Está en la página 1de 11

ACTIVE HIGH PASS FILTER

Andi Tenri Awiseng*), Astari Aggreni, Heri Rahmat Suryadi, Miska


Lapa

Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi


Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
Tahun 2017
LATAR BELAKANG
Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut Op-amp merupakan
suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus searah yang memiliki
faktor penguatan sangat besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat diferensial
merupakan suatu penguat yang bekerja dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih
dari kedua masukannya. Penguat operasional pada umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit
terpadu dan yang paling banyak digunakan adalah rangkaian seri. Penguat operasional dalam
bentuk rangkaian terpadu memiliki karakteristik yang mendekati karakteristik penguat
operasional ideal tanpa perlu memperhatikan apa yang terdapat didalamnya.
Filter aktif lolos tinggi atau sering disebut dengan Active High Pass Filter (Active HPF)
atau juga disebut dengan filter aktif lolos atas adalah rangkaian filter yang akan melewatkan
sinyal input dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off rangkaian dan akan melemahkan sinyal
input dengan frekuensi dibawah frekuensi cut-off rangkaian dan ditambahkan rangkaian
penguat tegangan menggunakan operasional amplifier (Op-Amp).
Rangkaian law pass filter aktif pada dasarnya sama saja dengan filter pasif law pass,
perbedaannya pada bagian output filter aktif law pass ditambahkan rangkaian penguat
tegangan. Untuk mengetahui tipe tipe filter aktif lolos tinggi dan fungsinya, maka
dilakukan praktikum tentang filter aktif lolos tinggi orde 1.

TUJUAN PRAKTIKUM
Melalui eksperimen ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Merancang sistem filter aktif lolos rendah orede 1 mode inverting dan
non inverting
2. Menentuan besar amplitudo tegangan filter aktif lolos rendah orde 1
sebagai fungsi frekuensi input.

3. Menetukan frekuensi cut-off filter aktif lolos rendah orde 1 mode


inverting dan non inverting.
KAJIAN TEORI
Operational Amplifier atau biasa disingkat Op Amp, adalah sebuah
penguat differensial dengan penguatan sangat tinggi dengan impedansi
input yang tinggi dan dengan impedansi output yang rendah. Sebuah Op
Amp terdiri dari sejumlah tingkatan penguat differensial untuk mencapai
penguatan tegangan yang tinggi. Jenis Op Amp 741 sangat dikenal
secara umum dalam penggunaan penguat, tapis aktif, aplikasi sensing
dan lain sebagainya. Skema dasar dan wujud dari jenis penguat
operasional (Operational Amplifier, Op Amp) ini ditunjukkan pada
Gambar berikut.
Keterangan Gambar :

2: Input membalik (Inverting),

3: Input tak membalik (Non-nverting),

4: Sumber daya negatif,


6: Output,

7: Sumber daya positif.

Berdasarkan istilahnya, filter aktif mengandung komponen aktif


seperti penguat operasional (Op-Amp), transistor bipolar atau transistor
efek medan di dalam rangkaian filter tersebut. Penguatan filter dapat
juuga digunakan untuk membentuk respon frekuensi dari rangkaian filter
dengan menghasilkan respon output yang dapat dipilih sempit atau
lebarnya rentang frekuensinya. Dengan demikian, perbedaan dasar
antara sebuah filter passif dan sebuah filter aktif adalh penguatan sinyal
yang dihasilkan.

Filter aktif pada umumnya menggunakan sebuah penguat


operasional (Op-Amp) dalam rangkaian filternya di mana sebuah Op-Amp
akan menghasilkan suatu penguatan tegangan yang ditentukan oleh
susunan resistor input (Ri ) dan resistor balikannya (Rf). Secara umum,
filter aktif dapat dibagi atas empat jenis berdasarkan rentang lebar atau
sempinya respon frekuensi output (bandwidth) yang dihasilkan yaitu :

1. Tapis aktif lolos rendah (Active Low Pass Filter),


2. Tipis aktif lolos tinggi (Active High Pass Filter),
3. Tapis aktif lolos pita (Active Band Pass Filter), dan
4. Tapis aktif lolos sekat (Active Band Stop Filter).
Pada unit ini, kajian akan dibatasi pada rangkaian tapis aktif lolos rendah
(Active Low Pass Filter). Prinsip operasi dan respon frekuensinya pada
dasarnya sama dengan filter passif kecuali pada kajian kali ini digunakan
sebuah Op-Amp untuk kontrol penguatan. Tapis aktif lolos rendah yang
akan dikaji dibatasi pada tingkat atau orde 1 dengan mode inverting dan
non inverting.

