Está en la página 1de 49

KASUS KELOLAAN

DENGAN GANGGUAN SYSTEM URINARIA PADA TN. NS


DENGAN DIAGNOSA MEDIS CONGESTIF HEART FAILURE (CHF)
DI RUANG MAWAR RSUP NTB

DISUSUN OLEH
W A R D A N
NPM : 06.01.0461

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2011
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Kelolaan


Dengan Gangguan System Urinaria Pada Tn. NS Dengan
Congestif Heart Failure (CHF)
Di Ruang Mawar RSUP NTB

Telah diperiksa dan disetujui pada:


Hari / tanggal :
Tempat :

Pembiming Lahan Pembimbing Akademik

(.......................) (.......................)

Mengetahui
Kepala Ruangan

(.......................)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan Asuhan Keperawatan

Pada Tn.M Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Congestif

Heart Failure (CHF) di Ruang Mawar RSUP NTB Mataram dapat

terselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi sebagian

syarat untuk memenuhi komptensi mata ajar Keperawatan

Medikal Bedah.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak

mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada

pembimbing akademik dan pembimbing lahan dan Staf-Staf

lainnya yang telah bersedia membimbing kami dengan penuh

kesabaran.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini

masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun, demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan

ini bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Keperawatan dan

pembaca lainnya.

Mataram, 2014
( Penulis )

DAFTAR ISI

Halaman Judul .........................................i


Kata Pengantar ........................................ii
Daftar Isi.............................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................1
B. Tujuan Penulisan .................................2
C. Metode Penulisan .................................3
D. Sistematika Penulisan ............................5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar (masalah utama)
1. Pengertian.....................................7
2. Pathofisiologi.................................7
3. Panatalaksanaan Medis..........................10
B. Kensep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian ...................................11
2. Diagnosa Keperawatan...........................15
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian 16
B. Diagnosa Keperawatan..............................
C. Intervensi
D. Implmentasi
E. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan..............................
E. Intervensi .......................................
F. Implementasi .....................................
G. Evaluasi .........................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
1. Laporan Pendahuluan
2. Proposal Terapi Bermain dan Laporan Hasil
3. Satuan Acara Penyuluhan dan Laporan Hasil Penyuluhan
4. Logbook di Ruangan
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Congestif Heart Failure (CHF) adalah Keadaan

abnormal dimana terdapat gangguan fungsi jantung yang

mengakibatkan ketidakmampuan jantung dalam memompa darah

keluar untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh

waktu,istirahat maupun aktivitas normal (Arita Murwani,

2008).
Berdasar perkiraan tahun 1989, di Amerika terdapat 3

juta penderita gagal jantung dan setiap tahunnya

bertambah 400.000 orang. Walaupun angka-angka yang pasti

belum ada untuk seluruh Indonesia, dapat diperkirakan

jumlah penderita gagal jantung akan bertambah setiap

tahunnya. Prevalensi gagal jantung di negara berkembang

cukup tinggi dan makin meningkat. Oleh karena itu gagal

jantung merupakan masalah kesehatan yang utama. Setengah

dari pasien yang terdiagnosisgagal jantung masih punya

harapan hidup 5 tahun. Penelitian Framingham menunjukkan

mortalitas 5 tahun sebesar 62% pada pria dan 42% wanita.


Heart failure atau gagal jantung merupakan salah

satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi masalah serius

di Amerika. American Heart Association (AHA) tahun 2004

melaporkan 5,2 juta penduduk Amerika Serikat menderita


gagal jantung. Asuransi kesehatan Medicare USA paling

banyak mengeluarkan biaya untuk diagnosis dan pengobatan

gagal jantung. Di Indonesia, data dari Departemen

Kesehatan tahun 2008 menunjukan pasien yang diopname

dengan diagnosis gagal jantung mencapai 14.449.


Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh

penyakit jantung dan merupakan masalah kesehatan dunia.

Di Asia, terjadi perkembangan ekonomi secara cepat,

kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya

hidup, peningkatan konsumsi kalori, lemak dan garam;

peningkatan konsumsi rokok;dan penurunan aktivitas.

Akibatnya terjadi peningkatan insiden obesitas,

hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit vaskular yang

berujung pada peningkatan insiden gagal jantung.

Berdasarkan dari uraian di atas penulis tertarik membuat

laporan dengan gagal jantung kronik dalam sebuah makalah

yang berjudul, Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskuler

dengan Cronik Heart Failure (CHF) pada Ny.D di Ruang

Mawar RSUP NTB Mataram

B Tujuan
1 Tujuan umum
Penulisan laporan ini bertujuan agar penulis

menerapkan suatu konsep tentang Asuhan Keperawatan

secara langsung kepada klien dengan gangguan sistem

Kardiovaskuler (Congestif Hearth Failure) dengan

metode pendekatan proses keperawatan.


2 Tujuan khusus

Penulis diharapkan mampu :


a Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem Kardiovaskuler (Congestif Hearth

Failure)

b Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem Kardiovaskuler (Congestif Hearth

Failure)

c Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem Kardiovaskuler (Congestif Hearth

Failure)

d Melakukan pelaksanaan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem Kardiovaskuler (Congestif Hearth

Failure)

e Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem Kardiovaskuler (Congestif Hearth

Failure)

C Metode penulisan

Dalam penulisan laporan ini, metode penulisan yang

penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu metode

yang sifatnya menggambarkan secara objektif dimulai dari

pengumpulan sampai evaluasi dan selanjutnya menyajikan

dalam bentuk narasi. Dalam penyusunan makalah ini penulis

mendapatkan data melalui :

a Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data

subjektif dengan menggunakan pertanyaan terbuka atau

tertutup, penulis bertanya langsung kepada klien

dengan demikian akan memudahkan penulis untuk

mengetahui masalah keperawatan klien dengan gangguan

sistem Kardiovaskuler (Congestif Hearth Failure).

b Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah

inspeksi, palpasi , perkusi, dan auskultasi, dilakukan

untuk melengkapi data yang sudah ada.

c Observasi

Penulis melakukan pengamatan untuk mendapatkan

data yang objektif dilakukan langsung terhadap klien

secara nyata, selanjutnya penulis melakukan tindakan

keperawatan berdasarkan pengamatan sehingga data yang

didapatkan menjadi lengkap.

d Studi Dokumentasi

Penulis menggunakan berbagai sumber buku sebagai

referensi yang membahas tentang gangguan sistem

Kardiovaskuler (Congestif Hearth Failure).

e Metode Kepustakaan

Untuk menyelesaikan laporan ini maka penulis

mengumpulkan data-data dengan menggunakan berbagai

buku sumber.

D Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari 5

BAB, masing-masing BAB berisi tentang :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,

ruang lingkup penulisan, tujuan penulisan,

metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang masalah utama

(pengertian, patofisiologi, dan penatalaksanaan

medis) dan konsep dasar asuhan keperawatan

(pengkajian dan diagnosa keperawatan).

BAB III : TINJAUAN KASUS

Merupakan penerapan dari tindakan Asuhan

Keperawatan yang terjadi pada klien secara

langsung dengan pendekatan proses keperawatan

antara lain, pengkajian keperawatan,

patofisiologi kasus, analisa data, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan

keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

BAB IV : PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan yang membahas adanya

kesenjangan-kesenjangan yang ditemukan pada

pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan,

rencana keperawatan, pelaksanaan keperawatan,

dan evaluasi keperawatan.

BAB V : PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II`
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar (masalah utama)

1. Pengertian

Gagal jantung sering disebut juga gagal jantung

kongestif (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk

memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.

Mekanisme yang mendasar tentang gagal jantung termasuk

kerusakan sifat kontraktil dari jantung, yang mengarah

pada curah jantung kurang dari normal.Kondisi umum

yang mendasari termasuk aterosklerosis, hipertensi

atrial, dan penyakit inflamasi atau degeneratif otot

jantung.
Sejumlah faktor sistemik dapat menunjang

perkembangan dan keparahan dari gagal jantung.

Peningkatan laju metabolic (misalnya: demam, koma,

tiroktoksikosis), hipoksia dan anemia membutuhkan

suatu peningkatan curah jantung untuk memenuhi

kebutuhan oksigen.

2. Patofisiologi

Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami

beberapa adaptasi baik pada jantung dan secara

sistemik. Jika stroke volume kedua ventrikel berkurang

oleh karena penekanan kontraktilitas atau afterload

yang sangat meningkat, maka volume dan tekanan pada


akhir diastolik dalam kedua ruang jantung akan

meningkat. Ini akan meningkatkan panjang serabut

miokardium akhir diastolik, menimbulkan waktu sistolik

menjadi singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama,

terjadi dilatasi ventrikel.


Cardiac output pada saat istirahat masih bisa

baik, tapi peningkatan tekanan diastolik yang

berlangsung lama /kronik akan dijalarkan ke kedua

atrium dan sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sistemik.

Akhirnya tekanan kapiler akan meningkat yang akan

menyebabkan transudasi cairan dan timbul edema paru

atau edema sistemik. Penurunan cardiac output,

terutama jika berkaitan dengan penurunan tekanan

arterial atau penurunan perfusi ginjal, akan

mengaktivasi beberapa sistem saraf dan humoral.


Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan

memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung

dan vena; perubahan yang terakhir ini akan

meningkatkan volume darah sentral yang selanjutnya

meningkatkan preload.Meskipun adaptasi adaptasi ini

dirancang untuk meningkatkan cardiac output, adaptasi

itu sendiri dapat mengganggu tubuh.Oleh karena itu,

takikardi dan peningkatan kontraktilitas miokardium

dapat memacu terjadinya iskemia pada pasien pasien

dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan

peningkatan preload dapat memperburuk kongesti

pulmoner.
Aktivasi sitem saraf simpatis juga akan

meningkatkan resistensi perifer ;adaptasi ini

dirancang untuk mempertahankan perfusi ke organ

organ vital, tetapi jika aktivasi ini sangat meningkat

malah akan menurunkan aliran ke ginjal dan jaringan.

Resitensi vaskuler perifer dapat juga merupakan

determinan utama afterload ventrikel, sehingga

aktivitas simpatis berlebihan dapat meningkatkan

fungsi jantung itu sendiri. Salah satu efek penting

penurunan cardiac output adalah penurunan aliran darah

ginjal dan penurunan kecepatan filtrasi glomerolus,

yang akan menimbulkan retensi sodium dan cairan.


Sitem rennin angiotensin - aldosteron juga akan

teraktivasi, menimbulkan peningkatan resistensi

vaskuler perifer selanjutnta dan penigkatan afterload

ventrikel kiri sebagaimana retensi sodium dan cairan.

Gagal jantung berhubungan dengan peningkatan kadar

arginin vasopresin dalam sirkulasi yang meningkat,

yang juga bersifat vasokontriktor dan penghambat

ekskresi cairan.
Pada gagal jantung terjadi peningkatan peptida

natriuretik atrial akibat peningkatan tekanan atrium,

yang menunjukan bahwa disini terjadi resistensi

terhadap efek natriuretic dan vasodilator.


Gagal jantung pada masalah utama kerusakan dan

kekakuan serabut otot jantung,volume sekuncup


berkurang dan curah jantung normal masih dapat

dipertahankan.

Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa

pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor:

a. Preload : jumlah darah yang mengisi pada jantung

berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan

oleh panjangnya regangan serabut jantung.


b. Kontraktilitas: mengacu pada perubahan kekuatan

kontraksi yang terjadi pada tingkat sel dan b/d

perubahan panjang regangan serabut jantung


c. Afterload : mengacu pada besarnya tekanan ventrikel

yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan

perbedaan tekanan yg ditimbulkan oleh tekanan.


3. Penatalaksanaan medis

a. Koreksi sebab sebab yang dapat diperbaiki ,

penyebab penyebab utama yang dapat diperbaiki

adalah lesi katup jantung, iskemia miokard,

aritmia, depresi miokardium diinduksi alcohol,

pirau intrakardial dan keadaan output tinggi.


b. Diet dan aktivitas, pasien pasien sebaiknya

membatasi garam (2 gr natrium atau 5 gr garam).

