan diastolik dapat bervariasi pada tingkat individu.


Namun disepakati bahwa hasil pengukuran tekanan darah yang lebih besar
dari 140/90 mmHg adalah hipertensi (WHO, 1999 dan JNC, 2007). Tabel
pengklasifikasian hipertensi dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) 180 110
Hipertensi sistol terisolasi 140 < 90
Sub grup : perbatasan 140-149 < 90
Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC7 (Joint National Committee 7)
Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 160 Atau 100

2.3.4 Tanda dan Gejala


a. Gelisah
b. Nadi Cepat
c. Sukar Tidur
d. Sesak Nafas
e. Sakit Kepala
f. Lemah dan Lelah
g. Rasa Pegal di bahu
h. Jantung berdebar-debar
i. Pandangan menjadi kabur
j. Mata berkunang-kunang

2.3.5 Faktor Resiko Hipertensi

Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi


a. Keturunan/ genetik
b. Usia
c. Jenis kelamin
d. Ras/ etnis
e. Tipe Kepribadian
Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi
a. Makan berlebihan
b. Obesitas
c. Tidak berolahraga
d. Merokok
e. Minum alkohol
2.3.6 Bahaya Hipertensi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan organ target yang umum
ditemui pada pasien hipertensi adalah:
a. Penyakit ginjal kronis
b. Jantung
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Angina atau infark miokardium
- Gagal jantung
c. Penyakit arteri perifer
d. Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-
organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah
pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi
terhadap reseptor ATI angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari
ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam
berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan
pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor-
(TGF-) (Yogiantoro, 2006).
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan organ target yang
umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
e. Penyakit ginjal kronis
f. Jantung
- Hipertrofi ventrikel kiri
- Angina atau infark miokardium
- Gagal jantung
g. Otak
- Strok
- Transient Ischemic Attack (TIA)
h. Penyakit arteri perifer
2.3.7 Cara Pencegahan
Pencegahan Hipertensi dapat dilakukan sendiri dengan :
a. Hindari Obesitas
b. Hindari merokok
c. Usahakan pikiran selalu tenang dan santai
d. Berolahraga secara teratur
e. Sering memakan buah-buahandansayuran
f. Kurangi minuman yang mengandung kafein (Kopi)
g. Hindari minuman beralkohol
h. Kurangi makanan yang banyak mengandung garam (Asin)
i. Rutin Kontrol ke tenaga kesehatan terdekat jika memang mempunyai
riwayat hipertensi

2.4 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan
terhadap keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta
mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .
1. Pengkajian
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah
yang dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam
memberikan perawatan pada anggota keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
(1) Anggota anggota keluarga dan hubungan dengan kepala
keluarga.
(2) Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam
keluarga.
(3) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
(4) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
(5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan.
(6) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
(7) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
(1) Pekerjaan
(2) Penghasilan
(3) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
(4) Jam kerja ayah dan ibu
(5) Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya
c) Faktor lingkungan
(1) Perumahan
(a) Luas rumah
(b) Pengaturan dalam rumah
(c) Persediaan sumber air
(d) Adanya bahan kecelakaan
(e) Pembuangan sampah
(2) Macam lingkungan / daerah rumah
(3) Fasilitas social dan lingkungan
(4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
(2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
(3) Sumber pelayanan kesehatan
(4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
kesehatan.
(5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
(1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara
langsung.
(2) Wawancara
2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan
Typologi masalah dalam family healt care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
a) Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan.
Contoh :
(1) Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi
(2) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet
b) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan
kesehatan.

Contoh:
(1) Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi
(2) Siapakah yang menderita penyakit hipertensi
c) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya
mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
3. Penentuan prioritas masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan
pedoman sebagai berikut
No Kriteria Skala Bobot Skoring Rasional
1 Sifat Masalah 1
- Aktual 3
- Resiko 2
- Potensial/ weliness 1
2 Kemungkinan 2
Masalah dapat diubah
- Mudah 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
3 Potensial Masalah 1
untuk dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya Masalah 1
- Segera 2
- Tidak perlu segera 1
- Tidak dirasakan 0
Total
Skoring :
1. Tentukan skor untuk tiap criteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

