Está en la página 1de 53

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.

E
DENGAN MASALAH KESEHATAN BATUK-BATUK

OLEH :
NITA DANIATI
20085019081

JURUSAN PROGRAM STUDI


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan unit terkecil yang terdiri dari dua atau lebih tinggal dalam satu
rumah memiliki ikatan perkawinan dan ikatan darah dengan kondisi saling berinteraksi satu
sama lain untuk menjalankan perannya masing-masing (Suprajitno, 2004). Keluarga ini juga
memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan derajat kesehatan seluruh anggota keluarga
berkaitan dengan tugas keluarga di bidang kesehatan. Tugas keluarga di bidang kesehatan
tersebut yang perlu untuk diketahui sampai dengan dipahami antara lain mengenal masalah
kesehatan, memutuskan tindakan kesehatan yang tepat, merawat keluarga yang sakit,
memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga, dan memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

Pemberi pelayanan kesehatan khususnya perawat keluarga mempunyai peran penting


dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di keluarga. Peran sebagai pendidik, kolabolator,
advocate, pemberi pelayanan langsung, konselor, dan modifikator lingkungan diharapkan
efektif agar kondisi keluarga-keluarga yang ada di komunitas mewujudkan Indonesia sehat.

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan terhadap salah satu keluarga binaan di
wilayah RT 004/RW 005 Kampung Galuga Binong-Tangerang ditemukan masalah
kesehatan anggota keluarga dengan batuk-batuk. Keluarga Tn. E termasuk dalam tipe
keluarga extended family yang didalamnya terdapat ayah, ibu, anak, menantu yang tinggal
dalam satu rumah. Hasil pengkajian yang telah dilakukan ditemukan bahwa keluarga tersebut
sering mengalami batuk-batuk terutama Tn J yang sudah dialami beberapa tahun yang lalu.
Namun gejala batuk-batuk tersebut belum diketahui diagnose nya karena Tn J tidak mau
untuk berobat. Sejak beberapa bulan yang lalu sempat diperiksa sputum namun hasilnya
belum diketahui karena Tn J tidak mau control ulang. Kebiasaan yang tidak baik yang
dilakukan keluarga Tn E yaitu pada saat sedang sakit mereka tidak mau untuk berobat ke
pelayanan kesehatan dikarenakan ketakutan keluarga apabila menghadapi kondisi
penyakitnya. Sehingga pada keluarga Tn E perlu dilakukan pembinaan mengenai manfaat
pelayanan kesehatan bagi kehidupannya sehingga keluarga dapat melaksanakan fungsi
keluarga dengan baik.

II. TUJUAN
1. Umum :
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga
mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
2. Khusus :
1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
yang dihadapi oleh keluarga
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
kesehatan dasar dalam keluarga
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap anggota keluarganya yang sakit dan dalam mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya
5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya
BAB II
KONSEP DASAR TEORI

I. KONSEP TEORI KELUARGA


Pengertian keluarga berdasarkan dari Dep. Kes RI (1988) yang menyatakan
bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.(Setiawati & Dermawan,2005).
Friedman (1998) menyatakan bahwa keluarga merupakan kesatuan dari orang-
orang yang terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal
dalam satu rumah.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga. (Mubarak,Chayatin & Santoso,2009)
Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989), keluarga adalah dua
atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan,
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
Tipe Keluarga
Berikut pembagian keluarga yang dikelompokkan secara tradisional meliputi :

1. Keluarga Inti (nuclear family) : Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunannya ataupun adopsi.

2. Keluarga besar (extended family) : Keluarga inti ditambah anggota keluarga


lain yang masih mempunyai hubungan darah.

Seiring berjalannya waktu, peran individu pun mengalami peningkatan


sehingga pengelompokkan tipe keluarga juga berkembang menjadi enam tipe
sebagai berikut :

1) Keluarga bentukan kembali (dyadic family) : Keluarga baru yang terbentuk


dari pasangan telah bercerai atau kehilangan pasangan.
2) Orang tua tunggal (single parent family) : Keluarga yang terdiri dari satu
orang tua dengan anak-anak disebabkan adanya perceraian atau ditinggal oleh
pasangan.

3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).

4) Orang dewasa yang tinggal sendiri tanpa adanya ikatan perkawinan (the single
adult living alone).

5) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital


heterosexual cohabiting family) : Keluarga seperti ini dapat dijumpai di daerah
kumuh perkotaan besar tetapi akhirnya dinikahkan oleh pemerintah daerah
demi status anak-anaknya.

6) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay or
lesbian family).

Struktur Keluarga

Struktur keluarga menurut Parad dan Caplan (1965) yang diadopsi oleh
Friedman menyebutkan ada empat elemen struktur keluarga sebagai berikut :

1. Struktur peran keluarga yang menggambarkan peran masing-masing anggota


keluarga dalam keluarga itu sendiri didukung perannya dilingkungan
masyarakat atau peran formal maupun informal.

2. Nilai atau norma keluarga yang menggambarkan nilai dan norma yang
dipelajari dan diyakini oleh keluarga berkaitan dengan kesehatan.

3. Pola komunikasi keluarga yang menggambarkan bagaimana cara dan pola


komunikasi antara orang tua, orang tua dengan anak, anak dan anak, serta
anggota keluarga lainnya bersama keluarga inti.

4. Struktur kekuatan keluarga yang menggambarkan kemampuan anggota


keluarga untuk mempengaruhi dan mengandalkan orang lain dalam hal
mengubah perilaku keluarga berhubungan kondisi kesehatan.

Berdasarkan keempat elemen dalam struktur keluarga diasumsikan bahwa


struktur tersebut terbagi dalam empat bagian antara lain :
1. Keluarga merupakan sistem sosial yang memiliki fungsi sendiri.

2. Keluarga merupakan sistem sosial yang mampu menyelesaikan masalah


individu sampai dengan masalah lingkungannya.

3. Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang mampu mempengaruhi


kelompok lainnya.

4. Perilaku individu yang mampu menggambarkan dari nilai dan norma yang
berlaku dalam keluarga.

Adanya kemampuan keluarga untuk terus mampu memenuhi kebutuhan dasar,


kebutuhan psikososial, kebutuhan ekonomi, dan aktualisasi keluarga di
masyarakat maka keluarga di Indonesia dibagi dalam lima tahap berdasarkan
terwujudnya Keluarga Sejahtera, Sebagai Berikut :

1) Keluarga Prasejahtera : Keluarga yang belum mampu memenuhi kebutuhan


dasar secara minimal atau keluarga yang belum mampu memenuhi salah satu
maupun lebih indikator Keluarga Sejahtera Tahap 1.

2) Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I) : Keluarga yang telah dapat memenuhi


kebutuhan dasar secara minimal tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan
psikososial secara menyeluruh.

3) Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II) : Keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi seluruh kebutuhan
sosial psikologisnya namun belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan
seperti menabung dan memperoleh informasi.

4) Keluarga Sejahtera Tahap III (KS III) : Keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis, dan kebutuhan
pengembangan tetapi belum mampu memberikan sumbangan dalam bentuk
material untuk kegiatan lainnya.

5) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS III Plus) : Keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhannya yang bersifat dasar, sosial psikologis,
pengembangan, serta sumbangan berkelanjutan bagi masyarakat.
Tugas Keluarga

Tugas keluarga di bidang kesehatan yang perlu untuk dipahami dan dilakukan
meliputi :

1. Mengenal masalah kesehatan keluarga : Kesehatan termasuk kebutuhan


keluarga yang tidak terabaikan maka dari itu orang tua perlu untuk mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan yang dialami oleh anggota keluarga. Jika
keluarga menyadari adanya perubahan keluarga perlu untuk dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.

2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga : Tugas ini


merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan tepat sesuai
dengan keadaan keluarga didukung salah satu anggota keluarga yang dinilai
mampu membuat keputusan menerima pertolongan kesehatan. Tindakan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat supaya masalah
kesehatan dapat dikurangi sampai dengan teratasi. Bila keluarga mengalami
kesusahan ataupun keterbatasan dapat meminta bantuan dari lingkungan
tempat tinggal.

3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan : Bagi anggota


keluarga yang membutuhkan perawatan lanjutan dapat menerima perawatan
dari tenaga medis ataupun tenaga medis yang datang ke rumah keluarga untuk
menerima pertolongan pertama segera.

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

Tahap Perkembangan Keluarga

Ada perbedaan tahap perkembangan keluarga menurut Carter dan McGoldrick


(1989) dan Duvall (1985) dalam bukunya (Suprajitno, 2004) sebagai berikut :
Tabel 1.1 Perbedaan Tahap Perkembangan.

Carter dan McGoldrick Duvall

(family theray perspective, 1989) (sociological perspective, 1985)

1. Keluarga dimulai dari masa  Tidak diidentifikasi dengan alasan


pacaran untuk dewasa muda periode waktu berpacaran sampai
menikah tidak dapat ditentukan.

2. Keluarga baru terbentuk melalui 1) Keluarga baru menikah.


suatu perkawinan.

