Está en la página 1de 5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

2, (2014) ISSN: 2301-9271 1

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Pada Alat


Kalibrasi Sensor Gas Oksigen (O2)
Zaini Latif, Arif Wahjudi, Bambang Sudarmanta
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: arif_w@me.its.ac.id

Abstrak Perkembangan teknologi pembakaran


bahan bakar semakin canggih yang ditandai dengan
penggunaan Electronic Fuel Injection (EFI). EFI bekerja
berdasarkan masukan dari sensor-sensor yang ada.
Salah satu sensor yang digunakan adalah sensor gas O2.
Sensor gas O2 tentunya juga bisa mengalami
ketidaktepatan pembacaan saat awal maupun setelah
pemakaian dalam jangka waktu tertentu, sehingga harus
dikalibrasi. Metode kalibrasi dalam penelitian ini
menggunakan prinsip tekanan berubah dengan volume
tetap. Pada metode ini, validasi dilakukan dengan cara
memvakumkan tabung reaksi, kemudian tabung reaksi
diisi dengan nitrogen hingga tekanan mencapai 1 atm
dan mencatat kadar oksigen yang tertinggal. Dari hasil
pengujian kalibrasi didapatkan selisih terbesar terjadi Gambar 1. Skema rancang bangun alat kalibrasi sensor gas
pada tekanan 1,48 bar dengan selisih pembacaan kadar O2.
oksigen antara alat kalibrasi dengan sensor oksigen Gambar 1. merupakan gambar skema rancang
sebesar 3,45 %. Sedangkan selisih terkecilnya terjadi bangun alat kalibrasi sensor gas O2. Pada tahap sebelumnya
pada tekanan 1,49 bar dengan selisih pembacaannya telah dilakukan (Fatkhur, 2014) tentang rancang bangun alat
sebesar 0,43 %. kalibrasi sensor gas O2 dan telah penelitian dilakukan
(Hasan, 2014) tentang rancangan pengendali valve untuk
mengatur membuka dan menutupnya valve pada masing-
Kata KunciElectronic Fuel Injection (EFI), Electronic masing set point yang telah ditentukan. Tentunnya langkah
Control Unit (ECU), Sensor gas O2, kalibrasi. tersebut belum bisa digunakan untuk mengetahui
penyimpangan pembacaan sensor gas O2. Oleh karena itu
I. PENDAHULUAN diperlukan suatu sistem pengukuran perubahan tekanan dan
suhu untuk mengetahui penyimpangan pembacaan sensor
P erkembangan teknologi pembakaran bahan bakar
semakin canggih. Hal ini ditandai dengan maraknya
penggunaan Electronic Fuel Injection (EFI) menggantikan
gas O2 pada alat kalibrasi.
Adapun tujuan utama dari tugas akhir ini adalah
merancang sistem pengukuran pada alat kalibrasi sensor gas
karburator. Electronic Fuel Injection (EFI) menggunakan O2 sehingga kadar gas O2 pada alat kalibrasi O2 dapat
sistem yang diatur secara komputer oleh perangkat diketahui dan mengetahui penyimpangan pembacaan sensor
elektronik yang disebut Electronic Control Unit (ECU). gas O2 pada alat kalibrasi.
ECU bekerja berdasarkan masukan dari sensor-sensor yang
ada. ECU menerima sinyal dari sensor dan melakukan
pengolahan data untuk mengirimkan sinyal untuk mengatur II. TINJAUAN PUSTAKA
udara dan pasokan bahan bakar ke dalam ruang pembakaran
secara efektif dan efisien. Salah satu sensor yang digunakan A. Tinjauan Pustaka
adalah sensor gas O2. Seperti alat ukur yang lain, sensor gas O2 tentunya
Sensor gas O2 berfungsi sebagai pengontrol kadar juga bisa mengalami ketidaktepatan saat awal pemasangan
oksigen yang masuk ke dalam ruang bakar dan mendeteksi maupun setelah pemakaian dalam jangka waktu tertentu,
kondisi pembakaran mesin. Sensor gas O2 akan mendeteksi sehingga harus dikalibrasi. Menurut penelitian yang telah
jumlah oksigen dalam gas buang dan akan mengkonversi dilakukan [1], metode kalibrasi bisa dilakukan dengan 2
menjadi sinyal listrik yang ditransfer ke Engine Control metode yaitu menggunakan prinsip tekanan berubah dengan
Unit (ECU). ECU akan menambah atau mengurangi jumlah volume tetap dan menggunakan prinsip tekanan tetap
bahan bakar yang akan diinjeksikan. Sensor gas O2 tentunya dengan volume berubah.
bisa mengalami ketidaktepatan pembacaan sehingga perlu
dikalibrasi. Pada metode tekanan berubah dengan volume tetap,
kalibrasi dilakukan dengan cara memvakumkan toples
hingga tekanan vakum yang diinginkan, kemudian toples
diisi dengan nitrogen hingga tekanan kembali ke 1 atm dan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 2