=

3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama
dengan seluruh bobot

b. Penjajakan pada tahap kedua


Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat
melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan
ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh
keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk
melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah
yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi antara lain :
1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit
hipertensi berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala
hipertensi
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang
pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana
kesehatan
3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .
4) Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan
serta kitidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat
guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan
seperti JPS.,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.
Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet
pada klien hipertensi adalah :
1) Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu
penyebab terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan cara pengaturaan diet yang benar.
2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam
pengaturan diet bagi penderita hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga
tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.
4) Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam
5) Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga
berhubungan dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat
tanaman obat tersebut.
4. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan
yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan
masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul
Effendi,1998 : 54 )
Rencana tindakan dari masing masing diagnosa keperawatan khusus diet
pada klien hipertensi adalah :
a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu
penyebab terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
1) Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas
pengaturan diet bagi anggota kelurga yng menderita hipertensi.
b) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan
sesuai anjuran.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang
benar bagi penderita hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya
menyediakan makan-makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi .
4) Rasional
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga
menimbulkan peresepsi yang negatip sehingga dapat dijadikan
motivasi untuk mengenal masalah khususnya nutrisi untuk
klieh hiperetensi
b) Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan
makanan yang rendah garam.
b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet
terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat dari
pengaturan diet
1) Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk
klien hipertensi
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet
bagi klien hiperetensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien
hipertensi
3) Rencana tindakan
a. Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan
diet untuk klien hipertensi.
b. Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.
4) Rasionalisasi
a) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu
melaksanakan cara pengaturan diet untuk klien hipertensi
b) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk
penderita hipertensi.
c. Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi
penderita hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang benar .
1) Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita
hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk
penderita hipertensi.
b) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat
bagi klien hipertensi.
3) Rencana tindakan
a) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan
makanan untuki klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh klien hipertensi.
c) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk
memnbuat makanan dengan jumlah yang tepat.
4) Rasionalisasi.
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga
dapat cara pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
b) Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai
yang dianjurkan.
c) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat
makanan dalam jumlah yang tepat kilen dan keluarga
mampu menjalankan /melaksanakaannya sendiri.
d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan
sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam.
1) Tujuan
Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari
mengkonsumsi makanan yang rendah garam.
2) Kriteria Hasil
a) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang
rendah garam
b) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang
banyak mengandung garam.
c) Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung garam.
3) Rencana Tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh
garan terhadap klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang
banyak mengandung garam.
c) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu
untuk merubah kebiasaan yang kurang baik tersebut yang
didasari padea niat dan keinginan untuk merubah.
4) Rasional
a) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti
tentang pengaruh garam terhadap klien hipertensi
b) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan
yang banyak mengandung garam.
c) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau
merubah sikapnya dari yang tidak sehat menjadi sehat
e. Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat
keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman
obat keluarga.
1) Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber
tanaman obat keluarga.
2) Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat
membantu untuk pengobatan hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.
b) Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis
tumbuhan /tanaman yang dapat membantu menurunkan
tekanan darah
c) Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha
memiliki tanaman obat keluarga .
4) Rasional
a) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat Toga.
b) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat
menurunkan tekanan darah.
c) Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat mengkonsumsi
tanaman obat tersebut kapan saja diperlukan.
5) Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga
yang menderita hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan
antara lain :
a) Deteksi dini kasus baru.
b) Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
c) Melakukan rujukan
d) Bimbingan dan penyuluhan.
5. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put )
dan penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi
penilaian input dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;
a) Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari
tindakan keperawatan.
b) Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka
dimensinya dapat dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
c) Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah
kesanggupan dari tindakan
d) keperawatan untuk mengatasi masalah.
e) Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healty)
BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN


PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN (Tanggal : 16 September 2016)


I. Data Umum

1. Kepala Keluarga : Ny. S


2. Alamat Dan Telepon: Kedung Cowek I/16 RT 05 RW 01 Kel. Kedung
Cowek Kec. Bulak
3. Pekerjaan Kk : Purnawirawan
4. Pendidikan Kk : SMA
5. Komposisi Keluarga :

N Jeni Hub. Umur Pend Status Imunisasi Ket


o s
Nama Klg Polio DPT Hepatitis Camp
Kel ak
KK

1. Ny. S P Istri 54 th SMA lgk


ap

Genogram :

