Está en la página 1de 8

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2014) 1-8 1

RESERVOIR LAPANGAN PANASBUMI WAYANG WINDU


DENGAN METODE INVERSI TOMOGRAFI DARI DATA
MICROEARTHQUAKE (MEQ)
Radhiyullah Armi, Bagus Jaya Santosa
Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: radhiyullah09@mhs.physics.its.ac.id

Abstrak----Metode seismik tomografi merupakan suatu teknik Reservoir tempat sirkulasi dari fluida panasbumi. (3) Batuan
yang digunakan untuk mengungkap citra struktur bawah penudung (cap rock) yan berfungsi menghalangi hilangnya
permukaan bumi menggunakan gelombang gempa bumi.
Penelitian tomografi di lapangan panasbumi Wayang Windu
uap air. (4) Daerah recharge yang berfungsi menyuplai air
menggunakan sinar gelombang yang berasal dari injeksi fluida pada reservoir sehingga sirkulasi air dapat terus berlangsung.
pada saat proses produksi sehingga menghasilkan gelombang (5) Rekahan zona permeabel sebagai jalur sirkulasi fluida.
seismik dengan amplitude mikro. Metodologi pengolahan data Gempa mikro atau microearthquake adalah gempa bumi
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu optimasi model 1D dan
yang tidak dapat terdeteksi oleh manusia dan memiliki
penentuan lokasi sumber menggunakan metode goal function
(GF), lalu dilanjutkan dengan penentuan lokasi sumber dalam magnitude yang sangat kecil. Aktivitas gempa mikro adalah
model 3D, parameterisasi, perhitungan matriks dan inverse yang fenomena yang sering terjadi di area prospek panasbumi.
menggunakan metode iteratif LSQR. Hasil dari pengolahan data Injeksi fluida pada saat proses produksi akan menghasilkan
menunjukkan model struktur bawah permukaan yaitu distribusi tekanan yang melawan formasi batuan dan menciptakan
anomali kecepatan dan rasio Vp/Vs. Nilai rasio Vp/Vs yang rekahan hidrolik (hydraulyc fracture) [5]. Survei pasif seismik
tinggi di kedalaman 2-4 km = 1,785. Kondisi tersebut
menunjukkan suatu kemungkinan bahwa pada kedalaman
di lapangan panasbumi Wayang Windu memanfaatkan
tersebut adalah zona batuan penutup (cap rock) dari zona gelombang seismik yang dihasilkan dari rekahan hidrolik.
reservoir panas bumi Wayang. Pada kedalaman 5-8 km, Karakteristik dari reservoir lapangan panasbumi Wayang
menunjukkan distribusi Vp/Vs ratio minimum. Hal tersebut Windu dapat ditampilkan dengan menggunakan metode
mengindikasikan adanya anomali di sekitar Vp/Vs ratio yang inversi seismik tomografi. Metode ini memanfaatkan
lebih besar karena anomali di bawah permukaan yang berkaitan parameter kecepatan penjalaran gelombang P (Vp) dan
langsung dengan zona reservoir yang mana mencerminkan
gelombang S (Vs) dari gempa mikro. Pada penelitian ini,
daerah lemah (kurang padat) yang berkaitan dengan kegiatan
hidrolik fracturing dan vulkanik. diharapkan dengan menganalisa hasil pengamatan
karakteristik event microearthquake yang terekam oleh stasiun
Kata Kunci : seismik tomografi, microearthquake, Vp/Vs ratio perekaman, dapat diperoleh informasi distribusi anomali
kecepatan gelombang-P (Vp), gelombang-S (Vs) serta rasio
Vp/Vs yang merambat di bawah permukaan lapangan
I. PENDAHULUAN
panasbumi Wayang Windu.
S istem panasbumi merupakan sistem perpindahan panas
(konveksi) dari sumber panas ke permukaan dengan proses II. METODOLOGI PENELITIAN
sirkulasi air meteorik dengan atau tanpa air magmatik [1].
Survei seismik pasif dilakukan mulai tanggal 2
Provinsi Jawa Barat, Indonesia memiliki potensi sumber daya
alam panasbumi yang terbesar di Indonesia. Potensi Desember 2007 sampai dengan 13 Januari 2008 di lapangan
panasbumi di Jawa Barat mencapai 6000 MW [2]. Menurut panasbumi Wayang Windu. Event microearthquake yang
studi geologi regional, lapangan panasbumi Wayang Windu diekstrak dari deret waktu kontinyu menjadi data event gempa
terletak pada jalur Pegunungan Selatan Jawa merupakan hasil digunakan pada tahapan prosesing. Picking waktu tiba
subduksi antara Lempeng Hindia-Australia dengan Lempeng gelombang P dan S, serta penentuan lokasi awal hiposenter
Eurasia yang mulai terjadi pada zaman tersier [3]. Aktivitas ditentukan dengan menggunakan Seismological Data
vulkanis pada Gunung Wayang dan Gunung Malabar sudah Processing Package, Seisplus (Geotech Instruments, LLC,
berhenti, akan tetapi aktivitas magmatik belum berhenti Dallas), yang mana penentuan lokasi hiposenter menggunakan
sehingga masih dapat dimanfaatkan sebagai sumber algoritma HYPOPLUS.
panasbumi [4].
Penentuan lokasi sumber (Gambar 1) dan pencarian
Sistem panasbumi merupakan sistem perpindahan panas
model kecepatan 1D (Gambar 2) ditentukan dalam tiga tahap,
dari sumber panas melalui proses konveksi air meteorik
yaitu perhitungan tabel traveltime dalam model 1D, penentuan
dengan atau tanpa fluida magmatik. Pada umumnya sistem
lokasi dalam model 1D lalu kalkulasi matriks dan inversi.
panasbumi terdiri dari: (1) Sumber panas (heat source) (2)
Pada tahap perhitungan traveltime menghubungkan semua
JURNAL TEKNIK
KNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)
(2014 1-8 2