mencatat kadar oksigen yang tertinggal. Untuk kalibrasi kehilangan daya karena panjang kabel bukan masalah utama
dengan prinsip tekanan tetap dengan volume berubah (Budiharto, 2005). Jalur data yang dibutuhkan pada
dilakukan dengan menggunakan suntikan untuk komunikasi serial hanya dua, yaitu jalur data untuk
memasukkan gas oksigen dan gas nitrogen dengan pengiriman yang disebut transmitter (TX) dan jalur data
konsentrasi yang berbeda beda, sehingga kadar oksigen untuk menerima yang disebut receiver (RX).
dapat diketahui. Metode Kalibrasi Pengukuran Gas
B. Pengukuran E. Komunikasi Pada Arduino UNO
Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang Kemampuan komunikasi mikrokontroler Arduino UNO
bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam ialah mampu berkomunikasi dengan komputer, Arduino
bentuk angka (kuantitatif). Dengan kata lain pengukuran lain, atau dengan mikrokontroler lain. ATmega328 ini
dapat diartikan sebagai suatu proses mengaitkan angka menyediakan UART TTL (5V) komunikasi serial, yang
secara empirik dan obyektif pada sifat-sifat obyek atau terdapat pada pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Firmware
kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat arduino menggunakan USB driver standar COM, dan tidak
memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau ada driver eksternal yang dibutuhkan. Namun, pada
kejadian yang diukur [2]. Windows, file. Inf diperlukan. Perangkat lunak Arduino
Kesalahan pengukuran termasuk monitor serial yang memungkinkan data
Dalam proses pengukuran tentunya terdapat faktor- sederhana yang akan dikirim ke board arduino. Led RX dan
faktor yang akan mengakibatkan kesalahan pada hasil akhir TX pada board akan berkedip ketika proses pengiriman data
pengukuran. Kesalahan pengukuran dapat disebabkan oleh melalui chip USB to serial dan koneksi USB ke komputer.
beberapa faktor antara lain: Dasar Pemilihan Mikrokontroller Arduino Uno
Kesalahan pengukuran yang bersumber dari alat ukur. Alasan pemilihan mikrokontroler Arduino Uno
Kesalahan pengukuran yang bersumber dari benda ukur. dikarenakan spesifikasi dari Arduino Uno telah memenuhi
Posisi pengukuran yang menimbulkan penyimpangan spesifikasi yang diperlukan dalam pembuatan alat kalibrasi
hasil pembacaan. sensor gas O2. Adapun fasilitas yang ada pada Arduino Uno
Penyimpangan akibat pengaruh lingkungan yang akan antara lain :
merubah benda yang akan diukur ataupun alat ukur. 1. Koneksi USB, sambungan dari komputer ke board
Arduino menggunakan USB, bukan serial atau parallel
port. Sehingga akan mudah menghubungkan Arduino
C. Kalibrasi Alat Ukur
ke PC (Personal Computer) atau laptop yang tidak
Alat ukur didesain dan di buat dengan mengutamakan memeliki serial atau parallel port.
kemampuan alat ukur seperti ketelitan, kecermatan, dan 2. Tidak memerlukan chip programmer, chip pada
kemampuan membaca. Akan tetapi, ketidaksempurnaan Arduino sudah dilengkapi dengan bootloader yang