Pada gagal jantung berat dengan pembatasan

aktifitas, tetapi bila pasien stabil dianjurkan

peningkatan aktifitas secara teratur


c. Terapi diuretic
d. Penggunaan penghambat sistem rennin angiotensin

aldosterone
e. Terapi beta blocker
f. Terapi glikosida digitalis
g. Terapi vasodilator
h. Obat inotropik positif generasi baru
i. Penghambat kanal kalsium Antikoagulan
j. Terapi antiaritmia
k. Revaskularisasi koroner
l. Transplantasi jantung
m. Kardiomioplasti

B. Kensep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum
Pada pemeriksaan umum klien gagal jantung

biasanya didapatkan kesadaran yang baik atau

compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat

gangguan yang melibatkan perfusi sistem saraf

pusat.

2) B1 (Breathing)
Pengkajian yang didapat dengan adanya tanda

kongesti vaskular pulmonal adalah

dispnea,ortopnea,batuk dan edema pulmonal akut.

Crakles atau ronchi basah halus secara umum

terdengar pada dasar posterior paru.hal ini


dikenali sebagai bukti gagal ventrikel

kiri.sebelum crakles dianggap sebagai kegagalan

pompa,klien harus di instrusikan untuk batuk guna

membuka alveoli basilaris yang mungkin dikompresi

dari bawah diafgragma.


3) B2 (Bleeding)
Inspeksi
Inspeksi adanya parut pasca pembedahan

jantung.lihat adanya dampak penurunan curah

jantung. selain gejala-gejala yang diakibatkan

kongesti vascular pulmonal,kegagalan ventrikel

kiri juga dihubungkan dengan gejala tidak

spesifik yang berhubungan dengan penurunan curah

jantung.
Palpasi
Oleh karena peningkatan frekuensi jantung

merupakan respons awal jantung terhadap

stress,sinus takikardia mungkin dicurigai dan

sering ditemukan pada pemeriksaan klien dengan

kegagalan pompa jantung.irama lain yang

berhubungan dengan kegagalan pompa meliputi :

kontraksi atrium premature,takikardia atrium

paroksimal,dan denyut ventrikel premature.


Perubahan nadi selama gagal jantung

menunjukan denyut yang cepat dan lemah,denyut

nadi yang cepat atau takikardia mencerminkan

respons terhadap perangsangan saraf simpatis.

Penurunan yang bermakna dari curah sekuncup dan


adanya vasokonstriksi perifer mengurangi tekanan

nadi sehingga menghasilkan denyut yang lemah.


Auskultasi
Tanda fisik yang berkaitan dengan kegagalan

ventrikel kiri dapat dikenali dengan mudah

dibagian yang meliputi :


Bunyi jantung ketiga dan keempat ( S3,S4 )

serta crakles pada paru-paru.S4 atau gallop

atrium mengikuti kontraksi atrium dan

terdengar paling baik dengan bel steteskop

yang ditempelkan dengan tepat pada apeks

jantung.
S1 tidak selalu tanda pasti kegagalan

kongestif tetapi dapat menurunkan komplens

( peningkatan kekakuan) miokard.

Perkusi
Batas jantung ada pergeseran yang

menandakan adanya hipertrofi jantung

(kardiomegali).
4) B3 (Brain)
Kesadaran biasanya composmentis didapatkan

sianosis perifer apabila gangguan perfusi

jaringan berat.pengkajian objektif klien : wajah

klien meringis,menangis,merintih.
5) B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine

berhubungan dengan asupan cairan,karena itu

perawat perlu memantau adanya oliguria karena

merupakan tanda awal dari syok kardiogenik.adanya


edema ekstremitas menandakan adanya retensi

cairan yang parah.


6) (Bowel)
Klien biasanya didapatkan mual dan

muntah,penurunan nafsu makan akibat pembesaran

vena dan stasis vena di dalam rongga

abdomen,serta penurunan berat badan.


7) B6 (Bone)
Hal-hal yang biasanya terjadi dan ditemukan

pada pengkajian B6 adalah sebagai berikut;


Kulit dingin
Kulit yang dingin dan pucat diakibatkan

oleh vasokontriksi perifer,penurunan lebih

lanjut dari curah jantung dan meningkatkan

kadar hemoglobin tereduksi mengakibatkan

sianosis.Vasokontriksi kulit menghambat

kemampuan tubuh untuk melepaskan panas,oleh

karena itu demam ringan dan keringat yang

berlebihan dapat ditemukan.


Mudah lelah
Mudah lelah akibat curah jantung yang

kurang sehingga menghambat jaringan dari

sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya

pembuangan sisa hasil katabolisme.

2. Diagnosa keperawatan

a. Penurunan kardiak output b.d. perubahan

kontraktilitas
b. Intoleransi aktifitas b.d. ketidakseimbangan suplai

dan kebutuhan O2
c. Pola nafas tidak efektif b.d. kelemahan
d. Kelebihan volume cairan b.d. kelemahan mekanisme

regulasi
e. Risiko infeksi b.d. prosedur invasive, penurunan

imunitas tubuh
f. Kurang pengetahuan tentang penyakit gagal jantung

b.d. kurangnya sumber informasi

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

No. RM : 53-14-44

Ruang : Mawar (260)

Tggl MRS/Jam : 21-01-2014/19.50 wita

Tggl Pengkajian : 21-01-2014/20.00 wita

Diagnosa Medis : CHF

1. Identitas
a. Biodata klien
Nama : Ny.D
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Samawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Alamat : Kuang, Taliwang - KSB
b. BIODATA PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.D
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Samawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Alamat : Kuang,Taliwang - KSB
Hub. Dgn klien : anak

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluahan Utama
1) Data Subyektif
Pasien mengatakan sesak, nyeri dada, mual

muntah serta nyeri pada ulu hati, lemas seperti

tidak bertenaga, dan nyeri pada kedua kakinya.


2) Data Obyektif:
a) Keadaan umum klien lemah
b) Tampak sesak
c) Oksigen terpasang 3 liter/menit
d) Menggunakan otot bantu pernafasan
e) Nafas dangkal
f) Konjungtiva pucat
g) Klien tampak meringis

3. Riwayat Penyakit Sekarang


1) Alasan Masuk Rumah sakit
Klien sebelumnya pernah menjalani rawat inap di RSU

Sumbawa selama 2 hari, kemudian di rujuk ke RSUP

NTB dengan keluhan sesak , nyeri dada, mual muntah,

kurang nafsu makan, serta nyeri pada ulu hati.