3. Keluarga yang memiliki anak 2) Keluarga dengan anak usia baru


usia bayi sampai dengan usia lahir maksimal usia 30 bulan.
sekolah.
3) Keluarga dengan anak usia
prasekolah usia 2,5 tahun-5 tahun.

4) Keluarga dengan anak usia


sekolah kisaran 6 tahun-12 tahun.

4. Keluarga yang memiliki anak 5) Keluarga yang memiliki anak usia


dewasa. remaja 13 tahun-20 tahun.

5. Keluarga yang mulai melepas 6) Keluarga mulai melepas anak


anaknya keluar rumah. sebagai dewasa untuk
meninggalkan rumah.

7) Keluarga yang hanya terdiri dari


orang tua saja dan anak
meninggalkan rumah.

6. Keluarga lansia. 8) Keluarga lansia.

Adanya perubahan tahap perkembangan keluarga mempengaruhi tugas


perkembangan keluarga dengan berpedoman pada fungsi yang dimiliki keluarga.
Gambaran tugas perkembangan keluarga dapat dilihat sesuai tahap
perkembangannya pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2 Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan.

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan (Utama)

1. Keluarga baru menikah. o Melakukan hubungan seksual.

o Membina hubungan dengan


keluarga, teman, dan kelompok
sosial.

o Merencanakan keinginan
memiliki anak.

2. Keluarga dengan anak baru o Mempersiapkan diri menjadi


lahir. orang tua.

o Adaptasi dengan perubahan


anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual, dan
kegiatan lainnya.

o Mempertahankan hubungan untuk


memuaskan pasangan.

3. Keluarga dengan anak usia o Memenuhi kebutuhan anggota


prasekolah. keluarga seperti rumah, rasa
aman, nyaman, dan privasi.

o Membantu anak untuk


bersosialisasi.

o Beradaptasi dengan anak yang


baru lahir didukung tetap
terpenuhinya kebutuhan anak
yang tertua.
o Mempertahankan hubungan yang
sehat dengan keluarga lain
maupun lingkungan.

o Membagi waktu untuk individu,


pasangan, dan anak.

o Pembagian tanggung jawab


anggota keluarga.

o Merencanakan kegiatan dan


waktu untuk menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan
anak.

4. Keluarga dengan anak usia o Membantu anak bersosialisasi


sekolah. terhadap lingkungan luar rumah,
lingkungan sekolah, dan
lingkungan yang lebih luas.

o Mempertahankan keintiman
pasangan.

o Memenuhi kebutuhan yang


meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga.

5. Keluarga dengan anak remaja. o Memberikan kebebasan yang


seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja yang mulai
memiliki otonomi.

o Mempertahankan hubungan dekat


dengan keluarga.
o Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan,
dan permusuhan.

o Mempersiapkan perubahan sistem


peran dan aturan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh-kembang anggota
keluarga.

6. Keluarga mulai melepas anak o Memperluas jaringan keluarga


sebagai dewasa. dari keluarga inti menjadi
keluarga besar.

o Mempertahankan kedekatan
hubungan pasangan.

o Membantu anak mandiri sebagai


keluarga baru di masyarakat.

o Penataan kembali peran orang tua


dan kegiatan di rumah.

7. Keluarga usia pertengahan. o Mempertahankan kesehatan


individu dan pasangan usia
pertengahan.

o Mempertahankan hubungan yang


serasi dan memuaskan dengan
anak-anaknya serta teman sebaya.

o Meningkatkan keakraban
pasangan.

8. Keluarga usia lanjut. o Mempertahankan suasana


kehidupan rumah tangga yang
saling menyenangkan
pasangannya.

o Adaptasi dengan perubahan yang


akan terjadi seperti kehilangan
pasangan, kekuatan fisik, dan
penghasilan keluarga.

o Mempertahankan keakraban
pasangan dan saling merawat.

o Life review from the past time.

Fungsi Keluarga

Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 1998) dalam bukunya Suprajitno


(2004) sebagai berikut :

 Fungsi afektif (the affective function) : Fungsi keluarga yang utama


mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Pada fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

 Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social


placement function) : Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
menjalani kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah berkaitan dengan
orang lain di luar lingkungan rumah.

 Fungsi reproduksi (the reproductive function) : Fungsi untuk mempertahankan


generasi dan menjaga keberlangsungan hidup.

 Fungsi ekonomi (the economic function) : Keluarga berfungsi untuk


memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan guna
memenuhi kebutuhan keluarga.
 Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function) : Fungsi
untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga supaya tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga dalam bidang kesehatan.

Indonesia sendiri membagi fungsi keluarga mejadi delapan bentuk operasional


yang dapat dilakukan oleh setiap keluarga (UU No. 10 tahun 1992 PP No. 21
tahun 1994) yaitu :

 Fungsi keagamaan : Membina ajaran agama, mengaplikasikan norma agama


dalam kehidupan sehari-hari, memberikan contoh konkrit, melengkapi dan
menambah proses kegiatan anak tentang keagamaan, kemudian membina rasa.
sikap, serta praktik kehidupan keluarga beragama.

 Fungsi budaya : Membina tugas-tugas keluarga untuk meneruskan norma dan


budaya masyarakat, menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai,
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia,
berperilaku baik, dilanjutkan membina budaya keluarga yang sesuai, selaras,
dan seimbang.

 Fungsi cinta kasih : Mengembangkan potensi kasih sayang, membina tingkah


laku saling menyayangi, membina praktik kecintaan terhadap kehidupan, serta
membina rasa, sikap, dan praktik keluarga untuk mampu menerima kasih
sayang.

 Fungsi perlindungan : Memenuhi kebutuhan rasa aman, membina keamanan


keluarga secara fisik maupun psikis, serta menjadikan stabilisasi keamanan
keluarga.

 Fungsi reproduksi : Keluarga sebagai wahana pendidikan mengenai reproduksi


sehat, menjelaskan tentang pendewasaan fisik maupun mental, mengamalkan
kaidah reproduksi sehat, serta kehidupan reproduksi sehat sebagai modal
kondusif menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.

 Fungsi sosialisasi : Sosialisasi bagi anak, pemecahan masalah untuk anak,


meningkatkan kedewasaan diri anak dalam bersosialisasi, dan keputusan untuk
menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
 Fungsi ekonomi : Perekonomian keluarga dalam kondisi baik, mengelola
ekonomi keluarga, pengaturan waktu, dan membina kegiatan hasil ekonomi
keluarga sebagai modal untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.

 Fungsi pelestarian lingkungan : Kesadaran praktik kelestarian lingkungan


intern dan ekstern keluarga.

1. Data Yang Perlu Dikaji

Sebelum memberikan asuhan keperawatan keluarga maka perlu untuk


memperhatikan beberapa persiapan antara lain :

o Menetapkan keluarga yang menjadi sasaran keluarga binaan maupun keluarga


resume.

o Menetapkan jadwal kunjungan.

o Menyiapkan perlengkapan lapangan yang dibutuhkan seperti riwayat penyakit


klien, catatan singkat tentang masalah kesehatan klien, catatan pengkajian
keluarga, kit Primary Health Nursing (PHN), dan alat bantu penyuluhan.

Setelah itu, kegiatan pengkajian dapat dilakukan dengan memperhatikan


beberapa tahap di bawah ini :

 Membina hubungan yang baik antara perawat dengan klien.

 Lakukan pengkajian awal keluarga meliputi :

 Data umum : Inisial anggota keluarga, umur, jenis kelamin, hubungan


dengan KK, pendidikan, pekerjaan, agama, dan keadaan kesehatan,
keterangan kesehatan.

 Genogram.

 Tipe keluarga.

 Suku bangsa.

 Status ekonomi sosial.

 Aktivitas rekreasi keluarga.


 Tahap perkembangan keluarga saat ini.

 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

 Riwayat keluarga inti.

 Riwayat keluarga sebelumnya.

 Lingkungan yang mencakup karakteristik rumah, karakteristik tetangga


dan komunitas RW, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan
keluarga & interaksi dengan masyarakat, serta sistem pendukung
keluarga.

 Struktur keluarga yang terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur


kekuatan keluarga, struktur peran, serta nilai dan norma keluarga.

 Fungsi keluarga yang membahas mengenai fungsi afektif, fungsi


sosialisasi, dan fungsi perawatan kesehatan.

 Stress dan koping keluarga.

 Pemeriksaan fisik.

 Harapan keluarga.