= laki-laki
= perempuan
= meninggal
= garis keturunan
= tinggal serumah

6. Tipe Keluarga : Nucelar Family


7. Suku Bangsa :
a. Keluarga Tn. J berbudaya Jawa.
b. Tinggal disekitar masyarakat yang juga sebagian besar berbudaya Jawa
dan juga madura, tetapi rasa kekeluargaan diantara mereka saling terjalin
c. Adat jawa juga dijalankan dilingkungan sekitar rumah Ny. S seperti
kegiatan Khotmil Quran. Acara tersebut rutin diikuti oleh Ny. S jika tidak
ada keperluan mendadak.
d. Dalam kehidupan sehari-hari keluarga menerapkan adat/kebiasaan suku
Jawa termasuk menu makanannya.
e. Struktur kekuasaan untuk pengambilan keputusan berada ditangan Ny. S
karena suami nya telah meninggal 3 tahun yang lalu, dan anak-anaknya
sudah punya keluarga sendiri.
f. Penggunaan jasa perawatan kesehatan jarang dilakukan keluarga, menurut
Ny. S selama dia sakit tidak begitu parah mereka hanya perlu minum sari
mentimun untuk menurunkan tekanan darahnya dan keluhan yang
dialaminya, mereka tidak perlu berobat.
g. Bahasa yang digunakan keluarga sehari-hari dalam berkomunikasi adalah
bahasa Jawa, kadang menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara
dengan orang asing, seperti saat dilakukan pengkajian sekarang ini.

8. Agama :
a. Seluruh anggota keluarga Ny. S menganut agama Islam.
b. Dalam kegiatan keagamaan Ny. S rutin mengikuti kegiatan keagamaan,

9. Status Sosial Ekonomi :


Penghasilan Ny. S sebagai pensiunan Rp.2500.000 per bulan.

10. Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Aktivitas rekreasi keluarga Ny.S dilakukan kurang lebih 1 Bulan sekali atau
lebih menyesuaikan. Tempat yang dituju adalah ke Mojokerto atau ke Malang
ke tempat anak dan cucunya tinggal.
II. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Anak tertua usia 26 tahun saat ini keluarga Ny. S berada pada fase keluarga
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun
terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir
dengan pasangan lain meninggal (Tahap VIII).

12. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Ditemukannya tahap perkembangan yang belum terpenuhi yaitu belum dapat
menemani anaknya setiap hari. Karena anaknya sudah mempunyai keluarga
baru.

13. Riwayat kesehatan keluarga inti


a. Ny. S mengatakan untuk saat ini keluhana yang dirasakan hanya tegang di
tengkuk dan daerah leher.
b. untuk saat ini kabar dari anaknya sedang sehat semua, dan tidak
mempunyai keluhan tentang dirinya.

14. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


a. Ayah dari Ny. S meninggal karena kecelakaan, dan ibunya juga
mempunyai riwayat hipertensi dan vertigo.

III. Data Lingkungan

15. Karakteristik rumah


Rumah Ny. S merupakan rumah sendiri tipe permanen yang terdiri dari 1
ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi. Dapur terletak di dalam ruangan
tanpa sekat dengan ruang tamu. lantai dari keramik, tembok permanen,
ventilasi >10%.

Denah rumah 10M

R. Keluarga K. Tidur K. Tidur Dapur K.mandi

R. Sholat R. Tamu
7M

16. Karakteristik tetangga dan komunitasnya


Tetangga Ny. S mayoritas berlatar belakang pendidikan SMP sampai dengan
SMA dan mayoritas dalam lingkup tetangga adalah saudara dan pekerjaan
yang dijalani adalah sebagai petani, buruh dan wiraswasta . Jika ada tetangga
yang sakit maka tetangga yang lainnya datang menjenguk, hal ini
membuktikan bahwa rasa solidaritas antar warga masih baik.

17. Mobilitas geografis keluarga


Kurang lebih selama 30 tahun Ny. S menetap tinggal di desa kedung cowek
RT 05.

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ny. S aktif dalam bersosialisasi dengan keluarga di sekitarnya, ketika Ny. S
Kurang enak badan tetangga di sebelah rumahnya selalu membantu merawat
atau mengantar Ny. S ke pelayanan kesehatan. keluarga Ny.S sering
mengikuti kegiatan posyandu yang diadakan setiap minggu di Balai RW.

19. Sistem pendukung keluarga


Bila Ny. S sakit, mereka berobat ke puskesmas atau pustu dengan kartu BPJS
yang mereka miliki.

