Está en la página 1de 7

ANGIOSPERMAE

Pengertian

Angiospermae merupakan kelompok terbesar tumbuhan yang hidup di daratan


bumi. Nama angiospermae diambil dari 2 kata bahasa Yunani
Kuno yaitu aggeion yang berarti penyangga atau pelindung dan sperma yang
merupakan bentuk jamak untuk biji. Dikatakan tumbuhan biji tertutup, karena bakal
biji berada dalam bakal buah yang dilindungi oleh daun buah. Tumbuhan biji tertutup
sangat penting bagi kehidupan mansuia maupun hewan, karena tumbuhan inilah yang
menyediakan hampir semua bahan makanan yang berasal dari tumbuhan.
Diperkenalkan oleh Paul Hermann tahun 1690. Angiospermae (tumbuhan berbiji
tertutup) merupakan salah satu tumbuhan berbiji (spermatophyta) selain tumbuhan
berbiji terbuka (gymnospermae) (Lakitan, 2011).

Ciri-Ciri

Tubuhnya terdiri dari bunga, daun, batang, dan akar

Akarnya berbentuk serabut/tunggang

Bakal biji tertutup oleh daun buah

Daun pipih, tulang daun beraneka ragam

Makroskofil membentuk badan yang disebut putik dengan bakal biji


didalamnya (tidak tampak)

Makrosporofil dan mikrosporofil (benangsari) terpisah atau terkumpul dalam


satu bunga
Berkas pembuluh pengangkutan ada yang kolateral terbuka, terdapat juga
yang tertutup, ada yang bikolateral

Xylem terdiri dari trakeida dan trakea

Floem dengan sel-sel pengiring

Terjadi pembuahan ganda

Alat reproduksi disebut bunga

Bentuk tulang daun bervariasi, bisa lurus, menjari, atau menyirip

Daun buah berdaging tebal

Biji terlindungi oleh bakal buah

Bentuk dan ukuran tubuh yang bermacam-macam

Daun umumnya lebar, tunggal atau majemuk

Reproduksi secara generatif dan vegetatif

Bunga mempunyai kelopak, mahkota, benang sari dan putik

Batangnya ada yang mempunyai kambium dan ada juga yang tidak
berkambium

Mempunyai pembuluh xilem yang diperkuat oleh serat dengan dinding sel
yang tebal dan berlignin
Habitat berupa pohon, herba, perdu, atau semak

Selisih waktu yang relatif pendek antara penyerbukan dan pembuahan

Batang bercabang/tidak bercabang

Terdapat bunga, tersusun dari sporofil dan bagian-bagiannya

(Sugeng, 2004).

Klasifikasi Angiospermae

Tumbuhan dikotil:

1. Euphorbiaceae (getah-getahan): contohnya karet, ubi kayu, nangka, cempedak,


puring, kemiri dan sebagainya.

2. Papilionaceae (kacang-kacangan): macam-macam kacang seperti kacang tanah,


kacang panjang, buncis, kacang hijau, dadap, turi, orok-orok dan sebagainya.

3. Solanaceae (terung-terungan): kerntang, terung, tomat, cabei, tembakau, dan


sebagainya.

4. Rutaceae (jeruk): macam-macam jeruk

5. Malvaceae (Kapas-kapasan): kapas, waru, kembang sepatu, sidaguri dan


sebagainya.

6. Rubiaceae (kelompok kopi): macam-mcam kopi, bunga Nusa endah, bunga kaca
piring dan sebagainya.

Tumbuhan Monokotil:
1. Graminae atau Poaceae (rumput-rumputan): macam-macam rumput, padi, jagung,
tebu, alang-alang dans ebagainya.

2. Palmae atau arecaceae (palem-paleman): pinang, kelapa sawit, sagu, enau, salak
dan sebagainya.

3. Orchidaceae (kelompok angrek): Macam-macam jenis angrek

4. Musaceae (pisang-pisangan): macam-macam pisang

5. Pandanaceae (pandan): Macam-macam pandan

6. Zingiberaceae (jahe-jahean): jahe, lengkuas, kunyit, dan sebagainya.

(Lakitan, 2011).

KEGUNAAN

Beberapa manfaat angiospermae dalam kehidupan manusia antara lain:


a. Bahan pangan sumber karbohidrat, contohnya Oryza sativa.
b. Bahan pangan sumber protein, contohnya Phaseolus radiates.

c. Bahan pangan sumber lemak, contohnya Cocos nucifera.


d. Bahan pangan (sayuran) sumber vitamin dan mineral, Solanum lycopersicum.
e. Bahan pangan (buah-buahan) sumber vitamin dan mineral, contohnya, Carica
papaja.
f. Bahan sandang, contohnya Gossipium sp.
g. Bahan pemberi rasa nikmat pada makanan, minuman atau lainnya. Contohnya,
Coffea sp.
h. Bahan obat-obatan, contohya, Cinchona succirubra.
i. Bahan bangunan, contohnya, Tectona grandis.
(Sugeng, 2004).