II. KONSEP TEORI BATUK


A. DEFINISI
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan
merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk
(hidung, saluran pernapasan bahkan telinga) kemudian reseptor akan
mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Otak akan
memberikan sinyal pada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing
sehingga terjadilah batuk.
B. ETIOLOGI
Penyebab batuk umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian
atas yang merupakan gejala flu. Selain itu karena alergi, tertular orang yang sedang
batuk dan area lingkungan tempat tinggal yang kurang sehat. (Stheplemen,2004).
Lingkungan rumah yang tidak sehat dapat menyebabkan dan menularkan
penyakit bagi penghuninya seperti batuk – batuk, pilek, sakit mata, kulit dan
penyakit lainnya. Selain lingkungan yang berpengaruh terhadap timbulnya batuk
yaitu adanya kebiasaan merokok pada anggota keluarga yang dilakukan di dalam
rumah sehingga dapat menyebabkan penghuni lainnya menjadi batuk. (NN, 2003).
Dampak dari batuk
Batuk dapat menyebabkan :
 Rasa lelah
 Gangguan tidur
 Perubahan pola hidup
 Nyeri musculoskeletal
 Suara serak
 Mengganggu nafas,dll
C. PENATALAKSANAAN
 Jauhi penderita batuk
 Jagalah kebersihan tubuh dan lingkungan
 Makan gizi yang seimbang
 Berhenti merokok
BAB III

LAPORAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga Bapak E. yang meliputi data
umum sampai penentuan kriteria keluarga mandiri selama tiga hari adalah sebagai
berikut :

1. Data umum.
a. Nama KK : Tn E (36 tahun )
b. Alamat : RT 04 RW 05 Kp Galuga Binong
Daftar Anggota Keluarga (Termasuk Kepala Keluarga)
Status Peker Keada Imu K B.
Um
N Hub. Pddk - Agam an ni- B Indo
Nama L/P ur
o Klg n jaan a keseha sasi
(th)
tan
1 Tn E KK L 35 SMP Menik Dagan Islam Sehat - - Beta
ah g wi
2 Ny S Istri P 30 SD Menik IRT Islam Sehat PIL - Sunda
ah
3 An Anak L 4 Belu Belum - Islam Batuk - -
Mh m menika sejak 1
sekola h minggu
h
4 Ny SA Mertu P 52 SD Serab Islam Sering - - Sunda
a Menik utan batuk-
ah batuk
5 Tn J Mertu L 55 SD Tidak Islam Batuk - - Sunda
a Menik bekerj menahu
ah a n

2. Tipe keluarga : extended family


Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. E dengan memiliki anak pra
sekolah, saat ini anak masih tidur dengan orang tua. Tn E dan istri belum berencana
menambah anak lagi merasa belum siap dan anaknya belum bisa dilepas dan masih butuh
perhatian.
3. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tahap perkembangan
yang belum terpenuhi, Ny Sa (mertua) yang seharusnya menikmati masa tua nya
masih harus menjaga cucu nya yang masih kecil. Sedangkan Ny S yang seharusnya
menjaga anak satu-satunya tetapi harus bekerja membantu perekonomian keluarga.
4. Biologis :
a. Keadaan kesehatan :
Keadaan keluarga saat ini : Tn J batuk-batuk menahun, Ny SA sering batuk-
batuk, An MH sedang batuk sejak 1 minggu yang lalu sudah berobat tetapi belum
sembuh. Tn E dan Ny S saat ini dalam kondisi sehat.
Kebersihan keluarga :
Kebersihan perorangan keluarga pada umumnya terjaga dengan baik dan
diperhatikan oleh masing-masing anggota keluarga. Mandi 2x-3x/hari dengan
menggunakan sabun, gosok gigi>2x/hari dengan menggunakan pasta gigi dan
sikat gigi masing-masing, mengganti baju 2x/hari dan baju kerja ganti tiap hari.
a. Penyakit sering diderita : Batuk-batuk
b. Penyakit kronis/menular :
Tidak ada yang menderita penyakit kronis atau menular
c. Kecacatan anggota keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang cacat
d. Pola makan :
Pada umumnya pola makan keluarga tidak teratur tapi pada umumnya keluarga
makan 2 kali perhari dengan nasi, sayuran kadang-kadang, lauk pauk seperti
ikan/daging jarang tergantung kondisi keuangan kadang suka makan Mie rebus.
f. Pola istirahat :
Tiap anggota keluarga berbeda untuk pola istirahatnya. Untuk malam hari pada
umumnya keluarga tidur antara jam 21-jam 23 bangun sekitar jam setengah 4-5
g. Reproduksi/Akseptor KB :

Tn E memiliki anak satu, Tn E dan Istri belum berniat menambah anak lagi
karena kondisi ekonomi belum stabil dan anaknya masih perlu perhatian.
5. Psikologis Keluarga
a. Keadaan emosi/mental :
Kondisi emosi keluarga stabil, tidak ada yang mengalami gangguan mental.
Tetapi Ny SA sering kesal dan stress kalau menghadapi suaminya (Tn J) yang
suka marah-marah saat tidak merokok dan minum kopi karena tidak memiliki
uang dan biasanya kalau Ny SA sedang kesal biasanya menghindar dan
didiamkan saja. Selain itu Ny S sering kesal dengan kondisi anaknya yang sangat
nakal dan manja.
a. Koping keluarga :
Bila ada permasalahan, keluarga berkumpul untuk membahas permasalahan yang
ada dan bila tidak ada pemecahannya maka dibiarkan saja atau menghindar.
b. Kebiasaan buruk :
Keluarga Tn E terutama orang tua (mertua) apabila sakit tidak pernah berobat dan
tidak mau berobat karena kalau berobat takut stress apabila ketahuan
penyakitnya. Jadi kalau sakit dibiarkan saja. Selain itu, kebiasaan buruk lainnya
yaitu pada saat lagi batuk keluarga Tn E tidak pernah menutup mulutnya dan
mencuci tangan sehingga menimbulkan resiko terjadi penularan ke orang lain.
c. Rekreasi :
Untuk rekreasi, keluarga jarang berekreasi karena kondisi keuangan yang belum
stabil.
d. Pola komunikasi keluarga :
Keluarga saling terbuka, bila ada masalah maka didiskusikan bersama. Pengambil
keputusan adalah Suami (Tn E) atau Tn J (mertua). Tidak ada campur tangan
pihak ketiga dalam mengambil keputusan apabila masalah yang dialami cukup
kompleks,. Bahkan bila tidak ada masalah pun keluarga selalu meluangkan waktu
1 minggu sekali untuk mengobrol bersama
e. Pengambil keputusan :
Pengambil keputusan adalah Tn E dan Tn J
f. Peran informasi :
Keluarga mendapatkan informasi dari mesjid bila ada kegiatan-kegiatan di sekitar
lingkungan rumah seperti posyandu, lansia, dan kerja bakti. Disamping itu
mendapat informasi dari koran, televisi, radio. Tapi untuk informasi kesehatan
keluarga sangat jarang mendapatkan. Ibu S merasa senang dengan informasi
kesehatan yang diberikan oleh mahasiswa UPH karena selama ini tidak ada yang
berkunjung dan memberikan informasi kesehatan, padahal itu bisa menambah
pengetahuan.
5. Sosial Ekonomi Keluarga
a. Hubungan dengan orang lain :
Keluarga mengenal baik tetangga dan teman-teman. Tapi menurut Ny S beliau
tidak suka merumpi tapi kalau ada yang sakit atau tetangga ada kejadian apa dia
pasti datang. Rumahnya sering untuk main teman-teman anaknya.
a. Kegiatan organisasi sosial : Keluarga Tn E tidak ada yang mengikuti kegiatan
organisasi sosial dilingkungan rumahnya.
b. Keadaan ekonomi :
Tn E bekerja sebagai pedagang roti keliling dengan penghasilan tergantung dari
jumlah roti yang habis terjual, biasanya Tn E mendapat komisi perharinya 20 rb
perhari. Ny S bekerja sebagai buruh cuci gosok dengan penghasilan perbulan Rp
300.000.00. Untuk penghasilan satu bulan jumlahnya tidak tentu.
6. Spiritual Kultural Keluarga
a. Ketaatan beribadah :
Dalam menjalankan ibadah sholat masih ada keluarga yang jarang-jarang
menjalankan sholat 5 waktu. Dan keluarga tidak pernah mengikuti pengajian.
b. Keyakinan tentang kesehatan :
Keluarga meyakini bahwa sehat dan sakit berasal dari Tuhan sehingga kita harus
menerimanya dengan sabar apapun yang dikasih oleh Tuhan.
c. Nilai dan norma :
Karena keluarga muslim maka keluarga menerapkan aturan-aturan sesuai dengan
ajaran agama Islam walaupun masih ada kegiatan ibadah yang jarang dilakukan.
d. Alat yang mempengaruhi kesehatan :

Tidak ada. Keluarga lebih percaya kepada Tuhan


5. Lingkungan Rumah
a. Kebersihan dan kerapian :
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah sendiri, kondisi rumah dalam
kondisi berantakan/tidak rapih. Ny S membersihkan rumah tidak teratur
membersihkan sarang laba-laba tidak teratur .
b.Penerangan :
Penerangan di rumah (ruang depan ) cukup mendapatkan cahaya matahari, tetapi
pada ruangan dapur dan kamar mandi tampak gelap sehingga harus selalu
menyalakan lampu atau pintunya dibuka.
c. Ventilasi :
Ruang depan dan kamar tidur terdapat jendela tetapi jarang dibuka. Tn E
mengatakan bahwa istrinya melarang buka jendelanya takut ada kemalingan.
d. Jamban :