Klien mengatakan kedua kakinya terasa nyeri.

2) Keluhan Saat Di Data


Klien mengatakan sesak, nyeri dada, pusing, nafsu

makan berkurang, nyeri ulu hati dan nyeri pada

kedua kakinya

4. Riwayat Penyakit dahulu


Keluarga klien mengatakan, klien tidak pernah

menderita penyakit seperti sekarang ini. Penyakit

klien hanya batuk, pilek dan demam.


5. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota

keluarga yang mengalami masalah seperti yang di derita

klien sekarang ini.

Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki Meninggal

: Perempuan meninggal

: Garis Pernikahan

: Garis Keturunan

: Tinggal Serumah
: Pasien

6. Data Psikologis
a. Status Emosi
Emosi klien labil, tampak pasrah dan lemah

dengan kondisinya sekarang selama perawatan.


b. Konsep Diri
1) Body Image
Pasien menyadari kalau usianya sudah tua

dan akan mengalami perubahan fisik


2) Self Ekstrem
Pasien hanya bisa pasrah dengan masalah yang

ia hadapi sekarang dan umur yang sudah lanjut serta

hanya bisa menuruti apa kata keluarganya.


3) Role
Pasien mengatakan tidak mampu melakukan

fungsinya sebagai orang tua,apalagi dengan kondisi

sekarang ini.
4) Identity
Pasien mengatakan dirinya tidak seperti

dulu,dirinya hanya seorang yang tidak berdaya

karena kondisi yang sudah tua dan penyakitnya.

7. Data sosial
a. Pendidikan
Pendidikan terakhir klien adalah SLTP
b. Sumber Penghasilan
Sumber penghasilan klien hanya dari sawah

yang sekarang digarap oleh anaknya (yang tinggal

bersama klien)
c. Pola Komunikasi
Komunikasi verbal klien baik, klien mampu

menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh

perawat.
d. Peran Sosial
Pasien mengatakan selalu menjaga hubungan

baik dengan orang lain baik itu di tempat

tinggalnya dulu maupun di ruang perawatan (dengan

pasien dan keluarga pasien).

8. Data Spritual
Keluarga pasien mengatakan klien rajin

beribadah, namun selama di rumah sakit klien tidak

dapat melakukannya lagi

9. Pola Aktivitas

NO POLA AKTIVITAS DIRUMAH DI RUMAH SAKIT


1 Pola Nutrisi
Makan 1. Makan 3x1, Lauk, 1. Klien mengatakan
pauk yang tersedia kurang nafsu
dirumah dengan makan, porsi makan
porsi sedang (1 yang disediakan
piring), kadang- oleh rumah sakit
kadang nambah. tidak dihabiskan
(2-3 sendok sekali
makan)

Minum 2. Minum 7-8 2. Minum 2-3


gelas/hari gelas/hari

2 Eliminasi
BAB 1. 1-2x/hari, warna 1. 1x sehari,kadang-
kuning, dan bau kadang tidak
khas feses. pernah BAB/24 jam.
warna kuning, bau
khas feses.
BAK 2. 4-5x/hari, warna 2. Klien menggunakan
kuning, bau khas kateter
urin
3 Aktivitas 1. Pada pagi hari 1.Klien hanya bisa
hingga sore klien Tidur selama di
pergi ke sawah dan rumah sakit karena
malam hari klien kondisinya saat
berkumpul dengan ini,untuk
keluarganya di kebutuhannya
rumah sehari-hari dibantu
oleh anak dan
keluarganya.
2. Klien mengatakan
badannya terasa
lemas

4 Istirahat/Tidur Klien mengatakan Klien mengatkan


tidur pada malam hari sering terbangun
pukul 21.00 hingga karena merasa nyeri
05.00 wita pada dada dan kedua
kakinya, serta
kondisi ruangan yang
panas
5 Personal Klien mandi 2x sehari Klien hanya dilap
Hygine pagi dan sore pada pagi hari saja
hari,menggunakan menggunakan air
sabun, menggosok gigi hangat
2 kali sehari dan
keramas 2x dalam
seminggu

6 Ketergantungan klien bisa melakukan Semua kebutuhan klien


aktivitas sendiri dibantu oleh anak dan
tanpa di bantu untuk keluarganya
ADLnya dapat
terpenuhi secara
mandiri

10. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis GCS: E4 V4 M5
c. Keadaan fisik : Lemah
d. Tanda-tanda vital : TD : 160/70 mmhg
Nadi: 96x/mnt
S : 36,20C
RR : 26x/mnt
e. Kepala
1. Wajah
Tampak simetris, tidak ada nyeri tekan, dan

tampak meringis.
2. Rambut
Distribusi rambut merata, warna hitam.
3. Kulit Kepala
Tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri tekan
4. Mata
Simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak

ikterik, tidak tampak strabismus, tidak ada

nyeri tekan pada palpebra


5. Hidung
Simetris, tampak memakai O2 3 liter, tidak

ada lesi, tidak terdapat nafas cuping hidung.


6. Telinga
Simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak

ada lesi
7. Mulut
Mukosa bibir kering, gusi tidak ada tanda-

tanda imflamasi, karies gigi ada pada rahang

atas dan bawah, tidak ada nyeri tekan.


8. Lidah
Tampak kotor,
9. Leher
Tidak ada pelebaran vena jagularis, dan

tidak terdapat nyeri tekan.

f. Dada dan Torak


1. Inspeksi
Tampak retraksi dinding dada,

RR:26x/menit, tidak ada lesi.


2. Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, vocal fremitus

sejajar antara dektra dan sinistra.