IV. Struktur Keluarga


20. Struktur peran
Ny. S berperan sebagai kepala keluarga di rumahnya karena suami nya telah
meninggal dan anak-anaknya telah meninggalkan rumah.

21. Pola komunikasi keluarga


Pola komunikasi keluarga Ny. S bila ada masalah dilakukan secara terbuka.
Kebiasaanya langsung segera diseleseikan dan dimusyawarahkan masalah
tersebut. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa.
22. Struktur kekuatan keluarga
Di dalam keluarga pengambil keputusan dilakukan Ny. S

23. Fungsi ekonomi


Keluarga Ny. S dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mengandalkan uang
pensiunan yang diterima setiap bulannya .

V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi mendapatkan status social
Keluarga Ny. S sudah mampu mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan.
Mampu mencukupi kebutuhan psikologi, termasuk dalam hal, pendidikan
untuk ketiga putrinya dan dukungan keluarga yang baik. Dalam hal
pengembangan, Ny. S menyisihkan uang yang diberikan anaknya yang
bekerja untuk ditabung dan mencukupi kebutuhan rumah. Hubungan dengan
tetangga juga baik selalu berkomunikasi.

25. Fungsi pendidikan


Ny. S adalah kepala keluarga tamatan SMA yang juga sebagai ibu rumah
tangga .

26. Fungsi sosialisasi


Interaksi dalam lingkup sosial sudah baik meskipun hanya tinggal sendirian
dirumah, tetapi setiap pagi dan sore Ny. S selalu menyempatkan berbincang-
bincang dengan tetangga di sekitar rumahnya, karena anaknya yang lain
sudah bekerja di luar kota.

27. Fungsi pemenuhan (perawatan / pemeliharaan) kesehatan


1) Mengenal masalah kesehatan
Keluarga Ny. S mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarga

2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan


Keluarga tidak mampu mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan secara
tepat

3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit


Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit

4) Kemampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkungan rumah yang


sehat.
Keluarga belum mampu memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sakit

5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


Keluarga mampu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara optimal
28. Fungsi religious
Ny.S beragama Islam dan menjalankan ibadah sholat 5 waktu.

29. Fungsi reproduksi


Jumlah anak dari Ny. S adalah 3 dan semuanya perempuan. Jarak anak ke 1
dan ke 2 adalah 2 tahun, dan antara anak ke 2 dan ke 3 jaraknya adalah 3
tahun. Ketiga anak nya tidak mengalami penyakit atau gangguan kelamin

30. Fungsi afeksi


Ny. S mengatakan hubungan antar anggota keluarga baik, jika ada
permasalahan diselesaikan dengan cara musyawarah

VI. Stress Dan Koping Keluarga


31. Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga Ny. S tidak ada masalah yang berat selama ini

32. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Ny. S mengatkan bila terjadi sebuah masalah, Ny S selalu berkompromi
kepada ketiga anaknya untuk mengambil sebuah keputusan. Strategi koping
yang digunakan adalah Ny. S segera dimusyawarahkan untuk segera diambil
keputusan atau tindakan yang terbaik.

33. Strategi adaptasi disfungsional


Saat menghadapi suatu permasalahan Ny. S selalu pasrah dan berdoa kepada
tuhan supaya masalah yang dihadapinya segera terselesaikan.

VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga


Pemeriksaan fisik :

Ny. S

1. Tinggi badan = 157 cm


2. Berat badan = 65 kg
3. Vital sign = TD 140/90, nadi 83x/menit, RR 18x/menit.
4. Head To Toe :
a. Kepala
1). Rambut = hitam, rontok dibagian depan , tidak berketombe.

2). Mata = konjungtiva tidak anemis, tidak terjadi gangguan


penglihatan

3). Hidung = tidak ditemukan sekret ataupun darah


4). Mulut = gigi berwarna kuning karena terlalu banyak merokok,
mukosa bibir lembab

b. Leher = tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid


c. Thoraks = pergerakan dinding dada simetris, RR 18x/menit
d. Abdomen = tidak ada acites
e. Ekstremitas atas dan bawah = Tidak terjadi kelainan/deformitas pada
tulang

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga Ny. S berharap mendapat informasi kesehatan lebih lanjut dan berharap
memiliki status kesehatan yang baik bagi keluarganya.
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
I. Analisis Data

No Data Masalah Penyebab

1 Subyektif : Perilaku kesehatan Belum mampu


cenderung beresiko melaksanakan
- Ny.S mengatakan sering tindakan kesehatan
sakit kepala dan tengkuk
kaku.
- Ny.S mengatakan jika
sakit kepala Ny.S hanya
mengkonsumsi obat sakit
kepala saja yg dibeli di
apotek . dikarenakan Ny.
S menganggap bahwa
merk obat dan dosis yang
diberikan sama persis
dengan pada waktu dia
pertama kali ke
pelayanan kesehatan.
- Ny.S mengatakan kalau
memiliki riwayat
hipertensi sudah 2 tahun
yang lalu.