Rumah keluarga Tn E tidak memiliki jamban/WC di dalam rumah. Tempat untuk


BAB keluarga memiliki jamban cemplung yang terletak di belakang rumah dan
jamban cemplung tersebut dipakai ramai-ramai oleh tetangga rumahnya yang
masih memiliki hubungan keluarga.
b. Sumber air minum :
Sumber air minum yang dipakai adalah air sumur/air tanah
c. Pemanfaatan halaman :
Halaman depan dibuat untuk berkebun sayuran, dan terdapat empang sebagai
pembuangan limbah rumah tangga.
d. Pembuangan sampah :

Pengolahan sampah keluarga biasanya dengan cara dibakar di kebun halaman


depan.
c. Sumber pencemaran :
Sumber pencemaran berasal dari abu bekas pembakaran sampah keluarga.
6. Catatan Status Kesehatan Individu
Nama : Tn E
a. Alasan ke Puskesmas/Dikunjungi
ada kelainan pada paru, abdomen tidak kembung
Periksa dengar : Jarang sakit dan apabila mengalami sakit biasanya pergi ke
puskesmas terdekat.
b. Riwayat Kesehatan
a) Masalah kesehatan yang pernah dialami
Tn E jarang sakit, tetapi bila sakit biasanya batuk pilek saja.
b) Masalah kesehatan keluarga (keturunan)
Orang tua Tn E tidak memiliki riwayat penyakit Hipertensi atau penyakit
kronis lainnya.
c. Kebiasaan sehari-hari
a) Biologis
Pola makan :
Makan tidak teratur, biasanya sehari hanya 2x saja. Tidak ada pantangan
dalam makan. Pola minum : tidak tentu kalau haus langsung minum saja.
Pola tidur :
Biasa tidur jam 21.00 dan bangun jam 04.
BAB/BAK :
BAB 1 x/hari, BAK tidak tentu
Aktifitas sehari-hari :
Biasanya jam 05.00 pagi sudah berangkat berjualan roti s.d 09.00 WIB.
Kemudian istirahat dan pada sore hari kembali berjualan roti sampai malam.
Rekreasi :
Keluarga jarang berekreasi.
b) Psikologis
Keadaan emosi : keadaan emosi Tn E cukup stabil, Tn E jarang marah setiap
ada masalah selalu berpikir positif.
c) Sosial
Hubungan antar keluarga :
Hubungan antar keluarga rukun, bila ada masalah diskusi bersama
Hubungan dengan orang lain :
Hubungan dengan orang lain baik tetapi Tn E jarang pergi ke luar
dikarenakan sibuk untuk bekerja.
d) Spiritual/kultural
Pelaksanaan ibadah :
Tn E rajin dalam pelaksanaan ibadah. Namun untuk pengajian jarang
dilakukan karena sibuk untuk bekerja kecuali apabila sedang ada di rumah
Tn E ikut kegiatan pengajian.
Keyakinan tentang kesehatan :
Tn E yakin bahwa sehat itu pemberian Tuhan karena bila sakit itu mahal
maka harus dijaga. Tn E selalu berdoa semoga selalu tetap sehat.
Pemeriksaan
a.Tanda vital
Tinggi badan : 164 cm
Berat badan : 69 kg
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 36.8o C
Nadi : 100 x/mnt
Pernapasan : 18 x/mnt
Tensi : 130/70 mmHg
a) Pemeriksaan fisik dan kebersihan perorangan
Pemeriksaan pandangan :
Kondisi umum bersih, mata tidak anemis ataupun ikterik, liang telinga
bersih, septum hidung simetris, konka nasal tidak ada polip, tidak ada
sekresi, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil, tidak kemerahan daerah
tenggorokan, mukosa bibir lembab, bagian dada simetris, abdomen terlihat
besar, ekstremitas simetris.
Pemeriksaan raba :
Akral hangat, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan pada abdomen maupun
ekstremitas, abdomen supel
Pemeriksaan ketuk :
Tidak ada nyeri ketuk pada pinggang, tidak
Suara jantung S1 dan S2 normal, suara paru vesikuler, bising usus positif.
b) Lain-lain : Tidak ada
d. Informasi Penunjang
a) Diagnosa Medik : tidak ada
b) Laboratorium : tidak ada
Nama : Ny S (istri)
a. Alasan ke Puskesmas/Dikunjungi
Tidak pernah ke puskesmas, bila sakit minum obat warung
b. Riwayat Kesehatan
a) Masalah kesehatan yang pernah dialami
Hanya batuk/pilek
b) Masalah kesehatan keluarga (keturunan):
Tn J (ortu) tidak memiliki penyakit kronik seperti hipertensi, DM ataupun
asma. Tetapi batuk sering kambuh, namun tidak mau untuk pergi berobat
hanya sekali berobat dan cek sputum setelah itu tidak pernah control kembali
karena merasa sudah sembuh.