3. Perkusi
Sonor

4. Auskultasi
Denyut jantung sama dengan denyut nadi,

bunyi jantung S1 dan S2 tunggal, terdapat

Wheezing, dan tidak ada ronchi.


g. Abdomen
1. Inspeksi
Bentuk simetris semua kuadran dan tidak

ada lesi.
2. Auskultasi
Bising usus 6x/menit.
3. Perkusi
Dulnes Timpani
Timpani Timpani
4. Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

h. Ekstremitas
1. Atas
Akral hangat, tidak ada oedem dan tidak ada

nyeri tekan
Kekuatan otot : 4 4
2. Bawah
Tidak ada oedem, terdapat nyeri tekan pada kedua

kaki
Kekuatan otot :
4 4
i. Genitalia
Terpasang Dower Cateter

11. DATA PENUNJANG


Tanggal 22-01-2014
HB :6,0 g/dl (N: 13,0-18,0)
RBC :2,04 [10^6/ul] (N: L:4,5-5,5)
GO% :0,1% (N: 0-1)
Baso% :0,1% (N:0,1)
Neutrofil :77.2% (N:50-70)
Lymph :13,0% (N:25-37)
Mono :9,6% (N: 3-8)
PLT :2,8 [10^3/ul] (N:150-400)
PDW :14,3 FL (N:9,0-13,0)
MPV :11,5 FL (N:7,2-11,1)
D-LCR :36,9% (N:15,0-25,0)
PCT :0,25% (N:0,150-0,400)
GPS :171 mg/dl (N <160 mg/dl)
Kreatinin :1,2 mg/dl (N: L:0,6-1,3)
Ureum :75 mg/dl (N: 6-26 mg/dl)
SGOT :53 mg/dl (N: <40 mg/dl)
SGPT :10 mg/dl (N: <41 mg/dl)
12. TERAPI
a. Tanggal 21-01-2014 sampai 23-01-2014
Infus : NaCl 0,9% 10 tetes/menit
Lasix : 1 A / 8 jam
Ranitidin : 1 A / 12 jam
Transfusi : Pro transfusi 3 PRC 1 kolf/hari

13. DATA SENJANG


a. Data Subyektif
Klien mengeluhkan sesak
Klien mengeluh pusing
Klien mengeluh nyeri dada
Klien mengeluh kurang nafsu makan
Klien mengeluh badan terasa lemas
Klien mengeluh nyeri pada ulu hati
Klien mengeluh nyeri pada kedua kakinya dengan

skala 4 (sedang) 1-10

b. Data Obyektif
Terpasang O2 kanul-nasal 3 liter/menit
Terdapat retraksi dinding dada
Konjungtiva anemis
Terpasang dower cateter
Kekuatan otot 4 4
4 4

ANALISA DATA

Nama :NyD Ruang: Mawar No.RM : 53-14-44

N Tgl Analisa Data Etiologi Masalah


o
1 2 3 4 5
1 21-01- Data Subjektif: Gagal pompa Pola nafas
2014 Klien mengatakan ventrikel tidak
sesak dan nyeri efektif
dada Curah jantung
menurun
Data Objektif:
Terdapat retraksi
dinding dada Odema alveoli
O2 kanul nasal
terpasang 3
ltr/mnt Sesak/gangguan
TD: 160/70 mmHg pola nafas
N : 96x/mnt
S : 36,20C
RR: 26x/mnt

2 21-01- Data Subjektif: Suplai darah Intoleransi


2014 Klien mengatakan jaringan aktivitas
pusing dan seluruh
badannya terasa Metabolisme
lemas anaerob

DataObjektif:
K/u sedang Asidosis Metabolik
TD: 160/70 mmhg
N : 96x/mnt
S : 36,2oC ATP
RR: 26x/mnt
Tampak hanya Fatigue
berbaring di
tempat tidur
Kekuatan otot
4 4

4 4
3 21-01- Data Subjektif: Curah jantung Resiko
2014 Klien mengatakan gangguan
kurang nafsu pemenuhan
makan nutrisi
Klien mengatakan Ketidakmampuan
mual dan muntah mengakomodasikan
jika masuk
makanan semua darah secara
normal kembali
Data Objektif:
Mukosa bibir dari sirkulasi
kering vena
BB : 55 kg
Konjungtiva
anemis Pembesaran vena di
Makan 2-3 sendok
abdomen
sekali makan
Turgor kulit baik
Anoreksia dan mual

B. Diagnosa keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan curah

jantung yang menurun


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

akibat curah jantung yang menurun


3. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan

Anoreksia dan mual


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. D Ruangan : Mawar


Umur : 56 Tahun No. RM : 53-14-44
NO DIAGNOSA KEP. TUNJUAN RENCANA KEP. RASIONALISASI
1 2 3 4 5
1 Pola nafas Setelah dilakukan 1. Kaji kedalaman pernafasan 1. Sebagai data awal
tidak efektif tindakan selama 3 frekuensi dan ekspansi untuk menentukan
berhubungan x 24 jam, pola nafas dada intervensi selanjutnya
dengan curah menjadi efektif
jantung yang Dengan kriteria 2. Catat upaya pernafasan 2. Penggunaan otot bantu
menurun hasil: termasuk penggunaan otot nafas akibat dari
RR normal bantu nafas penurunan o2 dalam
Tdk menggunakan tubuh yang kurang
otot bantu nafas 3. Kaji bunyi nafas tambahan 3. Mengetahui fungsi
Tidak terpasang pernafasan klien
O2 Nasal Kanul
Tidak ada suara 4. Berikan posisi semi fowler
nafas tambahan 4. Untuk menjaga ekspansi
paru yang maksimal,
sehingga sedikit
mengurangi sesak pada
5. Berikan pendidikan pada klien
klien dan keluarga tentang 5. Dapat menambah
sesak yang dialami pengetahuan keluarga
dan klien sehingga
proses perawatan klien
dapat dibantu oleh
keluarga maupun pasien