Sesuai dengan namanya, tapis aaktif lolos rendah akan melemahkan


sinyal keluaran pada frekuensi tinggi dan meloloskan sinyal pada
frekuensi rendah.

Active Low Past Filter Inverting Mode


CF

RF

R1

Berdasarkan penguatan tegangan untuk tapis aktif lolos rendah


dengan mode inverting di atas adalah :

R2 Vout
AV AF (dB) 20 log
R1 Vin
atau

Frekuensi cut off untuk tapis aktif lolos rendah mode inverting
adalah :
1
fc Hz
2R1C1

Active Low Past Filter Non Inverting Mode

Besar penguatan tegangan untuk tapis aktif lolos rendah dengan


mode non inverting di atas adalah:

R2 Vout
AV 1 AF (dB ) 20 log
R1 Vin
atau

Frekuensi cut off untuk tapis aktif lolos rendah mode non
inverting adalah :

1
fc Hz
2R1C1

Respon frekuensi kedua rangkaian di atas, baik mode inverting


maupun mode non inverting tetap sama dengan filter RC passif, kecuali
amplitudo output yang diloloskan semakin meningkat hingga sebesar A F.
Tapis aktif lolos rendah untuk kedua mode memiliki penguatan semakin
meningkat dari 0 Hz hingga frekuensi cut off fc, penguatan menjadi
0,707 AF dan setelah fc maka amplitudo akan menurun dengan laju
konstan dengan meningkatnya frekuensi sumber, (Tim Elektronika Dasar,
2017).

METODE PERCOBAAN
ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Osiloskop Sinar Katoda + Probe 1 set.
2. Audio Function Generator (AFG) 1 set.
3. Op Amp Universal kit 1 buah.
4. Op Amp Power Supply Unit 1 buah.
5. Resistor 1x1 k, 2x10 k
6. Kapasitor: 10nF 1 buah
7. Kabel penghubung 11 buah

IDENTIFIKASI VARIABEL
Variabel manipulasi : Ferekuensi (f)
Variabel respon : Tegangan Output (vo)
Variabel control : Resistansi Resistor (R) , Kapasitansi Kapasitor
(C) dan Tegangan Input (vi)

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

1. Resistansi resistor adalah nilai hambatan resistor yang digunakan


dalam satuan k. Resitansi yang digunakan yaitu R 1 = 1 k dan Rf= 10
k.
2. Tegangan input adalah tegangan saat osiloskop dihungkan dengan
AFG. Dimana tegangan input yang digunakan yaitu 2 volt untuk
penguat inverting.
3. Frekuensi adalah variabel yang dimanipulasi dalam satuan Hz dengan
kenaikan secara logaritmik dari 50 Hz 50000 Hz.
4. Kapasitansi kapasitor adalah nilai kapasitor yang di gunakan dalam
satuan nF. Kapasitansi yang digunakan adalah 10 nF.
5. Tegangan output dalah tegangan yang dihasilkan dari tegangan input
yang berbentuk gelombang yang tampak pada layar osiloskop dengan
satuan volt (v).

PROSEDUR KERJA

Dalam praktikum ini hanya satu kegiatan yang dilakukan yaitu mode
inverting. Adapun langkah langkahnya yaitu : merakit rangkaian tapis
aktif lolos rendah pada penguat operasional universal kit yang disiapkan
dengan komponen sebagai berikut. R 1=1 k, R2=10 k, C1=10 nF. Seperti
pada gambar dibawah:

CF

RF

R1
Hubungkan Op - Amp dengan power supply sesuai polaritasnya.
Kemudian hubungkan input rangkaian dengan AFG pada frekuensi 10 Hz,
ukur tegangan input dan output rangkaian. Lalu naikkan frekuensi
sumber secara logaritmik dan catat tegangan output rangkaian untuk
setiap perubahan frekuensi yang anda berikan.