c. Kebiasaan sehari-hari
a) Biologis
Pola makan
Makan 2x/hari dengan menu nasi dan lauk seadanya tergantung kondisi
keuangan
Pola minum
Minum 3 gelas besar (kurang lebih 1500 ml per hari) air putih
Pola tidur :
Biasa tidur jam 20-21, terus bangun pagi subuh. Kalau siang tidak pernah
tidur siang.
BAB/BAK :
BAB 1 x/hari ,kadang 2 x/hari
Aktifitas sehari-hari :
Bangun pagi beres-beres rumah kemudian sekitar jam 07.00 pergi ke tempat
orang untuk bekerja cuci gosok sampai jam 11.00 an.
Rekreasi :
Jarang dilakukan karena keterbatasan ekonomi
b) Psikologis
Keadaan emosi
Emosi stabil, tidak didapatkan tindakan yang maladaptif
c) Sosial
Hubungan antar keluarga
Rukun dengan anggota keluarga
Hubungan dengan orang lain
Rukun dengan tetanggga sebelah
d) Spiritual/kultural
Pelaksanaan ibadah
Sholat masih bolong-bolong, pengajian jarang dialkukan
Keyakinan tentang kesehatan
Kalau sakit berobat supaya sembuh
d. Pemeriksaan
a) Tanda vital
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Suhu : 36.3o C
Nadi : 60 x/mnt
Pernapasan : 20 x/mnt
Tensi : 120/60 mmHg
b) Pemeriksaan fisik dan kebersihan perorangan
Pemeriksaan pandangan :
Mata tidak anemis, tidak ikterik, telinga bersih, konka nasal tidak ada polip,
tidak ada sekresi, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil, tidak kemerahan
daerah tenggorokan, gigi tampak tidak terawatt dan tumpang tindih, mukosa
bibir lembab, bagian dada simetris, abdomen datar, ekstremitas simetris.
Pemeriksaan raba :
Tidak ada benjolan pada leher, akral hangat, tidak ada edema, tidak ada nyeri
tekan pada abdomen maupun ekstremitas, abdomen supel
Pemeriksaan ketuk :
Tidak ada nyeri ketuk pada pinggang, tidak ada kelainan pada paru, abdomen
tidak kembung
Periksa dengar :
Suara jantung S1 dan S2 normal, suara paru vesikuler, bising usus positif.
c) Lain-lain
Terapi medik : tidak ada
e. Informasi Penunjang
a) Diagnosa Medik
Tidak ada
b) Laboratorium
Tidak ada
Nama : An MH
a. Alasan ke Puskesmas/Dikunjungi
Pergi ke puskesmas kalau batuk pilek dan demam
b. Riwayat Kesehatan
c) Masalah kesehatan yang pernah dialami
Tidak pernah, hanya batuk pilek biasa bila cuaca tidak enak
d) Masalah kesehatan keluarga (keturunan)
Tidak ada, paling hanya batuk pilek saja
c. Kebiasaan sehari-hari
a) Biologis
Pola makan :
Makan biasanya sehari hanya 2x saja karena pagi tidak sarapan. Tidak ada
pantangan makan. Makan dengan nasi dan lauk seadanya tergantung yang
disediakan orang tua
Pola minum :
tidak tentu
Pola tidur :
Biasa tidur jam 20.00/21.00 bangun pagi/ tidak tentu jamnya
BAB/BAK :
BAB 1x/hari
Aktifitas sehari :
Bermain dengan teman sebayanya, tidak pernah tidur siang
Rekreasi :
Jarang diakukan
b) Psikologis
Keadaan emosi :
Emosi labil cepat marah apabila kemauannya tidak dituruti dan kadang
bertindak kasar dengan melempari batu kepada orang yang menurut dia
mengganngunya.
c) Sosial
Hubungan antar keluarga :
Hubungan dengan orang lain :
Hubungan dengan orang lain dan teman-teman rukun, tidak ada masalah
tetapi kadang bertengkar lalu baikan lagi.
Spiritual/kultural
Pelaksanaan ibadah :
An Mh belum bisa melakukan ibadah keagamaan karena belum diajarkan
Keyakinan tentang kesehatan : belum bisa dikaji, usia Anak masih balita (4
th).
d. Pemeriksaan
a) Tanda vital
Tinggi badan : 87 cm
Berat badan : 10 kg
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 80 x/mnt
Pernapasan : 19 x/mnt
Pemeriksaan fisik dan kebersihan perorangan
Pemeriksaan pandangan :
Kondisi umum bersih, mata tidak anemis ataupun ikterik, liang telinga
bersih, septum hidung simetris, konka nasal tidak ada polip, tidak ada
sekresi, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil, tidak kemerahan daerah
tenggorokan, mukosa bibir lembab, bagian dada simetris, abdomen datar,
ekstremitas simetris, gigi tampak ada karies, tampak kurus, rambut tipis.
Pemeriksaan raba :
Tidak ada benjolan pada leher, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan pada
abdomen maupun ekstremitas, abdomen supel
Pemeriksaan ketuk :
Tidak ada nyeri ketuk pada pinggang, tidak ada kelainan pada paru, abdomen
tidak kembung
Periksa dengar :
Suara jantung S1 dan S2 normal, suara paru vesikuler, bising usus positif.
b) Lain-lain
Sedang batuk pilek
Terapi medik :
Obat batuk/pilek yang diberikan puskesmas
Informasi Penunjang :
Tidak ada
c) Diagnosa Medik :
Batuk pilek : ISPA
d) Laboratorium
Tidak ada
Nama : Ny SA (mertua Tn E)
a. Alasan ke Puskesmas/Dikunjungi
Tidak pernah ke puskesmas, kalau sakit minum obat warung
b. Riwayat Kesehatan
a) Masalah kesehatan yang pernah dialami
Batuk-batuk dan pegal-pegal pada sendi
b) Masalah kesehatan keluarga (keturunan)
Tidak ada
c. Kebiasaan sehari-hari
a) Biologis
Pola makan :
Makan sehari hanya 2x saja.Tidak ada pantangan makan. Makan dengan nasi
dengan lauk seadanya.
Pola minum :
Minum air putih tidak tentu
Pola tidur :
Biasa tidur jam 20-21 bangun pagi subuh. Tidur siang tidak pernah karena
menjaga cucunya yang balita dari anaknya yang lainnya.
BAB/BAK :
BAB 1x/hari, BAK 6-8x/hari tidak ada masalah.
Aktifitas sehari :
Tidak ada kegiatan khusu, tiap hari menjaga cucunya sampai sore (ibunya
pulang bekerja )
Rekreasi :
Mengobrol dengan keluarga, piknik jarang dilakukan
b) Psikologis
Keadaan emosi :
Emosi stabil tapi merasa stress dengan kondisi ekonomi yang tidak tentu.
Stres apabila suaminya marah-marah tidak punya uang untuk beli rokok/kopi
c) Sosial
Hubungan antar keluarga :
Hubungan antar keluarga rukun, bila ada masalah diskusi bersama
Hubungan dengan orang lain :
Hubungan dengan orang lain, tetangga, tetapi kadang moody
d) Spiritual/kultural
Pelaksanaan ibadah :
Rajin sholat
Keyakinan tentang kesehatan :
d. Pemeriksaan
a) Tanda vital
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 59 kg
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 82 x/mnt
Pernapasan : 18 x/mnt
Tensi : 120/70 mmHg
b) Pemeriksaan fisik dan kebersihan perorangan
Pemeriksaan pandangan :
Kondisi umum bersih, mata tidak anemis ataupun ikterik, liang telinga
bersih, septum hidung simetris, konka nasal tidak ada polip, tidak ada
sekresi, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil, tidak kemerahan daerah
tenggorokan, mukosa bibir lembab, bagian dada simetris, abdomen datar,
ekstremitas simetris
Pemeriksaan raba :
Tidak ada benjolan pada leher ataupun mamae, akral hangat, tidak ada
edema, tidak ada nyeri tekan pada abdomen maupun ekstremitas, abdomen
supel
Pemeriksaan ketuk :
Tidak ada nyeri ketuk pada pinggang, tidak ada kelainan pada paru, abdomen
tidak kembung
Periksa dengar :
Suara jantung S1 dan S2 normal, suara paru vesikuler, bising usus positif.
c) Lain-lain
Terapi medik : Tidak ada
e. Informasi Penunjang
a) Diagnosa Medik :
Tidak ada
b) Laboratorium
Tidak ada
Nama : Tn J (mertua)
a. Alasan ke Puskesmas/Dikunjungi
Beberapa bulan yang lalu sempat berobat ke puskesmas dengan alasan sering
batu-batuk dan sempat dicek sputum 1 kali, karena merasa sembuh tidak pernah
control kembali walaupun sebenrnya dianjurkan untuk cek sputum kembali. Dan
bila batuk nya kambuh lagi Tn J tidak pernah berobat lagi ke puskesmas.
b. Riwayat Kesehatan
a) Masalah kesehatan yang pernah dialami
Selama ini masalah kesehatan yang di alami adalah batuk-batuk yang sering
kamabuh.
b) Masalah kesehatan keluarga (keturunan)
Tidak ada
c. Kebiasaan sehari-hari
a) Biologis
Pola makan :
Makan sehari hanya 2x.Tidak ada pantangan makan. Makan dengan nasi,lauk
pauk seadanya kadang makan mie rebus
Pola minum :
Minum air putih sehari 1.5 ltr,
Pola tidur :
Biasa tidur tengah malam, sering susah tidur, bangun subuh. Tidur siang
kadang-kadang
BAB/BAK :
BAB 1x/hari, BAK 6-8x/hari tidak ada masalah.
Aktifitas sehari :
Kalau tidak ada kerjaaan biasanya berkebun di halaman depan
Rekreasi :
Jarang dilakukan
b) Psikologis
Keadaan emosi :
Emosi stabil. Lebih banyak bicara kadang suka marah kalaau tidak merokok
c) Sosial
Hubungan antar keluarga :
Hubungan antar keluarga rukun, bila ada masalah diskusi bersama
Hubungan dengan orang lain :
Hubungan dengan orang lain, tetangga baik
d) Spiritual/kultural
Pelaksanaan ibadah :
melaksanakan sholat lima waktu masaih ada yang bolong
d. Pemeriksaan
a) Tanda vital
Tinggi badan : 163 cm
Berat badan : 60 kg
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Nadi : 78 x/mnt
Pernapasan : 19 x/mnt
Tensi : 130/80 mmHg
b) Pemeriksaan fisik dan kebersihan perorangan
Pemeriksaan pandangan :
Kondisi umum tampak kotor/berkeringat, mata tidak anemis ataupun ikterik,
liang telinga bersih, septum hidung simetris, konka nasal tidak ada polip,
tidak ada sekresi, lidah bersih, tidak kemerahan daerah tenggorokan, mukosa
bibir lembab, bagian dada simetris, abdomen datar, ekstremitas simetris.
Pemeriksaan raba :
Tidak ada benjolan pada leher, akral hangat, tidak ada edema, tidak ada nyeri
tekan pada abdomen maupun ekstremitas, abdomen supel
Pemeriksaan ketuk :
Tidak ada nyeri ketuk pada pinggang, tidak ada kelainan pada paru, abdomen
tidak kembung
Periksa dengar :
Suara jantung S1 dan S2 normal, suara paru vesikuler, bising usus positif.
c) Lain-lain
Terapi medik : Tidak ada
e. Informasi Penunjang
c) Diagnosa Medik :
Tidak ada
d) Laboratorium
Tidak ada

7 Genogram

batukmenahun sering
batuk

batuk kadang-kadang

batuk
pilek

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Anggota keluarga yang beresiko

: tinggal serumah

7. Denah Rumah
4 3 2
6
1
5

keterangan :
1. Ruang tengah/tamu
2. kamar
3. kamar
4. ruang makan
5. dapur
6. kamar mandi

1. Analisa data
Analisa masalah keperawatan keluarga Tn. E
No. Data Diagnosis keperawatan

1 DS:
 Tn E mengatakan bahwa Bpk Kurang pengetahuan tentang penyakit
J (mertua) sering batuk-batuk berhubungan dengan ketidakmampuan
sudah lama dan sempat di keluarga mengenal masalah kesehatan
periksa sputum satu kali tetapi Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan
hasilnya belum ketahuan, fasilitas kesehatan yang ada
sama pihak puskesmas Resiko penularan pada anggota keluarga
dianjurkan untuk cek lagi lain berhubungan dengan kurangnya
tetapi Bpk J tidak datang pengetahuan keluarga terhadap penularan
karena merasa sudah sembuh. batuk
 Ny Sa (mertua Tn E)
mengatakan bahwa dirinya
sudah batuk sejak 1 minggu
yang lalu dan sering
mengalami batuk tetapi beliau
tidak pernah dan tidak mau
pergi ke pelayanan kesehatan
karena takut kalau
penyakitnya ketahuan yang
dapat mengakibatkan stress
 Tn E dan anggota keluarga Tn
E yang lainnya mengatakan
bapak mertua Tn E sudah
lama mengalami batuk dan
menolak untuk berobat
 Istri Bpk J mengatakan Bpk J
perokok berat.
DO:
 Bpk J tampak batuk, badan
kurus, tampak sedang
merokok.
 TD Tn J . N 140/80mmHg,
tampak batuk-batuk
 Ny Sa (mertua Tn E) tampak
batuk-batuk, suara
serak.Tampak menolak untuk
di ajak berobat, tampak
mengelak saat diberi tahu
tentang alasan harus berobat.
 Tampak tidak menutup mulut
dengan tissue/sapu tangan
saat sedang batuk