6. Kolaborasi pemberian 6. Untuk memenuhi


oksigen kanul-nasal 2 kebutuhan o2 yang
ltr/mnt tidak terpenuhi

2 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Catat frekuensi jantung, 1. Sebagai data awal


aktivitas tindakan selama 3 irama dan perubahan TD untuk menentukan
berhubungan x 24 jam, pasien selama dan sesudah intervensi selanjutnya
dengan terjadi peningkatan aktifitas
kelelahan toleransi aktivitas 2. Tingkatkan aktivitas di 2. Melatih tubuh untuk
akibat curah Dengan kriteria tempat tidur beradaptasi dengan
jantung yang hasil: kondisi sekarang
menurun TTV dalam Batas (curah jantung yang
normal menurun)
Tidak terjadi 3. Batasi aktivitas pada 3. Mengurangi kebutuhan
kelemahan dasar nyeri dan berikan energi yang terlalu
Mencapai aktivitas yang tidak banyak
peningkatan terlalu berat
toleransi 4. Jelaskan pola peningkatan 4. Memberikan pengetahuan
aktivitas aktifitas secara bertahap, pada pasien dan
Berpartisipasi dalam seperti bangun dengan keluarga sehingga
aktivitas yang posisi duduk di temapt memiliki pengetahuan
diinginkan tidur, miring kiri atau tentang masalahnya
kanan. sehingga memiliki
koping yang efektif
untuk bekerja sama
dalam perawatan

3 Resiko Setelah dilakukan 1. Kaji/catat pemasukan diet 1. Mengetahui intake dan


gangguan tindakan keperawatan output klien
pemenuhan selama 3x24 jam, 2. Untuk mencapai
nafsu makan klien 2. Berikan makanan sedikit
nutrisi kebutuhan nutrisi
kembali normal tapi sering
berhubungan
dengan Kriteria yang cukup
dengan Hasil : 3. Lingkungan yang
Anoreksia dan Mukosa bibir 3. Ciptakan lingkungan yang
mual nyaman dapat
lembab
mendukung meningkatkan nafsu
Konjungtiva
tidak anemis makan klien
Turgor kulit 4. Sajian makanan serta
baik
Tidak terjadi 4. Sajikan makanan semenarik variasinya dpat
penurunan mungkin meningkatkan nafsu
berat badan
yang berarti makan klien
5. Makanan yang hangat
dapat meningkatkan
5. Sajikan makanan yang masih
nafsu makan klien
hangat 6. Menjaga keseimbangan
nutrisi bagi klien
6. Kolaborasi dengan tim diet
dalam memberikan gizi
seimbang.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama: Ny. D Ruangan: Mawar No. RM: 53-14-44


N TANGGAL JAM NO.DX IMPLEMENTASI PARAF
O
1 2 3 4 5 6
1 21-01- 20.15 I 1. Mengkaji kedalaman pernafasan frekuensi dan ekspansi
2014 WITA dada
Respon Hasil: klien mengatakan sesak dan nyeri dada

2. Mencatat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot


bantu nafas
Respon Hasil:terdapat retraksi dinding dada

3. Mengkaji bunyi nafas tambahan


Respon Hasil:Terdapat wheezing

4. Memberikan posisi semi fowler


Respon Hasil: klien merasa nyaman dengan posisi yang
diberikan

5. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga tentang


sesak yang dialami
Respon Hasil: klien tampak mengerti tentang sesak yang
dialami oleh klien

6. Kolaborasi dalam pemberian terapi oksigen


Respon Hasil: klien menggunakan O2 3 ltr/mnt

20.30 II 1 Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama


Wita dan sesudah aktifitas
Respon Hasil:
TTV : TD : 160/70 mmhg
N : 96 x/mnt
RR : 26 x/mnt
S : 36,2 C
2 Tingkatkan aktivitas di tempat tidur
Respon Hasil:klien hanya bisa melakukan aktivitas di
tempat tidur, segala kebutuhan klien dibantu oleh anak
dan keluarganya
3 Batasi aktivitas pada dasar nyeri dan berikan
aktivitas yang tidak terlalu berat
Respon Hasil:klien mengatakan nyeri pada kedua kakinya
dengan skala 4 (sedang) 1-10
4 Jelaskan pola peningkatan aktifitas secara bertahap,
seperti bangun dengan posisi duduk di tempat tidur,
miring kiri atau kanan
Respon Hasil:klien mengatakan masih pusing dan seluruh
badannya terasa lemas

20.45 III 1. Kaji/catat pemasukan diet


WITA
Respon Hasil:klien mengaku tidak ada nafsu makan dan
mual jika masuk makanan
2. Berikan makanan sedikit tapi sering
Respon Hasil:klien merasa mual jika masuk makanan
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
Respon Hasil:klien dirawat pada ruangan yang dihuni
oleh 6 pasien
4. Sajikan makanan semenarik mungkin
Respon Hasil:klien makan makanan yang diberikan dari
rumah sakit
5. Sajikan makanan yang masih hangat
Respon Hasil:makanan yang diberikan sudah disajikan
dari rumah sakit
6. Kolaborasi dengan tim diet dalam memberikan gizi
seimbang.
Respon Hasil:klien diberikan makanan nasi dengan lauk
pauk serta buah.

2 22-01- 14.00 I 1 Mengkaji kedalaman pernafasan frekuensi dan ekspansi


2014 WITA dada
Respon Hasil: klien mengatakan masih sesak

2 Mencatat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot


bantu nafas
Respon Hasil:terdapat retraksi dinding dada

Mengkaji bunyi nafas tambahan


Respon Hasil:Terdapat wheezing

Memberikan posisi semi fowler


Respon Hasil: klien merasa nyaman dengan posisi yang
diberikan

5 Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga tentang


sesak yang dialami
Respon Hasil: klien dan keluarga tampak mengerti
tentang sesak yang dialami oleh klien