kombinasi dari kedalaman event dan jarak episenter terhadap III. HASIL DAN PEMBAHASAN
posisi receiver yang mana Z dianggap 0. Persamaan yang A. Analisa Model Kecepatan 1 Dimensi
digunakan dalam penentuan traveltime
time terhitung
Pada gambar 4.5 menampilkan hasil perhitungan model
menggunakan persamaan G. Nolet (1981) [6]. Selanjutnya
kecepatan 1 dimensi. Pada hasil tersebut melewati proses tiga
traveltime perhitungan yang didapatkan, dikoreksi elevasi
kalii iterasi yang mana menghasilkan nilai RMS 0.1307, nilai
stasiunnya. Pencarian event ini dihitung dengan menggunakan
tersebut lebih baik dibandingkan dengan nilai RMS
persamaan goal function (GF) [7], yang menghasilkan
sebelumnya yaitu 0.1360. Dari hasil penentuan model
kemungkinan lokasi sumber. Pencarian goal function
kecepatan 1 dimensi, terdapat kontras nilai kecepatan pada
menggunakan metode pencarian grid.
kedalaman 0-40 40 km. Pada kedalaman 0 km, kecepatan untuk
gelombang P (Vp) = 2.694627 km/s dan kecepatan gelombang
S (Vs) = 1.633392 km/s, lalu terjadi peningkatan nilai
kecepatan pada kedalaman 5 km, dengan Vp = 6.063570
km/sdan Vs = 3.700346 km/s. Selanjutnya terus meningkat
pada kedalaman 10 km, dengan Vp = 6.843659 km/s dan Vs =
4.195239 km/s. Sehingga penulis dapat menyimpulkan jumlah
lapisan dalam range 0-4040 km terdiri atas tiga lapisan
lapisan.

Studi Pustaka

Pengumpulan Data MEQ Lap. Wayang Windu

Penentuan Parameter,
Mode kecepatan, parameter
Picking tP dan tS lokasi, inversi

Input: -Koordinat Stasiun


-tP dan tS

Gambar 1. Persebaran event microearthquake menggunakan code


LOTOS 12 Model 1D dan lokasi
sumber gempa
Distribusi kecepatan 3 dimensi dapat didapatkan
melalui tiga tahapan, yaitu penentuan lokasi dalam model 3D Lokasi sumber gempa
dalam model 3D
dengan menggunakan algoritma ray tracing berdasarkan asas
Fermat pada minimalisasi traveltime.. Sumber gempa dan
Inversi simultan kecepatan
lokasi awal yang telah didapatkan melalui
elalui optimasi model gel-P dan gel-S dan koreksi
sumber
kecepatan 1D pada tahapan sebelumnya direlokasikan kembali
menggunakan metode 3D ray tracing (bending tracing). Anomali gel-P dan gel-S

Selanjutnya dilakukan parameterisasi


sasi grid, anomali distribusi
Model anomali kecepatan
kecepatan antara node diinterpolasikan secara linear untuk
u dalam penampang 3D

menjadi block tetrahedral.