2 DS: Keluarga mengatakan bahwa Ketidakmampuan keluarga untuk


jendela rumah yang mereka huni memodifikasi lingkungan tempat tinggal :
bersama Tn E selama ini jarang tentang fungsi ventilasi
dibuka. Tn E mengatakan istrinya
melarang buka jendela kalau dibuka
jendelanya takut kemalingan
DO: jendela rumah tampak tertutup
rapat, ruangan tampak pengap dan
penataan barang tidak tertata rapih

3 DS: NY Sa(mertua Tn E) Ketidakmampuan keluarga (Ny Sa) untuk


mengatakan merasa stress dan kesal memodifikasi lingkungan : managemen
apabila suaminya marah-marah stress
karena ingin merokok tetapi tidak
mampu untuk beli rokok.
DO: Ibu mertua Tn E tampak kesal
dengan kelakuan suaminya, tampak
menghindar

4 DO : Ny S mengatakan anaknya Ketidakmampuan keluarga merawat


sering batuk pilek, batuk pilek terjadi anggota keluarga yang mengalami batuk
sejak satu minggu yang lalu pilek
Ibu mengatakan badan An MH tidak
panas jadi tidak dibawa berobat, Ibu
mengatakan suami dan kakek
mempunyai kebiasaan merokok
DO : Kesadaran composmentis,
keadaan umum sedang, terdapat
secret di hidung An Mh, Ibu tampak
berusaha membuang secret dengan
memencet hidung An Mh, Nadi
100x/mnt, RR 16x/mnt
2. Penapisan masalah

a. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah kesehatan
Kriteria Nilai Skor Pembenaran

Sifat masalah: aktual 3/3x1 1 Tn J sudah mengalami sakit batuk-batuk


sejak lama tetapi Tn J dan keluarga tidak
mau berobat/control ulang

Kemungkinan masalah 1/2x2 1 Perilaku keluarga tidak membiasakan


untuk diubah: sebagian membawa keluarga untuk berobat pada saat
sakit sudah cukup lama sehingga butuh
waktu untuk merubahnya

Potensi masalah dapat 3/3x1 1 Keluarga tidak tahu akibat dari tidak berobat
dicegah: tinggi pada saat sakit

Menonjolnya masalah: 1/2x1 1/2 Keluarga merasa tidak perlu untuk berobat
Tidak segera diatasi ke pelayanan kesehatan

Total skor 3 1/2

b. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan tempat tinggal : Fungsi Ventilasi


Kriteria Nilai Skor Pembenaran

Sifat masalah: aktual 3/3x1 1 Masalah batuk masih terjadi apabila tidak
ditangani dengan serius maka dapat menular
ke orang lain. Selain itu karena kebiasaan
keluarga apabila batuk tidak menutup
mulutnya dengan benar.

Kemungkinan masalah 2/2x2 1 Bapak mertua Tn E. ingin cepat sembuh


untuk diubah: mudah tetapi masih ragu-ragu untuk
memodifikasikan dengan lingkungan rumah

Potensi masalah dapat 3/3x1 1 Dengan pemberian penyuluhan maka


dicegah: tinggi masalah sangat tinggi untuk dicegah
sehingga keluarga mendukung adanya
modifikasi lingkungan

Menonjolnya masalah: 2/2x1 2 Keluarga sangat ingin mengatasi untuk


segera diatasi pencegahan penularan penyakit batuk

Total skor 5

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami batuk pilek


Kriteria Nilai Skor Pembenaran

Sifat masalah: aktual 3/3x1 1 Batuk pilek dirasakan satu minggu dengan
tanda dan gejala sesuai dengan penyakit
ISPA

Kemungkinan masalah 2/2x2 2 Ibu mau tahu tentang penyakit batuk pilek
untuk diubah: mudah tapi masih terlihat ragu. Dilihat dari Yankes
tidak terlalu jauh

Potensi masalah dapat 2/3x1 2 /3 Masalah masih dapat dicegah agar tidak
dicegah: cukup berlanjut, tetapi ibu masih ragu dalam
merawat anaknya

Menonjolnya masalah: 1/2x1 1/2 Masalah ISPA dirasakan betul oleh


tidak dirasakan keluarganya tetapi keluarga tampaknya tidak
ingin masalah tersebut segera diatasi.

Total skor 4

d. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

Kriteria Nilai Skor Pembenaran

Sifat masalah: resiko 2/3x1 2/3 Tn J baru satu kali berobat dan tidak
tinggi dilanjutkan dan Ny Sa belum sama sekali
mendapat pengobatan dan berkunjung ke
pusat layanan kesehatan untuk mengobati
batuk-batuk

Kemungkinan masalah 2/2x2 1 Keluarga masih ragu-ragu dalam mengambil


untuk diubah: mudah keputusan untuk mendapatkan pengobatan
dari pusat layanan kesehatan

Potensi masalah dapat 3/3x1 1 Dengan adanya penyuluhan maka batuk-


dicegah: tinggi batuk dapat dikurangi

Menonjolnya masalah: 0/2x1 0 Dirasakan betul oleh keluarga namun belum


tidak dirasakan ada ingin segera ditangani
masalah

Total skor 2 2/3

e. Ketidakmampuan keluarga (Ny Sa) untuk memodifikasi lingkungan keluarga : managemen


stress

Kriteria Nilai Skor Pembenaran

Sifat masalah: resiko 2/3x1 2/3 Stres dirasakan betul oleh Ny Sa, dan apabila
tinggi dibiarkan akan berdampak pada munculnya
hipertensi

Kemungkinan masalah 1/2x2 1 Stres yang dirasakan oleh Ny Sa


untuk diubah: mudah kemungkinan mudah untuk di ubah karena
dengan cara mengalihkan misalnya
mengobrol stress akan hilang.

Potensi masalah dapat 1/3x1 1/3 Stress yang di alami Ny Sa dampak dari
dicegah: rendah tingkah laku Ny J dan itu berlanjut dari
kondisi ekonomi keluarga

Menonjolnya masalah: 2/2x1 1 Ny Sa merasakan masalah stress ada tetapi


tidak dirasakan ada
masalah masalah tersebut dibiarkan saja.

Total skor 3

f. Resiko penularan pada anggota keluarga lain berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
keluarga terhadap penularan batuk

Kriteria Nilai Skor Pembenaran

Sifat masalah: resiko 2/3x1 2/3 Kebiasaan anggota keluarga pada saat batuk
tinggi tidak menutup mulutnya dengan benar
beresiko tinggi terhadap penularan batuk
kepada anggota keluarga yang lainnya.

Kemungkinan masalah 2/2x2 1 Kebiasaan buruk tidak menutup mulut


untuk diubah: mudah dengan benar pada saat batuk mudah untuk
di ubah dengan diberikannya penkes

Potensi masalah dapat 3/3x1 1 Penularan batuk dapat dicegah setelah


dicegah: tinggi diberikan penkes

Menonjolnya masalah: 0/2x1 0


tidak dirasakan ada
masalah

Total skor 2 2/3

Prioritas diagnosis keperawatan:

1. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan tempat tinggal : fungsi


ventilasi
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami batuk
pilek
3. Ketidakmampuan keluarga (Ny Sa) untuk memodifikasi lingkungan
keluarga : managemen stress
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
6. Resiko penularan pada anggota keluarga lain berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan keluarga terhadap penularan batuk

RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA


NDx Tujuan Kriteria Standar evaluasi Rencana intervensi
evaluasi

1 Tujuan umum setelah Respon Keluarga dapat Diskusikan dengan


dilakukan kunjungan verbal menyebutkan keluarga tentang
rumah selama 10 kali pengertian pengertian ventilasi,
kunjungan , keluarga ventilasi,manfaat manfaat dan tujuan
dapat memulai dan tujuan dari ventilasi
modifikasi lingkungan membuka Berikan dukungan
rumah jendela. kepada keluarga
Tujuan khusus: . Batuk untuk selalu
menjelaskan maksud merupakan membuka ventilasi
2. dan manfaat ventilasi mekanisme Berikan respon
pertahanan tubuh positif setiap
pernapasan dan perubahan yang
TUM : Setelah 10 kali merupakan terjadi
kunjungan rumah batuk gejala suatu Ajarkan keluarga
pilek dapat teratasi penyakit atau untuk mengungkap
TUK : keluarga mampu reaksi tubuh kembali pengertian
mengenal masalah terhadap iritasi batuk
batuk pilek pada di tenggorokan Diskusikan dengan
anggota keluarga karena adanya keluarga mengenai
dengan cara : lendir,makanan,d tanda, gejala dan
ebu,asap dan penyebab batuk
 Menyebutkan sebagainya. tanyakan kembali
pengertian Menyebutkan tentang apa yang
batuk penyebabnya: telah diberikan, beri
 menyebutkan  Tertular reinforcement positif
penyebab batuk penderita atas jawaban
 menyebutkan batuk keluarga.
tanda-tanda  lingkung
batuk an tempat
 menyebutkan tinggal
pencegahan yang
batuk tidak
sehat
menyebutkan
tanda-tanda
batuk :
 demam
 sesak
 adanya
tarikan
dinding
dada