Obyektif :

- Tekanan darah Ny. S


140/90 mmHg
- Ny. S mempunyai obat
amlodipin 5mg yang
dibeli di apotek.

2. Subyektif : Ketidakefektifan Keluarga belum


pemeliharaan mampu
Ny. S mengatakan sudah 1 kesehatan menggunakan
tahun tidak pergi ke fasilitas pelayanan
pelayanan kesehatan kesehatan secara
Obyektif : optimal.

Didapatkan data dari


pengkajian awal ke
pelayanan kesehatan tidak
rutin.

3. Subyektif: Nyeri akut Belum mampu


melaksanakan
Ny. S mengatakan nyeri tindakan kesehatan
tengkuk dan kaku

Obyektif :

P : Nyeri di daerah belakang


dan berat di daerah kepala

Q : berat di kepala

R : dari kepala belakang


sampai ke pundak

S : 3 (1-10)

T : terus menerus

TD: 140/90
II. Perumusan Diagnosis Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan (PES)

1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan


Belum mampu melaksanakan tindakan kesehatan

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan


Keluarga Belum mampu melaksanakan tindakan kesehatan

3. Nyeri akut berhubungan dengan keluarga belum mampu


melaksanakan tindakan kesehatan.

III. Penilaian (Skoring) Diagnosis Keperawatan


No Kriteria Skor Pembenaran
Dx

a. Sifat masalah 2/3x 1 = Ny.S memiliki riwayat


b. Ancaman Kesehatan 2/3 hipertensi yang tidak
terkontrol dan Ny.S sering
mengalami masalah
tengkuk kaku dan kepala
sakit.

c. Kemungkinan masalah dapat 2/2 x 2 = 2 Keluarga Ny. S sudah


diubah cukup mampu untuk
d. Mudah mengenal masalah yang
terjadi, sehingga
kemungkinan masalah
untuk diubah cukup
karena keluarga Ny. S
sudah mampu mengenal
masalah. Hanya kemauan
untuk pergi berobat belum
ada.

e. Potensial masalah untuk 2/3 x1 = Latar belakang pendidikan


dicegah 2/3 Ny.S adalah SLTA,
f. Cukup dimana kemungkinan
pemahaman jika diberi
edukasi lebih cepat
mengerti.

g. Menonjolnya masalah 1/2x1=`1/2 Jika penyakit hipertensi


h. Ada Masalah, tapi tidak tidak segera dilakukan
pengobatan dengan
mengontrol tekanan darah,
maka akan terjadi
komplikasi yang
memperburuk status
kesehatan keluarga.

Total skor 3 5/6

2 i. Sifat masalah 2/3x1=2/3 Merupakan ancaman


j. Ancaman kesehatan kesehatan yang dapat
menimbulkan berbagai
masalah kesehatan karena
ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan
mengenai tindakan
kesehatan

Masalah dapat teratasi


sebagian karena keluarga
k. Kemungkinan masalah dapat 2/2x2=2
sadar sudah merasa nyeri
diubah
kepala dan mencoba
l. Mudah
melakukan pemeriksaan
ke pusat pelayanan
kesehatan dan hanya
belum ingin pergi ke
pelayanan kesehatan .
m. Potensial masalah untuk 3/3x1=1
Masalah cukup untuk
dicegah
dicegah karena keluarga
n. Tinggi
memiliki banyak waktu
untuk berobat dan cukup
untuk memodifikasi
lingkungan dan latar
belakang pendidikan yang
cukup sehingga
memungkinkan informasi
mudah untuk diterima

o. Menonjolnya masalah 1/2x1=`1/2 Ny. S tidak menyadari


p. Ada masalah tidak dirasakan bahwa resiko timbulnya
penyakit yang terjadi
begitu tinggi mengingat
pula usia mereka telah
memasuki usia lanjut yang
mana semua organ
mengalami penurunan
fungsi