Kolaborasi dalam pemberian terapi oksigen


Respon Hasil: klien menggunakan O2 2 ltr/mnt

14.30 II 1 Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama


WITA dan sesudah aktifitas
Respon Hasil:
TTV : TD : 120/70 mmhg
N : 84 x/mnt
RR : 24 x/mnt
S : 38,4 C
2 Tingkatkan aktivitas di tempat tidur
Respon Hasil:klien hanya bisa melakukan aktivitas di
tempat tidur, segala kebutuhan klien dibantu oleh anak
dan keluarganya
3 Batasi aktivitas pada dasar nyeri dan berikan aktivitas
yang tidak terlalu berat
Respon Hasil:klien mengatakan masih nyeri pada kedua
kakinya dengan skala 4 (sedang) 1-10
4 Jelaskan pola peningkatan aktifitas secara bertahap,
seperti bangun dengan posisi duduk di tempat tidur,
miring kiri atau kanan
Respon Hasil:klien mengatakan masih pusing dan lemas
14.45 III 1. Kaji/catat pemasukan diet
WITA
Respon Hasil:klien mengaku mual berkurang, klien sudah
mulai makan bubur 2-3 sendok sekali makan dan mengaku
akan mencoba mulai memakan nasi yang diberikan oleh
rumah sakit
2. Berikan makanan sedikit tapi sering
Respon Hasil:klien makan 3x sehari dengan 2-3 sendok
sekali makan
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
Respon Hasil:klien dirawat pada ruangan yang dihuni
oleh 6 pasien
4. Sajikan makanan semenarik mungkin
Respon Hasil:klien makan makanan yang diberikan dari
rumah sakit dan bubur yang dibelikan oleh anaknya
5. Sajikan makanan yang masih hangat
Respon Hasil:makanan yang diberikan sudah disajikan
dari rumah sakit
6. Kolaborasi dengan tim diet dalam memberikan gizi
seimbang.
Respon Hasil:klien diberikan makanan nasi dengan lauk
pauk serta buah.

3 23-01- 09.30 I 1. Mengkaji kedalaman pernafasan frekuensi dan ekspansi


2014 WITA dada
Respon Hasil: klien mengatakan sesak berkurang

2. Mencatat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot


bantu nafas
Respon Hasil:terdapat retraksi dinding dada

Mengkaji bunyi nafas tambahan


Respon Hasil:Terdapat wheezing

Memberikan posisi semi fowler


Respon Hasil: klien merasa nyaman dengan posisi yang
diberikan

5. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga tentang


sesak yang dialami
Respon Hasil: klien dan keluarga tampak mengerti
tentang sesak yang dialami oleh klien

Kolaborasi dalam pemberian terapi oksigen


Respon Hasil: klien menggunakan O2 2 ltr/mnt

II 1 Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama


dan sesudah aktifitas
Respon Hasil:
TTV : TD : 120/60 mmhg
N : 78 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36,5 C
Tingkatkan aktivitas di tempat tidur
Respon Hasil:klien hanya bisa melakukan aktivitas di
tempat tidur, segala kebutuhan klien masih dibantu
oleh anak dan keluarganya
3 Batasi aktivitas pada dasar nyeri dan berikan aktivitas
yang tidak terlalu berat
Respon Hasil:klien mengatakan masih nyeri pada kedua
kakinya dengan skala 4 (sedang) 1-10
4 Jelaskan pola peningkatan aktifitas secara bertahap,
seperti bangun dengan posisi duduk di tempat tidur,
miring kiri atau kanan
Respon Hasil:klien mengatakan sudah bisa duduk sendiri
tetapi hanya sebentar-sebentar

III 1. Kaji/catat pemasukan diet


Respon Hasil:klien nafsu makannya kembali normal, klien
mengatakan sudah bisa menghabiskan porsi makanan yang
diberikan oleh rumah sakit
2. Berikan makanan sedikit tapi sering
Respon Hasil:klien makan 3x sehari dengan porsi makan
yang dihabiskan
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
Respon Hasil:klien dirawat pada ruangan yang dihuni
oleh 6 pasien
4. Sajikan makanan semenarik mungkin
Respon Hasil:klien makan makanan yang diberikan dari
rumah sakit
5. Sajikan makanan yang masih hangat
Respon Hasil:makanan yang diberikan sudah disajikan
dari rumah sakit
6. Kolaborasi dengan tim diet dalam memberikan gizi
seimbang.
Respon Hasil:klien diberikan makanan nasi dengan lauk
pauk serta buah.
EVALUASI

Nama : Ny. D Ruangan :Mawar No. RM: 53-14-44


NO TANGGAL JAM NO.DX EVALUASI
1 2 3 4 5
1 24-01- 09.30 I S: Klien mengatakan tidak sesak
2011 WITA lagi seperti kemarin (sesak
berkurang) serta nyeri dada
berkurang
O: RR:24x/mnt
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dipertahankan
1. Observasi pola nafas klien
2. Berikan posisi semi fowler
3. Berikan O2 kanul nasal jika
diperlukan sebanyak 1-2
liter/menit

2 24-01- 09.45 II S: Klien mengatakan merasa lebih


2014 Wita Baik dari hari sebelumnya
O:
K/u sedang
Kekuatan otot:

5 5
4 4
Denyut jantung: 80 x/mnt
TD: 120/80 mmhg
Klien tampak bisa bangun dan
duduk dengan sendiri di
tempat tidur
untuk kebutuhan makan dan
minum klien masih dibantu
oleh anak dan keluarganya
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
1. Observasi K/U,TTV serta
kekuatan otot
2. Motivasi klien untuk
beraktivitas di tempat
tidur sedikit demi sedikit
sesuai dengan kemampuan
klien seperti duduk dan
mengganti posisi miring
kiri dan kanan
2 24-01- 10.00 III S : klien mengatakan nafsu
2014 WITA makannya sudah kembali normal,
dan porsi makanan yang
disediakan oleh rumah sakit
dihabiskan
O :
k/u sedang
mukosa bibir lembab
turgor kulit baik
BB : 55 kg
Konjungtiva tidak anemis
Porsi makan yang disediakan
dihabiskan

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Hasil pengkajian dari kasus gagal jantung (CHF)

pada tanggal 19-09-2011 pukul 11.30 WITA adalah, untuk

data subyektif Klien mengeluhkan sesak, lemas dan

pusing. Data obyektifnya terpasang O2 kanul-nasal 2

liter/menit, menggunakan otot bantu nafas, dan kekuatan

otot (ekstremitas atas dan bawah 4).


Hasil pengkajian pada kasus tidak sama dengan

landasan teori. Pada tinjauan kasus banyak data yang

tidak muncul sperti pada landasan teori yang ada,

misalnya bunyi jantung ketiga dan keempat (S3,S4) serta

crakles pada paru-paru. S4 atau gallop atrium mengikuti

kontraksi atrium. Perbedaan ini bisa dikarenakan tingkat

keparahan penyakit yang dialami pasien. Selain itu juga

waktu pengkajian yang dilakukan penulis mempunyai rentang

waktu 6 hari dari tanggal masuk rumah sakit pasien, besar

kemungkinan pasien sudah mengalami perubahan yang lebih

baik, sehingga data yang muncul juga sedikit.