· Rasa lelah

· Gangguan
tidur

· Perubahan
pola hidup

· Demam

· Sesak

· Nyeri
musculoskeletal
· Suara
serak

· Menggang
gu nafa

menyebutkan
pencegahan
batuk :
 Jauhkan
anak dari
penderita
batuk
 jagalah
kebersiha
n tubuh
dan
lingkung
an
 berikan
gizi yang
cukup
 berikan
penyuluh
an
kesehatan

6 Tujuan umum: setelah Respon Menyebutkan Jelaskan lingkungan


dilakukan kunjungan verbal faktor yang yang dapat
rumah selama 10 kali Respon dapat mencegah batuk
kunjungan, resiko efektif mengurangi Motivasi keluarga
penularan penyakit Respon resiko untuk mengulang
berkurang psikomotor penyebaran penjelasan yang
Tujuan khusus: penyakit: telah diberikan,
menyebutkan cara-cara menciptakan
memodifikasi lingkungan beri reinforcement
lingkungan (etika rumah yang postif atas jawaban
batuk), melakukan bersih bebas keluarga, observasi
modifikasi lingkungan asap dan debu, lingkungan rumah
yang tepat olahraga setiap pada kunjungan
pagi. terencana,
Keluarga dapat diskusikan dengan
mempraktekkan keluarga hal positif
cara-cara etika yang sudah
batuk dilakukan, beri
Pada kunjungan reinforcement positif
tidak terencana atas upaya keluarga
keluarga
melakukan
tindakan
modifikasi
lingkungan

3 Tujuan umum: setelah Respon Keluarga dapat Mendemonstrasikan


dilakukan kunjungan psikomotor mendemonstrasi- pada keluarga cara
rumah selama 10 kali kan cara mempraktekkan
kunjungan tanda-tanda menghilangkan menghilangkan
stress tidak ada. stress yaitu stres.
Tujuan khusus: dengan Beri kesempatan
Dapat mempraktekkan bercakap-cakap, keluarga untuk
cara meghilangkan menarik nafas mempraktekkannya.
stress dalam Beri reinforcement
positif atas usaha
keluarga.
Pastikan keluarga
akan melakukan
tindakan tersebut
untuk
menghilangkan stres

5 Tujuan umum: setelah Respon Manfaat Informasikan


melakukan10 kali verbal kunjungan ke mengenai
kunjungn, keluarga Respon fasilitas pengobatan dan
mampu memanfaatkan efektif kesehatan: pendidikan yang
pelayanan kesehatan mendapat dapat diperoleh
yang ada. pelayanan keluarga di fasilitas
Tujuan khusus: pengobatan kesehatan, motivasi
menyebutkan manfaat batuk, mendapat keluarga untuk
kunjungan ke fasilitas pendidikan menyebutkan
kesehatan, tentang batuk, kembali hasil
memanfaatkan adanya kartu diskusi, beri
pelayanan kesehatan berobat, keluarga reinforcement positif
membawa atas hasil yang
anggota keluarga dicapai, motivasi
apabila terserang keluarga untuk
batuk lagi membawa keluarga
yang sakit apabila
tidak dapat
tertangani di rumah.

4 Tujuan umum : Respon Keluarga dapat  Berikan penyuluhan


Setelah dilakukan kognitif. mengetahui dan mengenai masalah
kunjungan rumah Respon mengenal kesehatan yang
selama 10 kali verbal masalah yang dialami keluarga Tn
kunjungan, diharapkan dihadapi. E
masalah kurang Kelurga dapat  Diskusikan kendala
pengetahuan mengenal mengetahui yang dihadapi
masalah kesehatan dampak dari keluarga dalam
dapat teratasi. suatu masalah menghadapi
Tujuan Khusus : kesehatan yang masalah kesehatan
Klien mampu dihadapi apabila yang dialami
mengenal masalah tidak segera  Berikan informasi
kesehatan yang dialami ditangani mengenai masalah
Keluarga dapat penyakit yang
menyebutkan dialami seperti
menyebutkan penyebab, tanda,
tanda-tanda dan dampak-
batuk, dampak dampak yang akan
dari batuk, akan terjadi.
penyebab batuk,

A. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Tanggal Ndx Implementasi Evaluasi
28/4/14 1. Melakukan BHSP, menjelaskan tujuan S : Keluarga setuju untuk
kunjungan ke keluarga, pengkajian dan melakukan pertemuan
kontrak untuk pertemuan berikutnya berikutnya
O : Keluarga tampak
menerima tetapi masih
tampak belum trust
A : Masalah pada keluarga
Tn E sudah ditemukan
sebagian
P : lanjutkan intervensi
untuk melanjutkan
pengkajian keluarga
29/4/14 1,2,3,4,5 Melakukan BHSP S : Keluarga mengatakan
sering mangalami batuk-
Melanjutkan pengkajian
batuk dan jarang di obati
Melakukan pemeriksaan fisik atau pergi ke puskesmas
O : Keluarga tampak
Berdiskusi dengan keluarga mengenai
menyetujui pertemuan
masalah batuk-batuk dan gambaran
selanjutnya, keluarga belum
umum mengenai masalah yang dihadapi
tampak kooperatif
Melakukan kontrak selanjutnya. A : masalah ditemukan
P : melanjutkan intervensi
dan melakukan pertemuan
sesuai dengan kontrak

30/4/14 1 Mendiskusikan tentang manfaat S : keluarga mengatakan


ventilasasi rumah untuk kesehatan, tahu manfaat membuka
manfaat membuka ventilasi bagi jendela tetapi kalau dibuka
kesehatan takut kemalingan.
2 Menganjurkan keluarga untuk membawa Untuk anaknya yang sakit
anaknya berobat ke puskesmas, keluarga mengatakan An
MH tidak demam hanya
batuk pilek saja
O : keluarga Tn E tampak
belum bisa mengikuti
anjuran untuk membuka
jendela
A : Ndx no 1,2,4 belum
teratasi
P : melanjutkan diskusi
tentang manfaat ventilasi,
mengangantar An Mh
berobat ke puskesmas,
mendiskusikan tentang
etika batuk