Total skor 3 5/6

3. q. Sifat masalah 2/3x1=2/3 Ny.S memiliki riwayat


r. Ancaman Kesehatan hipertensi yang tidak
terkontrol dan Ny.S sering
mengalami masalah
tengkuk kaku dan kepala
sakit. TD : 140/90

s. Kemungkinan masalah dapat 2/2x2=2 Pelayanan kesehatan


diubah terdekat (puskesmas dan
t. Mudah posyandu) dapat diperoleh
dengan mudah dan cepat

u. Potensial masalah untuk 3/3x1=1 keluarga Ny. S sudah


dicegah mampu mengenal
v. Tinggi masalah. Hanya kemauan
untuk pergi berobat belum
ada
w. Menonjolnya masalah
1/2x1=`1/2
Masalah dirasakan tapi tidak kebiasaan Ny. S
perlu segera diatasi mengatasi masalah yang
sederhana

x. Total Skoring 3 5/6


IV. Prioritas Diagnosis Keperawatan
Prioritas Diagnosis keperawatan Skor

1 Perilaku kesehatan cenderung beresiko 3 5/6


berhubungan dengan Belum mampu
mengambil keputusan

2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan 3 5/6


berhubungan dengan Keluarga belum
mampu mengambil keputusan

3. Nyeri Akut berhubungan dengan Keluarga 3 5/6


belum mampu menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan secara optimal.
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil/standart Intervensi

Perilaku Tujuan Tujuan Khusus : 1. Verbal Keluarga mampu 1. Kaji tingkat


kesehatan Umum: mengambil keputusan pengetahuan
cenderung Setelah 1. Keluarga tentang penyakit hipertensi. keluarga tentang
beresiko dilakukan mampu Dengan menyebutkan hipertensi
berhubungan kunjungan mengambil kembali tentang : R/ untuk mengetahui
dengan Belum rumah keputusan seberapa banyak
mampu sebanyak 2 2. Keluarga 1. Pengertian pengetahuan keluarga
mengambil kali mampu 2. Penyebab tentang penyakit dan
keputusan kunjungan merawat 3. Tanda dan gejala masalah- masalah
kesehatan diharapkan anggota 4. Komplikasi tersebut.
keluarga keluarga yang 5. Penatalaksanaan
mampu sakit 6. Pencegahan 2. Jelaskan pada
mengambil 3. Keluarga keluarga tentang
keputusan. mampu pengertian
memodifikasi hipertensi .
lingkungan R/ memberikan
yang sehat edukasi dan
4. Keluarga menambah informasi
mampu pada keluarga tentang
memahami penyakit dan masalah-
memanfaatkan masalah tersebut.
fasilitas
kesehatan 3. Jelaskan pada
keluarga tentang
penyebab
terjadinya
hipertensi
R/ memberikan
edukasi dan
menambah informasi
pada keluarga tentang
tentang penyakit dan
masalah- masalah
tersebut.

4. Jelaskan pada
keluarga tentang
tanda dan gejala
hipertensi.
R/ memberikan
edukasikan menambah
informasi pada
keluarga tentang
penyakit dan masalah-
masalah tersebut.

5. Jelaskan pada
keluarga tentang
komplikasi yang
dapat timbul,
pelaksanaan untuk
hipertensi
R/ memberikan
edukasi dan
menambah informasi
pada keluarga tentang
penyakit dan masalh-
masalah tersebut.

Ketidakefektifan Tujuan Tujuan Khusus : Keluarga mampu 1. Diskusikan dengan


pemeliharaan Umum: menyebutkan tentang : keluarga tentang
kesehatan Setelah 1. Keluarga penyuluhan-
mampu 1. Komplikasi, penyuluhan yang
berhubungan dilakukan pencegahan, dan
mengambil telah didapatkan,
dengan Keluarga kunjungan pengobatan yang dapat R/ berdiskusi tentang
belum mampu rumah keputusan dilakukan pentingnya untuk
mengambil sebanyak 2 2. Keluarga 2. Keluarga mampu memahami semua
keputusan kali mampu menyatakan keputusan materi yang telah
merawat untuk tindakan disampaikan untuk
kunjungan
anggota kesehatan dapat diambil
diharapkan keluarga yang 3. Keluarga ke pelayanan keputusan.
keluarga sakit kesehatan untuk berobat
mampu 3. Keluarga dan mengontrol tekanan 2. Anjurkan pada
darah dan pemeriksaan keluarga berobat ke
mengambil mampu puskesmas untuk
kesehatan
keputusan memodifikasi mengontrol tekanan
lingkungan darahnya dan
yang sehat konsultasi dengan
4. Keluarga pemberian obat
yang tepat.
mampu
R/ membantu keluarga
memahami untuk pengambilan
memanfaatkan keputusan mengenai
fasilitas tindakan kesehatan
kesehatan