Pengkajian yang dilakuakan penulis berbedoman pada

landasan teori yang ada, sehingga data yang didapatkan

lebih terfokus.

B. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang diangakat penulis pada

kasus gagal jantung ini ada 2, yaitu pola nafas tidak

efektif dan intoleransi aktivitas.


Terjadinya pola nafas tidak efektif disebabkan

oleh gagalnya pompa ventrikel yang kemudian mengakibatkan

turunnya curah jantung, sehingga terjadi odema alveoli

yang pada akhirnya mepengaruhi pola nafas, sedangkan

intoleransi aktivitas disebabkan oleh gagalnya pompa

ventrikel yang kemudian mengakibatkan turunnya curah

jantung, sehingga suplai darah kejaringan menurun dan

secara otomatis nutrisi, O2 sel, dan metabolisme sel

menurun yang pada akhirnya pasien akan menjadi lemah dan

letih.
Apabila dibandingkan antara masalah keperawatan

landasan teori dengan tinjauan kasus, ternyata bebeda.

Pada tinjauan kasus masalah keperawatan yang diangkat ada

2, sedangkan pada landasan teori ada 6, yaitu penurunan

kardiak, intoleransi aktifitas Pola nafas tidak efektif,

kelebihan volume cairan, risiko, dan kurang pengetahuan

tentang penyakit gagal jantung. Hal ini dikarenakan

keluhan dan respon yang dirasakan klien itu sendiri.

C. Intervensi
Rancana keperawatan yang dibuat penulis sesuai

dengan diagnosa keperawatan yang sudah ditegakkan, dimana

tujuan untuk diagnosa I, setelah setelah diberikan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pola nafas

menjadi efektif dengan kriteria RR normal, tidak

menggunakan otot bantu nafas, O2 Kanul-Nasal dilepas, dan


suara nafas tambahan tidak ada. Untuk diagnosa II,

setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24

jam, pasien terjadi peningkatan toleransi aktivitas

kriteria frekuensi jantung 60-100 x/menit, TD: 120/80

mmHg, dan RR: 18-24x/menit.


Rencana keperawatan pada landasan teori dibuat

juga berdasarkan masalah yang ada dan dalam pembuatan

rencana tindakan keperawatan, penulis tetap berpedoman

pada teori yang ada dan tetap memperhatiakn kebutuhan

pasien. Rencana tindakan pada landasan teori jelas bebeda

dengan rencana tindakan pada tinjauan kasus, hal ini bisa

dilihat dari masalah keperawatan yang ada.

D. Implementasi
Tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien

berdasarkan intervensi yang sudah dibuat.


Tindakan keperawatan pada tiap harinya berubah,

ada yang kurang dan ada juga yang tetap, hal ini

dikarenakan keadaan pasien yang mualai membaik, misalnya

pada tanggal 21-09-2011 pukul 13.00 WITA untuk diagnosa

I, masalah teratasi sebagian sehingga intervensi

dilanjutkan dan untuk diagnosa II masalah teratasi

sebagian sehingga intervensi dilanjutkan juga.


Setiap selesai memberikan tindakan keperawatan,

respon pasien harus benar-benar diperhatikan, hal ini

bertujuan untuk mengetahui keadaan pasien dan untuk

menentukan tindakan keperawatan selanjutnya.

E. Evaluasi
Evaluasi dilakuakan pada hari ke empat pada

masing- masing diagnosa, yaitu pada tanggal 21-09-2011


pukul 13.00 WITA. Ini sesuai dengan tujuan dari rencana

tindakan yang telah dibuat.


Evaluasi diagnosa I, klien mengatakan tidak sesak

lagi seperti kemarin (sesak berkurang), RR:26x/mnt.

Apabila dilihat dari rencana tindakan yang telah dibuat,

maka masalah teratasi sebagian dan otomatis intervensi

dilanjutkan (Observasi pola nafas klien, berikan posisi

semi fowler, berikan O2 kanul nasal jika diperlukan

sebanyak 1-2 liter/menit.


Evaluasi diagnosa II, klien mengatakan merasa

lebih baik dari hari sebelumnya, keadaan umum sedang,

kekuatan otot (ekstremitas atas 5 dan ekstremitas bawah

4), denyut jantung 84x menit, TD 120/80 mmHg, klien bisa

bangun dan duduk dengan sendiri di tmpat tidur. Dilihat

dari rencana tindakan yang dibuat, maka masalah ini

teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan (Observasi

keadaan umum, TD, Denyut jantung, kekuatan otot, anjurkan

klien untuk beraktivitas seperti biasanya dan melatih

sedikit demi sedikit, dan ciptakan lingkungan yang

nayaman.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengkajian pada klien CHF ditemukan keluhan utama yang

muncul adalah pasien mengatakan susah bernafas.


2. Diagnosa yang muncul pada kasus ditemukan 2 masalah

utama, yaitu Pola nafas tidak efektif berhubungan

dengan curah jantung yang menurun yang di tandai

dengan sesak nafas, menggunakan otot bantu pernapasan


dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan curah

jantung menurun.

3. Intervensi pada kasus disesuaikan dengan intervensi

pada teori dan mengacu pada diagnosa yang ditemukan.

4. Implementasi keperawatan dapat dilakukan dangan baik

karena sudah di intervensikan sebelumnya, sehingga

dapat dilakukan dan menggunakan pendekatan terapeutik.

5. Hasil evaluasi didapatkan bahwa masalah teratasi

sebagian, sehingga intervensi harus dilanjutkan.

B. Saran

1. Dalam merawat Pasien dengan CHF hendaknya diperhatikan

masalah yang muncul dan harus memperhatikan prioritas

penanganan yang sesuai/ tepat.

2. Hendaknya perawat selalu melakukan pengkajian fisik

yang lengkap, sehingga dapat dilakukan penanganan yang

tepat dan sesuai dengan keadaan klein pada saat itu.

También podría gustarte