4 Mendiskusikan tentang penyebab batuk, S : Keluarga mengatakan


cara penularan batuk, pengobatan secara batuk yang dialami sudah
mandiri/tradisional dengan sejak lama, keluarga
memperagakannya, memotivasi keluarga mengatakan bersih-bersih
untuk berobat ke puskesmas bila tidak rumah dilakukan satu hari
ada perubahan, minum obat secara sekali karena repot dan
teratur, capek setelah bekerja,
Memotivasi keluarga untuk keluarga mengatakan kalau
membersihkan debu-debu yang buka jendela takut
menempel, membuka jendela tiap hari kemalingan
terutama pagi hari, O : Kelurga tampak
Memotivasi keluarga untuk berjemur di kooperatif dan sudah mulai
pagi hari apabila mengalami batuk-batuk trust
A ; masalah belum teratasi
P : melanjutkan diskusi
selanjtnya dan melakukan
kontrak untuk pertemuan
besok
2/5/14 3 Mengukur tekanan darah Ny Sa S: Ny Sa mengatakan
Berdiskusi dengan Ny Sa mengenai sering stress menghadapi
stress yang sering di alami dan mengenal kelakuan suaminya apalagi
penyebabnya, memberikan dan saat suaminya tidak ada
mengajarkan cara-cara untuk kerjaan sehingga tidak
menghilangkan stress yang tepat dan punya uang sama sekali
efektif, yaitu dengan cara mengajarkan O : Ny Sa tampak sedih
tekhnik nafas dalam dengan kondisi suaminya
yang kerjanya tidak tetap
dan kelakuan suaminya
yang suka marah-marah
kalau tidak merokok dan
minum kopi
TD 130/70 mmHg
A : masalah belum teratasi
P : mendiskusikan kembali
tentang cara-cara
menghilangkan stress yang
efektif
5/5/14 3, 1 Mengukur tekanan darah Ny Sa dan S S : Ny Sa mengatakan
Mendiskusikan kembali tentang stress untuk menghadapi suami
yang suka dialami Ny Sa dan kalau sedang marah dengan
memperagakan cara menghilangkan meninggalkannya sendiri
stress Ny S mengatakan jarang
Menganjurkan kembali keluarga untuk membuka jendelanya
selalu membersihkan lingkungan tempat karena merasa tidak aman
tinggal dan membuka jendela tiap hari O : keluarga tampak
terutama pagi hari. kooperatif
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
7/5/14 2 Memberikan penyuluhan mengenai cara S ; keluarga mengatakan
mengobati batuk denga cara tradisional kalau batuk biasanya
yaitu dengan menggunakan jeruk nipis di meminum rujak asam jawa
campur dengan kecap/ madu O : keluarga tampak mau
mempraktekkan cara
pengobatan batuk dengan
jeruk nipis dibandingkan
dengan berobat ke
pelayanan kesehatan
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
8/5/14 1 menanyakan kembali tentang manfaat S : Ny S mengatakan tahu
dan tujuan penggunaan ventilasi manfaat dibuka nya jendela,
mengobservasi kebersihan rumah dan keluarga mengatakan jarang
pemanfaat ketersediannnya jendela membuka jendela, keluarga
rumah mengatakan belum beres-
mengajak Ny S untuk membuka beres rumah
jendelanya O : keluarga belum tampak
mau mengaplikasikan
informasi yang diberikan,
jendela rumah tidak dibuka,
kondisi dalam rumah masih
berantakan
12/5/14 4,5, 6 Mengajak Ny Sa dan Tn J untuk berobat S : Ny S dan Tn J
ke puskesmas mengatakan tidak mau
Memberikan informasi kembali berobat takut ketahuan
mengenai dampak dari masalah penyakitnya sehingga
kesehatan yang dihadapi jika tidak segera menjadi stress
di tangani dengan tepat O : Keluarga belum tampak
ada keinnginanuntuk
berobat ke puskesmas
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
14/5/14 1, 6 Mengobservasi kondisi rumah tentang S : Ny Sa mengatakan
ventilasi, mengukur TD Ny Sa, sekarang masih batuk dan
minum rujak asam.
O : Ny Sa tampak batuk-
batuk tanpa menutup
mulutnya saat batuk, suara
tampak serak, TD 120/70
mmHg, jendela tidak
terbuka
A : masalah ndx 1, 6 belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
16/5/2014 1, 2 Mengobservasi kondisi lingkungan S : Ny S mengatakan tadi
sekitar rumah, memeriksa kondisi fisik pagi sudah buka jendelanya
An Mh dan Ny S tetapi hanya sebentar
sebelum berangkat kerja,
Ny S mengatakan An Mh
saat ini sudah tidak pilek
tetapi kadang-kadang ada
muncul batuk
O : Jendela tampak sudah
tertutup, ruangan tampak
rapih. An Mh tampak ada
batuk sesekali, pilek tidak
ada
A : masalah ndx 1 mulai
teratasi. Ndx 2 teratasi
sebagian
23/5/14 1,2,4,6 Mengobservasi kondisi rumah S : Ny S mengatakan Ny Sa
Melakukan pemeriksaan fisik Ny S, Ny masih batuk, An Mh sudah
Sa, Tn J tidak batuk pilek, Tn J
mengatakan batuk sudah
tidak ada. Ny Sa
mengatakan jendela dibuka
kalau lagi kumpul di rumah
semua
O : kondisi rumah tampak
lebih rapih, jendela terbuka
sebagian. TD Ny S 120/60
mmHg, TD Ny Sa 130/80
mmHg, TD Tn J 110/70
mmHg, anak Mh sudah
tidak batuk pilek lagi.
A :masalah teratasi
sebagian
P : melakukan penyuluhan
mengenai batuk efektif
(27/5/14), intervensi
dilanjutkan
27/5/14 1, 6 Mengevaluasi kembali mengenai kondisi S : Ny Sa mengatakan
ventilasi rumah, kondisi kesehatan masih batuk tapi berkurang.
keluarga. Ny S mengatakan ibunya
Memberikan penyuluhan tentang etika tidak mau berobat
batuk termasuk pengertian batuk, Ny S mengatakan anaknya
penyebab batuk, dan dampak dari batuk. kadang masih ada batuk-
Mengajak Ny Sa untuk berobat ke batuk
puskesmas Ny S mengatakan ventilasi
dibuka pada pagi hari saja
O : ventilasi rumah tampak
tertutup
Ny Sa tampak masih batuk-
batuk tanpa menutup
mulutnya dengan benar
An Mh kadang terdengar
batuk
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dihentikan

28/5/14 3, Mengevaluasi kembali cara latihan nafas S : Ny Sa mengatakan


dalam pad Ny Sa kalau sedang kesal
melakukan nafas dalam
O : Ny Sa tampak sudah
bisa melakukan tekhnik
nafas dalam
A : masalah Ndx 3 sudah
teratasi
P : intevensi untuk Ndx 3
dihentikan
30/5/14 5,6 Mencoba menganjurkan kembali S : Ny S mengatakan An
keluarga Tn E (Tn J, Ny Sa) untuk Mh masih batuk belum
berobat ke puskesmas, memfollow up sembuh, Ny S mengatakan
cara melakukan etika batuk orang tuanya tetap tidak
mau berobat.
Menghubungi dan berkolaborasi dengan Pihak puskesmas
pihak puskesmas (poli TB) mengenai mengatakan terimaksih
masalah yang terjadi pada Tn E atas info yang diberikan
namun sangat sulit untuk
merubah kesadarannya,
untuk tindak lanjut pihak
puskesmas akan mencoba
diskusi terlebih dahulu
sehingga belum bisa
melakukan intervensi
sekarang.
O : Ny Sa dan An Mh
tampak batuk-batuk, Ny Sa
tampak menutup mulutnya
dengan menggunakan bahu
saat batuk.
Pihak puskesmas tampak
belum bisa melakukan
implementasi segera pada
keluarga Tn E
A : Masalah teratasi
sebagian (Ny Sa sudah
mulai melakukan tekhnik
etika batuk tetapi Ny Sa
belum mau berobat ke
puskesmas dan pihak
puskesmas belum bisa
melakukan implementasi
segera)
P : intervensi dihentikan

Daftar Pustaka

Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.

Effendi, N. (1997). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Mubarak, W. I., Chayatin, N., & Santoso, B. A. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas (Vol.
2). Jakarta: Salemba Medika.
NN. (2003). Etika Batuk. Diambil 18 mei 2004 dari new.pamsimas.org.index.php?)
Setiawati, S., & Dermawan, A. C. (2005). Tuntunan Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.
Bandung: Rizqi Press.

Suprajitno. (2003). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

También podría gustarte

  • WOC Trimester Kehamilan.
    WOC Trimester Kehamilan.
    Documento16 páginas
    WOC Trimester Kehamilan.
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Pathway KPD
    Pathway KPD
    Documento2 páginas
    Pathway KPD
    Hadi D'sky Kids
    90% (10)
  • WOC Tipoid
    WOC Tipoid
    Documento1 página
    WOC Tipoid
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Novel Rina
    Novel Rina
    Documento12 páginas
    Novel Rina
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Woc Dens
    Woc Dens
    Documento2 páginas
    Woc Dens
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • 1 SM
    1 SM
    Documento7 páginas
    1 SM
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • 4-5 Hal 37
    4-5 Hal 37
    Documento4 páginas
    4-5 Hal 37
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • ISPA
    ISPA
    Documento3 páginas
    ISPA
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • WOC Tipoid
    WOC Tipoid
    Documento1 página
    WOC Tipoid
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • WOC ISPA Puskesmas
    WOC ISPA Puskesmas
    Documento3 páginas
    WOC ISPA Puskesmas
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Woc DHF
    Woc DHF
    Documento7 páginas
    Woc DHF
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan Kasus NICU
    Laporan Kasus NICU
    Documento29 páginas
    Laporan Kasus NICU
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Hadir Kep. Gadar & Kritis
    Daftar Hadir Kep. Gadar & Kritis
    Documento1 página
    Daftar Hadir Kep. Gadar & Kritis
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • LP Gerontik Jemmy
    LP Gerontik Jemmy
    Documento2 páginas
    LP Gerontik Jemmy
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Pengkajian Tambahan
    Pengkajian Tambahan
    Documento7 páginas
    Pengkajian Tambahan
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Data Pengkajian Dens
    Data Pengkajian Dens
    Documento9 páginas
    Data Pengkajian Dens
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Pengkajian Tambahan
    Pengkajian Tambahan
    Documento7 páginas
    Pengkajian Tambahan
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • LAPORAN PSIKOSOSIAL
    LAPORAN PSIKOSOSIAL
    Documento14 páginas
    LAPORAN PSIKOSOSIAL
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • LAPORAN PSIKOSOSIAL
    LAPORAN PSIKOSOSIAL
    Documento14 páginas
    LAPORAN PSIKOSOSIAL
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Jadwal Kegiatan Harian
    Jadwal Kegiatan Harian
    Documento4 páginas
    Jadwal Kegiatan Harian
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones
  • Kasus Lengkap Fix
    Kasus Lengkap Fix
    Documento43 páginas
    Kasus Lengkap Fix
    Dens Hayon
    Aún no hay calificaciones