Nyeri akut Tujuan Keluarga mampu 1. Diskusikan


berhubungan Umum: menyebutkan tentang : dengan
dengan keluarga Setelah keluarga
1. Komplikasi, pencegahan, tentang
Belum mampu dilakukan dan pengobatan yang penyuluhan-
melaksanakan kunjungan dapat dilakukan penyuluhan
tindakan rumah 2. Keluarga mampu yang telah
kesehatan sebanyak 2 menyatakan keputusan didapatkan,
kali untuk tindakan kesehatan R/ berdiskusi tentang
Keluarga ke pelayanan pentingnya untuk
kunjungan
kesehatan untuk berobat memahami semua
diharapkan dan mengontrol tekanan
keluarga darah dan pemeriksaan materi yang telah
mampu kesehatan disampaikan untuk
mengambil dapat diambil
keputusan.
keputusan
2. Anjurkan pada
keluarga berobat ke
puskesmas untuk
mengontrol tekanan
darahnya dan
konsultasi dengan
pemberian obat
yang tepat.
R/ membantu keluarga
untuk pengambilan
keputusan mengenai
tindakan kesehatan
D. IMPLEMENTASI
No. tanggal Diagnosis keperawatan Implementasi
&waktu

18 sept 2016 Perilaku kesehatan 1. Memperkenalkan diri membina hubungan saling percaya dengan keluarga
cenderung beresiko 2. Mengkaji pengetahuan keluarga dengan menanyakan apa itu hipertensi dan
15.30 WIB berhubungan dengan apa saja yang keluarga tahu tentang hipertensi
keluarga Belum mampu 3. Memberikan leaflet dan berdiskusi dengan keluarga tentang pengertin
melaksanakan tindakan hipertensi, penyebab terjadinya hipertensi, dan tanda gejala hipertensi.
kesehatan 4. Menyuruh keluarga untuk melakukan pemeriksaan tentang hipertensi ke
pelayanan kesehatan.
5. Memberikan saran kepada keluarga untuk kontrol tentang hipertensi nya
setiap bulan ke pelayanan kesehatan.
18 Sept 2016 Ketidakefektifan 1. Menanyakan kembali pada keluarga tentang hipertensi. (sebagai indikator
pemeliharaan kesehatan evaluasi apakah keluarga sudah benar-benar mengenal masalah)
15.30 WIB berhubungan dengan 2. Menjelaskan pada keluarga tentang komplikasi yang dapat timbul,
keluarga Belum mampu pencegahan serta pengobatan untuk hipertensi.
melaksanakan tindakan 3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyuluhan-penyuluhan yang telah
kesehatan didapatkan
4. Menganjurkan pada keluarga untuk berobat ke pelayanan kesehatan

18 Sept 2016 Nyeri akut berhubungan 1. Mendekati keluarga dan menanyakan menu makanan yang biasa dikonsumsi
dengan keluarga Belum 2. Memberikan leaflat yang berisi tentang jenis-jenis makanan yang dapat
mampu melaksanakan berpotensi menimbulkan hipertensi.
tindakan kesehatan 3. Mengajak pasien untuk mengubah kebiasaan makan yang asin-asin jangan
terlalu sering.
4. Memberikan nasihat pada Ny. S untuk mengkompres dingin bagian leher
dan pundak dan mengajarkan teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri
kepala.
5. Selalu mengontrol TTV pada Ny.S