Analisa Data

Interpretasi

Gambar 3.. Diagram alir metodologi penelitian

B. Analisa Distribusi Kecepatan 3 Dimensi


Setelah melalui tahapan parameterisasi dan inversi, jumlah
picking gelombang P menjadi 1629 dan gelombang S menjadi
989 serta jumlah event menjadi di 225. Pada gambar 5 dan
gambar 6 merupakan distribusi dari hasil inversi kecepatan
gelombang P dan gelombang S. Dari has hasil yang didapatkan,
anomali terkonsentrasi
nsentrasi pada area yang berdekatan dengan
sumur injeksi MBB-1. Sebagaiamana telah diterangkan
Gambar 2. Model kecepatan 1D
JURNAL TEKNIK
KNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)
(2014 1-8 3

sebelumnya, daerah penelitian adalah area produksi bawah permukaan


kaan hasil kegiatan tektonik [9][10
[9][10]. Anomali
panasbumi yang mana dalam periode waktu tertentu, akan Vp/Vs ratio minimum merupakan anomali di sekitar Vp/Vs
diinjeksikan air ke dalam reservoir untuk menjaga produ
produksi ratio yang lebih besar karena anomali di bawah permukaan
dari pembangkit listrik. Dan dengan tambahan recharge dari yang berkaitan langsung dengan zona reservoir yang mana
arah barat yaitu Gunung Bedil dan Gunung Wayang dan mencerminkan daerah lemah (kurang
urang padat) yang berkaitan
bagian selatan dari Gunung Windu [8]. dengan kegiatan hidrolik fracturing dan vulkanik. Umumnya
Dari distribusi kecepatan gelombang S memberikan daerah pinggiran Vp/Vs ratio minimum dikelilingi oleh pusat
pusat-
informasi bahwa pada kedalam 2000-5000
5000 m terdapat anom
anomali pusat gempa.
negatif. Hal ini sangat beralasan dikarenakan di lapangan
panasbumi Wayang Windu adalah lapangan produktif yang
beraktifitas secara berkelanjutan dalam rangka recharging
fluida. Karakter dari penjalaran gelombang P dan S adalah
sangat berbeda. Ketika suatu
uatu penjalaran gelombang melewati
medium yang bersifat fluida, maka gelombang S tidak dapat
melaluinya, sedangkan gelombang P dapat merambat pada
medium fluida.
Pada gambar 7 dan gambar 8 adalah hasil dari cross section
yang disusun pada gambar 4. Pada sayatan-sayatan
sayatan ini diatur
hingga pada kedalaman 10 km. Namun pada kedalaman 9-10
km, tidak ditemukan anomali apapun. Adapun hal ini
disebabkan kedalaman event gempa micro paling dalam
setelah perhitungan hyposenter di lapangan panasbumi
Wayanh Windu adalah 7866.703 m. Pada penampang vertikal
baik pada kecepatan gelombang P (Vs) maupun kecepatan
gelombang S (Vs), event gempa yang terjadi pada kedalaman
tertentu akan menampilkan event di penampang vertikal
dengan jarak terdekat 100 m dan jarak terjauh 2000 m secara
lateral. Penulis menemukan nilai yang relatif kecil pada model Gambar 4. Garis cross section untuk menampilkan penampang vertikal
gelombang P dan gelombang S anomali negatif pada
kedalaman sekitar 2 km. IV. KESIMPULAN
SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah
4.4 Analisa Struktur Vp/Vs
sebagai berikut:
Model tomografi yang didapatkan berdasarkan waktu
a. Event gempa micro dengan jumlah 225 dilakukan
traveltime terdiri dari model anomali
mali kecepatan gelombang
inversi secara simultan menggunakan code LOTOS 12,
P(Vs) dan S (Vs). Dari kedua model tersebut diturunkan
dengan n picking gelombang P P= 1629 dan n picking
model tomografi Vp/Vs (Gambar 9 dan 10)). Masing-masing
gelombang S= 989. Dengan batas wilayah penenlitia
penenlitian dari
ditampilkan dalam sayatan horizontal di kedalaman 0, 1, 2, 3,
107.5980 sampai 107.6584 dan dari -7.206900 sampai -
4, 5, 6, 7 dan 8 km (Gambar 10). Dari model yang didapatkan
7.123920.
menjelaskan bahwa hampir semua model menunjukkan posisi
b. Nilai rasio Vp/Vs yang tinggi di kedalaman 22-4 km =
yang sangat jelas dari nilai rasio Vp/Vs yang tinggi di
1,785 sehingga menguatkan kemungkinan pada kedalaman
kedalaman 2-4 4 km, nilai rasio Vp/Vs tertinggi adalah 1,785.
tersebut adalah zona batuan penutup (cap rock) dari zo zona
Hal ini menguatkan kemungkinan bahwa pada kedalaman 2-4 2
reservoir panas bumi Wayang Windu. Vp/Vs ratio minimum
km adalah zona reservoir panasbumi Wayang
ayang Windu. Hal ini
dapat ditemukan pada kedalaman 55-8 km. Yang merupakan
berdasarkan pada teori hubungan antara rasio Vp/Vs dengan
anomali di sekitar Vp/Vs ratio yang lebih besar karena anomali
saturasi air, bahwa semakin tinggi nilai rasio Vp/Vs semakin
di bawah permukaan yang berkaitan langsung dengan zona
tinggi pula saturasi airnya.
reservoir yang mana mencerminkan inkan daerah lemah (kurang
Namun, pada kedalaman 5-8 8 km menunjukkan nilai rasio
padat) yang berkaitan dengan kegiatan hidrolik fracturing dan
Vp/Vs yang rendah, dengan harga terendah Vp/Vs=1.695.
vulkanik. Umumnya daerah pinggiran Vp/Vs ratio minimum
Dan juga didapatkan harga anomali yang rendah untuk
dikelilingi oleh pusat-pusat gempa.
gelombang P dan anomali negatif untuk gelombang S.
Sehingga menurut studi terdahulu, anomali tersebut berkaitan
dengan keberadaan daerah lemah seperti sesar atau strukt
struktur
JURNAL TEKNIK
KNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)
(2014 1-8 4