Sistem Reproduksi

Tumbuhan angiospermae dapat berkembang biak secara seksual maupun


secara aseksual. Karena banyak dimanfaatkan oleh manusia, maka jenis-jenis
tumbuhan tersebut banyak dikembangkan secara aseksual oleh manusia. Secara
alami, beberapa tumbuhan sebenarnya dapat melakukan reproduksi aseksual dengan
berbagai cara seperti dengan tunas maupun secara merunduk.
a. Oleh manusia, reproduksi secara aseksual tersebut dilakukan dengan
menggunakan organ vegetatif, seperti akar dan batang sehingga disebut reproduksi
aseksual buatan. Organ-organ vegetatif tumbuhan (akar, batang, dan daun) dapat
ditumbuhkan menjadi tumbuhan baru dengan beberapa cara. Stek merupakan salah
satu cara perkembangbiakan yang banyak dilakukan oleh manusia. Teknik ini
dilakukan dengan mengambil atau memotong bagian tubuh tumbuhan seperti akar,
batang, dan daun. Contohnya adalah pada tanaman ketela pohon, yaitu dengan stek
batang. Jika batang tersebut dipotong menjadi beberapa bagian kemudian ditanam,
maka masing-masing bagian tersebut akan tumbuh menjadi tanaman ketela pohon
yang baru. Selain dikembangbiakkan dengan stek, tumbuhan Angiospermae juga
dicangkok. Cangkok dilakukan dengan menghilangkan bagian tertentu kulit batang
dan getah tumbuhannya, kemudian ditutup dengan lumut atau serat kelapa. Setelah
bagian yang dicangkok tersebut mampu membentuk akar, bagian cangkokan tersebut
dapat dipotong dan ditanam. Stek dan cangkok merupakan cara perkembangbiakan
vegetatif tradisional. Secara modern, perbanyakan tumbuhan juga dilakukan melalui
teknik rekayasa genetika, misalnya melalui kultur jaringan dan fusi protoplas.

b. Reproduksi seksual pada Spermatophyta dimulai dengan penyerbukan atau


polinasi. Polinasi merupakan proses menempelnya serbuk sari (stamen) pada kepala
putik (stigma). Proses tersebut dapat terjadi dengan bantuan angin, air, atau hewan-
hewan penyerbuk (polinator). Contoh hewan polinator adalah lebah, kupu-kupu,
burung kolibri, kelelawar, dan lain-lain.
Karena proses perkawinannya yang jelas, yaitu didahului dengan polinasi, maka
Sebelum terjadi penyerbukan (polinasi), kepala sari yang telah masak akan membuka.
Selanjutnya, serbuk sari yang terdapat pada kepala sari tersebut akan keluar atau jatuh
dan menempel pada kepala putik. Bagian yang berperan dalam fertilisasi adalah putik
(stigma) dan benang sari (stamen). Putik terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala putik,
tangkai putik, dan ovulum. Sementara itu, benang sari terdiri dari kepala sari dan
tangkai sari.
Di dalam ovulum, terdapat megasporot yang membelah menjadi empat megaspora.
Satu megaspora yang hidup membelah tiga kali berturut-turut. Hasilnya berupa
sebuah sel besar, disebut kandung lembaga muda yang mengandung delapan inti. Di
ujung ovulum terdapat sebuah lubang (mikropil), sebagai tempat masuknya saluran
serbuk sari ke dalam kandung lembaga. Selanjutnya, tiga dari delapan inti tadi
menempatkan diri di dekat mikropil. Dua dari tiga inti disebut sel sinergid. Sementara
itu, inti yang ketiga disebut sel telur. Tiga buah inti lainnya (antipoda) bergerak ke
arah kutub yang berlawanan dengan mikropil (kutub kalaza). Sisanya, dua inti yang
disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti
diploid (2n). Inti ini disebut inti kandung lembaga sekunder. Inti kandung lembaga
yang telah masak, disebut megagametot dan siap untuk dibuahi.

Serbuk sari yang jatuh pada kepala putik yang sesuai, akan berkecambah atau
memunculkan suatu saluran kecil (buluh serbuk sari). Buluh serbuk sari semakin
tumbuh memanjang di dalam tangkai putik (stilus). Selama perjalanan buluh menuju
ovulum, inti serbuk sari membelah menjadi inti vegetatif dan inti generatif. Inti
vegetatif berfungsi sebagai penunjuk arah inti generatif dan akan melebur sebelum
sampai ke bakal biji (ovulum). Inti generatif membelah menjadi dua inti sperma yang
akan menembus ovarium (bakal buah) dan sampai ke ovulum (bakal biji). Di dalam
ovulum, inti serbuk sari (inti sperma) bertemu dengan inti sel telur, sehingga terjadi
peleburan antara kedua inti tersebut. Proses peleburan kedua inti ini, disebut
pembuahan atau fertilisasi. Inti sperma yang satu akan membuahi inti sel telur
membentuk zigot, sedangkan inti sperma lainnya membuahi inti kandung lembaga
sekunder membentuk endosperma. Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan
ganda.

Pada perkembangan selanjutnya, bakal biji akan tumbuh menjadi biji dan bakal buah
akan menjadi buah yang membungkus biji (pada beberapa spesies tumbuhan). Jika
biji ditumbuhkan di tempat yang sesuai, biji akan berkecambah dan akan membentuk
tumbuhan yang baru.

(Tjitrosoepomo, 2007).

Daftar Pustaka

Lakitan, B. 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: R Grafindo.

Sugeng. 2004. Aneka Kehidupan. Jakarta: Arena.

Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM.

También podría gustarte