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA


Hasil Pengamatan
Mode Inverting
R1=1 k

R2=10 k

C1 =10 n F

V i=2 Volt

Tabel 1. Hubungan frekuensi dengan tegangan output dan penguatan tegangan pada Mode
Inverting
No f(Hz) Vo(Volt) Vo/Vi Log Av Av(dB)
1 100 1,20 0,80 -0,097 -1,938
2 200 1,20 0,80 -0,097 -1,938
3 300 1,20 0,80 -0,097 -1,938
4 400 1,20 0,80 -0,097 -1,938
5 500 1,20 0,80 -0,097 -1,938
6 600 1,20 0,80 -0,097 -1,938
7 700 1,10 0,73 -0,135 -2,694
8 800 1,10 0,73 -0,135 -2,694
9 900 1,00 0,67 -0,176 -3,522
10 1000 1,00 0,67 -0,176 -3,522
11 2000 0,75 0,50 -0,301 -6,021
12 3000 0,54 0,36 -0,444 -8,874
13 4000 0,45 0,30 -0,523 -10,458
14 5000 0,38 0,25 -0,596 -11,926
15 6000 0,32 0,21 -0,671 -13,419
16 7000 0,28 0,19 -0,729 -14,579
17 8000 0,24 0,16 -0,796 -15,918
18 9000 0,20 0,13 -0,875 -17,501
19 10000 0,18 0,12 -0,921 -18,416
20 20000 0,10 0,07 -1,176 -23,522
21 30000 0,07 0,05 -1,331 -26,620
22 40000 0,06 0,04 -1,398 -27,959
23 50000 0,05 0,03 -1,477 -29,542

No F(Hz) Vo Vo/Vin 20log(Vo/Vin)


1 100 16.50 8.25 18.33
2 200 16.00 8.00 18.06
3 300 16.00 8.00 18.06
4 400 16.00 8.00 18.06
5 500 15.00 7.50 17.50
6 600 15.00 7.50 17.50
7 700 15.00 7.50 17.50
8 800 14.50 7.25 17.21
9 900 14.00 7.00 16.90
10 1000 13.50 6.75 16.59
11 2000 10.00 5.00 13.98
12 3000 7.50 3.75 11.48
13 4000 6.00 3.00 9.54
14 5000 5.00 2.50 7.96
15 6000 4.00 2.00 6.02
16 7000 3.60 1.80 5.11
17 8000 3.20 1.60 4.08
18 9000 2.80 1.40 2.92
19 10000 2.50 1.25 1.94
20 20000 1.20 0.60 -4.44
21 30000 0.86 0.43 -7.33
22 40000 0.64 0.32 -9.90
23 50000 0.58 0.29 -10.75
24 60000 0.46 0.23 -12.77
25 70000 0.38 0.19 -14.42
26 80000 0.34 0.17 -15.39
27 90000 0.30 0.15 -16.48
28 100000 0.26 0.13 -17.72

Analisis Data

1. Penguat tegangan pada mode inverting


a. Secara Teori
R F
Av =
R1

10 k
Av =
1k
Av =10 dB
b. Secara Praktikum

V out
Af ( dB ) =20 log( )
V
16,50
Af ( dB ) =20 log( )
2
Af ( dB ) =12,92 dB

diff =
| Af teoriAf praktikum
A f |
100

diff = | |
(12,9210)
11,46
100

diff = | | 2,92
11.46
100

diff =25

2. Frekuensi Cut-off
1
f c=
2 R F C 1 Hz
1
f c=
2 ( 3,14 ) ( 10000 ) (1 x 108 )

f c =1,4 x 103 Hz
f c =1590 Hz
Chart Title
25.00

20.00

15.00

10.00

5.00
Av(dB)
0.00
100 1000 10000 100000
-5.00

-10.00

-15.00

-20.00

Frekuensi (Hz)