tidak bisa dihilangkan sama sekali. Dalam batas-batas akan menangani proses upload dari komputer. Dengan
tertentu alat ukur dianggap cukup baik untuk digunakan adanya bootloader ini kita tidak memerlukan chip
proses pengukuran. programmer lagi, kecuali untuk menanamkan
Pengertian kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang bootloader pada chip yang masih blank.
membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh 3. Fasilitas chip yang cukup lengkap, Arduino
instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang menggunakan chip AVR ATmega 328 yang memiliki
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah fasilitas PWM, komunikasi serial, ADC, timer,
diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam interrupt, SPI dan I2C. sehingga Arduino bisa
kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan digabungkan bersama modul atau alat lain dengan
untuk menentukan kebenaran konvensional nilai protokol yang berbeda-beda.
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara 4. Bahasa pemrograman relative mudah, walaupun
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur bahasa pemrograman Arduino adalah bahasa C/C++,
ke standar nasional untuk satuan ukuran dan atau tetapi dengan penambahan library dan fungsi-fungsi
internasional [3]. Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai standar membuat pemrograman Arduino lebih mudah
ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dipelajari.
dikaitkan ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi atau 5. Hardware maupun software Arduino adalah open
teliti (standar primer nasional dan internasional), melalui source, Artinya pengguna dapat membuat tiruan atau
rangkaian perbandingan yang tak terputus. clone atau board yang kompatibel dengan board
Arduino tanpa harus membeli board asli buatan Itali
D. Komunikasi Serial selama tidak menggunakan trade mark Arduino.
Untuk menghubungkan mikrokontroler dengan komputer
pada penelitian ini ialah menggunakan Komunikasi serial. III. METODE PENELITIAN
Komunikasi serial ialah komunikasi dimana pengiriman
datanya secara serial yaitu data dikirim satu per satu secara A. Perancangan Interface Sistem ke Komputer
berurutan akibatnya komunikasi serial lebih lambat dari Interface merupakan sistem yang digunakan untuk
pada komunikasi paralel. Akan tetapi komunikasi serial menghubungkan antara manusia dengan peralatan teknologi.
memiliki jangkauan panjang kabel yang lebih jauh Interface dapat berupa pengendali atau visualisasi. Tujuan
dibandingkan paralel. Hal ini disebabkan karena pada dari interface adalah untuk meningkatkan interaksi antara
komunikasi serial, serial port mengirimkan logika 1 dengan mesin dan operator melalui tampilan pada layar komputer.
kisaran tegangan -3 Volt hingga -25 Volt dan logika 0 untuk
kisaran tegangan +3 Volt hingga +25 Volt sehingga
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 3