Gambar 5. Distribusi anomali kecepatan gelombang P dalam sayatan


horizontal berurutan pada kedalaman 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 km
JURNAL TEKNIK
KNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)
(2014 1-8 5

Gambar 6. Distribusi anomali kecepatan gelombang P dalam sayatan


horizontal berurutan pada kedalaman 0, 1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 8 km
JURNAL TEKNIK
KNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)
(2014 1-8 6

Gambar 8. Distribusi anomali kecepatan gelombang S dalam


penampang vertikal

Gambar 7. Anomali kecepatan gelombang P dalam penampang


vertikal

Gambar 4.9 Distribusi nilai Poisson Vp/Vs dalam penampang


vertikal
JURNAL TEKNIK
KNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)
(2014 1-8 7

Gambar 4.10 Distribusi nilai Poisson Vp/Vs dalam penampang


horizontal berurutan pada kedalaman 0, 1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 8 km
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-8 8

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. Star Energy
Geotermal Wayang Windu yang memberikan kesempatan
untuk mengerjakan penelitian tugas akhir.

PUSTAKA
[1] Hochstein, M. P.; Browne P.R.L.,(2000) : Surface Manifestations of
Gethermal System With Volcanic. In: Encyclopedia Volcanoes, pp. 835-
855.
[2] http://www.dim.esdm.go.id, 2010
[3] Pulunggono, A., Martodjojo, S., 1994. Perubahan Tektonik Paleogen-
Neogen Merupakan Peristiwa Tektonik Terpenting di Jawa, Prosiding
Geologi dan Geoteknik Pulau Jawa, Kumpulan Makalah Seminar
Geologi dan Geoteknik Pulau Jawa Sejak Akhir Mesozoik hingga
Kuarter, Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, h.37-
61.
[4] Elfina, 2010.Studi Alterasi Hidrotermal Pada Sumur MB-1, MB-2,
MB-3, dan WR di Lapangan Panasbumi Wayang Windu Bagian Utara,
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
[5] Abrenica, A. B., Hydrothermal Alteration and Fluid Inclusion Studies
in The Northern Wayang Windu Geothermal Field, West Java,
Indonesia, Proceeding of the World Geothermal Congress, 2010.
[6] Nolet, G., 1981. Linearized inversion of (teleseismic) data, inThe
Solution of the Inverse Problem in Geophysical Interpretation,pp. 937,
ed. Cassinis, R. Plenum, New York, USA
[7] Bogie, I., Kusumah Y. I., Wisnandary, M.C., 2008. Overview of the
Wayang Windu geothermal field, west java, Indonesia.
ScienceDirect.Geothermics, 347-365
[8] Steck, L.K., Thurber, C.H., Fehler, M.C., Lutter, W.J., Robbert,
P.M., Baldrige, W.S., Stafford, D.G., dan Sessions, R. (1998):
Crust and Upper Mantle P-Wave Velocity Structure Beneath Valles
Caldera, New Mexico: Result from the James Teleseismic
Tomography Experiment, J. Geophys. Res., 103, 24.30124.320.
[9] Aki, K. dan Lee, W.H.K. (1976): Determination of Three-
Dimensional Velocity Anomalies Under a Seismic Array Using
First P Arrival Times from Local Earthquakes, A Homogeneous
Initial Model, J. Geophys. Res., 81, 23, 43814399
[10] Thurber, C. (1983): Earthquake Locations and Three-Dimensional
Crustal Structure in the Coyote Lake Area, Central California, J.
Geophys. Res., 88, B10, 82268236.

También podría gustarte