Grafik 1. Hubungan Antara Frekuensi dengan Penguatan Mode Inverting


Analisis Grafik
Tapis Aktif Lolos Rendah Mode Inverting
a. Secara Teori
f c =1590 Hz

b. Secara Praktikum
f c =1600 Hz

%diff =
| f c teorif c praktikum
fc | 100

%diff = | (15901600)
1500 |
100

%diff = | | 10
1500
100

%diff =0,3
PEMBAHASAN
Eksperimen ini berjudul Active Low-pass filter dengan tujuan merancang
sistem filter aktif lolos rendah orede 1 mode inverting dan non
inverting, menentuan besar amplitudo tegangan filter aktif lolos
rendah orde 1 sebagai fungsi frekuensi input dan menetukan
frekuensi cut-off filter aktif lolos rendah orde 1 mode inverting dan
non inverting. Untuk memahami tujuan tersebut maka dilakukan
satu kegiatan yaitu Active Low-pass filter mode inverting.
Filter aktif lolos rendah adalah rangkaian elektronika yng meloloskan
frekuensi rendah dan menahan frekueensi tinggi. Hubungan keluaran masukan
suatu filter dinyatakan dengan fungsi alih (transfer function). Tapis lolos rendah
(Low-pass filter) digunakan untuk meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan
meredam sinyal berfrekuensi tinggi. Active Low-pass filter adalah rangkaian filter
yang menggunakan penguat operasional (Op-Amp) rangkaian terpadu (IC) dimana
rangkaian Active Low-pass filter ini akan meloloskan sinyal input dengan frekuensi
dibawah frekuensi cut off rangkaian dan akan melemahkan sinyal input dengan
frekuensi diatas frekuensi cut-off rangkaian Activ Low-pass filter tersebut. Low
Active Low-pass filter merupakan rangkaian yang memberikan redaman sangat kecil
pada frekuensi bawah cut-off (-3dB) yang telah ditentukan, sedangkan frekuensi di
atas frekuensi cut-off akan mendapatkan redaman sangat besar. Untuk sinyal Activ
Low-pass filter direalisasikan dengan meletakkan kumparan secara paralel dengan
sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara paralel dengan sumber
sinyal. Kumparan yang diletakkan secara paralel dengan sumber tegangan akan
meredam frekuensi tinggi dan meneruskan frekuensi rendah. Pada percobaan ini
melakukan satu kali percobaan yaitu Active Low-pass filter mode inverting.
Berdasarkan data yang dihasilkan dari praktikum kemudian di analisis
sehingga di peroleh nilai AF sebesar -10dB secara teori sedangkan secara praktikum
%diff f c 1590 Hz
nilai AF diperoleh AF(dB)=-12,92 dB dengan sebesar 25% dan
f c 1400 Hz
. Untuk analisis grafik inverting di peroleh nilai secara teori
f c 1600 Hz %diff
sedangkan secara praktikum diperoleh nilai dengan sebesar
0,3%. Untuk perbedaan yang di peroleh antara hasil praktikum dengan hasil teori hal
ini disebabkan karena kurangnya ketelitian praktikan dalam membaca alat ukur yaitu
pada osiloskop sinar katoda dan sensitifnya komponen maupun alat praktikum pada
sentuhan maupun karna hal-hal tertentu.

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa :
Active Low-pass filter mode inverting terdiri dari dua buah resistor, satu
buah kapasitor dan satu buah Op-Amp dimana salah satu resistor di
susun paralel dengan kapasitor dan resistor yang satunya berfungsi
sebagai feedback. Pada mode inverting sinyal masukan berbeda fase
dengan sinyal keluaran, sedangkan pada mode non inverting sinyal
masukan fase dengan sinyal keluaran. Untuk menentukan besar
amplitudo tegangan Active Low-pass filter orde 1 sebagai fungsi frekuensi input
yaitu langsung mengukur frekuensi yang berasal dari AFG pada osiloskop
sinar katoda. Adapun cara menentukan frekuensi cut off Active Low-pass
1
filter orde 1 yaitu menggunakan persamaan
f c=
2 R 1 C 1 Hz.

DAFTAR PUSTAKA
Abd Haris Bakri, dkk. 2017. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Edukasi Mitra Grafika.
Laboratorium Elektronika FMIPA UNM. 2017. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar.
Makassar: Penerbit UNM.

También podría gustarte