Rangkaian Sistem Interface linier dari 0oC - 1372 oC. Beda tegangan yang diberikan
untuk perubahan setiap 1 oC adalah sebesar 40V.
Dalam rancangan rangkaian interface pada penelitian ini Termokopel yang digunakan tampak seperti pada gambar 4
terdiri beberapa peralatan seperti terlihat pada gambar 2. di bawah ini :
pada sistem interface terdapat tiga buah sensor yaitu sensor
thermokouple, sensor oksigen, dan sensor tekanan. Besaran
listrik yang dihasilkan sensor sangat kecil sehingga
memerlukan rangkaian pengkondisian signal agar dapat
diproses mikrokontroler. Khusus untuk sensor tekanan yang
memiliki keluaran tegangan yang cukup besar, maka
rangkaian pengkondisian signal tidak diperlukan.

Rangkaian
Thermokouple Pengkondisian ADC 1 Mikrokontroler KOMPUTER
Signal

Gambar 4. Termokopel tipe-K


Rangkaian
Sensor
Oksigen
Pengkondisian
Signal
ADC 2
Sensor Oksigen
Sensor oksigen yang digunakan pada penelitian ini adalah
Sensor
sensor oksigen Figaro tipe KE-25. Fitur yang paling
ADC 3
Tekanan menonjol dari sensor ini ialah pembacaan sensor tidak
Gambar 2. Blok diagram sistem interface dipengaruhi dengan adannya gas-gas yang lain seperti CO2,
CO, H2S, NO, H2. Sensor ini mempunyai linieritas yang
B. Sensor baik dan menghasilkan keluaran yang stabil. Tidak
Sensor merupakan salah satu komponen penting sebagai diperlukan waktu pemanasan sehingga sensor ini dapat
pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal langsung beroperasi, dan tidak ada ketergantungan posisi.
yang dideteksi menjadi besaran-besaran listrik sehingga Sensor oksigen tipe KE-25 tampak seperti gambar 5 di
dapat diproses oleh sistem elektronika seperti bawah ini :
mikrokontroler melalui ADC (Analog to Digital Converter)
yang mengubah sinyal elektronik menjadi data digital.
Sensor yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
Sensor Tekanan
Sensor tekanan merupakan sensor yang digunakan untuk
merubah perubahan tekanan menjadi perubahan sinyal
listrik. Tegangan output maksimal sensor tekanan sebesar
4.5 volt sehingga sinyal tersebut sudah cukup untuk
langsung diolah oleh mikrokontroler melalui ADC. Oleh
karena itu, sensor tekanan tidak membutuhkan
pengkondisian sinyal. Sensor tekanan yang digunakan pada
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 5. Sensor Oksigen tipe KE-25


Mikrokontroler
Mikrokontroler yang digunakan pada penelitain ini ialah
mikrokontroler Arduino UNO yang telah terpasang Atmega
328 dalam board. Arduino Uno memiliki 14 pin digital (6
pin dapat digunakan sebagai output PWM (Pulse Width
Modulator)). Tampak atas dari arduino uno dapat dilihat
Gambar 3. Sensor tekanan pada Gambar 6.
Termokopel
Termokopel adalah sensor yang digunakan untuk
mengubah perubahan suhu menjadi perubahan tegangan
listrik. Termokopel sendiri adalah dua buah kawat logam
yang berbeda jenisnya, dimana salah satu ujungnya
disatukan. Jika kedua kawat telah disatukan tersebut
menerima perlakuan panas, maka akan ada beda tegangan
pada kedua ujung kawat yang lainnya. Besar beda tegangan
tergantung dari bahan atau tipe dari termokopel tersebut.
Termokopel tipe-K terbuat dari bahan Chromel (Ni-Cr
alloy) Alumel (Ni-Al alloy) yang mempunyai kemampuan
untuk mengubah temperatur menjadi tegangan listrik secara Gambar 6. Mikrokontroler Arduino Uno
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 4

Kabel USB connect-disconnect berfungsi untuk menyambung dan


Kabel USB digunakan untuk menghubungkan memutus komunikasi antara mikrokontroler dengan
mikrokontroller dengan computer dengan komunikasi serial, komputer. Tombol COM digunakan untuk memilih konektor
sehingga data serial dapat diolah untuk visualisasi pada yang digunakan untuk menghubungkan mikrokonteroler ke
komputer. Kabel USB yang digunakan dapat dilihat pada komputer. Tombol grafik digunakan untuk menampilkan
gambar 7 di bawah ini : grafik hasil pengolahan data yang diperoleh. Tombol print
digunakan untuk mencetak data hasil pengukuran. Selain
beberapa tombol di atas, terdapat juga tabel yang merekam
data-data pengukuran.