E. EVALUASI

Prioritas Tanggal dan Evaluasi Paraf


Waktu

minggu, 18 S :
September
Nyeri akut berhubungan dengan keluarga 2016 Pukul - Ny. S mengatakan nyeri tengkuk dan kaku
Belum mampu melaksanakan tindakan 15.30 WIB. - P : Nyeri di daerah belakang dan berat di daerah
kesehatan kepala
- Q : berat di kepala
- R : dari kepala belakang sampai ke pundak
- S : 3 (1-10)
- T : terus menerus
- Keluarga mengatakan belum tahu tentang
pentingnya mengontrol tekanan darah .
- Keluarga mengatakan belum mengerti tentang Mhs.
penyebab, faktor resiko,pencegahan, dan Akbar
penanganan pada hipertensi.
- Ny. S mengatakan belum kontrol ke pelayanan
kesehatan selama 1 tahun.
- Ny. S mengatakan tidak kontrol ke pelayanan
kesehatan karena selama 1 tahun itu tidak ada
keluhan yang parah.
O:

- Terbina hubungan saling percaya dengan keluarga


- Keluarga terlihat mulai mampu mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan untuk keluarga yang
sakit.
- A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Rabu, 21 S :
Oktober
Perilaku kesehatan cenderung beresiko 2015 - Keluarga mengatakan sudah tidak mengeluh
berhubungan dengan Belum mampu tentang nyeri kepalanya
mengambil keputusan kesehatan - Keluarga mengatakan sudah mengerti betapa
pentingnya melakukan pemeriksaan rutin tentang
Pukul 15.00 penyakitnya
WIB
- Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi,
pengobatan dan pencegahan serta untuk hipertensi.
-
O:

- Terbina hubungan saling percaya dengan keluarga


- Saat ditanya tentang tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan dan
pencegahan serta untuk hipertensi keluarga dapat
menjawab dengan baik.
- Keluarga terlihat mulai mampu mengenal masalah
kesehatannnya.
A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Rabu, 21 S :


b/d ketidakmampuan keluarga mengambil Oktober
keputusan mengenai tindakan kesehatan 2015 - Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi,
pengobatan dan pencegahan serta untuk hipertensi,
- Keluarga mengatakan akan berobat ke pelayanan
Pukul 15.00 kesehatan untuk mengontrol tekanan darah dan
WIB
melakukan pemeriksaan kesehatan

O:

- Terbina hubungan saling percaya dengan keluarga


- Saat ditanya tentang tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan dan
pencegahan serta untuk hipertensi,
- Keluarga terlihat mulai mampu mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan.
A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Dari hasil tinjauan pustaka dan tinjauan kasus, penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tahap Pengkajian

Tahap pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa data dan

penentuan diagnosa keperawatan yang merupakan tahap penentuan

keberhasilan dan asuhan keperawatan keluarga.

2. Tahap Perencanaan

Dalam menyusun rencana, perawat harus memperhatikan sumber yang

ada pada keluarga dan faktor-faktor yang dapat menghambat keberhasilan

tujuan. Oleh sebab itu, keterlibatan keluarga sangat diperlukan dalam

rencana tindakan keperawatan sesuai dengan potensi dan kemampuan

kelaurga juga batasan waktu dari masing-masing rencana tersebut yang

dapat membantu dalam mengevaluasi setelah intervensi.

3. Tahap Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan sesuai dengan

rencana yang telah disusun bersama keluarga. Perawat perlu memberikan

kesempatan kepada keluarga untuk mengembangkan kemampuan dalam

melaksanakan tugas kesehatan.

4. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan yang

mencatat semua perkembangan dari kegiatan asuhan keperawatan keluarga


yang dalam anggota keluarganya mengami masalah dkesehatan

lingkungan serta memantau hasil dari intervensi yang dilakukan oleh

penulis.

4.2 SARAN

Dari hasil pengamatan penulis masih ada masalah yang belum teratasi,

maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada keluarga

a. Hendaknya keluarga perlu meningkatkan pengetahuan tentang masalah

kesehatan yang umunya terjadi pada keluargaa agar dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam bidang kesehatan baik

mengenal, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga yang

sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan

sebagai langkah dalam mencegah timbulnya masalah kesehatan dalam

keluarga maupun mencegah memburuknya keadaan kesehatan anggota

keluarga.

b. Hendaknya keluarga tetap melaksankan kegiatan yang belum sempat

dilaksanakan bersama mahasiswa.

2. Kepada petugas kesehatan

Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat memperhatikan dan

berpartisipasi meningkatkan keadaan kesehatan dan terus meningkatkan

pelayanannya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta, EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition.
Oxford: Oxford University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,

También podría gustarte