Gambar 7. Kabel USB

C. Program Display Gambar 9. Tampilan display saat program berjalan


Pemrograman display menggunakan visual basic 6.0.
Pada pemrograman visual basic, pengembangan aplikasi Gambar 9 di atas menunjukkan tampilan saat program
dimulai dengan pembentukan user interface, kemudian dijalankan. Pada text box telah terisi sesuai dengan kondisi
mengatur property dari objek-objek yang digunakan dalam pengukuran. Di sisi kanan terlihat tampilan grafik dari hasil
user interface dan kemudian dilakukan penulisan kode pengukuran. Garis hijau pada grafik menunjukkan nilai
program untuk menangani kejadian-kejadian (events). oksigen berdasarkan perhitungan sedangkan garis biru pada
Display interface saat awal program belum berjalan dapat grafik menunjukkan nilai oksigen dari pembacaan sensor
dilihat pada gambar 8 di bawah ini : oksigen.

D. Resolusi Pengukuran
Resolusi sistem pengukuran pada alat kalibrasi
tergantung dari resolusi pengukuran masing-masing sensor
yang digunakan. Pada penelitian ini menggunakan
persamaan gas ideal P V = n R T, karena metode yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan volume tetap
maka yang akan berubah adalah faktor tekanan dan
temperatur. Berdasarkan analisa regresi dan korelasi pada
penelitian sebelumnya, diperoleh persamaan kadar oksigen
terhadap tekanan dan temperatur. Kemudian dilakukan
analisa korelasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
tekanan dan temperatur terhadap kadar oksigen. Dari analisa
yang dilakukan diperoleh bahwa faktor yang paling
berpengaruh terhadap kadar gas O2 adalah faktor tekanan,
sehingga pembacaan sensor tekanan sangat mempengaruhi
resolusi alat kalibrasi. Berdasarkan spesifikasi, sensor
tekanan memiliki resolusi sebesar 0.01 bar.
Berdasarkan analisa tekanan terhadap persentase
oksigen pada penelitain sebelumnya, didapatkan persamaan
%O2 = -12,06 P2 + 71,85 P 59,01, karena persamaan
tersebut akan bernilai negatif ketika dibawah 1 bar maka
analisa resolusi pengukuran dilakukan di atas 1 bar.
Analisa kadar O2 saat 1,00 bar
%O2 = -12,06 P2 + 71,85 P 59,01
Gambar 8. Tampilan awal display interface = -12,06 (1,00)2 + 71,85 (1,00) 59,01
Gambar 8 merupakan tampilan program awal sistem = 0,78
pengukuran menggunakan visual basic 6.0. Pada tampilan Analisa kadar O2 saat 1,01 bar
tersebut terdiri dari beberapa fitur yang dapat menampilkan %O2 = -12,06 P2 + 71,85 P 59,01
tekanan, temperature, kadar oksigen yang terbaca oleh = -12,06 (1,01)2 + 71,85 (1,01) 59,01
sensor, kadar oksigen berdasarkan perhitungan dan selisih = 1,26
kadar oksigen. Selain itu ada beberapa tobol seperti connect- Jadi berdasarkan analisa diatas didapatkan resolusi
disconnect, grafik, pemilihan COM dan print. Tombol pengukuran sebesar 1,26 - 0,78 = 0,48 persen oksigen.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 5

IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN DAFTAR PUSTAKA


Setelah rancangan bangun sistem pengukuran yang telah [1] Argo, B.D., Lastriyanto, A., Astuti, N.P..(2008). Sistem
dilakukan, didapatkan hasil selisih antara pembacaan kadar Monitoring Gas Oksigen dan Karbondioksida pada
oksigen dari persamaan tekanan dan kadar oksigen dari Ruang Penyimpanan Sistem Udara. Teknik Pertanian,
pembacaan sensor adalah seperti tabel 1 di bawah ini : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya.
Tabel 1. Tabel hasil uji coba Malang.
Tekanan pembacaan oksigen Set Selisih [2] Soelistijadi, K., Pitoyo, J. (2009). Alat Ukur dan
sensor O2 point Instrumentasi Ukur. BBP Mektan. Serpong.
[3] Becker, J. H., (1983). Instrument calibration with toxic
1,07 6,386 4,06 -2,33
and hazardous materials.Ind. Hyg.
1,2 8,564 9,84 1,28 [4] Budiharto, W. (2005). Interfacing Komputer dan
1,18 10,74 8,98 -1,76 Mikrokontroler. Elex Media Komputindo. Gramedia,
1,18 11,01 8,98 -2,03 Jakarta.
[5] Suhata, (2005). Visual Basic Sebagai Pusat Kendali
1,29 14,82 13,6 -1,22 Peralatan Elektronika. Jakarta: Elekmedia.
1,28 15,36 13,1 -2,26 [6] Harinaldi. (2005). Prinsip Prinsip Statistik Untuk
1,4 16,73 17,9 1,17 Teknik dan Sains. Erlangga, Jakarta.
[7] Komunikasi Serial.
1,38 19,18 17,1 -2,08
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_serial.
1,38 19,45 17,1 -2,35 Diakses pada tanggal 3 November 2013.
1,49 21,63 21,2 -0,43 [8] UPT Balai Pengembangan Instrumentasi
1,48 23,53 20,9 -2,63 LIPI.(2008).http://www.uptlin-
kalibrasi.com/index2.php?option=com_content&do_pd
1,48 24,35 20,9 -3,45 f=1&id=45. Diakses pada tanggal 3 November 2013.
Rata-rata -1,51 [9] Mengenal Sensor sensor injeksi,
http://www.motorexpertz.com/
Dari hasil pengujian kalibrasi didapatkan selisih terbesar content/read/apSZnA/mengenal-sensor-sensor-injeksi.
terjadi pada tekanan 1,48 bar dengan selisih pembacaan Diakses tanggal 25 Oktober 2013.
kadar oksigen antara alat kalibrasi dengan sensor oksigen
sebesar 3,45 %. Sedangkan selisih terkecilnya terjadi pada
tekanan 1,49 bar dengan selisih pembacaannya sebesar 0,43
%.

V. KESIMPULAN
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah telah dilakukan
perancangan dan pembuatan sistem pengukuran pada alat
kalibrasi sensor oksigen adalah sebagai berikut :
Sistem pengukuran pada alat kalibrasi sensor gas O2
telah dilakukan dengan menggunakan visual basic 6.0
dan program arduino uno. Pada tampilan visual basic
didapatkan tampilan program dengan beberapa fitur yang
dapat menampilkan tekanan, temperature, kadar oksigen
yang terbaca oleh sensor, kadar oksigen berdasarkan
perhitungan dan selisih kadar oksigen. Data hasil
pengukuran dapat disimpan sehingga memudahkan
untuk proses pencetakan. Selain itu sistem pengukuran
ini juga dilengkapi dengan grafik yang menggambarkan
pembacaan oksigen dan kadar oksigen perhitungan.
Dari hasil pengujian kalibrasi didapatkan selisih terbesar
terjadi pada tekanan 1,48 bar dengan selisih pembacaan
kadar oksigen antara alat kalibrasi dengan sensor
oksigen sebesar 3,45 %. Sedangkan selisih terkecilnya
terjadi pada tekanan 1,49 bar dengan selisih
pembacaannya sebesar 0,43 %.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang
tua penulis serta keluarga besar jurusan Teknik Mesin ITS
Surabaya yang telah memberikan banyak pelajaran berharga
kepada penulis.

También podría gustarte